Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK

PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN TERMOREGULASI PADA BAYI BARU LAHIR


MATKUL ASKEB PERSALINAN DAN BBL

Disusun Oleh:
Adinda Agil Putri Aji (P27824420131)
Annisa Rizqia (P27824420142)
Desi Fitria Rahmawati (P27824420149)
Fairus Hana Putri (P27824420159)
Isna Amalia Fitria (P27824420162)
Krista Agata Prasetya (P27824420166)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANAN TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam
menyelesaikan makalan ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW yang syafaat nya kita nantikan kelak. Penulis mengucapkan syukur
kepada Allah Swt atas limpahan nikmat sehat-Nya sehingga makalah “Perubahan Sistem
Integumen Termogulasi Pada Bayi Baru Lahir” dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan
dan Bayi Baru Lahir. Makalah ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Astuti Setiyani, SST.,M.Kes, selaku ketua jurusan kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya
2. Ibu Dwi Purwati, S.Kp.,SST.,M.Kes, selaku ketua prodi sarjana terapan kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surabaya

3. Ibu Titi Maharani, M.Keb, selaku dosen mata kuliah Askeb Persalinan dan BBL

4. Dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat
lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan
maupun bahasa, penulis memohon maaf. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia
0-28 hari. Pada saat terjadi proses kelahiran sejumlah adaptasi mulai terjadi pada tubuh bayi.
Penyesuaian fisiologis yang terjadi pada bayi baru lahir berupa maturasi, adaptasi, dan toleransi.
Di dalam uterus janin hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dan hidup
bergantung penuh pada ibunya. Sedangkan, pada waktu kelahiran, bayi baru lahir akan
mengalami adaptasi atau proses penyesuaian fungsi – fungsi vital dari kehidupan di dalam uterus
ke kehidupan di luar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostasis atau
kemampuan mempertahankan fungsi – fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap
pertumbuhan dan perkembangan intrauterin. Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi
fungsi-fungsi vital, meliputi sistem sirkulasi, respirasi, susunan saraf pusat, pencernaan dan
metabolisme.

Oleh karena itu, bayi baru lahir memerlukan pemantauan ketat dan perawatan yang dapat
membantunya untuk melewati masa transisi dengan berhasil karena bayi baru lahir rentan
terhadap gangguan kesehatan. Proses adaptasi pada bayi baru lahir harus diketahui oleh tenaga
kesehatan khsusunya bidan yang bertanggung ajwab atas ibu dan bayi. Saat lahir, bayi harus
beradaptasi dengan keadaan dari dalam rahim menuju kehidupan di luar rahim. Namun, apabila
bayi tidak mampu melakukan penyeseuain adaptasi fisiologis tersebut, maka akan timbul
masalah dan kompilkasi neonates seprti gangguan pernafasan, hipotermi, ikterus, perdarahan tali
pusat, kejang, dll. Yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat menymbang Angka
Kematian Neonatal (AKN).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meninjau dari latar belakang di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar
mahasiswa memahami tentang perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi baru lahir dan
mengetahui asuhan yang tepat untuk bayi baru laahir.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Untuk memahami pengertian neonatus
1.2.2.2 Untuk memahami pengertian adaptasi
1.2.2.3 Untuk mengetahui perubahan sistem integument termoregulasi pada bayi baru
lahir
1.3 Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca
mengenai perubahan fisiologis pada bayi baru lahir khsusunya perubahan sistem integument
termoregulasi dan asuhan untuk bayi baru lahir.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Neonatus
2.1.1 Pengertian Neonatus
Menurut Muslihatun (2010) neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstra
uterine. Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28
hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi
diluar rahim.
2.1.2 Ciri-ciri Neonatus
Ciri – Ciri Neonatus :
a. Berat badan 2500 – 4000 gram
b. Panjang badan 48 – 52 cm
c. Lingkar dada 30 – 38 cm
d. Lingkar kepala 33 – 35 cm
e. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
f. Pernafasan ± 40 – 60 kali/menit;
g. Kulit kemerah-merahan dan licn karena jaringan subkutan cukup
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya sudah terlihat
i. Kuku agak panjang dan lemas
j. Genetalia. Pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora. Pada laki –
laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
k. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
m. Refleks graps atau menggenggam sudah baik
n. Refleks rooting mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut terbentuk dengan baik;
o. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna
hitam kecoklatan.

2.2 Adaptasi
2.2.1 Pengertian Adaptasi

2.2.2 Adaptasi Fisiologis Neonatus


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari atau
sama dengan 37 minggu dengan berat lebi dari 2500 – 4000 gram. Adaptasi BBL
terhadap kehidupan diluar uterus. Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi fisik dn
psikologis mulai terjadi pada ubuh bayi baru lahir, karea perubahan dramatis ini, bayi
memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan bagaimana ia membuat suatu transisi
yang baik terhadap kehidupannya di luar uterus. Bayi baru lahir juga membutuhkan
perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi dengan
berhasil. (Noorbaya, 2019)
Periode transisional mencakup 3 periode, meliputi periode pertama reactivitas, fase tidur,
dan periode kedua reaktifitas, periode transisi dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Reactivitas I (The First of Reactivity)
Dimulai pada masa persalinan dan berakhir setelah 30 menit. Selama periode ini
detak jantung cepat dan pulsasi tali pusat jelas. Warna kulit terlihat sementara
sianosis atau akrosianosis. Selama periode ini maka bayi membuka dan bayi
memperlihatkan perilaku siaga. Bayi mungkin menangis, terkejut, atau terpaku.
Selama periode ini setiap usaha harus dibuat untuk memudahkan kontak bayi dan ibu.
Lebidh jelas dapat dilihat karakteristiknya, yaitu:
a) Tanda – Tanda vital bayi baru lahir sebagai berikut: Frekuensi nadi yang cepat
dengan irama yang tidak teratur, frekuensi pernafasan mencapai 80x/menit, irama
tidak teratur dan beberapa bayi mungkin dilahirkan dengan keadaan pernafasan
cuping hidung, ekspirasi mendengkur serta adanya retraksi.
b) Fluktuasi warna dari merah jambu pucat ke sianosis
c) Bising usus biasanya tidak ada, bayi biasanya tidak berkemih ataupun tidak
mempunyai pergerakan usus selama periode ini.
d) Bayi baru lahir mempunyai sedikit jumlah mucus, menangis kuat, reflex hisap
yang kuat. Tips khusus, selama periode ini mata bayi terbuka lebih lama daripada
hari – hari selanjutnya. Saat ini adalah waktu yang paling baik utuk memulai
proses periode perlekatan karena bayi baru lahir dapat mempertahankan kontak
mata untuk waktu yang lama. (Noorbaya, 2019)
2) Fase tidur (Period of unresponsive sleep).
Berlangsung selama 30 menit sampai 2 jam persalinan. Tingkat pernafasan menjadi
lebih lambat. Bayi dalam keadaan tidur, suara usus muncul tapi berkurang. Jika
mungkin, bayi tidak diganggu untuk pengujian utama dan jangan memandikannya
selama masa tidur memberikan kesempaan pada bayi untuk memulihkan diri dari
proses persalinan dan periode transisi ke kehidupan di luar uterine.
(Midwivery,2004). (Noorbaya, 2019)
3) Periode Reactivitas II (The Second Period of Activity)/Transisi ke III
Periode transisi ke kehidupan ekstra uteri berakhir setelah periode kedua reactivitas.
Hal ini terjadi sekitar 2 sampai 6 jam setelah persalinan. Kulit dan saluran pencernaan
neonatal belum terkolonisasi oleh beberapa tipe bakteri. Oleh karena itu, neonatal
jangan di proteksi dari bakteri menguntungkan. Semua perawat harus mecuci tangan
dan lengan bawah selama 3 menit dengan sabun anti bakteri sebelum menyentuh
bayi. Aktivitas ini merupakan proteksi yang berguna terhadap infeksi neonatal. Apgar
score harus dinilai selama periode ini (midwivery, 2004). (Noorbaya, 2019)
2.3 Perubahan Sistem Integument dan Termoagulasi pada BBL
2.3.1 Perubahan Sistem Integument
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, dan
menginformasikan kita dari lingkungan sekitar. Sistem ini seringkali merupakan bagian
dari sistem organ terbesar yang mencakup kulit, rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar
minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki dirinya sendiri apabila
terjadi kerusakan yang tidak terlalu parah (self-repairing) dan mekanisme pertahanan
tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh). Lapisan
kulit dibagi menjadi 3 lapisan yakni epidermis, dermis dan subkutis (hipodermis)
(Andriyani, Triana & Juliarti, 2015).
Pada saat lahir semua struktur kulit seperti dermis, epidermis, dan jaringan subkutan
tetapi banyak fungsi kulit yang belum matang. PH kulit yang normal adalah asam,
berguna untuk melindungi kulit dari dari penyebaran bakteri. Pada neonatus PH kulit
lebih tinggi, kulit lebih tipis, dan sekresi keringat dan sebum sedikit. Hal ini dapat
menyebabkan neonatus rentan terhadap infeksi kulit dari pada anak yang lebih besar atau
orang dewasa. Akibat perlengketan antara dermis dan epidermis mengakibatkan kulit
neonatus cenderung mudah melepuh, seperti kulit neonatus yang mudah sekali alergi
terhadap plester.
Kelenjar keringat terdapat pada saat lahir tetapi memerlukan waktu untuk berfungsi
secara efisien. Vernix caseosa yang menutupi kulit pada bayi baru lahir, diproduksi oleh
kelenjar sebasea. Bintik-bintik putih kecil yang dikenal sebagai milia bisa terdapat pada
saat lahir yang merupakan kelenjar sebasea yang bergelembung. Jika terjadi
pengelupasan kulit pada saat lahir menandakan kehamilan yang berlangsung lama
(postmatur), retardasi pertumbuhan, atau infeksi dalam rahim seperti sifilis. Kulit
neonatus ditutupi oleh rambut yang sangat halus yang disebut sebagai lanugo.
Bayi yang cukup bulan memiliki ciri-ciri kulit yaitu :
1) Kulit berwarna kemerahan beberapa jam setelah lahir setelah itu kulit berwarna
memucar menjadi warna normal
2) Kulit terlihat bercak-bercak terutama bagian ekstremitas
3) Tangan dan kaki sedikit sianosis. Waran kebiruan ini disebut dengan akrosianosis
yang disebabkan oleh ketidakstabilan vasmotor, statis kapiler dan kadar hemoglobin
yang tinggi. Keadaan ini dianggap normal dan bersifat sementara berlangsung dalam
7-10 hari.
Beberapa kondisi kulit yang abnormal seperti rash, pustula seharusnya dilaporkan juga ke
dokter karena dapat mengindikasikan adanya infeksi. Beberapa warna kulit yang
abnormal yaitu :
1) Bruishing
2) Sangat pucat
3) Ikterus atau sianosis
Neonatus yang prematur mempunyai rambut halus seperti bulu roma, disebut lanugo,
yang menutupi kulit, tetapi ini akan menghilang pada bayi aterm. Suatu bahan seperti
pelumas, verniks kaseosa, dapat menutupi kulit. Bahan ini diduga berfungsi untuk
melindungi kulit selama kehidupan dalam uterus.
2.3.2 Perubahan Sistem Termoregulasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi diluar rahim.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari atau sama
dengan 37 minggu dengan berat lebi dari 2500 – 4000 gram. Adaptasi BBL terhadap kehidupan
diluar uterus. Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi fisik dn psikologis mulai terjadi pada
ubuh bayi baru lahir, karea perubahan dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk
menentukan bagaimana ia membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya di luar
uterus.
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, dan
menginformasikan kita dari lingkungan sekitar. Pada saat lahir semua struktur kulit seperti
dermis, epidermis, dan jaringan subkutan tetapi banyak fungsi kulit yang belum matang. Akibat
perlengketan antara dermis dan epidermis mengakibatkan kulit neonatus cenderung mudah
melepuh, seperti kulit neonatus yang mudah sekali alergi terhadap plester.

3.2 Saran
Kami menyadari jika isi dari makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini lebih baik lagi dan bermanfaat di kalangan kebidanan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi mahasiswi kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Neoni, N. K. (2021). GAMBARAN TINGKAT SUHU TUBUH PADA BAYI BARU LAHIR
NORMAL DI RSUD KARANGASEMM. Dipetik dari POLTEKKES DENPASAR:
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7460/

Winda Ayu Rahmasari, W., Juariah, J., Sinta Nuryati, S., & Eva Sri Rahayu, E. (2021). ASUHAN
KEBIDANAN NEONATAL PADA BAYI NY. S DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN L KOTA BOGOR (Doctoral
dissertation, Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung).

Novita, U., Risna, D. Y., Sri, W., & Eeva, S. R. (2021). Asuhan Kebidanan Neonatus Pada By. Ny. R
Dengan Asfiksia di RSUD Sekarwangi. Aasuhan Kebidanan Neonatus Pada By. Ny. R Dengan Asfiksia di
RSUD Sekarwangi.

VERONIKA, F. T. (2020). ASUHAN KEBIDANAN PADA NY A PADA MASA NIFAS, NEONATUS, DAN


KB DI PUSKESMAS KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO (Doctoral dissertation, STIKES BINA
SEHAT PPNI MOJOKERTO).

FERLI ZERLIKA, F. Z. (2021). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE


TERHADAP KEJADIAN DERMATITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUA PULUH TIGA ILIR
PALEMBANG (Doctoral dissertation, STIK Bina Husada Palembang).

Wibawati, F. H., Isnaini, F., Widyawaty, E. D., Diana, A. N., & Yanti, D. (2021). Kupas Tuntas Seputar
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah untuk Mahasiswa Kebidanan. Rena Cipta Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai