Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS TEORI MODEL KONSEP KEPERAWATAN

(Menggunakan proses keperawatan Sebagai pendekatan aplikatif


dalam Asuhan keperawatan sesuai peminatan jiwa)

(TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT)

Disusun Oleh :
HERY PRASETYANINGRUM
Npm: 215121202

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI
CIMAHI-BANDUNG
DESEMBER 2022

1. Teori model Newman


A. Penggunaan Bukti Empiris dari Teori Model Neuman
Betty Neuman mengemukakan teori berdasarkan penelitian yang ia lakukan untuk
mengetahui kondisi mental atau psikologi. Evaluasi yang ia lakukan juga turut membantu
dalam membangun suatu konsep tentang kombinasi antara tindakan dan respon mental.
Tetapi tidak selamanya hal diatas dapat dijadikan evaluasi dan bukti statistik yang
mendukung. Jadi empiris tidak terlalu diutamakan dalam konsep ini.
System model Neuman mereflesikan perawat tertarik terhadap manusia sehat dan
sakit sebagai system yang holistik dan lingkungan mempengaruhi kesehatan. Klien dan
perawat berpendapat stressor dan sumber-sumber adalah penting, dan klien bertindak
sebagai partner perawat untuk menentukan tujuan dan mengidentifikasi tindakan pencegahan
yang relevan. Individu, keluarga, kelompok lain, masyarakat dan isu sosial semuanya
merupakan system klien, dimana digambarkan sebagai gabungan interaksi fisiologi,
psikologis, sosial, cultural, perkembangan dan variable variabel spiritual.
Konsep utama yang teridentifikasi dalam model ini seperti yang dilukiskan pada
skema Neuman System Model (gambar 1-1) adalah pendekatan holistik, system terbuka
(meliputi fungsi, input dan out put, feed back, negentropy, egentropy dan stabilitas),
lingkungan, lingkungan yang dibuat, sehat, sakit, system klien (meluputi lima variable klien,
struktur dasar, garis pertahanan, garis pertahanan normal, garis pertahanan fleksibel),
stressor, tingkat reaksi, pencegahan dan intervensi dan rekontruksi. Adapun maksud dari
konsep-konsep utama tersebut adalah :
1. Pendekatan Holistik
Klien sebagai suatu system dapat didefinisikan sebagai orang, keluarga, kelompok,
masyarakat atau sosial. Klien digambarkan sebagai sesuatu yang utuh bagian dari
interaksi dinamis. Model ini mempertimbangkan semua variabel yang secara simultan
mempengaruhi klien: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
2. Open System
Elemen-elemen system secara continue bertukar informasi dan energi dalam suatu
organisasi yang kompleks. Stress dan reaksi terhadap stress adalah komponen dasar pada
suatu system terbuka.
3. Fungsi atau Proses
Klien sebagai system bertukar energi, informasi, berbagai hal dengan lingkungannya dan
menggunakan sumber energi yang didapat untuk bergerak kearah stabilitas yang utuh.
4. Input dan Out put
Klien sebagai suatu system, input dan output adalah zat-zat, energy, informasi yang
saling bertukar antara klien dan lingkungan.
5. Feed Back
Sistem output dalam bentuk zat, energi, dan informasi memberikan sebagai feed back
untuk input selanjutnya untuk memperbaiki tindakan untuk merubah, meningkatkan, atau
menstabilkan system.
6. Negentropy
Suatu proses pemanfaatan energy konservasi yang membantu kemajuan system kearah
stabilitas atau baik.
7. Entropy
Suatu proses kehabisan energi atau disorganisasi yang menggerakkan sistem kearah sakit
atau kemungkinan kematian.
8. Stability
Suatu keinginan keadaan seimbang antara penanggulangan system dan stressor untuk
memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan integritas.
9. Enviroment
Kekuatan internal atau eksternal disekitarnya dan mempengaruhi klien setiap saat
sebagai bagian dari lingkungan.
10. Created Enviroment
Suatu pengembangan yang tidak disadari oleh klien untuk mengekspresikan system
secara simbolik dari keseluruhan system. Tujuannya adalah menyediakan suatu arena
aman untuk system fungsi klien. Dan untuk membatasi klien dari stressor.
11. Client system
Lima Variabel (fisiologi, psokologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual) klien
dalam berinteraksi dengan lingkungan bagian dari klien sebagai system.
12. Basic Clien Structure
Klien sebagai system terdiri dari pusat inti yang dikelilingi oleh lingkaran terpusat. Pusat
diagram dari lingkaran menghadirkan faktor kehidupan dasar atau sumber energi klien.
Inti struktur ini terdiri dari faktor kehidupan dasar yang umum untuk seluruh anggota
organisme. Seperti sebagai faktor bawaan atau genetik.
13. Lines of Resistance
Serangkaian yang merusak lingkaran disekitar struktur inti dasar disebut garis
pertahanan, lingkaran ini menyediakan sumber-sumber yang membantu klien
mempertahankan melawan suatu stressor. Sebagai contoh adalah respon system imun
tubuh. Ketika garis pertahanan efektif, klien dapat menyusun system kembali. Jika tidak
efektif maka kematian dapat terjadi. Jumlah pertahanan stressor ditentukan oleh
