Anda di halaman 1dari 15

Nama : Dwi Irma Febriani

NIM : PO7120121099
Tingkat :1B
MK : Konsep Dasar Keperawatan
Dosen Pengampu : Pak Dr.Mulyadi., S.Kp., M.Kep
 Deksripsikan teori keperawatan dalam praktik asuhan keperawatan menurut Teori
Betty Newman dan Martha E. Roger. Gunakan berbagai sumber, buat resume dari
sumber – sumber tersebut.
RESUME
 Teori Betty Newman
Salah satu model konseptual keperawatan yang dapat diaplikasikan oleh perawat
adalah model sistem Betty Neuman yang memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara keseluruhan)
meliputi aspek (variabel) fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual
yang berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon sistem terhadap
stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal (Potter and Perry, 2009).
Betty Neuman menerapkan ide dari teori sistem umum tentang sifat dasar kehidupan
sistem terbuka yang merupakan gabungan semua elemen yang berinteraksi dalam struktur
organisasi tubuh kita yang kompleks. Neuman juga memilah konsep G. Kaplan tentang
tingkatan tindakan pemecahan. Neuman mengemukakan teori berdasarkan penelitian yang ia
lakukan untuk mengetahui kondisi mental atau psikologi. Evaluasi yang ia lakukan juga turut
membantu dalam membangun suatu konsep tentang kombinasi antara tindakan dan respon
mental. Tetapi tidak selamanya hal diatas dapat dijadikan evaluasi dan bukti statistik yang
mendukung. Jadi empiris tidak terlalu diutamakan dalam konsep ini.
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah konsep Health Care System
yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada
penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau
normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Serta Betty Neuman
mendefinisikan manusia secara utuh merupakan
Konsep yang dikemukan oleh Betty Nueman adalah konsep Health Care System yaitu
model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan
penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal
maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Sesuai dengan hasil penelitian
A Community Nursing Center For the health Promotion of Senior Citizens based on the
neuman System Model (Diana M.L. Newman) dalam jurnal ini menggunakan model sistem
Neuman pada pusat keperawatan komunitas, di mana dalam memandang klien sebagai sistem
dalam interaksi dengan stressor lingkungan. Intervensi keperawatan berfokus pada pelayanan
promosi kesehatan kesehatan bagi penduduk lanjut usia. Manfaat menggunakan sistem model
Neuman untuk perawatan pasien, pendidikan, dan penelitian.
Betty neuman (1972) mendefinisikan manusia secara utuh merupakangabungan dari
konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka. Bagi Neuman,manusia merupakan makhluk
dengan kombinasi kompleks yang dinamis darifisiologi, sosiokultural dan variabel
perkembangan yang berfungsi sebagai sistemterbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia
berinteraksi, beradaptasi dengan dandisesuaikan oleh lingkungan, yang digambarkan sebagai
stesor. Lingkunganinternal terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi (interpersonal)
yang berasal dari dalam diri klien. Lingkungan eksternal segala sesuatu pengaruh yang
berasal dari luar diri klien (interpersonal). Pembetukan lingkungan yang aman,yang mungkin
terbentuk oleh mekanisme yang di sadari maupun yang tidakdisadari. Tiap lingkungan
memiliki kemungkinan terganggu oleh stresor yangdapat merusak sistem. Model Neuman
mencakup stresor interpersonal,intrapersonal, daan ekspersonal.Konsep utama yang
teridentifikasi adalah pendekatan holistik, sistemterbuka (meliputi fungsi, input dan out put,
feed back, negentropy, egentropy danstabilitas), lingkungan, lingkungan yang dibuat, sehat,
sakit, sistem klien(meluputi lima variable klien, struktur dasar, garis pertahanan, garis
pertahanannormal, garis pertahanan fleksibel), stressor, tingkat reaksi, pencegahan
danintervensi dan rekontruksi. Adapun maksud dari konsep-konsep utama tersebut adalah :
 Pendekatan Holistik
Klien sebagai suatu system dapat didefinisikan sebagai orang, keluarga,kelompok,
masyarakat atau sosial. Klien digambarkan sebagai sesuatu yang utuh. bagian dari interaksi
dinamis. Model ini mempertimbangkan semua variabel yangsecara simultan mempengaruhi
klien: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
 Sistem Terbuka
Elemen-elemen system secara continue bertukar informasi dan energi dalamsuatu
organisasi yang kompleks. Stress dan reaksi terhadap stress adalahkomponen dasar pada
suatu system terbuka.
 Fungsi atau Proses
:Klien sebagai system bertukar energi, informasi, berbagai hal denganlingkungannya
dan menggunakan sumber energi yang didapat untuk bergerakkearah stabilitas yang utuh.
 Input dan Out put
Klien sebagai suatu system, input dan output adalah zat-zat, energy, informasiyang
saling bertukar antara klien dan lingkungan.
 Feed Back:
Sistem output dalam bentuk zat, energi, dan informasi memberikan sebagai feed back
untuk input selanjutnya untuk memperbaiki tindakan untuk merubah,meningkatkan, atau
menstabilkan system.
 Negentropy
Suatu proses pemanfaatan energy konservasi yang membantu kemajuan systemkearah
stabilitas atau baik.
 Entropy
Suatu proses kehabisan energi atau disorganisasi yang menggerakkan sistemkearah
sakit atau kemungkinan kematian.
 Stability :
Suatu keinginan keadaan seimbang antara penanggulangan system dan stressoruntuk
memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan integritas.
 Penjelasan dari konsep mayor model sistem Neuman adalah sebagai berikut:
1. Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial
untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut
(Potter dan Perry, 2005):
1) Stressor intrapersonal
Stressor intrapersonal terjadi dalam diri individu dan berasal dari dalam diri klien,
serta berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : respons autoimmun
2) Stressor interpersonal
Lingkungan eksternal, segala sesuatu pengaruh yang berasal di luar diri klien. Stessor
ini terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh pada sistem.
Misalnya : ekspektasi peran
3) Stressor ekstrapersonal
Stressor yang juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga tetapi lebih
jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik.
2. Garis pertahanan dan perlawanan
Garis pertahanan menurut Neuman terdiri dari:
1) Garis pertahanan normal (normal line of defense)
Garis pertahanan normal adalah lingkaran tebal diluar model. Garis ini
memperlihatkan sebuah stabilitas dari individu/sistem. Hal tersebut dijaga sepanjang waktu
dan diberikan sebagai standar untuk menaksir dari kesejahteraan, wellness klien. Hal itu
termasuk sistem variabel dan tingkah laku seperti pola koping, pola hidup, dan tingkat
perkembangan. Perluasan dari garis pertahanan normal memperlihatkan peningkatan tahap
kesehatan/kesejahteraan
2) Garis pertahanan fleksibel (flexible line of defense)
Garis pertahanan fleksibel adalah lingkaran putus di luar model. Garis pertahanan
fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada sistem dari stressor.
Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan normal. Bila jarak antara garis
pertahanan meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk
mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien, maka perlu melindungi garis pertahanan
normal dan bertindak sebagai buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam
waktu relatif singkat. Disamping itu hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis,
sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis
pertahanan diri fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.
3) Garis Pertahanan Resisten
Garis – garis keperawatan melindungi struktur dasar dan menjadi aktif ketika
tekanan lingkungan yang menyerang garis pertahanan normal. Contoh: aktivasi respon
kekebalan setelah invasi mikroorganisme.
3. Tingkatan pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari: 1)
pencegahan primer, 2) sekunder, dan 3) tersier (Neuman, 1982 dalam Potter dan Perry, 2005)
1) Pencegahan primer (sebelum terjadi tindakan)
Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi
faktor-faktor resiko yang potensial dan aktual terjadi akibat stressor tertentu. Atau
pencegahan ini terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi
kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada
penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-
faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum
reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan
perubahan gaya hidup.
2) Pencegahan sekunder (ketika terjadi tindakan)
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal melalui
penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang tampak.
Pencegahan ini meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari
stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance,
mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur
dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk
memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan
sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat
mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
3) Pencegahan Tersier (adaptasi pada tindakan)
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari pencegahan
tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap stressor, dilakukan
setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier
difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan
utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi
timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier
cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
4. Sistem klien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan dinamis
terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus definisi masalah
keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan lingkungannya. Elemen-
elemen yang ada dalam sistem terbuka mengalami pertukaran energi informasi dalam
organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres merupakan komponen dasar dari
sistem terbuka. Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau
jaringan sosial (Tomey & Alligood, 2002). Klien sebagai suatu sistem memberikan arti
bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien
akan dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan lingkungan
sosialnya.
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima variabel
yang membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan
spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien merupakan cerminan secara
wholistik dan multidimensional (Fawcett, 2005). Dimana secara wholistik klien dipandang
sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis.
Pernyataan tersebut membuktikan bahwa setiap orang itu akan memiliki keunikan masing-
masing dalam mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan sehari- hari. Neuman mengubah ejaan atau istilah dari “Holistik” menjadi
“Wholistik” dalam edisi keduanya untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap
orang secara keseluruhan.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik, sehingga sakit
atau kematiantan atau stabilitasasi sistem. perubahan dapat mempertahankan kesehatan secara
adekuat. Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga keutuhan integritas sistem.
