Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERUBAHAN MUSCULOKELETAL, INTEGUMENT DAN TERMAL

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir)

Dosen Pengampu : Isnina, S.ST., M.Keb

SEMESTER III

Di Susun oleh :

Inez Septi Uberlin

Nitha Dwi Saputri

Vina Anggun Anjarwati

Zita Zunisya

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO CENDIKIA MEDIKA
PANGKALANBUN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Maha suci Allah, tiada kata yang pantas kita ucapkan selain puji dan
syukur kehadirat Allah swt, dengan rahmat dan hidayahnya sampai saat ini kita
masih dapat merasakan nikmatnya. Sholawat serta salam semoga terlimpah curah
kepada Nabi kita Muhammad Rasulullah SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada


semua pihak yang telah membantu, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dengan kekurangannya sehingga
kami berharap pembaca dapat memberi kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Semoga dengan
makalah ini kita semua dapat belajar dan dapat mengambil ilmu yang akan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Tujuan ..................................................................................................................................2
C. Manfaat ................................................................................................................................2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Musculokeletal.......................................................... 3
B. Perubahan Sistem Musculokeletal Pada Neonatus ................................. 3
C. Pengertian Sistem Integumen.......................................................................................5
D. Perbahan Sistem Integumen Pada Neonatus.............................................................6
E. Pengertian Sistem Termal.................................................................................................8
F. Perubahan Sistem Termal Pada Neonatus.....................................................................9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus pertama
di luar rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa
ini terjadi pematangan organ hampir di semua sistem (Cunningham, 2012)
Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakaialat, pada usia kehamilan
genap 37 minggu sampai 42minggu, dengan berat badan lahir 2500 - 4000
gram, dengan nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin kekehidupan ekstra uterin.
Yang dimana Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan
salah satu siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan
pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini
dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk
mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat. Adaptasi fisiologis
BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan
hidupnya diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan
sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini
yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga agar
bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap
hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu
sendiri pada ibunnya.

1
B. Tujuan
1. Menjelaskan sistem musculoskeletal.
2. Menjelaskan adaptasi sistem musculoskeletal pada neonatus .
3. Menjelaskan sistem integument .
4. Menjelaskan adaptasi sistem integument pada neonatus .
5. Menjelaskan sistem termal .
6. Menjelaskan adaptasi sistem termal .

C. Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat menjadi sumber referensi dan acuan
pembelajaran bagi mahasiswa dan calon tenaga Kesehatan untuk dapat lebih
memahami mengenai adaptasi yang dialami pada bayi baru lahir.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

A. Pengertian Sistem Musculokeletal


Sistem muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo yang berarti otot dan
kata skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan
otototot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-
otot tubuh adalah myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka
tubuh, yang terdiri dari tulang dan sendi. Ilmu yang mempelajari tentang
skeletal atau osteo tubuh adalah osteologi. Muskulus (muscle) otot
merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi
kimia menjadi energi mekanik atau gerak sehingga dapat berkontraksi untuk
menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan
lingkungan. Dalam sistem muskuler terdapat tiga komponen yaitu otot,
tendon, dan ligamen.

B. Perubahan Sistem Musculokeletal Pada Neonatus


Otot bayi berkembang dengan sempurna karena hipertropi, bukan
hiperplasi. Tulang panjang tidak mengeras dengan sempurna untuk
memudahkan pertumbuhan pada epifise. Tulang tengkorak kekurangan
esensi osifikasi untuk pertumbuhan otak dan memudahkan proses
pembentukan selama persalinan. Proses ini selesai dalam waktu beberapa
hari setelah bayi lahir. Fontanel posterior tertutup dalam waktu 6-8 minggu.
Fontanel anterior tetap terbuka hingga usia 18 bulan dan digunakan untuk
memperkirakan tekanan hidrasi dan intrakranium yang dilakukan dengan
memalpasi tegangan fontanel.
Pada waktu lahir, tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan satu dengan
lainnya oleh perekat tipis dari jaringan penyambung, yaitu sutura yang juga
berasal dari Krista neuralis. Di tempat - tempat pertemuan lebih dari dua

