Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY NY “ N “ UMUR 8 JAM

DENGAN BAYI BARU LAHIR NORMAL DI

PMB NURI AFANTI

Oleh :

Nickyta Amelia H
2022 08 2187

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HUSADA JOMBANG

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By Ny “N” Usia 8 jam dengan kondisi
baik di PMB Nuri Afanti

Laporan ini disusun oleh :

Nama : Nickyta Amelia H


NIM : 2022 08 2187

Telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

(Bd. Yulida Ti’ani, S.Tr.Keb.,M.Kes) (Wardah Anil Masyayih,


SST.,M.Kes)

Ketua STIKES Husada Jombang Ketua Program Studi Profesi Bidan

(Dra. Hj Soelijah Hadi, M.Kes., MM) (Zeny Fatmawati, SST., Bd., M.PH)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan Asuhan Kebidanan Pada By Ny “N“ umur 8
jam dengan bayi baru lahir normal di PMB Nuri Afanti dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak selama
menyelesaikan Laporan ini, tidak akan mungkin dapat penulis selesaikan dengan baik.
untuk itu pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM. selaku Ketua STIKES Husada Jombang, yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami.
2. Zeny Fatmawati, SST., M.PH selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan STIKES Husada Jombang.
3. Bdn. Yulida Ti’ani S.Tr.Keb.,M.Kes. selaku pembibing lahan praktek
4. Wardah Anil Masyayih, SST.,M.Kes., selaku pembimbing akademik dalam
penyusunan laporan stase ini.
5. Ibu, Ayah, suami tercinta serta putra putriku yang senantiasa memberikan
motivasi serta bantuan materiil dan spiritual yang tiada henti.
6. Teman-teman sejawat khususnya di Puskesmas Bula yang telah membantu dan
selalu memberikan motivasi dalam penyelesaian laporan studi kasus ini.
Semoga Alloh SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam penyelesaian laporan
stase I ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Kebidanan dan pelayanan
gynekologi.
Malang,

Penyusun

Fitri Dewi Pratiwi


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000
gram (Depkes RI, 2012)

Pada saat ini angka kematian itu ada angka kematian perinatal di
indonesia masih sangat tinggi menurut survey demografi dan kesehatan indonesia
(2017) angka kematian ibu adalah 344 per 100.000 kelahiran hidup dan angka
kematia perinatal adalah 25 per 1000 kelahiran hidup (Prawiroharjo, 2018)

Kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dala bulan pertama
kehidupan kurang baiknya menangani bayi baru lahir yang lahir sehat akan
menyebabkan kelainan. Kalainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup,
bahkan kematian faktor- faktor penyebab kematian pada bati baru lahir yatu
hipoksia, ikterus, asfiksia, repirasi distress sindrom, trauma lahir, hipoglikemia,
infeksi yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu pemotongan tali pusat,
melalui telingga mata, melalaui telinga pada waktu persalinan atau pada wakt
memandikan / membersikan bay dengan bahan/ cairan/ alat yang kurang bersih
(Prawiroharjo, 2018)

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengerti, mengetahui dan melaksakan asuhan
kebidanan pada neonatus cukup balan 1 hari.

1.2.2. Tujuan khusus


Setelah melakukan asuhan kebidanan pada By Ny “N “ umur 8 jam
dengan bayi baru lahir normal, diharapkan mahasiswa mampu:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan teori tentang penangangan bayi


baru lahir normal.
2. Mahasiswa ampu menjelaskan konsep dasar asuhan kebidanan
pada penangangan bayi baru lahir normal.
3. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada
penangangan bayi baru lahir normal
4. Mahasiswa ampu mendokumentasikan asuhan kebidanan pada
penangangan bayi baru lahir normal dan menggunakan
dokumentasi SOAP
5. Mahasiswa mampu melakukan pembahasan kesenjangan antara
teori dan kasus yang ditemukan.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Institusi Pendidikan dan Petugas Kesehatan
Untuk memberikan masukan dan bahan informasi untuk meningkatkan
penangangan bayi baru lahir normal. Sebagai subjek dalam menilai
bagaimana pemahaman dan keterampilan penulis dalam menyikapi kasus
guna meningkatkan tenaga kesehatan dengan kualitas yang baik dan terampil

1.3.2. Bagi Penulis


Dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya dalam
pelayanan penangangan bayi baru lahir normal.

1.3.3. Lahan Praktek


Diharapkan hasil ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan pelayanan
kebidanan pada penangangan bayi baru lahir normal.

1.3.4. Pasien / Klien


Untuk meningkatkan pengetahuan pasien / klien tentang nifas khusus nya
mengenai bagaimana melakukan penangangan bayi baru lahir normal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir Normal


2.1.1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan 37
minggu – 42 minggu da berat badan lahir 2500 garam -4000 garam
(Depkes RI, 2012)

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
tersebut pada selama jam pertama setelah kelahiran (Pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal, 2018)

