DI PKM…
Disusun oleh :
2019080159
HUSADA JOMBANG
TAHUN 2019-2020
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Normal Pada Bayi ny.”D” usia 0 hari di PMB
Wiwik Wahyuningsih, Wonosari
Nim : 2019080159
Hari : …………………..
Tanggal : …………………..
Mengetahui,
(Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM) (Zeny Fatmawati, SST. M.Ph)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan kebidanan Bayi baru lahir
normal Pada bayi Ny.”D” usia 0 hari di PMB Wiwik Wahyuningsih, Wonosari. Dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan
semua pihak sehingga Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih
tak lupa saya sampaikan dengan hormat kepada :
1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes,.M.M, selaku Ketua STIKES Husada Jombang.
2. Zeny Fatmawati, SST. M. Ph, selaku kaprodi profesi bidan STIKES Husada
Jombang.
3. Ayu Tria Novianti, S.Tr. Keb, selaku Preceptor Klinik
4. , S.ST. M. Kes selaku Preceptor Akademik
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan asuhan
kebidanan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan selanjutnya. Semoga asuhan
kebidanan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi Mahasiswa STIKES
Husada pada khususnya.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Perdarahan
2. Hipertensi
3. Insepsi
4. Kelahiran Preterm/ BBLR
5. Asfiksia
6. Hipotermia
Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi di
dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya
penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang
dapat mengakibatkan cacat bahkan kematian.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada bayi dan
neonatus sehingga dapat memperluas, memperbanyak pengetahuan dan
ketrampilan dalam penanganan terhadap bayi dan neonatus.
1.3. Manfaat
Bagi Klien : Agar mengetahui masalah yang mungkin terjadi yang berkaitan
dengan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny
”D” usia 0 hari.
1.4.2 Wawancara
1.4.4 Dokumentasi
Pengumpulan data dengan meninjau data yang ada pada catatan medis
pasien.
1.4.5 Observasi
Pemantauan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada klien.
Dalam penulisan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny
”D” usia 0 hari terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari konsep dasar bayi baru lahir, konsep dasar perawatan dan
penanganan bayi baru lahir, dan tanda-tanda bahaya pada BBLN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
c. Tanda Gejala
1) Ciri-ciri Umum Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Panjang badan : 48 - 52 cm
2. Berat badan : 2500 - 4000 gram
3. Lingkar kepala : Circumferential suboccipito bregmatica : 32 cm
Circumferential fronto occipitalis : 34 cm
Circumferentia mento occipitalis : 35 cm
4. Lingkar dada : 30 - 38 cm
5. Masa kehamilan : 37 - 42 cm
6. Denyut jantung
Pada menit-menit pertama 180 x/menit, kemudian turun menjadi
120x/menitpada saat bayi berumur 30 menit
7. Respirasi
Pada menit-menit pertama cepat, yaitu 80 x/menit kemudian turun menjadi
40 x/menit
8. Kulit
Berwarna kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk
dan diliputi verniks kaseosa
9. Kuku : agak panjang dan lemas
10. Eliminasi
Eliminasi baik urin dan meconium keluar dalam 24 jam pertama
11. Suhu : 36,5 - 370C
12. Refleks
Reflex menghisap dan menelan, reflex moro, reflex menggenggam sudah
baik. Jika dikagetkan bayi akan memerlihatkan gerakan seperti memeluk
(reflex morro), jika diletakkan suatu benda di telapak tangan bayi akan
menggenggam (grasping reflex)
13. Genetalia
1) Perempuan : labia mayora sudah menutupi labia minora
2) Laki-laki : testis sudah turun dalam skrotum
(Saputra Lyndon, 2014)
2) Faktor-faktor yang Memengaruhi Perubahan Fungsi Kehidupan Intrauterin ke
Kehidupan Ekstrauterin
1. Faktor maturasi
Masa gestasi dari bayi baru lahir berhubungan erat dengan persiapan fetus
dari intrauterine ke ekstrauterin
2. Faktor adaptasi
Kemampuan janin dalam menyesuaikan diri dari intrauterine ke
