Disusun Oleh :
NIM : P27224017068
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 201
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL
PADA BAYI NY. W USIA 1 JAM
DI BPM D. WINARNI GANTIWARNO
Disusun oleh:
Di setujui :
Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di :
Debora Winarni
Dosen Pembimbing
Tanggal :
Di :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan kasus
“Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By.Ny.W usia 1 jam di BPM D.
Winarni Gantiwarno.”
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis
secara pribadi maupun kepada para pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir yaitu kondisi di mana bayi baru lahir (neonatus), lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai
dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ
hampir pada semua system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula
miniature anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam
rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang
serba mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72
pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting
bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu
sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan
suatu anastesi terhadap neonates (BBL).
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik
terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi
juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu,
perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak
tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu
meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup
yang kecil.
Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang
berkualitas maka petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan keterampilan
untuk dapat melaksanakan pelayanan essensial neonatal.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan neonatus, balita, dan
anak prasekolah
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari
berbagai sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien.
b. Mahasiswa mampu membuat diagnosa terhadap pasien sesuai dengan
hasil pengkajian.
c. Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan sesuai kasus.
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan dan mendokumentasikan hasil
tindakan.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan.
C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam
memberikan asuhan kebidanan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
informasi serta memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya
bidan dalam penanganan kepada bayi baru lahir normal.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu,
wawasan dan menambah pembelajaran pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1). Pengertian
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)
sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan
usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus
lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari. (Wafi Nur Muslihatun, 2010).
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir
2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat
lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak
ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui
jalan lahir dan dapat hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia
Kehamilan 36 – 42 minggu, menangis spontan dan bernafas spontan, teratur
dan tonus otot baik. (Asuhan Persalinan Normal, 2003)
BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi
untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi
harus dapat melakukan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan
hidupnya,(Perawatan Ibu bersalin, Fitramaya 2000)
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah
satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai dari dua
sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia
24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
Pada saat anak mencapai tahapan pra-sekolah (3-6 tahun) ada ciri yang
jelas berbeda antara anak balita dan anak prasekolah. Perbedaannya terletak
dalam penampilan, proporsi tubuh, berat, tinggi badan, dan keterampilan yang
mereka miliki.
2). BAYI BARU LAHIR
1. Ciri – ciri bayi lahir normal
1. Berat badan 2500 - 4000 gram
2. Panjang badan 48 - 52 cm
3. Lingkar dada 30 - 38 cm
4. Lingkar kepala 33 - 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6. Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan terbentuk
dan diliputi verniks caeseosa
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10.Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Refleks Moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan tangan seperti memeluk.
13. Graff reflek sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan
maka akan menggenggam.
14. Eliminasi, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam, pertama
mekonium berwarna kecoklatan
2. Masa adaptasi bayi baru lahir
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional
neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus .
Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga Homeostatis.
Homeostatis adalah kemampuan mempertahankan fungsi fungsi vital,
bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan,
termasuk masa pertumbuhan dan perkembangan intrauterin
(Muslihatun,2010).
1. Sistem Pernapasan
a. Perkembangan Paru
2. Sistem Kardiovaskular
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan bersirkulasi ke seluruh tubuh guna
menghantarkan oksigen ke jaringan. Agar terbentuk sirkulasi yang
baik guna mendukung kehidupan luar rahim, terjadi dua perubahan
besar, yaitu :
4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah
tertentu. Pada bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu
cepat (1-2 jam). Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan
dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen dalam
hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang
disimpan dalam hati. Koreksi penurunan kadar gula darah dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1) Melalui penggunaan ASI
2) Melalui penggunaan cadangan glukosa
3) Melalui penggunaan glukosa dan sumberlain terutama lemak.
5. Sistem Ginjal
Walaupun ginjal sangat penting dalam kehidupan janin,
muatannya terbilang kecil hingga setelah kelahiran. Urine bayi encer,
berwarna kekuning-kuningan, dan tidak berbau. Warna cokelat dapat
disebabkan oleh lendir bebas membrane mukosa dan udara asam dan
akan hilang setelah bayi banyak minum. Tingkat filtrasi glomerulus
rendah dan kemampuan reabsorpsi tubular terbatas. Bayi tidak mampu
mengencerkan urine dengan baik saat mendapat asupan cairan, dan
juga tidak dapat mengantisipasi tingkat larutan yang tinggi atau rendah
dalam darah. Urine dibuang dengan cara mengosongkan kandung
kemih secara refleks. Urine pertama dibuang saat lahir dan dalam 24
jam, dan akan semakin sering dengan banyaknya cairan yang masuk.
6. Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan
menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk
pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara
esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan ”gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas
lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang bayi
baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara
lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan
makan yang sering oleh bayi sendiri penting.
Usus bayi belum matang, sehingga tidak mampu melindungi
dirinya sendiri sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari
zat-zat berbahaya. Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam
mempertahankan air dibanding orang dewasa, sehingga menyebabkan
diare yang lebih serius pada neonatus (PUSDIKNAKES, 2003).
7. Sistem Imun
Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga
neonatus rentan mengalami infeksi dan alergi. Sistem imun yang
matur akan memberi kekebalan alami maupun kekebalan dapatan.
Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah
atau meminimalkan infeksi. Beberapa contoh kekebalan alami
meliputi:
1. Perlindungan oleh membran mukosa
2. Fungsi saringan saluran nafas
3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disebabkan pada tingkat sel oleh sel darah
yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing.
Tetapi pada bayi baru lahir sel-sel darah ini masih belum matang,
artinya bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan
memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. Bayi baru lahir
yang lahir dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam
tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing
masih belum bisa dilakukan sampai akhir kehidupan anak. Salah satu
tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem
kekebalan tubuh (PUSDIKNAKES, 2003, hal.11).
8. Sistem Muskuloskeletal
Otot bayi berkembang engan sempurna karena hipertropi, bukan
hiperplasi. Tulang panjang tidak mengeras dengan sempurna untuk
memudahkan pertumbuhan pada epifise. Tulang tengkorak kekurangan
esensi osifikasi untuk pertumbuhan otak dan memudahkan proses
pembentukan selama persalinan. Proses ini selesai dalam waktu
beberapa hari setelah lahir. Fontanel posterior tertutup dalam waktu 6-
8 minggu. Fontanel anterior tetap terbuka hingga usia 18 bulan dan
digunakan untuk memperkirakan tekanan hidrasi dan intra cranium
yang dilakukan dengan memalpasi tegangan fontanel.
9. Sistem Neorologi
Sistem saraf bayi baru lahir masih sangat muda baik secara
anatomi maupun fisiologi ini menyebabkan kegiatan reflek spina dan
batang otak dengan control minimal oleh lapisan luar serebrum pada
beberapa bulan pertama kehidupan, walaupun interaksi sosial terjadi
lebih awal. Bayi baru lahir memperlihatkan sejumlah aktivitas reflek
pada usia yang berbeda beda, yang menunjukkan normalitas dan
perpaduan antara sistem neuorogi dan muskuluskletal.
Beberapa reflek tersebut:
b. Pemeriksaan Sepintas
Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang
disiapkan pada perut ibu. Bila hal itu tidak memungkinkan, maka letakkan
bayi dekat ibu (diantara kedua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus
dipastikan bahwa area tersebut bersih dan kering. Segera lakukan penilaian:
1) Apakah bayi menangis kuat dan / atau bernapas tanpa
kesulitan?
2) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap–megap atau lemah,
maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. (APN, 2008)
1) 5 cc untuk DPT
2) 5 cc untuk TT
3) 5 cc untuk DT
Pemberian imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc.
6. Vaksin Toxoid Difteri
Vaksin ini merupakan bagian dari DPT atau DT, difteri
disebabkan oleh bakteri yang memproduksi racun, vaksin terbuat
dari toxoid yaitu racun difteri yang telah dilemahkan. Vaksin
difteri akan rusak jika dibekukan dan juga akan rusak oleh panas.
7. Vaksin Pertusis
Merupakan bagian dari vaksin DPT, penyebab penyakit
pertusis adalah bakteri vaksin dibuat dari bakteri yang telah
dimatikan, akan mudah rusak, bila kena panas, sama seperti
vaksin BCG, dalam vaksin DPT komponen pertusis merupakan
vaksin yang paling mudah rusak.
8. Vaksin Tetanus
Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT, DT atau
sebagai tetanus toxoid (TT). Tetanus disebabkan oleh bakteri
yang memproduksi toxin. Vaksin terbuat dari toxin tetanus yang
telah dilemahkan, tetanus toxoid akan rusak bila dibekukan dan
akan rusak bila kena panas.
