Anda di halaman 1dari 11

LAB KLINIK MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN POSTNATAL CARE’

DISUSUN OLEH

NAMA : ANDI MUTIARA MUTHAHHARAH


NIM :70300119012
NO URUT : 12
KELAS : KEPERAWATAN A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan
ridha-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan “Laporan Pendahulan Postnatal Care ini”.
Tak lupa pula kita kirimkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. beserta seluruh
keluarganya, yang telah menjadi pencerah bagi umat manusia.
Dalam penyusunan laporan ini, ada beberapa hambatan yang saya temui. Tapi
alhamduillah, semuanya dapat diselesaikan dengan bertanya langsung ke teman maupun
mendapat informasi dari internet. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini.
Adapapun laporan ini dirancang untuk mengetahui lebih jauh mengenai asuhan
keperawatan maternitas, khususnya pada Postnanal Care.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna; dari segi penulisan, materi,
atau hal-hal lainnya. Untuk itu, kritik, saran, dan masukan dari pembaca sangat berguna untuk
memberikan unutk perbaikan dan penyempurnaan pada tugas selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Parepare, 12 Januari 2021

Andi Mutiara Muthahharah

2
DAFTAR ISI

Sampul …………………………………………….................................... 1
Kata Pengantar …………………………………………………………… 2
Daftar Isi ………………………………………………………………..... 3

A. KONSEP DASAR PNC (NIFAS)


1. Definisi ……………………………………………………….. 4
2. Klasifikasi …………………...………………………………... 4
3. Perubahan Fisiologi dan Psikologi pada Masa Nifas…….….... 4
4. Penatalaksanaan/Perawatan pada Masa Nifas …………………8

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN POST NATAL CARE


1. Pengkajian Keperawatan …………………………………….. 8
2. Diagnosis Keperawatan …………………………………….... 9
3. Rencana Keperawatan ……………………………………...... 9

C. AYAT AL-QUR’AN YANG BERKAITAN …………………….. 10

D. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….…. 11

3
A. KONSEP DASAR NIFAS (PNC)

1. Definisi
Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Firyunda Ayu, 2019).
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6
minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan
mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat
perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu
penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia, 2012)

2. Klasifikasi Masa Nifas


Menurut Anggraini (2010), tahap masa nifas di bagi menjadi 3 :
1) Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu kepulihan
dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap telah
bersih dan boleh melakukan hubungan suami istri apabila setelah 40 hari.
2) Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium intermedial
yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 minggu
3) Remote purperium ,Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutam bila selama hamil dan
waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk pulih sempurna bias
berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan. (Yetti Anggraini,2010).

3. Perubahan Fisiologis dan Psikologi Masa Nifas


a. Perubahan Fisiologi
Untuk mengingat komponen yang diperlukan dalam pengkajian post partum,
banyak perawat menggunakan istilah BUBBLE-LE yaitu termasuk Breast (payudara),

4
Uterus (rahim), Bowel (fungsi usus), Bladder (kandung kemih), Lochia (lokia),
Episiotomy (episiotomi/perinium), Lower Extremity (ekstremitas bawah), dan
Emotion (emosi).
1) Involusi Rahim. Melalui proses katabolisme jaringan, berat rahim dengan
cepat menurun dari sekitar 1000gm pada saat kelahiran menjadi 50 gm pada
sekitar 3 minggu masa nifas. Serviks juga kehilangan elastisnya dan kembali
kaku seperti sebelum kehamilan. Selama beberapa hari pertama setelah
melahirkan, secret rahim (lokhia) tampak merah (lokhia rubra) karena adanya
eritrosit. Setelah 3 sampai 4 10 hari lokhia menjadi lebih pucat (lokhia
serosa), dan dihari ke sepuluh lokheatampak berwarna putih atau kekuning
kuningan (lokhia alba).
2) Uterus Setelah kelahiran plasenta. uterus menjadi massa jaringan yang hampir
padat. Dinding belakang dan depan uterus yang tebal saling menutup, yang
menyebabkan rongga bagian tengah merata. Ukuran uterus akan tetap sama
selama 2 hari pertama setelah pelahiran, namun kemudian secara cepat
ukurannya berkurang oleh involusi. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
3) Uterus tempat plasenta. Pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang
kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir,
dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm
dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali.
Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah
besar yang tersumbat oleh thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan
parut. Hal ini disebabkan karena diikuti pertumbuhan endometrium baru di
bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi
plasenta selama sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini
berlangsung di dalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis
pembuluh darah yang membeku pada tempat implantasi plasenta hingga
terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan lokia. (Martin, Reeder, G.,
Koniak, 2014).
4) Afterpains Merupakan kontraksi uterus yang intermiten setelah melahirkan
dengan berbagai intensitas. Afterpains sering kali terjadi bersamaan dengan

5
menyusui, 13 saat kelenjar hipofisis posterioir melepaskan oksitosin yang
disebabkan oleh isapan bayi. Oksitosin menyebabkan kontraksi saluran lakteal
pada payudara, yang mengeluarkan kolostrum atau air susu, dan menyebabkan
otot otot uterus berkontraksi. Sensasi afterpains dapat terjadi selama kontraksi
uterus aktif untuk mengeluarkan bekuan bekuan darah dari rongga uterus.
(Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
5) Vagina Meskipun vagina tidak pernah kembali ke keadaan seperti seleum
kehamilan, jaringan suportif pada lantai pelvis berangsur angsur kembali pada
tonus semula.
6) Perubahan Sistem Pencernaan Biasanya Ibu mengalami obstipasi setelah
persalinan. Hal ini terjadi karena pada waktu melahirkan sistem pencernaan
mendapat tekanan menyebabkan kolon menjadi kosong, kurang makan, dan
laserasi jalan lahir.
7) Sistem kardiovaskuler Segera setelah kelahiran, terjadi peningkatan resistensi
yang nyata pada pembuluh darah perifer akibat pembuangan sirkulasi
uteroplasenta yang bertekanan rendah. Kerja jantung dan volume plasma
secara berangsur angsur kembali normal selama 2 minggu masa nifas.

8) Perubahan Sistem Perkemihan. Diuresis postpartum normal terjadi dalam 24


jam setelah melahirkan sebagai respon terhadap penurunan estrogen.
Kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah
bagian ini mengalami tekanan kepala 14 janin selama persalinan. Protein
dapat muncul di dalam urine akibat perubahan otolitik di dalam uterus
(Rukiyah, 2010).

b. Perubahan Psikologi
Perubahan psikososial Wanita cukup sering menunjukan sedikit depresi
beberapa hari setelah kelahiran. “perasaan sedih pada masa nifas” mungkin akibat
faktor faktor emosional dan hormonal. Dengan rasa pengertian dan penentraman
dari keluarga dan dokter, perasaan ini biasanya membaik tanpa akibat lanjut.
Kembalinya haid dan ovulasi Pada wanita yang tidak menyusui bayi, aliran haid

6
biasanya akan kembali pada 6 sampai 8 minggu setelah kelahiran, meskipun ini
sangat bervariasi. Meskipun ovulasi mungkin tidak terjadi selama beberapa bulan,
terutama ibu ibu yang menyusui bayi, penyuluan dan penggunaan kontrasepsi
harus ditekankan selama masa nifas untuk menghindari kehamilan yang tak
dikehendaki.. Perubahan Sistem Muskuloskeletal Ligamen, fasia, dan diafragma
pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir berangsur-angsur
menjadi ciut dan pulih kembali.

Terdapat 3 bagain dalam periode ini, antara lain:


1) Taking In (istirahat/penghargaan), sebagai suatu masa keter-gantungan dengan
ciri-ciri ibu membutuhkan tidur yang cukup, nafsu makan meningkat,
menceritakan pengalaman partusnya berulang-ulang dan bersikap sebagai
penerima, menunggu apa yang disarankan dan apa yang diberikan. Disebut
fase taking in, karena selama waktu ini, ibu yang baru melahirkan
memerlukan perlindungan dan perawatan, fokus perhatian ibu terutama pada
dirinya sendiri. Pada fase ini ibu lebih mudah tersinggung dan cenderung pasif
terhadap lingkungannya disebabkan kare-na faktor kelelahan. Oleh karena itu,
ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur. Di samping itu,
kondisi tersebut perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik.
2) Fase Taking On/Taking Hold (dibantu tetapi dilatih), terjadi hari ke 3 - 10 post
partum. Terlihat sebagai suatu usaha ter-hadap pelepasan diri dengan ciri-ciri
bertindak sebagai pengatur penggerak untuk bekerja, 18 kecemasan makin
menguat, perubah-an mood mulai terjadi dan sudah mengerjakan tugas
keibuan. Pada fase ini timbul kebutuhan ibu untuk mendapatkan perawatan
dan penerimaan dari orang lain dan keinginan untuk bisa melakukan segala
sesuatu secara mandiri. Ibu mulai terbuka untuk menerima pendidikan
kesehatan bagi dirinya dan juga bagi bayinya. Pada fase ini ibu berespon
dengan penuh semangat untuk memperoleh kesempatan belajar dan berlatih
tentang cara perawatan bayi dan ibu memi-liki keinginan untuk merawat bay-
inya secara langsung.
3) Fase Letting Go (berjalan sendiri dilingkungannya). Fase ini merupakan fase
menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung setelah 10

7
hari postpartum. Periode ini biasanya setelah pulang kerumah dan sangat
dipengaruhi oleh waktu dan perha-tian yang diberikan oleh keluarga. Pada
saat ini ibu mengambil tugas dan tanggung jawab terhadap per-awatan bayi
sehingga ia harus beradaptasi terhadap kebutuhan bayi yang menyebabkan
berkurangnya hak ibu, kebebasan dan hubungan sosial.

4. Penatalaksanaan/Perawatan pada Masa Nifas


Perawatan masa nifas merupakan perawatan diri yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap ibu nifas maupun aktivitas perawatan yang dilakukan
oleh ibu nifas itu sendiri untuk memelihara kesehatan organ-organ reproduksi
selama masa nifas, yakni dimulai dari akhir persalinan dan berakhir hingga
kembalinya organ-organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil. Perawatan
masa nifas merupakan suatu bentuk tindakan atau praktik yang dilakukan oleh
ibu nifas yang menggambarkan perilaku kesehatan ibu selama menjalani masa
nifas. (Sagita, 2015)
Penatalaksanan yang diperlukan untuk klien dengan post partum adalah sebagai
berikut:
a. Memperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi.
b.Mendorong penggunaan metode-metode yang tepat dalam memberikan makanan
pada bayi dan mempromosikan perkembangan hubungan baik antara ibu dan anak.
c. Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri si Ibu dan memungkinkannya
mengisi peran barunya sebagai seorang Ibu, baik dengan orang, keluarga baru,
maupun budaya tertentu.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASA NIFAS

Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik


keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. (Budiyono, 2015).

1. Pengkajian

8
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan
klien baik fisik, mental sosial dan lingkungan. Pada tahap pengkajian,
kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data, seperti riwayat
keperawatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan data sekunder lainnya (Catatan
hasil pemeriksaan diagnostik, dan literatur).
Pada bagian pengkajian, ditulis data lengkap klien, alasan klien melakukan
pemeriksaan. Pengakajian juga memuat data fokus dan spesifik sesuai dengan
kasus. Perawat melakukan pengkajian dengan anamnese, pengkajian
perubahan fisik klien, pola kebiasaan klien, serta pengkajian perubahan
psikologis. Pada saat mengkaji, perawat menggunakan berbagai sumber data
baik primer maupun sekunder. (Deswani, 2017)

2. Diagnosis Keperawatan
Setelah didapatkan, maka tahap selanjutnya adalalah diagnosis.
Diagnosis keperawatan adalah terminologi yang digunakan oleh perawat
profesional untuk menjelaskan masalah kesehatan, tingkat kesehtan, respon
klien terhadap penyakit atau kondisi klien (aktual/potensial) sebagai akibat
dari penyakit yang diderita. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
memvalidasi data, menginterprestasikan dan mengidentifikasi masalah dari
kelompok data dan merumuskan diagnosa keperawatan.

3. Rencana Keperawatan
Tahap perencanaan dilakukan setelah diagnosis dirumuskan. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun prioritas masalah,
merumuskan tujuan dan kriteria hasil, memilih strategi asuhan keperawatan,
melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan lain dan menuliskan atau
mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan.

9
C. AYAT AL-QUR’AN YANG BERKAITAN

Artinya :
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim
yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada
ukurannya.
(Q.S. Ar-Ra’d ayat 8 )

10
DAFTAR PUSTAKA

Aggraini, Yetti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jogjakarta : Pustaka Rihana

Ayu, Firyunda. (2019). Asuhan Keperawatan Pasien dengan Post Partum Spontan di
RSUD, Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Poltekes Kementrian kesehatan.

Budiono, dkk. (2015). Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta. Bumi Medika.

Deswani. (2017). Keperawatan Meternitas. Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia.(http://poltekkesbanten.ac.id/wpcontent/uploads/2017/12/KEPERAWATAN-
MATERNITAS-DAFTAR-ISI.pdf)

Eldawati, Sagita. (2015). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas dengan Praktik
Kperawatan Masa Nifas di Kacamatan Gunungpati Kota Semarang Bulan Januari-Maret 2015.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN:
2356-3346) (https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/12151/11802)

Maritalia D, (2012). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: 55167

Martin, Reeder, G., Koniak. (2014). Keperawatan Maternitas, Volume 2. Jakarta:EGC

Rukiyah, Aiyeyeh., & Lia Yulianti.(2010). Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta : Trans
Info Media

11

Anda mungkin juga menyukai