Apabila bagian-bagian dari klien berinteraksi secara harmonis, maka akan terwujud jika
kebutuhan-kebutuhan sistem telah terpenuhi. Namun apabila terjadi ketidakharmonisan di
antara bagian-bagian dari sistem, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan yang tidak
terpenuhi.
5. Struktur dasar (Core)
Struktur dasar berisi seluruh variabel untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa
terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-variabel tersebut
yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem.
6. Intervensi
Intervensi merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,
meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer,
sekunder dan tersier.
7. Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang terjadi
berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai
tindakan terhadap invasi stressor.Rekonstitusi adalah suatu adaptasi terhadap stressor dalam
lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke
tingkat sebelumnya, menstabilkan sistem pada tingkat yang lebih rendah, dan
mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit. Yang termasuk rekonstitusi adalah
faktor-faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan
dengan variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
 Asumsi Mayor (terkait dengan paradigma keperawatan)
Paradigma keperawatan merupakan konsep sentral keperawatan yang menjelaskan tentang
teori-teori model konseptual keperawatan. Paradigma menjelaskan 4 unsur utama yang
mendasar yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, keperawatan. Perawat harus mampu
memahami model konseptual ini didalam memberikan asuhan keperawatan. Salah satu teori
model konseptual keperawatan adalah “System Model Neuman” dimana beliau
menyampaikan bahwa paradigma Keperawatan menurut model sistem Neuman adalah
(Neuman, 1995):
1. Manusia
Neuman memandang manusia atau klien secara keseluruhan (holistik) yang terdiri
dari 5 (lima) variabel faktor fisiologis, psikologis, sosial budaya, faktor perkembangan, dan
faktor spiritual.
1) Faktor Fisiologis meliputi struktur dan fungsi tubuh
2) Faktor psikologis terdiri dari proses dan hubungan mental
3) Faktor sosial budaya meliputi fungsi sistem yang menghubungkan sosial dan ekspektasi
kultural dan aktivasi.
4) Faktor perkembangan sepanjang hidup.
5) Faktor spiritual pengaruh kepercayaan spiritual.
Faktor-faktor ini berhubungan secara dinamis dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
Klien juga dipandang mengalami kondisi yang bervariasi,sesuai stress yang dialami. Ketika
stressor terjadi individu banyak membutuhkan informasi atau bantuan untuk mengatasi
stressor. Pemberian motivasi dan atau berbagai jenis pencegahan (primer, sekunder dan
tersier) merupakan rencana tindakan perawat untuk membantu klien.
Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dan lingkaran-lingkaran konsentrik yang saling
berkaitan .
2. Lingkungan
Menurut Neuman lingkungan adalah seluruh faktor-faktor internal dan eksternal yang
berada di sekitar klien . Neuman mengatakan baik lingkungan internal maupun ekternal pada
manusia memiliki hubungan yang harmonis dan keduanya mempunyai keseimbangan yang
bervariasi, dimana keseimbangan atau keharmonisan antara lingkungan internal dan eksternal
tersebut dipertahankan. Pengaruh lingkungan terhadap klien atau sebaliknya bias berdampak
positif atau negatif. Stressor yang berasal dari lingkungan meliputi 3 hal yaitu intrapersonal,
interpersonal dan extrapersonal. Neuman membagi lingkungan menjadi:
1) Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada dalam system klien.
2) Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar system klien. Kekuatan-
kekuatan dan pengaruh interaksi yang berada di luar sistem klien
3) Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi dalam system terbuka
dengan lingkungan internal dan eksternal yang bersifat dinamis. Lingkungan ini tujuannya
adalah untuk memberikan stimulus positif ke arah kesehatan klien.
3. Sehat
Sehat menurut Neuman, definisi sehat digambarkan dengan model komponen. Sehat adalah
kondisi dimana bagian dan sub bagian keseluruhan manusia yang selalu harmoni. Kesehatan
manusia dalam status baik atau sakit, selalu berubah dalam lima variable : fisiologi,
psikologi, sosiobudaya, spiritual dan perkembangan. Sehat relatif dan dinamik dengan
stabilitas yang bervariasi.
Garis normal sebagai parameter status sehat. Sehat adalah individual kadang seimbang atau
stabilitas klien atau berubah. Garis pertahanan manusia dapat permiabel, berbeda dengan
individu lain dan menghasilkan status kesehatan yaitu garis pertahanan normal. Sehat untuk
individu lain mungkin berarti retensi komponen yang tercontitusi, contoh penggunaan protesa
setelah amputasi dapat menghasilkan garis normal. Sehat untuk individu adalah hubungan
antara faktor genetik dan pengalaman.Tipe definisi sehat mengikuti individu ,tidak ada
standart absolut. Status yang terbaik adalah status optimal untuk klien bervariasi dari
beberapa poin dalam hubungannya dengan konsep dasar.
4. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh dan
keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang mempertahankan semua variabel yang
mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Keperawatan digambarkan sebagai profesi
yang unik, keunikannya dihubungkan dengan sifat holistic manusia dan pengaruh dari
variable yang berinteraksi dalam lingkungan internal maupun eksternal.
Penggunaan model keperawatan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok untuk
mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total wellness. Keunikan keperawatan
adalah berhubungan dengan integrasi dari semua variabel yang mana mendapat perhatian dari
keperawatan . Neuman (1981) menyatakan bahwa dia memandang model sebagai sesuatu
yang berguna untuk semua profesi kesehatan dimana mereka dan keperawatan mungkin
berbagi bahasa umum dari suatu pengertian. Neuman juga percaya bahwa keperawatan
dengan perspektif yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan
untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.
5. Aktivitas Keperawatan.
Perawat dalam model Neuman dipandang sebagai “aktor” atau pemberi intervensi yang
mempunyai tujuan mengurangi pertemuan individu dengan stressor yang jelas atau
meminimalkan efeknya. Perawat memberikan pelayanan sebagai peserta yang aktif dalam
mendukung pertahanan klien dengan membantu klien berespon yang sesuai terhadap stressor
yang datang. Partisipasi aktif dari klien membenarkan arti dari pengalamannya dengan
perawat. Selanjutnya pembuatan tujuan kolaborasi dan kemajuannya adalah istilah yang
digunakan Neuman untuk menjelaskan aktivitas antara perawat dan klien. Keputusan dibuat
oleh proses kolaborasi antara perawat dan klien, klien terlibat dalam merundingkan tujuan
kolaborasi yang sesuai. Perawat membantu klien berbeda tergantung pencegahan primer,
sekunder atau tersier yang diperlukan. Dalam situasi perawatan tiap klien perawat mengkaji
dan mengintervensi secara berbeda. Contoh jika stressor ada di lingkungan klien tapi tidak
merusak garis pertahanan normal (tingkat pencegahan primer), perawat mungkin mengkaji
faktor-faktor resiko dan mencari kemungkinan untuk mengajari atau membantu klien sesuai
dengan kebutuhannya. Jika stressor telah menembus garis pertahanan normal (tingkat
pencegahan sekunder perawat mungkin bertindak untuk menentukan sifat dari proses
penyakit dan mulai berurusan dengan respon maladaptive. Jika stressor dihasilkan dalam
gejala-gejala sisa (tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk membatasi atau
mengurangi efek, barangkali dengan menggunakan sumber-sumber rehabilitasi.
Perawat mengkaji semua faktor yang berpengaruh pada klien. Contoh Neuman menyatakan
bahwa lapang persepsi pemberi pelayanan professional dan klien harus dikaji karena persepsi
klien dan caregiver mungkin bervariasi. Dengan demikian hal ini akan mempengaruhi
tindakan caregiver. Pengkajian persepsi berarti bahwa perawat mengkaji prasangka,
kebutuhan dan nilai-nilai yang dimiliki klien yang berhubungan dengan kondisi klien
sebelum membuat keputusan. Hal ini penting bahwa pengkajian persepsi harus menjadi aspek
yang dimuat karena ini akan sangat berguna pada format proses perawatan yang selanjutnya
dibuat oleh Neuman (Neuman, 1995).
 Teori Martha E. Roger
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers
berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang
mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung. (Tomey &
Alligood, 1998).
Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan
memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis
secara umum dengan memperkirakan prinsip - prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.
Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari tentang alam dan
hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang
di dasari prinsip - prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan merupakan
kegiatan yang bersumber pada ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati
nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya
mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. (McEwen & Wills, 2011).
 Asumsi teori Martha E. Rogers
Rogers dalam McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa asumsi yang terdiri
dari lima bagian, yaitu :
1. Unifield whole is greater and different than the sum of part.
Manusia adalah system yang utuh yaitu merupakan keseluruhan dari proses yang utuh
dari dirinya dan antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian dan merupakan
penjumlahan dari bagian-bagiannya..
2. Mutual exchange of matter and energy.
Manusia dan lingkungan selalu berubah secara kontinyu termasuk energi keduanya.
Individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa
individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan
merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
3. Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat.
Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung
dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak
akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
4. Pattern and organization identify the human field.
Pola dan organisasi mengidentifikasi perilaku pada individu merupakan suatu bentuk
kesatuan yang inovatif
5. Human beings have abstraction, imagery, language, and thought, sensation and
emotion.
Manusia mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membayangkan, bertutur
bahasa, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang
mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.
Lima asumsi diatas, definisi, dan Prinsip-prinsip hemodinamik merupakan inti teori
Martha E. Rogers yang merupakan bagian dari Building Blocks, yang terdiri dari: (Tomey &
Alligood, 1998).
a. Energy Fields (Bidang Energi)
Bidang Energi merupakan satuan dasar kehidupan dan non kehidupan, seperti energi
manusia dan energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak terbatas terdiri dari mahluk hidup
dan lingkungannya. Kedua komponen ini tidak dapat dikurangi, manusia tidak dapat
dipisahkan dari lingkungannya.
b. Universe of Open System (Sistem terbuka).
Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas dan terbuka,
menyatu antara satu dengan yang lainnya.
c. Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu dengan bangunan
lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak berubah bisa menjadi suatu indikasi sakit
atau penyakit.
d. Pandimensionality (Empat kedimensian)
Manusia yang utuh merupakan ”Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi
oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak
dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” Empat kedimensian didefinisikan sebagai
domain non linier tanpa atribut, atau mengenai ruang tanpa batas.
Menurut Martha E. Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan
proses kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan
dan hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers
mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian
di kemukakannya. Prinsip –prinsip hemodinamik terdiri dari tiga hal, yaitu :
a. Resonancy
Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antara manusia
dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang
ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih
tinggi pada gelombang perubahan.
b. Helicy
Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dengan
lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola-
pola perilaku manusia dan lingkungan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan,
merupakan interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan
ritmitasi.
c. Integrality
Adalah proses interaksi yang menguntungkan antara manusia dan lingkungannya
secara berkesinambungan.
‐ Asumsi Utama Konsep Sentral dari Model Konseptual Martha E. Rogers
Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses
kehidupan manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama Martha E. Rogers terhadap
empat konsep sentral adalah sebagai berikut :
1. Keperawatan
Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu
manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia
secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang
menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan
humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki
kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan
cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani
orang, hal tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan
mahkluk. (Rogers,1992 dalam Meleis 2007).
2. Kesehatan
Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya
atau individu. Kesehatan dan penyakit merupakan manifestasi pola dan diangap menunjukkan
pola perilaku yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang konsep sehat-sakit sebagai
suatu ekspresi dari interaksi manusia dengan lingkungannya dalam proses yang mendasar
(Fitzpatrick dan Whall, 1986).
3. Lingkungan,
Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat direduksi yang
diidentifikasi dengan pola dan manifestasi karakteristik yang spesifik. Lingkungan mencakup
segala sesuatu yang berada diluar yang diberikan oleh bangunan manusia. (Meleis 2007)
4. Manusia
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu berinteraksi dengan lingkungan,
saling mempengaruhi dan dipengaruhi atau sebagai system terbuka. Rogers juga
mengkonsepkan manusia sebagai unit yang mampu berpartisipasi secara kreatif dalam
perubahan. (Meleis, 2007).
KEGUNAAN PRINSIP ROGERS DALAM PROSES KEPERAWATAN
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-
prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah
perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik
keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan
lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk
mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan
(Rogers, 1992). Tujuan ini akan tercermin dalam proses keperawatan.
Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan
pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika
sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan
menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia
maju dalam proses keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992),
mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara
yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien.
Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap
semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan
kebutuhan.
Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan
dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data,
informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya.
Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang
mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan
dan mendapat respon dari data yang ada.
Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan
mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip
helicy.
Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa
pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien
merupakan cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu. Akibatnya, pola yang
diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan
menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat
semua, tetapi menggunakan mereka sebagai referensi akan membantu memberikan perawat
dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi perbedaan individu dan pola
pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan
adalah penilaian dari seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan
fisik atau status mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan
bukan penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian
memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.
Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan
itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi,
dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup
hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa
keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih
besar kegunaannya dengan kerangka Roger karena cenderung mencerminkan pandangan
yang lebih tentang keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi
sepanjang diagnosa, sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin
tidak tepat (Smith, 1988).
Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan
keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam lingkungan
maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan terkait dengan
perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkungan, masalah kesehatan
tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa
ditangani dengan efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi,
tindakan penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas.
Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung
atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan
manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke
tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat
yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi.
Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu
sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan
hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan
keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan
keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan
keragaman dalam individu

Anda mungkin juga menyukai