interrelationship kelima variable system klien.
14. Normal line defence
Garis pertahanan normal adalah suatu model diluar lingkaran padat. Hal itu
menghadirkan suatu keadaan stabil untuk individu atau system. Itu dipelihara dari waktu
ke waktu dan melayani sebagai suatu standar untuk mengkaji penyimpangan dari
kebiasaan baik klien. Itu semua meliputi variabel system dan perilaku seperti kebiasaan
pola koping seseorang, gaya hidup, dan tahap perkembangan. Pelebaran dari garis
normal merefleksikan suatu peningkatan keadaan sehat, pengecilan, suatu penyusutan
keadaan kesehatan.
15. Garis Pertahanan Fleksibel
Garis lingkaran patah-patah terluar dinamakan garis pertahanan fleksibel. Hal ini
dinamis dan dapat berubah dengan cepat dalam waktu yang singkat. Hal ini
dipersepsikan sebagai penahan yang melindungi terhadap stressor dari
pecahnya/berubahnya kondisi kesehatan yang stabil yang di presentasikan sebagai garis
pertahanan normal. Hubungan antara variabel (fisiologi, psikologi, sosoikultural,
perkembangan, dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat kemampuan individu untuk
menggunakan pertahanan garis fleksibel untuk melawan kemungkinan dari reaksi
stressor seperti gangguan tidur. Neuman menggambarkan pertahanan garis fleksibel
meluas, hal ini akan memberikan pertahanan yang lebih besar dalam waktu yang singkat
terhadap invasi stressor. Demikian sebaliknya, akan memberikan lebih sedikit
pertahanan.
16. Kesejahteraan (Wellness)
Keadaan sejahtera merupakan kondisi ketika tiap bagian dari sistem klien berinteraksi
secara harmoni dengan seluruh sistem. Kebutuhan sistem terpenuhi.
17. Sakit (Illness)
Sakit terjadi ketika kebutuhan tidak terpenuhi yang mengakibatkan keadaan tidak
seimbang dan penurunan energy.
18. Stressor
Stressor adalah kekuatan yang secara potensial dapat mengakibatkan gangguan pada
system yang stabil. Stressor dapat berupa :
a. Kekuatan intrapersonal yang ada pada tiap individu, seperti respon kondisional
seseorang.
b. Kekuatan interpersonal yang terjadi antara satu atau lebih individu, seperti harapan
peran.
c. Kekuatakn ekstrapersonal yang terjadi diluat individu, seperti keadaan finansial.
19. Tingkat reaksi
Tingkat reaksi merupakan jumlah energy yang diperlukan oleh klien untuk
menyesuaikan terhadap stressor.
20. Pencegahan sebagai intervensi
Intervensi adalah tindakan yang bertujuan untuk membantu klien menahan, mencapai,
atau mempertahankan stabilitas system. Intervensi dapat terjadi sebelum dan sesudah
garis perlindungan dan perlawanan yang dilakukan pada fase reaksi dan rekonstitusi.
Intervensi didasarkan pada kemungkinan atau faktual dari tingkat reaksi, sumber daya,
tujuan, dan hasil antisipasi. Neuman mengidentifikasi tiga level intervensi :
a. Pencegahan primer, pencegahan primer dilakukan ketika stressor dicurigai atau
diidentifikasi. Reaksi belum terjadi tetapi tingkat resiko diketahui. Neuman
menyatakan sebagai berikut : Pelaku atau pengintervensi akan berusaha untuk
mengurangi kemungkinan pertemuan individu dengan stressor, atau dengan kata lain
usaha untuk memperkuat seseorang bertemu dengan stressor, atau menguatkan garis
pertahanan fleksibel untuk menurunkan kemungkinan reaksi.
b. Pencegahan sekunder, pencegahan sekunder meliputi intervensi atau treatment awal
sesudah gejala dari stress telah terjadi. Sumber daya internal dan eksternal digunakan
agar sistem stabil dengan menguatkan garis internal resistensi, mengurangi reaksi,
dan meningkatkan faktor resistensi.
c. Pencegahan tersier, pencegahan tersier terjadi sesudah treatment atau pencegahan
sekunder. Pencegahan ini difokuskan pada penyesuaian kearah kestabilan sistem
yang optimal. Tujuan utamanya yaitu meningkatkan resistensi terhadap stressor
untuk membantu mencegah terjadinya kembali reaksi atau regresi. Proses ini
mendorong untuk kembali pada tipe siklus ke pencegahan primer. Sebagai contoh
akan dihindarinya suatu stressor yang telah diketahui akan membahayakan klien.
21. Rekonstitusi
Rekonstitusi terjadi mengikut treatment reaksi stressor. Hal ini menggambarkan
kembalinya sistem stabil dimana tingkat kesejahteraannya lebih tinggi atau lebih rendah
dari sebelumnya untuk melawan stressor. Hal ini menacakup faktor interpersonal,
intrapersonal, ekstrapersonal, dan lingkungan yang berhubungan dengan variable sistem
klien fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual).
B. Penerapan Teori Pada Praktek Keperawatan
Model Neuman memberikan panduan pada tahap pengkajian bagi perawat.
Pengkajian tersebut di fokuskan pada pengkajian garis pertahanan normal/mekanisme
koping (Neal, 1981). Perawat dapat mengkaji faktor resistensi internal individu, menurut
Neal (1981), kualitas keseimbangan individu tergantung dari pertahanan diri terhadap
