Disusun oleh :
NIM : P27224017068
JURUSAN KEBIDANAN
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
Disusun oleh:
Di setujui :
Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di :
Nurwidi Jasmaraningsih
NIP. 19710703 199301 2 001
Dosen Pembimbing
Tanggal :
Di :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan kasus
“Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny.D Usia 20 Tahun G1P0A0 Uk 34+2
Minggu di Puskesmas Gantiwarno”
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis
secara pribadi maupun kepada para pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di
dunia sejak adanya peradaban umat. Profesi ini telah menduduki peran dan posisi
bidan menjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya sangat
mulia dalam upaya memberikan semangat dan membesarkan hati ibu-ibu. Di
samping dengan setia mendampingi dan menolong ibu-ibu dalam melahirkan
sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik(Sujatmiko, 2005).
Bidan dalam pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang penting dalam
penurunan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi
asuhan kebidanan. Hal ini sesuai dengan surat keputusan menteri kesehatan
tentang Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, dalam SK tersebut
diatur tentang pelayanan kesehatan yang wajib dilakukan oleh kabupaten dan
dibuat target 2010.Adapun SPM yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan
ibu dan anak adalah cakupan ibu hamil K4 (ibu hamil yang mendapat pelayanan
kesehatan paling sedikit 4 kali dalam hamil) target 2010 : 95%. Cakupan
pertolongan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan, target 2010 : 90% ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk, target 2010 :
100%, cakupan kunjungan neonatus (pelayanan kesehatan kepada bayi umur 0-
28 hari), target 2010 : 90%, cakupan kunjungan bayi (pelayanan kesehatan bagi
bayi umur 1-12 bulan), target 2010 : 90%, cakupan BBLR yang ditangani target
2010 : 100%, cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak balita dan
pra sekolah, target 2010:90%, cakupan peserta KB aktif target, 2010:70%
(Hanifa, 2007).
Kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor pelayanan kebidanan, antara lain asuhan kebidanan yang
diberikan oleh tenaga bidan melalui pendekatan manajemen kebidanan. Asuhan
kebidanan merupakan Pelayanan kesehatan utama yang diberikan kepada ibu,
anak, keluarga, dan masyarakat. Setiap ibu hamil akan menghadapi risiko yang
bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil memerlukan asuhan
selama masa kehamilannya (asuhan antenatal)(Salmah, 2006).
Asuhan dan konseling selama kehamilan kompetensi ke-3 adalah bidan
memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan
selama hamil yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari
komplikasi tertentu(Permenkes, 2007).
Di mana tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang
sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan
saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan.
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan
normal selama kehamilan (Pusdiknakes, 2003). Bidan sebagai pemberi asuhan
harus mampu memegang prinsip pelaksanaan pelayanan kebidanan dengan pola
pikir yang benar, asuhan yang benar dan pendokumentasian asuhan yang benar.
Pola pikir yang benar adalah pola pikir yang sistematis dan berdasarkan fakta.
Bidan yang terlatih menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam tiap aspek
kehidupannya juga dapat menerapkannya dalam memberikan asuhan. Pemberian
asuhan yang dilakukan bidan juga berdasarkan langkah-langkah yang sistematis
sesuai manajemen pada umumnya dimulai dari pengumpulan data sampai
tindakan evaluasi(Juliana, 2008).
Namun pada kenyataannya berdasarkan apa yang dilihat oleh peneliti selama
ini masih banyak bidan yang belum mengimplementasikan manajemen asuhan
kebidanan antenatal dalam memberikan pelayanan kebidanan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam
memberikan asuhan kebidanan.
1.Definisi kehamilan
2.Fisiologi kehamilan
a.Konsepsi
b.Fertilisasi
c.Implantasi / Nidasi
3.Pertumbuhan janin
1) Sistem reproduksi
b.Serviks uteri
d.Ovarium
2) Sistem payudara
a.Estrogen berfungsi :
4) Sistem respirasi
5) Traktus urinarius
6) Kulit
7)Matabolisme
Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar,
dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan memberikan ASI.
4. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi
retensi air.
5. Diagnosis kehamilan
5) Sering miksi.
7) Pingsan
9) Pigmentasi kulit.
