Anda di halaman 1dari 7

A.

Defenisi health care system

Model Helath Care System Betty Neuman ini memandang klien adalah sebuah
sistem terbuka, yakni klien dan lingkungan berada dalam sebuah interaksi yang bersifat
dinamis. Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas dengan penekanan pada bagaimana interaksi masing-masing
komponen yang ada di komunitas mempengaruhi keseluruhan komunitas atau
sebaliknya. Dengan kata lain, komunitas merupakan kumpulan sub sistem yang
memengaruhi dan dipengaruhi oleh sub sistem lain. Model Neuman ini memberikan
suatu pandangan sistem yang digunakan untuk individu dan keluarga, praktik berbasis
masyarakat pada kelompok tertentu dan perawatan kesehatan masyarakat dengan
prinsip wholistic yang membantu perawat untuk mencapai perawatan yang berkualitas
melalui praktik berbasis bukti ilmiah.Model Konseptual Neuman memberikan
penekanan untuk memperkuat pertahanan baik yang bersifat fleksibel, normal, ataupun
resisten untuk menurunkan stres. Terdapat interaksi empat variabel penunjang
komunitas yang dianalisis model ini, yakni variabel fisik, psikologis, sosial kultural, dan
spiritual. (Risnah et al., 2021)

Model konseptual betty neuman ini memberi penekanan pada penurunan stres
dengan cara memperkiuat garis pertahanan diri yang bersifat:

1. Fleksibel
2. Normal
3. Resisten Intervensi diarahkan terhadap ketiga garis pertahanan tesebut ysng
terkait dengan tiga level prevensi.

B. Tujuan

Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara
optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem
terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan
mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar
sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan-gangguan
tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap
stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.

C. 4 konsep paradigma
1. Manusia
manusia merupakan sistem yang terbuka dan senantiasa mencari keseimbangan
yang harmonis, terdiri dari variabel fisik, psikologis, sosial kultural, perkembangan, dan
spiritual
2. Lingkungan
terdiri atas faktor internal dan eksternal dari lingkungan sekitar klien
3. Sehat
merupakan sebuah kondisi dimana seseorang bebas dari masalah pemenuhan kebutuhan.
Sehat merupakan sebuah keseimbangan sebagai bentuk dari keberhasilan mengatasi dan
menghindari stressor.
4. Keperawatan
Tujuan dari intervensi keperawatan adalah menurunkan stressor melalui upaya
pencegahan, primer, sekunder, dan tersier. Menurut Model Neuman, sehat adalah
adanya keseimbangan fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual pada tiga garis
pertahanan yaitu, fleksibel, normal, dan resisten.(Risnah et al., 2021)
D. Konsep utama health care system

Konsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi: stresor, garis pertahanan
dan perlawanan, tingkatan pencegahan, lima variabel sistem klien, struktur dasar,
intervensi dan rekonstitusi. Berikut ini akan diuraikan tentang masing-masing variable:

1. Stressor Stressor
adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial
untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai
berikut : a. Stressor intrapersonal terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan
dengan lingkungan internal. Misalnya : respons autoimmune
2. Stressor interpersonal
yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh pada
sistem. Misalnya : ekspektasi peran
3. Stressor ekstrapersonal
juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga tetapi lebih jauh
jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik.
E. Garis pertahanan dan perlawanan
Garis pertahanan menurut Neuman’s terdiri dari garis pertahanan normal dan
garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang
mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang menyertai
pengaturan karena adanya stressor yang disebut wellness normal dan digunakan sebagai
dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien.
Selain itu ada berbagai stressor yang dapat menginvasi garis pertahanan normal jika
garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi.
maka sistem klien akan bereaksi dengan menampakan adanya gejala ketidakstabilan
atau sakit dan akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan.
Garis pertahanan normal ini terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola
koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan. Garis pertahanan normal ini
merupakan bagian dari garis pertahanan fleksibel.
Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan
pada sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan
normal. Bila jarak antara garis pertahanan meningkat maka tingkat proteksipun
meningkat. Oleh sebab itu untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien,
maka perlu melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai buffer. Kondisi
ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat. Disamping itu
hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan
spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis pertahanan diri fleksibel
terhadap berbagai reaksi terhadap stressor. Sedangkan garis perlawanan menurut
Neuman’s merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur
dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada
invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of
defense). Misalnya mekanisme sistem immun tubuh. Jika lines of resistance efektif
dalam merespon stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif
maka energi berkurang dan bisa timbul kematian.

F. Tingkatan pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
a. Pencegahan primer
Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan
dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan
flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor
resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum
reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan
perubahan gaya hidup.
b. Pencegahan sekunder.
Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.
Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance,
mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi
struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah
untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika
pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar
tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan
kematian
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan ini dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategistrategi
pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah
stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat
resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi,
sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali
pada pencegahan primer.

G. Sistem klien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan
dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus
definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan
lingkungannya. Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka mengalami pertukaran
energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres
merupakan komponen dasar dari sistem terbuka. Klien sebagai sistem bisa individu,
keluarga, kelompok, komunitas atau sosial issue (Tomey & Alligood, 1998). Klien
sebagai suatu sistem memberikan arti bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang
terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien akan dipengaruhi oleh keluarganya,
kelompoknya, komunitasnya, bahkan lingkungan sosialnya
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima
variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien
merupakan cerminan secara wholistik dan multidimensional (Fawcett, 2005). Dimana
secara wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada
dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa setiap orang itu
akan memiliki keunikan masing-masing dalam mempersepsikan dan menanggapi suatu
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Perubahan istilah dari Holistik
menjadi Wholistik untuk meningkatkan pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik, sehingga
sakit atau kematian.tan atau stabilitasasi system. perubazhan dapat mempertahankan
kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga keutuhan
integritas sistem. Apabila bagian-bagian dari klien berinteraksi secara harmonis, maka
akan terwujud jika kebutuhankebutuhan sistem telah terpenuhi. Namun apabila terjadi
ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari system, hal ini disebabkan karena
adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.

H. Intervensi
Intervensi merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,
meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer,
sekunder dan tertier.
Adapun intervensi dengan pendekatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan apabila
tejadi gangguan pada batas pertahanan resisten, dapat berupa penerapan tindakan
keperawatan yang membutuhkan profesionalisme perawat, seperti memberikan
konseling kesehatan, melatih klien duduk atau berjalan, melakukan kerja sama lintas
sektoral dalam menyelesaikan masalah kesehatan, dan melakukan rujukan keperawatan
atau non keperawatan . Keperawatan yang merupakan ilmu dan kiat, mempelajari tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, baik individu, keluarga, kelompok, ataupun
komunitas dan berkaitan dengan upaya untuk mempertahankan keseimbangan pada tiga
garis pertahanan agar tetap sehat.(Amalia, 2018)

I. Rekonstitusi
mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang terjadi berkaitan
dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan
terhadap invasi stressor..Rekonstitusi adalah suatu adaptasi terhadap stressor dalam
lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke
tingkat sebelumnya, menstabilkan sistem pada tingkat yang lebih rendah, dan
mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit. Yang termasuk rekonstitusi
adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang
berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual. Model Sistem Neuman ini sangat sesuai untuk diterapkan pada pengkajian di
masyarakat, karena pendekatan yang dipergunakan adalah pada komunitas sebagai
sistem klien. (KEPERAWATAN KOMUNITAS I “ Mode Konsep Keperawatan Betty
Neuman ” Dosen Pembimbing : Anis Rosyiatul H , S . Kep . Ns ., M . Kes Disusun
Oleh : Nur Afifa Fira Yuniar Laraswati Sri Wahyuni Shofwa Salsabila Hernia
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA TAHUN AKADE, 2019)

Dapus

Amalia, R. N. (2018). Gambaran Penerapan Neuman System Model Pada Agregat


Lansia Dengan Hipertensi Di Desa Wanajaya Wilayah Kerja Puskesmas
Wanaraja Kabupaten Garut. 1–12. https://doi.org/10.31227/osf.io/u5k6b
KEPERAWATAN KOMUNITAS I “ Mode Konsep Keperawatan Betty Neuman ” Dosen
Pembimbing : Anis Rosyiatul H , S . Kep . Ns ., M . Kes Disusun Oleh : Nur Afifa
Fira Yuniar Laraswati Sri Wahyuni Shofwa Salsabila Hernia UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA TAHUN AKADE. (2019). 20171660022.

Risnah, R., Musdalifah Mukhtar, & Muhammad Irwan. (2021). Literatur Review:
Aplikasi Model Health Care System Dalam Interprofessional Collaboration Pada
Penanganan Gizi Buruk. Bina Generasi : Jurnal Kesehatan, 12(2), 42–47.
https://doi.org/10.35907/bgjk.v12i2.169

Anda mungkin juga menyukai