3
tulang, suturanya lebar dan dikenal sebagai ubun - ubun (fontanella). Ubun-
ubun yang paling mencolok adalah ubun - ubun besar (fontanella anterior),
yang terdapat pada tempat pertemuan dua tulang parietal dan dua tulang
frontalis. Sutura dan ubun-ubun memungkinkan tulang-tulang tengkorak
saling bertumpah tindih (suatu proses yang disebut molase) selama proses
persalinan. Segera setelah lahir, tulang - tulang membranosa bergerak
kembali ke posisi asalnya dan sehingga tengkorak tampak besar dan bulat.
Sebenarnya ukuran kubah sangat besar bila di bandingkan daerah muka
yang kecil. Beberapa sutura dan ubun-ubun tetap seperti membrane dalam
waktu yang cukuplama setelah lahir. Pertumbuhan tulang-tulang kubah terus
berlangsung setelah lahir dan terutama disebabkan oleh pertumbuhan otak.
Walaupun seorang anak berusia 5-7 tahun hampir sudah memiliki semua
kapasitas tengkoraknya, beberapa sutura masih tetap terbuka hingga usia
dewasa. Pada beberapa tahun pertama setelah lahir, palpasi ubun-ubun besar
dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai apakah penulangan
tengkorak berlangsung normal dan apakah tekanan di dalam normal.

a. Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30⁰
sampai 40⁰ Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif,
maka pada saat pemeriksaan infan akan terlihat hip lebih eksternal
rotasi.
b. Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang
lebih dari 1 tahun pertama kehidupan seorang anak selanjutnya
meningkat menjadi internal rotasi diharapkan femoral anteversiakan
menjadi semakin terlihat.
c. Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari 30⁰ sampai 40⁰
pada saat lahir kemudian menjadi 10⁰ sampai 15⁰ pada adolesen awal
dan puncak perbaikan terjadi sebelum usia 8 tahun.

Perawatan anak-anak dengan masalah muskuloskeletal masih menjadi


bagian tak terpisahkan dari bedah ortopedi modern. Banyak fraktur dan

4
cedera yang terjadi pada anak akibat tingkat aktivitasnya yang tinggi dan
rangka yang unik yang belum sempurna. Perawatan fraktur pada anak
berbeda dari pada orang dewasa karena growth plate yang aktif di tulang
mereka. Kerusakan pada growth plate dapat menimbulkan masalah
signifikan dengan pertumbuhan tulang yang terlambat, dan fraktur risiko
harus dimonitor dengan perawatan.
Perawatan skoliosis adalah aliran utama dalam ortopedi anak. Atas
alasan yang kurang dimengerti, pertumbuhan lengkung tulang punggung
pada beberapa anak, yang jika dibiarkan tak terawat dapat menimbulkan
cacat yang tak diharapkan dan dapat terus menyebabkan nyeri kronis yang
akut dan masalah pernafasan. Perawatan skoliosis cukup rumit dan sering
melibatkan gabungan penjepitan dan pembedahan.
Anak-anak memiliki keadaan muskuloskeletal unik lain yang menjadi
fokus ortopedi sejak masa Hippocrates, termasuk keadaan seperti kaki
pekuk dan sebagai (displasia pertumbuhan pinggul). Di samping itu, infeksi
pada tulang dan sendi (osteomielitis) pada anak juga umum. Di Amerika
Serikat, rumah sakit khusus seperti Shriners Hospitals for Children telah
menyediakan bagian substansial perawatan anak dengan cacat dan penyakit
muskuloskeletal.

2. PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN


A. Pengertian Sistem Integumen
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,
memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan/manusia terhadap
lingkungan sekitarnya. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling
luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut,
kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli
perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin
integumentum yang berarti penutup. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ
pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam

5
manusia dari kontak luar.Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit,
kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem
integumen mampu memperbaiki sendiri (self-repairing ) dan mekanisme
pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh
dengan dalam tubuh).

B. Perubahan Sistem Integumen pada Neonatus


Kulit, yang mulai berkembang selama minggu ke-11 kehamilan, yang
terdiri dari (tiga) lapisan, yaitu epidermis, dermis, jaringan subkutan.
Epidermis adalah lapisan terluar yang terdiri dari 4 lapisan. Lapisan paling
atas atau lapisan tanduk (stratum korneum) adalah lapisan yang paling
utama dalam melindungi hemostatis internal tubuh. Melanin, dihasilkan
oleh regenerasi lapisan epidermis, merupakan pigmen kulit yang utama.
Dermis adalah lapisan di bawah epidermins dan mengandung pembuluh
darah, pembuluh limfe, folikel rambut, dan saraf. Jaringan subkutan
terletakdi bawah dermis dan membantu untuk melindungi, membentuk, dan
menyekat tubuh. Lapisan terakhir ini mengandung kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea menghasilkan sebum yang mempunyai
beberapa efek bakterisida. Kulit mampu mencegah infeksi dan mempunyai
4 fungsi utama yaitu: melindungi terhadap cedera, termoregulasi,
impermeabilitas, dan sensor terhadap sentuhan, nyeri, panas dan dingin.
Pada saat lahir semua struktur kulit tersebut ada, tetapi banyak fungsi
kulit yang belum matang. PH kulit yang normal adalah asam, yang berguna
untuk melindungi kulit dari penyebaran bakteri. Pada bayi PH kulit lebih
tinggi, kulit lebih tipis, dan sekresi keringat dan sebum sedikit. Akibatnya,
bayi lebih rentan terhadap infeksi kulit daripada anak yang lebih besar atau
orang dewasa. Selanjutnya, karena perlekatan yang longgar antara dermis
dan epidermis kulit bayi cenderung mudah melepuh. Sebagai contoh, hal
initampak sangat nyata bayi mudah cepat alergi terhadap plester.
Kulit pada bayi memainkan bagian yang sangat penting dalam
mencegah infeksi dan oleh karena itu, sangat penting untuk

6
mempertahankan integritas kulit sebaik mungkin. Hal ini berarti, bahwa
beberapa lesi pada kulit dapat menyebabkan infeksi. Iga tidak terdapat pada
saat lahir dan hanya mulai terbentuk sekitar 2 minggu setelah lahir, yang
menyebabkan penurunan imunitas kulit dan usus.
Kelenjar keringat terdapat pada saat lahir tetapi memerlukan waktu
untuk berfungsi secara efisien. Substansi seperti keju, yaitu vernix caseosa,
yang meutupi kulit pada bayi baru lahir, diproduksi oleh kelenjar
sebaseorsa. Bintik-bintik putih kecil yang dikenal sebagai milia bisa
terdapat pengelupasan kulit pada saat lahir dan merupakan kelenjar sebaseoa
yang bergelembung. Deskuamasi kulit hanya timbul beberapa hari setelah
lahir.Jika terdapat pengelupasan kulit pada saat lahir dapat mengindikasikan
kehamilan yang berlangsung lama (postmatur), reterdasi pertumbuhan, atau
infeksi dalam rahim seperti sifilis. Kulit bayi baru lahir ditutupi oleh rambut
yang sangat halus yang dikenal sebagai lanugo.
Bayi cukup bulan memiliki kulit kemerahan beberapa jam setelah lahir,
setelah itu warna kulit memucat menjadi normal. Kulit sering terlihat
berbecak, terutama di daerah ekstremitas.
Tangan dan kaki terlihat sedikit sianosis. Warna kebiruan ini disebut
akrosianosis yang disebabkan oleh ketidak stabilan vasomotor, statis kapiler
dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini dianggap normal dan
bersifat sementara biasanya berlangsung selama 7-10 hari terutama bila
terpajan pada udara yang dingin. Edema pada wajah dan memar dapat
timbul akibat presentasi muka atau kelahiran dengan forsep. Petepkir dapat
timbul jika daerah tersebut ditekan. Apabila tampak petikie di seluruh tubuh
dapat mengindikasikan adanya masalah seperti hitung platetet rendah atau
infeksiyang harus dilaporkan pada dokter anak .
Beberapa kondisi kulit yang abnormal seperti rash, pustula seharusnya
dilaporkan juga ke dokter karena dapat mengindikasikan adanya infeksi.
Beberapa warna kulit yang abnormal yakni: bruishing, sangat pucat, ikterus
atau sianosis seharusnya dilaporkan pada dokter segera.

7
Fase pertumbuhan folikel rambut terjadi simultan pada waktu lahir.
Selang beberapa bulan, kesinkronan antara kehilangan rambut dengan
pertumbuhan rambut terganggu dan akan menyebabkan banyaknya rambut
yang tumbuh, dan sebaliknya terjadi kebotakan. Pertumbuhan rambut lebih
cepat pada bayi pria dari pada bayi wanita.

3. PERUBAHAN SISTEM TERMAL


A. Pengertian Sistem Termal
Sistem termal atau Termogulasi adalah suatu pengatur fisiologis tubuh
manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas
sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Keseimbangan
suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar suhu
tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara
produksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan
regulasi melalui mekanisme kontrol suhu untuk meningkatkan regulasi
suhu. Hipotalamus yang terletak antara hemisfer serebral, mengontrol suhu
tubuh sebagaimana kerja termostat dalam rumah. Hipotalamus merasakan
perubahan ringan pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengontrol
pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior mengontrol produksi panas.
Mekanisme kontrol suhu pada manusia menjaga suhu inti ( suhu
jaringan dalam ) tetap konstan pada kondisi lingkungan dan aktivitas fisik
yang ekstrem ( gambar 32-1 ). Namun, suhu permukaan berubah suatu
aliran darah ke kuliat dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
karena perubahan tersebut, suhu normal pada manusia berkisar dari 36 –
38°C (98,8 – 100,4°F). Pada rentang ini jaringan dan sel tubuh akan
berfungsi secara optimal. (poter & perry).
Suhu normal ini dipertahankan dengan imbangan yang tepat antara
panas yang dihasilkan dengan panas yang hilang dan hal ini dikendalikan
oleh pusat pengaturan panas didalam hipotalamus. Suhu tubuh diatur oleh
hipotalamus yang terletak diantara dua hemisfer otak. Fungsi hipotalamus
adalah seperti termostat. Suhu yang nyaman merupakan merupakan „set-

8
point‟ untuk operasi sistem pemanas. Penurunan suhu lingkungan akan
mengaktifkan pemanas tersebut. Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil
pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengatur kehilangan panas,
sedangkan hipotalamus posterior mengatur produksi panas. Jika sel saraf di
hipotalamus anterior menjadi panas diluar batas titik pengaturan (set point),
maka implus dikirimkan kehilangan panas adalah keringat, vasodilatasi
(pelebaran) pembuluh darah, dan hambatan produksi panas. Tubuh akan
mendistribusikan darah ke pembuluh darah permukaan untuk
menghilangkan panas.

B. Perubahan Sistem Termal Pada Neonatus


Sistem pengatur suhu tubuh terdiri atas tiga bagian yaitu: reseptor yang
terdapat pada kulit dan bagian tubuh yang lainnya, integrator didalam
hipotalamus, dan efektor sistem yang mengatur produksi panas dengan
kehilangan panas. Namun, Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu
tubuhnya, yang dikarenakan mekanisme pengaturan suhu tubuh yang belum
efisien dan masih lemah sehingga bayi akan mengalami stress dengan
adanya perubahan lingkungan. Suhu dingin menyebabkan air ketubah
menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi.
Bayi baru lahir tidak mempunyai respon menggigil untuk memproduksi
panas saat bayi kehilangan panas. Sehingga Lemak coklat pada neonatus
digunakan untuk mendapatkan panas tanpa mekanisme menggigil. Proses
pembakaran ini dibantu oleh glukosa untuk mendapatkan panas tubuh.
Neonatus akan memiliki banyak lemak coklat jika lama berada dalam
kandungan (Juwita & Prisusanti, 2020).
Jumlah lemak coklat yang terus berkurang untuk mendapatkan panas
saat bayi kedinginan menyebabkan metabolisme menurun dan produksi
panas akan berkurang sehingga, menyebabkan bayi terus mengalami
penurunan suhu tubuh atau yang disebut hipotermia. Proses metabolisme
meningkatkan penggunaan oksigen (Jamil et al., 2017)

9
Adapun mekanisme kehilangan suhu yang terjadi pada neonatus adalah
sebagai berikut :
 Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena menguapnya cairan
ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak
segera dikeringkan.
 Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
Contohnya ketika Bayi diletakkkan di atas meja, timbangan atau
tempat tidur.
 Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar
dengan udara sekitar yang lebih dingin. contohnya Adanyatiupan
kipas angin, penyejuk ruangan tempat bersalin.
 Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan
dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari
temperatur tubuh bayi. Contohnya Bayi ditempatkan dekat jendela
yang terbuka.

Berikut ini merupakan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi dalam


penurunan suhu tubuh neonatus :
 Lingkungan
Bayi baru lahir memilki kecenderungan cepat stres akibat
perubahan suhu lingkungan, karena belum dapat mengatur suhu tubuh
sendiri. Suhu lingkungan saat bayi di dalam rahim ibu bersuhu rata-
rata 37 0C, kemudian saat bayi lahir masuk ke dalam lingkungan suhu
ruangan persalinan yaitu 25 0C hal ini menyebakan bayi mengalami
penurunan atau kehilangan panas akibat perbedaan suhu di dalam
rahim dan di luar rahim (Setyorini & Satino, 2015).
 Berat badan
Bayi yang mempunyai berat badan lahir rendah yaitu <2500
gram, lebih rentan terkena hipotermia dari pada bayi lahir dengan
berat badan normal yaitu 2,5kg – 4 kg (Hikmah, 2016). Berat badan

10
bayi juga mempengaruhi kehilangan panas bayi, dimana luas
permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan dengan berat badan
bayi, kulit yang tipis dan sedikit lemak coklat mempengaruhi
terjadinya ketidak stabilan suhu (jamil et al., 2017).
 Umur kehamilan
Bayi dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu (dihitung
dari hari pertama, haid terakhir), yang disebut juga preterm, dimana
bayi lahir tidak cukup bulan mengalami kehilangan panas badan lebih
cepat daripada bayi lahir dengan umur kehamilan aterm (37–42
minggu) (Jamil et al., 2017). Pusat pengaturan panas tubuh pada bayi
tersebut belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah,
permukaan badan relatif luas, sumber panas sedikit atau belum
terbentuk dan kulit yang tipis mengakibakan bayi tidak mampu
memproduksi panas yang cukup. Bayi lahir kurang minggu harus
dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam
rahim, bila tidak ada inkubator, bayi dapat dibungkus dengan kain dan
letakkan botol yg berisi air panas di samping bayi sehingga, panas
badannya dapat dipertahankan (Jamil et al., 2017).
 Asuhan petugas Kesehatan
Asuhan pada bayi baru lahir yang tidak tepat dapat
menyebabkan bayi mengalami kehilangan panas seperti tidak
menyelimuti bayi segera setelah lahir, tidak melakukan tindakan
inisiasi menyusui dini minimal selama satu jam setelah lahir,
menimbang dan memandikan bayi segera setelah lahir. Bayi baru lahir
cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, oleh karena itu sebelum
melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain
atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari
selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan
berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam
jam setelah lahir (Jamil et al., 2017).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin kekehidupan ekstra uterin.
Yang dimana Pada saat bayi dilahirkan dia akan beralih ketergantungan pada
ibu menuju kemandirian secara fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini
dikenal sebagai periode transisi. Pada periode transisi terdapat beberapa
adaptasi yang dialami oleh neonatus antara lain seperti adaptasi perubahan
sistem pernafasan, metabolism, ginjal, sistem darah, reproduksi, sistem
syaraf, sistem musculoskeletal, intemunet, dan termal.
Pada sistem musculoskeletal perubahan adaptasi yang terjadi pada
neonatus yakni Otot bayi berkembang dengan sempurna karena hipertropi,
bukan hiperplasi. Tulang panjang tidak mengeras dengan sempurna untuk
memudahkan pertumbuhan pada epifise. Tulang tengkorak kekurangan esensi
osifikasi untuk pertumbuhan otak dan memudahkan proses pembentukan
selama persalinan. Proses ini selesai dalam waktu beberapa hari setelah bayi
lahir. Fontanel posterior tertutup dalam waktu 6-8 minggu. Fontanel anterior
tetap terbuka hingga usia 18 bulan dan digunakan untuk memperkirakan
tekanan hidrasi dan intrakranium yang dilakukan dengan memalpasi tegangan
fontanel.
Pada sistem integument perubahan adaptasi yang terjadi pada neonatus
adalah Kulit, yang mulai berkembang selama minggu ke-11 kehamilan, yang
terdiri dari (tiga) lapisan, yaitu epidermis, dermis, jaringan subkutan.
Epidermis adalah lapisan terluar yang terdiri dari 4 lapisan. Lapisan paling
atas atau lapisan tanduk (stratum korneum) adalah lapisan yang paling utama
dalam melindungi hemostatis internal tubuh. Melanin, dihasilkan oleh
regenerasi lapisan epidermis, merupakan pigmen kulit yang utama.
Pada sistem termal, perubahan adaptasi yang terjadi pada neonatus
adalah dimana Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, yang

12
dikarenakan mekanisme pengaturan suhu tubuh yang belum efisien dan masih
lemah sehingga bayi akan mengalami stress dan penurunan suhu yang di
akibatkan oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan dan berat badan,
namun bayi baru lahir tidak mempunyai respon menggigil untuk
memproduksi panas saat bayi kehilangan panas. Sehingga Lemak coklat pada
neonatus digunakan untuk mendapatkan panas tanpa mekanisme menggigil.
Proses pembakaran ini dibantu oleh glukosa untuk mendapatkan panas tubuh.
Neonatus akan memiliki banyak lemak coklat jika lama berada dalam
kandungan.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Muryanani, Anik, dkk.. 2008. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal (Asuhan
Neonatal). Jakarta: Trans Info Media2.
2. Muryani, Anik. 2016. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra-Sekolah.
Bogor: In Meida.
3. Rochmah K. M., S.Pd, SKM; Elita Vasra, SST; Dahliana,SKM; Heni
Sumastri, S.Pd. Panduan BelajarAsuhan Neonatus, Bayi dan Balita : Jakarta
EGC, 2011.
4. Jamil, Siti Nurhasiyah, dkk.. 2017. Buku ajar Asuhan kebidanan pada
neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
5. BAITI, NUR (2019) ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN
GANGGUAN TERMOREGULASI (HIPERTERMI) PADA PASIEN
KEJANG DEMAM DIRUANG ANAK RSUD JENDERAL AHMAD YANI
KOTA METRO TAHUN 2019. Diploma thesis, Poltekkes Tanjungkarang.
6. Neoni, Ni Kadek Ratih (2021) GAMBARAN TINGKAT SUHU TUBUH
PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL DI RSUD KARANGASEMm TAHUN
2021. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai