Anda di halaman 1dari 16

FISIKA RADIASI

DOSIMETRI DAN ALAT UKUR RADIASI

(PROTEKSI RADIASI)

Oleh :

Nafilah Husnaul Azizah

160210102007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
A. Teknologi Proteksi Radiasi Para Pekerja di Sekitar Reaktor Nuklir

Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat,
mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju yang tetap. Berbeda
dengan bom nuklir, yang reaksi berantainya terjadi pada orde pecahan detik dan tidak terkontrol.
Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak digunakan
untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian digunakan untuk pembuatan radioisotop (isotop
radioaktif) dan untuk penelitian. Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk memproduksi
plutonium sebagai bahan senjata nuklir.

Saat ini, semua reaktor nuklir komersial berbasis pada reaksi fisi nuklir, dan sering
dipertimbangkan masalah risiko keselamatannya. Sebaliknya, beberapa kalangan menyatakan
bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan cara yang aman dan bebas polusi untuk
membangkitkan listrik. Daya fusi merupakan teknologi ekperimental yang berbasi pada reaksi
fusi nuklir. Ada beberapa peranti lain untuk mengendalikan reaksi nuklir, termasuk di dalamnya
pembangkit thermoelektrik radioisotop dan baterai atom, yang membangkitkan panas dan daya
dengan cara memanfaatkan peluruhan radioaktif pasif, seperti halnya Farnsworth-Hirsch fusor, di
mana reaksi fusi nuklir terkendali digunakan untuk menghasilkan radiasi neutron. Berikut
merupakan gambar dari skema reaktor pada PLTN
Semua PLTN komersial yang beroperasi di dunia menggunakan reaksi nuklir fisi dan pada
umumnya reaktor jenis ini menggunakan bahan bakar uranium. Namun untuk reaktor penelitian
biasanya dibedakan dengan reaktor pendidikan, reaktor penelitian, reaktor produksi isotop,
reaktor uji material dan reaktor serba guna. Apa bahaya reaktor nuklir sehingga masyarakat atau
banyak orang yang takut dengan pengoperasian reaktor nuklir? Seberapa tinggikah keselamatan
reaktor nuklir? Sedikit banyak kenangan bom atom Hiroshima dan Nagasaki tentu membayangi
perasaan kawatir atau takut dengan nuklir di masyarakat tersebut. Seperti telah disebutkan di atas
bahwa reaktor adalah merupakan sumber energi yang sangat besar, namun juga mengandung
sumber radioaktif yang sangat besar pula. Kandungan zat radioaktif yang terkumpul di dalam
bahan bakar reaktor dalam kisaran atau orde Giga Curie (1 Curie, Ci = 3,7 1010 disintegrasi per
detik, dps). Dengan kata lain reaktor mengandung potensi bahaya radiasi yang sangat besar
disamping manfaat energi yang besar pula. Oleh karena itu, bisa dipahami bahwa reaktor
dikatakan dalam keadaan aman dan selamat bila zat radioaktif yang dikandungnya tetap
terkungkung selamanya di dalam reaktor, tidak lepas ke lingkungan.

