Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN II

“Perubahan dan Adaptasi Fisiologis pada Pasca Persalinan


(Perubahan Sistem Reproduksi, Pencernaan, Perkemihan)”

Dosen Pengampu :
Anjar Tri Astuti, S.ST., M.Keb

Disusun Oleh :
1. Ni Made Adinda Mutiara Putri (2106091055)
2. Kadek Dian Santi (2106091057)
3. Gusti Ayu Made Krisna Dwiantari (2106091068)
4. Ida Ayu Komang Denia Pramesti (2106091073)
5. Kadek Septiyani Pratiwi (2106091075)

D3 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Perubahan dan Adaptasi Fisiologis pada Pasca Persalinan (Perubahan
Sistem Reproduksi, Pencernaan, Perkemihan)” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari salah satu mata kuliah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan II. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Perubahan
dan Adaptasi Fisiologis pada Pasca Persalinan (Perubahan Sistem Reproduksi,
Pencernaan, Perkemihan)” bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Anjar Tri Astuti, S.ST., M.Keb
selaku dosen mata kuliah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan II yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar dapat menjadi makalah yang lebih baik, terutama dalam pembuatan
makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini dibuat, semoga bermanfaat bagi kami sendiri
khususnya dan bagi para pembaca umumnya serta, kami mengucapkan banyak
terima kasih.

Singaraja, 3 April 2022

I
DAFTAR ISI

BAB I (PENDAHULUAN)...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................1
BAB II (PEMBAHASAN)................................................................................3
2.1 Perubahan dan Adaptasi Fisiologis pada Pasca Persalinan ..................3
2.1.1 Perubahan Sistem Reproduksi.................................................... 3
A. Payudarah................................................................................ 3
B. Uterus.......................................................................................3
C. Involusi Uterus ........................................................................5
D. Lochea......................................................................................6
E. Vagina...................................................................................... 7
F. Perineum...................................................................................7
2.1.2 Perubahan Sistem Pencernaan ................................................... 8
2.1.3 Perubahan Sistem Perkemihan....................................................12
BAB III (PENUTUP)........................................................................................14
3.1 Kesinpulan.............................................................................................14
3.2 Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

II
DAFTAR TABEL

Gambar.1 Perubahan Normal pada Uterus selama Postpartum............................. 6

Gambar.2 Proses keluarnya Lochea....................................................................... 7

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam masa kehamilan seorang Ibu akan mengalami banyak perubahan
baik dari perubahan fisik maupun psikologis. Dalam perubahan-perubahan yang
ada terkadang terdapat perubahan yang menyebabkan tubuh menjadi lebih buruk
atau sebaliknya, sehingga membuat Ibu berubah drasti dari sebelum hamil hingga
saat hamil. Namun perubahan itu ada yang bersifat sementara dan permanen.
Selain perubahan pada masa kehamilan seorang Ibu juga mengalami
perubahan adaptasi pada Masa Nifas, dimana Ibu dalam tahap pemulihan organ-
organ dari sebelum terjadinya kehamilan. Pada proses ini banyak perubahan organ
yang terjadi pada Masa Nifas dan tentunya membutuhkan waktu yang bertahap.
Perubahan itu bisa mencangkup sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem
perkemihan dan masih banyak lagi. Pengalaman dalam melahirkan seorang ibu
sangat berpengaruh terhadap proses adaptasi yang ada, karena jika ibu sudah
pernah melahirkan atau Multi Gravidarum maka dalam proses adaptasi yang ada
cenderung lebih cepat dibandingkan wanita yang belum pernah melahirkan atau
Prima Gravidarum. Proses adaptasi ini bisa berlangsung kurang lebih 6 minggu
atau 42 hari lamanya.
Maka dari itu kita sebagai tenaga kesehatan khususnya Bidan sebagai
pendamping dan mengasuh ibu dari sebelum kehamilan hingga berakhirnya Masa
Nifas harus bisa memberikan KIE yang baik kepada klien mengenai proses
adaptasi pasca persalinan yang terjadi pada tubuhnya dan kita harus bisa
membedakan perubahan fisiologis secara fisiologis dan patologis.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini diantaranya :
1. Untuk memenuhi tugas Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan II
2. Untuk mengetahui adaptasi Sistem Reproduksi Pasca Persalinan
3. Untuk mengetahui adaptasi Sistem Pencernaan Pasca Persalinan
4. Untuk mengetahui adaptasi Sistem Perkemihan Pasca Persalinan
1.3 Rumusan Masalah

