Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keperawatan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh faktor


lingkungan meliputi fisik , biologis , psikologis ,sosial dan cultural serta spiritual ,
terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan ,
peningkatan , dan pemeliharaan kesehatan dalam upaya mencapai tujuan.

Praktik keperawatan komunitas didasarkan atas sintesa dari praktik kesehatan


komunitas dan praktik kesehatan komunitas , bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya upaya pencegahan ,peningkatan dan
mempertahankan kesehatan.

Dalam konteks ini, keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan dimana sifat asuhan yang di berikan adalah umum
dan menyeluruh ,lebih banyak tidak langsung dan di berikan secara terus menerus
melalui kerja sama.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa tujuan dari model pengkajian komunitas dengan pendekatan betty
neuma
2. Apa Konsep-konsep utama yang diidentifikasi dalam model Betty Neuman ?
3. Apa Asumsi yang dikemukakan Neuman tentang empat konsep utama
dari paradigma keperawatan yang terkait keperawatan komunitas ?
4. Apa tujuan dari praktik kesehatan komunitas ?
5. Ada berapa proses penggunaan dan pendekatan proses keperawatan
komunitas ?

1
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengerti tujuan dari model pengkajian komunitas
dengan pendekatan Betty Neuman
2. Mahasiswa mampu memahami konsep-konsep utama yang diidentifikasi
dalam model Betty Neuman
3. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang asumsi yang
dikemukakan Neuman tentang empat konsep utama dari paradigm
keperawatan yang terkait keperawatan komunitas
4. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dari praktik kesehatan komunitas
5. Mahasiswa mengetahui ada berapa proses penggunaan dan pendekatan
proses keperawatan komunitas

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model Pengkajian Komunitas Dengan Pendekatan Betty Neuman

Model system Neuman (1970) awalnya dikembangkan di University of California,


Los Angeles, oleh Betty Neuman, Ph.D ., RN. Tujuan dari model ini adalah untuk
memberikan gambaran baru tentang cara pandang terhadap manusia sebagai mahluk
Wholistik (memandang manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variable)
fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan
secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon system terhadap stressor baik dari
lingkungan internal maupun eksternal.
Setelah dua tahun evaluasi model, diterbitkan dalam keperawatan penelitian
(Neuman & Young, 1972). Nemun telah menerbitkan tiga edisi dari Model Sistem
Neuman. Kelompok Pengawasan Model Neuman didirikan pada tahun 1988. Kelompok
ini didirikan untuk pelestarian, pemeliharaan, dan vperlindungan intergritas model dan
setiap perubahan masa depan dala model harus memiliki persetujuan dari pengawas
(George, 1996). Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi
terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu system terbuka yang memiliki siklus
input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan
menggunakan perspektif system ini, maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok,
keluarga, komunitas atau agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin
keilmuan.
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas system secara
optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai system
terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan
mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar
system yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman (1970) menyebut gangguan-
gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi
terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat
diidentifikasi.

3
2.2 Model Betty Neuman
Konsep-konsep utama yang diidentifikasi dalam model Betty Neuman adalah sebagai
berikut :
1. Basic Struture dan Energy Resources
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang
biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-
variabel tersebut yaitu variabel system, karakteristik masyarakat, dan
kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem.
Contohnya yaitu kemampuan dalam mempertahankan adanya stressor di
masyarakat (misal: adanya penyakit menular), masyarakat berupaya agar penyakit
tersebut tidak menular ke anggotanya secara luas. Disamping itu, ada juga
karakteristik dasar yang berhubungan dengan variabel tersebut, yaitu : kekuatan,
kemampuan kognitif dan system nilai yang ada di masyarakat. Perubahan pada satu
arah akan menimbulkan gerakan kompensasi ke arah yang lain. Jika sistem
terganggu dari keadaan normal atau stabil, maka timbul kebutuhan energi yang
cepat untuk mengatasi disorganisasi akibat gangguan tersebut.
2. Lines of Resistance
Merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur
dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika
ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of
defense).
Misalnya adalah mekanisme sistem nilai atau keyakinan masyarakat, mekanisme
koping masyarakat.
Jika lines of resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka system
depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul
kematian.
3. Normal Lines of Defense
Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk
masyarakat, system atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor
yang disebut keadaan wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk
menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk system klien.
Berbagai stressor dapat menginvasi normal line defense jika flexible lines of
defense tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien

4
akan bereaksi yang akan tampak pada adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan
akan mengurangi kemampuan system untuk mengatasi stressor tambahan.
Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan prilaku seperti pola
koping masyarakat, gaya hidup dan tahap perkembangan.
4. Flexible Lines of Defense
Digambarkan sebagai lingkaran putus-putus paling luar yang berperan memberikan
respon awal atau perlindungan pada system dari stressor.Diibaratkan sebagai suatu
accordion yang bisa menjauh atau mendekat pada normal line of defense. Bila
jarak antara flexible lines of defense dan normal lines of defense meningkat maka
tingkat proteksipun meningkat.
Melindungi normal line of defense dan bertindak sebagai buffer untuk
mempertahankan keadaan stabil dari system klien. Bersifat dinamis dan dapat
berubah dalam waktu yang relatif singkat.Hubungan dari berbagai variabel
(fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat
mempengaruhi tingkat penggunaan flexible lines of defense terhadap berbagai
reaksi terhadap stressor.
5. Stressor
Stresor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
berpotensial untuk menyebabkan system tidak stabil. Neuman mengklasifikasi
stressor sebagai berikut :
a. Stressor Intrapersonal: terjadi dalam diri individu/keluarga/masyarakat dan
berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya: kondisi geografis
b. Stressor interpersonal: yang terjadi pada satu individu/keluarga/masrakat yang
memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya: ekspektasi peran
c. Stressor ekstrapersonal: juga terjadi diluar lingkup sistem atau
individu/keluarga/masyarakat tetapi lebih jauh jaraknya dari system daripada
stressor interpersonal. Misalnya: sosial politik
d. Stressor interpersonal dan extrapersonal berhubungan dengan lingkungan
eksternal. Created environment mencakup ketiga jenis stressor ini.
6. Reaksi
Merupakan ketidakstabilan system yang diakibatkan adanya invasi stressor
pada normal lines of defense. Reaksi dan hasilnya bisa positif atau negatif yang
selanjutnya dapat bergerak ke arah negetropy atau entropy.

5
7. Pendekatan klien secara Wholistik
Model system Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan
dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan
fokus definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien
dengan lingkungannya. Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok,
komunitas atau issue.
8. Konsep Wholistic
Klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada dalam
suatu interaksi dinamis. Konsep ini melibatkan seluruh variabel yang
mempengaruhi klien secara simultan, yang mencakup fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Perubahan istilah dari Holistik menjadi
Wholistik untuk meningkatkan pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.
9. Sistem Terbuka
Elemen-elemen yang ada dalam sistem mengalami pertukaran energi
informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres
merupakan komponen dasar dari sistem terbuka.
10. Proses atau Fungsi
Pertukaran energi, substansi dan informasi dengan lingkungan dan interaksi
dari elemen-elemen dalam sistem. Suatu sistem kehidupan cenderung untuk
bergerak kearah keseluruhan, stabilitas, kesehatan dan negentrophy.
11. Input dan Output
Substansi, energi dan informasi yang masuk atau keluar dari system
12. Feed Back
Proses dimana substansi, energi dan informasi yang merupakan output system
diberikan umpan balik untuk perbaikan guna perubahan, peningkatan atau
stabilitasasi system.
13. Negentrophy
Suatu proses penggunaan energi yang membantu sistem untuk maju ke arah
stabilitas atau sehat.
14. Entropy
Suatu proses pengurangan energi yang menggerakkan sistem ke arah sakit
atau kematian.

6
15. Stabilitas
Klien atau system dapat menangani stressor dengan baik, sehingga dapat
mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau
harmonis menjaga keutuhan integritas system.
16. Wellness
Wellness terjadi jika bagian-bagian dari klien berinteraksi secara harmonis.
Kebutuhan-kebutuhan sistem terpenuhi.
17. Illness
Terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari sistem karena adanya
kebutuhan yang tidak terpenuhi.
18. Prevention atau Pencegahan sebagai Intervensi
Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,
meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan
primer, sekunder dan tersier.
 Pencegahan primer : terjadi sebelum system bereaksi terhadap stressor,
meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan
primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara
mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan
jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi.
Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olahraga dan
perubahan gaya hidup.
 Pencegahan sekunder. Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada
gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan
internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor
resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang
tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan system
secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak
berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat
mendukung system dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan
kematian.
 Pencegahan Tersier
 Dilakukan setelah system ditangani dengan strategi-strategi pencegahan
sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah

7
stabilitas system klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk
memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul
kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energy. Pencegahan
tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
19. Rekonstitusi
Rekonstitusi dalah suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal
dan eksternal. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi
stressor.
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang
terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi bisa
memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan system pada
tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum
sakit.
Adapun yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal,
intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel
fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Dengan demikian
pengkajian difokuskan pada semua faktor sistem yang membuat stresor di
komunitas yang meliputi 9 komponen yang dipakai sebagai dasar untuk intervensi
dengan 3 prevensi atau pencegahan.

2.3 Model “Health Care System” Betty Neuman


Asumsi yang dikemukakan Neuman tentang empat konsep utama dari paradigma
keperawatan yang terkait keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Manusia. Merupakan suatu sistem terbuka, yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variable-
variabel: fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
2. Lingkungan
3. Sehat
4. Keperawatan
Sehat menurut model Neuman adalah suatu keseimbangan biopsiko – sosio –
cultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan
resisten. Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan
berfokus pada empat intervensi yaitu: intervensi yang bersifat promosi dilakukan
apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan normal yang terganggu.
8
Sedangkan intervensi yang bersifat kurasi atau rehabilitasi dilakukan apabila garis
pertahanan resisten yang terganggu.
Keperawatan sebagai ilmu dan kiat, mempelajari tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar klien (individu, keluarga, kelompok, dan komunitas) yang berhubungan dengan
ketidakseimbangan yang terjadi pada ketiga garis pertahanan yaitu fleksibel, normal
dan resisten serta berupaya membantu mempertahankan keseimbangan untuk sehat.
Intervensi yang dilakukan terhadap klien ditujukan pada garis pertahanan yang
mengalami gangguan:
1. Intervensi bersifat promosi untuk gangguan pada garis pertahanan fleksibel
2. Intervensi bersifat prevensi untuk gangguan pada garis pertahanan normal
3. Intervensi bersifat kurasi dan rehabilitasi untuk gangguan pada garis
pertahanan resisten

2.4 Asuhan Keperawatan Komunitas


Praktik keperawatan komunitas didasarkan atas sintesa dari praktik kesehatan
komunitas dan praktik kesehatan komunitas, bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan
mempertahankan kesehatan.
Dalam konteks ini, keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan dimana sifat asuhan yang diberikan adalah umum dan
menyeluruh, lebih banyak tidak langsung dan diberikan secara terus menerus melalui
kerja sama.
Pendekatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah
pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang digunakan
untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan kesehatan, teknologi tepat guna
serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah.

2.5 Proses Keperawatan Komunitas


Setelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak dengan pelayanan kesehatan
(di rumah, di Puskesmas), perawat melakukan praktik keperawatan dengan cara
menggunakan proses keperawatan komunitas. Sesuai dengan teori Neuman, kelompok
atau komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas

9
yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang
terdiri dari lima tahapan:
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan
mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Yang perlu dikaji pada
kelompok atau komunitas adalah:
a. Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman):
 Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan
kepadatan.
 Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan.
 Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: Apakah tidak
menimbulkan stress.
 Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di
berbagai bidang termasuk kesehatan.
 Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
 Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan
di komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
gangguan nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau leaflet yang
diberikan kepada komunitas.
 Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah
sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau
diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status
ekonomi tersebut.
 Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah
biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas untuk mengurangi stress.

10
c. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic,
antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan
imunisasi.

2. Diagnosa keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa data


Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka
kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam
masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada masyarakat tersebut.
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun diagnose keperawatan komunitas
dimana terdiri dari: Masalah kesehatan, Karakteristik populasi, karakteristik
lingkungan.
Diagnosis keperawatan komunitas, data dengan teori juga menyediakan
perawatan dasar untuk diagnosis. Pernyataan diagnosa perawat harus
mencerminkan seluruh kondisi klien

3. Perencanaan (intervensi)
Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa
yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah
menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah
ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap
berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang
mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat
masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Strategi yang digunakan mencakup proses kelompok, pendidikan kesehatan
dan kerja sama serta mendemonstrasikan keterlibatan dalam asuhan keperawatan.
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan
stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk
mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi
yaitu:

a. Intervensi yang bersifat promosi

11
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang
bersifat fleksibel yang berupa :
 Pendidikan kesehatan.
 Mendemostrasikan ketrampilan keperawatan dasar yang dapat
dilakukan klien dirumah atau komunitas yang bertujuan
meningkatkan kesehatan.
b. Intervensi yang bersifat prevensi
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu ;
 Deteksi dini gangguan kesehatan, misalnya deteksi tumbuh
kembang balita, keluarga dan lain-lainnya.
 Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu
misalnya : konseling pranikah.
c. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan pada garis pertahanan terganggu
d. Intervensi yang bersifat rehabilitative
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan
resisten yang terganggu. Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi
oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan
penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5
tahapan yaitu :
 Pengkajian, tahap proses keperawatan dimana perawat terfokus
pada klien untuk mendapatkan data base yang komprehensif
untuk mengetahui keadaan dan kesehatan yang ada dan
aktualisasi atau potensial reaksi terhadap stress lingkungan.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut:
a) Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi
prioritas menentukan cara untuk berhubungan dengan
masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
b) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja
kesehatan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan

12
dalam masyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah
suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara
bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam
mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan
dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat
berperanserta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.
c) Tahap pendidikan dan latihan
 Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok
masyarakat
 Melakukan pengkajian
 Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose
keperawatan
 Melatih kader
 Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan
masyarakat
d) Tahap formasi kepemimpinan
e) Tahap koordinasi intersektoral
f) Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan
sebagai berikut:
 Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
 Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
 Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi
melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium
 Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan
 Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

13
4. Pelaksanaan (Implementasi)
Pada tahap pelaksanaan, tindakan keperawatan didasarkan pada sintesis
data base yang komprehensif tentang klien dan teori yang sesuai dengan klien dan
pengasuh persepsi dan kemungkinan untuk fungsional kompetensi di lingkungan.
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
a) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
b) Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi.
c) Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu:
 Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan
pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum
serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi,
penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan
keluarga.
 Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit, Contoh:
Mengkaji keter¬belakangan tumbuh kembang anak, memotivasi
keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan seperti mata, gigi,
telinga, dll.
 Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu keluarga yang
mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk
melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

14
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi
rencana berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi hasil. Sedangkan fokus dari
evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah:
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan.
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran
staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya
serta keuntungan program.
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat
puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan,
apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh faktor
lingkungan meliputi fisik , biologis , psikologis ,sosial dan cultural serta spiritual ,
terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan ,
peningkatan , dan pemeliharaan kesehatan dalam upaya mencapai tujuan. Terdapat
19 konsep utama yang dikemukakan Betty Neuman, terdapat empat konsep utama
dari paradigma keperawatan yang terkait keperawatan komunitas yang
dikemukakakn oleh Betty neuman yaitu, manusia, lingkungan, sehat dan
keperawatan. Proses keperawatan yang dilakukan adalah 5 tahapan yaitu
pengkajian, diagnosa keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa data,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Macftuchul huda,Arita Murwani dan Ade Susanty. 2011.Keperawatan


Komunitas.Fitramaya:Jakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta:Salemba Medika.
R. Fallen & R. Budi Dwi K. 2010. Keperawatan Komunits.Yogyakarta:Nuha Medika.

17

Anda mungkin juga menyukai