ekstrauterin
3. Faktor toleransi
Kemampuan bayi mentolerir, menghadapi hal-hal yang sebetulnya
berbahaya
(Sulistyawati, 2011)
Bayi Baru Lahir
Normal
Sistem Sistem Pencernaan termoregulasi Sistem imun Sistem renal Sistem saraf
Sistem
Alveolus terisi O2 Defisiensi lifase pada Adaptasi hangat ke Bayi hanya memiliki Ruangan Sistem saraf belum
Hipoksia, tekanan pada prankeas dingin (kehilangan Ig G dan Ig M ekstraseluelr luas berkembang
rongga dada, penumpukan panas sempurna
CO2, perubahan suhu, Rersistensi vaskuler
tekanan mekanis toraks. paru turun Absorbsi lemak terbatas
Sistem imunitas
Pembakaran brown Tubuh
belum matang Gerakan bayi tak
fat mengandung relatif
terkoordinasi,
Tekanan arteri lebih banyak air
Pengeluaran cairan paru- Kemampuan bayi pengaturan suhu labil,
pulmonaris menurun
paru mencerna lemak belum kontrol otot buruk,
matang Pembentukan suhu Rentang infeksi dan mudah terkejut, dan
Stimulasi cairan paru
tanpa menggigil alergi tremor pada
terdorong ke perifer, Natrium relatif
Tekanan atrium ekstremitas
kemudian terabsorbsi lebih besar
kanan turun
Enzim percernaan Sel-sel darah daripada kalium
sudah ada Meningkatkan panas menyediakan
Merangsang sistem
tubuh kekebalan alami
Aliran darah paru
masuk jantung
Pernafasan pertama bayi Mengkatalis protein
Aktivitas otot
dan karbohidrat
Membantu bayi
sederhana
Tekanan atrium kiri membunuh
Udara masuk ke
naik mikroorganisme
paru-paru Pemberian asi Menangis, menggigil
asing
4) Rata-rata tekanan darah adalah 80/46 mmHg dan bervariasi sesuai dengan
ukuran dan tingkat aktivitas bayi
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan
tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbondioksida akan mengalami
penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan resistensi
pembuluh darah dan arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus
arteriosus tertutup. Setelah tali pusat dipotong, aliran darah dari plasenta
terhenti dan foramen ovale tertutup.
(Sondakh, 2013)
5) Nilai hematologi normal pada bayi
Tabel 2.2 Nilai Hematologi
Parameter Kisaran normal
Eosinophil 2% - 3%
Limfosit 2% - 10%
Menosit 6% - 10%
Trombosit 100.000-280.000/mm3
Retikulosit 3% - 6%
3) Tahap Reaktivitas II
Periode reaktif yang berlanjut dan 3 jam setelah kelahiran sampai bayi
berusia sekitar 6 jam.
(Varney, 2008)
Denyut jantung dan laju pernafasan meningkat. Frekuensi nadi apikal
berkisar 120-160 x/menit, sedangkan frekuensi pernadfasan berkisar 30-
60x/menit. Peristaltik juga meningkat sehingga bukanlah hal yang jarang
bagi baru lahir untuk mengeluarkan meconium. Selain itu, aktivitas motorik
dan tonus otot meningkat sehubungan dengan peningkatan koordinasi otot.
Interaksi antara ibu dan bayi selama periode kedua reaktivitas di dorong jika
ibu telah beristirahat dan menginginkannya. Periode ini juga menyedikan
kesempatan yang bagus bagi orang tua untuk memeriksa bayinya dan
mengajukan pertanyaan. Pada periode ini perlu dilakukan pemantauan ketat
atas kemungkinan bayi terdesak saat mengeluarkan mukus yang berlebihan,
pemantauan setiap kejadian apnea, dan mulai melakukan metode stimulasi
keinginan atau rasnangan taktil segera, misalnya mengusap punggung,
memiringkan bayi, serta mengkaji keinginan dan kemauman untuk
menghisap.
(Saputra Lyndon, 2014)
Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan
pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Sekitar
42 % nenonatal disebabkan oleh infeksi seperti tetanus neonaturum, sepsis,
meningitis, pneumonia dan diare. Tindakan pencegahan infeksi adalah bagian
esensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan
harus dilakukan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran, saat
memberikan asuhan dasar selama kunjungan neonatal atau pasca persalinan,
asuhan dasar bayi baru lahir dan pada saat melakukan penatalaksanaan penyulit.
Tindakan ini merupakan upaya menurunkan risiko terjangkit infeksi
mikroorganisme yang menimbulkan penyakit berbahaya.