2.1.2. Aspek – aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir
a. jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
b. usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibuya
sesegera mungkin
2.1.3. Periode bayi baru lahir
a Periode 1 : kreatifitas (30 menit pertama setelah lahir) bayi
terjaga dengan mata terbuka, memberikan respon terhadap
stimulus dan mempunyai kemampuan menghisap yang sangat
tinggi
b Periode 2 : kreatifitas (2- 5 jam setelah kelahiran) bayi
bangun tidur yang nyenyak, denyut jantung dan pernafasan
meningkat, pengeluaran mekoniu, urine da menghisap.
c Periode 3 : stabilisasi (12- 24 jam) kulit kemerahan dan hangat
2.1.4. Karakteristik
a Bentuk tubuh dan pengukuran
Besar kepala dan badanya, tungkai pendek kecil dan paha kecil,
leher pendek dan goyah, hidunya datar, pada getalia wanita
labia mayora sudah menutupi labia minora, pada genetalia laki-
laki testis menurun
Batasan – batasan :
 Berat badan lahir : 2500- 4000 gram
 Panjang badan : 43-53 cm
 Lingkar dada : 30,5-33 cm
 Lingkar kepala : 31- 35,5 cm
b Kesadaran
Pada aktifitas motorik aktif yang dilakukan bayi adalah
menangis oleh karena rasa tidak nyaman dan lapar. Tangis
yang normal adalah kuat dan kuat, tidak lemah atau nyaring,
kekuatan dan pola menangis teragantung pada pola penyebab
dan sejenis bahasa yang dapat dimengerti orang tua. Pada
keadaan tidur tenang bayi jarang bergerak dan bernafas lambat
serta teratur.
c Tanda- tanda vital
Tanda –tanda vital meliputi suhu tubuh, nadi dan pernafasan
bayi baru lahir bervariasi dalam merespon dengan lingkungan:
1) Suhu tubuh.
Saat lahir tubuh bayi sama dengan suhu tubuh ibunya
karena bayi memiliki sedikit insulasi lemak, luas
permukaan tubuh yang besar dan sirkulasi yang relatif
buruk, serta bellum dapet berkeringat atau mengigil
sehingga kemampuan bayi untuk mengatur suhu tubuhnya
masih buruk, suhu normal bayi diantara berkisar 36,5-37 o c
2) Nadi
Nadi bayi baru lahir adalah normal adalah 120- 150
x/menit, tidak teratur disebabkan stimulan fisik atau
menangis, peubahan suhu yang tiba- tiba perhitungan 1
menit penuh.
3) Pernafasan
Pernafasan bayi baru lahir normal adalah 30- 60 x/ menit.
Sifat pernafasan tidak teratur kedalaman kecepatan
iramanya pada pernafasan menit pertama cepat kira- kira
80x/ menit kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40
x/menit
4) Tekanan darah
Tekanan sistolik rata- rata 80- 60 mmHg dan diastolik 45-
40 mmHg.
d Reflek pada bayi
1. Moro reflek
Rangsangan mendadak menyebabakan lengan terangkat keatas
dan kebawah dan rileksasi dengan lembut. Timbul saat lahir
sampai umur 2 bulan.

2. Tonus leher (tonic neck reflek)


Reflek kepala, lengan dan bungkai mengarah ke salah satu sisi
relaksasi dengan lambat, timbul saat lahir sampai umur 3 bulan.

3. Menggengam (graps reflek)


Bayi menggegam setiap benda diletakan kedalam tangan timbul
saat lahir sampai umur 2 bulan

4. Reflek menghisap (suckling reflek)


Timbul saat lahir sampai umur 6- 8 bulan

5. Refllek mencari puting (rooting reflek)


Timbul saat lahir sampai umur 6 bulan

6. Reflek menelan (swallowing reflak)


Timbul saat lahir sampai mati

7. Babyneky reflek
Jari kaki mengembang dan ibu jari dorsofleksi, dijumpai sampai
umur 2 tahun

2.1.5. Perubahan- perubahan yang terjadi setelah kelahiran


a. Perubahan metabolisme karbohidrat
Kadar gula darah tali pusat yang semula 65 mg/ 1000 ml akan
menurunkan menjadi 50 mg/ 100 ml dalam waktu 2 jam sesudah
lahir, diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar
gula darah dan mencapai 120 mg/ 100 ml. Bila terjadi suatu hal
perubahan glukosa menjadi gliogen meningkat atau adanya ganggan
pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi seperti
yang menderita diabetes melitus.

b. Perubahan suhu tubuh


sesaat sesudah lahir, bayi berada ditempat yang suhunya lebih
rendah dari pada kandungan dalam keadaan basah. Bila dibiarkan
saja dalam suhu kamar 25 derajat bayi akan kehilangan panas melalui
:

 Evaporasi : jalan utama bayi kehilangan panas, kehilangan


panas terjadi karena penguapan cairan ketuban pada
permukan tubuh oleh panas tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir; tubuh bayi tidak segera
dikeringan dan diselimuti
 Konduksi : kehilangan panas tubuh melalaui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang
temperatunya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap
panas tbuyh bayi melalui konduksi apabila bayi diletakan
diatas benda – benda tersebut.
 Konveksi : kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar
udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang lahirkan atau
ditempatkan didalam ruangan yang dingin akan cepat
menggali kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi
konveksi aliran darah dari kipas angin, hembusan udara
melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
 Radiasi : kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan didekat benda- benda yang mempunyai suhu
tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa
kehilangan panas dengan cara ini karena benda- benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh (walaupun tidak
bersentuhan secara langsung)
Sebanyak 200 kal/kg/bb/menit, sedangkan pembentukan panas yang
dapat diproduksi hanya 1/10 dari pada yang tersebut diatas dalam
waku bersamaan. Hal ini menyebabkan penurunan suhu tubuh
sebanyak 2 derajat dalam waktu 15 menit. Kejadiaan ini sangat
berbahaya untuk bayi terutama bayi berat lahir rendah dan bayi
asfiksia karena tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tersebut
dengan vasokoktrisi, insulasi dan produksi panas yang dibuat sendiri,
akibat suhu tubuh yang randah metablisme jaringan akan meninggi
dan asidoris metabolik yang ada akan bertambah berat sehingga
kebutuhan oksigen juga meningkat.

c. perubahan pernafasan
selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran gas
harus melalai plasenta, setelah bayi lahir pertukaran gas harus
melalui paru-paru bayi, rangsangan untuk gerakan pernafasan
pertama melalui tekanan mekanis dari torak sewaktu melalui jalan
lahir, penurunan oksigen dan kenaikan CO2 merangsang
kemoreseptor yang terletak disinus karotis rangsangan dingin
didaerah dapat merangsang pernafasan pada bayi baru lahirterjadi
normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran, tekanan rongga dada
bayi pada saat jalan jalan lahir pervaginaan mengakibtkan cairan
paru- paru (bayi normal 80 – 100 ml) kehilangan 1/3 dari jumlah
cairan tersebut sehingga cairan yang hilag ini diganti dengan udara.

