PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana posisi letak organ dari system perkemihan
b. Apa saja kelainan yang terdapat pada system perkemihan
c. Bagaimana akep pre dan post operasi pada pasien dengan gangguan
system perkemihan
C. Tujuan
a. Mengetahui posisi letak organ dari sistem perkemihan
b. Mengetahui kelainan yang terdapat pada sistem perkemihan
c. Mengetahui askep pre dan post op pada klien dengan gangguan sistem
perkemihan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
2
a. Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis
yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari
lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian
medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid.
Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil
disebut papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis,
jumlah renalis 15-16 buah.
3
b. Fisiologi ginjal
Ginjal berfungsi:
1. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh
akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam
jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine
yang diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga
susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
2. Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion
yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi
pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam
yang berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan
meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan
posfat).
4. Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik,
obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing
(pestisida).
4
Di samping itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol
(vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorsi ion kalsium di usus.
1) Proses filtrasi
2) Proses reabsorpsi
3) Proses sekresi
2. Ureter
5
± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian
terletak dalam rongga pelvis.
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang
oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter
berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut
lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas
dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh
akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika
urinaria.
3. Vesika urinaria
6
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
4. Uretra
a. Uretra pria
1. Uretra prostatia
2. Uretra membranosa
3. Uretra kevernosa
b. Uretra wanita
7
vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada
wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di
sini hanya sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm.
uretra ini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna
langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris.
Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula
pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya
berfungsi sebagai saluran ekskresi.
C. MIKTUIRISI
8
Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada
seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram
protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah
seperti berikut:
Air 96%
Benda padat 4% (terdiri atas urea 2% dan produk metabolik lain 2%)
Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3
mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke
dalam urine.
9
Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri
Escherichia coli. Dapat pula disebabkan oleh Proteus, Klebsiella, dan
Staphylococcus terutama bila sedang terpasang kateter. Pada saluran
urogenital ini, dapat terjadi penyakit, seperti:
a. Sistitis
Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang
wanita daripada pria, karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat
dengan daerah anal. Faktor resiko sistitis adalah bersetubuh, kehamilan,
kandung kemih neurogenis, pemasangan kateter, keadaan-keadan
obstruktif dan diabetes mellitus.
b. Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering
penyakit ini adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar
naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang menahun.
Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan
oleh Refluks vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila
senyawa perifer dan jaringan parut di kutub ginjal. Dan Pielonefritis yang
disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan tekanan
tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan
parut ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.
2. Penyakit Glomelular
a) Glomerulonefritis
10
meningkatnya permeabilitas membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi
hipoalbuminemia yang menyebabkan edema generalisata.
4. Hipertrofi Prostat
5. Gagal Ginjal
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal yang
menurun dengan cepat dalam beberapa hari atau minggu sehingga ginjal
tidak lagi mengekskresikan produk limbah metabolisme, biasanya karena
hipoperfusi ginjal.
11
Keadaan irreversibel ditandai dengan fungsi nefron yang berkurang.
BAB III
12
Hubungan dengan pasien: anak
3. RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan Utama
Benjolan di lipat paha sebelah kanan.
b. Riwayat penyakit sekarang
Benjolan di lipat paha kanan, dialami penderita sejak kurang lebih 2
tahun sebelum masuk rumah sakit. Benjolan dirasakan penderita keluar
masuk. Benjolan keluar dan membesar bila penderita mengangkat
beban berat atau berjalan jauh dan benjolan akan masuk kembali bila
penderita beristirahat (tiduran). Penderita tidak merasakan nyeri, mual
muntah, serta demam.
13
kanan, refleks cahaya +/+ normal.
Leher : Kelenjar getah bening tidak membesar.
Thoraks : Inspeksi : Pergerakan nafas simetris kiri = kanan
Auskultasi : Suara pernapasan kiri = kanan
Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor kiri = kanan
Abdomen : Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Lemas, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani, pekak hepar (+)
Inguinalis : Inspeksi : Benjolan (-), warna kulit sama dengan sekitar
Palpasi : Tes invaginasi : impuls pada ujung jari
Tes Ziemenn : teraba pulsasi di anulus inferior
Tulang belakang : Tak ada kelainan
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hb : 14,1 gr%
Leukosit : 4800/mm3
Trombosit : 188.000/mm3
Radiologi
EKG : LAHB
14
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. DS : Tindakan Nyeri
- Klien mengatakan lemas
untuk bergerak
- Klien mengatakan nyeri di
bagian bekas operasi
DO :
Klien tampak lemah
Terdapat luka insisi
Terdapat jahitan di perut
Adanya
insisi bedah
Nyeri
Gangguan
nyaman/Nyeri
15
Haluaran urine < 1000 ml/24 Nyeri
jam
Perubahan suhu
tubuh
Gangguan
Berkemih
3. DS : Tingkat Kurang
Klien / keluarga mengatakan pendidikan pengetahuan
tidak mengetahui komplikasi, rendah
cara perawatan serta tanda dan
gejala dari hernia
DO :
keterbatasan
Klien dan keluarga tampak
pengatahuan
bingung saat ditanya
komplikasi, cara perawatan
serta tanda dan gejala dan dari
hernia
Klien dan keluarga tampak
tidak bisa menunjukkan cara Kurang
penanggulangan pasien hernia pengetahuan
mengenai
penyakit hernia
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (khususnya dengan mengedan) yang berhubungan dengan kondisi hernia
atau intervensi pembedahan.
16
2. Retensi urine (resiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan nyeri,
trauma dan penggunaan anestetik selama pembedahan abdomen.
3. Kurang pengetahuan : potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya
hernia dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhan mereka.
D. INTERVENSI
NO Dx Keperawatan NOC NIC RASIONAL
1. 1. Nyeri (khususnya Hasil yang a. Kaji dan catat nyeri a.Untuk
dengan mengedan) diperkirakan : mengetahui
b. Beritahu pasien untuk
yang berhubungan dalam 1 jam tingkat
menghindari
dengan kondisi intervensi, nyeri
mengejan, meregang,
hernia atau -persepsi
batuk dan b. Mengejan ,
intervensi subjektif klien
mengangkat benda batuk dan
pembedahan. tentang
yang berat. meregang
ketidaknyamanan
c. Ajarkan bagaimana dapat
menurun seperti
memperbes
ditunjukkan skala bila menggunakan
ar resiko
nyeri. dekker (bila
hernia
- Indikator diprogramkan).
c. Dekker
objektif seperti d. Ajarkan pasien
adalah
meringis tidak pemasangan
terapi yang
ada/menurun. penyokong
baik untuk
skrotum/kompres es
hernia
yang sering
diprogramkan untuk d. Kompres
17
e. Berikan analgesik mengendali
18
1. Kurang Hasil yang
pengetahuan : diperkirakan : a. Ajarkan pasien untuk
potensial setelah instruksi, waspada dan
komplikasi GI yang pasien melaporkan nyeri
berkenaan dengan mengungkapkan berat, menetap, mual a. Nyeri
adanya hernia dan pengetahuan dan muntah, demam merupakan
tindakan yang dapat tentang tanda dan dan distensi abdomen, komplikasi
mencegah gejala komplikasi yang dapat utama dari
kekambuhan GI dan memperberat awitan pembedaha
mereka. menjalankan inkarserasi/strangulasi n
tindakan yang usus.
diprogramkan b. Dorong pasien untuk
oleh pencegahan. mengikuti regumen
medis : penggunaan
dekker atau
penyokong lainnya
dan menghindari
mengejan meregang,
b. Penggunaan
konstipasi dan
dekker
mengangkat benda
adlah terpai
yang berat.