1
Adapun rumusan masalah yang ada yaitu :
1. Apa saja perubahan Pasca Persalinan pada Sistem Reproduksi?
2. Apa saja perubahan Pasca Persalinan pada Sistem Pencernaan?
3. Apa saja perubahan Pasca Persalinan pada Sistem Perkemihan?

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Perubahan dan Adaptasi Fisiologis pada Pasca Persalinan


2.1.1 Perubahan Sistem Reproduksi

a. Payudara

Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi


secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis,
yaitu sebagai berikut:

a) Produksi susu

b) Sekresi susu atau let down

Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan


menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir.
Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi
untuk menghambatnya kelenjar pituitari akan mengeluarkan prolaktin
(hormon laktogenik). Sampai hari ketiga setelah melahirkan, efek
prolaktin pada payudara payudara mulai bisa dirasakan. dirasakan.
Pembuluh darah payudara menjadi bengkak berisi darah, sehingga timbul
rasa hangat, bengkak, dan rasa sakit. Sel-sel acini yang menghasilkan ASI
juga mulai berfungsi. Ketika bayi menghisap puting, refleks saraf
merangsang lobus posterior pituitari untuk mensekresi hormon oksitosin.
Oksitosin merangsang refleks let down (mengalirkan), sehingga
menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus laktiferus payudara ke duktus yang
terdapat pada puting. Ketika ASI dialirkan karena isapan bayi atau dengan
dipompa sel-sel acini terangsang untuk menghasilkan ASI lebih banyak.
Refleks ini dapat berlanjut sampai waktu yang cukup lama.

b. Uterus

3
Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkontraksi
posisi fundus uteri berada kurang lebih pertengahan antara umbilikus dan
simfisis, atau sedikit lebih tinggi. Dua hari kemudian, kurang lebih sama
dan kemudian mengerut, sehingga dalam dua minggu telah turun masuk
kedalam rongga pelvis dan tidak dapat diraba lagi dari luar. Involusi uterus
melibatkan pengreorganisasian dan pengguguran desidua serta
pengelupasan situs plasenta, sebagaimana diperlihatkan dalam
pengurangan dalam ukuran dan berat serta warna dan banyaknya lokia.
Banyaknya lokia dan kecepatan involusi tidak akan terpengaruh oleh
pemberian sejumlah preparat metergin dan lainya dalam proses persalinan.
Involusi tersebut dapat dipercepat proses bila ibu menyusui bayinya.

Desidua tertinggal di dalam uterus. Uterus pemisahan dan


pengeluaran plasenta dan membran terdiri atas lapisan zona spongiosa,
basalis desidua dan parietalis. parietalis. Desidua yang tertinggal ini akan
berubah menjadi dua lapis sebagai akibat invasi leukosit. Suatu lapisan
yang lapisan yang lambat laun akan manual neorco, suatu lapisan
superfisial yang akan dibuang sebagai bagian dari lokia yang akan
dikeluarkan melalui lapisan dalam yang sehat dan fungsional yang berada
di sebelah miometrium. Lapisan yang terakhir ini terdiri atas sisa-sisa
kelenjar endometrium basilar di dalam lapisan zona basalis. Pembentukan
kembali sepenuhnya endometrium pada situs plasenta akan memakan
waktu kira-kira 6 minggu.

Penyebarluasan epitelium akan memanjang ke dalam, dari sisi situs


menuju lapisan uterus di sekelilingnya, kemudian ke bawah situs plasenta,
selanjutnya menuju sisa kelenjar endometrium masilar di dalam desidua
basalis. Penumbuhan endometrium endometrium ini pada hakikatnya akan
merusak pembuluh darah trombosa pada situs tersebut yang
menyebabkannya mengendap dan dibuang bersama dengan cairan
lokianya.

Dalam keadaan normal, uterus mencapai ukuran besar pada masa


sebelum hamil sampai dengan kurang dari 4 minggu, berat uterus setelah

4
kelahiran kurang lebih 1 kg sebagai akibat involusi. Satu minggu setelah
melahiran beratnya menjadi kurang lebih 500 gram, pada akhir minggu
kedua setelah persalinan menjadi kurang lebih 300 gram, setelah itu
menjadi 100 gram atau kurang. Otot-otot uterus segera berkontraksi
setelah postpartum. Pembuluh-pembuluh darah yang di antara di antara
anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
perdarahan setelah plasenta di lahirkan. Setiap kali bila di timbulkan,
fundus uteri berada di atas umbilikus, maka hal-hal yang perlu di
pertimbangkan adalah pengisian uterus oleh darah atau pembekuan darah
saat awal jam postpartum atau pergeseran letak uterus karena kandung
kemih yang penuh setiap saat setelah kelahiran.

Pengurangan dalam ukuran uterus tidak akan mengurangi jumlah


otot sel. Sebaliknya, masing-masing sel akan berkurang ukurannya secara
drastis saat sel-sel tersebut membebaskan dirinya dari bahan-bahan seluler
yang berlebihan. Bagaimana proses ini dapat terjadi belum di ketahui
sampai sekarang.

Pembuluh darah uterus yang besar pada saat kehamilan sudah tidak
di perlukan lagi. Hal ini karena uterus yang tidak pada keadaan hamil tidak
mempunyai permukaan yang luas dan besar yang memerlukan banyak
pasokan darah. Pembuluh darah ini akan menua kemudian akan menjadi
lenyap dengan penyerapan kembali endapan-endapan hialin. Mereka
dianggap telah di gantikan dangan pembuluh-pembuluh darah baru yang
lebih kecil.

c. Involusi Uterus

Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana


uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram.
Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot
polos uterus. Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:

5
1. Iskemia Miometrium: Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi
yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga
membuat uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot
atrofi.
2. Atrofi jaringan : Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian
hormon esterogen saat pelepasan plasenta.
3. Autolysis : Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi
di dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan
otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang
sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi
selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon
estrogen dan progesteron.
4. Efek Oksitosin : Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan
retraksi otot uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini
membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta
serta mengurangi perdarahan. Ukuran uterus pada masa nifas akan
mengecil seperti sebelum hamil.

Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum dapat


dilihat di bawah ini:

Gambar.1 Perubahan Normal pada Uterus selama Postpartum

d. Lochea

6
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs
plasenta akan menjadi menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar
bersama bersama dengan sisa cairan. Percampuran antara darah dan
desidua inilah yang dinamakan lokia. Lochea adalah istilah untuk sekret
dari uterus yang keluar melalui vagina selama puerperium. Lochea
mempunyai perubahan karena proses involusi. Proses keluarnya darah
nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan, yaitu:

Gambar.2 Proses keluarnya Lochea

e. Vagina

Pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae


kembali. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara
bertahap seperti ukuran sebelum hamil pada minggu ke 6-8 setelah
melahirkan. Rugae akan terlihat kembali pada minggu ke 3 atau ke 4.
Esterogen setelah melahirkan sangat berperan dalam penebalan mukosa
vagina dan pembentukan rugae kembali.

f. Perineum

Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat


besar selama proses melahirkan bayi, sehingga menyebabkan
mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan,
namun akan pulih setelah 2-3 minggu (tergantung elastic tidak atau
seberapa sering melahirkan) , walaupun tetap lebih kendur di banding
sebelum melahirkan.

7
2.1.2 Perubahan Sistem Pencernaan
Pada ibu yang melahirkan dengan cara operasi (section caesarea)
biasanya membutuhkan waktu sekitar 1- 3 hari agar fungsi saluran
pencernaan dan nafsu makan dapat kembali normal. Ibu yang melahirkan
secara spontan biasanya lebih cepat lapar karena telah mengeluarkan
energi yang begitu banyak pada saat proses melahirkan. Buang air besar
biasanya mengalami perubahan pada 1- 3 hari postpartum, hal ini
disebabkan terjadinya penurunan tonus otot selama proses persalinan.
Selain itu, enema sebelum melahirkan, kurang asupan nutrisi dan dehidrasi
serta dugaan ibu terhadap timbulnya rasa nyeri disekitar anus/ perineum
setiap kali akan buang air besar juga mempengaruhi defekasi secara
spontan. Faktor- faktor tersebut sering menyebabkan timbulnya konstipasi
pada ibu nifas dalam minggu pertama.
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. hal ini
disebabkan karena pada saat waktu melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluraran cairan
yang berlebihan pada waktu persalinan,kurang makan,hemotoid ,dan
laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar dapat kembali teratur bisa
diberikan diet makanan yang banyak mengandung serat/mengandung
banyak air.
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa
hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu
keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan
kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai
menurun. Namun demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk
kembali normal.
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem
pencernaan, antara lain:
1. Nafsu makan. Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga
diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu
makan diperlukan waktu 3–4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, asupan
makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari.

8
2. Motilitas. Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus
cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.
Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian
tonus dan motilitas ke keadaan normal.

3. Pengosongan usus.Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi.


Hal ini disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan
dan awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema
sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun
laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan
waktu untuk kembali normal.

Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali


teratur, antara lain:

1. Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.


2. Pemberian cairan yang cukup.
3. Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
4. Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.
5. Bila usaha di atas tidak berhasil dapat dilakukan pemberian
huknah atau obat yang lain.

Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan


kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk
memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan akan gizi sebagai berikut:

1. Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap


hari
2. Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
4. Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum

9
5. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit

Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain:

1. Kalori Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500


kalori. Wanita dewasa memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya
ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori, karena akan
mengganggu proses metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.

2. Protein Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per


hari. Satu protein setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur,
lima putih telur, 120 gram keju, 1 ¾ gelas yoghurt, 120-140 gram
ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai
kacang.

3. Kalsium dan vitamin D Kalsium dan vitamin D berguna untuk


pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium dan vitamin D
didapat dari minum susu rendah kalori atau berjemur di pagi hari.
Konsumsi kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi
per hari. Satu setara dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim,
160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu
kalsium.

4. Magnesium Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu


gerak otot, fungsi syaraf dan memperkuat tulang. Kebutuhan
megnesium didapat pada gandum dan kacang-kacangan.

5. Sayuran hijau dan buah Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya


tiga porsi sehari. satu porsi setara dengan 1/8 semangka, 1/4 mangga,
¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah
dimasak, satu tomat.

6. Karbohidrat kompleks Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat


kompleks diperlukan enam porsi per hari. Satu porsi setara dengan ½

10
cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu
iris roti dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit
kering atau crackers, ½ cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir
kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.

7. Lemak Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi


lemak (14 gram perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan
80 gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat
sendok makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua sendok
makan selai kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak, sembilan
kentang goreng, dua iris cake, satu sendok makan mayones atau
mentega, atau dua sendok makan saus salad.

8. Garam Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan.


Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar

9. Cairan Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum


sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air
putih, sari buah, susu dan sup.

10. Vitamin Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan.


Vitamin yang diperlukan antara lain:

11. Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata.
Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang
dibutuhkan adalah 1,300 mcg.

12. Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan


fungsi syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin
B6 dapat ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan
kentang.

11
13. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina
dan daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-
kacangan, minyak nabati dan gandum.

14. Zinc Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan


pertumbuhan. Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur dan
gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolisme memerlukan
seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng
terdapat pada seafood, hati dan daging.

15. DHA DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental
bayi. Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam
ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.