Paru-paru berkembang sehingga rongga dada kembali pada bentuk


semua pernafasan pada neotus terutama pernafasan diafragma dan
abnormal biasanya masih tidak teratur frekuensi dan dalamnya
pernafasan

d. perubahan sirkulasi
dengan berkembangnya paru- paru mengakibatkan tekanan O2
menurun hal ini mengakibatkan menurunya resistensi pembuluh
darah dari pulmonalis mengalir ke paru- paru dan dutus arteriosus
menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena cava inferior dan
faramen ovale ke atrium kiri berhenti. Sikulasi janin sekarang
berubah menjadi sirkulasi bayi yang cukup diluar badan bayi.

2.1.6. Penanganan bayi baru lahir


Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, ialah :
a. Membersikan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan atau sesudah plasenta lahir
tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi,
kecuali bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis
maka tali pusat segera dipotong intuk memudahkan melakukan
tindakan resusitasi pada bayi, tali pusat dpotong 5 cm dari
dinding perut dengan gunting steril dan diikat dengan
pengingkat steril.
b. Mepertahankan suhu tubuh
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetapi suhu
badanya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuat
tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat suhu tubuh bayi
merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat
sampai suhu tubuhnya sudah stabil.

c. Identifikasi bayi
Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinan nya
mungkin lebih dari satu persalina maka sebuah alat pengenal yang
efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap
ditempatkan sampai waktu bayi dipulangkan.

2.1.7. Pemantauan bayi baru lahir


1. Dua jam pertama sesudah lahir.
Meliputi : - Kemampuan menghisap kuat dan lemah
- Bayi tampak aktif atau lunglai
- Bayi kemerahan atau biru
2. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan
penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang
memerlukan tindak langsung seperti.
- Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang
bulan
- Gangguan pernafasan
- Hipotermi
- Cacat bawaan dari trauma lahir
2.1.8. Yang perlu di pantau pada bayi baru lahir
1. suhu badan dan lingkungan
2. tanda – tanda vital
3. berat badan
4. mandi dan perawatan kulit
5. pakaian
6. perawatan tadi pucat
2.2. Konsep Dasar Neonatus Cukup Bulan
2.2.1. Pengertian NCB
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kahamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan badan lahir 2500 gram sampai dengan
4000 gram (Depkes RI, 2012)

Neonatus cukup bulan yaitu bayi umur kehamilan 37 minggu


sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram
(Depkes RI, 2013)

Bayi post matur yaitu bayi dilahirkan setelah usia kehamilan


lebih atau sama dengan 42 minggu yang dihitung dari menstruasi
terakhir, tanpa melihat berat badan bayi waktu lahir (Abdurahman
sukadi, dr.Sp.Ak. 2018)

2.2.2. Pembagian neonatus


1) Neonatus kurang bulan : kelahiran kurang dari 3 minggu (antara 20-
37 minggu) dengan berat janin kurang dari 2500 gram.
2) Neonatus cukup bulan : bayi umur kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
3) Neonatus lebih bulan : bayi umur kehamilan lebih dari 42 minggu
2.2.3. Karakteristik
Bayi baru lahir normal mempunyai berat badan lahir 2500-4000 gram,
panjang badan lahir 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-
35 cm, bunyi detak jantung dalam menit – menit pertama kira- kira 180
x/ menit kemudian menurun sampai 120- 140x/ menit, pada pernafasan
menit pertama cepat kira- kira 80x/ menit kemudian menurun setelah
tenang kira- kira 40x/ menit, warna kulit kemerah- merahan dan licin
karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa,
rambut lanuga tidak terlihat, kuku agak panjang dan lemas, sedangkan
pada genetalia wanita lagia mayora sudah menutupi labia minora, pada
laki- laki testis sudah turun.

Reflleksi bayi baru lahir normal sudah terbentuk dengan baik


refleks mora atau refleks terkejut. Apabila bayi diberi sentuhan
mendadak khususnya denagan jari tangan maka akan menimbulkan
gerakan terkejut. Pada refleks gengamanya, apabila telapak tangan bayi
disentuh dengan jari pemeriksa, pada reflek mencari atau rooting refleks
mencari atau rooting refleks, apabila pipi bayi disentuh ia akan menoleh
kepalanya untuk mencari sentuhan itu. Sedangkan reflek menghisap dan
menelan apabila diberi dot atau puting susu di mulutnya maka ia akan
berusaha untuk menghisap, bayi baru lahir yang normal tangisanya harus
kuat dan jernih. Pengeluaran urine dan mekanium akan keluar 24 jam
pertama, warnanya kuning kecoklatan (Sarwono, 2015).

2.2.4. Perubahan – perubahan


Perubahan –perubahan yang terjadi in merupakan penyusuaian bayi
terhadap linkungan diluar kandungan. Perubahan ini meliputi :

1. Perubahan suhu tubuh


ketika baru lahir berada pada suhu lingkungan yang lebih
rendah dari suhu didalam rahim ibu. Luas permukaan tubuh
neonatus 3 kali orang dewasa dengan lapisan lemak dibawah
kulitnya lebih tipis. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar
20-30 derajat maka bayi akan kehilangan panas melalaui
konveksi (pancaran panas tubuh tubuh neonatus keruang
sekitar yang lebih dingin) evaporasi (penguapan melalaui
pernapasan dan kulit bayi yang basah dengan cairan amnion) ,
radiasi (suhu tubuh bayi pindah ke bayi pindah ke benda padat
yang paling dekat dengan neonatus secara tak langsung),
konduksi (pemindahan panas langsung ke tempat bayi
diletakan) sebanyak 200 kal/kg/bb/menit, sedangkan produksi
panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 nya keadaan ini
menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2 derajat dalam
waktu 5 menit, akibat suhu tubuh yang rendah metabolisme
jaringan meningkat dan kebutuuhan oksigen pun meningkat.
Bayi yang cukup bulan yang ada diruang dingin sesudah
lahir mungkin akan menderita asidosis metabolic, hipoksemia,
hipertemia, serta sekresi panas yang hilang. Untuk itu
menambah produksi panas maka diperlukan peniggian
metabolisme dan komsumsi oksigen.
2. Perubahan pernafasan
Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari pertukaran gas
melalui plasenta, setelah abayi lahir pertukaran gas harus melalui
paru – paru bayi. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama
melalui tekanan mekanis dan torak sewaktu melalui jalan lahir,
penurunan O2 dan kenaikan O2 merangsang kemo resetor yang
terletak dismus karotis, rangsangan dingin didaerah dapat
merangsang pernafasan, sedangkan pernafasan pertama pda bayi baru
lahir teradi normal dala waktu 30 detik setelah kelahiran, tekanan
rongga dada bayi normal 80 – 100 ml kehilangan 1/3 dari jumlah
cairan tersebut sehingga cairan tersebut sehingga cairan yang hilang
ini diganti dengan udara.

