Anda di halaman 1dari 35

Laporan Komprehensif

Asuhan Kebidanan Pada By. Ny. “F” Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa

Kehamilan Usia 1 Hari Di Ruang Edelweis RST Dr. Soepraoen Malang

Untuk Memenuhi Tugas Pra Profesi

Periode Praktik 20 Agustus 2018 – 15 September 2018

Pembimbing Akademik:

Miftakhul Jannah, SST, M.Keb

Oleh:
Ayu Aniva Sari
18007050111075

PROGRAM STUDI PROFESI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas suatu negara dapat diukur dari tingkat kesehatan penduduknya. Hal ini

mencakup angka kematian kasar, angka kematian bayi dan angka harapan hidup.

Dimana petugas kesehatan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan

kualitas yang diinginkan tersebut, terutama seorang bidan. Dalam beberapa kasus

yang ada di Indonesia, terutama dalam mengurangi angka kematian bayi, tindakan

pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin. Setiap tahunnya diseluruh dunia

diperkirakan 4 juta bayi meninggal pada tahun pertama kehidupannya dan dua

pertiganya meninggal pada bulan pertama. Penyebab kematian pada minggu

pertama adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis, dan

komplikasi berat lahir rendah (Depkes RI, 2008).

Masalah pada bayi baru lahir pada masa perinatal dapat menyebabkan

kematian, kesakitan dan kecacatan. Masalah pada bayi baru lahir yang dapat

menyebabkan kematian neonatus (0-28 hari) dapat disebabkan oleh beberapa faktor

seperti gangguan pernafasan, bayi lahir premature dan sepsis (Kemenkes 2009).

Gangguan pernafasan (asfiksia) merupakan penyebab tersering yang menimbulkan

kematian neonatus dengan memberikan angka 19% pada kematian bayi di dunia

(WHO). Hal ini merupakan akibat dari ketidakmampuan bayi dalam beradaptasi

dengan baik pada lingkungan di luar uterus, kesehatan Ibu yang jelek, serta

perawatan neonatal yang tidak adekuat.


Dengan jumlah kasus yang masih tinggi tersebut, bidan diharapkan dapat

melakukan tindak pencegahan dengan mengetahui definisi, asuhan dan

penanganan bayi baru lahir normal maupun patologis

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan dan melakukan asuhan kebidanan pada

Bayi Baru Lahir

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengumpulan data subjektif dan data objektif pada

Bayi Baru Lahir

2. Mampu mengintepretasikan data dan menentukan masalah pada Bayi

Baru Lahir

3. Mampu menentukan diagnose atau masalah potensial pada Bayi Baru

Lahir

4. Mampu menentukan kebutuhan tindakan segera pada BayI Baru Lahir

5. Mampu menyusun rencana tindakan pada Bayi Baru Lahir

6. Mampu melakukan implementasi dari rencana asuhan pada Bayi Baru

Lahir

7. Mampu mengevaluasi hasil tindakan atau asuhan yang diberikan pada

Bayi Baru Lahir

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Bagi Penulis

Sebagai bahan diskusi sekaligus menambah pengalaman saat

melaksanakan praktik kebidanan khususnya dalam memberikan asuhan

pada Bayi Baru Lahir.


1.3.2 Bagi Rumah Sakit

Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam pemberian pelayanan

asuhan kebidanan khususnya pada Bayi Baru Lahir

1.4 Ruang Lingkup

Memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir

1.5 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang kasus berupa

gambaran umum, epidemiologi kasus, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, ruang lingkup serta sistematika penulisan laporan

pendahuluan topik asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat berbagai teori mengenai bayi baru lahir yang ditinjau

dari berbagai sumber kepustakaan sebagai landasan untuk

melaksanakan asuhan kebidanan.

BAB 3 KERANGKA KONSEP ASUHAN

Kerangka konsep asuhan merupakan acuan secara teori yang

digunakan untuk penatalaksanaan asuhan kebidanan sesuai kasus.

Pada bab ini, dituliskan alur pola berpikir bidan dalam penanganan

bayi baru lahir yang dikorelasikan dengan tinjauan pustaka.

BAB 4 TINJAUAN KASUS


Bab ini memuat berbagai data-data kasus pasien serta manajemen
asuhan kebidanan menggunakan metode Varney yang meliputi
pengkajian, interpretasi data, diagnosa/masalah potensial, kebutuhan
segera, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi.
BAB 5 PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil kasus yang mencakup semua aspek terkait
dengan teori kasus, SOP, evidence based practice. Pembahasan
meliputi keterkaitan antara tinjauan teori dan kasus yang ditemui di
lahan.

BAB 6 PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang menjawab dari tujuan
penulisan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bayi Baru Lahir

2.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir.

 Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan

genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepa atau letak

sungsang yang melewati vagina atau memakai alat, (Tando, 2016).

 Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama

kelahiran, (Saifuddin, 2002)

 Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500-4000 gram, (Depkes RI,

2005).

2.2 Klasifikasi Bayi Baru Lahir

1. Klasifikasi menurut usia gestasi (Nurbaeti, 2013):

 Kurang bulan (preterm): usia gestasi kurang dari 37 minggu

 Cukup bulan (aterm): usia gestasi 37-41 minggu

 Lebih bulan (post-term): lebih dari atau sama dengan usia gestasi 42

minggu

2. Klasifikasi Bayi Prematur (Williamson & Crozier, 2013):

 Bayi premature sedang: bayi yang dilahirkan diusia kehamilan antara

35-37 minggu.
 Bayi sangat premature: bayi yang dilahirkan diusia kehamilan antara 29-

34 minggu.

 Bayi amat sangat premature (ekstrem): bayi yang dilahirkan diusia

kehamilan antara 24-28 minggu.

3. Klasifikasi berdasarkan berat lahir, (marmi dan rahardjo, kukuh., 2012)

 Berat lahir rendah: Kurang dari 2500 gram.

 Berat lahir cukup: antara 2500 sampai 4000 gram

 Berat lahir lebih: lebih dari 4000 gram

2.3 Adaptasi bayi baru lahir

Adaptasi di luar uterus dibagi menjadi 2 yaitu adaptasi di luar uterus yang

terjadi secara cepat dan adaptasi di luar uterus yang terjadi secara kontinu (Tando,

2016):

1. Adaptasi di luar uterus yang terjadi secara cepat:

a) Sistem pernafasan:

 Sebelum lahir, paru terisi oleh cairan dan oksigen yang dipasok dari

plasenta. Pembuluh darah yang memasok dan mengaliri paru

mengalami konstriksi (resistensi vascular pulmonal tinggi), sehingga

sebagian besar darah dari sisi kanan jantung melewati paru dan

mengalir melalui duktus arteriosus menuju aorta.

 Sesaat sebelum lahir dan selama persalinan, produksi cairan paru

berkurang.

 Selama menuruni jalan lahir, dada bayi tertekan dan sejumlah cairan

paru keluar dari trakea.


 Sejumlah stimulus (termal,kimiawi,taktil) menyebaban bayi memulai

untuk dapat bernafas. Kadar kortisol, ADH, TSH, dan katekolamin

serum meningkat dengan sangat cepat.

 Tarikan napas pertama biasanya terjadi dalam berberapa detik setelah

lahir. Tekanan intratoraks yang tinggi diperlukan untuk mencapai hal ini.

Sebagian besar cairan paru terserap ke dalam aliran darah atau limfatik

dalam beberapa menit setelah lahir.

 Pengisian udara ke dalam paru disertai dengan peningkatan tegangan

oksigen arterial; aliran darah arteri pulmonalis meningkat dan resistensi

pulmonal turun.

 Penjepitan tali pusat menghilangkan sirkulasi plasental yang memiliki

resistensi rendah. Keadaan ini menyebabkan peningkatan resistensi

vascular perifer dan peningkatan tekanan darah sistemik.

 Terjadi penutupan fungsional duktus arteriosus akibat penurunan

resistensi vascular pulmonal dan peningkatan resistensi vascular

sistermik (Lissauer,2006).

b) Sistem suhu

Bayi memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat kelahiran,

dengan suhu kamar bersalin 21 derajat celcius yang sangat berbeda

dengan suhu dalam kandungan yaitu 37,7 derajat celcius. Ini menyebabkan

pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion menguap dari kulit. Setiap

mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori panas.

Perbandingan antara area permukaan dan masa tubuh bayi yang luas
menyebabkan kehilangan panas, khususnya dari kepala, yang menyusun

25% masa tubuh.

c) Sistem Pencernaan

 Pada hari ke-10 kapasitas lambung menjadi 100cc

 Enzim tersedia untuk mengkatalisis protein dan karbohidrat sederhana

yaitu monosacarida dan disacarida.

 Difesiensi lifase pada pancreas menyebabkan terbatasnya absorbs

lemak sehingga kemampuan bayi untuk mencerna lemak belum matang,

maka susu formula sebaiknya tidak diberikan kepada bayi baru lahir.

 Kelenjar lidah berfungsi saat lahir tetapi kebanyakan tidak mengeluarkan

ludah sampai usia bayi ±3 bulan.

2. Adaptasi di luar uterus yang terjadi secara kontinu:

a. Sistem imun:

Pada system imunologi terdapat beberapa jenis immunoglobin (suatu protein

yang mengandung zat antibody) diantaranya adalah IgG. Pada neonates hanya

terdapat immunoglobulin gamma G, dibentuk banyak dalam bulan ke dua

setelah bayi dilahirkan, immunoglobulin gamma G pada janin berasal dari ibunya

melalui plasenta. Sistem imunitas yang matang pada bayi akan memberikan

kekebalan alami. Kekebalan alami tersebut terdiri dari:

 Perlindungan dari membrane mukosa

 Fungsi saringan saluran nafas

 Pembentukan koloni mikroba di kulit dan usus

 Perlindungan kimia oleh asam lambung.


 Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang

membantu bayi lahir membunuh mikroorganisme asing.

b) Sistem neurologis

Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang

sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi,

pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor

pada ekstremitas. Perkembangan neonatus terjadi cepat. Saat bayi tumbu, perilaku

yang lebih kompleks (misalnya: kontrol kepala, tersenyum, dan meraih dengan

tujuan) akan berkembang. Refleks bayi baru lahir merupakan indikator penting

perkembangan normal. (Sondakh, 2013)

2.1 Tabel Refleks pada Bayi Baru Lahir

Refleks Respon Normal Respon Abnormal

Rooting dan Bayi baru lahir menolehkan kepala Respon yang lemah atau

mengisap ke arah stimulus, membuka mulut, tidak ada respon terjadi

dan mulai mengisap bila pipi, bibir, pada prematuritas,

atau sudut mulut bayi disentuh penurunan atau cedera

dengan jari atau puting neurologis, atau depresi

sistem saraf pusat (SSP)

Menelan Bayi baru lahir menelan Muntah, batuk, atau

berkoordinasi dengan mengisap bila regurgitasi, cairan dapat

cairan diletakkan di belakang lidah terjadi, kemungkina

berhubungan dengan
sianosis sekunder karena

prematuritas, defisit

neurologis, atau cedera,

terutama terlihat setelah

laringoskopi

Ekstruksi Bayi baru lahir menjulurkan lidah Ekstruksi lida secara

keluar bila ujung lidah disentuh kontinyu atau menjulurkan

dengan jari atau puting lidah yang berulang-ulang

yang terjadi pada kelainan

SSP dan kejang

Moro Ekstensi simetris bilateral dan Respon asimetris terlihat

abduksi seluruh ekstremitas, dengan pada cedera saraf perifer

ibu jari dan jari telunjuk membentuk (pleksus brakialis) atau

huruf “c”, diikuti dengan adduksi fraktur klavikula atau

ekstremitas dan kembali ke fleksi fraktur tulang panjang

relaks jika posisi bayiberubah tiba- lengan atau kaki

tiba atau jika bayi diletakkan

telentang pada permukaan datar

Tonik Leher Ekstremitas pada satu sisi dimana Respon presisten setelah

atau fencing saat kepala ditolehkan akan bulan keempat dapat

ekstensi, dan ekstremitas yang menandakan cedera

berlawanan akan fleksi bila kepala neurologis. Respon

bayi ditolehkan ke atu sisi selagi menetap tampak pada

beristirahat cedera SSP dan


gangguan neurologis

Terkejut Bayi melakukan abduksi dan fleksi Tidak adanya respon

seluruh ekstremitas dan dapat mulai menandakan dfisit

menangis bila mendapat berakan neurologis atau cedera

mendadak atau suara keras tidak adanya respon

terhadap bunyi

menandakan ketulian.

Ekstensi silang Kaki bayi yang berlawanan akan Respon yang lemah atau

fleksi kemudian ekstensi dengan tidak ada respon yang

cepat seolah-olah berusaha terlihat pada cedera saraf

memindahkan stimulus ke kakai perifer atau fraktur tulang

yang lain bila diletakkan telentang, panjang

bayi akan mengektensikan satu kaki

sebagai respons terhadap stimulus

pada telapak kaki

Galbellar „blink‟ Bayi akan berkedip bila dilakukan 4 Terus berkedip dan gagal

atau 5 ketuk pertama pada batang untuk berkedip

hidung saat mata terbuka menandakan

kemungkinan gangguan

neurologis

Palmar grasp Jari bayi akan melekuk disekeliling Respon ini berkurang

benda dan menggenggamnya pada prematuritas.

seketika bila jari diletakkan di tangan Asimetris terjadi pada

bayi kerusakan saraf perifer


(saraf brakialis) atau

fraktur humerus.

Plantar grasp Jari bayi akan melekuk di sekeliling Respon yang berkurang

benda seketika bila jari diletakkan di terjadi pada prematuritas.

telapak kaki bayi Tidak ada respon yang

terjadi pada defisit neuron

yang berat.

Tanda Babinski Jari-jari bayi akan hiperekstensi dan Tidak ada respon yang

terpisah seperti kipas dari terjadi pada defisit SSP

dorsofleksi ibu jari kaki bila satu sisi

kaki digosok dari tumit ke atas

melintasi bantalan kaki.

c) Sistem peredaran darah

 Penutupan obliterasi sel pirau, voramen oral, ductus venosus, suktus

arteriosus.

 Ductus venosus berfungsi dalam pengendalian tahanan vaskuler plasenta

terutama pada janin yang yang mengalami hypoxia.

 Ductus venosus menutup pada beberapa menit pertama setelah lahir dan

penutupan anatomis yang lengkap terjadi pada hari ke-20 setelah lahir.