3)Suhu basal
Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2-
37,8 derajat celcius adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.
Gejala ini sering di pakai dalam pemeriksaan kemandulan.
c. Tanda pasti kehamilan
c. Kista ovarium
1) Pembesaran perut, tetapi tidak disertai tanda hamil.
2) Datang bulan terus berlangsung.
3) Lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur
kehamilan.
4) Pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan hasil negatif
(wikipedia, 2009).
d. Hematometra
1) Terlambat datang bulan yang dapat melampaui umur hamil
2) Perut teras sakit setiap bulan.
3) Terjadi tumpukan darah dalam rahim
4) Tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukan hasil yang
positif.
5) Sebab himen in perforata (Wikipedia, 2010).
e. Kandung kemih yang penuh
Dengan melakukan katetirisasi, maka pembesaran perut
akan menghilang (Wikipedia, 2009).
7. Tanda Bahaya Kehamilan
Pada setiap, kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan
pada ibu bagaimana cara mengenali tanda-tanda bahaya pada
kehamilan, dan menganjurkan ibu untuk datang ke klinik dengan
segera jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari beberapa
pengalaman akan lebih baik memberikan pendididkan kepada ibu da
anggota keluarganya, khususnya pembuat keputusan utama, sehingga
si ibu akan di dampingi untuk mendapat asuhan. Disini ada enam
tanda-tanda bahaya selama periode antenatal (Rukiyah, 2009).
a. Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, pendarahan yang tidak normal adalah
merah, perdarahan banyak atau pendarahan dengan nyeri (berarti
abortus, KET, molahidatidosa). Dan apabila pada kehamilan lanjut,
pendarahan yang tidak normal adalah merah, banyak atau sedikit,
nyeri (berarti plasenta previa dan solusio plasenta ). (Rukiyah,
2009).
b. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius
adalah sakit kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang
dengan beristirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang
hebat dan disertai dengan penglihatan yang kabur itu merupakan
tanda dan gejala dari preeklamsi (Rukiyah, 2009).
c. Pandangan kabur
Masalah visual yang mengindifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya
pandangan kabur atau berbayang (Rukiyah, 2009).
d. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri yang hebat dan menetap serta tidak dapat hilang setelah
beristirahat. Hal ini bisa berarti appendicitis, kehamilan ektopik,
abortus, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis,
penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih,
atau infeksi lain (Rukiyah, 2009).
e. Bengkak pada muka atau tangan
Menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan. Tidak hilang setelah beristirahat dan di sertai dengan
keluhan fisik lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal
jantung, tau preeklamsia (Rukiyah,2009).
f. Bayi tidak bergerak seperti biasanya
Ibu dapat mulai merasakan gerakan janinnya pada bulan ke 5
atau ke 6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih
awal, jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika
ibu makan dan minum dengan baik (Rukiyah, 2009).
8. Pengawasan Antenatal
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan
ditemukannya barbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini,
sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah
dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janindalam rahim
ibunya adalah satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga
kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan janin (Wordpress, 2009). Adapun
tujuan dari pengawasan antenatal antara lain :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin.
a. Kebijakan program
8) Test Laboraturium
9) Tatalaksana Kasus
11.Pemeriksaan Kebidanan
1) Pemeriksaan Abdomen
a) Inspeksi
Leopold 1
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
2) Pemeriksaan aogenital
3) Pemeriksaan laboratorium
a. Negatif : biru
b. Positif 1 : hijau
d. Positif 3 : jingga
Tanggal : ....................
Jam : ....................
A. Data Subyektif
1) Alasan Datang
2) Keluhan Utama
3) Identitas
b. Umur : kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun
akan sangat menentukan proses kelahirannya. Proses
pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun
jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita usia reproduksi
(20-35 tahun) (Ari S,2009:99)
4) Data kebidanan
1. Kehamilan
2. Persalinan
3. Nifas
d. Riwayat KB
6) Data Kesehatan
9) Data Psikososial
B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum.
b. Kesadaran : Composmentis/apatis/letargis/somnolen
j. Lila : > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi
kurang.
2) Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi.
6. Mulut & gigi : bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering
tanda dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C.
Caries gigi menandakan ibu kekurangan kalsium.
7. Leher : adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan
ibu kekurangan iodium, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya kretinisme pada bayi dan bendungan vena
jugularis/tidak.
b. Palpasi
c. Auskultasi
d. Perkusi.
3) Data Penunjang
a. Pemeriksaan panggul
Dilakukan untuk mengetahui ukuran panggul dalam ibu dan
kemungkinan jalan lahir dapat dilewati oleh janin.
Ukuran panggul luar :
1. Distansia spinarum : 23 – 26 cm
2. Distansia kristarum : 26 – 29 cm
3. Lingkar panggul : 80 – 90 cm
4. Conjugata eksterna : 18 – 20 cm
b. Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan
hemoglobin ibu dalam darah dan apakah ada anemia.Kadar Hb
ibu hamil normal yaitu 11 gr / dl.
c. Pemeriksaan protein urine
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya protein
dalam urine. Adanya protein dalam urine, menunjukkan ibu
mengalami preeklamsia.
d. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
kehamilan normal.
2. Langkah II : Identifikasi Masalah Diagnosa dan Kebutuhan (Interpretasi
Data)
Pada langkah ini, dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar
atas data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang dikumpulkan akan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang
spesifik. Istilah masalah dan diagnosis digunakan karena beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan, seperti diagnosis, tetapi membutuhkan
penanganan yang dituangkan ke dalam rencana asuhan terhadap klien.
Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi
oleh bidan sesuai dengan pengarahan. Masalah ini sering menyertai
diagnosis. Sebagai contoh, diperoleh diagnosis kemungkinan wanita
hamil dan masalah yang brhubungan dengan diagnosis ini adalah wanita
tersebut tidak menginginkan kehamilannya. (Saminem, 2009)
3. Langkah III : Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antiipasi. Jika memungkinkan,
dilakukan pencegahan. Sambil mngamati kondisi klien, bidan diharapkan
dapat bersiap jika diagosis atau masalah potensial benar-bnar terjadi.
Langkah ini menentukan cara bidan melakukan asuhan yang aman.
Contohnya, seorang wanita dengan pembesaran uterus yang berlebihan.
Bidan harus mempertimbangkan kemungkinn penyeab pembesaran yang
berlebihan tersebut, misalnya polihidramnion, masa kehamilan, atau
kehamilan kembar. Bidan harus mengantisipasi, melakukan perencanaan
untuk mengatasinya, dan bersiap terhadap kemungkinan tiba-tiba terjadi
perdarahan pasca partum yang disebabkan oleh atoniauteri akibat
pembesaran uterus yang berlebihan. (Saminem,2009)
4. Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan yang Membutuhkan Penanganan
Segera (antisipasi)
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan atau konsultasi atau
penanganan bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien. Langkah IV mencerminkan kesinambungan proses
manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja dikumpulkan dan di
evaluasi. Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi gawat dan
bidan harus segera bertindak untuk keselamatan ibu dan bayi.
(Saminem,2009)
5. Langkah V : Merencanakan Perencanaan yang Menyeluruh
Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan lanjutan
manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Pada langkah ini, informasi atau data yang tidak lengkap
dapat dilengkapi. (Saminem,2009)
6. Langkah VI : Pelaksanaan Perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh yang diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan, dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lain.
Manajemen yang efisien akan menghemat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu asuhan klien. (Saminem,2009)
7. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan yang diidentifikasi
dalam masalah dan diagnosis. Langkah proses manajemen pada
umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran dan
mempengaruhi tindakan serta orientasi proses klinis. (Saminem,2009)
C. MODEL DOKUMENTASI
a) Catatan Pengertian SOAP
SOAP adalah catatan yang tertulis secara singkat, lengkap dan
bermanfaat bagi bidan atau pemberian asuhan yang lain mulai dari data
subjektif, data objektif, analisa dan penatalaksanaan.
b) Tujuan catatan SOAP
1. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang diberikan
2. Memungkinkan berbagai informasi antara pemberian asuhan
3. Memfasilitasi asuhan yang berkesinambungan
4. Mengevaluasi asuhan yang diberikan
5. Memberikan data untuk riset,catatan nasional dan
statistic,mortalitas dan morbiditas
c) Manfaat catatan SOAP
1. Sebagai kemajuan informasi yang sistematis dan mengorganisir
pertemuan data kesimpulan mbidan menjadi rencana asuhan.
2. Penyaringan intisari dari proses pelaksanaan untuk penyediaan
dokumentasi asuhan.
d) Tahap-tahap SOAP
S : Subyektif data
Adalah data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang
disampaikan klien kepada bidan (ekspresi verbal dari pasien ).
O : Obyektif data
Adalah data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksaan (
pengamatan pada pasien meliputi tingkah laku dan hasil dari
pemeriksaan fisik dan penunjang ).
A : Analisa
Mengatakan masalah atau diagnosa dan kebutuhan yang terjadi
atas dasar subyektif dan obyektif (kesimpulan yang di dapat dari
kondisi pasien meliputi data dasar obyektif dan subyektif yang
selanjutnya ditulis dalam format diagnosa kebidanan)
P : Penatalaksanaan
Penatalaksanaan sesuai dengan masalah dan diagnosa
(mengacu kepada permasalahanya) dan evaluasi sesuai hasil yang
telah dilakukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL
DI PUSKESMAS GANTIWARNO
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. S
Umur : 20 tahun Umur : 25 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Kepoh 001/007 Alamat : Kepoh 001/007
Mlese, Gantiwarno Mlese, Gantiwarno
B. Data Kebidanan
1. Alasan dating
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan sering kencing
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun.
b. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut per hari.
c. Lamanya : 7 hari.
d. Siklus : teratur.
e. Warna : merah kecoklatan
4. Status Perkawinan
a. Kawin/tidak kawin : kawin.
b. Usia kawin : 19 tahun.
c. Lama menikah : 1 tahun.
d. Pernikahan : pertama
5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Belum memiliki riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu karena ini merupakan kehamilan pertama ibu.
6. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPHT : 9-4-2018
b. HPL : 18-1-2019
c. UK : 34+2 minggu.
d. ANC
1) Trimester I : 2 kali oleh Bidan.
2) Trimester II : 3 kali oleh Bidan.
3) Trimester III: 3 kali sampai saat oleh Bidan.
e. Keluhan
1) Trimester I: mual, muntah, pusing.
2) Trimester II : tidak ada keluhan.
3) Trimester III : sering BAK
f. Imunisasi TT : 2 kali
TT 1 capeng maret 2018
TT 2 di berikan tanggal, 15 November
2018
g. Pengetahuan / KIE yang pernah di dapat
1) KIE tentang pemenuhan gizi ibu hamil.
2) Pemeriksaan laboratorium dan ANC terpadu untuk ibu
hamil
3) KIE tentang kebutuhan istirahat yang cukup untuk ibu
hamil
4) KIE tentang tanda bahaya TM I dan TM II.
5) KIE tentang ketidaknyamanan pada TM III.
8. Data Kesehatan
a. Penyakit sistemik, menurun, menular seperti jantung, asma, gula, darah
tinggi,TBC,malaria,HIV/AIDS yang pernah atau sedang di derita oleh ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun maupun
menular seperti jantung, asma, gula, malaria,darah tinggi, TBC,dan
HIV/AIDS
b. Penyakit yang pernah atau sedang di derita keluarga seperti jantung, asma,
gula, darah tinggi,TBC danHIV/AIDS
Ibu mengatakan keluarga sehat dan tidak ada riwayat penyakit seperti
jantung, gula, darah tinggi,TBC dan HIV/AIDS
c. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah operasi
d. Riwayat kembar
Ibu mengatakan dari keluarganya tidak memiliki riwayat keturunan kembar
e. Riwayat cacat
Ibu mengatakan dari keluarga tidak memiliki riwayat cacat
a. Nutrisi
1) Frekuensi makan
Sebelum hamil : 3 kali sehari.
Selama hamil : 4 kali sehari.
2) Porsi makan
Sebelum hamil : 1 piring per hari.
Selama hamil : 1 piring per hari.
3) Jenis makanan
Sebelum hamil : nasi, sayur, lauk, terkadang
buah.
Selama hamil : nasi, sayur, lauk, buah.
4) Keluhan makan
Sebelum hamil : tidak ada keluhan.
Selama hamil : awal kehamilan mual dan
muntah.
5) Pantangan makan
Sebelum hamil : tidak ada.
Selama hamil : tidak ada.
6) Minum dalam sehari
Sebelum hamil : 7- 8 gelas per hari.
Selama hamil : 8- 10 gelas per hari.
7) Suplemen
Sebelum hamil : tidak ada.
Selama hamil : tablet Fe.
8) Jamu
Sebelum hamil : tidak mengonsumsi jamu.
Selama hamil : tidak mengonsumsi jamu.
9) Merokok
Sebelum hamil : tidak merokok.
Selama hamil : tidak merokok.
10) Alkohol
Sebelum hamil : tidak mengonsumsi alkohol.
Selama hamil : tidak mengonsumsi alkohol.
b. Eliminasi
1) Frekuensi BAK
Sebelum hamil : ± 4 kali sehari.
Selama hamil : ± 7 kali sehari.
Keluhan : tidak ada.
2) Frekuensi BAB
Sebelum hamil : 1 kali sehari.
Selama hamil : 1 kali sehari.
Keluhan : sembelit
3) Pola tidur
Tidur siang
Sebelum hamil : 1 jam sehari.
Selama hamil : 2 jam sehari.
Tidur malam
Sebelum hamil : 8 jam sehari.
Selama hamil : 8-9 jam sehari.
Keluhan : sering terbangun
c. Aktivitas
Sebelum hamil : ibu rumah tangga
Selama hamil : ibu rumah tangga
d. Pola seksual
Selama hamil : sebulan sekali melakukan hubungan
seksual
dan tidak ada keluhan.
e. Personal Hygiene
1) Mandi
Sebelum hamil : 2 kali sehari.
Selama hamil : 2 kali sehari.
2) Keramas
Sebelum hamil : 2 kali seminggu.
Selama hamil : 2 kali seminggu.
3) Sikat gigi
Sebelum hamil : 2 kali sehari.
Selama hamil : 2 kali sehari.
4) Ganti pakaian
Sebelum hamil : 2 kali sehari.
Selama hamil : 2kali sehari.
5) Ganti pakaian dalam
Sebelum hamil : 2 kali sehari.
Selama hamil : 3 kali sehari.
10. Data psikologis
Ibu mengatakan sangat antusias dengan kehamilan ini
karena merupakan kehamilan yang pertama dan kehamilan
yang di inginkan, pemeriksaan kehamilan selalu di antar oleh
suami. Ibu mengatakan dirinya dan suaminya tidak
menginginkan jenis kelamin tertentu yang terpenting adalah
anaknya sehat. Ibu juga tidak memiliki kekhawatiran khusus,
ibu juga sudah menikmati kehamilannya sekarang.
11. Data psikososial
Suami merasa senang dan terbukti dengan suaminya
mendukung kehamilan istrinya karena setiap pemeriksaan
kehamilan istrinya selalu mengantarnya. Ibu mengatakan
berencana melahirkan di BPM, menggunakan transportasi
motor pribadi, dengan pendamping suami dan keluarga. Ibu
juga sudah merencanakan untuk bayinya bahwa akan
menyusui dengan ASI Eksklusif 6 bulan dilanjut sampai bayi
umur 2 tahun.
12. Data sosial budaya
Hubungan dengan keluarga/lingkungan baik dan masih
terdapat budaya mitoni dan bancaan.
II. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik.
b. Kesadaran : Compos Mentis.
c. Keadaan emosional : Stabil.
d. Tinggi badan : 155 cm
e. Berat badan
Sebelum hamil : 60 kg
Kunjungan lalu : 68 kg
Kunjungan sekarang : 69 kg
f. LILA : 28 cm
g. Vital sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,6ºC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : tidak ada ketombe, tidak mudah patah, tidak rontok,
berwarna hitam
Muka : tidak pucat, tidak ada cloasmagravidarum, tidak
oedema
Mata : simetris, pupil tidak juling, konjungtiva berwarna
merah muda, seklera berwarna putih
Hidung : tidak ada secret, tidak ada polip
Telinga : simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
Mulut : bibir lembab tidak pecah-pecah, tidak ada stomatitis,
tidak ada pembengkakan gusi, tidak ada caries gigi
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
pembengkakan vena jugularis
c. Dada : payudara simetris, tidak ada retraksi atau tarikan
dinding dada, areola hyperpigmentasi, puting susu
menonjol, tidak ada benjolan pada payudara,
colostrum belum keluar
d. Abdomen
1) Inspeksi : bentuk perut memanjang, tidak ada bekan luka
operasi, tidak terdapat strie, terdapat linea nigra
2) Palpasi : Leoplod I : Pada fundus teraba bagian bulat, lunak
tidak melenting kemungkinan adalah
bokong
Leoplod II :Bagian kiri dari perut ibu teraba bagian
kecil-kecil dari janin kemungkinan
adalah ekstremitas janin, bagian kanan
perut ibu teraba seperti ada tahanan
keras kemungkinan adalah punggung
janin
Leoplod III : Teraba bulat, keras, dan melenting
kemungkinan adalah kepala janin, dan
sudah tidak dapat digoyangkan bagian
terendah janin sudah masuk pintu atas
panggul
Leoplod IV : posisi tangan pemeriksa konvergen
bagian terendah janin belum masuk
pintu atas panggul,
TFU menurut Mc. Donald : 27 cm
3) Auskultasi
Punctum maximum : punggung kanan
DJJ : 140 x/menit
Irama : teratur
e. Ekstremitas
1) Atas : tidak oedema, kuku tidak pucat
2) Bawah : tidak ada varises, tidak oedema, kuku tidak
pucat, reflek patella (+/+)
f. Genitalia : tidak di lakukan pemeriksaan pada genitalia
karena ibu tidak bersedia
III. ANALISA
a. Diagnose
Ny. D Usia 20 Tahun G 1P 0A0 usia kehamilan 34+2 Minggu, janin
tunggal, hidup itra uterin, presentasi kepala, hamil normal
b. Masalah
Tidak ada
c. Kebutuhan
Memberikan KIE tanda-tanda persalinan,
Memberikan KIE tanda bahaya TM III
Memberian Kalk 10 tablet 1X1 malam hari dan tablet Fe
15 tablet 1X1 malam hari
2. Data Objektif
Pada pengkajian data objektif pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
yang telah dilakukan yaitu meliputi keadaan umum baik, tinggi badan155 cm,
berat badan sebelum hamil 60 kg sekarang 69 kg, LILA 28 cm, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu 36,6ºC,
memberikan tablet zat besi, memberikan pendidikan kesehatan/ Komunikasi
Informasi Edukasi (KIE) tentang tanda-tanda persalinan dan KIE tentang
tanda bahaya TM III. Pada pemeriksaan leopold, bagian atas teraba bulat
lunak, tidak melenting; bagian bawah teraba keras, melenting; bagian kanan
perut ibu teraba keras, memanjang seperti ada tahanan; bagian kiri teraba
bagian-bagian kecil; dan denyut jantung janin (DJJ) 140 kali/menit. Secara
keseluruhan hasil pengkajian objektif yang telah penulis lakukan, diketahui
bahwa dari hasil pemeriksaan TFU Ny. D adalah 27 cm.
Berdasarkan pengkajian kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dengan kasus karena dari hasil pengkajian antara tinjauan kasus dan
tinjauan teori tidak sesuai.
3. Diagnosa Kebidanan
a) Diagnosa
Berdasarkan data subyektif meliputi identitas Ny.D 20 tahun G1P0A0
hamil 34+2 minggu dan data obyektif meliputi pemeriksaan tinggi badan 155
cm, berat badan sebelum hamil 60 kg sekarang 69 kg, LILA 28 cm, tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 80 x /menit, pernafasan 22x /menit, suhu 36,6ºC.
Pada pemeriksaan leopold, bagian atas teraba bulat lunak, tidak melenting;
bagian bawah teraba keras, melenting; bagian kanan perut ibu teraba keras,
memanjang seperti ada tahanan; bagian kiri teraba bagian bagian kecil.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terkumpul diagnosa yang dapat ditegakkan
pada kasus ini adalah Ny. D 20 tahun G1P0A0 hamil 34+2 minggu, dengan
pemeriksaan janin tunggal, hidup, presentasi kepala, punggung
kanan
b) Masalah
Berdasarkan data subyektif dan data obyektif tidak ditemukan
masalah yang dihadapi oleh Ny. D 20 tahun G1P0A0 hamil 34+2 minggu
karena dari hasil pemeriksaan dapat ditegakkan diagnosa bahwa kehamilan
Ny. D normal.
c) Kebutuhan
Berdasarkan data subyektif dan data obyektif , Ny.D membutuhkan
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) tentang tanda-tanda persalinan, KIE
tentangtanda bahaya TM III, dan pemberian tablet Fe serta Kalk.
4. Pelaksanaan
Pada kasus Ny. D 20 tahun G1P0A0 hamil 34+2 minggu telah diberikan
pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda persalinan dan tanda bahaya TM III.
Pendidikan kesehatan yang diberikan pada Ny. F bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan ibu mengenai kehamilannya. Tahap ini sudah sesuai dengan teori
sehingga hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktek.
Mempertimbangkan pendapat Saifuddin, 2002, telah diberikan tablet Fe
1X1 tablet (XV) dan Kalk 1X1 (X) untuk menunjang kebutuhan zat besi dan
kalsium ibu.Tahap ini sudah sesuai dengan teori sehingga hal ini menunjukkan
bahwa tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.
Menurut DepKes RI (2003) dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan
adanya standar adanya minimal yaitu dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama
kehamilan. Mempertimbangkan teori tersebut maka Ny. D telah dianjurkan
untuk melakukan ANC ulang pada 14 Januari 2019. Tahap ini sudah sesuai
dengan teori sehingga hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi kesenjangan
antara teori dan praktek.
Berdasarkan data tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan pada kasus Ny. D karena sesuai dengan diagnosa atau analisa yang
telah ditegakkan.
5. Evaluasi
Pada kasus ini Ny. D 20 tahun G1P0A0 hamil 34+2 minggu telah memahami
dan mampu menjelaskan kembali tentang pendidikan kesehatan yang telah
diberikan tentang tanda-tanda persalinan dan tanda bahaya TM III. Tahap ini
sudah sesuai dengan teori sehingga hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek.
Pada kasus ini Ny. D bersedia untuk mengkonsumsi tablet Fe 1X1 tablet
(XV) dan Kalk 1X1 (X) secara teratur sesuai dengan dosis yang diberikan. Ny. D
juga bersedia untuk melakukan ANC ulang pada tanggal 14 Januari 2019. Tahap
ini sudah sesuai dengan teori sehingga hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek.
Berdasarkan data tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan pada kasus Ny. D karena sesuai dengan diagnosa atau analisa yang
telah ditegakkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan,ketrampilan
dan sikap dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu
hamil normal secara komprehensif.
2. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan
langsung kepada pasien secara optimal.
3. Mahasiswa mampu menentukan data subjektif dan objektif
dalam hasil pemeriksaan.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan sesuai hasil pengkajian
5. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan asuhan
kebidanan kehamilan sesuai kondisi ibu hamil.
6. Mahasiswa mampu mengevaluasi penatalaksanaan asuhan
kebidanan yang telah dilaksanakan.
B. Saran
1. Bagi Bidan
a. Sebaiknya bidan tidak hanya melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital dan palpasi leopold,tetapi bidan juga
harus melakukan pemeriksaan fisik yang menyeluruh
mulai dari tubuh bagian atas hingga ekstremitas bagian
bawah.
2. Bagi Klien
Agar asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis lebih
efektif dan tingkat keberhasilannya optimal maka perlu
adanya sikap kooperatif dari klien.
3. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan
kebidanan kepada ibu hamil secara mandiri sesuai dengan
teori yang didapatkan selama perkuliahan berlangsung
untuk menerapkan deteksi terhadap kehamilan.
4. Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih
optimal sehingga meningkatkan kepuasan klien dan
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
5. Bagi instansi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif
dan continue kepada mahasiswa dilapangan sesuai dengan
kasus yang ditemui.
DAFTAR PUSTAKA