Paru- paru berkembang sehingga rongga dada kembali pada


bentuk semula pernafaasan pada neonatus terutama pernafasan
diafragmatik dan abnormal biasanya masih tidak teratur frekuensi
dan didalam nya pernafasan.

3. Perubahan sirkulasi
Berkembanganya paru-paru mengakibatkan tekanan O2
meningkat dan tekanan O2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunya
resistansi pembuluh darah paru sehingga aliran darah dari pulmanolis
mengalir ke paru- paru dan ductus arterious menutup.

Dengan menciutnya arteri dan vena umbilical kemudian tali


pusat dipotong aliran darah dari plasenta melalui vena cava inferior
dan voramen ovale ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin sekarang
berubah menajadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan bayi.

4. Perubahan metabolisme
Dalam waktu 2 jam sebelah bayi lahir akan terjadi penurunan
kadar gula darah untuk menambah energi pada jam pertama setelah
didalam tubuh bayi. Mengalami hipotesi , metabolisme aasam lemak
tidak dapat memenuhui kebutuhan pada neonatus maka kemungkinan
bayi akan mengalami hipoglikemia.

2.2.5. Penatalaksanaan bayi baru lahir


Kehilangan panas tubuh bayi baru lahir dapat terjadi melalaui mekanisme
sebagai berikut :

1. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehingan panas, kehilangan


panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada
permukanan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah
lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan dan diselimuti hal
sama dapat terjadi setelah bayi dimandikan.
Contoh : bayi tidak segera dikeringkan setelah proses proses
kelahiran nya setelah mandi

2. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalaui kontak


langsung aantara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
Meja tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih
rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi
melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakan diatas
benda- benda tersebut
Contoh : bayi diletakan diatas meja yang terbuat dari logam, kasur/
timbangan yang suhunyan lebi rendak dari suhu tubuhnya

3. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi


terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan
atau ditempatkan didalm ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi
dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau
pendingin ruangan.
4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan didekat benda- benda yang mempunyai suhu
tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan
panas dengan cara ini karena benda- benda tersebut menyerap
radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung)
Contoh : bayi didekatkan diding yang mempunyai suhu lebih rendah
dari suhu tubuh bayi.

2.2.6. Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir


1. Memberi makan bayi
Bayi dapat disusui segera setelah lahir atau sekurangnya dalam 4
jam, kebanyakan bayi menuntut pemberian makan terjdwal dan dapat
diberi makan setiap kali bangun. Kebutuhan ASI bagi bayi umur 3
hari 60- 90 ml dengan frekuesi pemberian 6-10 x/ 24 am. Ibu
menyusui setiap 2-3 jam siang dan malam membangunkan bayi bila
waktu menyusui tiba, memastikan bahwa mulut bayi terpasang
dengan baik dengarkan bunyi menelan, payudara ibu kosong, dan
tidak memberikan makanan lain selama ASI sampai umur 6 bulan.

2. Memandikan bayi
Mandi memiliki beberapa tujuan yaitu memberikan seluruh badan
bayi, mengobservasi keadaan, mensosialisasikan orang tua dan
keluarga. Saat memandian bayi pastikan suhu ruangan, pengontrolan
kehilangan suhu panas bayi untuk melindungi energi bayi, sediakan
keperluan dan pakaian sebelum memulai memandikan, sebelum
memandikan rasakan terperatur untuk mandi, air harus terasa hangat
dan nyaman, jangan memandikan bayi dibawah kucuran air yang
mengalir, cuci kepala sebelum membuka pakaian bayi untuk
mencegah kehilangan panas, bersikan mata dengan mengusap dari
dalam kearah luar denagan memakai kain lap bersih setiap mata,
lipatan kulit dibawah dagu dan dilipatan paha perlu dibersikan tubuh
lengan dan tungkainya dan keringkan dengan lembut.

3. Merawat tali pusat


Perawatan tali pusat dengan gunakan lidi kapas untuk membersikan
tali pusat, bersihkan pangkal, tempat tali pusat menyatu dengan kulit,
bila tali pusat kering lepaskan, bungkus dengan kassa yang steril.
Popok yang jangan menutup tali pusat karena menghabat
pengeringan tali pusat dan mempermudah timbulnya infeksi.

4. Menjaga kebersiahan bayi


Jaga kebersihan bayi setiap memegang bayi harus dicuci tangan
untuk menghindari infeksi, setiap membersikan dan
mengeringkan daerah yang terkena tinja atau air kemih dengan
kain yang halus dan segera menganti yang baru karena kulit
bayi mudah lecet/ cedera saat dibersikan terlalu keras. (Babak
irene M, 2015)
5. Penimbangan berat bayi
Bayi yang menyusui botol ditimbang pada hari keempat
penurunan barat badan selama hari- hari pertama berpengharuh
pada perubahan pada pola defekasi bayi (Crstiane henderson,
kathleen jones, 2015).
2.3. Konsep Dasar Manajemen Asuhan kebidanan
2.3.1. PENGKAJIAN / PENGKUMPULAN DATA
Adalah pengkumpulan data lengkap utuk mengevaluasi pasien yaitu
memeriksa untuk memperoleh seluruh data yang dibutuhkan untuk penilaian
secara sempurna dari klien.

Pengumpulan data mencakup :

Diperolah dari hasil wawancara langsung kepada klien keluarga dan tim
kesehatan lain mencakup semua keluhan dari klien terhadap asalah yang
dialami, meliputi hal – hal ebagai berikut :

1. Biodata
Berisi tentang identifikasi klien dan orang tua klien, yaitu nama bayi,
tempat tanggal lahir, umur, agama, jenis kelamin, anak ke, nama orang
tua, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat.

2. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan oleh kondisi klien pada saat itu.

3. Riwayat penyakit sekarang


Ditanyakan untuk mengetahui kesehatan / keadaan klien sekarang
ini
4. Riwayat penyakit sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang diderita klien

5. Rwayat penyakit keluarga


Ditanyakan untuk mengetahui pnyakit yang diderita keluarga klien.

6. Riwayat neonatal
a. Prenabal
Riwayat kehamilan sekarang yang mempunyai pengaruh terjadinya
BBL normal adalah kehamilan normal adalah kehamilan yang tidak
ada komplikasi DM, hepatitis, jantung , asma, hipertensi, TBC.

b. Natal
Riwayat persalinan persalinan dapat membantu dalam menegakan
dianogsa. Dengan riwayat persalinan yang baik dan tidak adanya
kelainan maka berpengaruh terhadap BBL normal.

c. Riwayat post natal


Melihat bayi dan ibu setelah kelahiran, ada kelainan atau tidak.

7. Riwayat imunisasi
BCG DT
CAMPAK POLIO
DPT LAIN- LAIN
8. Pola kegiatan sehari
a. Pola nutrisi
Pada bayi lahir normal kebutuha nutrisi yaitu susu tambahan dan
ASI yang sesuai

b. Pola eleminasi
Pada bayi lahir normal umur 6 hari buang air besar lembek warna
kuning/ sedangkan BAK berwarna kuning, jernih, beberapa kali
dalam sehari

c. Pola aktifitas
Pada byi baru lahir normal pada aktifitas yang baik akan menangis
bila kencing BAB, BAK dan lahir

d. Pola istirahat
Yang ditanyakan berapa jam klien tidur

e. Pola personal Hygiene


Yang ditanyakan adalah bagamana kebersihan tubuhnya seperti
berapa kali diseka/ mandi, berapa kali ganti baju dalam sehari.

A. Data Obyektif
Adalah data yang diperoleh melalui : pemeriksaan fisik, yang terdiri dari inspeksi,
palpasi, auskultasi serta pemeriksa yang terdiri dari :

1. Keadaan umum
Bagamana tinkta kesedaranya, jenis kelamin, apgarscore, sianosis atau tidak,
ikterus atau tidak, hipotesimi atau tidak

2. Tanda- tanda vital


- Suhu tubuh : 36,5- 37,5 o C
- Nadi : 120 – 150 x/ menit
- Pernafasan : 30- 60 x/ menit
3. Antropologi
- Berat badan : 2500-4000 gram
- Panjang badan : 35 cm
- Lingkar dada : 30-33 cm
- Lingkar kepala : - MO : 35 cm
- FO : 34 cm
- SOB: 32 cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Yaitu proses observasi atau periksa pandang dengan menggunakan mata
untuk menoleteksi tanda- tanda fisik yang berhubungan dengan status
fisik.
1. Kepala : warna rambut, jenis rambut, ubun- ubun datar atau
tidak, ada cekungan atau tidak, ada ceput sucedanium atau
tidak, ada molase atau tidak
2. Mata : simetris/ tidak, konjungtiva anemis / tidak, sklera
ikterus/ tidak
3. Hidung : simetris/ tidak, bersih/ tidak, ada sekret/ tidak, ada
polip/ tidak
4. Mulut : simetris/ tidak, bersih/ kotor, bibir kering/ tidak,
bibir pucat/ merah
5. Leher : simetris/ tidak, ada pembesaran kelenjar tyroid/
tidak, ada pembesaran vena jugularis/ tidak
6. Dada : simetris/ tidak, puting susu datar/ menonjol,
bersih/ tidak
7. Abdomen : simetris/ tidak, ada penonjolan disekitar tali pusat/
tidak, tali pusat basah/ kering
8. Genetelia : ada secret vagina/ tidak, bentuk labia, uretra
berlubang/ tidak
9. Anus : berlubang/ tidak, bersih/ kotor
10. Punggung : ada spina bifida/ tidak, ada skoleosis/ tidak
11. Eks. atas : ada oedem/ tidak, pergerakan aktif/ tidak, jumlah
jari
12. Eks. bawah: ada oedem/ tidak, pergerakan aktif/ tidak jumlah
jari
b. Palpasi
Yaitu periksa raba atau sentuhan mendeteksi ciri- ciri jaringan atau organ

13. Kepala : meraba bagian ubun-ubun memastikan ada


benjolan atau tidak, teraba molase, mengukur lingkar kepala
14. Leher : ada pembesaran vena jugularis/ tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid/ tidak
15. Dada : ada benjolan/ tidak, menggukur lingkar dada
Abdomen: ada nyeri tekan/ tidak, pembesaran limfe/ tidak
c. Auskultasi
16. Dada : ada rochi, wheezing/ tidak, nafas teratur/ tidak
17. Abdomen: ada bising usus/ tidak
d. Perkusi
18. Abdomen : kembung /tidak
5. Pemeriksaan neurologis
Refleks moro / refleks terkejut ada atau tidak, refleks menggegam ada/ tidak,
refleks rooting ada/ tidak, refleks menghisap ada/ tidak, refleks graps ada/
tidak, ada tonic neck/ tidak, refleks menelan ada / tidak

6. Pemeriksaan penunjang
Merupakan data yang diperlukan untuk menunjang diagnosa berupa
pemeriksaan laboratorium/ USG / RONTGEN