stressor. Model ini juga dapat diaplikasikan pada praktek keperawatan (Beitler, Tkachuck,
Aamodt, 1980). Hasil diskusi yang didapatkan adalah stressor dapat diatasi pada tahap
primer, sekunder dan tertier. Dalam diskusi mereka tahap pencegahan primer dapat
dilakukan dengan memberikan promosi tentang penerimaan kehidupan sebagai suatu cara
untuk mencegah terjadinya frustasi. Pada tahap sekunder perawat dapat berusaha untuk
memberikan bantuan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaannya. Pada tahap tertier
perawat mengusahakan dengan memberikan support lingkungan terhadap pasien dengan
krisis.
Model system dari Neuman juga sering digunakan dalam perawatan kesehatan
masyarakat di Amerika dan Kanada karena luas dan struktur terbuka cocok untuk individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Model ditunjang oleh banyak teori dan mempunyai
tujuan yang bermanfaat (tool) pada perawatan kesehatan masyarakat menekankan pada
peningkatan kesehatan dan memperbaiki kesehatan pada kelompok yang luas menghimpun
individu, berbeda dengan dibutuhkan sendiri (solely) yang difokuskan kepada kesehatan
individu. (Beddome,1989). Model system dari Neuman didasarkan pada system teori yang
memungkinkan perawat kesehatan menjelaskan paradigm perawatan dalam istilah-istilah
yang berlaku pada masyarakat ialah individu, keluarga, kelompok atau masyarakat dapat
sebagai target pelayanan. Lingkungan didefinisikan sebagai semua keadaan internal dan
eksternal atau pengaruh yang berdampak kepada masyarakat. Faktor negatif biasanya
merujuk sebagai stressor. Penekanan kepada dinamika interaksi antara masyarakat dan
lingkungan seperti pada gestalt theory (Neuman,1989). Kesehatan untuk masyarakat adalah
suatu nilai-nilai yang optimal atau tingkat yang stabil, bila system dalam masyarakat
menyebabkan lebih bersemangat (energi) dari biasanya, maka status kesehatan bergerak
kedepan negentropy (kesehatan yang ideal). Bila energi berlebihan digunakan dari produksi,
maka masyarakat bergerak kepada entropy atau mati (Neuman, 1989 hal 33)
Berdasarkan dari teori tersebut teori model Betty Neuman ini dapat diterapkan di
Indonesia pada keperawatan komunitas dan keperawatan jiwa, hal ini didukung dengan
penelitian dan penerapan labih lanjut. Penerapan teori model Neuman adalah garis
pertahanan diri pada komunitas yang meliputi garis pertahanan fleksibel, yaitu ketersediaan
dana, pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dll. Garis pertahanan normal yang meliputi
ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat
pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan. Garis pertahanan, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi
dan cakupan dari imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis
pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tertier. Dengan demikian
stabilitas kesehatan klien dan keluarga dalam lingkungan akan optimal.
C. Penerapan Teori Betty Neuman dalam Komunitas
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk
mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :
1. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel
yang berupa :
a. Pendidikan kesehatan.
b. Mendemostrasikan ketrampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien
dirumah atau komunitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
2. Intervensi yang bersifat prevensi
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu ;
a. Deteksi dini gangguan kesehatan, misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga
dan lain-lainnya.
b. Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling
pranikah.
3. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan pada garis pertahanan terganggu
4. Intervensi yang bersifat rehabilitative
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten yang
terganggu. Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan yang terdiri dari 5 tahapan yaitu :
a. Pengkajian, tahap proses keperawatan dimana perawat terfokus pada klien untuk
mendapatkan data base yang komprehensif untuk mengetahui keadaan dan kesehatan
yang ada dan aktualisasi atau potensial reaksi terhadap stress lingkungan.
b. Diagnosis keperawatan komunitas, data dengan teori juga menyediakan perawatan
dasar untuk diagnosis. Pernyataan diagnosa perawat harus mencerminkan seluruh
kondisi klien
c. Perencanaan, melibatkan negosiasi antara pemberi perawatan dan klien. Tujuan
menyeluruh dari pemberi perawatan adalah membimbing klien untuk menghemat
energi dan menggunakan energi sebagai kekuatan untuk bergerak melampaui masa
sakit.
d. Pelaksanaan, tindakan keperawatan didasarkan pada sintesis data base yang
komprehensif tentang klien dan teori yang sesuai dengan klien dan pengasuh persepsi
dan kemungkinan untuk fungsional kompetensi di lingkungan.
e. Evaluasi, yang diantisipasi atau perubahan yang ditentukan telah terjadi.

Askep
Diagnose:
1. Risiko bunuh diri berhubungan dengan masalah social kehilangan hubungan yang penting
ditandai oleh percobaan bunuh diri
2. Syndrom pasca trauma berhubungan dengan bencana yang dipersepsi ditandai oleh tidur
terganggu, waspada berlebihan, merusak diri sendiri percobaan bunuh diri
Outcome: pasien dapat memaafkan, pasien tidak melakukan percobaan bunuh diri, pasien patuh
terhadap perawatan dan pengobatan
Intervensi:

Pencegahan Bunuh Diri


Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko merugikan diri sendiri dengan maksud mengakhiri
hidup
Tindakan
Observasi
 Identifikasi gejala resiko bunuh diri (mis. gangguan mood, halusinasi, delusi, panik,
penyalahgunaan zat, kesedihan, gangguan kepribadian)
 Identifikasi keinginan dan pikiran rencana bunuh diri
 Monitor lingkungan bebas bahaya secara rutin (mis. barang pribadi, pisau cukur, jendela)
 Monitor adanya perubahan mood atau perilaku
Terapeutik
 Libatkan dalam perencanaan perawatan mandiri
 Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
 Lakukan pendekatan langsung dan tidak menghakimi saat membahas bunuh diri
 Berikan lingkungan dengan pengamanan ketat dan mudah dipantau (mis. tempat tidur
dekat ruang perawat)
 Tingkatkan pengawasan pada kondisi tertentu (mis. rapat staf, penggantian shift)
 Lakukan intervensi perlindungan (mis. pembatasan area, pengekangan fisik), jika
diperlukan
 Hindari diskusi berulang tentang bunuh diri sebelumnya, diskusi berorientasi pada masa
sekarang dan masa depan
 Diskusikan rencana menghadapi ide bunuh diri di masa depan (mis. orang yang
dihubungi, ke mana mencari bantuan)
 Pastikan obat ditelan
Edukasi
 Ajarkan mendiskusikan perasaan yang dialami kepada orang lain
 Anjurkan menggunakan sumber pendukung (mis. layanan spiritual, penyedia layanan)
 Jelaskan tindakan pencegahan bunuh diri kepada keluarga atau orang terdekat
 Informasikan sumber daya masyarakat dan program yang bersedia
 Latih pencegahan risiko bunuh diri (mis. latihan asertif, relaksasi otot progresif)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat antiansietas, atau antipsikotik, sesuai indikasi
 Kolaborasi tindakan keselamatan kepada PPA
 Rujuk ke pelayanan kesehatan mental, jika perlu

Manajemen mood
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola keselamatan, stabilisasi, pemulihan, dan perawatan gangguan
mood (keadaan emosional yang bersifat sementara)
Tindakan
Observasi
 Identifikasi mood (mis.tanda, gejala, riwayat penyakit)

 Identifikasi risiko keselamatan diri atau orang lain


 Monitor fungsi kognitif (mis. konsentrasi, memori, kemampuan membuat keputusan)
 Monitor aktivitas dan tingkat simulasi lingkungan
Terapeutik
 Fasilitasi pengisian kuesioner self-report (mis. Beck Depression Inventory, skala status
fungsional), jika perlu
 Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat (mis.
sandsack, terapi seni, aktivitas fisik)
Edukasi
 Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya
 Anjurkan berperan aktif dalam pengobatan dan rehabilitasi, jika perlu
 Anjurkan rawat inap sesuai indikasi (mis. risiko keselamatan, defisit perawatan diri,
sosial)
 Anjurkan mengenali pemicu gangguan mood (mis. situasi stres, masalah fisik)
 Ajarkan memonitor mood secara mandiri (mis. skala tingkat 1-10, membuat jurnal)
 Ajarkan keterampilan koping dan menjelaskan masalah baru
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
 Rujuk untuk psikoterapi (mis. perilaku, hubungan interpersonal, keluarga, kelompok),
jika perlu

Teknik Menenangkan
Definisi
Teknik relaksasi dengan pembentukan imajinasi individu dengan menggunakan semua indera
melalui pemrosesan politik untuk mengurangi stres
Tindakan
Observasi
 Identifikasi masalah yang dialami
 Terapiutik
 Buat kontrak dengan pasien
 Ciptakan ruangan yang tenang dan nyaman
Edukasi
 Ajarkan mendengarkan musik yang lembut atau musik yang disukai
 Anjurkan berdoa, berzikir, membaca kitab suci, ibadah sesuai agama yang dianut
 Anjurkan melakukan teknik menenangkan hingga perasaan menjadi tenang

Dukungan proses berduka


Definisi
Memfasilitasi menyelesaikan proses berduka terhadap kehilangan yang bermakna
Tindakan
Observasi
 Identifikasi kehilangan yang dihadapi
 Identifikasi proses berduka yang dialami
 Identifikasi sifat keterikatan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal
 Identifikasi reaksi awal terhadap Kehilangan
Terapeutik
 Tunjukkan sikap menerima dan empati
 Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
 Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
 Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama, dan norma sosial
 Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis. membaca buku,
menulis, menggambar atau bermain)
 Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
Edukasi
 Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar-menawar,
depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan
 Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan
 Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan
 Anjurkan melewati proses berduka secara bertahap

Manajemen stress
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola tingkat stres dengan tujuan meningkatkan fungsi individu
Tindakan
Observasi
 Identifikasi tingkat stres
 Identifikasi stressor
Terapeutik
 Lakukan reduksi ansietas (mis. anjurkan napas dalam sebelum prosedur, berikan
informasi tentang prosedur)
 Lakukan manajemen pengendalian marah, jika perlu
 Pahami reaksi marah terhadap stresor
 Bicarakan perasaan marah, sumber dan makna marah
 Berikan kesempatan untuk menenangkan diri
 Pastikan keselamatan pasien, anggota keluarga dan staf
 Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup untuk mengembalikan tingkat energi
 Gunakan metode untuk meningkatkan kenyamanan dan ketenangan spritual
 Pastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan resistensi tubuh terhadap stres
 Hindari makanan yang mengandung kafein, garam dan lemak
Edukasi
 Anjurkan mengatur waktu untuk mengurangi kejadian stres
 Anjurkan mengendalikan tuntutan orang lain dengan negosiasi untuk mengatakan "tidak"
 Anjurkan memenuhi kebutuhan yang perioritas dan dapat diselesaikan
 Anjurkan latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan biologis dan emosional 30 menit
tiga kali seminggu

 Anjurkan menggunaan teknik menurunkan stres yang sesuai untuk diterapkan di rumah
sakit maupun pada situasi lainnya
 Ajarkan teknik menurunkan stres (mis. latihan pernapasan, masase, relaksasi progresif,
imajinasi terbimbing, biofeedback, terapi sentuhan, terapi murattal, terapi musik, terapi
humor, terapi tertawa, meditasi)

Manajemen pengendalian marah


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola ekspresi marah dengan cara adaptif dan tanpa kekerasan
Tindakan
Observasi
 Identifikasi penyebab atau pemicu kemarahan
 Identifikasi harapan perilaku terhadap ekspresi kemarahan
 Monitor potensi agresi tidak konstruktif melakukan tindakan sebelum agresif
 Monitor kemajuan dengan membuat data, Jika perlu
Terapeutik
 Gunakan pendekatan yang senang atau meyakinkan
 Fasilitasi mengekspresikan marah sesuai adaptif
 Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi marah (mis. menggunakan senjata)
 Cegah aktivitas pemicu agresi (mis. meninju tas, mondar-mandir, berolahraga berlebihan)
 Lakukan kontrol eksternal (mis. pengekangan, time-out, dan seklusi), Jika perlu
 Dukung menerapkan strategi pengendalian marah dan ekspresi amarah adaptif
 Berikan penguatan atas keberhasilan penerapan strategi pengendalian marah
Edukasi
 Jelaskan makna fungsi marah, frustasi, dan respons marah
 Anjurkan meminta bantuan perawat atau keluarga selama ketegangan meningkat
 Ajarkan strategi untuk mencegah ekspresi marah maladaptif
 Ajarkan metode untuk memodulasi pengalaman emosi yang kuat (mis. latihan asertif,
teknik relaksasi, jurnal, aktivitas penyaluran energi)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
Dukungan memaafkan
Definisi
Memfasilitasi pengalihan perasaan marah dan dendam dengan empati dan kerendahan hati.
Tindakan
Observasi
 Identifikasi sumber kemarahan dan kebencian
 Identifikasi keyakinan yang menghambat dan membantu mengungkapkan masalah
 Identifikasi perasaan marah, kepahitan, dan dendam
Terapeutik
 Dengarkan ungkapan perasaan dan pikiran secara empati
 Gunakan teknik kehadiran, sentuhan, dan empati, Jika perlu
 Fasilitasi mengatasi hambatan pemulihan dengan cara spiritual (misal. doa, bimbingan,
bersikap bijaksana)
 Fasilitasi kegiatan ibadah, bermohonan ampun atau tobat kepada Tuhan (misal. sholat
taubat, pengakuan dosa)
Edukasi
 Jelaskan bahwa memaafkan adalah sebuah proses
 Jelaskan bahwa memaafkan memiliki dimensi kesehatan dan pemulihan diri
 Ajarkan teknik melepaskan emosi dan relaksasi

Promosi Dukungan Spiritual


Definisi
Meningkatkan rasa seimbang dan terhubung dengan kekuatan yang lebih besar
Tindakan
Observasi
 Identifikasi keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, sesuai kebutuhan
 Identifikasi perspektif spiritual sesuai kebutuhan
Terapeutik
 Perlakuan pasien dengan bermartabat dan terhormat
 Tunjukkan keterbukaan empati dan kesediaan mendengarkan perasaan pasien
 Yakinkan bahwa perawat selalu ada dan mendukung
 Gunakan teknik klarifikasi untuk membantu menilai keyakinan, jika perlu
 Fasilitasi mengekspresikan dan meredakan amarah secara tepat
 Motivasi meninjau kehidupan masa lalu dan fokus pada hal yang memberikan kekuatan
spiritual
 Motivasi berinteraksi dengan anggota keluarga, teman, dan lainnya
 Dorong privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spiritual
 Motivasi partisipasi dalam kelompok pendukung
 Motivasi mengekspresikan perasaan (mis. kesepian, tidak berdaya, ansietas)
 Motivasi penggunaan sumber spiritual, jika perlu
 Jadwalkan kunjungan pembimbing spiritual, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan mengingat kenangan hidupku
 Anjurkan untuk berdoa
 Anjurkan penggunaan media spiritual (mis. televisi, buku)
 Ajarkan metode relaksasi (mis. teknik napas dalam, imajinasi terbimbing, meditasi)

promosi harapan

Definisi
 Meningkatkan kepercayaan pada kemampuan untuk memulai dan mempertahankan
tindakan
Tindakan
Observasi
 Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup
Terapeutik
 Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting
 Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan
 Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan
 Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat pencapaian tujuan sederhana
sampai dengan kompleks
 Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga terlibat dengan dukungan kelompok
 Ciptakan lingkungan yang memudahkan mempraktikkan kebutuhan spiritual
Edukasi
 Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondisi dengan realistis
 Anjurkan mempertahankan hubungan (mis. menyebutkan nama orang yang dicintai)
 Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan orang lain
 Latihan menyusun tujuan yang sesuai dengan harapan
 Latih cara mengembangkan spiritual diri
 Latih cara mengenang dan menikmati masa lalu (mis. prestasi, pengalaman)

Dukungan kepatuhan program pengobatan


Definisi
Masilitasi ketepatan dan keteraturan menjalani program pengobatan yang sudah ditemukan.
Tindakan
Observasi
 Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan
Terapeutik
 Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik
 Buat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian menemani pasien selama
menjalani program pengobatan, Jika perlu
 Dokumentasikan aktivitas selama menjalani proses pengobatan
 Diskusikan hal-hal yang mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan
 Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani
Edukasi
 Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
 Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan
 Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
 Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat,
Jika perlu

Kontrol perilaku positif


Definisi
Melakukan negoisasi kesepakatan untuk memperkuat perubahan perilaku tertentu
Tindakan
Observasi
 Identifikasi kemampuan mental dan kognitif untuk membuat kontra
 Identifikasi cara dan sumber daya terbaik untuk mencapai tujuan
 Identifikasi hambatan dalam menerapkan perilaku positif
 Monitor pelaksanaan perilaku ketidaksesuaian dan kurang komitmen untuk memenuhi
kontrak
Terapeutik
 Ciptakan lingkungan yang terbuka untuk membuat kontrak perilaku
 Fasilitasi pembuatan kontrak tertulis

 Diskusikan perilaku kesehatan yang ingin diubah


 Diskusikan tujuan positif jangka pendek dan jangka panjang yang realistis dan dapat
dicapai
 Diskusikan pengembangan rencana perilaku positif
 Diskusikan cara mengamati perilaku (mis. tebal kemajuan perilaku)
 Diskusikan penghargaan yang diinginkan ketika tujuan tercapai, Jika perlu
 Diskusikan konsekuensi atau sanksi tidak memenuhi kontrak
 Tetapkan batas waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan yang realistis
 Fasilitasi meninjau ulang kontrak dan tujuan, Jika perlu
 Pastikan kontrak ditandatangani oleh semua pihak yang terlibat, Jika perlu
 Libatkan keluarga dalam proses kontrak, Jika perlu
Edukasi
 Anjurkan menuliskan tujuan sendiri, Jika perlu

2. Sr. Callista Roy memandang individu sebagai seperangkat sistem yang saling terkait yang
menjaga keseimbangan antara berbagai rangsangan.
 Dalam Model Adaptasi, Roy mendefinisikan keperawatan sebagai “profesi perawatan
kesehatan yang berfokus pada proses dan pola kehidupan manusia dan menekankan
promosi kesehatan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat secara
keseluruhan.”

 Memandang individu sebagai seperangkat sistem yang saling terkait yang berusaha untuk
menjaga keseimbangan antara berbagai rangsangan.

 Menginspirasi pengembangan banyak teori keperawatan dan instrumen adaptasi

Askep
Diagnose:
Risiko ketidakberdayaan berhubungan dengan kondisi terstigma ditandai oleh diagnose
yang tidak terduga, tidak bisa hamil
Outcome: koping individu baik, asertif
Intervensi:
Manajemen teknologi system reproduksi
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola berbagai teknologi infertilitas secara aman dan efektif
Tindakan
Observasi
 Periksa pertumbuhan folikel dengan ultrasound
Terapeutik

 Siapkan untuk transfer embrio


 Lakukan tes kehamilan
Edukasi
 Jelaskan risiko, kemungkinan keguguran, kehamilan ektopik dan hiperstimulasi ovarium
 Jelaskan gejala hiperstimulasi ovarium
 Jelaskan modalitas pengobatan (mis. inseminasi intrauterin, fertilisasi in vitro-transfer
embrio (IVT-ET), transfer intrafallopian gamet (GIFT), zigot transfer intrafallopian
(ZIFT)
 Ajarkan teknik prediksi dan pendeteksian ovulasi (mis. suhu basal dan tes urin)
 Ajarkan pemberian stimulasi ovulasi
Kolaborasi
 Kolaborasi pelaksanaan skrining dengan tim fertilisasi in vitro
 Rujuk ke konseling prakonsepsi, jika perlu
 Rujuk konseling genetik, jika perlu
 Rujuk ke kelompok pendukung infertilitas, jika perlu
Edukasi teknik adaptasi
Definisi
Mengajarkan melakukan proses adaptasi terhadap perubahan peran hamil yang belum dicapai
Tindakan:
Observasi

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menyimak informasi


Terapeutik
 Jadwalkan diskusi sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
 Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan beradaptasi terhadap kondisi atau masalah
saat ini
 Ajarkan cara mengidentifikasi adanya depresi, gangguan proses pikir, dan ekspresi ide
bunuh diri
 Ajarkan cara mengidentifikasi kesulitan adaptasi yang dialami
 Anjurkan melakukan teknik proses reminisens (mis.mendengarkan lagu lama,
mengingatkan peristiwa masa lalu, dan melihat foto-foto, benda kenangan)
 Informasikan ketersediaan sumber-sumber (mis. konseling psikiatrik atau terapis okupasi
jika perlu)

Manajemen stress
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola tingkat stres dengan tujuan meningkatkan fungsi individu
Tindakan
Observasi
 Identifikasi tingkat stres
 Identifikasi stressor
Terapeutik
 Lakukan reduksi ansietas (mis. anjurkan napas dalam sebelum prosedur, berikan
informasi tentang prosedur)
 Lakukan manajemen pengendalian marah, jika perlu
 Pahami reaksi marah terhadap stresor
 Bicarakan perasaan marah, sumber dan makna marah
 Berikan kesempatan untuk menenangkan diri
 Pastikan keselamatan pasien, anggota keluarga dan staf
 Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup untuk mengembalikan tingkat energi
 Gunakan metode untuk meningkatkan kenyamanan dan ketenangan spritual
 Pastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan resistensi tubuh terhadap stres
 Hindari makanan yang mengandung kafein, garam dan lemak
Edukasi
 Anjurkan mengatur waktu untuk mengurangi kejadian stres
 Anjurkan mengendalikan tuntutan orang lain dengan negosiasi untuk mengatakan "tidak"
 Anjurkan memenuhi kebutuhan yang perioritas dan dapat diselesaikan
 Anjurkan latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan biologis dan emosional 30 menit
tiga kali seminggu

 Anjurkan menggunaan teknik menurunkan stres yang sesuai untuk diterapkan di rumah
sakit maupun pada situasi lainnya
 Ajarkan teknik menurunkan stres (mis. latihan pernapasan, masase, relaksasi progresif,
imajinasi terbimbing, biofeedback, terapi sentuhan, terapi murattal, terapi musik, terapi
humor, terapi tertawa, meditasi)

Reduksi Ansietas
Definisi
Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subjektif terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman
Tindakan

Observasi
 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stressor)
 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
 Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapeutik
 Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
 Pahami situasi yang membuat ansietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
 Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
 Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, Jika perlu
 Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
 Latih kegiatan pengelihatan untuk mengurangi ketegangan
 Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

Latihan asertif
Definisi
Mengajarkan kemampuan pengungkapan perasaan, kebutuhan, dan pendapat secara efektif
dengan menghargai hak orang lain
Tindakan
Observasi
 Identifikasi hambatan kemampuan asertif (mis. tahap perkembangan peran ibu, sosial
budaya)
 Monitor tingkat ansietas dan ketidaknyamanan terkait perubahan perilaku
Terapeutik
 Fasilitasi mengenali dan mengurangi distorsi kognitif yang menghalangi kemampuan
asertif
 Fasilitasi membedakan perilaku asertif, pasif, dan agresif
 Fasilitasi mengidentifikasi hak hak pribadi, tanggung jawab, dan norma yang
bertentangan
 Fasilitasi mengklarifikasi permasalahan dalam hubungan interpersonal
 Fasilitasi mengekspresikan pikiran dan perasaan positif dan negatif
 Fasilitasi mengidentifikasi pikiran yang merusak diri
 Fasilitasi membedakan antara pikiran dan kenyataan
 Beri pujian pada upaya mengekspresikan perasaan dan pendapat
Edukasi
 Anjurkan bertindak asertif dengan cara yang berbeda
 Latih perilaku asertif (mis. membuat permintaan, mengucapkan tidak untuk permintaan
yang tidak bisa dipenuhi, serta mulai dan menutup percakapan)

Anda mungkin juga menyukai