 Pada neonates darah tidak tersirkulasi dengan mudah, pada kaki dan tangan

sering berwarna kebirubiruan dan terasa dingin dan biasanya TD 80/46 mmHg.

 Ductus arteriosus merupakan peran vaskuler yang penting bagi sirkulasi fetus

dan melakukan peran darah dari arteri pulmonalis ke aorta desenden (melalui
paru), selama kehidupan fetal, tekanan pulmonalis sangat tinggi dan lebih dari

tekanan aorta dan penutupan ductus arteriosus disebabkan oleh peningkatan

tegangan oksigen dalam tubuh.

d) Sistem keseimbangan cairan dan fungsi ginjal

Pada neonates, fungsi ginjal belum sempurna, hal ini disebabkan Karena:

 Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa.

 Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus

proksimal.

 Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonates relative kurang bila

dibandingkan dengan orang dewasa.

Hingga bayi berumur 3 hari ginjalnya belum dipengaruhi oleh pemberian air

minum, sesudah 5 hari barulah ginjalnya mulai memproses air yang didapatkan

setelah lahir.

2.4 Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir

 Ciri-ciri bayi baru lahir normal

1. Berat badan 2500-4000 gram

2. Panjang badan 48-52 cm

3. Lingkar dada 30-38 cm

4. Lingkar kepala 33-35 cm

(Naomy.2016)

 Ciri-ciri bayi baru lahir normal

1. Frekuensi jantung 120-160x/menit

2. Pernafasan ± 40-60x/menit

3. Kulit kemerah-merahan dan licin Karena jaringan sub cutan cukup


4. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

5. Kuku agak panjang dan lemas

6. Genetalia

 Perempuan: labia mayora menutupi labia minora.

 Laki-laki: testis sudah turun, skrotum sudah ada.

7. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

8. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.

9. Reflek graps atau digaketkan sudah baik

10. Eliminasi baik, meconium akan keluar dalam 24 jampertama, meconium

berwarna hitam kecoklatan.

(Marmi, Rahardjo, kukuh., 2012)

2.5 Asuhan Bayi Baru Lahir dan Penilaian APGAR Skor

2.5.1 Asuhan Bayi Baru Lahir

 Asuhan bayi baru lahir yang diberikan menurut Nurbaeti (2013)

- Perawatan esensial pasca persalinan yang bersih dan aman, penilaian

APGAR serta inisiasi pernapasan spontan (resusitasi)

- Pemberian vitamin K, secara intramuskular atau oral, dosis injeksi 1 mg

sekali pemberian, atau oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali

pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)

- Pemberian vaksin polio dan hepatitis B pertama.

 Asuhan bayi baru lahir yang diberikan menurut Lissauer (2009)

1. Pemberian vitamin K

2. Pemberian profilaksis mata

3. Sirkumsisi
4. Pertemuan keluarga

5. Pemberian asi

6. Perawatan tali pusat

 Asuhan kebidanan bayi usia 2-6 hari

a. Bidan dapat melaksanakan pengumpulan data

Bidan mengkaji riwayat kesehatan bayi meliputi factor genetic, factor

maternal (ibu), factor antenatal, factor perinatal.

b. Bidan melakukan pemeriksaan umum meliputi pernafasan bayi, warna

kulit, denyut jantung, suhu aksila, postur dan gerakan, tali pusat, dan berat

badan.

c. Bidan melakukan pemeriksaan head to toe meliputi kepala, wajah,

mata (pemeriksaan sklera, pemeriksaan pupil, pemeriksaan jerih dan

keruhnya lensa, pemeriksaan bola mata), telinga, hidung, mulut, leher,

klavikula dan lengan, abdomen, genetalia, ektremitas atas, bahu dan

lengan, ekstremitas bawah, tungkai dan kaki, anus, punggung, kulit, reflex,

antropometri serta eliminasi.

d. Bidan menilai perilaku bayi

 Asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama

a. Bonding attachment, bonding attachment meliputi kontak mata,

sentuhan, suara, aroma, entertainment, bioritme, kontak dini.

b. Bidan merencanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir.

(Marie Tando, Naomy. 2014)


2.5.2 APGAR Skor

Dr. Josseph Butterfield seorang ahli anak membuat akronim APGAR yaitu

Appearance (warna kulit), Pulse (denyut nadi), Grimace (Respon reflek), Activity

(tonus otot), dan Respiratory (Pernapasan). Data yang berharga dari menit periode

neonates ini adalah nilai APGAR menit pertama dan kelima. Bidan harus mencatat

jenis dan durasi setiap upaya resusitasi yang dilakukan pada saat kelahiran, setiap

informasi yang mengindikasikan asfiksia pada bayi baru lahir adalah hal penting,

yang ditandai dengan hihpotermia/hipertermia dan hipoglikemia (Varney, 2008)