2.3.2. Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan


Diagnosa merupakan penilaian klinik tentang respon terhadap masalah
kesehatan menentukan dasar untuk pemilihan askeb untuk mencapai hasil
yang merupakan tanggung jawab bidan. Berupa masalah tidak dapat di
identifikasi sebagai diagnosa akan tetapi membutuhkan suatu rencana
yang komperhensif untuk klien. Masalah lebih sering berhubungan dengan
apa yang ditetapkan oleh klien secara individu

2.3.3. Analisa Data


Adalah merupakan kesinambungan antara proses pelaksaan dengan waktu
yang dibutuhkan data, data harus senatiasa dikumpu;kan dan di evaluasi,
beberapa kali di identifiasi jika ada sesuatu yang membahayakan segera
diupayakan penangananya

2.3.4. PELAKSANAAN TINDAKAN


Implementasi harus disesuaikan dengan rencana asuhan yang telah disusun
untuk mencapai tujuan yang ditentukan pada implementasi di monitoring
kesehatan anak serta diupayakan dalam waktu singkat, efektif, hemat, dan
berkualitas. Implementasi tindakan perlu dilakukan secara tertulis dan
berkesinambungan, yang juga merupakan bukti tanggung jawab dalam
melaksanakan asuhan kebidanan
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1. Pengumpulan Data


Tanggal pengkajian : 12 April 2023 Jam : 10.00 WIB

Tempat : PMB Nuri Afianti

3.1.1. Data subyektif


1. Biodata
a. Biodata bayi
Nama : Bayi Ny. “N”
Umur : 8 jam
Anak ke :1
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Lawang
b. Biodata Orang Tua
Nama : Ny. ”N” Nama : Tn. ”L”

Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta

Penghasilan :- Penghasilan :-

Suku bangsa : jawa/indonesia Suku bangsa : jawa/indonesia

Kawin ke :1 Kawin ke :1

Lama kawin : 4 tahun Lama kawim : 4 tahun

Alamat :Lawang Alamat : Lawang

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan bayinya lahir secara normal, dan dalam keadaan sehat.

3. Riwayat kesehatan sekarang


Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 12 April 2023, jam 01.30
WIB secara normal di PMB Nuri dengan jenis kelamin laki-laki, hidup,
menangis spontan, BBL : 3100 Gram, PBL : 50 cm, sejak bayi dilahirkan
sampai pengkajian dilakukan keadaan bayi baik

4. Riwayat kesehatan yang lalu


Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah menderita penyakit menular
dan menurun seperti : TBC, Hipertensi, DM, jantung, dan asma

5. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak
ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS.
Tidak ada yang menderita penyakit menahun dan menurun seperti DM,
Hipertensi, Jantung, Anemia, dan tidak ada riwayat kelahiran kembar.

6. Riwayat neonatal
a. Riwayat prenatal
ANC : - TM I = 3 x dibidan keluhan mual, muntah.
Terapi = Vit C 1x1, B6 3x1
- TM II = 3x dibidan tidak ada keluhan
Terapi = Fe 1x1, Kalk 1x1
- TM III = 3x di puskesmas tidak ada keluhan
Terapi = Fe 1x1, Vit C 1x1, Kalk 1x1
Penyuluhanyang pernah didapat :
TM I : gizi seimbang, istirahat cukup, tanda bahaya
TM II : personal hygiene dan gizi seimbang
TM III : perawatan payudara, senam hamil, tanda- tanda
persalinan
Imunisasi TT :
1x TT CPW
b. Riwayat natal
Bayi lahir dengan spontan, presentasi belakang kepala. Pada
tanggal 12 April 2023, jam 01.30 WIB, jenis kelamin laki-laki
dengan BBL =3100 gram, PBL = 50cm, LK = 31, LD = 32 cm.
Ketuban jernih, anus berlubang, tidak cacat, tidak kelainan
kogenital.
c. Riwayat post natal
Setelah lahir bayi nangis spontan, keras, pergerakan aktif,
warna kulit kemerahan, diberi salep mata, tidak kelainan
kogenital, diberikan vit K 1 jam setelah bayi lahir dan
mendapatkan imunisasi HB uniject.
7. Pola sehari- hari
a. Pola nutrisi
Saat lahir bayi tidak diberi ASI karena ASI belum keluar dan
digantikan dengan susu formula 30cc.
b. Pola istirahat dan tidur
Saat penkajian bayi bergerak aktif dan bayi tidur selama 10 –
12 jam, terbangun saat bayi merasa lapar, haus, BAK, BAB.
c. Pola eleminasi
BAB :± 2-3 x/hari, warna hijau tua agak kehitaman,
konsistensi lunak.
BAK :  4-5 x/hari, warna kuning jernih, bau khas.
d. Pola aktifitas
Bayi bergerak aktif dan menangis kuat
e. Pola personal hygiene
Bayi dimandikan setelah 6 jam post partum, ganti popok setiap
kali basah, ganti baju dan gedong setiap kali basah, perawatan
tali pusat 1x setelah mandi.
3.1.2. Data obyektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik, kulit hangat, kemerahan

Kesadaran : bayi bergerak aktif

2) TTV
N : 130 x/ menit

S : 36,8o C
RR : 45 x/menit

3) Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Rambut warna hitam, penyebaran merata,
kulit kepala masih ada verniks caseosa, tidak
ada caput sucedanium, tidak ada lesi.

Muka : Simetris, warna kemerahan, tidak ikterus


tidak pucat

Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah


muda, tidak ada sekret.

Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan


cuping hidung

Telingga : Simetris, bersih, daun telingga sejajar dengan


lipatan mata, tidak ada serumen

Mulut : Bersih, mukosa bibir lembab, bibir normal,


tidak ada sumbing, tidak pucat

Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis,


dan ada pembesaran kelenjar tyroid

Dada : Tidak ada tarikan intercosta, jarak antara


kedua puting susu sejajar

Abdomen : Simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi pada


tali pusat, tidak ada pendarahan, tidak berbau,
lembek

Punggung : Simetris, tidak ada spina bifida.