9. Vaksin Haemophilus influenza tipe b ( Hib)
Hinfluenzae tipe b merupakan bakteri penyebab meningitis
dan berbagai infeksi serius mengancam jiwa, seperti pneumonia,
epiglotitisdan sepsis pada bayi dan anak. Vaksin ini diberikan
dengan jadual tiga dosis pada bayi ( bersama dengan DPT),
ditambah satu dosis booster pada umur 12-18 bulan Sekarang
tersedia pula vaksin konjugasi kombinasi DPT-Hib
10. Imunisasi Tifoid
Untuk mencegah penyakit demam tifoid berat yang
mengakibatkan demam tinggi dan lama, diare atau obstipasi,
radang sampai kebocoran usus, dapat mengakibatkan kematian.
Vaksin demam tifoid disuntikan mulai umur 2 tahun, diulang
setiap 3 tahun.
C. Jadwal imunisasi
Jadwal pemberian imunisasi dasar
Umur Jenis
0 bulan Hepatitis B0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak
Catatan:
1. Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik
Swasta, imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum
dipulangkan.
2. Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar DPT-HB-Hib 1,
DPT-HB-Hib 2, dan DPT-HB-Hib 3, dinyatakan mempunyai
status imunisasi T2.
Pada usia beberapa hari, berat badan bayi mengalami penurunan yang
sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan waktu lahir. Hal ini
disebabkan karena keluarnya mekonim dan air seni yang belum diimbangi
dengan asupan yang mencukupi, misalnya produksi ASI yang belum lancar
dan berat badan akan kembali pada hari kesepuluh.
Berat (gram)
Umur
Standar 80% standar
Lahir 3.400 2700
1 bulan 4.300 3400
2 bulan 5000 4000
3 bulan 5700 4500
4 bulan 6300 5000
5 bulan 6900 5500
6 bulan 7400 5900
7 bulan 8000 6300
8 bulan 8400 6000
9 bulan 8900 7100
10 bulan 9300 7400
11 bulan 9600 7700
12 bulan 9900 7900
1 tahun 3 bulan 10600 8500
1 tahun 6 bulan 11300 9000
1 tahun 9 bulan 11900 9600
Pengukran tinggi badan dapat dilakukan dengan sangat mudah untuk menilai
ganguan pertumbuhan da perkembangan bayi dan balita. Tinggi badan bayi
baru lahir normalnya adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva pertumbuhan
yang diterbitkan oleh National Center for health statistics (NCHS), bayi akan
mengala,I penambahan panjang badan sekitar lebih kurang 2,5 cm setiap
bulannya.
B. MANAJEMEN KEBIDANAN
Menurut Hallen Varney ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan
yaitu:
a. Langkah I : Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar)
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi
yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
pasien. (Ambarwati, 2010), meliputi :
1) Data Subjektif
Yaitu informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang
diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pasien atau
klien (anamnesis) atau dari keluarga (Hidayat, 2008).
a) Biodata Pasien :
(1) Nama bayi
Digunakan untuk membedakan antar bayi yang satu
dengan yang lain. (Marmi, 2012)
(2) Umur
Untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan klinis
bayi tersebut normal sesuai dengan umurnya.
(Matondang, 2013)
(3) Tanggal/jam lahir
Untuk mengetahui kapan bayi lahir. (Kosim, 2004)
(4) Berat badan/panjang badan
Untuk mengetahui berat badan bayi, mengidentifikasi dan
mengantisipasi masalah yang berhubungan dengan berat
lebih rendah dan untuk mengukur panjang badan bayi.
Normal berat badan bayi adalah 2500-4000 gram dan
panjang badan bayi 48-52 cm. (Putra, 2012)
(5) Jenis kelamin
Untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai-
nilai baku, insiden seks, penyakit-penyakit seks.
(Matondang, 2013)
(6) Nama ibu/ayah
Nama jelas dan lengkap, agar tidak keliru dengan orang
lain. (Matondang, 2013)
(7) Umur
Untuk menambah keakuratan data. (Matondang, 2013)
(8) Pekerjaan
Guna untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasien tersebut. (Ambarwati, 2010)
(9) Agama dan suku bangsa
Untuk memantapkan identitas serta untuk mengetahui
perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit yang
sering berhubungan dengan agama dan suku bangsa.
(Matondang, 2013)
(10) Pendidikan
Berperan dalam pendekatan selanjutnya sesuai tingkat
pengetahuannya. (Matondang,2013)
(11) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan. (Matondang, 2013)
b) Data Ibu
Data ibu yang meliputi :
Riwayat obstetri, frekuensi ANC, Imunisasi TT, Obat/jamu
yang dikonsumsi, kenaikan BB, riwayat penyakit penyerta,
komplikasi selama hamil, serta riwayat persalinan terakhir.
c) Keadaan BBL
2) Data Objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan
khusus kebidanan, data penunjang. (Hidayat, 2008).
a) Pemeriksaan Khusus
Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit
pertama, kelima, dan kesepuluh untuk mengetahui gejala
sisa, meliputi : Appearance (warna kulit), Pulse rate
(frekuensi nadi), Grimace (reaksi rangsang), Activity (tonus
otot), Respiration (pernafasan). (Kosim, 2005)
b) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, lemah
dari pasien (Saifuddin, 2003).
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran bayi meliputi tingkat
kesadaran (sadar penuh yaitu memberikan respon yang
cukup terhadap stimulus yang diberikan, apatis yaitu
acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya, gelisah yaitu
tidak responsive terhadap rangsangan ringan dan masih
memberikan respon terhadap rangsangan yang kuat,
koma yaitu tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau
rangsangan apapun) gerakan yang ekstrem dan
ketegangan otot. (Hidayat, 2009)
(3) Tanda-tanda Vital, meliputi :
(a) Nadi
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi bayi dalam
satu menit, sehingga diketahui normal atau tidaknya
nadi bayi tersebut. Normalnya yaitu 120-160
kali/menit. (Putra, 2012)
(b) Pernafasan BBL normal 30-60 kali/menit, tanpa
retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase
ekspirasi. (Sudarti, 2013)
(c) Suhu
Untuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak. Suhu
bayi normalnya adalah 36,5-37,7⁰C. (Sudarti, 2013)
c) Pemeriksaan Fisik
(1) Kepala
Periksa sutura, molase, caput succedaneum, cephal
hematoma, hidrosefalus, ubun-ubun kecil. (Sudarti, 2013)
(2) Keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan
subkonjungtiva dan kesimetrisan. (Sudarti, 2013)
(3) Hidung
Periksa kebersihannya. (Sudarti, 2013)
(4) Telinga
Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi
terkejut/menangis dalam reaksi terhadap bunyi yang
keras. (Varney, 2007)
(5) Mulut
Adakah kemungkinan adanya kelainan kongenital labio-
palatoskisis, trush, sianosis, mukosa kering/basah.
(Sudarti, 2013).
(6) Leher
Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah keretakan
pada clavikula (normal, rata atau tanpa gumpalan di
sepanjang tulang simetris). (Varney,2007)
(7) Dada
Periksa bentuk dada, putting susu, bunyi jantung, dan
pernafasan. (Sudarti, 2013)
(8) Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, bentuk,
perdarahan tali pusat, dinding perut, adanya benjolan,
gastroskisis, omfalokel. (Sudarti, 2013)
(9) Kulit
Memeriksa adanya laserasi, tanda lahir, ruam, mongolian,
memar, dan setiap trauma kelahiran. (Chapman, 2006)
(10) Genetalia
Kelamin laki-laki : testis berada dalam penis berlubang
dan ada di ujung penis. Kelamin perempuan : vagina,
uretra berlubang, labia mayora, dan labia minora.
(Sudarti, 2013)
(11) Ekstermitas
Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili,
adakah tulang yang retak misalnya clavikula. (Varney,
2007)
(12) Tulang Punggung
Adakah kerusakan yang terlihat misalnya masa, lekuk
atau tonjolan. (Varney, 2007)
(13) Anus
Berlubang atau tidak, fungsi spingter ani. (Sudarti, 2013)
d) Pemeriksaan Reflek
(1) Reflek morro
Tangan pemeriksa menyangga pada punggungg dengan
posisi 45 derajat, dalam keadaan rileks kepala dijatuhkan
10 derajat, normalnya akan terjadi abduksi sendi bahu
dan ekstensi lengan. (Dewi, 2012)
(2) Reflek rooting
Yaitu mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut. (Dewi, 2012)
(3) Reflek walking
Yaitu bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan
berjalan dan kaki akan bergantian dari fleksi ke ekstensi.
(Dewi, 2012)
(4) Reflek grasping
Bayi akan menggenggam dengan kuat saat pemeriksa
meletakkan jari telunjuk pada palmar yang ditekan
dengan kuat. (Dewi, 2012)
(5) Reflek sucking
Reflek menghisap dan menelan yaitu dilihat pada waktu
bayi menyusu. (Dewi, 2012)
(6) Reflek tonic neck
Letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar kepala ke
satu sisi dengan badan ditahan, ekstermitas terekstensi
pada sisi kepala yang diputar, tetapi ekstermitas padda ssi
lain fleksi. Pada keadaan normal, bayi akan berusaha
untuk mengembalikan kepala ketika diputar ke sisi
pengujian saraf asesori. (Dewi, 2012)
e) Pemeriksaan Antropometri
(1) Lingkar kepala
Pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan pita
melingkar pada lingkar oksipito-frontal. Pengukuran
yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran,
normlanya pada bayi 32-37 cm. (Chapman, 2006)
(2) Lingkar dada
Deteksi dini bayi berat lahir rendah, normalnya adalah
30-38 cm. (Putra, 2012)
(3) Berat badan
Menimbang berat badan tujuannya untuk mengetahui
pertumbuhan bayi sehingga diketahui normal atau
tidaknya pertumbuhannya. Berat badan normal bayi
adalah 2500-4000 gram. (Putra, 2012)
(4) Panjang badan
Bervariasi antara 48-52 cm. (Dewi, 2012)
f) Pola Eliminasi
Bayi baru lahir normal biasanya BAK lebih dari 6 kali per
hari. Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau
atau mengandung lender atau darah. (Sudarti, 2013)
g) Data Penunjang
Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium
(Sulistyawati, 2009)
b. Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini melakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosis, masalah, dan kebutuhan bayi berdasarkan data-data yang
telah dikumpulkan. (Sudarti, 2013)
1) Diagnose kebidanan
Menurut Hani dkk (2010), diagnose kebidanan adalah diagnose
yang tegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standart nomenklatur diagnosis kebidanan.
a) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang menggambarkan
pendokumentasian hanya pengumpulan data klien melalui
anamnesis tanda gejala subjektif yang diperoleh dari
bertanya dari pasien dan atau keluarga. (Rukiyah dkk, 2009)
b) Data Objektif
Data objektif adalah data yang menggambarkan
pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, yang
dirumuskan dalam data focus. (Rukiyah dkk, 2009)
2) Masalah
Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
(Hani dkk, 2010)
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan
dengan melakukan analisis data. (Hani dkk, 2010)
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnose
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi memungkinkan
dilakukan pencegahan dan kolaborasi dengan dokter dapat
dilakukan, menunggu sambil menunggu pasien, bidan bersiap-siap
bila masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007).
d. Langkah IV : Antisipasi
Pada langkah ini perlunya tindakan segera bidan atau dokter dan
atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi bayi.
(Sudarti, 2013)
e. Langkah V : Perencanaan
Langkah-langkah ini ditemukan oleh langkah-langkah
sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose
yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi
pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan
dengan kerangka pedoman antisipasi bagi pasien tersebut yaitu apa
yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati, 2010)
f. Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan dilaksanakan secara efisien dan aman (Sulistyawati, 2009).
g. Langkah VII : Evaluasi
Merupakan tahap akhir dalam manajemen kebidanan, yakni
dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan
yang dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang
dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan pelayanan
secara komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau
kebutuhan klien. (Hidayat, 2008)
C. MODEL DOKUMENTASI
a) Catatan Pengertian SOAP
SOAP adalah catatan yang tertulis secara singkat, lengkap dan
bermanfaat bagi bidan atau pemberian asuhan yang lain mulai dari data
subjektif, data objektif, analisa dan penatalaksanaan.
b) Tujuan catatan SOAP
1. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang diberikan
2. Memungkinkan berbagai informasi antara pemberian asuhan
3. Memfasilitasi asuhan yang berkesinambungan
4. Mengevaluasi asuhan yang diberikan
5. Memberikan data untuk riset,catatan nasional dan
statistic,mortalitas dan morbiditas
c) Manfaat catatan SOAP
1. Sebagai kemajuan informasi yang sistematis dan mengorganisir
pertemuan data kesimpulan mbidan menjadi rencana asuhan.
2. Penyaringan intisari dari proses pelaksanaan untuk penyediaan
dokumentasi asuhan.
d) Tahap-tahap SOAP
S : Subyektif data
Adalah data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang
disampaikan klien kepada bidan (ekspresi verbal dari pasien ).
O : Obyektif data
Adalah data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksaan (
pengamatan pada pasien meliputi tingkah laku dan hasil dari
pemeriksaan fisik dan penunjang ).
A : Analisa
Mengatakan masalah atau diagnosa dan kebutuhan yang terjadi
atas dasar subyektif dan obyektif (kesimpulan yang di dapat dari
kondisi pasien meliputi data dasar obyektif dan subyektif yang
selanjutnya ditulis dalam format diagnosa kebidanan)
P : Penatalaksanaan
Penatalaksanaan sesuai dengan masalah dan diagnosa
(mengacu kepada permasalahanya) dan evaluasi sesuai hasil yang
telah dilakukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas
Bayi
Orang Tua
Nama Ibu : Ny. W Nama Suami : Tn. W
Umur : 34 tahun Umur : 33 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Teluk RT02 RW04 Alamat : Teluk RT02 RW04
Kragilan, Gantiwarno Kragilan, Gantiwarno
b. Data Kebidanan
a. Riwayat Obstetrik : G1P1A0 UK : 39 minggu
b. Frekuensi ANC 12 kali di BPM dan puskesmas
c. Imunisasi TT : 3 kali,
TT 1 calon pengantin
TT 2 di berikan tanggal 7-4-2018
TT 3 di berikan tanggal 18-10-2018
d. Keadaan BBL
a. Antropometri
Berat badan lahir : 3000 gram
Panjang badan lahir : 46 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 30 cm
b. APGAR Score
1. Pemeriksaan Umum
b. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,7 ºC
Pernapasan : 38 x/menit
Denyut jantung : 140 x/menit
c. Berat badan lahir : 3000 gram
2. Pemeriksaan Fisik
III. ANALISA
a. Diagnosa
Bayi Ny. F lahir normal cukup bulan dengan berat badan 3000 gram sesuai
masa kehamilan usia 1 jam
b. Masalah
Tidak ada
c. Kebutuhan
Memberikan injeksi vitamin K 0,1 ml pada paha kiri bayi secara IM untuk
pencegahan terjadinya perdarahan otak
1. Melakukan penilaian selintas pada bayi bari lahir (16 Januari 2019, jam
00.20)
Telah dilakukan penilaian selintas, bayi menangis kuat, gerak aktif, warna
kulit kemerahan
2. Meberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir usia 1 jam
meliputi HR = 140 x/menit, RR = 38 kali/menit, T = 36,7ºC, BB = 3000
gram, PB = 46 cm
Ibu telah mengerti hasil pemeriksaan pada bayinya bahwa bayi dalam
keadaan baik,
3. Beri salep mata oxytetra 1 % dan vitamin K 1 mg (diambil 0,1 ml) pada 1/3
paha kiri anterolateral secara IM
Telah di berikan salep mata dan injeksi vitamin K telah diberikan kepada
bayi.
Ibu telah mengerti cara menyusui yang benar dan dapat memperagakan
ulang.
6. Memberitahu Ibu tanda bahaya bayi baru lahir antara lain demam, tidak mau
menyusu, bayi kedinginan (hipotermi) atau lebih panas (hipertermi), lemas
dan mengantuk terus, tali pusat berdarah dan bau.
Ibu sudah mengerti apa saja tanda bahaya bayi baru lahir.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam laporan kasus asuhan kebidanan
bayi baru lahir normal pada bayi Ny. W usia 1 jam di BPM D. Winarni
Gantiwarno yaitu pada tahap pengkajian data yang terdiri atas data subjektif
dan data objektif diperoleh data secara lengkap. Data yang didapatkan dalam
pengkajian digunakan sebagai dasar dalam menentukan diagnosa atau
masalah yang mungkin terjadi. Bayi Ny. W tidak mengalami keadaan gawat
darurat, sehingga tidak ada masalah potensial maupun tindakan segera.
Pada penatalaksanaan rencana tindakan disusun berdasarkan keadaan
yang dialami oleh bayi dan kebutuhan bayi. Setelah rencana tindakan telah
tersusun dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana
tindakan yang telah disusun sebelumnya. Evaluasi yang didapat berdasarkan
asuhan kebidanan yang diberikan, bayi mengalami kemajuan dalam keadaan
kesehatannya.
I. Saran
1. Bagi orang tua bayi
Diharapkan ibu dan bapak lebih mengetahui dan memperhatikan kondisi
bayinya.
2. Bagi instansi kesehatan(Bidan)
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga
meningkatkan kepuasan klien dan menurunkan angka kematian ibu dan
bayi.
3. Bagi instansi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan berkala
kepada mahasiswa dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan Edisi 3. Jakarta : EGC.
Varney, H. Et, all. 2007. Buku Ajar Kebidanan Edisi 2. Jakarta : EGC