(Saputra Lyndon, 2014)
1. Ada 3 faktor yang diperhatikan dalam pencegahan infeksi yaitu:
1) Jaga kebersihan kulit bayi agar tetap dalam keadaan sehat sehingga jika
bakteri akan masuk ke dalam tubuh bayi, bakteri tersebut tidak memiliki
jalan untuk memasuki jaringan tubuhnya
2) Jaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar bayi
3) Gunakan pengaman dan teknik perawatan yang baik untuk menghindari
infeksi silang
2. sebab-sebab infeksi
1) Petugas kesehatan
Penyebaran infeksi dapat melalui hidung, tangan, kulit maupun pakaian
petugas kesehatan. Bisa juga disebabkan oleh mikroorganisme dari orang
tua bayi
2) Udara dan debu
Udara dan debu dalam ruangan perawatan banyak mengandung bakteri,
salah satunya adalah stapilococcus yang paling banyak menimbulkan
infeksi
3) Peralatan
Infeksi juga disebabkan oleh penggunaan peralatan yang tidak steril
4) Infeksi silang
Dalam suatu ruangan jika ada salah satu bayi yang terinfeksi maka bayi
yang lain juga akan terkena
(Setyowati, 2011)
5) Untuk mencegah infeksi pada saat menangani bayi baru lahir, penolong
harus melakukan tindakan pencegahan infeksi yaitu:
(1) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan sesudah melakukan kontak
dengan bayi
(2) Gunakan satung tanagn bersih saat menangani bayi yang belum
dimandikan
(3) Pastikan semua peralatan (termasuk klem, gunting dan benang tali
pusat) telah diberi DTT atau dalam keadaan steril
(4) Jika menggunakan bola karet pengisap, gunakan bola karet yang
bersih dan baru
(5) Pastikan semua perlengkapan bayi dalam keadaan bersih, misalnya
pakaian, handuk, selimut dank ain
(6) Pastikan semua peralatan yang bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih, misalnya timbangan, pita pengukur, thermometer dan
stetoskop
(7) Anjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara (putting
susu jangan dibersihkan dengan sabun)
(8) Bersihkan muka, bokong dan tali pusat dengan air hangat
(9) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita peyakit dan infeksi
dan memastikan orang yang memegang bayi sudah cuci tangan
sebelumnya
(Saputra Lyndon, 2014)
f. Permasalahan
a. Pernapasan sulit atau lebih dari 60x/menit
b. Kehangatan (terlalu panas >380C atau terlalu dingin <360)
c. Warna kuning (terutama 24 jam pertama, biru atau pucat memar)
d. Pemberian makan-hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
e. Tali-pusat-merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
f. Infeksi-suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah). Bau busuk
pernapasan sulit
g. Tinja/kemih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada
lendir atau darah pada tinja
h. Aktivitas menggigil atau nangis tak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus
1. Data Subjektif
Data subyektif adalah data yang diperoleh dari hasil anamnesa kepada ibu klien,
keluarga dan anggota tim kesehatan lain. Data ini mencakup semua keluhan dari
keluarga klien terhadap masalah kesehatan yang dialaminya. Adapun anamnesa ini
meliputi :
1. Biodata
2. Data Obyektif
Data obyekti adalah data yang dikumpulkan melalui pemeriksaan fisik secara
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
Data obyektif meliputi :
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik atau tidak.
TTV Nadi : 110 – 120x/ menit.
Suhu : 36,5 – 37,5 oC.
RR : 40 – 60x/ menit.
Antropometri :
BBL : 2500 – 4000 gram.
PBL : 49 – 53 cm.
MO : 36 cm.
FO : 34 cm.
SOB : 32 cm.
LD : 33 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Apakah terdapat benjolan atau tidak, bagaimana
kulit kepala dan rambut, apakah kepala bayi
terdapat caput atau cepal hematom, apakah UUB
bayi sudah menutup atau belum.
Muka : Apakah kulit muka bayi tampak kuning atau tidak.
Mata : Mata simetris apakah tidak, sklera nampak kuning,
konjungtiva nampak anemis atau tidak, simetris
atau tidak.
Hidung : Apakah ada kelainan bentuk hidung atau tidak,
terdapat polip atau tidak, apakah terdapat
pernafasan cuping hidung atau tidak.
Mulut dan gigi : Simetris atau tidak, terdapat kelainan bentuk bibir
atau tidak, mukosa bibir lembab atau tidak, apakah
gigi sudah tumbuh atau belum.
Telinga : Apakah telinga simetris atau tidak, adakah serumen
atau tidak.
Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak,
apakah terdapat pembendungan vena jugularis atau
tidak, kulit leher kuning.
Dada : Apakah terdapat tarikan intercosta, apakah terdapat
vena jugularis, kulit dada tampak ikterus.
Abdomen : Apakah terdapat lesi, perut membuncit atau tidak,
kulit perut ikterus atau tidak, tali pusat kering atau
basah, bau atau tidak.
Genetalia : Jenis kelamin laki-laki atau perempuan, terdapat
lesi atau tidak, apakah skrotum sudah turun.
Anus : Apakah terdapat atresia ani atau tidak.
Ekstremitas : Apakah simetris atau tidak, oedem atau tidak,
apakah terdapat gangguan pergerakan atau tidak.
b. Palpasi
Leher : Apakah terdapat pembesaran kelenjar tyroid atau
tidak, terdapat pembendungan vena jugularis atau
tidak.
Ketiak : Apakah terdapat pembesaran kelenjar limfe atau
tidak.
Perut : Apakah terdapat nyeri tekan atau tidak, apakah ada
pembesaran hepar atau tidak.
Ekstremitas : Simetris atau tidak, oedem atau tidak, jumlah jari
lengkap atau tidak, ada gangguan pergerakan atau
tidak.
c. Auskultasi
Dada : Adakah bunyi ronchi dan wheezing atau tidak.
Abdomen : Ada bising usus atau tidak.
d. Perkusi
Perut : Terdapat bunyi timfani atau tidak.
3. Pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan
Kenaikan berat badan bayi baru lahir rata-rata 20 – 30 gram/ hari,
menjelang 1 bulan berat badan kira-kira 4 kg.
Panjang badan bertambah 2,5 – 4 cm selama bulan pertama.
Ukuran keliling kepala bayi baru lahir rata-rata 35 cm kenaikan 1,5
cm/ bulan.
b. Perkembangan
1. Reflek pelindung
a. Moro reflek kuat atau lemah.
b. Tonick neck reflek kuat atau lemah.
2. Reflek makan
a. Suckling reflek kuat atau lemah.
b. Rooting reflek kuat atau lemah.
c. Swallowing reflek kuat atau lemah.
3. Indra penglihatan
a. Saat ada rangsangan cahaya mata bayi dapat menangkap
rangsangan cahaya.
b. Indra pendengar.
c. Saat ada suara alat pendengaran terangsang.
4. Indra pencium
a. Saat hidung bayi ditempelkan pada puting susu bayi mencari
puting dan menempelkan ke mulutnya.
4. Pemeriksaan Penunjang
3. Asassement
Analisis dan interpretasi data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan yang
meliputi diagnosis, antisipasi diagnosisi, serta perl tidaknya dilakukan tindakan
segera.
4. Penatalaksanaan
Langkah pelaksanaan harus disesuaikan dengan rencana yang ditetapkan untuk
mencapai tujuan. Pada pelaksanaan yang dilakukan bidan bisa dilaksanakan secara
mandiri, kolaborasi dengan tim medis lain. Selama kegiatan ini bidan melihat
kemajuan kesehatan serta diupayakan dalam waktu yang singkat dan efektif hemat
dan berkualitas.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Tanggal : 01-Juni- 2020 Jam : 18.45 WIB
Anak ke : Dua
Usia : 0 Hari
A. DATA SUBYEKTIF
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
b) Palpasi
Kepala : Teraba UUB belum menutup, UUK sudah menutup,
kondisi datar, tidak ada molase, tidak teraba benjolan
dan tidak ada oedema.
Leher : Tidak teraba pembesaran pembendungan vena
jugularis.
Axilla : Tidak teraba benjolan, tidak teraba pembesaran
kelenjar limfe.
Abdomen : Tidak teraba pembesaran hepar.
Punggung : Tidak teraba kelainan congenital seperti spina bifida.
Ekstremitas atas : Akral hangat.
Ekstremitas bawah : Akral hangat.
c) Auskultasi
d) Perkusi
3. Tumbuh Kembang
a) Reflek Makan
Rooting Reflek :
Suckling Reflek :
Swallowing Reflek :
b) Reflek Pelindung
Tonickneck Reflek :
Graps Reflek :
Babynski Reflek :
Stepping Reflek :
Moro Reflek :
4. Pengukuran Antropometri
BBL : 3200 gram
PBL : 49 cm
LD : 33 cm
Lingkar Kepala
MO :
FO :
SOB :
C. ANALISIS / INTEPRETASI DATA
Bayi Ny “D” usia 0 hari Dengan Neonatus Cukup Bulan Fisiologis
D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan keluarga.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
3. Mengobservasi TTV dengan hasil :
Suhu : 36,9o C
Nadi : 124 x/menit
RR : 40 x/menit
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya.
5. Mempertahankan suhu tubuh bayi :
- Selimuti bayi dengan selimut/ kain bersih dan hangat
- Tutupi kepala bayi dengan topi
- Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
- Meletakkan bayi ditempat yang hangat.
6. Memberikan vitamin K pada bayi 1 jam segera dipaha kiri
7. Memberikan salep mata dengan cara mengoleskan tetrasiklin 1 % pada mata bayi.
8. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir.
- Pernafasan : Jika sulit/ lebih dari 60 x/menit.
- Kehangatan : Terlalu panas ( > 38 C) atau terlalu dingin (< 36 C)
- Warna : Kuning (terutama pada 24 jam pertama biru/pucat)
- Pemberian makanan : Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah.
- Tali pusat : Merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
- Aktivitas :Menggigil, menangis tidak bisa (merintih) sangat
lemah, lunglai, kejang.
9. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir disebut juga neonatal yang merupakan periode paling kritis.
Pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi terutama pada bayi baru lahir
dengan berat badan rendah.
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada bayi Ny.”D” dilakukan :
1. Pengkajian
Didapatkan dari hasil pemeriksaan petugas kesehatan, hal ini untuk menentukan
suatu tindakan.
2. Diagnosa masalah
Bayi Ny “D” dengan bayi baru lahir fisiologis dalam masa transisi (1hari)
3. Antisipasi masalah potensial
Tidak ada masalah potensial
2. Identifikasi kebutuhan segera tidak dilakukan oleh karena kondisi bayi tidak ada
yang mengancam jiwa.
3. Menentukan intervensi yaitu membersihkan jalan nafas, mengeringkan dan
menghangatkan bayi, memotong tali pusat, melakukan rawat gabung, memberikan
nutrisi pada bayi secara adekuat, mengobservasi tanda-tanda vital tiap 6 jam,
mengajarkan ibu cara meneteki yang benar.
4. Melaksanakan implementasi sesuai dengan rencana tindakan yaitu membersihkan
jalan nafas dengan slym zequer dari mulut dan hidung bayi, mengeringkan dengan
handuk dan membungkus bayi dengan selimut kering, memotong tali pusat dengan
tehnik aseptik serta mengikatnya dengan pita tali pusat steril, melakukan rawat
gabung bayi pada ibunya, memberikan ASI sesering mungkin, mengobservasi
tanda-tanda vital setiap 6 jam, mengajarkan pada ibu tehnik meneteki yang benar.
5. Dapat mengevaluasi dari Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir hari pertama dan
didapat suatu hasil bayi dalam masa transisi berjalan dengan normal tanpa adanya
komplikasi
Setelah dilakukan tindakan seperti yang diatas masalah dapat teratasi sehingga
ibu dan bayi boleh pulang dan keadaan umum bayi baik, tanda vital dalam batas
normal dengan S : 366 0C, N : 120x/menit, RR : 46x/menit, serta tidak ada
komplikasi.
5.2 Saran
5.2.1 Pada Petugas Kesehatan
1.Dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir lebih
memperhatikan pada bayinya agar tidak terjadi hipotermi.
2.Hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan Asuhan
Kebidanan.
3.Sebaiknya ibu dan bayi dijadikan satu dalam rawat gabung sedini mungkin.
5.2.2 Pada Keluarga
1.Memberikan ASI sampai usia 6 bulan.
2.Hendaknya mengerti pertumbuhan dan perkembangan pada bayinya.
3.Hendaknya ibu maupun keluarga melaksanakan perawatan tali pusat yang
benar seperti yang pernah diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Deslidel, dkk. 2015. Buka Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC.
Muslihatun, W.N. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Rutgers, WPF Indonesia. 2016. Kertas Kajian SRHR dan AGENDA 2030 Memposisikan
SRHR di seluruh bidang pembangunan berkelanjutan dalam
www.rutgerswpfinfo.org. Diakses 2 Januari 2018 pukul 16.18 WIB.
Saifuddin, AB. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T. Bida Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Saputra, Lyndon. 2014. Pengantar Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Tangerang:
Binarupa Aksara Publisher.
Setyowati, Endang Buda. 2011. Buku Ajar Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, dan Balita
dalam www.griyahusada.ac.id. Diakses pada 16 Januari 2018 pukul 12.18 WIB.
Sondakh, Jenny J. 2013. Asuhan Kebidanna Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.
Varney. 2008. Buka Ajar Asuhan Kebidanan dalam Edisi 4 Volume 4. Jakarta: EGC.