Genetalia : Bersih, skrotum sudah turun, tidak kelainan


pada testis

Anus : Bersih, berlubang

Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada kelainan jmlah jari, warna


kulit kemerahan, gerak aktif
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan jumlah jari,
warna kulit kemerahan gerak aktif

Integmen : Warna kemerahan, lanugo sedikit, tidak ada


tanda lahir

b. Palpasi
Kepala : Teraba UUK sudah menutup dan UUB belum
menutup, tidak cekung atau cembung, tidak
ada benjolan, tidak ada molage

Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis dan


pembesaran kelenjar tyroid

Axilla : Tidak ada pembesaran limfe

Abdomen : Tidak ada hepatomegali

Punggung : Tidak ada spina bifida

c. Auskultasi
Dada : Bunyi nafas bersih, tidak ada rochi maupun
wheezing

Abdomen : Bising usus normal ± 20 x/menit

d. Perkusi
Abdomen : Tidak ada meteorismus

4) Pemeriksaan atropometri
BBL : 3100gram SOB : 30 cm

BB sekarang : 3100 gram MO : 33 cm

Kenaikan BB :0 gram FO : 31 cm

PB : 50 cm LD : 32 cm

Lila : 8 cm

5) Pertumbuhan dan perkembangan


a. Reflek pelindung bayi
Reflek morro : baik

Tonic neck reflek : baik


Grap reflek : baik

Babynsky reflek : baik

b. Reflek makan
Rooting reflek : baik

Suckling reflek : baik

Swallowing reflek : baik

c. Indra bayi
Indera penglihatan : mata bayi membuka lebar

Indera teraba : saat kulit disentuh bayi bereaksi

Indera pendengar : telingga bayi bisa mendengar suara keras


6) Pemeriksaan penunjang
-

7) Terapi yang diberikan


- Vit K 1 mg

- Salep mata tetrasiklin

- Rawat tali pusat

- HB uniject

3.1.3. Analisa Data


Bayi Ny. “N” Neonatus Cukup Bulan umur 8 jam.

3.1.4. Penatalaksanaan
1) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan keluarga dengan petugas
kesehatan
Hasil : ibu dapat menerima pada petugas kesehatan

2) Memberitahu kepada ibu dan keluarga untuk mencuci tangan aebelum dan
sesudah kontak langsung dengan bayi
3) Mengobservasi TTV
Hasil : suhu : 36,5 O C, RR : 40 x/ menit, N : 130 x/menit

4) Mengajarkan ibu untuk merawat tali pusat.


- Cuci tangan
- Mengganti kasa yang basah dengan menggukan kasa yang steril
dan kering
- Menganjurkan ibu untuk tidak memberi ramuan dan biarkan kering
- Menganjurkan mengganti kasa pada ibu saat selesai dimandikan
5) Mengajarkan ibu untuk merawat tali pusat.
- Mengganti popok setiap kali bayi BAK, BAB dan setelah mandi
- Jangan menggunakan bedak bayi terlalu tebal sesudah mandi,
BAK, BAB karena dapat menyebabkan iritasi.
6) Menjaga suhu bayi agar tetap hangat, gedong bayi / selimuti bayi dengan
kain bersih dan hangat.
7) Memberi ibu tentang tanda – tanda bahaya bayi baru lahir
- Pernafasan : jika sulit / lebih dari 60 x/mnt (normal 30 – 60
x/mnt), adanya pernafasan cuping hidung .
- Kehangatan : terlalu panas (> 380C) atau teralu dingin (< 360C)
- Warna : kuning (terutama pada 24 jam pertama) biru / pucat.
- Pemberian makanan : hisapan lemah, mengantuk berlebihan,
banyak muntah, latergis.
- Tali pusat : merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah.
- Infeksi : suhu badan meningkat, talpust bengkak, merah, keluar
cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit.
- Tinja / kemih : tidak berkemih selama 24 jam, tinja lembek,
frekuensi BAB sering (> 8 x/hari), ada lendir / darah pada tinja
- Aktivitas : menggigil, menagis tidak bisa, (merintih), sangat lemah,
lunglai, kejang.
8) Motivasi ibu untuk memberi ASI saja tanpa adanya MPASI sampai usia 6
bulan
9) Menganjurkan ibu cara menyusui yang benar
a) Topang seluruh tubuh bayi jangan hanya leher
b) Kepala dan tubuh bayi lurus sehingga bayi menghadap payudara dan
hidung bayi didepan puting susu.
c) Menyentuh puting pada bibir bayi
d) Tunggu sampai bibir bayi terbuka lebar.
e) Mulut bayi digerakan ke arah puting susu ibu sehingga bibir bawah bayi
terletak jauh dibelakang puting pada areola.
f) Dagu menyentuh payudara ibu.
g) Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah bayi melipat keluar.
h) Bayi menghisap pelan – pelan dan kadang – kadang berhenti
i) Susu bayi kapan saja jika mammae terasa penuh
j) Gunakan mammae secara bergantian.
10) Memotivasi ibu untuk rutin menimbang bayi sebulan sekali, mulai umur 1
bulan s/d 5 tahun di posyandu.
11) Momotivasi ibu agar anak harus diimunisasi lengkap sebelum umur 1 tahun
Jadwal imunisasi.

Umur Jenis imunisasi


0 – 7 hari Hepatitis B
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT Hb Combo 1, Polio 2
3 bulan DPT Hb Combo 2, Polio 3
4 bulan DPT Hb Combo 3, Polio 4
9 bulan Campak
12) Memberitahu ibu untuk kontrol kunjungan neonatus pada tanggal 19 April
2023.
BAB IV

PEMBAHASAN

Didapatkan data subjektif Nama: Bayi Ny. “N”, Umur : 8 jam, Anak ke : 1,
Jenis kelamin : Laki-laki, Nama : Ny. ”N”, Umur: 27 tahun. lama kawin : 4
tahun, alamat : Lawang. Dengan keluhan utama Ibu mengatakan bayinya lahir
secara normal, dan dalam keadaan sehat. Ibu mengatakan bayinya lahir pada
tanggal 12 April 2023, jam 01.30 WIB secara normal di PMB Nuri dengan jenis
kelamin laki-laki, hidup, menangis spontan, BBL : 3100 Gram, PBL : 50 cm,
sejak bayi dilahirkan sampai pengkajian dilakukan keadaan bayi baik.
Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus.
Didapatkan data objektif Keadaan umum: baik, kulit hangat, kemerahan,
Kesadaran: bayi bergerak aktif, N : 130 x/ menit, S : 36,8oC, RR : 45 x / menit, BBL :
3100 gram, BB sekarang: 3100 gram, Kenaikan BB: 0 gram, PB : 50 cm, LD: 32 cm, Lila
: 8 cm. Pertumbuhan dan perkembangan Reflek morro: baik, Tonic neck reflek: baik,
Grap reflek: baik, Baby skyn reflek: baik, Rooting reflek: baik, Suckling reflek: baik,
Swallowing reflek: baik. Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan
tinjauan kasus.

Analisa Data Bayi Ny. “N” Neonatus Cukup Bulan umur 8 jam. Berdasarkan data
diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus.

Penatalaksanaan yang diberikan berupa Membina hubungan saling percaya antara


ibu dan keluarga dengan petugas kesehatan, Memberitahu kepada ibu dan keluarga untuk
mencuci tangan aebelum dan sesudah kontak langsung dengan bayi, Hasil pemeriksaan
TTV : suhu : 36,5 O
C, RR : 40 x/ menit, N : 130 x/menit, Mengajarkan ibu untuk
merawat tali pusat, Mengajarkan ibu untuk merawat tali pusat, Menjaga suhu bayi agar
tetap hangat, gedong bayi / selimuti bayi dengan kain bersih dan hangat, Memberi ibu
tentang tanda – tanda bahaya bayi baru lahir, Motivasi ibu untuk memberi ASI saja tanpa
adanya MPASI sampai usia 6 bulan, Menganjurkan ibu cara menyusui yang benar,
Memotivasi ibu untuk rutin menimbang bayi sebulan sekali, mulai umur 1 bulan s/d 5
tahun di posyandu, Momotivasi ibu agar anak harus diimunisasi lengkap sebelum umur 1
tahun, Memberitahu ibu untuk kontrol kunjungan neonatus pada tanggal 19 April 2023.
Berdasarkan data diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus.
BAB V

PENUTUP

Setelah dilakukan aasuhan kebidanan ada By Ny ”N” NCB umur 8 jam di PMB
Nuri didapatkan kesimpulan dan saran sebagai berikut:

5.1. KESIMPULAN
1. Dalam pengkajian tanggal 12 April 2023 jam 01.30 WIB di PMB Nuri
dengan BBL = 3100 gram, PBL = 50 cm, jenis kelamin laki-laki, menangis
kuat, warna kulit kemerahan, TTV = nadi : 130x/menit, suhu : 36,8 0C , RR :
45x/ menit, SOB = 30 cm, MO = 33 cm, LD = 32 cm, reflek rooting ,
suckling, swallowing, baby skyn.
2. Diagnosa dari data diatas adalah By “N” NCB umur 8 jam tidak ditemukan
masalah, kebutuhan asupan nutrisi yang ada kuat personal hygiene.
3. Analisa data By Ny ”N” NCB umur 8 jam di PMB Nuri.
4. Penatalaksanaan yang diberikan berupa Membina hubungan saling percaya
antara ibu dan keluarga dengan petugas kesehatan, Memberitahu kepada ibu
dan keluarga untuk mencuci tangan aebelum dan sesudah kontak langsung
dengan bayi, Hasil pemeriksaan TTV : suhu : 36,5 O C, RR : 40 x/ menit, N :
130 x/menit, Mengajarkan ibu untuk merawat tali pusat, Mengajarkan ibu
untuk merawat tali pusat, Menjaga suhu bayi agar tetap hangat, gedong
bayi / selimuti bayi dengan kain bersih dan hangat, Memberi ibu tentang
tanda – tanda bahaya bayi baru lahir, Motivasi ibu untuk memberi ASI saja
tanpa adanya MPASI sampai usia 6 bulan, Menganjurkan ibu cara menyusui
yang benar, Memotivasi ibu untuk rutin menimbang bayi sebulan sekali,
mulai umur 1 bulan s/d 5 tahun di posyandu, Momotivasi ibu agar anak
harus diimunisasi lengkap sebelum umur 1 tahun, Memberitahu ibu untuk
kontrol kunjungan neonatus pada tanggal 19 April 2023.

5.2. SARAN
5.1.1. Bagi intitusi pendidikan
Sebagai bahan pustaka yang membutuhkan informasi tentang asuhan
kebidanan pada NCB umur 8 jam.
5.1.2. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat melaksanakan menejemen asuhan kebidanan dan
Asuhan kebidanan dengan SOAP.

5.1.3. Bagi bahan praktek


Asuhan kebidanan ini dapat dijadikan sebagai measuka dalam pemberian
asuhan kebidanan dengan metode SOAP

5.1.4. Bagi Klien


Dapat dijadikan sebagai pengetahuan klien tentang perawatan bayi baru
lahir terutama umur 1 hari.
DAFTAR PUSTAKA

Dep. Kes, 2017. Manajemen Kebidanan. Jakarta, Pusdiknakes

Gunawan. A. 2011. Gizi dan Kehamilan. CMP. Jakarta

Manuaba, 2018. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta

Manuaba, 2018. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. ARCAN : Jakarta

Mochtar, Rustam, 2018. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC : Jakarta

Saifuddin, 2018. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

Sastrowimata, Sulaiman, 1983. Obstetri Fisiologi. Elemen, Bandung

Varney, Hellen, 2017. Varney’s Management Midwifery Jones and Barlets, Publiser,
Singapura

Wignjosastro, Hanifa, 2015. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta

Wignjosastro, Hanifa, 1999. Ilmu Kandungan. YBP-SP, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai