Anda di halaman 1dari 102

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY “K”

DI PUSKESMAS LEKOK

Disusun oleh :
SUKIRAH, S. Keb
NIM: 2021080499

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


HUSADA JOMBANG
TAHUN 2021-2022
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan kebidanan Pada Ny.”K” G1P0000Ab000 umur kehamilan 39+4 minggu dengan
kehamilan fisiologis di Puskesmas Lekok.

Laporan ini disusun oleh:


Nama : SUKIRAH, S. Keb

NIM : 2021080499

Telah disahkan dan disetujui pada :

Hari : ......................................................

Tanggal : ......................................................

MENGETAHUI,

Pembimbing Praktek Pembimbing Akademik

Evi Susiyanti, S.ST., M. Kes Fifi Ratna Aminati, S.ST., M. Kes

Ketua Stikes Kaprodi

Dra. Hj. Soelijah Hadi, M. Kes., MM Zeny Fatmawati, SST., M. Ph


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan kebidanan berkelanjutan Pada
Ny.”K” di Puskesmas Lekok dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan semua
pihak sehingga Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih tak lupa saya
sampaikan dengan hormat kepada :

1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M. Kes. M.M, selaku Ketua STIKES Husada Jombang
2. Zeny Fatmawati, SST., M.Ph. selaku kaprodi profesi bidan STIKES Husada Jombang
3. Evi Susiyanti, S.ST., M. Kes. selaku pempimbing praktek
4. Fifi Ratna Aminati, S.ST., M. Kes. selaku pembimbing akademik
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan asuhan kebidanan ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari
kesempurnaan.Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan selanjutnya. Semoga asuhan kebidanan ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi Mahasiswa STIKES Husada pada
khususnya.

Pasuruan

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, sehingga penilaian terhadap status kesehatan
dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting. Upaya kesehatan diantaranya dilihat
dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian
Ibu adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas di setiap
100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2015;h. 134). Kematian Bayi
merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun
waktu satu tahun (Kemenkes RI, 2015; h. 104-105). Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia tahun 1991 sampai dengan 2007 yaitu sebesar 390 per 100.000
kelahiran hidup. Namun, tahun 2012, angka kematian ibu masih tinggi sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup, angka ini sedikit menurun walaupun tidak signifikan. AKI
kembali menurun pada tahun 2015 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Dengan
AKI yang masih tinggi pemerintah melakukan program SDGs (Sustaainable
Development Goals) yaitu program kelanjutan dari MDGs (Millenium Development
Goals) yang di mulai dari tahun 2015 sampai dengan 2030. Salah satu targetnya yaitu
mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup pda
tahun 2030 (Kemenkes RI, 2015;h. 105). 2 Kematian ibu di Indonesia masih di
dominasi oleh tiga penyebab utama yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi dalam
kehamilan (27,1%), dan infeksi (7,3%).
Dengan menganggap semua ibu memiliki resiko tinggi maka dilakukan
pengawasan kehamilan atau yang dikenal dengan COC ( Continuity Of Care ). Dengan
usaha ini ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas menurun.Sedapat
mungkin wanita tersebut diberi pengertian sedikit tentang kehamilannya serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Ini berarti dalam COC harus diusahakan agar wanita hamil sampai masa nifas
sekurang – kurangnya harus semua sehat atau lebih sehat, dan jika ada kelainan harus
dideteksi secara dini dan ditangani. Oleh karena itu penulis mengambil kasus “Asuhan
Kebidanan Berkelanjutan pada Ny “K” Di Puskesmas Lekok Dengan Kehamilan
Normal di Puskesmas Lekok”.
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum


Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke
dalam proses asuhan kebidanan berkelanjutan secara nyata.
1.2.2 Tujuan khusus
Dalam melakukan asuhan kebidanan Ny. “K” dengan asuhan kebidanan
berkelanjutan, diharapkan mahasiswa mampu mengetahui tentang.
1. Mampu melakukan asuhan berkelanjutan ibu hamil pada Ny. K di Puskesmas Lekok
2. Mampu melakukan asuhan berkelanjutan ibu bersalin pada Ny. K di Puskesmas Lekok
3. Mampu melakukan asuhan berkelanjutan bayi baru lahir pada Ny. K di Puskesmas Lekok
4. Mampu melakukan asuhan berkelanjutan ibu Nifas pada Ny. K di Puskesmas Lekok
1.3 Manfaat
Bagi Penulis : Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan teori yang didapat
dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam pelaksanaan praktek
klinik.
Bagi Klien : Agar mengetahui masalah yang mungkin terjadi yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny”K”
Bagi Institusi : Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan kebidanan
berkelanjutan dan perbandingan pada penanganan kasus kebidanan
berkelanjutan.
Bagi lahan : Sebagai bahan kepustakaan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
Ny”K”.

1.4 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan penyusun dalam menyusun asuhan kebidanan ini
menggunakan metode deskriptif dalam studi kasus, yaitu menggambarkan secara nyata
tentang kondisi saat ini dengan perbandingan antara teori dengan kasus nyata. Adapun
teknik yang digunakan dalam pengumpulan data diantaranya :
1.4.1 Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dengan melihat konsep teori pada literatur yang mempunyai
hubungan dengan kehamilan fisiologis.
1.4.2 Wawancara
Pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada sasaran atau klien
tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan fisiologis.
1.4.3 Pemeriksaan Fisik
Pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.
1.4.4 Dokumentasi
Pengumpulan data dengan meninjau data yang ada pada catatan medis pasien
1.4.5 Observasi
Pemantauan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada klien.

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. “K” terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, teknik pengumpulan data,
tempat dan waktu penyusunan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Terdiri dari teori kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, manajemen asuhan
kebidanan dan pendokumentasian dengan SOAP, serta landasan hokum asuhan
kebidanan.
BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi pengkajian data, identifikasi dignosa, masalah dan kebutuhan,
antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
BAB IV PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dan Teori Kehamilan


Pengertian
1. Kehamilan adalah pertemuan sel sperma yang diikuti dengan nidasi atau konsepsi
yang diikuti dengan nidasi (Sinopsis Obstetri, 1998: 17)
2. Kehamilan adalah masa mulai dari hasil konsepsi sampai lahrnya janin, lamanya 280
hari ( 40 minggu atau 9 bulan 10 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Abdul Bari, Saifudin, 2001: 80)
3. Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus yaitu kira-kira 280 hari (40
minggu)dan tidak lebih dari 300 hari ( 42 minggu ) (Sarwono Prawiroharjo, 1999:
125)

2.2 Pembagian Kehamilan


Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian :
1. Kehamilan triwulan peertama ( antara 0 sampai 12 minggu )
2. Kehamilan triwulan kedua ( antara 12 sampai 28 minggu )
3. Kehamilan triwulan ketiga ( antara 28 sampai 40 minggu ) (Sarwono Prawirohardjo,
2006: 125)

2.3 Fisiologi Proses Kehamilan


Proses kehamilan merupakan masa rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
1. Ovulasi pelepasan ovum
2. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
3. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
4. Terjadi nidasi ( implantasi ) pada uterus
5. Pembentukan plasenta
6. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
2.4 Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda- tanda presumptive
a. Amenorea (tidak mendapat haid)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraff dan
ovulasi.
b. Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat
ditaksir umur kahamilan dan taksiran persalinan, yang dihitung dengan
menggunakan rumus dari Naegele: TTP = ( hari pertama HT + 7 ) dan ( bulan
HT + 3 )
c. Mual dan muntah ( nausea and vomiting )
1. Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama, karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit
pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
2. Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan.
3. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi
4. Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hyperemesis
5. Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
d. Ngidam
Ibu hamil sering meminta makanan dan minuman tertentu terutama pada bulan-
bulan triwulan pertama.
e. Tidak tahan suatu bau-bauan
f. Sinkope atau pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bias pingsan.Bisa
terjadi juga karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala ( sentral ) menyebabkan
( skemia susunan saraf dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini
menghilan setelah umur kehamilan 16 minggu.
g. Tidak ada selera makan
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan
timbul kembali.
h. Lelah
i. Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen
dan progesterone yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar
Mentgomeri terlihat lebih membesar.
j. Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi. Pada triwulan kedua sudah menghilang.
k. Pigmentasi kulit
1. Sekitar pipi ( chloasma gravidarum )
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit.
2. Dinding perut
Strie lividae, strie nigra, linea alba makin hitam.
3. Sekitar payudara
Hiperpigmentasi areola mamae, puting susu makin menonjol, pembuluh
darah manifest sekitar payudara.
l. Epulish
Hipertrofi gusi disebut epuli dapat terjadi bila hamil.
m. Varises atau penampakan pembuluh darah vena.
Karena pengaruh dari estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembuluh
darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan
pembuluh darah terjadi disekitar genetalis dan eksterna, kaki, dan betis dan
payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan
(Manuaba, 1998 : 125-126)
2. Tanda-tanda kemungkinan hamil
a. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.
b. Pada pemeriksaan dalam dijumpai: tanda hegar, tanda chadwicks, tanda
piscaseck, teraba ballottement.
c. Pemeriksaan terbiologis kehamilan positif, kemungkinan positif palsu
( Manuaba, 1998 : 126)
3. Tanda pasti hamil
a. Gerakan janin dalam rahim
Terlihat / teraba gerakan janin, teraba bagian – bagian janin
b. Denyut jantung janin
Didengar dengan stethoscope laenec, dicatat dan didengar dengan alat Doppler,
dicatat dengan fotoelektro kardiagram, dilihat dengan ultrasonografi.
c. Terlihat tulang-tulang janin pada foto roentgen (Rustam Mochtar, 1998 : 45)
2.5 Diagnosis Banding Kehamilan
Pembesaran perut wanita tidak selama suatu kehamilan sehingga perlu dilakukan
diagnosis diantaranya :
a. Hamil palsu
Gejala dapat sama dengan kehamilan, seperti amenorea, perut membesar, mual,
muntah, air susu keluar, dan bahkan wanita ini merasakan gerakan janin, namun
pada pemeriksaan, uterus tidak membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi
kehamilan negatif.
b. Mioma uteri
Perut dan rahim membesar, namun pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala
berbenjol-benjol. Tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda-tanda
kehamilan lainnya.
c. Krista Ovarii
Perut membesar bahkan makin bertambah besar, namun pada pemeriksaan dalam,
rahim teraba sebesar biasa. Reaksi kehamilan negatif dan tanda-tanda kehamilan lain
negatif.
d. Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin. Pada pemasangan kateter keluar
banyak air kencing.
e. Hematometra
Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan hymen imperforata, sterosis
vagina atau servik.

2.6 Perubahan Anatomik dan Fisiologis pada Wanita Hamil


a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen
dan progesterone yang kadarnya meningkat. Pembesaran disebabkan oleh hipertrofi
otot polos uterus, dan serabut-serabut kolagen yang ada menjadi higroskopik akibat
meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin.
Uterus pada wanita tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan
uterus, tumbuh secara teratur kecuali jika ada ganguan. Pada kehamilan 6 minggu
uterus membesar sebesar telur bebek, dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira
sebesar telur angsa. Pada saat ini fundus uteri telah dapat diraba dari luar, di atas
simphisis.
Pada minggu-minggu pertama istmus uteri mengadakan hipertrofi seperti
korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama membuat istmus menjadi
panjang dan lebih lunak ( tanda hegar ). Pada triwulan akhir ismus lebih nyata
menjadi bagian korpus uteri, dan berkembang menjadi segmen bawah rahim.
Servik uteri juga mengalami perubahan karena kadar estrogen yang meningkat
dan hipervaskulerisasi sehingga konsistensi servik menjadi lunak, kelenjar-kelenjar
di servik akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
b. Indung telur Ovarium
Ovulasi terhenti, masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya
uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone.
c. Vagina dan Vulva
Akibat hormone estrogen mengalami perubahan pada vagina dan vulva.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah,
agak kebiru-biruan ( livide ). Tanda ini disbut tanda Chadwick. Warna porsio pun
tampak livid. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal
ini dapat dimengerti karena oksegenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut
meningkat.
d. Dinding perut ( Abdominal Wall )
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya
serabut elastik di bawah kulit, sehingga timbul strie gravidarum. Bila terjadi
peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda, dapat
terjadi diastosis rekti bahkan hernia,kulit perut pada linea alba bertambah
pigmentasinya dan disebut linea nigra.
e. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomammotropin,
estrogen, dan progesterone, dan adanya lemak disekitar kelompok alveolus. Papilla
mammae akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti areola
mammae karena hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu
dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih, yang disebut kolostrum.
f. Volume dan Komposisi Darah
1. Volume darah meningkat sekitar 1500 ml. Peningkatan ini terdiri dari 1000
plasma dan kurang lebih 450 ml sel darah merah.
2. Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif untuk:
- Sistem vaskuler yang mengalami hipertrofi karena pembesaran uterus.
- Hidrasi jaringan ibu dan janin yaang kuat saat ibu berdiri dan berbaring.
- Cadangan cairan.
- Melindungi ibu dan janin terhadap efek terganggunya pengembalian vena
dan efek selama persalinan.
3. Usia sel darah merah yang bersirkulasi lebih rendah selama paruh terakhir
kehamilan.
4. Komposisi darah
- Terjadi peningkatan selama sel darah merah (normal 4 s/d 5,5 juta/mm3) pada
wanita yang mengkonsumsi tablet. Fe terjadi 30%-33% selama hamil aterm.
Jika tidak hanya 17%
- Meskipun eritroposis dipacu, konsentrasi Hb, eritrosit, dan hematrokit
menurun sedikit, dengan akibat viskositas darah menurun.
- Kecenderungan koagulasi lebih karena peningkatan faktor peembekuan
(VII,VIII,IX,X, dan fibrinogen) dengan akibat meningkatkan resiko
trombosis.
g. Sistem kardiovaskular
1. Ukuran jantung dan membesar karena peningkatan beban kerja jantung.
2. Jantung dapat bergeser ke atas dan ke arah kiri berputar ke depan karena tekanan
yang terus meningkat akibat perkembangan rahim.
3. Cardiac out put meningkat daarii 5-7 lt/mnt pada kehamilan tua karena
peningkatan tahap istirahat jantung dan peningkatan volume daraah.
4. Tekanan uterus pada vena cava saat hamil telentang akan terjadi penurunan
tekanan darah sistolik ≥ 300 mmHg, curah jantung, dan terjadi pusing sampai
pingsan.
5. Edema dan varises dapat terjadi karena obstruksi vena iliaka dan vena cava
inferior.
6. Pengaruh pada tekanan darah : TD menurun pada TM I, terendah pada TM II dan
mende kali akhir kehamilan dan akaan kembaali seperti TM I.
h. Sistem Imunologi
1. Dalam kehamilan terjadi peningkatan jumlah leukosit berkisar 5000 s/d 12.000
ml. Perubahaan ini meliputi peningkaatan neutropil dan daya pembunuh bakteri ;
daya tahan terhadap virus tidak berubah.
2. Tingkatan Ig A, Ig G, dan Ig M menurun, kemungkinaan karena adanya
hemodilusi.
3. Titer antibodi humoral melawan beberapa virus (herpes, campak, influensa)
menurun tetapi sebanding dengan efeek hemodilusi.
i. Sistem Neurologi
Perubahan neurologik daapat mengakibatkan :
1. Perubahan sensori pada tungkai bawah karena kompresi saraf panggul.

2. Nyeri karena lordosis menyebabkan tarikan/kompresi akar saraf.


3. Edema saraf perifer yang menyebabkan CTS.
4. Akroestesia karena tarikan pleksus brakialis.
5. Nyeri kepala akibat ketegangan.
6. Nyeri kepala ringan sampai pingsan.
7. Hipokalsemia dengan akibat kram otot/tetani.
j. Sistem Urinaria
1. Aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerolus meningkat pada awal
kehamilan 40% pada pertengahan gestasi sampai dengan akhir kehamilan
dengan mekanisme yang belum jelas.
2. Perubahan struktur ginjal akibat aktivitas dari hormonal, tekanan akibat
pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah.
3. Dinding otot polos ureter mengalaami hipertropi, hiperplasi, dan relaksasi tonus
otot. Ureter memanjang daan berkelok.
4. Sering berkemih akibat peningkatan sensifitas kandung kemih, pada TM III
BAK lebih sering karena kepala sudah masuk PAP dan menekan kandung
kemih.
k. Sistem Digestivus
Sepanjang malam ibu hamil kurang minum, sehingga tidak BAK akibatnya kadar
Beta HCG dalam darah meningkat sehingga terjadi mual Buang angin, kenbung
sendawa terjadi karena penurunan motilitas usus, menyebabkan bakteri memiliki
cukup waktu untuk menghasilkan gas, dan menelan udara.
l. Metabolisme
Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat kandungan,
payudara, dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.
1. Karbohidrat
Seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering kencing, dan
kadang kala dijumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada diabetes melitus.
2. Metabolisme lemak
Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon
somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada
payudara. Deposit lemak lainnya terdapat di badan, perut, paha dan lengan.
3. Metabolisme mineral
Kalsium : dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan
tulang-tulang terutama dalam trimester terakhir dibutuhkan 30-40
gram.
Fosfor : dibutuhkan rata-rata 2 gram / hari
Zat besi : dibutuhkan tambahan zat besi ± 800 mg, atau 30-50 mg sehari.
Air : Retensi air meningkat karena turunnya osmolaritas plasma.
Penurunan tekanan osmotik koloid menyebabkan terjadinya oedema pada akhir
kehamilan.
m. Sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas, terutama pada usia
kehamilan 32 minggu keatas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah
diafragma akibat pembesaran rahim. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih
dalam. Yang lebih menonjol adalah pernapasan dada.
n. Kelenjar endokrin
Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit
Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterio
Kelenjar adrenalin : tidak begitu terpengaruh
o. Sistem Integumen
Strie gravidarum / tanda regangan disebabkan kerja adenokortikoid. Regangan
kadang menimbulkan sensasi mirip rasa gatal. Terjadi hiperpigmentasi lat-alat
tertentu akibat hormon MSH (Melanophorre Stimulating Hormone) yang meningkat
yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Hiperpigmentasi biasa terjadi di
daerah pipi, dahi, dan hidung disebut Cloasma Gravidarum, selain itu terjadi di
aerola mammae.
p. Sistem Muskuloskeletal
1. Tulang
Perubahan titik pusat gravitasi bumi dan berat tubuh sehingga tulang vertebra
lordosis, sendi simfisis pubis menjadi lunak dan sendi sakrokoksigeal kendor.
2. Musculus
Tonus otot menurun karena pengikatan progesteron dan terjadi hipertrofi otot
sehingga uterus membesar.
2.7 Perubahan Psikologis pada Wanita Hamil
Kehamilan pada umumnya dianggap sebagai krisis dengan titik akhir yang jelas ketika
bayi dilahirkan. Kehamilan merupakan suatu transisi antara kehidupan sebelum anak
dilahirkan dan kehidupan setelah anak lahir.
1. Trimester I
a. Sebagian wanita mengalami kegembiraan karena mereka telah menyesuaikan diri
untuk membentuk hidup baru.
b. Calon ibu tidak merasa sehat benar dan umumnya mengalami depresi.
c. Karena emosi dan tubuh seharusnya berhubungan, perubahan fisik dapat
mempengaruhi emosi.
d. Ibu bersifat ambifalen, meskipun kehamilan yang direncanakan.
2. Trimester II
a. Biasanya lebih menyenangkan, telah menerima kehamilan dan dapat
menggunakan pikiran serta energi lebih konstruktif. Terjadi quickening ketika
ibu merasakan gerakan janin pertama kali menyababkan calon ibu memiliki
dorongan psikologis yang benar.
b. Lebih tenang, beradaptasi, sudah mulai menerima kehamilan
3. Trimester III
a. Ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi.
b. Sekitar bulan ke-8 terdapat periode tidak semangat dan depresi,
ketidaknyamanan bertambah.
c. Kekhawatiran bertambah karena takut lahir cacat / tidak normal.
d. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergantung pada persepsinya
dan persiapannya (Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, 1996)

2.8 Ketidaknyamanan Umum dalam masa Kehamilan dan Penanganannya


a. Rasa mual muntah
Penyebab: peningkatan hormon esterogen dan pengeluaran asam lambung akan
memicu terjadinya mual dan muntah.
Penanganan:
1. Makan sedikit-sedikit tetapi sering
2. Makan biskuit atau roti sebelum bangkit dari tempat tidur
3. Hindari makan berminyak
4. Bangun dari tempat tidur perlahan-lahan dan jangan langsung bergerak
b. Konstipasi
Penyebab: peningkatan hormon progesteron menyebabkan kontraksi usus melemah
sehingga penyerapan air di kolon semakoin lama
Penanganan :
1. Banyak makan makanan berserat seperti buah dan sayur
2. Banyak minum air putih
3. Segera buang air besar jika ada gangguan
4. Istirahat yang cukup
5. Buang air besar teratur
6. Senam
c. Nocturia
Penyebab :
Trimester I : Penekanan uterus yang semakin membesar ke kandung kemih
Trimester III : Kepala sudah masuk pintu atas panggul sehingga menekan kandung
kemih
Penanganan :
1. Kosongkan kandung kemih jika ada gangguan.
2. Perbanyak minum pada siang hari.
3. Batasi minum dengan bahan diuretik alami, seperti kopi, teh, cola, daan cafein.
d. Hipersalivasi
Penyebab : Peningkatan hormon esterogen dan pengeluaran asam lambung
Penanganan : Menghisap gula-gula agar ludahtidak terus-terusan dikeluarkan.
e. Oedem
Penyebab : Tekanan pada pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk atau
pada vena cava inferior ketika berbaring.
Penanganan :
1. Hindari posisi tegak untuk terlalu lama.
2. Hindari kaos kaki yang terlalu ketat.
3. Angkat kaki ketika duduk atau isstirahaat
4. Sering latih kaki untuk ditekuk saat duduk aataau berdiri.
f. Sesak napas
Penyebab : uterus yang membesar menekan diafragma
Penanganan :
1. Secara periodik berdiri dan merentangkan lengan diatas kepala serta menarik
napas panjang.
2. Mendorong postur tubuh yang baik menggunakan intercostal breating (bernapas
antar rusuk)
3. Mengatur laju dan dalamnya pernapasan pada kecepatan normal ketika sadar
akan perlunya hiperventilasi.

2.9 Konsep Antenatal Care


a. Definisi
Antenatal care adalah penagwasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan
keshatan mental dan fisik ibu hamil sehiungga mampu menghadapi persalinan, masa
nifas, persiapan laktasi dan kembalinya kesehatan reproduksi ( Manuaba, 1998 )
b. Tujuan Pengawasan Antenatal
Tujuan Umum :
Mengenali seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas.
Tujuan Khusus :
1. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas.
2. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin
3. Menyiapkan psikologi ibu untuk menghadapi persalinan
4. Menyiapkan fisik ibu untuk menghadapi persalinan
5. Menurunkan angka morbiditas ibu dan anak
6. Memberikan nasehat tentang cara hidup sehari-hari, kehamilan, persalinan, dan
nifas.
c. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
- Pada trimester I sebelum minggu ke-14 : 1 kali
Kunjungan I :
1. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan
2. Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum mengancam jiwa
3. Mendorong perilaku yang sehat ( nutrisi, kebersihan, istirahat )
- Pada trimester II sebelum minggu ke-28 : 1 kali
Kunjunagn II : sama dengan trimester I ditambah kewaspadaan, pantau tekanan
darah, kaji oedema, periksa urineuntuk protein urine.
- Pada trimester III antara minggu ke-26-36 : 1 kali
Kunjungan III : sama dengan trimester I dan II ditambah palpasi abdomen untuk
deteksi gemeli.
- Pada trimester IV setelah minggu ke- 36
- Kunjungan IV : sama dengan Trimester I, II, III ditambah deteksi letak bayi
yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit
(Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal, 2000)

2.10 Konsep Pemeriksaan Pengawasan


a. Anamnesa
Data biologis, keluhan hamil, fisiologis, patologis ( abnormal )
b. Inspeksi dan pemeriksaan fisik diagnostic
Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan legeartis : tekanan darah, nadi, suhu,
pernapasan, jantung, paru-paru, dan sebagainya.
c. Perkusi
Tidak begitu banyak artinya, kecuali bila ada sesuatu indikasi
d. Palpasi
1. Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi
dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil. Dengan
sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan abdomen
dan payudara.
2. Palpasi perut untuk menentukan ;
Besar dan konsistensi rahim, bagian-bagian janin, letak, presentasi, gerakan
janin, kontraksi rahim Braxton-Hicks dan His.
3. Cara palpasi ada bermacam-macam :
Menurut Leopold dengan variasi, menurut Knebel, menurut Budin dan menurut
Ahfeld.

e. Auskultasi
Digunakan stethoscope monoral (stetoscope obstetri ) untuk mendengarkan denyut
jantung janin. Yang dapat kita dengarkan adalah :
1. Dari janin
DJJ pada bulan ke 4-5, bising tali pusat, gerakan dan tendangan janin
2. Dari ibu
Bising rahim, bising aorta, peristaltic usus.
f. Pemeriksaan dalam
Vaginal toucher ( VT ), Rectal toucher ( RT )
g. Pemeriksaan psikologis
Kejiwaan dalam menghadapi persalinan
h. Pemeriksaan Laboratorium
1. Laboratorium rutin
Darah lengkap, urine lengkap, tes kehamilan
2. Laboratorium khusus
Pemeriksan torch, pemeriksaan serologis, pemeriksaan fungsi hati dan ginjal,
pemeriksaan protein darah, pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan faktor
Rh, pemeriksaan air ketuban, pemeriksaan infeksi hepatitis ibu / bayi,
pemeiksaan infeksi AIDS.
i. Diagnosis Kehamilan
1. Kehamilan normal
Tanpa keluhan, hasil pemeriksaan laboratorium baik.
2. Kehamilan denga resiko
Tinggi / sangat tinggi, yang meragukan, dan rendah
3. Kehamilan disertai penyakit ibu yang mempengaruhi janin
4. Kehamilan disertai komplikasi
5. Kehamilan dengan nilai nutrisi kurang
6. Diagnostik diferensial : amenorea skunder, pseudocyesis, tumor ginekologi
j. Pemeriksaan Rontgenologik
Pemeriksaan rontgenologik dipakai sebagai penunjang diagnostic bila terdapat
keragu-raguan pada pemeriksaan obstetric. Misalnya pada wanita yang terlalu
gemuk ( obesitas ), penderita yang tidak tenang ( nervous ), dan dinding perut yang
tegang.
Untuk diagnosa kehamilan positif, bolah dilakukan pada kehamilan 4-5 bulan dan
akan tampak tulang-tulang janin.
k. Pemeriksaan laboratorium
Ibu hamil hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya sekurang-kurangnya 2 kali
selama kehamilan, sekali pada permulaan dan sekali lagi pada akhir kehamilan.
l. Ultrasonografi
Dibandingkan dengan pemeriksaan rotgen, USG tidak berbahaya untuk janin, karena
memakai prinsip dasar ( bunyi ), Jadi, boleh dipergunakan pada kehamilan muda.
Pada layer dapat dilihat letak, gerakan, dan gerakan jantung janin (Rustam Mochtar,
1998)
2.11 Pemeriksaan Tuanya Kehamilan
1. Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
a. Sebelum bulan ketiga fundus uteri belum dapat diraba dari luar
b. Akhir bulan III ( 12 minggu ) 1-2 jari diatas symphisis
c. Akhir bulan IV ( 16 minggu ) pertengahan antara symphisis dan pusat
d. Akhir bulan V ( 20 minggu ) 3 jari bawah pusat
e. Akhir bulan VI ( 24 minggu ) setinggi pusat
f. Akhir bulan VII ( 28 minggu ) 3 jari atas pusat
g. Akhir bulan VIII ( 32 minggu ) pertengahan procesus xypoideus dan pusat
h. Akhir bulan IX ( 36 minggu ) sampai arcus costarum atau 3 jari bawah procesus
xypoideus.
i. Akhir bulan X ( 40 minggu ) pertengahan antara procesus xypoideus dan pusat.
2. Menurut Mc. Donald

TFU dalam cm
Tuanya kehamilan dalambulan=
2,5 cm

TFU dalam cm UK dalam bulan

20 5

23 6

26 7

30 8

33 9
2.2 KONSEP PERSALINAN
2.2.1 Definisi
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat
hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Mochtar,
1998 : 91)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, 1998 : 151)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. (Saifuddin, 2002 : 180)
2.2.2 Bentuk Persalinan
a. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan dari luar.
c. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
jalan rangsangan.
2.2.3 Sebab-sebab Yang Menimbulkan Persalinan
a. Teori penurunan hormonal
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron. Progesteron sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kesenjangan pembuluh darah sehingga timbul his.
b. Teori plasenta menjadi tus
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebakan
kekejangan pembuluh darah, hal itu akan menyebabkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,
sehingga mengganggu sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus frankenhauser) bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
1. Ganggang laminaria: beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frankenhauser.
2. Amniotomi: pemecahan ketuban.
3. Oksitosin drip: pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus. (Mochtar,
1998 : 92)
2.2.4 Tanda-tanda Permulaan Persalinan
a. Lightening/ setting/ dropping yaitu kepala turun memasuki PAP terutama pada
primigravida – pada multi para tidak begitu terlihat.
b. Perut kelihatan makin melebar, fundus uteri menurun.
c. Perasaan sering-sering/ sudah kencing (pola kisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian bawah rahim.
d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi.
e. Kontraksi lemah dari uterus disebut falselabot pains.
f. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody show) (Mochtar, 1998 : 93)
2.2.5 Tanda-tanda Inpartu
a. Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.

b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
2.2.6 Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Persalinan
Kekuatan mendorong janin keluar (power).
1. HIS (kontraksi uterus).
2. Kontraksi otot-otot dinding perut.
3. Kontraksi diafragma.
4. Ligamentum action terutama ligamentum retundum (Mochtar, 1998 : 93)
2.2.7 Mekanisme Persalinan
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Kala pembukaan dibagi dalam 2 fase :
1. Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm
berlangsung 7-8 jam.
2. Fase aktif
Berlangsung dalam 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
- Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
- Periode dilatasi maximal: selama 2 jam pembukaan berlangsung sampai 9
cm.
- Periode deseleasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm/ lengkap.
b. Kala II
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira
2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadilah tekanan-tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektonis
menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rectum ibu merasa seperti
mau BAB, dengan tanda anus membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perineum menegang. Dengan his mengedan yang
terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan bayi. Pada kala II primi
: 1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
d. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.
Dalam waktu 1-2 menit seluruh plasenta terlepas terdorong ke vagina dan lahir
spontan/ dengan sedikit dorongan dari atas sympisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
e. Kala IV (Observasi)
Adalah pengawasan selama 2 jam, selama 1 jam setelah bayi lahir dan cek jalan
lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya pendarahan post
partum (Mochtar, 1998 : 94-97)
2.2.8 Partograf
Adalah alat yang dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu
petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam pelaksanaan.
a. Fase aktif (pembukaan 4)
Petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :
1. DJJ tiap 30 menit (normalnya 120-160 x/menit).
2. Warna dan adanya air ketuban
U : ketuban utuh.
J : ketuban pecah dan jernih.
D : ketuban pecah dan bercampur darah.
M : ketuban pecah dan bercampur mekonium.
K : ketuban pecah dan tidak ada air ketuban.

3. Molase
0 : sutura terpisah.
1 : sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak).
2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki.
3 : sutura tumpang tindih tetapi tidak dapat diperbaiki.
4. Pembukaan serviks
Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (x).
5. Penurunan.
Mengacu pada bagian kepala yang teraba diatas sympisis pubis.
6. Waktu
7. Jam
8. Kontraksi
9. Oksitosin
10. Obat yang diberikan
11. Nadi, tekanan darah, suhu
12. Protein, asetan dan volume urin (Saifuddin, 202 : N-12)
2.3 Konsep Nifas
2.3.1 Pengertian Masa Nifas
Nifas adalah waktu mengenai perubahan besar yang berjangka pada periode
transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan dan
tanggung jawab dalam keluarga (Depkes, 2002 ).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari,namun secara keseluruhan
akan pulih dalam waktu 3 bulan (Yetti Anggraini, 2010: 1).
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Mochtar, 1998: 315 ).
Masa nifas adalah periode pasca pessalinan (post partum) ialah masa waktu
antara kelahiran plasenta dan membrane yang menandai berakhirnya periode intra
partum sampai waktu menuju kembalinya system reproduksi wanita tersebut ke
kondisi tidak hamil.
2.3.2 Etiologi
Menurut Dewi Vivian, Sunarsih (2013), Etiologi Post Partum dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Post Partum Dini
Post Partum Dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir
dan hematoma
2. Post Partum Lambat
Post Partum Lambat adalah tertinggalnya Sebagian plasenta, subinvolusi di
daerah insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria

2.3.3 Tanda dan Gejala


Tanda – Tanda Bahaya Pada Masa Nifas
a. Perdarahan lewat jalan lahir
b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
c. Demam lebih dari dua hari
d. Bengkak di muka, tangan dan kaki mungkin dengan sakit kepala dan kejang -
kejang
e. Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit
f. Mengalami gangguan jiwa (sumber: Protap untuk kebidanan buku 1, 2018)

2.3.4 Dampak
Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian
faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal. Beberapa hal yang
berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara lain:
1. Nafsu Makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk
mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari
sebelum faal usus kembali normal.
2. Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.
3. Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus
otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum,
diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan,
dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir (Damai, 2017).
A. Perubahan Sistem Urinarius
Pada pasca persalinan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan
penurunan fungsi ginjal. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan
dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Hal yang berkaitan dengan
fungsi sistem perkemihan, antara lain:
1. Hemostatis Internal
2. Keseimbangan Asam Basa Tubuh
3. Pengeluaran sisa Metabolisme
Hal yang menyebabkan kesulitan Buang Air Kecil pada ibu post partum,
antara lain:
1. Adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga terjadi
retensi urin.
2. Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang
teretensi dalam tubuh, terjadi selama 2 hari seelah melahirkan
3. Depresi dan Sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan
spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga
menyebabkan miksi (Damai, 2017).
B. Perubahan Sistem Endokrin
Hormon-hormon yang berperan pada proses ini adalah:
1. Hormon Plasenta
Hormon ini menurun secara cepat pasca persalinan yang menyebabkan
kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10%
dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan
mamae pada hari ke-3 post partum
2. Hormon Pituitary
Hormon ini terdiri dari hormon prolaktin, FSH,dan LH. Hormon
Prolaktin darah meningkat dengan cepat,pada wanita tidak menyusui
menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon ini berpran dalam pembesaran
payudara untuk merangsang produksi susu
3. Hipotalamik Pituitary Ovarium
Akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita
yang menyusui maupun yang tidak menyusui.
4. Hormon Oksitosin
Disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Bekerja terhadap otot
uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon
oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan
kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat
merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat
membantu involusi uteri.
5. Hormon Estrogen dan Progesteron
Hormon Estrogen yang tinggi, memperbesar hormon anti diuretik yang
dapat meningkat volume darah. Sedangkan hormon progesteron
mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangangan dan
peningkatan pembuluh darah (Damai, 2017).
C. Perubahan Sistem Musculoskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah persalinan. Pembuluh-
pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan
terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta
dilahirkan.
Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat
genetalia, serta otot-otot dinding perut dan dasar panggul, dianjurkan untuk
melakukan latihan-latihan tertentu (Nurul Janah, 2017).
D. Perubahan Tanda-tanda Vital
1. Suhu Badan
Dalam 24 jam postpartum suhu badan akan meningkat sedikit (37,5 0c-
380c) sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan,
dan kelelahan.
2. Nadi
Denyut nadi normal orang dewasa 60-80 kali/menit. Denyut nadi ibu
postpartum biasanya akan lebih cepat.
3. Tekanan Darah
Tekanan Darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan akan lebih
rendah setelah melahirkan karena ada pendarahan atau yang lainnya.
4. Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi.
Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya
kecuali bila ada gangguan khusus pada saluran cerna (Nurul Janah,
2017).

2.3.5 Permasalahan
Masalah dan Komplikasi
a. Sakit kepala berlebihan, nyeri episgastrium, dan penglihatan kabur
b. Demam, muntah , rasa sakit saat berkemih
c. Bendungan payudara/mastitis
d. Tidak nafsu makan dalamwaktu lama
e. Merasa tidak bisa merawat dirinya dan bayinya
f. Perdarahan (memerlukan 2 softek dalam 30 menit)
g. Uterus lembek (kontraksi uterus jelek)

2.4 Konsep Bayi Baru Lahir


2.4.1 Pengertian dasar Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Masa
neonatal merupakan masa yang masih sangat rentan, maka dari itu sebagai tenaga
kesehatan harus benar-benar melakukan pengawasan terhadap bayi baru lahir
(sulistawati, 2012)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dengan berat badan 2000-4000 gram, nilai APGAR ≥7 dan tanpa cacat bawaan
(Depkes RI, 2012)
Bayi baru lahir normal adalah bayi dengan berat badan lahir antara 2000-4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat
bawaan) yang berat (Saputra Lyndon, 2014)
Bayi baru lahir adalah bagian dari neonatus yaitu individu yang sedang bertumbuh
yang baru mengalami trauma kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan
intrauterine ke kehidupan ekstrauterin (Setyowati, 2011)

2.4.2 Etiologi
Menurut Yanti (2010:4-5) Mulainya Persalinan disebabkan oleh: 1) Penurunan
Kadar Progesteron repository.unimus.ac.id Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot
rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot Rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesterone san estrogen di dalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan progesterone menurun sehingga timbul his; 2) Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-
otot rahim; 3) Keregangan Otot-otot Seperti halnya dengan kandung kencing dan
lambung bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi
untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan Rahim, maka dengan majunya
kehamilan makin teregang otot- otot Rahim makin rentan; 4) Pengaruh Janin Hypofise
dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh karena pada
anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa; 5) Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua disangka menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan.Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau
E2 yang diberikan secara intravena, intra adan extramnial menimbulkan kontraksi
myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu
hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.

2.4.3 Tanda dan Gejala


a. Ciri-ciri Umum Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Panjang badan : 48 - 52 cm
2. Berat badan : 2500 - 4000 gram
3. Lingkar kepala :
Circumferential suboccipito bregmatica : 32 cm
Circumferential fronto occipitalis : 34 cm
Circumferentia mento occipitalis : 35 cm
4. Lingkar dada : 30 - 38 cm
5. Masa kehamilan : 37 - 42 cm
6. Denyut jantung
Pada menit-menit pertama 180 x/menit, kemudian turun menjadi
120x/menitpada saat bayi berumur 30 menit
7. Respirasi
Pada menit-menit pertama cepat, yaitu 80 x/menit kemudian turun menjadi 40
x/menit
8. Kulit
Berwarna kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi verniks kaseosa
9. Kuku : agak panjang dan lemas
10. Eliminasi
Eliminasi baik urin dan meconium keluar dalam 24 jam pertama
11. Suhu : 36,5 - 370C
12. Refleks
Reflex menghisap dan menelan, reflex moro, reflex menggenggam sudah baik.
Jika dikagetkan bayi akan memerlihatkan gerakan seperti memeluk (reflex
morro), jika diletakkan suatu benda di telapak tangan bayi akan menggenggam
(grasping reflex)
13. Genetalia
1) Perempuan : labia mayora sudah menutupi labia minora
2) Laki-laki : testis sudah turun dalam skrotum (Saputra Lyndon, 2014)
b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perubahan Fungsi Kehidupan Intrauterin ke
Kehidupan Ekstrauterin
1. Faktor maturasi
Masa gestasi dari bayi baru lahir berhubungan erat dengan persiapan fetus dari
intrauterine ke ekstrauterin
2. Faktor adaptasi
Kemampuan janin dalam menyesuaikan diri dari intrauterine ke ekstrauterin
3. Faktor toleransi
Kemampuan bayi mentolerir, menghadapi hal-hal yang sebetulnya berbahaya
(Sulistyawati, 2011)

2.4.4 Dampak
Faktor-faktor yang Memengaruhi Perubahan Fungsi Kehidupan Intrauterin ke
Kehidupan Ekstrauterin
1. Faktor maturasi
Masa gestasi dari bayi baru lahir berhubungan erat dengan persiapan fetus dari
intrauterine ke ekstrauterin
2. Faktor adaptasi
Kemampuan janin dalam menyesuaikan diri dari intrauterine ke ekstrauterin
3. Faktor toleransi
Kemampuan bayi mentolerir, menghadapi hal-hal yang sebetulnya berbahaya
(Sulistyawati, 2011)
Perubahan-perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir
1. Perubahan Sistem Pernafasan
Perubahan yang terjadi pada sistem pernafasan adalah selama dalam kandungan,
janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah pelepasan
plasenta yang tiba-tiba pada saat kelahiran, adaptasi yang sangat cepat terjadi untuk
memastikan kelangsungan hidup (Saputra Lyndon, 2014)
Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan mengalami penekanan yang tinggi
pada toraksnya dan tekanan ini hilang tiba-tiba setelah bayi lahir. Proses mekanis ini
menyebabkan cairan yang ada di dalam paru-paru hilang karena terdorong ke bagian
porifer paru untuk kemudian di absorbs. Karena testimulus oleh sensor kimia, suhu,
serta mekanis akhirnya bayi memulai aktivitas nafas untuk pertama kali.
Tekanan intratoraks yang negative disertai dengan aktivitas nafas yang pertama
memungkinkan adanya udara masuk ke dalam paru-paru. Setelah beberapa kali nafas
pertama, udara dari luar mulai mengisi jalan nafas pada trakea dan bronkus, akhirnya
semua alveolus mengembang karena terisi udara (Walyani, dkk 2016)
Upaya bernafas pertama seorang bayi adalah untuk mengeluarkan cairan dalam
paru dan mengembangkan jaringan alveolus paru. Agar alveolus dapat berfungsi,
karena terdapat cukup surfaktan dan aliran darah ke paru. Produksi surfaktan dimulai
pada usia 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru matang
sekitar 30-40 minggu kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru
dan membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir
pernafasan (Desidel dkk, 2011)
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 10 detik pertama
sesudah lahir. Rangsangan gerakan pernafasan pertama terjadi karena beberapa faktor
yaitu:
a. Stimulasi mekanik
Karena tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati jalan lahir. Tekanan ini
menyebabkan cairan di dalam paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80-100
ml) berkurang sebanyak ½ nya sehingga cairan tersebut diganti udara
b. Stimulasi kimiawi
Penurunan PaO2 (dari 80 ke 15 mmHg). Kenaikan PaCO2 (dari 40 ke 70 mmHg)
dan penurunan Ph merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus
c. Stimulasi sensorik
d. Adanya rangsangan suhu dingin mendadak pada bayi saat meninggalkan
suasana hangat pada uterus dan memasuki udara luar yang relative lebih dingin.
Perubahan suhu yang mendadak ini akan merangsang impuls sensoris di kulit
yang kemudian disalurkan ke pusat respirasi.
e. Reflex deflasi hearing breur
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk:
-Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
-Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali (Saputra
Lyndon, 2014)
2. Perubahan Sistem Peredaran Darah
a. Sistem perifer lambat, yang menyebabkan akrosianosis (pada tangan, kaki dan
sekitar mulut)
b. Denyut nadi berkisar 120-160 x/menit saat bangun dan 100 x/menit saat bayi
sedang tidur
c. Berbagai perubahan anatomi berlangsung setelah lahir. Beberapa perubahan
terjadi dengan cepat, dan sebagian lagi terjadi seiring dengan waktu. Perubahan
sirkulasi janin ketika lahir:
Tabel 2.1 Perubahan sirukulasi janin ketika lahir
Struktur Sebelum lahir Setelah lahir

Vena umbilikalis Membawa darah Menutup, menjadi


arteri ke hati dan ligamentum teres
jantung hepatis

Arteri umbilikalis Membawa darah Menutup menjadi


arteri avenosa ke ligamentum
plasenta venosum

Duktus venosus Pirau darah arteri Menutup, menjadi


ke dalam vena cava ligamentum
inferior arteriosum

Foramen ovale Menghubungkan Biasanya menutup,


arteri kanan dan kiri kadang-kadang
terbuka

Paru-paru Tidak mengandung Berisi udara dan


udara dan sangat disuplai darah
sedikit mengandung dengan baik
darah berisi cairan

Arteri pulmonalis Membawa sedikit Membawa banyak


darah ke paru darah ke paru

Aorta Menerima darah Menerima darah


dari dua ventrikel hanya dari ventrikel
kiri

Vena cafa inferior Membawa darah Membawa darah


vena dari tubuh dan hanya dari atrium
darah arteri dari kanan
plasenta

d. Rata-rata tekanan darah adalah 80/46 mmHg dan bervariasi sesuai dengan ukuran
dan tingkat aktivitas bayi
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan tekanan
oksigen. Sebaliknya, tekanan karbondioksida akan mengalami penurunan. Hal ini
mengakibatkan terjadinya penurunan resistensi pembuluh darah dan arteri
pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus tertutup. Setelah tali
pusat dipotong, aliran darah dari plasenta terhenti dan foramen ovale tertutup
(Sondakh, 2013).
e. Nilai hematologi normal pada bayi
Tabel 2.2 Nilai Hematologi
Parameter Kisaran normal

Hemoglobin 15-20 g/dL

Sel darah merah (eritrosit) 5,0-7,5 juta/mm3

Hematokrit 43% - 61%

Sel darah putih (leukosit) 10.000-30.000/mm3

Neutrophil 40% - 80%

Eosinophil 2% - 3%

Limfosit 2% - 10%

Menosit 6% - 10%

Sel darah putih yang 3% - 10%


matur

Trombosit 100.000-280.000/mm3

Retikulosit 3% - 6%

Volume darah Pengleman tali pusat dini : 78 ml/kg


Pengleman tali pusat lambat: 98,6
ml/kg
Hari ketiga setelah pengkleman tali
pusat dini : 82,3 ml/kg
Hari ketiga setelah pengkleman tali
pusat lambat : 92,6 ml/kg

3. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh


Ketika bayi baru lahir, ia berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah
daripada suhu di dalam kandungan ibu. Agar tetap hangat, bayi baru lahir dapat
menghasilkan panas melalui gerakan tungkai dan dengan stimulasi lemak coklat.
Namun, jika lingkungannya terlalu dingin bayi rentan mengalami kehilangan panas
karena mekanisme pengaturan suhu tubuhnya belum berfungsi sempurna. Oleh karena
itu, jika tidak dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh, bayi baru lahir
dapat mengalami hipotermia (Saputra Lyndon, 2014)
Simpanan lemak coklat sudah tersedia pada bayi saat dilahirkan, tetapi suhu
tubuh bayi menurun lebih banyak energy yang digunakan untuk memproduksi panas
ketika diperlukan saja. Lemak coklat diproduksi dibawah bahu, dibelakang sternum di
leher sekitar ginjal dan kelenjar supra renal (Sulistyowati, 2011)
Hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir ke lingkungannya dapat terjadi
dalam beberapa mekanisme, yaitu sebagai berikut:
a. Konduksi
b. Konduksi adalah pemindahan panas dari suatu objek ke objek lain melalui kontak
langsung. Melalui proses ini, panas dari tubuh bayi berpindah ke objek lain yang
lebih dingin yang bersentuhan langsung dengan kulit bayi. Contohnya : meja,
tempat tidur, timbangan, tangan penolong yang dingin
c. Konveksi
Hilangnya panas melalui konveksi terjadi ketika panas dari tubuh bayi berpindah
ke udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di
dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Contohnya:
kipas angina, pendingin ruangan (AC)
d. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas antara dua objek dengan suhu berbeda tanpa
saling bersentuhan. Kehilangan panas melalui radiasi terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendh dari
suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung). Contoh: bayi dibiarkan dalam ruangan dingin tanpa diberi pemanas,
bayi dibiarkan dalam keadaan telanjang, bayi ditidurkan berdekatan dengan
bagian ruangan yang dingin
e. Evaporasi
Evaporasi adalah proses perpindahan panas dengan cara mengubah cairan
menjadi uap. Evaporasi merupakan jalan utama bayi kehilangan panas,
kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan
tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri, karena setelah lahir tubuh bayi tidak segera
dikeringkan. (Saputra Lyndon, 2014)
Tiga faktor utama yang paling berperan dalam kehilangan panas tubuh bayi:
a. Luas permukaan tubuh bayi
b. Pusat pengaturan suhu tubuh yang belum berfungsi secara sempurna
c. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas (Walyani
dkk, 2016)
Kehilangan panas pada tubuh bayi baru lahir dapat dicegah dengan cara antara lain:
a. Mengeringkan bayi dengan seksama, kecuali bagian tangan, verniks kaseosa tidak
perlu dibersihkan
b. Menyelimuti bayi dengan selimutatau kain bersih dan hangat
c. Menutupi bagian kepala bayi
d. Menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya, kontak kulit dengan
kulit akan membantu perpindahan panas tubuh ibu ke bayi
e. Menunda menimbang atau memandikan bayi baru lahir, bayi baru lahir
sebaliknya memandikan (sedikitnya) enam jam setelah lahir. Memandikan bayi
dalam beberapa jam pertama setelah bayi lahir dapat menyebbakan hipotermia
yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir
f. Menempatkan bayi di lingkungan yang hangat
g. Menjauhkan tempat tidur bayi dan meja pemeriksaan dari jendela atau pintu
(Saputra Lyndon, 2014)
Neonatus dapat menghasilkan panas dengan tiga cara:
a. Menggigil
Cara menggigil tidak efisien dan pada neonatus, terlihat hanya pada kondisi stress
dingin yang paling berat
b. Aktifitas otot volunteer
Aktifitas otot dapat menghasilkan panas, tetapi manfaatnya terbatas bahkan pada
bayi cukup bulan yang memiliki kekuatan otot yang cukup untuk menangis dan
tetap dalam posisi fleksi
c. Termoregulasi (produksi panas tubuh) tanpa menggigil
- Peningkatan kecepatan metabolisme atau penggunaan lemak coklat (brown
fat) untuk memproduksi panas. Neonatus dapat menghasilkan panas dalam
jumlah besar dengan meningkatkan kecepatan metabolisme mereka. Pada
reaksi ini, norepinefin mencetuskan pemecahan asam lemak, yang dioksidasi
dan dilepas ke dalam sirkulasi. Ini menyebabkan peningkatan penggunaan
oksigen yang terlihat dengan jelas dan bahkan dapat membuat neonatus
cukup bulan yang sehat menjadi lelah.
- Pada cara kedua, lemak coklat dimobilisasi untuk menghasilkan panas.
Lapisan lemak coklat berada pada dan disekitar tulang belakang bagian atas,
klavikula dan sternum, dan ginjal serta pembuluh darah besar. banyaknya
lemak coklat bergantung pada usia gestasi dan berkurang pada bayi baru lahir
yang mengalami retardasi pertumbuhan. Lemak coklat adalah sumber yang
tidak dapat diperbaharui pada bayi baru lahir. Penghasilan panas melalui
penggunaan cadangan lemak coklat dimulai pada saat bayi lahir akibat
lonjakan katekolamin dan penghentian supresor prostaglandin dan adenosin
yang dihasilkan plasenta (Varney, 2008)
4. Metabolisme Karbohidrat
Di dalam kandungan, janin mendapatkan kebutuhan akan glukosa dari plasenta.
Tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lair menyebabkan seorang bayi
harus mulai memertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru
lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu yang cepat (1 sampai 2 jam). Untuk
memerbaiki penurunan kadar gula darah tersebit dapat dilakukan tiga cara, yaitu
a. Melalui penggunaan ASI.
b. Melalui penggunaan cadangan glikogen.
c. Melalui pengunaan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
Bayi baru lahir yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang
cukup akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika
bayi baru lahir tersebut memunyai persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat
menyimpang glukosa dalam bentuk glikogen (terutama di hati), selama bulan-bulan
terakhir dalam rahim.
5. Sistim Pencernaan
Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme, dan
mengabsopsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengonsumsi lemak.
Kemampuan bayi lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain
susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum
sempurna sehingga mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir, kapasitas lambung
masih terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas
lambung ini akan bertambah secara perlahan seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan bayi tergantung pada ukuran, tingkat lapar, dan kesadaran bayi.
Pada bayi baru lahir, saluran pencernaan mengandung zat berwarna hitam
kehijauan yang terdiri atas mukopolisakarida, zat ini yang disebut dengan meconium.
Meconium biasanya dikeluarkan dalam 12-24 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya
feses sudah terbentuk dan berwarna kekuning-kuningan. Enzim dalam saluran
pencernaan biasanya sudah terdapat pada neonatus, kecuali amilase dan lipase.
Amilase baru dihasilkan oleh kelenjar saliva setelah usia 3 bulan dan oleh pankreas
setelah usai 6 bulan, sedangkan lipase baru dihasilkan oleh pankreas setelah 6 bulan.
Bayi yang diberi ASI dapat BAB sebanyak 5 kali atau lebih dalam sehari, ASI
sudah mulai banyak diproduksi pada hari ke 4 atau ke 5 persalinan. Walaupun
demikian setelah 3-4 minggu, bayi hanya BAB 1x setiap 2 hari. Sedangkan bayi yang
diberi susu formula lebih sering BAB tetapi lebih cenderung mengalami konstipasi
(Sulistyowati, 2011)
Tabel 2.3 Pola Perubahan Feses
Pola Deskripsi

Mekonium Tinja pertama bayi, yang tersusn atas cairan amniotic dan
penyusunannya, sekresi usus, sel mukosa yang lepas, dan
kemungkinan darah (darah ibu yang tertelan atau perdarahan darah
minor pembuluh saluran pencernaan). Pengeluaran meconium akan
sudah terjadi dalam 24 jam samapi 48 jam pertama, meskipun bisa
juga terlambat sampai 7 hari pada bayi dengan berat badan lahir
sangat rendah.

Tinja transisi Biasanya keluara pada hari ketiga setelah menyusui, berwarna
cokelat kehijauan sampai cokelat kekuningan, dan kurang lengket
dibandingkan dengan meconium, bisa mengandung gumpalan susu.

Tinja susu Bisanya keluar pada hari keempat. Tinja bayi yang disusui ASI
berwarna kuning keemasan, kenyal dan berbau seperti susu. Tinja
bayi yang disusui susu formula berwarna kuning pucat sampai
cokelat muda, lebih padat, dan berbau lebih buruk.

Sumber : Saputra Lyndon (2014).


6. Sistim Perkemihan
Pada tubuh bayi baru lahir terdapat relatif banyak air, kadar natrium relatif lebih
besar daripada kalium karena ruangan ekstraseluler yang luas. Ginjal telah berfungsi
tetapi belum sempurna karena jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.
Laju filtrasi glomerulus pada bayi baru lahir hanyalah 30-50 dari laju filtrasi
glomerulus pada orang dewasa. Akibatnya kemampuan mengeluarkan produk limbah
dalam darah masih kurang.
Bayi baru lahir sudah harus buang air kecil dalam 24 jam pertama. Jumlah urine
sekitar 20-30 ml/jam dan meningkat menjadi 100-200ml/jam pada akhir minggu
pertama. Frekuensi buang air kecil pada bayi berbeda-beda tergantung pada asupan
cairan. Umumnya bayi baru lahir akan buang air kecil sekali dalam 24 jam pertama,
dua kali pada 24 jam kedua, dan tiga kali pada 24 jam ketiga. Bayi yang diberi susu
formula mungkin buang air kecil lebih sering, tetapi jumlah urine pada bayi yang
diberi ASI meningkat. Setelah 3-4 hari ketika ASI ibu telah muncul menggantikan
jumlah kolostrum. Setelah hari keempat, bayi baru lahir seharusnya sudah buang air
kecil sebanyak 6-8 kali dalam setiap 24 jam (Saputra Lyndon, 2014)
7. Sistim Hepatitis
Hati harus membantuk pembentukan darah selama kehidupan janin hingga
tingkat tertentu setelah lahir. Selama periode neonatal, hati menghasilkan zat yang
essensial untuk pembentukan darah. Hati juga mengendalikan jumlah bilirubin tak
berkonjungasi yang bersikulasi pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan
bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.
Segera setelah lahir, pada hati terjadi perubahan kimia dan morfologis yaitu
kenaikan kadar protein serta penurunan kadar lemak dan glikogen. Enzim hati belum
aktif benar pada bayi baru lahir dan umumnya baru benar-benar aktif sekitar 3 bulan
setelah kelahiran. Cadangan zat besi yang disimpan selama dalam kandungan cukup
memadai bagi bayi premature 4-6 bulan pertama kehidupan ekstrauterine. Bayi
premature dan berat badan lahir rendah memiliki cadangan zat besi yang lebih sedikit
yang hanya memadai untuk 2-3 bulan pertama. Pada saat itu bayi baru lahir menjadi
rentan terhadap defisiensi zat besi (Saputra Lyndon, 2014)
8. Sistim Imum (Kekebalan Tubuh)
Sebelum plasenta lahir, plasenta merupkana sawar yang menjaga janin bebas
dari antigen dan stress imunologis. Setelah lahir, bayi menjadi rentan terhadap
berbagai infeksi dan alergi akrena sistim kekebalan tubuhnya belum matang. Dalam
perkembangannya, sistim kekebalan tubuh akan memberikan kekebalan alami dan
kekebalan yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur perthanan tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi (Saputra Lyndon, 2014).
Beberapa contoh imunitas alami, meliputi
1. Perlindungan barrier yang diberikan oleh kulit dan membrane mukosa.
2. Fungsi saringan alat saluran nafas.
3. Kolonisasi pada kulit dan usus oleh mikroba pelindung.
4. Perlindungan kimia yang diberikan oleh lingkungan asam pada lambung.
Imunitas alami juga tersedia pada tingkat sel oleh sel-sel darah yang tersedia
pada saat lahir untuk membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing
(Varney, 2008)
Namun pada bayi baru lahir sel darah masih belum matang, artinya bayi baru
lahir tesebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Belum
matangnya kekebalan alami pada bayi menyebabkan bayi sangat rentan mengalami
infeksi. Oleh sebab itu, pencegahan terhadap infeksi (seperti pada praktik persalinan
yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta
pengobatan dalam infeksi menjadi sangat penting (Saputra Lyndon, 2014)
Bayi memunyai beberapa imunglobin seperti IgE, IgA, dan IgM. Selama
trimester terakhir kehamikan terjadi transfer transparental imunoglobin IgG dari ibu
ke janin. Hal ini memberikan perlindungan pada janin untuk memberikan pertahanan
terhadap infeksi yang didapatkan dari antibodi ini. Antibodi yang terbentuk
memberikan kekebalan pasif pada bayi sekitar 6 bulan, sedangkan IgM dan IgA tidak
mampu untuk melewati barrier plasenta tetapi dapat dihasilkan oleh janin beberapa
hari setelah lahir.
Tingkat IgG bayi sama atau kadang lebih tinggi dari ibunyam hal ini disebabkan
karena adanya kekebalan pasif selama bulan pertama kehidupan, sedangkan IgM dan
IgA rata-rata 20% dari orang dewasa yang dibutuhkan selama 2 tahun untuk sama
dengan orang dewasa. Tingka IgM dan IgA yang relatif rendah dapat memudahkan
masuknya infeksi IgA dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi pada saluran
pernafasan, gastrointestinal, dan mata. ASI terutama kolostrum dapat memberikan
kekebalan pasif pada bayi sebagai perlindungan terhadap infeksi dalam bentuk
lacrobacillua bifidusm lactoferin, lysozyme, dan pengeluaran IgA akan
mengakibatkan suasana asam dan dapat menghambat pertumbuhan bakteru pathogen.
Oleh karena itu, setiap tindakan pada bayi ahrus berprinsip untuk mencegah terjadinya
infeksi (Setyowati, 2011)
9. Sistim Reproduksi
Spermatogenesis pada bayi laki-laki, belum terhadi sampai mencapai pubertasm
tetapi pada bayi perempuan suah terbentuk folikel promodial yang mengandung ovum
pada saat lahir. Pada kedua jenis kelamin ini pengambikan esterogen dari ibu untuk
pertumbuhan payudara yang kadang-kadang disertai ecret pada hari keempat atau
kelima. Hal ini tidak membutuhkan perawatan karena akan hilang dengan sendirinya.
Pada bayi perempuan kadang terjadi pseudomenstruasi dan labia mayora sudah
terbentuk menutupi labia minora. Pada laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum
pada akhir 36 minggu kehamilan (Setyowatim 2011)
10. Sistim Rangka Tubuh
Pertumbuhan otot lebih banyak terjadi dengan hipertropi dibandingkan
hyperplasia, pemanjangan dan pengerasan tulang yang belum sempurna dapat
menfasilitasi pertumbuhan episis. Tulang yang berada dibawah tengkorak tidak
mengalami pengerasan. Hal ini penting untuk pertjnbuhan otak dan memudahkan
proses maulase pada waktu persalinan. Maulase dapat hilang beberapa hari setelah
kelahiran. Fontanela posterior menutup setelah 6-8 minggu sedangkan fontanela
anterior membuka sampai 18 minggu. Pengkajian terhadapa hidrasi dan tekanan
intracranial dapat dilakukan dengan palpasi fontanel (Setyowati, 2011)
11. Sistim Saraf
Jika dibandingkan dengan sistim lainnya, sistim saraf belum matang secara
anatomi dan fisiologu. Hal ini mengakibatkan kontrol yang minim oleh kortex serebri
terhadap sebagian besar batang otak dan aktivitas refleks tulang belakang pada bulan
pertama kehidupan walaupun sudah terjadi interaksi sosial. Adanya beberapa aktivitas
refleks yang terdapat pada bayi baru lahir menandakan adanya kerjasama antara sistim
saraf dan sistim muskoloskeletal (Setyowati, 2011)
Macam-macam refleks pada bayi baru lahir, antara lain
Tabel 2.4 Refleks Bayi Baru Lahir
No Reflex Respon Normal Respon Abnormal

1 Reflex rooting Pada bayi baru lahir Respon yang lemah atau
(Mencari) menolehkan kepala kearah tidak ada respon terjadi pada
stimulus, membuka mulut, premature, penurunan atau
dan mulai menghisap bisa cedera neurologis, atau
pipi, bibir, atau sudut mulut depresi sistim syaraf pusat
bayi disentuh dengan jari (STP).
atau puting.

2 Refleks Refleks ini timbul bersamaan Muntah, batuk, atau


sucking dengan refleks rooting untuk regurgitasi cairan dapat
(Menelan) menghisap puting susu dan terjadi, kemungkinan
menelan ASI berhubungan dengan
sianosis sekunder karena
prematuritas, deficit
neurologis, atau cedera,
terutama terlohat setelah
laringoskopi.

3 Reflex Refleks yang timbul bila ibu Tidak ada respon yang
grasping jari diletakkan pada telapak terjadi.
(Menggengga tangan bayi maka bayi akan
m) menutup telapak tangannya.
Respon yang sama dapat
diperoleh ketika telapak kaki
digores dengan ujug jari kaki,
menyebabkan jari kaki
menekuk. Genggaman
telapak tangan bayi biasanya
berlangsung usia 3-4 bulan.

4 Reflex moro Refleks dimana bayi akan Refleks asimatis terlihat


(Terkejut) mengembangkan tangannya pada cedera saraf perifer
lebar-lebar dan melebarkan (pelksus barkialis) atau
jari-jari lalu mengembalikan fraktur clavikula atau
dengan tarikan yang cepat fraktur tulang panjang
seakan akan-akan memeluk lengan atau kaki.
seseorang. Jari-jari akan
meregang dengam ibu jari
dan telujuk membentuk huruf
“C”. dapat diperoleh dengan
memukulkan permukaan
yang rata didekat bayi
terlentang.
5 Reflex Bayi akan berusahan untuk Respon asismetris terlihat
stapping merangkak ke depan dengan pada cedera saraf dan
(Merangkak) kedua tangan dan kaki bila gangguan neurologis.
diletakkan telungkup pada
permukaan yang datar.

6 Reflex tonic Refleks jika bayi mengangkat Respon persisten setelah


neck (Leher) leher dan menoleh ke kanan bulan keempat dapat
atau ke kiri jika diposisikan menandakan cedera
tengkurap. Refleks ini tidak neurologis.
dapat dilihat pada bayi usia 1
hari, refleks ini dapat diamati
sampai bayi usia 3-4 bulan.

7 Reflex Refleks bila ada ransangan Tidak ada respon yang


Babinsky pada telapak kaki akan terjadi.
bergerak ke atas dan jari-jari
lain membuka. Refleks ini
biasanya hilang setelah
berusia 1 tahun.

Sumber: Sondakh (2013).


Fungsi sensoris bayi baru lahir sudah berkembang dan memiliki dampak signifikan,
pada pertumbuhan dan perkembangan, termasuk proses pertahanan (attachment):
a. Pendengaran
Berkembang sangat baik pada saat lahir. Begitu cairan amnion dibersihkan dari
telinga, bayi mungkin telah memiliki tajam pendengaran yang sama dengan orang
dewasa. Bayi bereaksi terhadap suara dengan dengan berpaling kearah sumber
suara. Bayi baru lahir memberikan respon terhadap suara berfrekuensi rendah
seperti suara denyut jantung atau lagu nina bpbo dengan menurunkan aktivitas
motoric dan berhenti menangis. Suara berfrekuensi tinggi memicu reaksi waspada.

b. Pengecap
Mampu membedakan rasa manis dan asam ada usia 72 jam.
c. Penciuman
Mampu membedakan antara bau ASI ibunya dengan ASI yang lain.
d. Peraba
Sensitive terhadap nyeri, bereakasi terhadap stimulasi taktil.
e. Penglihatan
Mampu memfokuskan penglihatan sementara pada objek yang kurang atau
bergerak yang berjarak 20 cm dan pada garis tengah yang lapang penglihatan.
Pupil berekasi terhadap cahaya dan refleks berkedip mudah dirangsang. Bayi
sangat sensitif terhadap cahaya. Jika ruangan digelapkan, ia akan membuka matad
engan lebar dan melihat ke sekelilingnya (Saputra Lyndon, 2014)
12. Adaptasi Psikologis Bayi Baru Lahir Terhadapi Kehidupan di Luar Kandungan
Selain beradaptasi secara fisiologis, bayi abru lahir juga melakukan adaptasi
psikologis. Semua bayi baru lahir mengalami pola kejadian spesifik yang sama setelah
lahir, tanpa memandang usia kehamilan dan tipe persalinan yang mereka alami. Bayi
baru lahir umumnya menunjukkan pola perilaku yang dapat ditebak pada beberapa
jam awal setelah kelahiran, ditandai dengan dua periode reaktivitas yang diselingi
dengan fase tidur. Adaptasi psikologis ini dipicu oleh ransangan dari lingkungan
ekstauterine setelah lahir dan mememliharakan kemajuan bayi baru lahir kearah
mandiri (Saputra Lyndon, 2014)
a. Periode transisi
Karakteristik setiap perilaku yang muncul selama jam-jam trasisi segerea setelah
kelahiran bayi. Bidan yang memahami perilaku ini akan memiliki pemahaman
yang benar terhadap variasi yang terjadi selama jam-jam tersebut. Periode transisi
merupakan waktu ketika bayi menajdi stabil dan menyesuaikan diri dengan
kemandirian ekstrauterine. Perilaku bayi baru lahir selama periode transisi dapat
berubah jika bayi secara signifikan mengalami distress atau sangat dipengaruhi
oleh penggunaan obat-obatan selama persalinan.
Tabel 2.5 Tanda-tanda Transisi Normal
No Pengkajian Nilai Normal

1 Tonus Sebagian besar fleksi

2 Refleks Utuh
Menghisap

3 Perilaku Terjaga dan tidur bergantian

4 Bising Usus Ada setelah 30 menit


5 Nadi 120-160 denyut per menit, bervariasi
ketika tidur atau menangis dari 100-180
per menit.

6 Pernafasan 30-60x/menit, pernafasan diafragma


disertai dengan dinding abdomen.

7 Suhu Aksila: 365-375°C

Kulit: 36-365°C

8 Dextrostix Lebih dari 45 mg%

9 Hematokrit Kurang dari 65-70%

Sumber: Varney (2008).


Periode transisi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu
1. Tahap Reaktivitas I
Periode pertama reaktivitas dimulai sejak bayi lahir dan berlangsung selama
30 menit. Karakteristik pada periode ini, yakni(Varney, 2008)
Karakteristik pada periode ini antara lain:
a. Respirasi dan pernafasan berlangsung cepat (frekuensi pernafasan
mencapai 80 kali per menit) dengan irama yang tidak teratur.
b. Ekspirasi mendungkur.
c. Terdapat retraksi.
d. Memilika sejumlah mukus.
e. Bayi menangis kuat.
Periode ini memungkinkan orang tua berinteraksi dengan bayi mereka
dan nikmati kontak dengan bayi baru mereka. Refleksi menghisap yang kuat
pada periode ini menyediakan kesempatan yang baik untuk insiasi menyusui
dini. Banyak bayi baru lahir sudah dapat mengunci puting susu ibu dan
menghisap dengan baik pada pengalaman pertama. Selain itu pada periode
ini, maka bayi terbuka lebih lama dari hari-hari berikutnya sehingga
merupakan waktu yang tepat untuk memulai proses pendekatan (kulit denga
kulit) karena bayi dapat memertahankan kontak mata dalam waktu lama
(Saputra Lyndon, 2014)
2. Tahap Interval (Tidur)
Tahap interval berlangsung dari 30 menit setelah kelahiran sampai 2 jam
setelah kelahiran, selama bayi baru lahir tidur (Varney, 2008)
Pada fase ini bayi baru lahir atau aktivitasnya berkurang. Fase tidur ini
mengacu pada periode berkurangnya responsitivitas. Gerakan lebih tidak
menghentak dan frekuensi gerakan periode frekuensi pernafasan dan denyut
jantung menurun kembali ke nilai dasar seiring dengan masuknya bayi dalam
fase tidur, warna kulit cenderung stabil, dan bisa terdengar bising usus. Otot-
otot menjadi relaks dan responsitivitas terhadap ransangan dan luar bekurang.
Selama fase ini sasngat sulit untuk berinteraksi dengan bayi dan bayi terlihat
tidak tertarik untuk menyusu. Waktu yang tenang ini dapat digunakan oleh
ibu dan bayi untuk tetap dekat dan beristirahat bersama setelah persalinan
(Saputra Lyndon, 2014)
3. Tahap Reaktivitas II
Periode reaktif yang berlanjut dan 3 jam setelah kelahiran sampai bayi berusia
sekitar 6 jam. (Varney, 2008)
Denyut jantung dan laju pernafasan meningkat. Frekuensi nadi apikal
berkisar 120-160 x/menit, sedangkan frekuensi pernadfasan berkisar 30-
60x/menit. Peristaltik juga meningkat sehingga bukanlah hal yang jarang
bagi baru lahir untuk mengeluarkan meconium. Selain itu, aktivitas motorik
dan tonus otot meningkat sehubungan dengan peningkatan koordinasi otot.
Interaksi antara ibu dan bayi selama periode kedua reaktivitas di
dorong jika ibu telah beristirahat dan menginginkannya. Periode ini juga
menyedikan kesempatan yang bagus bagi orang tua untuk memeriksa
bayinya dan mengajukan pertanyaan. Pada periode ini perlu dilakukan
pemantauan ketat atas kemungkinan bayi terdesak saat mengeluarkan mukus
yang berlebihan, pemantauan setiap kejadian apnea, dan mulai melakukan
metode stimulasi keinginan atau rasnangan taktil segera, misalnya mengusap
punggung, memiringkan bayi, serta mengkaji keinginan dan kemauman
untuk menghisap (Saputra Lyndon, 2014)

2.4.5 Pencegahan Infeksi


Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan
pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Sekitar 42
% nenonatal disebabkan oleh infeksi seperti tetanus neonaturum, sepsis, meningitis,
pneumonia dan diare. Tindakan pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari
asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilakukan
secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan
dasar selama kunjungan neonatal atau pasca persalinan, asuhan dasar bayi baru lahir
dan pada saat melakukan penatalaksanaan penyulit. Tindakan ini merupakan upaya
menurunkan risiko terjangkit infeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit
berbahaya (Saputra Lyndon, 2014)
Ada 3 faktor yang diperhatikan dalam pencegahan infeksi yaitu:
1) Jaga kebersihan kulit bayi agar tetap dalam keadaan sehat sehingga jika bakteri
akan masuk ke dalam tubuh bayi, bakteri tersebut tidak memiliki jalan untuk
memasuki jaringan tubuhnya
2) Jaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar bayi
3) Gunakan pengaman dan teknik perawatan yang baik untuk menghindari infeksi
silang
Sebab-sebab infeksi
a. Petugas Kesehatan
Penyebaran infeksi dapat melalui hidung, tangan, kulit maupun pakaian petugas
kesehatan. Bisa juga disebabkan oleh mikroorganisme dari orang tua bayi
b. Udara dan debu
Udara dan debu dalam ruangan perawatan banyak mengandung bakteri, salah
satunya adalah stapilococcus yang paling banyak menimbulkan infeksi
c. Peralatan
Infeksi juga disebabkan oleh penggunaan peralatan yang tidak steril
d. Infeksi silang
e. Dalam suatu ruangan jika ada salah satu bayi yang terinfeksi maka bayi yang
lain juga akan terkena. (Setyowati, 2011)
Untuk mencegah infeksi pada saat menangani bayi baru lahir, penolong harus
melakukan tindakan pencegahan infeksi yaitu:
(1) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan
bayi
(2) Gunakan satung tanagn bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan
(3) Pastikan semua peralatan (termasuk klem, gunting dan benang tali pusat) telah
diberi DTT atau dalam keadaan steril
(4) Jika menggunakan bola karet pengisap, gunakan bola karet yang bersih dan baru
(5) Pastikan semua perlengkapan bayi dalam keadaan bersih, misalnya pakaian,
handuk, selimut dank ain
(6) Pastikan semua peralatan yang bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih,
misalnya timbangan, pita pengukur, thermometer dan stetoskop
(7) Anjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara (putting susu jangan
dibersihkan dengan sabun)
(8) Bersihkan muka, bokong dan tali pusat dengan air hangat
(9) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita peyakit dan infeksi dan
memastikan orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.
(Saputra Lyndon, 2014)
2.4.6 Permasalahan
a. Pernapasan sulit atau lebih dari 60x/menit
b. Kehangatan (terlalu panas >380C atau terlalu dingin <360)
c. Warna kuning (terutama 24 jam pertama, biru atau pucat memar)
d. Pemberian makan-hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
e. Tali-pusat-merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
f. Infeksi-suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah). Bau busuk
pernapasan sulit
g. Tinja/kemih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir
atau darah pada tinja
h. Aktivitas menggigil atau nangis tak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus
menerus.

2.5 Keluarga berencana (KB)


KB adalah suatu upaya yang dilakukan manusia untuk mengatur secara sengaja
kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral pancasila untuk
kesejahteraan keluarga (Maritalia, 2017). Menurut Marmi (2016), Keluarga berencana (KB)
adalah mengatur jumlah anak sesuai dengan keinginan dan menentukan kapan ingin hamil.
Jadi, KB (family planning, planned parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
1. Pengertian Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya
relative murah dan aman. Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk
memastikan kecocokannya. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama
dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk
penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun (Chici dalam Jannati, 2015).
2. Macam – Macam Kontrasepsi Suntik
Suntikan kombinasi Kontrasepsi kombinasi (Depo estrogen - progesteron) adalah
jenis suntikan yang terdiri dari 25 mg deponaroxi progesterone acetat dan 1 mg estradiol
sipionat dan 50 mg nereticinicon enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi
intramuscular sebulan sekali/cyclofem (Firdayanti, 2012:86). Jenis suntikan progestin
merupakan salah satu dari kontrasepsi suntikan sementara yang paling baik dan termasuk
kontrasepsi yang aman dan sangat efektif dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reproduktif (Sibagariang dkk, 2010:180).
3. Mekanisme kerja KB Suntik
Berikut ini mekanisme kerja komponen progesteron atau derivate testosteron adalah :
a. Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan Releasing
Factor dari hipotalamus.
b. Lendir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui
serviks uteri (Syuaib, 2011:147).
4. Jadwal Waktu Suntikan
Berikut ini jadwal waktu suntikan menurut Manuaba (1998) adalah sebagai berikut:
Depo provera : interval 12 minggu
Norigest : interval 8 minggu
Cyclofem : interval 4 minggu.
5. Efek samping KB Suntik dan penanganannya
a. Amenorhea (tidak terjadi perdarahan) penanganannya yaitu :
- Apabila tidak hamil, maka tidak perlu pengobatan apapun. Jelaskan bahwa darah haid
tidak terkumpul dalam Rahim dan menganjurkan untuk datang kembali ke puskesmas.
- Apabila telah terjadi kehamilan, rujuk klien dan hentikan penyuntikan.
- Apabila terjadi kehamilan ektopik maka rujuk klien segera.
- Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan
berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik.
b. Perdarahan bercak (spotting) penanganannya yaitu :
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai tetapi hal ini bukanlah masalah
yang serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak menerima
perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan dua pilihan
pengobatan yaitu preparat atau progesteron (Sulistyawati, 2013:80).
c. Peningkatan atau penurunan BB penangannya yaitu :
Informasikan pada klien bahwa peningkatan atau penurunan BB sebanyak 1-2 kg dapat
terjadi. Perhatikan diet klien jika perubahan BB terlalu mencolok (Yuhedi dan Kurniawati,
2013:112).

2.6 Pelayanan Kesehatan Neonatus


Pelayanan kesehatan neonates menurut kemenkes RI, (2015) adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada neonates sedikitnya 3 kali,
selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir.
1. Kunjungan neonates ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam setelah lahir, dilakukan
pemeriksaan pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau tidak, ditimbang, ukur panjang
badan, lingkar lengan, lingkar dada, pemberian salep mata, vitamin K1, Hepatitis B,
perawatan tali pusat dan pencegahan kehilangan panasbayi.
2. Kunjungan neonates ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah
lahir, pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian ASI eksklusif,
personal hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tandabahaya.
3. Kunjungan neonates ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-28 setalah
lahir, dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi badan
dannutrisinya.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “K” G 1 P0000Ab000 UMUR KEHAMILAN 39+4


MINGGU DENGAN KEHAMILAN FISIOLOGIS DI PUSKESMAS LEKOK

3.1 PENGKAJIAN DATA


Tanggal Pengkajian : 10 Oktober 2022
Jam Pengkajian : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Puskesmas Lekok

Nama Ny “K” Nama Tn “D”


Umur  25 th Umur  28 th
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Suku/Bangsa Jawa/Indonesia
Agama  Islam Agama  Islam
Status
Status Perkawinan Kawin Kawin
Perkawinan
Kawin Ke 1 Kawin Ke 1
Lama Kawin 7 tahun Lama Kawin 7 tahun
Golongan Darah O Golongan Darah AB
Pendidikan SMA Pendidikan S1
Pekerjaan IRT Pekerjaan Swasta
Penghasilan - Penghasilan Rp. 3.000.000,-
Alamat  Ds.Tambak Lekok Alamat  Ds. Tambak Lekok

3.1.1 DATA SUBYEKTIF


1. Alasan datang
Ibu mengatakan waktunya memeriksakan kehamilannya secara rutin.Ibu
mengatakan saat ini tidak ada keluhan.
2. Riwayat Kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan
HIV Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti penyakit
TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, serta tidak pernah
operasi.
3. Riwayat kesehatan lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan
HIV Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti penyakit
TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, serta tidak pernah
operasi.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti
hepatitis dan HIV Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun
seperti penyakit TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi,
tidak ada keturunan kembar.
5. Riwayat kebidanan
Menarche : 12 tahun
Lamanya menstruasi : 6-7 hari
Banyaknya : 2-3 softex/hari
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Warna : Merah
Bau : Anyir
Keluhan : Tidak ada
Flour albus : Kadang-kadang
Dismenorea : Tidak
6. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


perka ke Usia Jenis Pnlng Tmpt Pnylt BB / JK Hdp Pnylt ASI
KB
winan
PB /mti

H A M I L I N I

7. Riwayat kehamilan sekarang


Hamil ke berapa :I
HPHT : 6 Januari 2022
HPL : 13 Oktober 2022
UK : 39+4 Minggu
Keluhan : Sudah sering kaku/ kontraksi tapi jarang- jarang

ANC berapa kali : 10 Kali


Trimester I : 2 x di TPMB dengan keluhan mual muntah, 1x di
PKM
Trimester II : 2 x di PKM tidak Ada Keluhan
Trimester III : 4 x di PKM dengan Keluhan Sering sakit pinggang
Riwayat TT : 2 TT
Gerakan janin : Gerakan Aktif
Tanda bahaya&penyulit : Tidak Ada
Kekhawatiran khusus : Tidak Ada
8. Riwayat Kesehatan Reproduksi Dan Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keguguran dan tidak pernah menderita
penyakit ganguan reproduksi.
9. Riwayat KB dan Perencanaan Keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan jenis KB apapun dan setelah
melahirkan ibu berencana ingin menggunakan KB suntik
10. RiwayatPsikososial
a. Respon pasien dan keluarga : Pasien dan keluarga
merasa senang atas
kehamilan saat ini dan
suami beserta keluarga
sangat mendukung
kehamilannya.

b. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami

c. Tempat persalinan yang diinginkan : TPMB

d. Penolong persalinan yang diinginkan : Bidan

e. Tempat rujukan jika terjadi komplikasi : RS

f. Pendamping saat persalinan : Suami dan Keluarga

11. Pola kebiasaan hidup

Pola Kebiasaan Sebelum Hamil Selama Hamil

Nutrisi Makan 3 kali sehari dengan Makan 3 kali sehari dengan


komposisi nasi, sayur, lauk, komposisi nasi, lauk, sayur,
terkadang makan buah. Dan dan kadang makan buah dan
selalu habis. Minum 6 – 7 minum susu. Dan selalu habis.
gelas per hari. Tidak ada Minum 6 – 7 gelas per hari.
pantangan terhadap makanan Tidak ada pantangan terhadap
seperti alergi telur dan ikan makanan seperti alergi telur
laut. dan ikan laut.

Eliminasi BAB sehari 1 kali dengan BAB sehari 1 kali dengan


konsistensi lunak, warna konsistensi lunak, warna
kuning. BAK 5 – 6 kali kuning. BAK 7 -8 kali sehari
sehari dengan warna kuning, dengan warna kuning, jernih.
jernih.

Istirahat Ibu istirahat malam 6 – 8 Ibu istirahat malam 6 – 8 jam,


jam, pada siang hari 1 – 2 pada siang hari 1 – 2 jam
jam

Aktivitas Ibu bekerja di rumah Ibu bekerja di rumah


melaksanakan pekerjaan melaksanakan pekerjaan
rumah tangga setiap hari rumah tangga setiap hari
seperti mencuci, memasak, seperti mencuci, memasak,
dan membersihkan rumah. dan membersihkan rumah.
Tetapi pekerjaannya tidak
terlalu berat.

Personal higiene Ibu mandi 2 kali sehari, dan Ibu mandi 2 kali sehari, dan
menggosok gigi setiap kali menggosok gigi setiap kali
mandi dan keramas 2 hari mandi dan keramas 2 hari
sekali, mengganti pakaian sekali, mengganti pakaian
setiap kali kotor dan setiap kali kotor dan
mengganti celana dalam mengganti celana dalam
sehari 1 kali. sehari 2 kali.

Rekreasi Ibu nonton TV dan Ibu nonton TV dan mengobrol


mengobrol dengan tetangga dengan tetangga jika ada
jika ada waktu luang. waktu luang.

12. Kebiasaan Minum Jamu, Alkohol atau Merokok


Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu – jamuan, merokok dan minum
alkohol

3.1.2 DATA OBYEKTIF


1. keadaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital :
 Tensi : 110/70 mmhg
 Nadi : 92 x/mnit
 Suhu : 36,5 ˚c
 Pernafasan : 22x/menit
d. BB sebelum hamil : 48 kg,
e. BB saat periksa : 70 kg
f. Kenaikan BB : 22 kg
g. Tinggi badan : 160 cm
h. Bentuk tubuh : Lordosis
i. LILA : 24 cm

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : Bentuk simetris, tidak pucat, keadaan bersih, tidak
oedema

Rambut : lurus, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.

Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,


konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik, berfungsi
dengan baik, keadaan bersih.

Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat


stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak caries, tidak ada
pembesaran tonsil.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe,


dan tidak ada pembengkakan vena jugularis.

Dada : Bentuk simetri, pergerakan nafas teratur, tidak ada


benjolan abnormal, dan tidak ada gatal-gatal.

Payudara : Membesar simetris, puting susu menonjol,


hiperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, keadaan
puting susu bersih.

Abdomen : Bentuk simetris, membesar sesuai dengan usia kehamilan,


tidak ada bekas operasi.

Genetalia : Keadaan bersih, tidak ada haemoroid, tidak ada varises,


dan oedema.

Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema


Atas

Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada oedema, dapat berfungsi


Bawah dengan baik.

b. Palpasi
Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak
mata, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik,
berfungsi dengan baik, keadaan bersih.

Hidung : Tidak ada nyeri tekan.

Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, tidak


terababendungan vena jugularis.

Mammae : Membesar simetris, puting susu menonjol,


hiperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal,
keadaan puting susu bersih.

Abdomen

- Leopold I : TFU 30cm Pada fundus teraba lunak tidak


melenting (bokong).

- Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil


janinBagian kananteraba keras, panjang, seperti
papan (puka).

- Leopold III : Pada bagian bawah uterus teraba bulat, keras, tidak
bisa digerakkan.

- Leopold IV : bagian bawah anak sudah masuk PAP 3/5 bagian


(divergen) H II

Ekstremitas Atas : Tidak nyeri tekan, tidak oedem.

Ekstremitas Bawah : Tidak nyeri tekan, tidak oedem.

c. Auskultasi
 DJJ ada terdengar disebelah kanan dibawah pusat ibu frekuensi 148
x/menit teratur.
 Paru-paru tidak terdengar ronchi dan wheezing
 Jantung ibu, detak jantung teratur, tidak terdengar mur-mur
d. Perkusi
Reflek patella positif dan reflek babinski negatif
e. Pemeriksaan laboratorium
- Hb : 11,6 gr %
- Protein urien : (-)
- Reduksi urien : (-)
- Gol Darah : O Positif
- HBsAg : Non Reaktif
- HIV : Non reaktif
- Sifilis : Negatif

3.2 ANALISA MASALAH


Ny. “K” G1P0000Ab000 usia kehamilan 39+4
minggu tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala. jalan lahir normal, k/u janin baik, k/u
ibu baik.

3.3 PELAKSANAAN
Tanggal : 10 Oktober 2022 Jam : 10.00
Dx : Ny. “K” G1P0000A000 UK 39+4 minggu T/H/I Letkep dengan kehamilan
fisiologis
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan janin saat ini dalam keadaan
sehat dan hasil pemrikasaan nya dalam batas normal.
2. Memberitahu ibu untuk makan makanan dengan gizi seimbang, yaitu terdiri dari
nasi, lauk, sayur, dan buah dalam porsi cukup. Makan makanan mengandung tinggi
serat, tinggi protein, serta rendah lemakdan rendah gula.
3. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan
 Keluar cairan dari kemaluan yang tidak bisa ditahan
 Gerakan janin berkurang
 Perut terasa kram / kaku yang berlebihan disertai keluar bercak/flek darah
 Bengkak pada muka, tangan, dan kaki
4. Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu jika merasakan
tanda-tanda persalinan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ’’K” GIP0000Ab000 USIA KEHAMILAN
40 MINGGU DENGAN INPARTU KALA I FASE AKTIF
DI PUSKESMAS LEKOK

3.1.  PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 13 Oktober 2022 Jam : 15.05 WIB


3.1.1 DATA SUBYEKTIF
1.      Biodata
Nama Ny “K” Nama Tn “D”
Umur  25 th Umur  28 th
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Suku/Bangsa Jawa/Indonesia
Agama  Islam Agama  Islam
Status
Status Perkawinan Kawin Kawin
Perkawinan
Kawin Ke 1 Kawin Ke 1
Lama Kawin 7 tahun Lama Kawin 7 tahun
Golongan Darah O Golongan Darah AB
Pendidikan SMA Pendidikan S1
Pekerjaan IRT Pekerjaan Swasta
Penghasilan - Penghasilan Rp. 3.000.000,-
Alamat  Ds.Tambak Lekok Alamat  Ds.Tambak Lekok

2.      Keluhan utama


Ibu mengatakan perutnya merasa kenceng-kenceng serta mengeluarkan lendir
bercampur darah sejak pukul 11.00 WIB.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit menular seperti hepatitis dan
HIV Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti penyakit
TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, serta tidak pernah
operasi dan dalam kondisi sehat.
4. Riwayat Penyakit Yang Pernah Di Derita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan
HIV Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti penyakit
TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, serta tidak pernah
operasi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit menular
seperti hepatitis dan HIV Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau
menahun seperti penyakit TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah
tinggi, tidak ada keturunan kembar.
6. Riwayat Kebidanan
a. Menarche : 12 Tahun

b. Siklus : 30 Hari

c. Teratur /Tidak : Teratur

d. Warna : Merah

e. Bau : Ayir

f. Konsistensi : Cair

g. Jumlah Darah : 50 cc/softex, 3-5 softex /hari

h. Keluhan : Tidak ada

i. Disminorhe : Tidak Ada

j. Flour Albus : Tidak Ada

7. Riwayat Kehamilan, Persalinan, nifas, dan bayi yang lalu


Kehamilan Persalinan Anak Nifas
perka ke Usia Jenis Pnlng Tmpt Pnylt BB / JK Hdp Pnylt ASI
KB
winan
PB /mti

1. H A M I L I N I
8. Riwayat kehamilan sekarang dan masalahnya
a. Hamil ke berapa : I

b. HPHT : 6– 01 – 2022

c. HPL : 13 – 10 – 2022

d. UK : 40 Minggu

e. Keluhan : Perut kenceng – kenceng disertai


lender darah sejak jam 11.00

f. ANC Berapa Kali : 10 Kali

g. Trimester I : 2 x di TPMB Dengan Keluhan Mual


Muntah, dan 1x di puskesmas

h. Trimester II : 2x di PKM Tidak Ada Keluhan

i. Trimester III : 4x di PKM Dengan Keluhan Sering


Kencing dan sakit pinggang

j. Riwayat TT : TT 5

k. Gerakan Janin : Gerakan Aktif

l. Tanda Bahaya & Penyulit : Tidak Ada

m. Kekhawatiran Khusus : Tidak Ada

9. Riwayat Kesehatan Reproduksi Dan Ginekologi


Ibu mengatakan tidak pernah mengalami Keguguran dan tidak pernah menderita
penyakit ganguan reproduksi.

10. Riwayat KB dan Perencanaan Keluarga


Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan jenis KB apapun dan setelah
melahirkan ibu berencana ingin menggunakan KB suntik
11. Riwayat Psikososial
g. Respon pasien dan : Pasien dan keluarga merasa senang atas
keluarga kehamilan saat ini dan suami beserta
keluarga sangat mendukung
kehamilannya.

h. Pengambilan keputusan : Suami


dalam keluarga
i. Tempat persalinan yang : TPMB/Puskesmas
diinginkan
j. Penolong persalinan yang : Bidan
diinginkan
k. Tempat rujukan jika terjadi : RS
komplikasi
l. Pendamping saat : Suami dan Keluarga
persalinan

12. Pola kebiasaan sehari-hari


Pola kebiasaan Di Puskesmas/ saat
Di rumah
dikaji
1. Pola nutrisi Ibu mengatakan makan 3 kali Ibu mengatakan
sehari dengan nasi, lauk pauk, tidak makan hanya
sayur dan minum ± 6- 8 minum teh dan air
gelas / hari air putih saja
2. Pola eliminasi Ibu mengatakan
Ibu mengatakan teratur BAB 1
sudah BAB dan
kali / hari dan BAK ±5-6 kali /
BAK 2x bau khas
hari
warna kuning jernih
3. Pola aktivitas Ibu mengatakan mengerjakan Ibu mengatakan
pekerjaan rumah seperti hanya berbaring di
memasak dan membersihkan tempat tidur dan
rumah sesekali berjalan
4. Polapersonal Ibu mengatakan mandi sehari Ibu mengatakan
Hygiene 2 kali, gosok gigi 2 kali saat selalu cebok setiap
mandi, ganti baju 2 kali saat kali selesai BAK
setelah mandi dan selalu
cebok setelah BAB dan BAK
5. Pola istirahan / tidur Ibu mengatkan tidur malam Ibu mengatakan
±7-8 jam dan tidur siang ± 1-2 belum tidur
jam, namun pada trismester III
tidur tidak nyenyak karena
perut terasa kenceng-kenceng
dan punggung kaku
6. Stress adaptasi Ibu mengatakan selalu Ibu mengatkan
memikirkan kapan waktu cemas menghadapi
persalinan persalinan
7. Pola seksual Ibu mengatakan melakukan Ibu mengatakan
hubungan seksual ± 2x/ tidak melakukan
minggu hubungan seksual

13. Kebiasaan Minum Jamu, Alkohol atau Merokok


Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu – jamuan, merokok dan minum
alkohol

3.1.2 DATA OBYEKTIF


3.1.2.1 Pemeriksaan fisik umum
a. Keadan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Denyut nadi : 90 x/ menit
Pernafasan : 22 kali / menit
Suhu : 36,6 OC
c. BB sebelum hamil : 48 Kg
d. Berat badan selama hamil : 70 Kg
e. Kenaikan berat badan : 22 kg
f. TB : 160 cm
g. LILA : 24 cm

3.1.2.2 Pemeriksaan fisik khusus


a. Inspeksi
Muka : Bentuk simetris,tidak pucat,keadaan bersih, tidak
oedema

Rambut : lurus, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.

Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,


konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik,
berfungsi dengan baik, keadaan bersih.
Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat
stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak caries, tidak ada
pembesaran tonsil.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe,


dan tidak ada pembengkakan vena jugularis.

Dada : Bentuk simetri, pergerakan nafas teratur, tidak ada


benjolan abnormal, dan tidak ada gatal-gatal.

Payudara : Membesar simetris, puting susu menonjol,


hiperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, keadaan
puting susu bersih.

Abdomen : Pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak terdapat


bekas SC, terdapat striae lividae, terdapat linia (nigra),
gerak janin aktif

Genetalia : Terdapat pengeluaran lender, tidak varises, tidak


odema, tidak ada kondiloma akuminata maupun
kondilomalata, tidak terdapat infeksi kelenjar bartolini
maupun skene

Anus : Bersih, tidak ada hemoroid, tidak ada varises.

Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema


Atas

Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada oedema, dapat berfungsi


Bawah dengan baik.

b. Palpasi
Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak
mata, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik,
berfungsi dengan baik, keadaan bersih.

Hidung : Tidak ada nyeri tekan.

Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, tidak


terababendungan vena jugularis.

Mammae : Membesar simetris, puting susu menonjol,


hiperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal,
keadaan puting susu bersih.

Abdomen

- Leopold I : TFU 30cm Pada fundus teraba lunak tidak


melenting (bokong).

- Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil


janinBagian kananteraba keras, panjang, seperti
papan (puka).

- Leopold III : Pada bagian bawah uterus teraba bulat, keras, tidak
bisa digerakkan.

- Leopold IV : bagian bawah anak sudah masuk PAP 3/5 bagian


(divergen) H II

Ekstremitas Atas : Tidak nyeri tekan, tidak oedem.

Ekstremitas Bawah : Tidak nyeri tekan, tidak oedem.

c. Auskultasi
Abdomen &DJJ : (+) puka 148 x/menit, teratur His 4x35 detik dalam
10 menit, terdengar bising usus 8x/menit

Dada : Tidak terdengar suara wheezing dan ronchi

d. Perkusi
Reflek patella ka/ki +/+
e. Pemeriksaan dalam
Vulva/vagina : Vulva membuka
Pembukaan : 7 cm
Effacement : 75 %
Ketuban : Positif
Bagian terendah : UUK
Bagian terdahulu : kepala
Hodge : II
Moulage :0
f. Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 13-03-2022 (di Puskesmas)
- HB : 11,6 gr %
- HbSag : Non Reaktif
- TPHA : Non Reaktif
- PITC : Non Reaktif
- Reduksi urine : Negatif
- Albumin : Negatif

3.2 ANALISA DATA


Diagnosa : Ny “K” GIP0000Ab000 Usia Kehamilan 40 mg T/H/I letkep Inpartu kala I fase
aktif

3.3 PELAKSANAAN
Kala I Fase Aktif
Jam Tindakan
15.10 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
Evaluasi : Ibu memahami
Menjelaskan dan mengajarkan ibu cara mengurangi rasa nyeri
yaitu dengan teknik relaksasi bernafas panjang dengan cara
menarik nafas panjang dari hidung kemudian dikeluarkan dari
15.20
mulut saat terasa kontraksi.
Evaluasi : Ibu dapat melakukan dan rasa nyeri mulai bisa
terkontrol
15.50 Melanjutkan observasi HIS, DJJ, Nadi ibu tiap 30 menit dan
observasi pembukaan, effisement, ketuban dan pembukaan
tiap 4 jam sekali.
Evaluasi : Menulis rekam medis di lembar obserasi
Menyarankan ibu untuk tetap makan dan minum di sela-sela
kontraksi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan energy
16.20
untuk proses persalinan
Evaluasi : Ibu bersedia makan dan minum
Menganjurkan ibu untuk berbaring miring kanan kiri
16.40
Evaluasi : Ibu bersedia tidur miring kanan kiri
Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan ringan jika masih
17.10 mampu untuk berjalan
Evaluasi : Ibu bersedia
Menganjurkan ibu untuk tidak menahan jika ingin berkemih
agar kandung kemih kosong dan mempercepat terjadinya
17.20
penurunan kepala
Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya
Menganjurkan ibu dan keluarga untuk segera memberitahu
17.30 bidan jika ibu merasa ingin meneran atau merasa ingin BAB
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia

Kala II
Subjektif
Ibu mengatakan sakit pada pinggang dan perut semakin lama dan sering, terasa ingin
BAB dan ada dorongan ingin meneran.

Objektif
Keadaan umum : Baik
TTV
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,7 oC
RR : 22x/menit
Pemeriksaan kebidanan
Abdomen : DJJ 145x/menit, Kontraksi 5x10 menit lamanya 45 detik
Genetalia : Vulva membuka, ada tekanan pada anus, ada lender bercampur darah dan
air ketuban jernih, pembukaan 10 cm, UUK depan, tidak ada bagian yang
menyertai janin, tidak ada molase.

Assasment
Ny. “K” umur 25 tahun GIP0000Ab000 UK 40 mg T/H/I letkep inpartu kala II
Penatalaksanaan
Tanggal/Jam Tindakan
1. Sudah ada tanda gejala kala II
a. Adanya dorongan ingin meneran
13-10-22
b. Adanya tekanan pada anus
17.35
c. Perineum menonjol
d. Vulva membuka
2. Mengecek kelengkapan alat
3. Menggunakan celemek
4. Menyimpan perhiasan
5. Memakai sarung tangan DTT
6. Memasukkan oksigen
17.50
7. Membersihkan vulva dan perineum
8. Lakukan pemeriksaan dalam
9. DTT sarung tangan
10. Mengobservasi DJJ dan kontraksi
Evaluasi : Sudah di lakukan
11. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa pembukaan sudah lengkap dan bayi akan segera
18.00 lahir
Evaluasi : Ibu dan keluarga memahami dan mengetahui
hasil pemeriksaan
12. Membantu pasien mengambil posisi yang nyaman
18.05
Evaluasi : Pasien dalam posisi litotomi
18.10 Melakukan pertolongan persalinan sesuai APN dengan cara
13. Membimbing ibu meneran
14. Menentukan posisi yang nyaman
15. Meletakkan handuk di atas perut ibu
16. Lipat 1/3 bagian kain bersih, letakkan di baah bokong ibu
17. Buka partus set
18. Pakai sarung tangan DTT
19. Jika kepala sudah tampak 5-6 cm di vulva, lindungi
perineum dan kepala bayi sambil tetap menganjurkan ibu
untuk meneran saat ada kontraksi
20. Periksa adanya lilitan tali pusat
21. Tunggu kepala bayi putar paksi luar
22. Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua
telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati –
hati ke arah bawah sampai bahu anterior/depan lahir,
kemudian tarik secara hati – hati ke atas sampai bahu
posterior / belakang lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat
yang telalu erat hingga menghambat putaran paksi luar
atau lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran, denga
perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua tempat
pada tali pusat dan potong tali pusat di antara dua klem
tersebut
23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala,
leher dan bahu janin bagian posterior dengan posisi ibu
jari pada leher (bagian bawah kepala) dan ke empat jari
pada bahu dan dada / punggung janin, sementara tangan
kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior
saat badan dan lengan lahir
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri
pinggang ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk
memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan
kiri di antara kedua lutut janin)
25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu
pada lengan kanan sedemikian rupa sehingga bayi
menghadap kea rah penolong. Nilai bayi, kemudian
letakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih
rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, letakkan
bayi di tempat yang memungkinkan)
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala bayi dan
badan bayi kecuali bagian tali pusat
27. Menjepit tali pusat dengan klem kira – kira 3 cm dari
umbilicus bayi. Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu
dan memasang klem di antara kedua 2 cm dari klem
pertama
28. Memegang tali pusat di antara 2 klem menggunakan
tangan kiri, dengan perlindungan jari – jari tangan kiri,
memotong tali pusat diantara kedua klem. Bila bayi tidak
bernapas spontan lihat penanganan khusus bayi baru lahir
29. Mengganti pembungkus bayi denga kain kering dan
bersih, membungkus bayi hingga kepala
30. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu
menghendaki
31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan
tunggal
Evalusai : Bayi lahir spontan B, pukul 18:20 WIB, jenis
kelamin perempuan, menangis spontan, warna kulit
kemerahan, dan tonus otot baik, apgar 7/8

Kala 111
Subyektif
Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran anak perempuannya, perut masih terasa
mules

Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Tanda – tanda vital
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,7 oC
RR : 24x/menit

Pemeriksaan kebidanan
Abdomen : TFU setinggi pusat, uterus globuler, kandung kemih kosong
Genetalia : Terdapat pengeluaran darah merembes, tali pusat bertambah panjang dan
mejulur di depan ulva
Assasment
Ny “K” umur 25 tahun P1001 inpartu kala III

Pelaksanaan
Tanggal / jam Tindakan
32. Memberi tahu ibu akan di suntik
33. Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara intra muskuler
13-10-22 pada bagian luar paha kana 1/3 atas setelah melakukan
aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung
18.22
jarum tidak mengenai pembuluh darah
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm
dari vulva
35. Meletakkan tagan kiri di atas shympisis menahan bagian
bawah uterus, sementara tangan kanan memegang tali
pusat menggunakan klem atau kain kasa dengan jarak 5-
10 cm dari vulva
36. Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati – hati
ke arah dorso cranial. Bila uterus tidak segera
berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk melakukan
stimulasi putting susu
37. Minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan
18.25 menarik tali pusat ke rah bawah kemudian ke atas sesuai
dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak pada
vulva
38. Setelah plasenta tampak di vulva, teryskan melahirkan
plasenta degan hati – hati. Bila perlu (terasa ada tahanan),
pegang plasenta dengan kedua tangan dan melakukan
putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban
39. Segerah setelah plasenta lahir, melakukan masase pada
fundus uteri dngan menggosok fundus secara sirkuler
menggunakan bagian palmar 4 jari tagan kiri hingga
kontraksi uterus baik ( fundus uteri keras)
18.28 40. Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan
plasenta dengan hati – hati. Bila perlu ( terasa ada
tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan
lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran
plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban
41. Segera setelah plasenta lahir, melakukan massase pada
fundus uteri dengan menggosok fundus secara sirkuler
menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga
kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
Evaluasi : Plasenta lahir lengkap pada pukul 18:30

KALA IV
Subyektif
Ibu mengatakan merasa lelah dan perut masih terasa mules

Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Tanda – tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36,6 oC

Pemeriksaan kebidanan
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong
Genetalia : Terdapat pengeluaran darah, tidak ada laserasi jalan lahir

Assasment
Ny “K” umur 25 tahun P1001Ab000 inpartu kala IV
Penatalaksanaan
Tanggal/Jam Tindakan
18.30 40. Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri,
periksa plasenta
41. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan
perineum yang menimbulkan perdarahan aktif
42. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan
pervaginam, pastikan kontraks terus membaik
43. Membersihkan sarung tangan dari lencir dan darah di larutan
klorin 0,5%. Kemudian bilas tangan yang masih mengenakan
sarung tangan dengan air yang sudah di desinfektan tingkat
tinggi dan mengeringkannya
44. Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari mbilicus dengan
simpul mati
45. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua
18.32
kalinya
46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam
wadah berisi larutan klorin 0,5%
47. Membungkus kembali bayi
18.34
48. Berikan bayi pada ibu untuk disusui
49. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda
perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu
50. Mengajarka ibu / keluarga untuk memeriksa uterus yang
18.35 memiliki kontraksi baik dan mengajarkan masase uterus
apabila kontraksi uterus tidak baik
51. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52. Memeriksa nadi ibu
53. Meredan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5%
54. Membuang barang – barang yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang di sediakan
55. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
menggantikan pakaiannya dengan pakaian yang bersih / kering
18.40 56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga
untuk membantu apabila ibu ingin minum
57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%,
melepas sarung tangan delam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60. Melakukan pendokumentasian telah dicatat dilembar partograf
18.42
(terlampir)
61. Memindahkan pasien ke ruang nifas
19.00
Evaluasi : pasien bersedia dipindahkan ke ruang nifas

Catatan 2 Jam Post Partum


Jam Kandung
Waktu TD N S TFU UC Pendarahan
ke kemih
18.30 110/70 90 1 jari bawah pusat Baik Kosong ± 50 CC
18.45 110/70 90 366 1 jari bawah pusat Baik Kosong ± 20 CC
1
19.00 110/60 92 2 jari bawah pusat Baik Kosong ± 20 CC
19.15 110/60 88 2 jari bawah pusat Baik Kosong ± 20 CC
19.45 110/80 88 366 2 jari bawah pusat Baik Kosong ±10 CC
2
20.15 110/80 88 2 jari bawah pusat Baik Kosong ± 10 CC
Pemeriksaan Fisik Bayi

- Keadaan Umum : Baik Antropometri


- Jenis Kelamin : Perempuan BBL : 3300gram
- Tangis : Kuat PBL : 50 cm
- Warna Kulit : Merah LD : 34 cm
- Gerak : Aktif SOB : 31 cm
- Nadi : 112x/menit MOB : 30 cm
- Suhu : 36,8 c FO : 31 cm
- RR : 52x/menit

Pemeriksaan Fisik Bayi Secara Keseluruhan


a. Inspeksi
Kepala : Rambut lurus, warna hitam, tidak ada molase, kulit kepala
bersih, tidak oedem, besranya seperempat panjang tubuh,
fontanel anterior bentuk laying-layang, fontanel posterior
bentuk segitiga.
Muka : Tidak pucat, tidak oedem, muka berwarna merah muda dan
muka bulat.
Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada
strabismus, tidak oedem palpebra, tidak ikterus, tidak ada
tanda-tanda infeksi.
Hidung : Bersih, tidak ada cairan ketuban, ada nafas, cuping hidung
Mulut : Lidah bersih, bibir lembab, tidak ada labioschisis,
tidakadapalatoschisis, gigi belum tumbuh, reflek hisap kuat.
Telinga : Simetris, daun telinga sejajar dengan bola mata, bersih, tidak
ada serumen.
Leher : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Dada : Kedua putingsusu simetris, tidak ada penarikan intercosta.
Abdomen : Tali pusatbelum lepas, terbungkus kasa steril pada tali pusat,
tidak ada tanda-tanda perdarahan.
Punggung : Tidak ada kelainan punggung, bersih.
Genetalia : Jenis kelamin perempuan, labia mayora telah menutupi labia
minora
Anus : Anus berlubang
Ekstremitas atas : Simetris,tidak ada kelainan jumlah jari, tidak ada fraktur,
pergerakan bebas, tiak ada lesi dan gerak reflek aktif.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan jumlah jari, tidak ada fraktur,
pergerakan bebas, tidak ada lesi dan babynski reflek aktif.
Kulit : Warna kulit merah muda, terdapat verniks caseosa,tidak ada
pembengkakan.
b. Palpasi
Kepala : Teraba UUB belum menutup, UUK sudah menutup, kondisi
datar, tidak ada molase, tidak teraba benjolan dan tidak ada
oedema.
Leher : Tidak teraba pembesaran pembendungan vena jugularis.
Axilla : Tidak teraba benjolan, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : Tidak teraba pembesaran hepar.
Punggung : Tidak teraba kelainan congenital seperti spina bifida
Ekstremitas atas : Akral hangat.
Ekstremitas bawah : Akral hangat.
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada suara ronchi dan wheezing.
Abdomen : Terdengar bising usus 20 x/menit.
d. Perkusi
Abdomen : Tidak meteorismus.
e. Pertumbuhan dan Perkembangan
Berat badan lahir : 3300 gr
Panjang badan lahir : 50 cm
f. Reflek Pada Bayi
Refleks moro : Kuat
Tonick neck reflek : Kuat
Graps reflek : Kuat
Reflek babynski : Kuat
Suckling reflek : Kuat
Swallowing reflek : Kuat
Rooting reflek : Kuat
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “K” P 1001 Ab000 HARI KE 1 POST PARTUM
FISIOLOGIS DI PUSKESMAS LEKOK

3.4 PENGKAJIAN DATA


Tanggal Pengkajian : 13 Oktober 2022
Jam Pengkajian : 20.20 WIB
Tempat Pengkajian : Puskesmas Lekok

Nama Ny “K” Nama Tn “D”


Umur  25 th Umur  28 th
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Suku/Bangsa Jawa/Indonesia
Agama  Islam Agama  Islam
Status
Status Perkawinan Kawin Kawin
Perkawinan
Kawin Ke 1 Kawin Ke 1
Lama Kawin 7 tahun Lama Kawin 7 tahun
Golongan Darah O Golongan Darah AB
Pendidikan SLTA Pendidikan S1
Pekerjaan IRT Pekerjaan Swasta
Penghasilan - Penghasilan Rp. 3.000.000,-
Alamat  Ds.Tambak Lekok Alamat  Ds.Tambak Lekok

3.4.1 DATA SUBYEKTIF


13. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kadang luka jahitan masih terasa nyeri
14. Riwayat Kesehatan sekarang
Ibu mengeluh perutnya masih mules dan nyeri luka jahitan, BAK 2x setelah
melahirkan, BAB (-), ibu telah makan nasi sayur dan lauk porsi sedang dan ibu
sangat bahagia atas kelahiran bayinya.
15. Riwayat kesehatan lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan
HIV Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti penyakit
TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, serta tidak pernah
operasi.
16. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti
hepatitis dan HIV Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun
seperti penyakit TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi,
tidak ada keturunan kembar.
17. Riwayat kebidanan
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Perkawinan ke UK Jenis Penolong Tmpt Penyulit BB/ JK Hdp/ Penyulit ASI KB
PB mati

40 3300/
1. I Normal Bidan Pkm - P Hdp - + -
mgg 50

18. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama ingin mengikuti KB suntik 3
bulanan.
19. Riwayat sosial budaya
Kebiasaan klien mengadakan tingkepan dan akan mengadakan selamatan lepasnya
tali pusat serta 40 hari kelahiran bayi dan rencana akan memberikan ASI yang
pertama bayi keluar dan menyusui bayinya sampai 2 tahun. Tidak ada kebiasaan
berpantang makanan.
20. Pola kebiasaan sehari-hari
m. Pola nutrisi
Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil makan 3x1 porsi kecil (nasi,
sayur dan buah) tidak ada pantangan makanan apapun dan
minum ± 8 gelas / hari
Selama nifas : Selama nifas ini ibu sudah makan sebanyak 2x, komposisi
nasi, lauk, sayur dan buah. Minum air putih 5-6 gelas. Ibu
juga mengatakan selama nifas nanti tidak ada pantangan
makanan.
n. Pola eliminasi
Selama hamil : Ibu mengatakan BAK ± 6-7x / hr warna kuning jernih,
tidak ada keluhan dan BAB 1x / hr konsistensi lunak tidak
ada keluhan
Selama nifas : Selama dalam 2 jam PP ibu BAK 400 cc warna kuning
jernih merasa tidak nyaman karena harus dipasang kateter,
Ibu tidak BAB selama Post Partum

o. Pola istirahat
Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam/hr dan tidur malam ± 8
jam / hr
Selama nifas : Selama dalam 2 jam PP ibu tidak dapat tidur hanya
berbaring di bed
p. Pola aktivitas
Selama hamil : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga
dibantu oleh keluarga rumah
Selama nifas : Selama dalam 2 jam PP ibu tidak melakukan aktivitas
apapun hanya mulai belajar mika-miki
q. Pola personal hygiene
Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2x/hr dengan sabun, ganti baju dan
celana dalam 2x/hr, keramas 1x/hr
Selama nifas : Selama dalam 2 jam PP ibu tidak mandi namun di seka
daerah bokongnya.
r. Kebiasaan minum jamu, alcohol, dan merokok
Selama hamil : Ibu mengatakan tidak merokok maupun minum jamu
apapun hanya minum obat penambah darah yang didapat
dari bidan saat periksa
Selama nifas : Ibu tidak merokok dan tidak minum jamu namun di
suntikkan obat-obatan sesuai advis dokter

3.4.2 DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital : Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36.5 ˚c
RR : 20x/menit
d. BB sebelum hamil : 48kg,
e. BB saat periksa : 70 kg
f. TB : 160 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Tidak ada benjolan, kulit kepala bersih, rambut hitam,
tidak berketombe, lurus, pendek dan tidak rontok.

Muka : Tidak terdapat cloasma gravidarum, klien tidak pucat,


tidak oedema.

Rambut : lurus, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.

Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,


konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik, berfungsi
dengan baik, keadaan bersih.

Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat


stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak caries, tidak ada
pembesaran tonsil.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe,


dan tidak ada pembengkakan vena jugularis.

Axilla : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

Mammae : Simetris, puting susu menonjol, payudara bersih,


pengeluaran ASI nya sedikit.

Abdomen : Terdapat striae gravidarum

Genetalia : Tidak ada varices, tidak oedem, tidak ada condiloma


acuminata, pengeluaran lochea rubra ± 2 softek penuh,
terlihat luka laserasi derajat I tanpa penjahitan

Anus : Tidak ada hemoroid


Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema
atas

Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada oedema, dapat berfungsi


bawah dengan baik.

b. Palpasi
Muka : Bentuk simetris,tidak pucat,keadaan bersih, tidak oedema

Rambut : lurus, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.

Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,


konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik, berfungsi
dengan baik, keadaan bersih.

Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat


stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak caries, tidak ada
pembesaran tonsil.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe,


dan tidak ada pembengkakan vena jugularis.

Dada : Bentuk simetri, pergerakan nafas teratur, tidak ada


benjolan abnormal, dan tidak ada gatal-gatal.

Payudara : Membesar simetris, puting susu menonjol,


hiperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, keadaan
puting susu bersih.

Abdomen : Bentuk simetris, membesar sesuai dengan usia kehamilan,


tidak ada bekas operasi.

Genetalia : Keadaan bersih, tidak ada haemoroid, tidak ada varises,


dan oedema.

Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema


Atas

Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada oedema, dapat berfungsi


Bawah dengan baik.

Kepala : Tidak ada benjolan, kulit kepala bersih, rambut hitam,


tidak berketombe, lurus, pendek dan tidak rontok.

Muka : Tidak terdapat cloasma gravidarum, klien tidak pucat,


tidak oedema.

Rambut : lurus, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.

Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,


konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik, berfungsi
dengan baik, keadaan bersih.

Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat


stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak caries, tidak ada
pembesaran tonsil.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe,


dan tidak ada pembengkakan vena jugularis.

Axilla : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

Mammae : Simetris, puting susu menonjol, payudara bersih,


pengeluaran ASI nya sedikit.

Abdomen : Terdapat striae gravidarum

Genetalia : Tidak ada varices, tidak oedem, tidak ada condiloma


acuminata, pengeluaran lochea rubra ± 2 softek penuh,
terlihat luka laserasi derajat I tanpa penjahitan

Anus : Tidak ada hemoroid

Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema


atas

Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada oedema, dapat berfungsi


bawah dengan baik.
c. Auskultasi
 Paru-paru tidak terdengar ronchi dan wheezing
 Jantung ibu, detak jantung teratur, tidak terdengar mur-mur
d. Perkusi
Reflek patella positif
e. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan

3.5 ANALISA MASALAH


Ny. “K” P1001 1 hari Post Partum dengan Nifas Fisiologis

3.6 PELAKSANAAN
Tanggal : 13 Oktober 2022 Jam : 20.25 WIB
Dx : Ny. “K” P1001 1 hari Post Partum dengan Nifas Fisiologis
1. Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga secara terapeutik dan memberikan
penjelasan terhadap tindakan yang akan kita lakukan dengan (senyum, sapa, salam).
2. Menjelaskan pada ibu penyebab rasa nyeri dan mules yang dialami adalah hal yang
fisiologis yaitu proses kembalinya alat – alat kandungan secara normal.
3. Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
4. Melakukan observasi keadaan umum, kesadaran, dan TFU,TTV serta kontraksi
perdarahan yang mungkin terjadi dan tidak lupa kondisi bayi.
5. Memberikan informasi atau penyuluhan pada ibu tentang gizi, KB, perawatan
payudara, perawatan diri (Personal Hygiene) baik ibu maupun bayi
6. Mengajari ibu bagaimana cara perawatan diri dan bayi
7. Memberikan diet yang seimbang dengan komposisi nasi, sayur sop 1 mangkuk kecil,
lauk ayam 1 potong, tempe 1 potong, 1 gelas air putih, buah pisang 1 buah dan jeruk
1 buah
8. Memberikan terapi analgesik dan antibiotik serta vitamin.
Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. “K” usia 0 hari dengan Bayi Baru Lahir Normal

3.1 PENGKAJIAN DATA


Tanggal : 13 Oktobner 2022 Jam : 18.45 WIB
Nama bayi : By. Ny. “K”
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 13 Oktober 2022
Jam lahir : 18.20
Anak ke : I (satu)
Usia : 0 Hari
Biodata orang tua
Nama Ny “K” Nama Tn “D”
Umur  25 th Umur  28 th
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Suku/Bangsa Jawa/Indonesia
Agama  Islam Agama  Islam
Status
Status Perkawinan Kawin Kawin
Perkawinan
Kawin Ke 1 Kawin Ke 1
Lama Kawin 7 tahun Lama Kawin 7 tahun
Golongan Darah O Golongan Darah AB
Pendidikan SLTA Pendidikan S1
Pekerjaan IRT Pekerjaan Swasta
Penghasilan - Penghasilan Rp. 3.000.000,-
Alamat  Ds.Tambak Lekok Alamat  Ds.Tambak Lekok

3.1.1 DATA SUBYEKTIF


1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan bayinya lahir secara normal
dalam keadaan sehat, menangis kuat dan
bergerak aktif.

2. Riwayat Kesehatan : Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 13


Sekarang Oktober 2022, jam 18.20 WIB secara normal
di Puskesmas Lekok dengan jenis kelamin
perempuan, hidup, menangis spontan, BBL
3300 gram, PBL : 50cm, tidak ada kelainan.

3. Riwayat Kesehatan : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang


Keluarga menderita penyakit menular seperti batuk
rejan, penyakit kuning, batuk, pilek, penyakit
menahun seperti darah tinggi, asma, jantung
dan kencing manis, juga tidak ada riwayat
keturunan kembar.

4. Riwayat prenatal : Ibu hamil pertama dengan UK 40 minggu.


Selama hamil ibu memeriksakan kehamilannya
di TPMB dan Puskesmas Lekok.
TM I : 2x di TPMB Ny.”K“, keluhan mual,
muntah, pusing.1x di Puskesmas Lekok
keluhan mual.
TM II : 2x di Puskesmas Lekok, tidak ada
keluhan.
TM III : 4x di Puskesmas Lekok tidak ada
keluhan.
Obat-obatan yang didapat selama hamil :
TM I : Fe, Vitamin C, Kalk
TM II : Fe, Vitamin C, Kalk, Vitamin B
TM III : Fe, Vitamin C, Kalk, Vitamin B

5. Riwyat Intranatal : Bayi lahir spontan, menangis kuat, ditolong


bidan pada tanggal 13 Oktober 2022 jam 18.20
WIB, di Puskesmas Lekok jenis kelamin :
Perempuan, BBL : 3300 gram, PBL : 50 cm,
LK: 30 cm, LD: 31 cm, Lila: 10 cm, ada
lubang anus, ketuban jernih, bayi lahir spontan
langsung menangis.

6. Riwayat Post Natal : 1) Ibu mengatakan lega dan senang setelah


anaknya lahir dengan selamat.
2) Ibu mengatakan ASI keluar banyak dan
segera dilakukan IMD
3) Ibu dalam masa perawatan.
7. Pola Aktivitas Sehari - :
Hari
- Pola Nutrisi : Bayi mendapatkan PASI 120 cc, ASI 60 cc kg/
hari per dot.

- Pola Aktivitas : Bayi sering tertidur dan bila bangun bergerak


aktif.
- Pola Istirahat : Bayi lebih sering tidur, menangis bila lapar,
BAK dan BAB.

- Pola Eliminasi : BAK : ± 4 – 5x/ hari, warna kuning, bau


khas.

BAB : ± 2x/ hari, warna kuning, konsistensi


lembek, bau khas.

- Pola Personal : Bayi dimandikan 1x/ hari (pagi).


Hygiene
Popok diganti tiap habis mandi dan bila basah
(BAK dan BAB).

Baju diganti tiap habis mandi dan bila basah,


merawat tali pusat dan menutupi dengan kasa
steril 2x/ hari dan bila basah.

8. Data Imunisasi :

- Jenis : Hb0

- Waktu Pemberian : 13 Oktober 2022 jam 18.30

- Reaksi Setelah : Tidak ada


Pemberian
- Tindakan Untuk : -
Mengatasi Reaksi
9. Riwayat Pemberian : -
Makanan Tambahan
- Usia Pemberian : -

- Jenis MP ASI : -

- Frekuensi : -

- Jumlah Pemberian : -

10. Riwayat Perkembangan : -


Sesuai dengan Usia
11. Genogram Keluarga : -

12. Riwayat Sosial Budaya :

- Sosial : Hubungan ibu dengan keluarga dan masyarakat


disekitar baik

- Latar Budaya : Dalam kehidupan sehari-hari, ibu dan keluarga


berlatang belakang budaya jawa

3.1.2 DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan Umum

- Keadaan Umum : Baik

- Kesadaran : Composmentis

- Tekanan Darah : -

- Nadi : 140x/menit

- Suhu : 36,60 C

- RR : 38 x/menit

- Tinggi Badan : 50 cm

- Berat Badan : 3300 gram

- Lingkar Kepala : 30 cm

- Lingkar Dada : 31 cm

- Lingkar Lengan : 10 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi

Kepala : Rambut keriting, warna hitam, tidak ada molase, kulit


kepala bersih, tidak oedem, besranya seperempat
panjang tubuh, fontanel anterior bentuk laying-layang,
fontanel posterior bentuk segitiga.

Kulit : Warna kulit merah muda, terdapat verniks


caseosa,tidak ada pembengkakan.

Muka : Tidak pucat, tidak oedem, muka berwarna merah muda


dan muka bulat.

Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sclera


putih, tidak ada strabismus, tidak oedem
palpebra, tidak ikterus, tidak ada tanda-tanda
infeksi.

Hidung : Bersih, tidak ada cairan ketuban, tidak ada


pernafasan cuping hidung, tidak ada polip,
tidak ada lendir yang keluar.

Mulut : Lidah bersih, bibir lembab, tidak ada labioschisis,


tidak ada palatoschisis, gigi belum tumbuh, reflek
hisap kuat.

Telinga : Simetris, daun telinga sejajar dengan bola


mata, bersih, tidak ada serumen.

Leher : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar


tyroid.

Dada : Kedua putingsusu simetris, tidak ada penarikan


intercosta.

Abdomen : Tali pusat belum lepas, terbungkus kasa steril


pada tali pusat, tidak ada tanda-tanda
perdarahan.

Punggung : Tidak ada kelainan punggung, bersih.

Genetalia : Jenis kelamin perempuan, terdapat labia mayora kiri


dan kanan simetris, labia minora kanan dan kiri
simetris.

Anus : Anus berlubang

Ekstremitas atas : Simetris,tidak ada kelainan jumlah jari, tidak ada


fraktur, pergerakan bebas, tiak ada lesi dan gerak
reflek aktif.

Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan jumlah jari, tidak ada
fraktur, pergerakan bebas, tidak ada lesi dan babynski
reflek aktif.

b) Palpasi

Kepala : Teraba UUB belum menutup, UUK sudah menutup,


kondisi datar, tidak ada molase, tidak teraba benjolan
dan tidak ada oedema.

Leher : Tidak teraba pembesaran pembendungan vena


jugularis.

Axilla : Tidak teraba benjolan, tidak teraba pembesaran


kelenjar limfe.

Abdomen : Tidak teraba pembesaran hepar.

Punggung : Tidak teraba kelainan congenital seperti spina bifida.

Ekstremitas atas : Akral hangat.

Ekstremitas bawah : Akral hangat.

c) Auskultasi

Dada : Tidak ada suara ronchi dan wheezing.

Abdomen : Terdengar bising usus 20 x/menit.


d) Perkusi

Abdomen : Tidak meteorismus.

3. Tumbuh Kembang
a) Reflek Makan
Rooting Reflek : (+)
Suckling Reflek : (+)
Swallowing Reflek : (+)
b) Reflek Pelindung
Tonickneck Reflek : (+)
Graps Reflek : (+)
Babynski Reflek : (+)
Stepping Reflek : (+)
Moro Reflek : (+)
4. Pengukuran Antropometri
BBL : 3300 gram
PBL : 50 cm
LD : 30 cm
Lingkar Kepala : 31
MO : 30 cm
FO : 31 cm
SOB : 32 cm

3.2 ANALISIS / INTEPRETASI DATA


Bayi Ny “K” usia 0 hari Dengan Neonatus Cukup Bulan Fisiologis

3.3 PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan keluarga.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
3. Mengobservasi TTV dengan hasil :
Suhu : 36,5o C
Nadi : 140 x/menit
RR : 38 x/menit
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya.
5. Mempertahankan suhu tubuh bayi :
- Selimuti bayi dengan selimut/ kain bersih dan hangat
- Tutupi kepala bayi dengan topi
- Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
- Meletakkan bayi ditempat yang hangat.
6. Memberikan vitamin K pada bayi 1 jam segera dipaha kiri
7. Memberikan salep mata dengan cara mengoleskan tetrasiklin 1 % pada mata bayi.
8. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir.
- Pernafasan : Jika sulit/ lebih dari 60 x/menit.
- Kehangatan : Terlalu panas ( > 38 C) atau terlalu dingin (< 36 C)
- Warna : Kuning (terutama pada 24 jam pertama biru/pucat)
- Pemberian makanan : Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
- Tali pusat : Merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
- Aktivitas : Menggigil, menangis tidak bisa (merintih) sangat lemah,
lunglai, kejang.
9. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
ASUHAN KEBIDANAN PADA KB

3.1 PENGKAJIAN DATA


3.1.1 DATA SUBJEKTIF

Nama Ny “K” Nama Tn “D”


Umur  25 th Umur  28 th
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Suku/Bangsa Jawa/Indonesia
Agama  Islam Agama  Islam
Status
Status Perkawinan Kawin Kawin
Perkawinan
Kawin Ke 1 Kawin Ke 1
Lama Kawin 7 tahun Lama Kawin 7 tahun
Golongan Darah O Golongan Darah AB
Pendidikan SLTA Pendidikan S1
Pekerjaan IRT Pekerjaan Swasta
Penghasilan - Penghasilan Rp. 3.000.000,-
Alamat  Ds.Tambak Lekok Alamat  Ds.Tambak Lekok
3.1.2 Alasan Berkunjung Saat Ini
Kunjungan ini adalah kunjungan awal, ibu mau ikut KB suntik 3 bulan
3.1.3 Keluhan Utama
Ibu mengatakan habis melahirkan 42 hari.Sudah tidak ada keluar darah
pervagina, hubungan suami istri (-)
3.1.4 Riwayat Menstruasi
 Menarche : usia 12 th
 Siklus menstruasi : teratur tiap bulan 28 hr
 Lama : 5- 6 hari
 Banyaknya darah : 3 kali sehari ganti pembalut
 Konsistensi : cair
 Dysmenore : tidak pernah
 Fluoralbus : tidak pernah
 HT:3 Nopember 2022
3.1.5 Status Perkawinan
 Kawin : 1 kali
 Lama kawin : 7 th
3.1.6 Riwayat KB :Belum Pernah KB
3.1.7 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Keturunan kembar : tidak ada baik dari pihak laki atau perempuan
 Penyakit keturunan : tidak ada penyakit keturunan spt, DM, asma,
jantung, hypertensi.
 Penyakit lain dalam keluarga : tidak ada misalnya hepatitis, TBC,
HIV
3.1.8 Riwayat Kesehatan yang lalu
 Penyakit menahun : tidak ada
 Penyakit menurun : tidak ada misal DM, asma, hipertensi
 Penyakit menular : tidak ada misal hepatitis TBC, HIV
3.1.9 Keadaan Psikososial dan Dukungan Keluarga
 Alasan ibu menjadi akseptor KB : ibu ingin menyusui bayinya
sampai umur 2 tahun.
 Motivasi ibu menjadi akseptor kb berasal dari : orangtua / ibunya
dulu juga kb suntik 3 bulan
 Dukungan dari suami : suami sangat mendukung dan ikut
mengantarkan untuk ber KB
 Dukungan dari keluarga yang lain : orangtua sangat mendukung
untuk ber-KB
3.1.10 Pola Kebiasaan Sehari-Hari
 Pola Nutrisi : makan 3x sehari dengan porsi, nasi setengah piring,
lauk, sayur, mimum air putih 6-8 gelas perhari.
 Pola eliminasi :
BAB 1x sehari konsistensi lembek
BAK 4-5 x sehari waarna kunung jernih bau khas, tidak ada nyeri.
 Pola istirahat tidur : tidur siang 1- 2 jam, tidur malam 7 – 8 jam
 Pola aktivitas :
pekerjaan klien setiap hari dirumah spt membantu menyapu,
mencuci, memasak.
 Pola sexualitas : berhubungan intim seminggu 3x
 Perilaku kesehatan : klien mengatakan tidak pernah merokok, minum
jamu, minum alcohol dan obat obatan .
3.2 DATA OBJEKTIF
3.2.1 Pemeriksaan Umum
 Kesadaran : kompos mentis
 TD : 110/70 mmhg
 Suhu : 36,7 derajat Celsius
 Nadi : 88 x permenit
 RR : 20 x permenit
 BB : 48 kg
 TB : 156 cm
 Lila : 24 cm
 IMT : 18,5
 SpO2 : 99
3.2.2 Pemeriksaan Khusus
3.2.2.1Inspeksi
 Kepala : rambut warna hitam, tidak ada ketombe, bersih
 Muka/mata : palpebral tidak oedema, conjunctiva tidak
anemis, sclera tidak kuning
 Mulut dan gigi : bibir tidak pucat, lidah bersih, tidak ada
sariawan, tidak ada caries
 Hidung : simetris, tidak ada secret, kebersihan cukup
 Leher : perbesaran vena jugolaris tidak ada, pmbesaran
tyroid tidak ada, pembesaran kelenjar lymphe tidak ada
 Dada : simetris, pembesaran payudara sesuai kanan dan
kiri, hyperpigmentasi pada ariola mammae, papilla
mammae menonjol kanan dan kiri, ASI belum keluar,
kebersihan cukup
 Perut : pembesaran atau benjolan tidak ada, luka bekas
oerasi tidak ada, linea nigra, striae lividae, pembesaran
lien/liver tidak ada.
 Ekstremitas atas dan bawah : tidak oedem dan tidak ada
varices, simetris kanan dan kiri.
 Anogenetalia : tidak ada varices,luka parut tidak ada, tidak
oedema, tidak ada haemoroid, kebersihan cukup.
3.2.2.2 Palpasi
 Leher : Pembesaran vena jugolaris tidak ada
Pembesaran tyroid tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada
 Dada : benjolan atau tumor tidak ada, keluaran ASI
 Perut : pembesaran liver dan lien tidak ada
 Ekstremitas atas dan bawah : simetris kanan dan kiri, tidak
ada oedem, tidk ada bengkak
3.2.2.3 Auscultasi
 Dada : tidak ada ronche, tidak ada weising
 Perut : peristaltic usus aktif
3.2.2.4 Perkuisi
 Reflek patella : kanan positif, kiri reflek positif
 Perut : tidak ada kembung
3.2.3 Pemeriksaan Dalam : tidak dilakukan karena tidak ada indikasi
3.2.4 Pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukan, karena tidak ada
indikasi

3.3 DIAGNOSA
Ny “ K” umur 25 tahun P10001 Akseptor Baru KB suntik 3 bulan
3.4 INTERVENSI
Tanggal / Jam : 11 Nopember 2022 / jam 16.20
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat.
R/ Ibumerasa aman dan nyaman karena dalam kondisi baik
2. Beri konseling ulang pada ibu mengenai efek samping KB suntik 3 bulan.
R/ Dapat merubah siklus haid (haid tidak teratur atau memanjang dalam 3
bulan pertama, haid jarang, tidak teratur atau tidak haid dalam 1 tahun) ,
pusing, perut kembung atau tidak nyaman, perubahan suasana perasaan,
penambahan berat badan, dan dapat membuat sakit kepala, mual, nyeri
tekan pada payudara.
3. Beri konseling mengenai nutrisi dan gizi
R/ Untuk menghindari makanan yang banyak mengandung lemak karena
dapat mempengaruhi pola menstruasi, dan mengonsumsi buah dan sayur,
serta mengatur pola makan agar berat badan seimbang.
4. Berikan penjelasan tetang alat kontrasepsi yang tidak mempengaruhi siklus
haid
R/ Metode Amenorea Laktasi (MAL), Metode Kalender, Senggama
Terputus, dan Kondom.
5. Lakukan inform consent penyuntikkan KB suntik 3 bulan.
R/ Ibu telah memahami informasi dan keputusan yang diambil
6. Berikan pelayanan dengan standart prokes baik petugas maupun pasien.
R/ Mencegah penularan penyakit terutama masa pandemi
7. Lakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan.
R/ Menyiapkan alat-alat, yaitu kapas alkohol, spuit, obat KB DMPA.
Kemudian memasukkan obat ke dalam spuit, mengatur posisi klien,
mendesinfeksi area penyuntikkan, yaitu di 1/3 bagian spina illiaca anterior
superior, menyuntikkan obat secara IM dengan arah 90o, mencabut jarum
kemudian memasase daerah bekas suntikan.
8. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 26 Oktober
2022 dengan tetap sesuai prokes 3 M.
R/ Melakukan jadwal kunjungan ulang
9. Masukkan sampah medis dan non medis pada tempat yang sudah
disediakan.
R/ Memisahkan limbah medis dan non medis untuk memudahkan
pengolahan limbah
10. Dokumentasikan tindakan pada kartu KB dan Kohort KB.
11. R/ Menertipkan administrasi bidan
3.5 IMPLEMENTASI
Tanggal / Jam 11 Nopember 2022 / jam 16.30
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
sehat.
E/ Ibu memahami keadaannya
2. Memberi konseling ulang pada ibu mengenai efek samping KB suntik 3
bulan, yaitu dapat merubah siklus haid (haid tidak teratur atau memanjang
dalam 3 bulan pertama, haid jarang, tidak teratur atau tidak haid dalam
1tahun) , pusing, perut kembung atau tidak nyaman, perubahan suasana
perasaan, penambahan berat badan, dan dapat membuat sakit kepala.
E/ Ibu mengerti dan mampu mengulang kembali apa yang dijelaskan bidan
3. Memberi konseling mengenai nutrisi dan gizi untuk menghindari makanan
yang banyak mengandung lemak karena dapat mempengaruhi pola
menstruasi, dan mengonsumsi buah dan sayur, serta mengatur pola makan
agar berat badan seimbang.
E/ Ibu mengerti dan mampu mengulang kembali apa yang dijelaskan bidan
4. Memberikan penjelasan tetang alat kontrasepsi yang tidak mempengaruhi
siklus haid, yaitu Metode Amenorea Laktasi (MAL), Metode Kalender,
Senggama Terputus, dan Kondom.
E/ Ibu mengerti dan mampu mengulang kembali apa yang dijelaskan bidan
5. Melakukan inform consent penyuntikkan KB suntik 3 bulan.
E/ Ibu setuju melakukan tanda tangan
6. Memberikan pelayanan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,
petugas memakai APD level 2 dan pasien menjalankan prokes 3 M(cuci
tangan, memakai masker dan jaga jarak).
E/ Ibu memakai masker, setuju melakukan cuci tangan dan jaga jarak
7. Melakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan. Menyiapkan alat-alat, yaitu
kapas alkohol, spuit, obat KB DMPA. Kemudian memasukkan obat
kedalam spuit, mengatur posisi klien, mendesinfeksi area penyuntikkan,
yaitu di 1/3 bagian spina illiaca anterior superior, menyuntikkan obat secara
IM dengan arah 90o, mencabut jarum kemudian memasase daerah bekas
suntikan.
E/ Ibu siap dilakukan penyuntikan KB
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 21 juni
2022 dengan sesuai prokes 3 M.
E/ Ibu sepakat kapan harus kunjungan ulang
9. Memasukkan limbah medis dan non medis pada tempat yang sudah
disediakan.
10. E/ limbah dan non medis dibuang ke tempatnya
11. Mendokumentasikan tindakan pada kartu KB dan Kohort KB.
E/ Telah didokumentasikan didalam buku kohor KB
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
i. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Pada pengkaijan data subjektif dan objektif didapatkan data Ny. “K” periksa
tanpa keluhan, TD : 110/70 mmhg, Nadi : 92 x/mnit, Suhu : 36,5 ˚c, BB sebelum
hamil : 48 kg, saat hamil: 70 kg, Tinggi badan : 160 cm, LILA: 24 cm, TFU 30 cm,
Leopold I : Pada fundus teraba lunak, dan tidak melenting yang berarti bokong.
Leopold II : pada bagian kanan teraba keras, datar, memanjang berarti punggung,
pada bagian kiri teraba bagian – bagian kecil yang berarti ekstemitas. Leopold III :
bagian terbawah janin teraba keras,bulat, dan melenting yang berarti kepala.
Leopolod IV : Konvergen, kepala belum masik PAP, TBJ = (TFU-11) x 155 = (30-
11) x 155 = 2790 gr. DJJ ada terdengar disebelah kanan dibawah pusat ibu frekuensi
148 x/menit . Analisa data dari pengkajian tersebut adalah Ny. “K” G1P0000Ab000 usia
kehamilan 39+4 minggu hidup, tunggal, intra uterine, presentasi kepala. jalan lahir
normal, ku janin baik, ku ibu baik.
Pelaksanaanya diantaranya menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan
janin saat ini dalam keadaan sehat dan hasil pemrikasaan nya dalam batas normal,
memberitahu ibu untuk makan makanan dengan gizi seimbang, yaitu terdiri dari
nasi, lauk, sayur, dan buah dalam porsi cukup. Makan makanan mengandung tinggi
serat, tinggi protein, serta rendah lemakdan rendah gula, menjelaskan tanda bahaya
kehamilan( keluar cairan dari kemaluan yang tidak bisa ditahan, gerakan janin
berkurang, perut terasa kram / kaku yang berlebihan disertai keluar bercak/flek
darah, bengkak pada muka, tangan, dan kaki), menganjurkan ibu untuk kontrol 1
bulan lagi atau sewaktu-waktu jika merasakan tanda bahaya kehamilan.
ii. Asuhan Kebidanan Persalinan
Pada pengkajian di dapatkan data Ny. “K”, datang ke Puskesmas Lekok, ibu
mengatakan perutnya merasa kenceng-kenceng serta mengeluarkan lendir
bercampur darah sejak pukul 11.00 WIB.Keadan umum: Baik, kesadaran :
Composmentis, tekanan darah: 120/70 mmHg, nadi : 90 x/ menit, pernafasan : 22
kali / menit, suhu : 36,6 OC, DJJ 148 kali/ menit, TFU 30cm Pada fundus teraba
lunak tidak melenting (bokong).Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin
Bagian kanan teraba keras, panjang, seperti papan (puka). Pada bagian bawah uterus
teraba bulat, keras, tidak bisa digerakkan. Bagian bawah anak sudah masuk PAP 3/5
bagian (divergen) H II, DJJ 148 x/menit, teratur. His 4x35 detik dalam 10 menit,
bising usus 8x/menit, pembukaan 7 cm, eff 75%, ketuban utuh, presentasi kepala.
Didapatkan analisa data Ny “K” GIP0000Ab000 Usia Kehamilan 40 minggu, janin
tunggal, hidup, intaruterin, letak kepala, puka, jalan lahir normal, keadaan ibu dan
janin baik, inpartu kala 1 fase aktif.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “K” yaitu menjelaskan hasil pemeriksaan
pada ibu dan keluarga, menjelaskan dan mengajarkan ibu cara mengurangi rasa nyeri
yaitu dengan teknik relaksasi bernafas panjang dengan cara menarik nafas panjang
dari hidung kemudian dikeluarkan dari mulut saat terasa kontraksi, melanjutkan
observasi HIS, DJJ, Nadi ibu tiap 30 menit dan observasi pembukaan, effisement,
ketuban dan pembukaan tiap 4 jam sekali. Menyarankan ibu untuk tetap makan dan
minum di sela-sela kontraksi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan energy untuk
proses persalinan, menganjurkan ibu untuk berbaring miring kanan kiri,
menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan ringan jika masih mampu untuk berjalan,
menganjurkan ibu untuk tidak menahan jika ingin berkemih agar kandung kemih
kosong dan mempercepat terjadinya penurunan kepala, menganjurkan ibu dan
keluarga untuk segera memberitahu bidan jika ibu merasa ingin meneran atau
merasa ingin BAB. Dilanjutkan dengan melakukan pertolongan persalinan sesuai
APN. Setelah bayi lahir, dilakukan asuhan persalinan kala III dank ala IV sesuai
APN dan dilakukan observasi 2 jam PP.
iii. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Asuhan kebidanan yang dilakukan
diantranya Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi, membantu ibu
dalam menyusui, mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman, mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan, memberikan konseling
untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-
tanda bahaya masa nifas, serta menjaga asupan gizi yang baik. Pada pengkajian pada
ibu nifas di dapatkan kondisi ibu nifas dalam batas normal Tensi: 120/70mmHg,
nadi: 88x/menit, suhu: 36.5ºc, rr: 20x/menit. TFU ½ simpisis- pusat, kontraksi uterus
baik, kandung kemih kosong, perdarahan ± 10 cc. Diharapkan ibu mengetahui
tentang kondisinya saat ini sehingga ibu tidak khawatir tentang perubahan yang
dialami saat masa nifas. Mengetahui tentang tanda bahaya masa nifas. Mengetahui
tanda merawat payudara agar asi ibu lancar.
iv. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Dapat mengevaluasi dari Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir hari pertama
dan didapat suatu hasil bayi dalam masa transisi berjalan dengan normal tanpa
adanya komplikasi. Setelah dilakukan tindakan seperti yang diatas masalah dapat
teratasi sehingga ibu dan bayi boleh pulang dan keadaan umum bayi baik, tanda vital
dalam batas normal dengan S: 366 0C, N: 140x/menit, RR: 38x/menit, serta tidak ada
komplikasi.
v. Asuhan Kebidanan Pada KB
Pada pembahasan ini dijelaskan tentang kesesuaian teori dan fakta pada asuhan
kebidanan pada keluarga berencana. Berikut tentang asuhan kebidanan pada
keluarga berencana. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan
pada keluarga berencana, maka dapat diperoleh data sebagai berikut :
Pada tanggal 11 Nopember 2022 Ny “K”melakukan kunjungan untuk ber KB,
Penulis melakukan intervensi kelemahan dan kelebihan dari masing-masing KB . Ny. “K”
mulai memutuskan ingin memakai KB Suntik 3 bulan di PKM Lekok Alasan ibu memilih KB
suntik karena ingin menjaga jarak kehamilan dengan kehamilan berikutnya serta pengunaan
KB yang tidak mempengaruhi produksi ASI selama menyusui bayinya serta memilih
menggunakan KB suntik merupakan metode KB jangka panjang

4.2 Saran
1. Bagi Institusi
Lebih banyak menyediakan literature yang berkaitan degan kasus sehingga lebih
memudahkan dalam penyusunan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan.
2. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan para petugas bisa cepat dan tepat dalam memberikan Asuhan Kebidanan
Berkelanjutan sesuai Standart Pelayanan.
3. Bagi Penulis
Dengan penyusunan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan semoga dapat dijadikan
sebagai pengalaman dan perbandingan antara teori yang didapat dengan kasus nyata
yang ada di lapangan.

4. Bagi Ibu
Diharapkan ibu lebih kooperatif, sehingga dalam pemberian Asuhan Kebidanan
Berkelanjutan dapat dilakukan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Bari, Saifuddin, Abdul, 2002. Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP-SP.


Indati, MT, 2006. Panduan Lengkap Kehamilan ,Persalinan dan Perawatan Bayi,
Yogyakarta: Biologis Media.
Mochtar, Rustam, MPH. 2002. Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC.
Manuaba, Chandranita, SpOG, 2008. Gawat Darurat, Jakarta : EGC.
Sarwono, Prawirohadjo. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Ilmu kebidanan .Jakarta : YBP.
Prof. Dr. Mochtar, Rustam, MPH.1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2.Jakarta . EGC.
Prof .Sastrawinata, Sulaiaman.1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Elemen. 
Bari, Saifuddin, Abdul, 2002. Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP-SP
Indati,MT,2006 Panduan Lengkap Kehamilan ,Persalinan dan Perwatan
Bayi,Yogyakarta:Biologis Media.
Mochtar, Rustam, MPH 2002. Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC
Manuaba, Chandranita, SpOG, 2008. Gawat Darurat, Jakarta : EGC
Sarwono, Prawirohadjo.2008.Ilmu kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono,2006. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBP
Prof,Dr.Mochtar,Rustam,MPH.1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2.Jakarta . EGC
Prof.Sastrawinata, sulaiaman.1983. Obstetri Fisiologi. Bandung. Elemen 
Arif Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :
Arcan.
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo (YBP-SP)
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo (YBP-SP)
Saifuddin, Abdul Bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelyanan Kontrasepsi. Jakarta.
Bari, Saifuddin, Abdul, 2002. Maternal dan Neonatal, Jakarta: YBP-SP.
Indati, MT, 2006. Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi,
Yogyakarta: Biologis Media.
Mochtar, Rustam, MPH. 2002. Sinopsis Obstetri, Jakarta EGC.
Manuaba, Chandranita, SpOG, 2008. Gawat Darurat, Jakarta: EGC.
Sarwono, Prawirohadjo. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Ilmu kebidanan .Jakarta: YBP.
Prof. Dr. Mochtar, Rustam, MPH.1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2.Jakarta: EGC.
Prof .Sastrawinata, Sulaiaman.1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Elemen. 

Anda mungkin juga menyukai