2.2 Tabel Perhitungan Nilai Apgar

Penialaian Nilai = 0 Nilai = 1 Nilai = 2 Jumlah

A– Badan merah,
Seluruh tubuh
Appearance Pucat ekstremitas
kemerahan
(warna kulit) biru

P – Pulse Kurang dari


Tidak ada Lenih dari 100
(denyut nadi) 100

Sedikit
G – Grimace
Tidak ada gerakan mimic Batuk bersin
(reflex)
(grimace)

A – Activity Ekstremitas

(tonus otot) Tidak ada dalam sedikit Gerakan aktif

fleksi

R–

Respiration Lemah tidak


Tidak ada Baik menangis
(usaha teratur

bernafas)
BAB 3

KERANGKA KONSEP ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Pengkajian Data Dasar

 Nomor rekam medik: merupakan nomor yang memuat data kunjungan klien

ke tempat pelayanan kesehatan dan merupakan data dasar yang dapat

membedakan dan membuktikan data diri klien satu dengan lainnya (Varney,

2007).

 Hari/tanggal dan waktu pengkajian: indikator penaganan masalah pasien

dapat dilihat dari waktu pengkajian (Gondodiputro, 2007).

 Tempat pengkajian: penggalian data diri pasien pada tempat awal

penerimaan pasien dapat dijadikan indikator penanganan pasien

(Gondodiputro, 2007).

a. Data Subyektif

1. Biodata klien (Nama klien dan suami)

 Nama: nama klien dan suami diketahui agar dapat mengenal dan

mempermudah dalam melakukan bina hubungan saling percaya (BHSP) dan

menerapkan komunikasi efektif dengan klien dan keluarga. Identitas juga

berfungsi untuk membedakan dengan klien yang lain (Bobak, 2005).

 Umur: untuk menginterpretasikan data pemeriksaan klinis klien tersebut

dalam batas normal atau tidak (Wiknjosastro, 2010).

 Agama: untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh kepercayaan

terhadap kebiasaan pengelolaan kesehatan klien (Bobak, 2005).


 Suku bangsa/ kewarganegaraan: beberapa kepercayaan dalam suku bangsa

tertentu mungkin saja dapat bertentangan dengan asuhan yang akan

diberikan kepada klien. Selain itu, suku bangsa dapat mengetahui faktor

bawaan dari suatu ras yang mungkin mempengaruhi hasil pemeriksaan

(Bobak, 2005).

 Pendidikan: tingkat pendidikan menggambarkan pemberian

konseling/pengetahuan kepada klien. Tingkat pendidikan mempengaruhi

sikap dan perilaku kesehatan seseorang (Bobak, 2005).

 Pekerjaan: pekerjaan menggambarkan sosial ekonomi klien agar nasehat

yang diberikan sesuai dengan kemampuan klien (Bobak, 2005).

 Alamat: alamat rumah klien menggambarkan karakteristik lingkungan serta

masyarakat yang mungkin mempengaruhi kondisi klien (Bobak, 2005).

2. Alasan Datang

Alasan ibu datang berkunjung agar mempermudah penegakan diagnosa pada

bayi atas kondisi kesehatannya

3. Keluhan Utama

Pada bayi baru lahir normal umumnya tidak ada keluhan, bayi segera

menangis kuat setelah lahir, bergerak aktif, kulit kemerahan, tidak ada cacat

bawaan, umur kehamilan 37-40 minggu, dan berat badan 2500-4000 gram

(Kosim, 2012).

4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

 Riwayat ANC (frekuensi, tempat dan keluhan tiap trimester) : untuk

mengetahui bahwa kebutuhan ibu saat kehamilan sudah terpenuhi dan

mendapatkan berbagai informasi nifas dan bayi baru lahir karena


pengetahuan ibu tentang bayi baru lahir dan nifas mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan bayi seperti ASI (Dwienda, 2014).

 HPHT: untuk memastikan umur kehamilan ibu terhadap berat bayi baru

lahir sesuai dengan masa kehamilan (Depkes RI. 2005).

 Riwayat Natal: untuk mengetahui jenis persalinan, ada tidaknya penyulit,

berat badan lahir bayi, panjang badan, lingkar kepala, gerakan, tangisam,

jenis kelamin, panjang badan, kondisi bayi saat ini (Wiknjosastro, 2010).

b. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

 Keadaan Umum: Normalnya baik

 Kesadaran bayi menangis, gerakan aktif

 Tanda – Tanda Vital:

- Suhu: Normalnya 36,5 – 37,50 C. pengukuran ini untuk mengetahui

apakah bayi dalam keadaan hipotermia atau hipertermia.

- Pernafasan: Normalnya 40-60 kali per menit. Pengukuran ini untuk

mendeteksi gangguan pernafasan

- Nadi: Normalnya 120-160 kali per menit. Pengukuran ini untuk

mendeteksi gangguan sirkulasi darah dan kinerja jantung

(Hidayat, 2008).

2. Pemeriksaan Fisik

 Kulit: umumnya pada bayi normal berwarna kemerahan di seluruh tubuh

terdapat verniks di permukaan kulit. Milia juga ada tidak terlalu banyak di

daerah hidung dan dahi. Rambut lanugo sedikit untuk bayi postmatur
sedangkan bayi dismatur rambut lanugo lebih banyak dan vernik kaseosa

lebih banyak

 Antropometri: PBnormalnya 48-52cm, LD: sesui BB normalnya 30-38sm,

LK: 33-35cm

 Tanda – tanda vital: suhu normalnya 36,5-37,50 C di ketiak, nadi 120-

160x/menit, pernafasan 40-60x/menit.

 Kepala: meliputi besar, bentuk, molding, sutura tertutup/melebar, kaput

suksadenum, hematoma, lakukan juga pengukuran kepala.

 Telinga: perhatikan adanya kelainan daun atau bentuk telinga

 Mata: perhatikan adanya perdarahan subkonjungtiva, mata yang

menonjol, katarak, dll.

 Mulut: untuk menilai adanya labioskisis dan lainnya

 Leher: perhatikan adanya hematoma duktus tiroglosus

 Dada: ukur lingkar dada, lihat bentuk dada, pembesaran payudara,

pernafasan retraksi interkostal, pernafasan cuping hidung, dengarkan

bunyi paru (auskultasi)

 Abdomen: ukur lingkar perut, lihat apakah perut membuncit (pembesaran

hati, limpa, tumor)

 Tulang punggung: perhatikan adanya spina bifida

 Anggota gerak: catat adanya fokomeria, sindaktil, polidaktil

 Neuromuscular meliputi reflek morro, reflek genggam, reflek rooting, tonus

otot, tremor.
 Gentalia: catat adanya tanda-tanda hematoma karena letak sungsang,

testis belu, turun, fimosis, adanya perdarahan/lendir dari vagina, besar

dan bentuk klitoris, serta labia dan juga atresia ani.

3. Eliminasi

BAK: untuk mengetahui frekuensi dan warna, apakah ada perdarahan

sebagai efek dari perlukaan saat lahir atau apakah ada gangguan system

renal

BAB: untuk mengetahui frekuensi dan warna dan konsistensi, apakah ada

perdarahan sebagai efek dari gangguan sistem GIT atau apakah konsistensi

feses terlalu cair yang dapat dipengaruhi oleh dehidrasi dan warna keputihan

yang dapat dipengaruhi oleh gangguan pada sistem biliaris (Hidayat, 2008)

3.2 Interpretasi Data Dasar

Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data

tersebut diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang

spesifik (Varney, 2007).

Diagnosa:

Bayi baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan usia ... jam/hari

DS: data yang diambil dari klien yang mendukung penegakkan diagnosis

DO: data objektif yang mendukung dan mengarah ke penegakkan diagnosis pasti

3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati bayi Bidan


diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar

terjadi (Varney, 2007).

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera, Kolaborasi, dan Rujukan

Pada langkah ini membutuhkan kesinambungan dan proses manajemen

kebidanan. Langkah ini mengidentifikasi perlu tindakan segera yang mampu

dilakukan mandiri atau dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien. Disini bidan dituntut untuk dapat

menentukan langkah diagnosa potensial (Varney, 2007).

3.5 Intervensi

Langkah ini ditentukan dari hasil kajian pada langkah sebelumnya. Jika

terdapat informasi/data yang tidak lengkap dapat dilengkapi, merupakan kelanjutan

penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi yang sifatnya segera atau rutin. Rencana asuhan dibuat berdasarkan

pertimbangan yang tepat, baik dari pengetahuan, teori yang up to date, dan

divalidasikan dengan kebutuhan pasien. Penyusunan rencana asuhan sebaiknya

melibatkan pasien. Sebelum pelaksanaan rencana asuhan, sebaiknya dilakukan

kesepakatan antara bidan dan pasien ke dalam informed consent (Varney, 2007).

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan bayi dalam kondisi sehat dan dapat

menyusu dengan baik.

Kriteria :

- Keadaan umum bayi baik

- TTV dalam batas normal

- Bayi menyusu dengan baik


3.6 Implementasi

Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama–sama

dengan klien atau anggota tim kesehatan. Bila tindakan dilakukan oleh dokter atau

tim kesehatan lain, bidan tetap memegang tanggung jawab untuk mengarahkan

kesinambungan asuhan berikutnya (Varney, 2007).

3.7 Evaluasi

Menurut Varney (2007) evaluasi merupakan tindakan pengukuran

keberhasilan dalam melaksanakan tindakan dan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan tindakan yang dilakukan apakah sesuai kriteria hasil yang ditetapkan

dan apakah perlu untuk melakukan asuhan lanjutan atau tidak.


BAB 4

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. “F”
NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI MASA KEHAMILAN USIA 1 HARI DI RST
Dr.SOEPRAOEN MALANG

Tanggal Pengkajian : 24 Agustus 2018


Tempat : Ruang Edelweis
No. Register : 344535
Pengkaji : Ayu Aniva Sari
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : Bayi Ny. F
Tanggal Lahir : 23 Agustus 2018
Usia : 1 Hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayi belum mau menyusu ASI
3. Riwayat Natal
Bayi lahir secara SC usia kehamilan cukup bulan pada tanggal 23
Agustus 2018 pukul 21.05 di Rumah sakit
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – Tanda Vital
1) HR : 140x/menit
2) RR : 44x/menit
2. Pemeriksaan Antropometri
BB : 2500 gram
PB : 48 Cm
3. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
 Wajah : simetris. Tidak ada oedema
 Mata : simetris, sejajar dengan telinga, tidak ikterik
 Hidung : tidak ada nafas cuping hidung
 Mulut : bibir lembab, lidah bersih
 Telinga : simetris dan tidak ada sekret
b) Dada : puting susu simetris, tidak ada retraksi dinding
dada, tidak ada bunyi ronchi maupun wheezing.
c) Abdomen : keadaan tali pusat baik terbungkus kassa
steril, tidak ada perdarahan, tidak ada pembekakan dan nanah di
daerah sekitar tali pusat.
d) Ekstremitas : simetris, tidak ada polidaktil atau sidaktil, tidak
ada oedema tangan dan kaki
e) Genetalia : tidak ada kelainan dan anus berlubang
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari
Data Dasar
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayi belum mau menyusu ASI
2. Data Objektif
- keadaan umum : Baik
- Tangisan/motorik : kuat
- Tanda – tanda vital
HR : 140x/menit
RR : 44x/menit
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
Diagnosa: Neonatus Cukup Bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari
Tujuan: setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan kondisi bayi tetap
stabil dan tidak ada masalah atau komplikasi pada bayi baru lahir dan
masalah teratasi
Kriteria hasil :
- Tangis/motorik : kuat/aktif
- TTV dalam batas normal
suhu : 36,5oC - 37,5oC
Pernafasan : 40 – 60 kali/menit
Denyut jantung : 120 – 160 kali/menit
Intervensi
1. Jelaskan hasil pemeriksaan saat ini pada ibu
R/ penjelasan dari petugas dapat mengurangi kecamasan klien tentang
kondisi bayinya saat ini
2. Lakukan pencegahan kehilangan panas
R/ menghindarkan bayi dari hipotermi
3. Berikan KIE pada ibu terkait pemberian ASI
R/ bertujuan agar bayi mendapat asupan ASI

VI. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Melakukan pencegahan kehilangan panas
3. Memberikan KIE terkait pemberian ASI

VII. EVALUASI
Tanggal: 24 Agustus 2018 Jam: 21.00

S : ibu mengatakan bayi belum mau menyusu ASI


O : Tanda-tanda vital
HR : 140x/menit
RR : 44x/menit
A : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari
P : - lakukan pencegahan kehilangan panas
- berikan edukasi mengenai pemberian ASI
Catatan Perkembangan
Tanggal : 25 Agustus 2018
Subjektif:
Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu ASI tetapi masih sedikit
Objektif:
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : composmentis
- Tanda-tanda vital
HR : 140x/menit
RR : 42x/menit

Assesment:

Neonates cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 2 hari

Penatalaksanaan:

1. Mengevaluasi TTV dan keluhan subjektif


E/ TTV dalam batas normal
2. Memberikan konseling mengenai pemberian ASI
E/ ibu mengatakan bayinya sudah mau menyusu ASI tetapi masih sedikit
BAB 5
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membandingkan teori yang ada dengan data yang

didapatkan dari kasus yang ditemui dilahan. Dalam membandingkan teori dan data

tersebut penulis menggunakan langkah-langkah dalam manajemen kebidanan yang

identifikasi data dasar, interpretasi data dasar, diagnose dan masalah potensial,

identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Pembahsan ini dimaksudkan agam diambil suatu kesimpulan dan

pemecahan masalah asuhan kebidana yang tepat dan efisien khususnya pada

“Asuhan Kebidanan Pada By Ny. F Usia 1 hari di Ruang Edelweis RST Dr.

Soepraoen Malang”

5.1 Identifikasi Data Dasar

Pengumpulan data merupakan proses manajemen asuhan kebidanan yang

ditujukan untuk pengumpulan informasi mengenai kesehatan baik fisik, psikososial

dan spiritual. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik.

Pada kasus yang ditemui di lahan, pengkajian data dilakukan dengan teknik

wawancara kepada pasien. pengkajian data dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu

auto anamnesa (anamnesa pasien secara langsung/data primer), dan allo

anamnesa (anamnesa melalui keluarga pasien untuk memperoleh data tentang

pasien). Data diperoleh secara terfokus pada masalah pasien sehingga intervensi

juga lebih terfokus sesuai keadaan pasien. Pengkajian data obyektif di dapatkan

melalui pemeriksaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, hal

ini sesuai dengan teori Sulistyowati (2015).


5.2 Interpretasi Data Dasar

Berdasarkan identifikasi data dasar didapatkan diagnosa kebidanan pada

kasus tersebut yaitu Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Usia 1 hari. Data

subjektif diperoleh dari keterangan ibu.

Data objektif diperoleh bahwa pada pemeriksaan umum ditemukan keadaan

umum baik. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya tanda-tanda

abnormalitas.

Tanda – Tanda Vital pada suhu normalnya 36,5 – 37,50 C. pengukuran ini

untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan hipotermia atau hipertermia.

Pernafasan normalnya 40-60 kali per menit. Pengukuran ini untuk mendeteksi

gangguan pernafasan. Nadi normalnya 120-160 kali per menit. Pengukuran ini untuk

mendeteksi gangguan sirkulasi darah dan kinerja jantung (Hidayat, 2008).

5.3 Diagnosa dan Masalah Potensial

Berdasarkan data yang didapatkan tidak ditemukan masalah potensial dari

kasus tersebut.

5.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak ada kebutuhan segera jika dilihat dari

tidak adanya masalah potensial yang terjadi

5.5 Intervensi

Suatu rencana tindakan yang komprehensif di tunjukan pada indikasi apa

yang timbul berdasarkan kondisi pasien serta hubungannya dengan masalah yang

dialami pasien dan juga meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap klien serta
konseling. Rencana tindakan harus disetujui orang tua pasien dan semua tindakan

diambil harus berdasarkan rasional yang relevan yang diakui kebenaranya.

Rencana asuhan yang dibuat pada kasus antara lain jelaskan hasil pemeriksaan dan

berikan pengetahuan mengenai keadaan pasien, menjaga kehangatan bayi,

memberikan konseling pada ibu mengenai pemberian ASI.

5.6 Implementasi

Semua rencana asuhan diimplementasikan dan sesuai dengan teori

penatalaksanaan terhadap bayi baru lahir. Menurut Varney (2007), pada langkah ini

rencana asuhan menyeluruh seperti apa yang diuraikan pada langkah kelima,

dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi

baru lahir sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehingga dalam langkah

ini antara teori dan kasus tidak dapat kesenjangan.

5.7 Evaluasi

Evaluasi manajemen asuhan kebidanan merupakan langkah akhir dari

proses manejemen asuhan kebidanan dalam mengevaluasi pencapaian tujuan,

membandingkan data yang dikumpulkan dengan kriteria yang diidentifikasikan, dan

memutuskan apakah tinjauan telah tercapai atau tidak dengan tindakan yang sudah

diimplementasikan.

Berdasarkan studi kasus By Ny. F tidak ditemukan hal-hal yang menyimpang

dari evaluasi tinjauan pustaka. Oleh karena itu apabila dibandingkan antara tinjauan

pustaka dan studi kasus By Ny. F secara garis besar tidak ditemukan kesenjangan.
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Pengkajian

Pengkajian data subjektif dan objektif sudah sesuai dengan teori yang ada

6.1.2 Interpretasi Data Dasar

Penegakan diagnose sudah sesuai dengan teori yang ada

6.1.3 Identifikasi diagnose dan masalah potensial

tidak ada diagnose masalah potensial yang mungkin muncul. Hal ini sesuai

dengan teori

6.1.4 Identifikasi kebutuhan segera

Tindakan segera telah diberikan sehingga tidak terjadi diagnosa dan masalah
potensial.

6.1.5 Intervensi

Intervensi yang dibuat pada konsep asuhan telah sesuai dengan teori dan

studi kasus.

6.1.6 Implementasi

Implementasi yang dilakukan sudah sesuai dengan kebutuhan

6.1.7 Evaluasi

Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan bahwa asuhan yang diberikan telah

mencapai tujuan intervensi

6.2 Saran

1. Saran bagi Akademik


Agar laporan ini dapat digunakan menjadi referensi, bahan masukan, bahan

kajian, serta evidence base untuk menunjang data penelitian.

2. Saran Bagi Mahasiswa Kebidanan

Agar mahasiswa kebidanan dapat menggunakan laporan sebagai aplikasi

penatalaksanaan asuhan kebidanan berdasarkan pola pikir tujuh langkah

varney, dan mampu menganalisa kasus yang berbeda.

3. Saran bagi Tempat Pelayanan Kesehatan

a. Agar dapat memberikan masukan mengenai penatalaksanaan asuhan

kebidanan pada bayi baru lahir di RS.

b. Tenaga kesehatan dapat mempertahankan dan meningkatkan

kerjasama serta komunikasi sehingga dapat menjaga mutu pelayanan

kesehatan reproduksi

c. Diharapkan bidan dapat melakukan konseling, informasi, edukasi dan

motivasi yang baik bagi klien

Anda mungkin juga menyukai