Secara prinsip, keselamatan manusia dan lingkungan adalah dua aspek utama yang harus
menjadi tujuan dan harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam pengoperasian suatu
instalasi teknis. Apalagi untuk instalasi nuklir seperti halnya reaktor, masalah keselamatan
dituntut lebih tinggi dibandingkan dengan instalasi non nuklir atau sering disebut instalasi
konvensional karena terdapat tambahan potensi bahaya yaitu berupa kandungan zat radioaktif.
Pada pengoperasian reaktor, di dalam bahan bakar nuklir terkandung banyak zat radioaktif yang
disebut isotop produk fisi atau isotop hasil-belah yang bersifat radioaktif dalam jumlah dan
aktivitas yang sangat besar yaitu dalam orde Giga Curie atau 109 Curie. Curie adalah satuan
aktivitas radioaktif sebesar 3,7 1010 Bacquerel (Bq) atau 3,7 1010 disintegrasi per sekon.
Kandungan zat radioaktif yang sangat besar ini harus dikungkung dengan baik dan diyakinkan
tidak lepas ke lingkungan. Dengan adanya potensi bahaya tersebut maka dipakailah filosofi
keselamatan reaktor fail-safe and safety-in depth yaitu menerapkan teknik gagal-selamat dan
prinsip pertahanan berlapis dalam mendesain sistem keselamatan reaktor. Dengan menggunakan
filosofi ini, maka reaktor selalu aman artinya selalu dapat dipadamkan dengan cara
menghentikan reaksi fisi dan menjamin zat radioaktif tetap terkungkung di dalam sistem
pertahanan yang berlapis-lapis. Berdasarkan filosofi tersebut, selanjutnya ditetapkan tujuan dan
keselamatan reaktor. Keselamatan reaktor nuklir dapat dikatakan tercapai bila pengoperasian
reaktor memenuhi kriteria keselamatan sebagai berikut:

1. Operasi reaktor harus selalu dapat dipantau dan dikendalikan keadaannya dan dapat
dipadamkan pada setiap saat dan pada setiap keadaan.
2. Energi panas yang timbul baik pada operasi normal maupun akibat kecelakaan operasi
harus dapat dibuang secara selamat. Dengan demikian akan terjamin keutuhan bahan
bakar yang mengandung zat radioaktif dalam jumlah besar tersebut.
3. Zat radioaktif harus terkendali dan tetap terkungkung di dalam reaktor. Paparan radiasi
terhadap personil dan lingkungan harus selalu di bawah nilai batas yang diizinkan dan
diusahakan sekecil mungkin sesuai dengan prinsip “ALARA” (as low as reasoanably
achieveable), artinya serendah mungkin yang dapat dicapai dengan segala macam
prosedur dan teknologi yang tersedia. Dengan kata lain selalu diusahakan tidak terkena
atau berhubungan dengan radiasi bila tidak ada pekerjaan yang penting dan harus
dilakukan.

Sistem keselamatan terdiri dari sistem proteksi reaktor (SPR) dan sistem keselamatan aktif
dan pasif. Sistem proteksi reaktor adalah sistem yang menerima sinyal dari sistem pengukuran
(pengoperasi) yang bertugas mengawasi parameter keselamatan dan mengambil tindakan secara
otomatis memadamkan reaktor dan memicu sistem keselamatan lain bila parameter tersebut
melewati batas keselamatan operasi. Sistem keselamatan pasif adalah sistem keselamatan yang
terpasang permanen dan tidak memerlukan sinyal picu untuk berfungsi, melainkan selalu
berfungsi setiap saat. Contoh sistem keselamatan pasif adalah perisai biologis, sungkup reaktor
dan gedung reaktor. Adapun sistem keselamatan aktif atau sistem keselamatan teknis
(Engineered Safety Feature, ESF) yaitu sistem keselamatan yang berfungsi bila dipicu oleh
sistem proteksi reaktor. Sistem keselamatan teknis dapat digolongkan menjadi 4 kelompok:
1. Sistem pemadam reaktor
Sistem ini harus selalu dapat berfungsi untuk mematikan atau memadamkan reaktor, baik
pada kondisi operasi normal maupun pada saat terjadi gangguan dan dapat
mempertahankan reaktor dalam keadaan padam. Sebagai contoh adalah sistem pancung
pada sistem batang kendali reaktor.
2. Sistem penjaga pendinginan teras
Sistem ini harus mampu mempertahankan jumlah pendingin minimum yang diperlukan
oleh teras reaktor. Salah satu contoh adalah sistem pendingin darurat.
3. Sistem penghalang radiasi
Sistem ini harus mampu mengungkung zat radioaktif tidak keluar dari reaktor. Sebagai
contoh adalah sistem katup penutup cerobong reaktor.
4. Sistem penyedia daya sistem keselamatan
Sistem ini harus dapat menjamin pasokan daya kepada seluruh sistem keselamatan.