2.1.3 Perubahan Sistem Perkemihan

Peningkatan hormon progesteron dan pembesaran janin selama


masa kehamilan akan menekan kandung kemih ibu, akibatnya sistem
perkemihan pun berubah. Peningkatan hormon progesteron akan
menyebabkan kandung kemih menjadi relaksasi serta pembesaran janin
akan menyebabkan edema serta iritasi pada kandung kemih sehingga
terjadi kelemahan pada otot kandung kemih. Kelemahan otot kandung
kemih dan otot-otot dasar panggul yang lain akan diperberat saat
menjalani persalinan pervaginam dan akan mempengaruhi pola berkemih
pada ibu pasca melahirkan. Buang air kecil akan menjadi sedikit sulit
selama 24 jam pertama akibat spasme spingter dan edema leher kandung
kemih sesudah kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan. Penurunan kadar hormon estrogen secara drastic akan
mengakibatkan urin dihasilkan dalam jumlah yang banyak dalam waktu
12-36 jam sesudah melahirkan. Ini disebabkan karena hormon estrogen
yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang drastis setelah
plasenta dilahirkan. Hal tersebut menyebabkan perubahan diuresis (Wong,
Perry dan Hockenberry, 2002). Ureter yang mengalami berdilatasi akan
kembali normal dalam kurun waktu 6 minggu. Peningkatan kapasitas

12
kandung kemih dan produksi urin serta menurunnya sensitifitas otot
kandung kemih akibat edema pada masa pasca melahirkan akan
menyebabkan overdistensi pada kandung kemih. Kondisi ini akan
menyebabkan urin keluar tanpa disadari.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang kami susun ini adalah dalam menjadi
seorang ibu tentu dengan melalui proses yang panjang. Proses yang panjang itu
akan memberikan dampak perubahan pada tubuhkita baik sebelum, saat, dan
pasca kehamilan berlangsung. Perubahan yang terjadi pada ibu Postpartum atau
pasca persalinan terjadi perubahan beberapa organ yng ada seperti organ
reprosuksi, organ pencernaan dan organ perkemihan. Sehingga kita wajib untuk
mengetahui perubahan yang terjadi secara fisiologis dan patologis untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3.2 Saran
Sekian pemaparan materi yang kami uraikan dalam makalah ini, semoga
makalah ini dapaat berguna baik bagi pembacadan ataupun penulis. Semoga para
pembaca dapat menerima makalah yang kami susun. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan ini tidak luput dari kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja
baik dalam perkatan dan penulisan, maka dari itu kami memohon maaf sebesar-
besarnya dan kami memohon kepada para pembaca dan dosen untuk memberikan
saran dan krtik kepada kami guna menjadikannya lebih baik, sekian pemaparan
dari kami akhir kata kami ucapkan terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rochmiaty Ummy, 2012, Perubahan Anmbahasan-1.html [ Diakses pada (3


April 2022) ]

NF ZAHROH , 2021, Konsep Dasar Masa Nifas,


http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/6152/4/Chapter%202.pdf

Fitria, Dina. 2012, Perubahan Organ Reproduksi Selama Masa Nifas


http://difiramidwife.blogspot.com/2012/12/perubahan-organ-reproduksi-
selamamasa.html [ Di akses pada tanggal 4 April 2022 ]

Liana. 2017, Makalah Adaptasi Anatomi Dan Fisiologi Pada Masa Nifas
https://id.scribd.com/document/403080039/Makalah-Perubahan-Fisiologi-Pada-Ibu-
Nifas-Oke-docx [Di akses pada tanggal 4 April 2022 ]

Sinta, Janing. 2013,. Perubahan fisiologis masa nifas.


http://bidanshare.wordpress.com/2013/07/23/perubahan-fisiologis-masa-nifas [ Di akses
pada tanggal 4 April 2022 ]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (n.d.).

http://repository.ump.ac.id/3814/3/Mila%20Herawati%20BAB%20II.pdf

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/perubahan-sistem-pencernaan-masa-
nifas.html [ Di akses pada tanggal 4 april 2022 ]

https://lusa.afkar.id/kebutuhan-dasar-ibu-nifas-nutrisi-dan-
cairan#:~:text=Ibu%20nifas%20dianjurkan%20untuk%20memenuhi,sedikitnya%20
3%20liter%20setiap%20hari [ Di akses pada tanggal 4 April 2022]

Anda mungkin juga menyukai