Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Perubahan fisiologi pada ibu nifas dan menyusui


Untuk Memenuhi Tugas : Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan BBL
Dosen Pengampu : Indah Mauludiyah, SST., MPH

Disusun Oleh :
Fiffi Perminadika
I’in Indrawati
202001152010001
202001152010002

PROGRAM STUDI S1KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KENDEDES MALANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul’ Perubahan fisiologi pada ibu nifas dan menyusui’’’

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah ‘Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas
dan BBL ’ dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Mulyohadi Sungkono, SpOG (K), selaku pembina Yayasan Kendedes Malang.
2. drg. Suharwati, selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang.
3. dr. Endah Puspitorini, MscIH., DTM, selaku PLH Ketua Yayasan Kendedes Malang.
4. Dr. Edi Murwani, Amd.Keb. SPd., MMRS, selaku Ketua STIKes Kendedes Malang.
5. Lilik Winarsih, SST., M.Keb, selaku ketua Program Studi Diploma III Kebidanan
STIKes Kendedes Malang.
6. Eka Yuni Indah Nurmala, SST., M.Keb, selaku Wakil Ketua I STIKes Kendedes Malang.
7. Indah Mauludiyah, SST., MPH selaku penanggung jawab mata kuliah STIKes Kendedes
Malang

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan kemampuan dan waktu. Untuk itu mohon masukan yang positif demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini. Terimakasih.

Malang, 22 April 2021


DAFTAR ISI

BAB I ………………………………………………………………………………………………

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….........

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................

1.3 Tujuan..........................................................................................................................................

BAB II………………………………………………………………………………………………

PEMBAHASAAN………………………………………………………………………………….

2.1 Sistem muskuluskeletal…………..………………. …………………………………………..

2.2 Sistem endokrin…...…………………....………………………………………………………

2.3 Sistem kardiovaskuler…………………………………………………………………………..

BAB III..............................................................................................................................................

PENUTUP………………………………………………………………………………………….

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….…………………...………………


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar
wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi. Pada akhir masa puerperium, pemulihan
persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkinterlalu optimis. Bagi
banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi dan menjadi seorang ibu
adalah proses fisiologis yang normal. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi
lahir sampaiorgan-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periodeini
kadang-kadang disebut puerperium atau trimester ke empat kehamilan.Perubahan fisiologis yang
terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, dimana proses-proses pada kehamilan berjalan
terbalik. Banyak factor,termasuk tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir,
dan perawatan serta dorongan semangat yang diberikan tenaga kesehatan professional ikut
membentuk respons ibu terhadap bayinya selama masa ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana system muskuluskeletal?
2. Bagaimana system endokrin?
3. Bagaimana system kardiovaskuler?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui system muskuluskeletal.
2. Untuk mengetahui system endokrin.
3. Untuk mengetahui system kardiovaskuler.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perubahan fisiologi pada ibu nifas dan menyusui

A. Sistem muskuluskeletal

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri
dari

 Muskuler/Otot: Otot, tendon,dan ligament


 Skeletal/Rangka: Tulang dan sendi

Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi
energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang -
tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sebagai
kerangka tubuh sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sebagai proteksi sistem
muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh tulang-
tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang
dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).

Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada saat umur kehamilan semakin betambah.
Adaptasi ini mencakupi peningkatan berat badan, bergesernya pusat akibat pembesaran
rahim, relaksasi dan mobilitas. Namun demikian, pada saat psot partum system
muskuloskeletal akan berangsur-angsur pulih kembali.

Adapun perubahan sistem muskuloskeletal pada masa nifas meliputi :

 Dinding perut dan peritoneum


 Kulit abdomen
 Striae
 Perubahan ligament
 Simpisis pubis
1. Dinding perut dan peritoneum
Peritoneum adalah membran berkilau yang melapisi semua organ perut. Dengan
mengeluarkan cairan peritoneal, membran ini memungkinkan isi perut bergerak dengan
lancar selama pengolahan makanan di usus. Luas permukaan peritoneum sama besar
dengan permukaan kulit, sekitar dua meter persegi. Dinding perut akan longgar pasca
persalinan. Keadaan ini akan pulih kembali dalam 6 minggu. Pada saat wanita asthenis
terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdonimis, sehingga sebagian dari dinding perut di
garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fasia tipis, dan kulit
2. Kulit Abdomen
Abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian dari tubuh yang berada
di antara thorax atau dada dan pelvis di hewan mamalia dan vertebrata lainnya. Pada
arthropoda, abdomen adalah bagian paling posterior tubuh, yang berada di belakang
thorax atau cephalothorax (sefalotoraks). Dalam bahasa Indonesia umum, sering pula
disebut dengan perut. Bagian yang ditutupi atau dilingkupi oleh abdomen disebut cavitas
abdominalis atau rongga perut.Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar,
melonggar dan mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat
kembali normal kembali dalam beberapa minggu pasca melahirkan dengan latihan pos
natal.
3. Striae
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding abdomen. Striae
pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis
lurus yang samar. Tingkat diastasis muskulus trektus abdominis pada ibu pos partum
dapat dikaji melalui keadaan umum, aktivitas, paritas, dan jarak kehamilan, sehingga
dapat membantu menentukan lama pengembalian tonis otot menjadi normal.
4. Perubahan Ligamen
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut
liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi Setelah janin lahir, ligamen-
ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus
berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligametum rotundum
menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.
5. Simpisis pubis
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat menyebabkan
mordibitas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain: nyeri tekan pada
pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur ataupun waktu berjalan.
Pemisahan simpisis dapat dipalapasi. Gejala ii dapat menghilang setelah beberapa
minggu atau bulan pasca meahirkan, bahkan ada yang menetap

B. Sistem endokrin

Mekanisme humoral dan neural yang terlibat dalam laktasi sangat kompleks yaituprogesteron,
esterogen, prolaktin dan laktogen plasenta, kortisol, dan insulin yang bekerja selarasuntuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan aparatus pensekresi susu dan kelenjarmammae.
Setelah persalinan terdapat penurunan mendadak dan besar. Kadar progesteron danesterogen
yang mengawali laktasi. Sebaliknya dalam keadaan normal intensitas dan lama laktasidikontrol
oleh perangsangan berulang-ulang proses menyusui. Meskipun prolaktin plasma turunsetelah
kelahiran hingga mencapai kdar yang menjauh lebih rendah daripada selama kehamilan,setiap
tindakan isapan puting mencetuskan peninggian kadar prolaktin.Neurohypofisis secara berdenyut
mensekresi oksitosin yang merangsang pemerasan susudari payudara, laktasi menyebabkan
kontraksi sel-sel mioepitel di alveoli dan duktus-duktus susukecil. Mekanisme ini dipakai untuk
melakukan aktifitas oksitosin dalam cairan biologik. Ejeksi ataupengeluaran air susu merupakan
reflek yang diinisiasi oleh isapan puting susu yang merangsangneurohypofisis untuk melepas
oksitosin Hormon yang berperan dalam proses tersebut antara lain

 Hormon plasentaPengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi


oleh plasenta.Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan
hormon ini (HumanPlacenta Lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun dalam
masa nifas. HCGmenurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga
hari ke 7 post partumdan sebagai omset pemenuhan mammae pada hari ke 3 postpartum
 Hormon PituitaryAntara lain prolactin, FSH, dan LH. Hormon ini meningkat dengan
cepat, pada wanita tidakmenyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon ini berperan
dalam pembesaranpayudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat
pada fase konsentrasifolikuler pada minggu ke 3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi
terjadi
 Hormon Pituitary OvariumHormon ini mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi
pada wanita yang menyusuimaupun tidak. Pada wanita menyusui mendapatkan
menstruasi pada 6 minggu pascamelahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu
pasca melahirkan. Sedangkan padawanita yang tidak menyusui, mendapatkan menstruasi
berkisar 40% setelah 6 minggu pascamelahirkan dan 90% setelah 24 minggu
 Hormon OksitosinHormon ini disekresikan oleh kelenjar otak bagian belakang, bekerja
terhadap otot uterusdan jaringan payudara. Selama tahap ketigas persalinan, hormon
oksitosin berperan dalampelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi sehingga
mencegah perdarahan. Isapanbayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin,
sehingga dapat membantuinvolusi uteri
 Hormon Esterogen dan ProgesteronVolume darah normal selama kehamilan akan
meningkat. Hormon esterogen yang tinggimemperbesar hormon antidiuretik yang dapat
meningkatkan volume darah. Sedangkanhormon progesteron mempengaruhi otot halus
yang mengurangi perangsangan danpeningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi
saluran kemih, ginjal, usus, dindingvena, dasar panggul, perineum dan vulva serta vagina

C. Sistem kardiovaskuler

Kardiovaskular adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jantung dan peredaran darah.
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran
darah tertutup. Sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan
jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan
hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat
kimia dan fisiologis cairan tubuh.

o Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam
arah yang berlawanan (lihat respirasi).
o Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan
protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi,
sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian
diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga
mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem
pembekuan dalam tubuh. Perubahan fisiologi dan anatomi berkembang pada banyak system
organ dengan terjadinya kehamilan dan persalinan. Perubahan awal terjadi pada perubahan
metabolik oleh karena adanya janin, plasenta dan uterus dan terutama kenaikan hormon
kehamilan seperti progesteron dan estrogen. Perubahan selanjutnya, pada kehamilan mid
trimester adalah perubahan anatomi disebabkan oleh tekanan akibat berkembangnya uterus.

Cardiac output meningkat sebesar 30 – 40 % dan peningkatan maksimal dicapai pada kehamilan
24 minggu. Pada awalnya peningkatan denyut jantung ketinggalan dibelakang peningkatan
cardiac output dan kemudian meningkat 10 – 15 kali permenit pada kehamilan 28 – 32 minggu.
Peningkatan cardiac output mula-mula tergantung kepada penginkatan stroke volume dan
kemudian dengan peningkatan denyut jantung, tetapi lebih besar perubahan stroke volume dari
pada perubahan denyut jantung. Dengan ekhokardiografi terlihat adanya peningkatan ukuran
ruangan pada end diastolic dan ada penebalan dinding ventrikel kiri. Cardiac output bervariasi
tergantung kepada besarnya uterus dan posisi Ibu saat pengukuran dilakukan.

Pembesaran uterus yang gravid dapat menyebabkan kompresi aortocaval ketika wanita hamil
tersebut berada pada posisi supine dan hal ini akan menyebabkan penurunan venous return dan
maternal hipotensi, menimbulkan keadaan yang disebut supine hipotensive syndrome, 10%
wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi terlentang yang bila
tidak dikoreksi dapat menimbulkan penurunan uterine blood flow dan foetal asfiksia. Efek ini
akan lebih hebat lagi pada pasien dengan polihidramnion atau kehamilan kembar. Cardiac output
meningkat selama persalinan dan lebih tinggi 50 % dibanding dengan saat sebelum persalinan.
Segera pada periode postpartum, cardiac output meningkat secara maksimal dan dapat mencapai
80 % diatas periode pra persalinan dan kira kira 100 % diatas nilai ketika wanita tersebut tidak
hamil. Hal ini disebabkan karena pada saat kontraksi uterus aterjadi placental autotransfusi
sebanyak 300 – 500 ml. CVP meningkat 4-6 cm H2O karena ada peningkatan volume darah ibu.
Peningkatan stroke volume dan denyut jantung adalah untuk mempertahankan peningkatan
cardiac output. Peningkatan cardiac output ini tidak bisa ditoleransi dengan baik pada pasien
dengan kelainan katup jantung ( misal : aorta stenosis, mitral stenosis ) atau apenyakit jantung
koroner. Decompensatio cordis yang berat dapat terjadi pada kehamilan 24 minggu, selama
persalinan dan segera setelah persalinan.

Cardiac output, denyut jantung, stroke volume menurun sampai kenilai sebelum persalainan pada
24 – 72 jam postpartum dan kembali kelevel saat tidak hamil pada 6 – 8 minggu setelah
melahirkan. Kecuali peningkatan cardiac output, tekanan darah sistolik tidak berubah selama
kehamilan, tetapi tekanan darah diastolic turun 1 – 15 mmHg. Ada penurunan MAP sebab ada
penurunan resistensi vaskuler sistemik. Hormon hormon kehamilan seperti estradiol 17-B dan
progesterone mungkin berperan dalam perubahan vaskuler Ibu. Turunnya pengaturan a dan b
reseptor juga memegang peranan penting. Selama kehamilan jantung tergeser kekiri dan atas
Karena diafragma tertekan ke atas oleh uterus yang membesar.
AB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dan tujuan dalam pembuatan makalah ini, maka dapat
disimpulkan:
  Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan
Perubahan sistem muskuloskeletal pada masa nifas meliputi :
a) Dinding perut dan peritoneum
b) Kulit abdomen
c) Striae
d) Perubahan ligament
e) Simpisis pubis
  Kardiovaskular adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jantung dan peredaran darah
Perubahan pada sistem kardiovaskuler meliputi
1.      Penebalan otot dinding ventrikel (trimester I)
2.      Terjadi dilatasi (pelebaran) secara fisiologis pada jantung Karena volume rongga perut
(abdomen) meningkat menyebabkan hipertropi jantung dan posisi jantung bergeser ke atasdan ke
kiri
  Pada fonokardiogram terdapat: splitting (bunyi jantung tambahan), murmur sistolik dan Perubahan
tekanan darah
DAFTAR PUSTAKA
Anisah, N., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum
Surakarta.
kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/ diunduh 6 Feb 2010, 02:25
PM.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 59).
 http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-muskuloskeletal/

 ariekasri.wordpress.com/2012/09/30/sistem-kardiovaskuler/

dina07syebid11.wordpress.com/.../makalah-asuhan-kebidanan-1-peruba...
 arsisonalia.blogspot.com/p/perubahan-masa-nifas.html

Anda mungkin juga menyukai