Prinsip dalam membuat desain sistem keselamatan reaktor agar memenuhi persyaratan
keandalan dan memenuhi kriteria keselamatan reaktor adalah sebagai berikut.
1. Fitur keselamatan Inheren (inherent safety feature, ISF)
Teras reaktor didesain tersusun atas bahan yang mempunyai sifat alami (inheren) dapat
menstabilkan diri atau melawan gangguan yang muncul selama operasi. Apabila terjadi
gangguan yang menyebabkan daya reaktor naik, maka suhu teras naik yang selanjutnya
menyebabkan kerapatan atom berkurang. Kerapatan atom berkurang mengakibatkan
jumlah reaksi fisi menjadi berkurang, artinya daya reaktor turun kembali. Dengan
demikian tidak terjadi pemanasan berlebih pada bahan bakar. Hal ini dikatakan reaktor
mempunyai fitur keselamatan inheren atau keselamatan melekat berupa koefisien
reaktivitas suhu yang berharga negatif.
2. Penghalang ganda (multiple barriers)
Untuk menjamin bahwa zat radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian reaktor baik
berupa padat, cair dan gas tetap terkungkung secara aman, reaktor harus didesain
mempunyai sistem penghalang atau pengungkung radiasi secara berlapis-lapis atau
ganda. Sistem penghalang ganda di suatu reaktor misalnya pada suatu PLTN adalah:
 Matriks bahan bakar: ruang di antara atom/molekul yang mampu menampung gas
isotop-isotop hasil reaksi pembelahan nuklir.
 Kelongsong elemen bahan bakar yang kedap.
 Bejana tekan (pressure vessel)
 Bejana keselamatan (safety vessel)

 Sistem ventilasi yang akan mengendalikan udara keluar dari gedung reaktor tidak
mengandung zat radioaktif.
 Perisai beton biasanya disebut pula perisai biologis. Perisai biologis pada
umumnya berupa beton barit yang mempunyai densitas tinggi (sekitar 3,5 ton/m3)
atau lebih rapat dibanding densitas beton biasa yang berharga lebih kecil dari 2,5
ton/m3. Oleh karena itu beton barit disebut juga dengan beton berat.
3. Redundansi dan diversiti
Sistem keselamatan reaktor nuklir termasuk komponen-komponennya harus berfungsi
dengan sangat handal, yaitu dijamin dapat berfungsi setiap saat. Oleh karena itu sistem
harus didesain secara rangkap, baik rangkap 2, 3 atau bahkan 4 bila perlu. Pada umumnya
dibuat rangkap tiga untuk memenuhi satu fungsi. Teknik perangkapan sistem atau
komponen ini disebut dengan redundansi.
4. Teknik gagal selamat (fail-safe)
Salah satu prinsip penting dalam keselamatan reaktor adalah gagal-selamat, yaitu lebih
baik operasi reaktor gagal (dipadamkan) sehingga keselamatan terjamin. Prinsip ini selalu
digunakan untuk desain sistem keselamatan reaktor, sehingga apabila suatu sistem atau
komponen sistem keselamatan gagal berfungsi, maka reaktor akan padam secara otomatis
(scram, pancung) oleh bekerjanya sistem proteksi reaktor. Untuk mengetahui secara pasti
bahwa suatu komponen memang gagal, prinsip redundansi di atas sangat penting. Sekali
lagi ditekankan bahwa teknik gagal-selamat bersama dengan prinsip pertahanan berlapis
ini dipakai sebagai “filosofi keselamatan reaktor nuklir”.
5. Pengaruh luar
Reaktor juga harus didesain aman terhadap ancaman atau pengaruh dari luar sistem
reaktor yaitu, kejadian atau kecelakaan reaktor yang disebabkan oleh bukan akibat
operasi reaktor, tetapi akibat kejadian di luar reaktor, yang secara garis besar dapat dibagi
dalam 2 kelompok yaitu kejadian alam dan kecelakaan atau gangguan masyarakat.
Kejadian alam atau peristiwa alam meliputi gempa bumi, banjir, tanah longsor, angin
puting beliung dan bencana alam lain. Desain dan pembangunan reaktor harus dapat
menghindari dan atau menahan kejadian alam yang mungkin terjadi menimpa instalasi
reaktor. Pemilihan lokasi reaktor (disebut tapak reaktor) dan penentuan desain reaktor
yang sesuai akan menentukan tingkat keandalan dan keselamatan reaktor.

B. Teknologi Proteksi Radiasi Medan Listrik dan Medan Magnet


Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluaran tenaga
listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik
(substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik dengan aman.
Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika terjadi
gangguan peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak mengalami
kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika proteksi bekerja
dengan baik, maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga listrik dalam kondisi
bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka pengaman-
pengaman yang terpasang haurus bekerja demi mengamankan sistem dan manusia yang sedang
melaukukan perawatan. Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang
pertama adalah transmisi dengan tegangan sebesar 500Kv. Ini merupakan transmisi yang sangat
tinggi. Karena di Indonesia masih menggunakan sistem 500 kv. Kategori yang kedua adalah
transmisi dengan tegangan sebesar 150 kv. Dan yang ketiga adalah transmisi 75 kv. Untuk
dibawah 75 kv selanjutnya dinamakan dengan distribusi tenaga listrik. Proteksi ini berbeda
dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system tersebut tidak merasakan
gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman sistem, sistem merasakan gangguan
tersebut namun dalam waktu yang sangant singkat dapat diamankan. Sehingga sistem tidak
mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu lama.

Kehadiran medan listrik dan medan magnet di sekitar kehidupan manusia tidak dapat
dirasakan oleh indera manusia, kecuali jika intensitasnya cukup besar dan terasa hanya bagi
orang yang hipersensitif saja. Medan listrik dan medan magnet termasuk kelompok radiasi non-
pengion. Radiasi ini relatif tidak berbahaya, berbeda sama sekali dengan radiasi jenis pengion
seperti radiasi nuklir atau radiasi sinar rontgen. Medan listrik dan medan magnet sudah ada sejak
bumi kita ini terbentuk. Awan yang mengandung potensial air, terdapat medan listrik yang
besarnya antara 3000 - 30.000 V/m. Demikian juga bumi secara alamiah bermedan listrik (100 -
500 V/m) dan bermedan magnet (0,004 - 0,007 mT). Di dalam rumah, di tempat kerja, di kantor
atau di bengkel terdapat medan listrik dan medan magnet buatan. Medan listrik dan medan
magnet ini biasanya berasal dari instalasi dan peralatan listrik antara lain berasal dari : sistem
instalasi dalam rumah, lemari pendingin, AC, kipas angin, pompa air, televisi, mesin tik
elektronik, mesin photocopy, komputer danprinter, mesin las, kompresor, saluran udara tegangan
rendah/menengah (SUTR/M) yang berdekatan, dan lain-lain. Pada sistem instalasi yang
bertegangan dan berarus selalu timbul medan listrik. Tetapi medan listrik ini sudah melemah
karena jaraknya cukup jauh dari sumber. Di bawah SUTR dan SUTM kuat medan magnet
bervariasi antara 0,1 – 3,5 mikrotesla. Di dalam bangunan rumah, kantor, bengkel atau pabrik,
medan magnet karena saluran udara ini jauh lebih lemah lagi. Diusahakan dalam pemilihan jalur
SUTET tidak melintas daerah pemukiman, hutan lindung maupun cagar alam. Di beberapa
daerah pemukiman yang padat mungkin tidak bisa dihindari jalur SUTET untuk melintas, tetapi
baik medan listrik maupun medan magnet tidak boleh diatas ambang batas yang diperbolehkan.
Medan Listrik di bawah jaringan dapat menimbulkan beberapa hal, antara lain :
• menimbulkan suara/bunyi mendesis akibat ionisasi pada permukaan penghantar
(konduktor) yang kadang disertai cahaya keunguan,
• bulu/rambut berdiri pada bagian badan yang terpajan akibat gaya tarik medan listrik
yang kecil,
• lampu neon dan tes-pen dapat menyala tetapi redup, akibat mudahnya gas neon di
dalam tabung lampu dan tes-pen terionisasi,
• kejutan lemah pada sentuhan pertama terhadap benda-benda yang mudah menghantar
listrik (seperti atap seng, pagar besi, kawat jemuran dan badan mobil).
Hubungan Medan Listrik dan Medan Magnet dengan Kesehatan
Kekhawatiran akan pengaruh buruk medan listrik dan medan magnet terhadap
kesehatan dipicu oleh publikasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Wertheimer dan Leeper
pada tahun 1979 di Amerika. Penelitian tersebut menggambarkan adanya hubungan kenaikan
risiko kematian akibat kanker pada anak dengan jarak tempat tinggal yang dekat jaringan
transmisi listrik tegangan tinggi. Banyak ahli yang meragukan hasil penelitian tersebut dengan
menunjuk berbagai kelemahannya, antara lain tidak adanya data hasil pengukuran kuat medan
listrik dan medan magnet yang mengenai kelompok anak-anak yang diteliti. Koreksi yang
dilakukan oleh peneliti lainnya seperti yang dilakukan oleh Savitz dan kawan-kawan serta
temuan studi Fulton dan kawan-kawan, ternyata hubungan tersebut tidak ada. Hasil penelitian
dengan metoda yang lebih disempurnakan pernah dilakukan oleh Maria Linett dan kawan-kawan
dari National Cancer Institute -Amerika tahun 1997. Penelitian yang melibatkan lebih kurang
1200 anak ini melaporkan bahwa tidak ada hubungan antara kejadian leukemia pada anak yang
terpajan medan listrik dan medan magnet dengan anak-anak yang tidak terpajan. Temuan ini
mengukuhkan penolakan terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Wertheimer dan Leeper
tersebut.
Penelitian dengan menggunakan hewan percobaan pernah dilakukan sejak tahun 60-an
dengan hasilnya bervariasi mulai dari gambaran yang tidak berpengaruh, adanya perubahan
perilaku sampai pada pengaruh terjadinya cacat pada keturunan. Para ahli telah sepakat bahwa
medan listrik dan medan magnet yang berasal dari jaringan listrik digolongkan sebagai frekuensi
ekstrim rendah dengan konsekuensi kemampuan memindahkan energi sangat kecil, sehingga
tidak mampu mempengaruhi ikatan kimia pembentuk sel-sel tubuh manusia. Disamping itu sel
tubuh manusia mempunyai kuat medan listrik sekitar 10 juta Volt/m yang jauh lebih kuat dari
medan listrik luar. Medan listrik dan medan magnet dengan frekuensi ekstrim rendah ini juga
tidak mungkin menimbulkan efek panas seperti yang dapat terjadi pada efek medan
elektromagnet gelombang mikro, frekuensi radio, dan frekuensi yang lebih tinggi seperti pada
telepon seluler. Adanya sementara orang yang tinggal dekat dengan jaringan transmisi listrik
melaporkan keluhan-keluhan seperti sakit kepala, pusing, berdebar dan susah tidur serta
kelemahan seksual adalah bersifat subyektif, karena persepsi mereka yang kurang tepat.
C. Teknologi Proteksi Radiasi Kalor
Radiasi panas adalah radiasi yang dipancarkan oleh sebuah benda sebagai akibat suhunya.
Secara umum bentuk terperinci dari spektrum radiasi panas yang dipancarkan oleh suatu benda
panas bergantung pada komposisi benda itu. Walaupun demikian, hasil eksperimen menunjukkan
bahwa ada satu kelas benda panas yang memancarkan spektra panas dengan karakter universal.
Benda ini adalah benda hitam atau black body.
Selain berpindah dari tempat yang memiliki suhu lebih tinggi menuju tempat yang
memiliki suhu lebih rendah dengan cara konduksi dan konveksi, kalor juga bisa berpindah
tempat dengan cara radiasi. Bedanya, perpindahan kalor dengan cara konduksi dan konveksi
membutuhkan medium. Sebaliknya, perpindahan kalor dengan cara radiasi tidak membutuhkan
medium. Radiasi sebenarnya merupakan perpindahan kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik, seperti cahaya tampak (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dll), infra
merah dan ultraviolet alias ultra ungu. Mengenai gelombang elektromagnetik akan kita kupas
tuntas dalam pokok bahasan tersendiri.
Salah satu contoh perpindahan kalor dengan cara radiasi adalah perpindahan kalor dari
matahari menuju bumi. Matahari memiliki suhu lebih tinggi (sekitar 6000 K), sedangkan bumi
memiliki suhu yang lebih rendah. Karena terdapat perbedaan suhu antara matahari dan bumi,
maka secara otomatis kalor mengungsi dari matahari (suhu lebih tinggi) menuju bumi (suhu
lebih rendah). Seandainya perpindahan kalor dari matahari menuju bumi memerlukan perantara
alias medium, maka kalor tidak mungkin tiba di bumi. Persoalannya si kalor harus melewati
ruang hampa (atau hampir hampa alias kosong melompong). Jika tidak ada sumbangan kalor dari
matahari, maka kehidupan di bumi tidak akan pernah ada. Ingat, kalor itu energi yang berpindah.
Kehidupan kita di planet bumi sangat bergantung pada energi yang disumbangkan oleh matahari.
Nah, energi bisa berpindah dari matahari ke bumi dalam bentuk kalor alias panas.
Berikut merupakan beberapa alat dalam pencegahan radiasi sinar UV yang merupakan
salah satu dari radiasi kalor:
1. Kacamata anti radiasi
Corneal Flash Burn merupakan salah satu penyakit yang menimbulkan cedera mata
yang disebabkan karena sinar UV jatuh pada kornea mata. Kornea ini mempunyai sifat
yang sangat sensitif. Sinar UV dengan intensitas tinggi akan membakar permukaan
kornea dan membuatnya menjadi iritasi. Kacamata anti radiasi merupakan sebuah
solusi dalam menanggulangi penyakit ini, sebuah kacamata dengan lensa yang berbeda
dari jenis lainnya, yang berfungsi untuk melindungi mata anda dari bahaya sinar
radiasi. Lensa anti radiasi ini memiliki sebuah lapisan khusus yang dirancang untuk
menahan adanya sinar radiasi yang masuk ke mata, seperti dari radiasi sinar
matahari/UV, layar komputer, gadget, dll.
2. Fasade kaca pintar
Fasade Kaca Pintar merupakan suatu konsep teknologi mutakhir dinding tirai kaca
yang mempertemukan kepentingan ekologi maupun ekonomi bagi bangunan
perkantoran bertingkat tinggi yang dikondisikan sepenuhnya (fully air-conditioned). Ia
mampu mengurangi pantulan panas matahari dari bangunan bangunan kaca tinggi yang
menyebabkan meningkatnya temperatur lingkungan diperkotaan (heat-island effect)
maupun efek rumah kaca pada atmosfer bumi (green house effect). Selain itu ia
mereduksi penggunaan energi yang dipakai untuk sistim tataudara dengan cara
mengeliminir beban pendinginan eksternal. Disebut sebagai fasade kaca pintar , karena
kemampuan otomatik sistim ini untuk selalu ber adaptasi dengan pergantian cahaya dan
kondisi cuaca sepanjang tahun dengan cara meng optimasi sumber energi yang dapat
diperbarui ( radiasi matahari dan kecepatan udara) pada selubung luar bangunan.
Aplikasi sistim ini pada bangunan tinggi akan dapat memainkan peranan besar dalam