terbaik
untuk
c. Anjurkan pasien
hernia
untuk mengkonsumsi
diit tinggi residu atau
menggunakan
suplement diet serat
untuk mencegah
konstipasi, anjurkan
19
masukan cairan
sedikitnya 2-3 l/hari
untuk meningkatkan c. Makanan
konsistensi feses berserat
lunak. dpaat
d. Beritahu pasien meminimali
mekanika tubuh yang sir
tepat untuk bergerak mengedan
dan mengangkat.
d. Latihan
gerak dapat
membantu
untuk
mengindark
an dari luka
dekubitus
E. IMPLEMENTASI
Tgl/jam Dx keperawatan Tindakan Paraf
10 2. Nyeri (khususnya a. Mengkaji dan TT
November dengan mengedan) yang mencatat nyeri
2019 berhubungan dengan
b. Memberitahu
09.00 kondisi hernia atau
pasien untuk
20
WIB intervensi pembedahan. menghindari
mengejan,
meregang, batuk
dan mengangkat
benda yang berat.
c. Mengajarkan
bagaimana bila
menggunakan
dekker (bila
diprogramkan).
d. Mengajarkan
pasien
pemasangan
penyokong
skrotum/kompres
es yang sering
diprogramkan
untuk membatasi
edema dan
mengendalikan
nyeri.
e. Memberikan
analgesik sesuai
program.
21
pembedahan abdomen. berkemih.
b. Memantau
haluaran urine.
Mencatat dan
melaporkan
berkemih yang
sering < 100 ml
dalam suatu
waktu.
c. Mempermudah
berkemih dengan
mengimplementas
ikan : pada posisi
normal untuk
berkemih
rangsang pasien
dengan
mendengar air
mengalir/tempatka
n pada baskom
hangat.
13 2. Kurang pengetahuan :
November potensial komplikasi GI a. Mengajarkan
2019 yang berkenaan dengan pasien untuk
adanya hernia dan waspada dan
09.00
tindakan yang dapat melaporkan nyeri
WIB
mencegah kekambuhan berat, menetap,
mereka. mual dan muntah,
demam dan
distensi abdomen,
yang dapat
22
memperberat
awitan
inkarserasi/strangu
lasi usus.
b. Mendorong
pasien untuk
mengikuti
regumen medis :
penggunaan
dekker atau
penyokong
lainnya dan
menghindari
mengejan
meregang,
konstipasi dan
mengangkat benda
yang berat.
c. Menganjurkan
pasien untuk
mengkonsumsi
diit tinggi residu
atau menggunakan
suplement diet
serat untuk
mencegah
konstipasi,
anjurkan masukan
cairan sedikitnya
2-3 l/hari untuk
23
meningkatkan
konsistensi feses
lunak.
d. Memberitahu
pasien mekanika
tubuh yang tepat
untuk bergerak
dan mengangkat.
24
F. EVALUASI
Catatan perkembangan
Tanggal /Jam Dx Perkembangan SOAP
Keperawatan
25
10 November 1. S : Keluar benjolan dilipat paha kanan
2019 O:
09.00 WIB KU : Cukup Kes : Compos mentis
Tensi 120/80 mmhg, Nadi 84 x/menit,
Respirasi 22 x/menit, Suhu 36,4oC
Regio inguinalis dekstra : terdapat
benjolan yang dapat keluar masuk.
A : Hernia inguinalis lateralis dekstra
reponibilis
P : Bed rest
Pro herniotomi dengan pemasangan
mesh
12 November
2019 S : (-)
13 November S : (-)
26
BAB IV
PENUTUP
A . Kesimpulan
27
Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
DAFTAR PUSTAKA
Syafuddin. 1997. Anatomi fisiologi untuk siswa perawat edisi 2 – Jakarta : EGC
http://ilper.wordpress.com/2012/04/19/sistem-perkemihan-urinaria/
http://yanatiktok.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://www.slideshare.net/indripermanasari/askep-klien-dengan-gangguan-sistem-
perkemihan-kmb-iiindri
28
http://yulnico.blogspot.com/2011/05/makalah-seminar-asuhan-keperawatan-
pada.html
29