usaha untuk melindungi lingkungan global kita.
3. Rompi anti radiasi untuk para astronout
Pakaian luar angkasa yang dipakai oleh para astronaut adalah sesuatu yang sangat vital
dalam proyek misi penerbangan luar angkasa. Pakaian tersebut dan teknologi yang
tertanam padanya bisa membantu para astronaut untuk bertahan hidup dalam cuaca
ekstrem, tekanan tinggi, lingkungan keras, dan keadaan hampa udara. Namun ternyata,
pakaian antariksa saja belum cukup. Perusahaan bernama StemRad yang berbasis di
Tel Aviv, Israel, tengah mengembangkan sebuah jaket atau rompi anti-radiasi yang
akan melindungi astronaut saat menjalani misi ke Planet Mars atau sisi jauh antariksa
lainnya. Rompi itu bernama AstroRad Radiation Shield. Ia akan melindungi bagian
tubuh yang penting, khususnya sel punca, yang bisa dirusak oleh radiasi sinar matahari
di ruang angkasa yang jauh atau di Mars. Rompi tersebut dibuat dari berbagai lapisan
yang tampak seperti peta berkontur dan akan disesuaikan dengan tubuh setiap
astronaut. Material pelindung non-metal akan dipasang pada setiap sisi untuk menutupi
organ-organ tubuh penting. Orion memiliki ruang perlindungan untuk menghindari
badan Matahari atau api yang memiliki semburan radiasi yang berbahaya, dan rompi
tersebut akan menawarkan suhu yang sama serta perlindungan sehingga astronaut dapat
merasa nyaman di bagian lain dari pesawat ruang angkasa.
4. Sirip penangkal radiasi matahari
Bangunan apartemen yang berkembang di kota-kota besar di Indonesia kebanyakan
dirancang tanpa Sirip Penangkal Sinar Matahari (SPSM), padahal SPSM berguna untuk
mengurangi radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan. Merancang SPSM
menggunakan cara tradisional seperti solar chart dan protractor, serta heliodon
dirasakan sulit dan tidak praktis, sementara itu muncul berbagai teknologi komputer
yang dapat membantu proses perancangan SPSM agar lebih mudah, cepat, dan akurat.
Salah satu software konstruksi bangunan yang mempunyai fasilitas sun study adalah
ArchiCAD, dimana karakteristik sinar matahari yang jatuh ke permukaan bangunan
dapat dipelajari. Metode yang digunakan adalah metode simulasi. Hasil analisa yang
diperoleh berupa nilai 'kebocoran' dari simulasi-simulasi yang dilakukan terhadap
fasad-fasad pada orientasi yang berbeda-beda (delapan arah mata angin sebagai arah-
arah patokan). Dalam hal ini, penelitian dilakukan pada fasad Apartemen Setiabudi,
Bandung. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa penggunaan fasilitas sun study dari
ArchiCAD terbukti akurat dan mampu melakukan simulasi secara mudah, cepat, dan
praktis, dibandingkan dengan penggunaan sistem/alat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, Mukhlis, 2000, Dasar – Dasar Proteksi Radiasi, Rineka Cipta:Jakarta.

Aris,Sanyoto. 2004. Keefektifan Pelaksanaan Program Proteksi Radiasi di Unit Kerja.


Jakarta: Pusdiklat Badan Tenaga Atom Nuklir Nasional. Jakarta

BAPETEN,2013,Peraturan Kepala BAPETEN No. 3 Tahun 2013 tentang Keselamatan


Radiasi dalam Penggunaan Radioterapi,Jakarta.

Batan. 2005. Dasar Proteksi Radiasi dan Lingkungan. Jakarta: Pusdiklat Batan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan, 2015. Modul Petugas Proteksi Radiasi Medik Tingkat 2
dan Tingkat 3. Jakarta: BATAN.

Susworo, R.,2007,Dasar Dasar Radioterapi, Jakarta: UI Press.

Wiryosimin, Suwarno.1995. Mengenal Azas Proteksi Radiasi. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai