Anda di halaman 1dari 91

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN KELUARGA

”ISSUE DAN TREN KEPERAWATAN KELUARGA DI AREA PENELITIAN”

Oleh :

KELOMPOK 2

Andi Mutiara Muthahharah 70300119012 Nurfadillah 70300119018

Muhammad Raynaldi 70300119013 Yulianti Wulandari 70300119019

Andi Ainayah Khuswatun Hasanah 70300119014 Juniarti Lisa 70300119020

Tarisya Reski Andriani 70300119015 Dini Aminarti 70300119021

Khoirunnisa Qurratul Aini P. 70300119016 Era Fasirah 70300119022

Intan Putri 70300119017 Nurul Hidayati 70300119023

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN PELAJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Assalamu‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, kita
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kepada
kami kesehatan dan kesempatan sehingga dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah
“KEPERAWATAN KELUARGA” tentang “ISSUE DAN TREN KEPERAWATAN
KELUARGA DI AREA PENELITIAN”. Tugas ini kami susun dengan sebaik-baiknya
dan secara maksimal.
Dalam pembuatan tugas ini tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan. Oleh
karena itu, kritikan dan saran penyempurnaan yang dapat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Wassalamu‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 12 April 2022

Penulis
Tabel Telaah Jurnal

Kesimpulan Tren dan


No. Nama Penulis Tahun Judul
Issue dari jurnal,
1. Ratna Devi, Parmin, 2019 ASUHAN Trend :
Nadira KEPERAWATAN
KELUARGA Arthritis Reumatoid adalah suatu penyakit
PADA KASUS autoimun dimana persendian (biasanya sendi
ARTHRITIS tangan dan kaki) mengalami peradangan,
REUMATOID sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan
UNTUK seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan
MENGURANGI bagian dalam sendi.
NYERI KRONIS
MELALUI Prevalensi penyakit sendi di sulawesi tengah
PEMBERIAN sendiri pada tahun 2009 berada di posisi ke-12
TERAPI di Indonesia sebesar 29,7%, sedangkan pada
KOMPRES tahun 2013 berada pada posisi ke-6 yaitu
HANGAT SEREI sebesar 26,7%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa prevalensi penyakit sendi
di Sulawesi Tengah mengalami penurunan,
namun terjadi peningkatan posisi terbanyak.

Masalah yang timbul pada penderita Arthritis


Rheumatoid yaitu nyeri, dan tindakan untuk
menghilangkan nyeri seperti nyeri sendi,
secara nonfarmakologi yaitu menghangatkan
persendian yang sakit dengan terapi kompres
hangat.

Terapi kompres hangat tersebut dapat


dikombinasikan dengan herbal yaitu air
rebusan serei. Dalam buku Herbal Indonesia
disebutkan bahwa khasiat tanaman serei
mengandung minyak atsiri, yang memiliki
sifat kimiawi dan efek farmakologi yaitu rasa
pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang
(anti inflamasi), dan menghilangkan rasa sakit
atau nyeri yang bersifat analgetik, serta
melancarkan sirkulasi darah yang di
indikasikan untuk menghilangkan nyeri otot
dan nyeri sendi pada penderita artritis
rheumatoid, badan pegallinu dan sakit kepala.

Arthritis Reumatoid membuktikan bahwa


terapi ini berpengaruh dalam menurunkan
intensitas nyeri yang di rasakan oleh klien.
Issue :
Kompres hangat merupakan tindakan
nonfarmokologi yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan atau mengurangi nyeri atritis
rheumatoid dan metode ini biasanya
mempunyai resiko lebih rendah

Perawat berperan dalam memberikan asuhan


keperawatan pada keluarga yang salah satu
anggota keluarganya mengalami nyeri sendi
akibat Arthritis reumatoid dengan pemberian
terapi kompres hangat serei. Namun, semua itu
di butuhkan peran keluarga yang juga sangat
penting dalam proses asuhan keperawatan
keluarga untuk memberikan efek yang
maksimal dalam merawat anggota keluarganya
yang mengalami nyeri sendi akibat Arthritis
reumatoid dengan harapan keluarga siap dan
mampu dalam merawat anggota keluarganya.

2 Yudha laga Hadi 2021 ASUHAN Trend :


Kusuma , KEPERAWATAN
Shofiaytun Nada KELUARGA Pandemi covid-19 merupakan masalah baru
DENGAN dalam kehidupan masyarakat ,penyebaran dan
ANGGOTA penularan begitu cepat,fasilitas umum
KELUARGA memiliki resiko tinggi terjadinya penularan
MENGALAMI covid-19,untuk itu kegiatan Pendidikan
GANGGUAN kesehatan dan pemberdayaan mayarakat dalam
MOBILITAS FISIK upaya pencegahan penularan covid sangat
PASCA STROKE penting untuk dilakukan (Kusuma,
DI MASA 2018).Salah satu masalah kesehatan di
PANDEMI indonesia yaitu adanya pandemi Covid-19,
COVID-19 DI angka kejadian covid-19 965.283 positif,
DESA SOOKO 781.147 pesien yang telah sembuh dan 27.453
KEC.SOOKO penderita covid-19 yang meninggal.
KAB.MOJOKERT
O. Namun sebelum adanya covid-19,Penyakit
tidak menular PTM merupakan masalah
kesehatan utama terbesar secara global.Stroke
merupakan salah satu penyakit tidak menular
(PTM) yaitu suatu gangguan fungsi syaraf
lokal atau global yang munculnya
mendadak ,progresif, dan cepat disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak
nontraumatik, gangguan syraf tersebut dapat
menimbulkan gejala berupa perubahan
kesadaran, kelumpuhan wajah atau anggota
badan, kematian.

Hasil penelitihan terdahulu didapatkan gaya


hidup dan pengetahuan yang kurang
mengakibatkan ketidakmampuan terlibat
langsung dalam perawatan pasca stroke di
rumah. Pravelensi stroke di indonesia yang
tertinggi pada urutan pertama yakni
Kalimantan timur dan Jawa tengah pada
urutan ke 11, dengan kisaran umur tertinggi
yakni >75 tahun (50,2%) dengan jumlah
presentasi paling banyak laki-laki (11%), dan
perempuan (10,9%). Data yang diperoleh dari
dinas kesehatan provinsi Jawa Timur tahun
2018 didapatkan bahwa tertinggi adalah kota
malang dengan 17,2 dan sumenep terendah
yaitu 2,49 dan Mojokerto dengan 12,38.

Pentingnya peran keluarga pada klien pasca


stroke belum optimal di tunjang dengan pada
masa pandemi covid-19 untuk datang ke
rumah sakit membawa resiko tinggi terpapar
oleh virus covid-19, maka dilakukan
perawatan di rumah. Keluarga mempunyai
peran penting dalam mencegah terjadinya
penyebaran Covid-19 dengan menerapkan
protokol kesehatan 3M (memakai masker,
menjaga jarak dan mencuci tangan).

Issue :

Stroke menimbukan permasalahan yang


kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi,
sosial serta membutuhkan penanganan yang
komperhensif termasuk upaya pemulihan
dilakukan dalam jangka lama bahkan
sapanjang masa hidup. Rita Nurini selaku
Ketua Umum Koalisasi Perlindungan
Masyarakat (Kopmas) mengatakan banyak
masyarakat enggan ke rumah sakit sehingga
pasien yang tidak mendapatkan penanganan
yang tepat kondisinya semakin memburuk
(Indah, 2020), hal kemungkinan terjadi adalah
berdampak fatal terjadinya kelumpuhan
bahkan kematian.

Dukungan besar dari keluarga sangat


membantu karena keluarga sebagai unit
pelayanan perawatan yang dapat
meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap
anggota yang sakit dan dalam mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya.
Pemberian asuhan keperawatan keluarga
dengan terapi latihan penatalaksanaanya
menggunakan gerakan aktif atau pasif, latihan
menggerakkan persendian sesuai dengan
rentang geraknya. Latihan ROM (Range Of
Motion) merupakan salah satu bentuk
rehabilitasi awal pada penderita stroke.
Latihan ROM (Range Of Motion) merupakan
salah satu bentuk rehabilitasi awal pada
penderita stroke.

3 Cahya Tribagus 2021 PENGARUH Pemberian asuhan keperawatan keluarga


Hidayat PELAKSANAAN efektif dalam meningkatkan perawatan
ASUHAN kesehatan lansia. Upaya pembinaan dan
KEPERAWATAN bimbingan kepada keluarga sangat
KELUARGA mempengaruhi tercapainya kemandirian
TERHADAP keluarga dlam mengatasi berbagai masalah
PERAWATAN kesehatan dikeluarga. Strategi yang digunakan
KESEHATAN dalam penelitian ini adalah memberikan
ANGGOTA pendidikan kesehatan menggunakan verbal,
KELUARGA psikomotor (praktik) dan aktif untuk melihat
LANSIA perkembangan kepatuhan keluarga melakukan
kegiatan dalam mengatasi maslah kesehatan
pada keluarga. strategi perubahan perilaku
juga dilakukan dengan cara memberikan
informasi tentang cara menghindari penyakit
dan meningkatkan pengetahuan masyarakat.
4 Ressa Andriyani 2019 PENERAPAN Trend :
Utami, Agus SYMBOLIC
Setiawan & Poppy MODELING Cedera menjadi ancaman kesehatan dunia
MELALUI karena 7% kematian diakibatkan oleh cedera.
Fitriyani
PENDEKATAN Hasil riset kesehatan dasar (2013)
ASUHAN
menunjukkan bahwa kejadian cedera yang
KEPERAWATAN
KELUARGA terjadi di rumah sebanyak 36,5%.
DALAM
Intervensi keperawatan dengan menggunakan
MENURUNKAN
KEJADIAN bentuk inovasi keperawatan utama: metode
CEDERA PADA model simbol (symbolic modeling) melalui
ANAK USIA video animasi yang dibuat sendiri oleh peneliti
SEKOLAH dengan tokoh Andi berdurasi 4 menit 52 detik.
Tokoh animasi Andi merupakan anak usia
sekolah berusia 11 tahun yang menjadi model
atau teladan dalam melakukan tindakan-
tindakan pencegahan cedera karena
kecenderungan anak usia sekolah melihat
contoh dari tokoh-tokoh dalam film sehingga
keteladanan diterapkan melalui penokohan
audio visual. Keluarga diberikan intervensi
Model Sandi yang terdiri dari: 12 pertemuan
edukasi melalui video animasi, 2 pertemuan
story telling, 2 pertemuan games, 2 pertemuan
roleplay dan 6 pertemuan latihan
keseimbangan.

Hasil evaluasi penerapan Model Sandi di


keluarga menunjukkan adanya perubahan
sikap, pengetahuan dan keterampilan keluarga
dalam pencegahan cedera pada anak usia
sekolah dan terjadi peningkatan tingkat
kemandirian keluarga.

Issue :
Faktor perilaku yang meliputi pengetahuan,
sikap dan keterampilan keluarga terkait
pencegahan cedera berpengaruh terhadap
kejadian cedera pada anak usia sekolah.
cedera terjadi akibat keingintahuan anak dan
keberanian melakukan tindakan diluar
kemampuan pada perkembangan motoriknya
sehingga menimbulkan bahaya. Kelompok
anak usia sekolah merupakan populasi berisiko
(at risk population) yaitu sekelompok orang
yang terpapar faktor risiko dan memiliki
ancaman kesehatan. Cedera yang berpotensi
terjadi pada usia ini adalah kecelakaan
kendaraan bermotor, tersayat pisau,
tenggelam, luka bakar, keracunan, terjatuh.

5 Wahyu Hidayat 2019 STRATEGI Trend:


PENCEGAHAN Penelitian tentang Ecidence-based PRACTIVE
PRESSURE (EBP) menunjukkan bahwa praktik berbasis
bukti mampu meningkatkan kualitas
INJURIES (PI)
pelayanan diberbagai tingkat layanan
BERDASARKAN kesehatan yang ada. Reposisi pasien dengan
EVIDENCE- resiko tekanan ulkus setiap 3 jam pada malam
BASED hari, menggunakan kemiringan 30⁰,
PRACTIVE (EBP): mengurangi kejadian ulkus tekanan
A SYSTEMATIC dibandingkan dengan perawatan biasa.
REVIEW
Issue :
Pi sering terjadi pada titik-titik tekanan
umum pada tonjolan tulang seperti sakrum,
bokong, tumit, bagian belakang kepala, siku,
bahu, pinggul, tuberositas iskia, sisi lutut dan
pergelangan kaki/malleoli (Hommel & santy-
tomlinson, 2018)

6 Karen A. 2017 EMPIRICAL Hasil Pola dokumentasi mengungkapkan


Monsen,Sadie M. EVALUATION OF bahwa PHN menyesuaikan intervensi
Swenson,Lisa THE CHANGES IN sementara juga bergeser ke arah penggunaan
PUBLIC HEALTH
Klotzbach,Michelle Intervensi pedoman EB-FHV. Sepuluh
NURSING
A. Mathiason, INTERVENTIONS masalah EB-FH menyumbang 16,3% dari
Karen E. Johnson AFTER THE intervensi yang didokumentasikan sebelum
IMPLEMENTATIO dan 36,5% dari intervensi yang
N OF AN didokumentaskan setelah implementasi
EVIDENCE- Proporsi intervensi sebelum dan sesudah EB-
BASED FAMILY FHV berdasarkan masalah berbeda secara
HOME VISITING
signifikan untuk semua masalah kecuali
GUIDELINE
penggunaan Zat Lebih sedikit intervensi
diberikan setelah ED-FHV untuk masalah
utama Kehamilan dan Pascapersalinan, dengan
pergeseran ke lebih banyak intervensi untuk
Perawatan/pengasuhan.

Ada 129 klien dewasa dalam data praktik


berusia 16-48 tahun, dengan usia rata-rata
27,8-6,4 tahun. Mayoritas adalah perempuan
(90%) dan kulit putih (64%) atau Afrika
Amerika (23%); dengan 30% dari total sampel
mengidentifikasi sebagai etnis Hispanik.
Evaluasi hasil mengungkapkan bahwa secara
keseluruhan ada perubahan yang positif dan
signifikan (semuap <0,001) dari baseline di
Pengetahuan (Skor Pengetahuan akhir-362-
0.52-pengetahuan dasar hingga memadai),
Perilaku (skor Perilaku akhir-4,20-0,46
perilaku yang biasanya sesuai), dan Status
(skor Status akhir=4,61 – 0,33-minimal atau
tidak ada tanda/gejala). Ada 27.986 intervensi
dalam dataset (11.684 sebelum 15.302 setelah
implementasi EB PHV). Data intervensi
termasuk total 157 PCT sebelum implementasi
pedoman dibandingkan dengan 148 PCT
setelah implementasi pedoman, dan 94 PCT di
EB-FHV. Klien menerima sedikitnya 1 dan
sebanyak 36 PCT sebelum dan sedikitnya 1
dan sebanyak 49 PCT setelah implementasi
EB-FHV.

Temuan menunjukkan bahwa Pengetahuan,


Perilaku, dan Status klien secara keseluruhan
meningkat setelah menerima kunjungan rumah
PHN, dan PHN yang memberikan kunjungan
rumah mendokumentasikan proporsi intervensi
Pengasuhan pengasuhan yang tinggi. Hal ini
sejalan dengan tujuan program EB-PV dan
kebutuhan risiko tinggi.

Proyek peningkatan kualitas ini memeriksa


kumpulan data besar intervensi PHN untuk
bukti perubahan praktik setelah penerapan
pedoman EB-FHV. Dokumentasi PHN
menunjukkan kepatuhan terhadap pedoman
EB-PHV, sambil menyesuaikan intervensi
berbasis bukti secara berbeda berdasarkan
masalah.

7 Manuel 2020 EFFECTS OF Trend dan issue tentang Model Keperawatan


Zimansky,Lukasz IMPLEMENTING Sistem Keluarga yang terkenal termasuk
Stasielowicz, Inga A BRIEF FAMILY Calgary Family Assessment Model (CFAM)
dan Calgary Family Intervention Model
Franke, Hartmut NURSING
(CFIM) yang dikembangkan di Kanada oleh
Remmers, Heiko INTERVENTION Wright dan Leahey (2013) (Shajani & Snell,
Friedel, Jens WITH 2019). CFAM memungkinkan perawat untuk
Atzpodien HOSPITALIZED menilai secara komprehensif kekuatan, sumber
ONCOLOGY daya, masalah, dan penderitaan keluarga saat
PATIENTS AND ini melalui pertanyaan yang ditargetkan yang
THEIR FAMILIES menilai struktur, perkembangan, dan fungsi
keluarga. Untuk menilai struktur keluarga dan
IN GERMANY: A
interaksinya dengan lingkungan mereka,
QUASI- biasanya digunakan dua alat penilaian
EXPERIMENTAL struktural, genogram dan ecomap (Rempel et
STUDY al., 2007; Wright & Leahey, 2013). CFIM
menyediakan kerangka kerja pengorganisasian
untuk hubungan perawat-keluarga dan untuk
percakapan terapeutik yang ditawarkan oleh
perawat menggunakan intervensi keperawatan
keluarga tertentu (misalnya, pertanyaan
intervensi, pujian) yang menargetkan tingkat
sistem yang menawarkan peluang terbesar
untuk kesehatan dan penyembuhan keluarga
(Bell & Wright, 2015). CFAM dan CFIM
dapat digunakan oleh perawat untuk
membantu keluarga mengatasi masalah
penyakit mereka serta meningkatkan
kesehatan/kesejahteraan keluarga dan fungsi
individu dan keluarga yang efektif

Model CFAM dan CFIM telah diperkenalkan


dan dipelajari di beberapa negara (Leahey &
Wright, 2016). Studi kualitatif telah dilakukan
di rumah sakit anak Kanada (LeGrow &
Rossen, 2005; Martinez et al., 2007), unit
medis-bedah Kanada (Leahey et al., 1995),
unit psikiatri Kanada (Goudreau et al., 2006 ),
klinik rawat jalan gagal jantung di Denmark
(Voltelen et al., 2016), dan rawat inap dan
rawat jalan di Islandia (Svavarsdottir et al.,
2015). Baru-baru ini, penelitian telah
dilakukan di Islandia untuk menguji dampak
penerapan pendekatan berorientasi keluarga
dalam perawatan rumah paliatif khusus

Efektivitas keperawatan keluarga berdasarkan


CFAM dan CFIM pada pasien dan kerabat
mereka dalam onkologi dievaluasi untuk
pertama kalinya di Jerman dengan penelitian
ini. Keuntungan dari keperawatan keluarga
tidak dapat ditunjukkan sehubungan dengan
pasien hasil (beban psikologis, dukungan
sosial yang diterima, kepuasan) dan hasil
anggota keluarga (beban psikologis, keluhan
fisik, kepuasan).Dalam penelitian lain, juga
telah ditunjukkan bahwa keperawatan keluarga
tidak selalu menghasilkan manfaat
sehubungan dengan hasil tertentu. Meskipun
efek positif dari intervensi percakapan
terapeutik singkat pada dukungan kognitif
yang dirasakan orang tua di Rumah Sakit
Anak Islandia dapat ditunjukkan dengan
menggunakan desain penelitian eksperimental,
dukungan emosional yang dirasakan secara
signifikan lebih tinggi setelah intervensi tidak
dapat ditemukan pada kelompok intervensi
(Svavarsdottir dkk., 2012). Pola yang agak
berbeda ditemukan dalam penelitian yang
dilakukan di divisi psikiatri di Rumah Sakit
Universitas di Islandia. Sedangkan anggota
keluarga dalam kelompok intervensi
melaporkan dukungan kognitif dan emosional
yang lebih tinggi secara signifikan, tidak ada
manfaat yang ditemukan untuk pasien. Secara
khusus, pasien dari kelompok intervensi tidak
melaporkan dukungan kognitif atau emosional
yang lebih tinggi juga tidak melaporkan
dukungan keluarga yang lebih tinggi Jika
digabungkan, temuan-temuan tersebut dan
hasil penelitian kami menunjukkan bahwa
bukti keunggulan keperawatan keluarga di
lingkungan rumah sakit sangat beragam

Analisis biaya-manfaat. Ini harus dilawan oleh


fakta bahwa peneliti lain telah menemukan
efek positif dari keperawatan keluarga
berdasarkan CFAM dan CFIM, setidaknya
dalam pengaturan lain (yaitu, pediatri,
psikiatri) dan bahwa dalam studi kami struktur
spesifik negara serta implementasi masalah
mungkin telah menyebabkan temuan yang
tidak terduga. Kami menyimpulkan bahwa
bahkan sebelum pengenalan keperawatan
keluarga di unit rawat inap onkologi Jerman,
persyaratan dasar tertentu harus dipenuhi
untuk memungkinkan penemuan efek. Sebagai
pengenalan pendekatan keperawatan keluarga,
seharusnya perawat sudah bekerja sesuai
prinsip keperawatan primer. Sebagian besar
staf keperawatan harus memiliki kompetensi
dasar konsultasi profesional, yang berfungsi
sebagai dasar untuk memperoleh kompetensi
keperawatan keluarga secara umum.

DAFTAR PUSTAKA
Devi, R., & Parmin, N. (n.d.). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KASUS ARTHRITIS REUMATOID UNTUK
MENGURANGI NYERI KRONIS MELALUI PEMBERIAN TERAPI KOMPRES HANGAT SEREI. In Jurnal
Kesehatan Tadulako (Vol. 5, Issue 2).

Generasi, B., Kesehatan, J., & Hidayat, W. (n.d.). STRATEGI PENCEGAHAN PRESSURE
INJURIES (PI) BERDASARKAN EVIDENCE-BASED PRACTICE (EBP): A SYSTEMATIC
REVIEW. Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi, 11, 2020.

Hidayat, C. T. (2021). Pengaruh Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga terhadap Perawatan


Kesehatan Anggota Keluarga Lansia. The Indonesian Journal of Health Science, 13(1), 103–109.
https://doi.org/10.32528/ijhs.v13i1.5150

Laga, Y., Kusuma, H., & Nada, S. (2021). MEDICA MAJAPAHIT ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA MENGALAMI GANGGUAN MOBILITAS
FISIK PASCA STROKE DI MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA SOOKO KEC. SOOKO
KAB. MOJOKERTO (Vol. 13, Issue 1).

Monsen, K. A., Swenson, S. M., Klotzbach, L. v., Mathiason, M. A., & Johnson, K. E. (2017).
Empirical evaluation of the changes in public health nursing interventions after the
implementation of an evidence-based family home visiting guideline. Kontakt, 19(2), e75–e85.
https://doi.org/10.1016/j.kontakt.2017.03.002

Utami, R. A., Setiawan, A., & Fitriyani, P. (2018). PENERAPAN SYMBOLIC MODELING
MELALUI PENDEKATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DALAM
MENURUNKAN KEJADIAN CEDERA PADA ANAK USIA SEKOLAH. JKH, 2, 2621–8704.

Zimansky, M., Stasielowicz, L., Franke, I., Remmers, H., Friedel, H., & Atzpodien, J. (2020). Effects
of Implementing a Brief Family Nursing Intervention With Hospitalized Oncology Patients and
Their Families in Germany: A Quasi-Experimental Study. Journal of Family Nursing, 26(4),
346–357. https://doi.org/10.1177/1074840720967022

Lampiran

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KASUS ARTHRITIS REUMATOID


UNTUK MENGURANGI NYERI KRONIS MELALUI PEMBERIAN TERAPI KOMPRES
HANGAT SEREI
*Ratna Devi, Parmin, Nadira

Program Studi D-III Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako

*Email :ratnadevi.unhas@gmail.com

ABSTRAK
Arthritis Reumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan
kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Masalah yang sering timbul pada penderita Arthritis
Rheumatoid yaitu nyeri Kronis. Prevalensi penyakit sendi di sulawesi tengah sendiri pada tahun 2009
berada di posisi ke-12 di Indonesia sebesar 29,7%, sedangkan pada tahun 2013 berada pada posisi ke6
yaitu sebesar 26,7% dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa prevalensi penyakit sendi di Sulawesi
Tengah mengalami penurunan, namun terjadi peningkatan posisi terbanyak. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Kasus Arthritis reumatoid Untuk
Mengurangi Nyeri Kronis Melalui Pemberian Terapi kompres Hangat Serei. Metod e yang di pakai
adalah metode kualitatif keluarga, keluarga di ajarkan memberikan terapi kompres hangat serei untuk
mengurangi nyeri sendi pada pasien Arthritis Reumatoid. Berdasarkan askep keluarga yang penulis
lakukan pada ke dua keluarga, masalah utama yaitu nyeri kronis dan di laksanakan intervensi pemberian
kompres hangat serei pada kedua keluarga teratasi. Hasil studi kasus menunjukan bahwa terapi kompres
hangat serei dapat mengurangi nyeri pada kedua keluarga. Tingkat kemandirian kedua keluarga
meningkat dari KM-II menjadi KM-III dan di harapkan kedua keluarga dapat melakukan secara mandiri.

Kata Kunci : Kompres hangat serei, Nyeri Kronis, Arthritis Reumatid, Keluarga

ABSTRACT
Rheumatoid arthritis is an autoimmune disease in which joints (usually the joints of the hands and feet)
experience inflammation, resulting in swelling, pain and often eventually causing damage to the inside of
the joint. The problem that often arises in Rheumatoid Arthritis sufferers is Chronic pain. The prevalence
of joint disease in Central Sulawesi alone in 2009 was in the 12th position in Indonesia at 29.7%, while in
2013 it was in the 6th position which amounted to 26.7% of the data concluded that the prevalence of
joint disease in Central Sulawesi it has decreased, but there has been the most increase in position. This
study aims to describe family nursing care in rheumatoid arthritis cases to reduce chronic pain through
the provision of therapy for warm compresses of cereals. The method used is a qualitative family method,
the family is taught to provide a therapy for warm cereal compresses to reduce joint pain in patients with
rheumatoid arthritis. Based on family planning, the author did the two families, the main problem was
chronic pain and carried out the intervention of giving warm cereal compresses to both families was
overcome. The results of the case study show that the therapy of warm cereal compresses can reduce pain
in both families. The level of independence of the two families increased from KM-II to KM-III and it was
hoped that the two families could do it independently.

Keywords: Warm lemongrass compresses, Chronic pain, Rheumatoid arthritis, Family


PENDAHULUAN diabetes atau Acquired immuno deficiency
Penyakit arthritis bukan penyakit yang syndrome (AIDS). Namun, penyakit ini menjadi
mendapat sorotan seperti penyakit hipertensi, masalah kesehatan yang cukup mengganggu
dan terjadi dimana-mana. Penyakit ini paling penurunan, namun terjadi peningkatan posisi
sering dimulai antara dekade keempat dan terbanyak (RISKESDAS 2013).
keenam dari kehidupan. Namun, Arthritis
Rheumatoid dapat mulai pada usia berapa Penyebab Arthritis Rheumatoid (RA) dapat
pun (American College of Rheumatology, 2012). dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor antara
lain, Mekanisme IMUN ( AntigenAntibody)
Menurut World Health Organization seperti interaksi antara IGC dan faktor
(WHO) angka kejadian rematik pada tahun Reumatoid, Gangguan Metabolisme,
2010 mencapai 20% dari penduduk dunia yang
telah terserang rematik, dimana 5-10% berusia Genetik, infeksi virus dan Faktor lain : nutrisi,
5-20 tahun dan 20% berusia 55 tahun faktor usia dan faktor lingkungan yaitu
sedangkan tahun 2012 meningkat menjadi 25% (pekerjaan dan psikososial). (Suratun et.al,
penderita rematik yang akan mengalami 2008).
kecacatan akibat kerusakan pada tulang dan Pada Arthritis Rheumatoid, reaksi
gangguan pada persendian. Rheumatoid autoimun terutama terjadi dalam jaringan
arthritis adalah bentuk paling umum dari sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-
arthritis autoimun, yang mempengaruhi lebih enzim dalam sendi, enzim-enzim tersebut akan
dari 1,3 juta orang di Amerika. Dari jumlah memecah kolagen sehingga terjadi edema,
tersebut, sekitar 75% adalah perempuan, proliferasi membran sinovial dan akhirnya
bahkan 1-3% wanita mungkin mengalami pembentukan pannus. Panus akan
rheumatoid arthritis dalam hidupnya. menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan
Di Indonesia sendiri kejadian penyakit ini erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya
lebih rendah dibandingkan dengan negara maju permukaan sendi yang akan mengganggu gerak
seperti Amerika. Prevalensi kasus Arthritis sendi. Otot akan turut terkena karena serabut
Rheumatoid di Indonesia berkisar 0,1% sampai otot akan mengalami perubahan degeneratif
dengan 0,3%. Sementara, di Amerika mencapai dengan menghilangnya elastisitas otot dan
3% (Nainggolan, 2009). Angka kejadian Arthritis kekuatan kontraksi otot (Smeltzer et,al. 2002).
Rheumatoid di Indonesia pada penduduk Masalah yang timbul pada penderita
dewasa (di atas 18 tahun) berkisar 0,1% hingga Arthritis Rheumatoid yaitu nyeri, dan tindakan
0,3%. Pada anak dan remaja prevalensinya untuk menghilangkan nyeri seperti nyeri sendi,
satu per 100.000 orang. Diperkirakan jumlah secara nonfarmakologi yaitu menghangatkan
penderita Rheumatoid arthritis di Indonesia persendian yang sakit dengan terapi kompres
360.000 orang lebih (Tunggal, 2012). hangat, yang dilakukan dengan menggunakan
Prevalensi penyakit sendi di sulawesi kain yang direndam pada air hangat, dimana
tengah sendiri pada tahun 2009 berada di terjadi pemindahan panas dari kain kedalam
posisi ke-12 di Indonesia sebesar 29,7%, tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran
sedangkan pada tahun 2013 berada pada posisi pembuluh darah dan akan terjadi penurunan
ke-6 yaitu sebesar 26,7% dari data tersebut ketegangan otot, sehingga nyeri yang dirasakan
dapat di simpulkan bahwa prevalensi penyakit akan berkurang atau hilang (Ceccio, dalam Potter
sendi di Sulawesi Tengah mengalami Perry,2001).
Terapi kompres hangat tersebut dapat menghilangkan nyeri kronis akibat arthritis
dikombinasikan dengan herbal yaitu air rebusan rheumatoid.
serei. Dalam buku Herbal Indonesia
disebutkan bahwa khasiat tanaman serei Perawat berperan dalam memberikan
mengandung minyak atsiri, yang memiliki sifat asuhan keperawatan pada keluarga yang salah
kimiawi dan efek farmakologi yaitu rasa pedas satu anggota keluarganya mengalami nyeri
dan bersifat hangat sebagai anti radang (anti sendi akibat Arthritis reumatoid dengan
inflamasi), dan menghilangkan rasa sakit atau pemberian terapi kompres hangat serei.
nyeri yang bersifat analgetik, serta melancarkan Namun, semua itu di butuhkan peran keluarga
sirkulasi darah yang di indikasikan untuk yang juga sangat penting dalam proses asuhan
menghilangkan nyeri otot dan nyeri sendi pada keperawatan keluarga untuk memberikan efek
penderita artritis rheumatoid, badan pegallinu yang maksimal dalam merawat anggota
dan sakit kepala (Hembing, 2007). keluarganya yang mengalami nyeri sendi
akibat Arthritis reumatoid dengan harapan
Terapi kompres hangat dengan keluarga siap dan mampu dalam merawat
kombinasi serei ini juga telah di buktikan pada anggota keluarganya.
Penelitian dari The Science and Technology.
Dimana telah menentukan bahwa serai Keluarga diharapkan mampu mengenal
memiliki senyawa analgetik yang membantu masalah, kemampuan mengambil keputusan,
menghilangkan rasa sakit atau nyeri seperti kemampuan memberikan perawatan pada
nyeri otot dan nyeri sendi akibat artritis anggota keluarga yang mempunyai masalah
rheumatoid. (Hembing, 2007). Manfaat yang kesehatan, mampu memodifikasi lingkungan dan
maksimal akan di capai dalam waktu 20 menit memanfaatkan fasilitas kesehatan. (Friedman
dan setiap lima menit mengganti air 2010).
rendamannya dan di lakukan setiap hari
METODE
(Hembing, 2007). meskipun serei aman
Karya tulis ilmiah ini menggunakan desain
dikonsumsi, sebaiknya kompres serei tidak studi kasus yaitu studi untuk mengeksplorasi
digunakan secara berlebihan, karna panas bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada
yang mengenai jaringan secara terus menerus kasus arthritis reumatoid untuk mengurangi
akan merusak sel–sel kapitel, menyebabkan nyeri kronis melalui pemberian terapi kompres
kemerahan, rasa perih, bahkan kulit menjadi hangat serei di kelurahan kawatuna.
melepuh. (Smeltzer, 2002)
Unit analisa/partisipan dalam
Berdasarkan uraian di atas bahwa keperawatan yaitu klien dan keluarganya. Subjek
kompres hangat merupakan tindakan yang digunakan adalah 2 klien atau 2 keluarga (2
nonfarmokologi yang dapat dilakukan untuk kasus) dengan penyakit Arthritis rheumatoid
menghilangkan atau mengurangi nyeri atritis yang memiliki masalah keperawatan nyeri,
rheumatoid dan metode ini biasanya dengan mengambil 2 keluarga guna untuk
mempunyai resiko lebih rendah, maka peneliti membandingkan masalah yang sama antara klien
tertarik untuk meneliti secara langsung apakah 1 dan klien 2. Fokus studi pada studi kasus ini
kompres hangat dengan menggunakan air adalah penerapan terapi kompres hangat serei
rebusan serei dapat digunakan untuk
untuk mengurangi nyeri sendi pada klien diagnostik klien agar data yang didapatkan
Arthritis reumatoid. akurat.

Metode pengumpulan data menggunakan Analisis data dan penyajian data pada
wawancara di mana wawancara menanyakan penelitian ini menggunakan pengumpulan data
atau membuat tanya jawab yang berkaitan
dengan masalah yang dihadapi oleh klien biasa HASIL
juga disebut anamnese. Wawancara berlangsung di mana data dikumpulkan melalui wawancara
untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan langsung klien dan keluarga., mengobservasi
dengan masalah yang dihadapi klien dan tingkah laku atau perilaku klien dan keluarga
merupakan suatu komunikasi yang tentang masalah kesehatannya serta lingkungan
direncanakan. Hal-hal yang dikaji dalam klien.
wawancara adalah tentang biodata, keluhan
Mereduksi data
utama, riwayat kesehatan. Observasi, yaitu
Data subjektif adalah data yang didapatkan
mengamati perilaku dan keadan pasien untuk
dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
memperoleh data tentang masalah kesehatan
suatu situasi dan kejadian dan bisa juga
dan keperawatan klien. Pemeriksaan fisik,
didapatkan dari keluarga klien. data objektif
dilakukan yaitu dengan cara inspeksi, palpasi,
adalah data yang didapatkan melalui observasi
perkusi, dan auskultasi.Dilakukan untuk
pada klien, keluarga dan lingkungan.
melengkapi data yang sudah ditemukan
pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara
sebelumnya. Studi dokumentasi merupakan
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi pada
hasil yang didapatkan dari sebuah pemeriksaan
klien. penyajian data penyajian data yang
dilakukan secara teks naratif dan tabel.

Tabel 1.1 Perbandingan tugas kesehatan keluarga “Mengenal Masalah Kesehatan Arthritis
Reumatoid pada Dua Keluarga”
Keluarga I (Ny.A) Keluarga II (Ny.I)
Implementasi Evaluasi Implementasi Evaluasi
Sabtu, 15 september 2018 Jam 14.50 WIB Sabtu, 15 september Jam 16.00 WIB
Jam 14.30 WIB S: 2018 S:
- Keluarga Jam 15.30 WIB - Keluarga
Anggota keluarga yang ikut : megatakan megatakan senang
Nn.Y senang di Anggota keluarga di kunjungi oleh
kunjungi oleh yang ikut : Tn.T peneliti
peneliti - Ny.I mengatakan
Pengajaran proses penyakit :
- Ny.A mengatakan tidak tahu apa itu
1. Mengkaji pengetahuan Pengajaran proses
pasien mengenai masalah hanya mengenal Arthritis
penyakit :
kesehatannya dan apa itu yang namanya Reumatoid yang dia
1. Mengkaji
Arthritis Reumatoid. rematik dan pengetahuan tahu hanya rematik
Hasil : biasanya pasien mengenai yang biasanya
Ny.A mengatakan Arthritis menyerang pada masalah merasa kram pada
Reumatoid adalah penyakit kaki,tangan atau kesehatannya dan sendi jari kaki
yang hanya mereka kenal persendian. apa itu Arthritis seperti yang dia
namanya dengan rematik - Nn.Y mengatakan Reumatoid. rasakan saat ini.
biasanya menyerang pada Arthritis Hasil : - Ny.I mengatakan
kaki, tangan atau Reumatoid adalah Ny.I mengatakan Arthritis
persendian dan Nn.Y tidak tahu apa itu Reumatoid/rematik
apabila
mengatakan Arthritis Reumatoid terjadi apabila
Arthritis Reumatoid adalah merasakan kram
yang dia tahu hanya klien melakukan
apabila merasakan kram seperti rematik yang
seperti kesemutan pada kesemutan pada pekerjaan yang
biasanya merasa
kaki seperti yang di rasakan kaki seperti yang kram pada sendi jari berat.
ibunya saat ini. di rasakan ibunya kaki seperti yang dia - Ny.I mengatakan
2. Peneliti menjelaskan saat ini rasakan saat ini. tanda-tanda dari
tentang Arthritis - Ny.A dan Nn.Y 2. Peneliti Arthritis
Reumatoid Hasil : mengatakan menjelaskan
Ny.A dan Nn.Y mengatakan tentang Arthritis
terjadinya
Reumatoid
mengerti
Hasil :
3. Peneliti menjelaskan persendian kaki di berikan oleh Arthritis
patofisiologi penyakit dan tangan. peneliti. Reumatoid
Arthritis Reumatoid. 5. Memberikan 6. Mendiskusikan karena bekerja
Hasil : informasi pola hidup yang terlalu berat dan
Ny.A dan Nn.Y pada pasien perlu di jaga apabila merasa
mengatakan terjadinya mengenai seperti pola dingin.
Arthritis Reumatoid masalahnya makan dan - Ny.A dan Nn.Y
apabila merasa dingin gaya hidup mengatakan
saat ini.
terutama pada pagi hari. misalnya tanda dari
Hasil :
4. Menjelaskan tanda dan berolahraga. Arthritis
Ny.A dan Nn.Y
gejala yang sering terjadi Hasil : Reumatoid
mengatakan
pada Arthritis Reumatoid. Ny.A dan Nn.Y adalah
mengerti dan
Hasil : mengatakan sakit/kram pada
sudah
Ny.A dan Nn.Y akan belajar persendian kaki
mengetahui
mengatakan merubah pola dan tangan. O :
kondisinya saat
tanda dari Arthritis makan dan - Ny.A dan Nn.Y
ini setelah
Reumatoid adalah gaya hidup nampak
mendapatkan
sakit/kram pada keluarga. mengerti dan
informasi yang
menganggukan kepala 4.Menjelaskan hidup misalnya membatasi
- Ny.A dan Nn.Y nampak tanda dan gejala berolahraga. Hasil : pekerjaan yang
kooperatif A : yang sering terjadi Ny.I dan Tn.T berat-berat. O :
- Tujuan khusus pertama pada Arthritis mengatakan setuju - Ny.I dan Tn.T
teratasi yaitu keluarga Reumatoid Hasil : dan akan belajar nampak cukup
mampu mengenal masalah Ny.I mengatakan meruah gaya hidup mengerti
kesehatan tanda-tanda dari keluarga misalnya - Ny.I dan Tn.T
- Keluarga kooperatif P : Arthritis dengan nampak kooperatif
- Lanjutkan intervensi Reumatoid yaitu berolahraga dan A:
tujuan khusus yang ke dua seperti ia membatasi - Tujuan khusus
yaitu meningkatkan merasakan pekerjaan yang pertama teratasi
kemampuan kesemutan pada berat-berat. yaitu keluarga
keluarga dalam membuat sendi jari-jari Reumatoid yaitu mampu mengenal
keputusan untuk di kakinya. seperti ia masalah kesehatan
lakukan tindakan 5.Memberikan merasakan - Keluarga kooperatif
keperawatan pada informasi pada kesemutan pada P:
anggota keluarga yang pasien mengenai sendi jari-jari - Lanjutkan
mengalami masalahnya saat kakinya. intervensi tujuan
Arthritis ini. Hasil : Ny.I - Ny. I dan Tn. T khusus yang ke dua
dan Tn.T mengatakan yaitu meningkatkan
Reumatoid
Ny.I dan Tn.T mengatakan mengatakan mengerti dengan kemampuan
mengerti mengerti dengan informasi yang di keluarga dalam
3.Peneliti menjelaskan informasi yang di berikan dan sudah membuat
patofisiologi penyakit berikan dan sudah mengetahui kondisi keputusan untuk di
Arthritis Reumatoid. mengetahui Ny.I saat ini. lakukan tindakan
Hasil : kondisi Ny.I saat - Ny.I dan Tn.T keperawatan pada
Ny.I mengatakan ini. mengatakan setuju anggota keluarga
Arthritis Reumatoid/rematik 6.Mendiskusikan dan akan belajar yang mengalami
terjadi apabila klien pola hidup yang meruah gaya hidup Arthritis
melakukan pekerjaan yang perlu di jaga keluarga misalnya Reumatoid.
berat. seperti pola dengan
makan dan gaya berolahraga dan
menjelaskan salah satu tanda dan gejala dari Arthritis
Reumatoid yang di alami oleh Ny.I.
Tabel 1.2 Perbandingan Tugas Kesehatan Kelurga : Kemampuan Merawat “Pelaksanaan
Pengajaran Tekhnik Kompres Hangat Serei Pada Dua Keluarga”

Interpretasi : Hasil dari implementasi yang sama walaupun pengetahuan pada


menunjukan bahwa pelaksanaan proses keluarga II tidak sebanyak yang di miliki oleh
pengajaran penyakit pada klien I (Ny.A) dan keluarga I. Namun, keluarga II dapat
klien II (Ny.I) memiliki tingkat keberhasilan
Keluarga I (Ny. A) Keluarga II (Ny. I)
Implementasi Evaluasi Implementasi Evaluasi
Minggu 16 september Jam 17.30 WIB Minggu 16 september Jam 19.30 WIB
2018 2018
Jam 16.30 WIB S: Jam 18.50 WIB S:
- Keluarga - Keluarga
Anggota keluarga yang mengatakan bahwa Anggota keluarga yang ikut : mengatakan
ikut : Nn.Y mengerti dengan Ny.D dan Nn.K mengerti dan
apa yang di ajarkan merasa terapi
Mengajarkan proses oleh peneliti Mengajarkan proses yang diajarkan
pelaksanaan terapi - Keluarga pelaksanaan terapi mudah untuk di
Kompres Hangat Serei : mengatakan Kompres Hangat Serei : lakukan.
1.Tahap mempersiapkan bersedia 1.Tahap mempersiapkan - Keluarga
alat. Semua peralatan menyiapkan alat alat. Semua peralatan mengatakan
sudah disetujui dan yang di butuhkan. sudah disetujui dan bersedia dan
disiapkan oleh - Ny. A mengatakan disiapkan oleh keluarga langsung
keluarga dan peneliti merasakan hasil dan peneliti sebelum menyiapkan alat
sebelum masuk dalam tindakan yaitu terasa masuk dalam tahap yang di butuhkan.
tahap pengajaran. nyaman dan merasa pengajaran. - Ny. I mengatakan
Hasil : lebih baik. Hasil : merasa lebih baik
Keluarga mengatakan O : Keluarga mengatakan setelah di lakukan
bersedia menyiapkan - Keluarga bersedia menyiapkan terapi.
alat yang di butuhkan. menyiapkan alat yang alat yang di butuhkan. O:
Peneliti menyiapkan di butuhkan : Peneliti menyiapkan alat - Keluarga ikut
alat yang berupa : Panci (untuk yang berupa : menyiapkan alat
termometer air. merebus), Baskom termometer air. yang di butuhkan.
Keluarga menyiapkan : kecil, Air 6 gelas, Keluarga menyiapkan : - Keluarga nampak
Panci (untuk merebus), Waslap, serei 6 Panci (untuk merebus), welcome dan
Baskom kecil, Air 6 batang dan tempat. Baskom kecil, Air 6 kooperatif
gelas, Waslap, serei 6 - Keluarga nampak gelas, Waslap, serei 6 terhadap tindakan
batang dan tempat. antusias dan batang dan tempat. yang di ajarkan
2.Peneliti mengajarkan memperhatikan 2.Peneliti oleh peneliti
kompres air hangat prosedure kompres mengajarkan mengenai terapi
serei pada keluarga hangat serei yang di kompres air hangat serei kompres hangat
sebanyak ajarkan. pada keluarga sebanyak serei.
1 kali. A: 2 kali. A :
Prosedur pelaksanaan : - Keluarga mengerti Prosedure pelaksanaan : Keluarga
- Menganjurkan namun belum bisa - Menganjurkan keluarga memahami namun
keluarga untuk melakukan secara untuk membersihkan belum bisa secara
membersihkan serei mandiri dan tindakan serei lalu keluarga rebus mandiri
lalu keluarga rebus masih di dengan air minimal 6 melakukan
dengan air minimal 6 lakukan oleh gelas (±1800 cc) tindakan yang di
gelas (±1800 cc) peneliti . didihkan, lalu peneliti ajarkan.
didihkan, lalu peneliti P : mengukur P :
mengukur - Lanjutkan intervensi menggunakan - Lanjutkan intervensi
menggunakan mengobservasi termometer air dalam mengobservasi
termometer air dalam tingkat kemampuan keadaan hangat (40 tingkat
keadaan hangat (4045 keluarga dalam C45 C ). kemampuan
C). merawat anggota - Dekatkan dengan klien keluarga dalam
- Dekatkan dengan keluarga yang sakit air serei yang sudah di merawat anggota
klien air serei yang
sudah di rebus dan sikan kepada klien untuk
handuk kecil. duduk dengan kaki
- Instruksikan kepada menggantung.
klien untuk duduk - Ambil waslap, basahi
dengan kaki dengan air
menggantung. rebusan serei lalu
- Ambil waslap, basahi peras sedikit, tempelkan
dengan air rebusan pada daerah yang nyeri
serei lalu peras minimal 15 menit,jika
sedikit, tempelkan terasa waslap sudah
pada daerah yang
dingin celupkan
nyeri minimal 15
kembali waslap ke
menit,jika terasa
waslap sudah dingin dalam baskom berisi
celupkan kembali air serei lalu kompres
waslap ke dalam kembali.
baskom berisi air serei - lakukan setiap kali
lalu kompres kembali. merasa nyeri untuk
- lakukan setiap mengatasi masalah nyeri
kali merasa pada sendi.
nyeri untuk mengatasi Hasil : Keluarga nampak
masalah nyeri menerima dengan baik dan
pada sendi. kooperatif terhadap tindakan
Hasil : yang di ajarkan walaupun
Keluarga nampak harus di ajarkan sebanyak dua
antusias dan kali oleh peneliti mengenai
memperhatikan terapi kompres hangat serei
prosedur kompres dan merasakan hasil dari
hangat serei yang di terapi yang di berikan
ajarkan dan Ny. A terutama pada Ny.I yang
mengatakan merasakan dilakukan terapi
hasil tindakan yaitu
terasa nyaman dan
merasa lebih baik
rebus dan
handuk keluarga
yang kecil.
sakit.
-I
n
s
t
r
u
k
Interpretasi : proses pelaksanaan kompres serei Menunjukan hasil pengajaran tekhnik kompres
hangat serei pada keluarga satu dan dua. Tekhnik kompres hangat serei pada keluarga I di ajarkan
sebanyak satu kali, sedangkan pada Keluarga II di ajarkan sebanyak dua kali. Nn. Y anak dari Ny. A lebih
cepat memahami, mengingat dan melakukan semua prosedur pelaksanaan terapi kompres hangat serei
di bandingkan dengan Ny. D adik dari Ny. I di karenakan umur yang berbeda jauh antara dua anggota
keluarga dan tingkat pendidikan Nn. Y anggota keluarga dari Ny. A lebih tinggi yaitu S1 di bandingkan
dengan tingkat pendidikan oleh keluarga Ny. I yaitu tingkat SMA.

Peneliti selanjutnya melakukan kontrak waktu kembali bahwa akan melakukan tekhnik kompres
hangat serei selama empat kali. Peneliti akan mengobservasi tanda-tanda vital pasien, karakteristik nyeri
yang di rasakan oleh pasien dan terapi kompres hangat yang di berikan. Peneliti membuat standar nilai
untuk keluarga yang akan merawat anggota keluarganya dalam melakukan pelaksanaan terapi kompres
hangat serei, yaitu 25-36 (Baik), 13-24 (Cukup baik), 1-12 (Kurang). Observasi pelaksanaan terapi
kompres hangat serei di lakukan selama 4 kali dalam waktu maksimal 2 minggu.

PEMBAHASAN
Hasil pengkajian 2 keluarga pada individu yang sakit, di dapatkan hasil pada keluarga dua (Ny. I)
lebih lama merasakan nyeri akibat Arthritis Reumatoid yaitu selama dua tahun pada usia 57
tahun, sedangkan pada keluarga I (Ny. A) merasakan nyeri akibat Arthritis Reumatoid baru 6 bulan
yang lalu saat usia 55 tahun. Asumsi penulis, hal ini di sebabkan karena faktor usia dari ke dua keluarga
yang terpaut 4 tahun di mana Ny. I lebih tua 4 tahun dari Ny. A.

Menurut suratun et.al (2008) Arthritis Reumatoid di pengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya adalah faktor usia, dilihat dari rentang usia yang biasanya beresiko terkena Arthritis
Reumatoid adalah usia 50-60 tahun keatas, penyakit ini lebih cenderung diderita usia 50 tahun keatas
karena kita ketahui sistem metabolisme pada usia tersebut sudah mulai terganggu atau mengalami
penurunan fungsi, namun tidak menutup kemungkinan kelompok usia produktif juga dapat
terkena. Setiap lanjut usia penderita Arthritis Reumatoid mengalami nyeri ringan sampai sedang,
kadang bisa berat.

Selain faktor usia, penulis juga berasumsi bahwa faktor yang menyebabkan perbedaan pada dua
keluarga ini yaitu faktor pendidikan dan kurang pengetahuan yang di miliki oleh anggota keluarga II. Di
mana, pada keluarga II tingkat pendidikan paling tinggi yang di miliki yaitu SMA sedangkan pada
keluarga I anggota keluarga Nn. Y anak dari Ny. A memiliki pendidikan yaitu S1. Friedman 2010
menjelaskan tugas kesehatan keluarga ada lima, yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, merawat anggota keluarga yang sakit,
memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan. Tugas kesehatan keluarga akan tercapai bila di mulai degan baik dari
pengenalan termasuk pengetahuan yang cukup tentang Arthritis Reumatoid. Berdasarkan konsep
tersebut, dapat di jelaskan bahwa meningkatnya pengetahuan keluarga tentang Arthritis Reumatoid
akan mendorong keluarga atau pasien itu sendiri untuk berperilaku yang lebih baik, terutama dalam
merawat anggota keluarga yang sakit Arthritis Reumatoid sehingga masalah yang timbul dari penyakit
tersebut yaitu nyeri dapat di atasi oleh keluarga yang di harapkan keluarga bisa mekakukannya secara
mandiri.

Hasil pengkajian yang peneliti dapatkan pada pasien II (Ny. I) menderita Arthritis Reumatoid
mengalami keluhan nyeri pada sendi-sendi jari kedua kakinya karena memiliki kebiasaan bekerja terlalu
berat yang di buktikan dengan Ny. I mengatakan “Nyeri di rasakan jika setelah selesai bekerja dan
merasa kelelahan”. Menurut sarwono (2013) Arthritis Reumatoid lebih sering terjadi pada orang yang
mempunyai aktivitas yang berlebih dalam menggunakan lutut dan kaki yang sering jongkok, karena
terjadi penekanan yang berlebih pada lutut sehingga menimbulkan peradangan pada sendi. Umumnya,
semakin berat aktivitas yang di lakukan oleh seseorang dalam kegiatan sehari-hari maka pasien akan
lebih sering mengalami Arthritis Reumatoid terutama pada bagian sendi yang biasa lebih sering di
rasakan pada sendi-sendi jari dan pergelangan kaki. Sehingga, dalam proses penyembuhan sebaiknya
keluarga I membantu anggota keluarganya yang sakit untuk membatasi aktivitas-aktivitas beratnya.
Sedangkan pada Ny. A, yang menyebabkan nyeri akibat Arthritis Reumatoid yaitu ketika klien merasa
dingin terutama di rasakan saat pagi hari, hal ini di buktikan dengan Ny. A mengatakan “nyeri di
rasakan apabila terlalu merasa dingin terutama pada pagi hari”. Sarwono (2011) juga mengatakan
bahwa selain aktivitas yang berlebihan suhu dingin juga berpengaruh pada penderita Arthritis
Reumatoid yang merupakan penyakit autoimun ketika sel-sel pertahanan tubuh menyerang tubuh itu
sendiri di mana persendian menjadi lebih sensitif sehingga terjadi peradangan di semua sendi akibat
reaksi imun berlebihan. Pada musim dingin yang ekstrim, pembuluh darah mengkerut sehingga asupan
darah terutama ke daerah kaki berkurang dan organ-organ akan menyimpan panas. Kulit menjadi lebih
kaku menyebabkan lebih banyak tekanan pada saraf-saraf yang sudah sensitif.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu pemberdayaan anggota keluarga yang di lakukan melalui
proses pengajaran, dalam memberikan terapi kompres hangat serei, agar dapat menurunkan rasa
nyeri pada klien yang mengalami nyeri sendi akibat Arthritis Reumatoid membuktikan bahwa terapi ini
berpengaruh dalam menurunkan intensitas nyeri yang di rasakan oleh klien. Dalam hal ini, diperlukan
sikap kooperatif pada setiap anggota keluarga dan juga harus memperhatikan dan mengintervensi
tingkat nyeri, penyakit penyerta, sehingga dapat meningkatkan kemandirian pada kedua keluarga.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah membantu dalam proses
penyelesaian penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
American College of Rheumatology

Subcomite Reumatoid Arthritis.2012.


Guidelines for the Management of Rematoid Arthritis.46: 328-46

Friedman (2010). Keperawatan Keluarga Teori Dan Praktek, edisi 4, Jakarta : EGC

Hembing, W. (2007). Atasi Asam Urat dan


Rematik Ala Hembing. Jakarta : Puspa Swara

Nainggolan, (2009), Prevalensi dan Determinan Penyakit Rematik di Indonesia : Majalah


Kedokteran
Indonesia,Vol. 59, No 12, pp. 589

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, (2013).

Smeltzer, Suzanne. dan Bare, Brenda, (2002).

Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Suratun, (2008). Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal : Seri Asuhan

Keperawatan. Jakarta : EGC


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA
MENGALAMI GANGGUAN MOBILITAS FISIK
PASCA STROKE DI MASA PANDEMI COVID-19
DI DESA SOOKO KEC. SOOKO KAB. MOJOKERTO

Yudha Laga Hadi Kusuma1, Shofiyatun Nada2


1,2
Program Studi D3 Keperawatan STIkes Majapahit Mojokerto,

ABSTRACT
Family support is very important in optimizing the health of sick family members. The purpose of this
case study is for families to be able to care for a family member experiencing impaired physical mobility
after a stroke at home to minimize going to health facilities due to the COVID-19 pandemic. The design
used in this research is a case study, using 2 families, then nursing care diagnoses, interventions,
implementation and evaluation are made. The diagnosis of impaired physical mobility is related to the
inability of the family to care for sick family members. Methods of data collection by interview,
observation, and documentation using the format of family nursing care. The results obtained from the
study are that families are unable to care for sick family members. Interventions and implementations
carried out are planning ROM (Range of Motion) therapy according to needs, teaching clients and
families about ROM. The evaluation found that the family of client 1 and client 2 said that they could
care for family members who had impaired physical mobility after stroke with ROM
Kata kunci : Care, nursing, family.

A. PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular PTM merupakan masalah kesehatan utama terbesar secara global. Stroke
merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yaitu suatu gangguan fungsi syaraf lokal atau
global yang munculnya mendadak ,progresif, dan cepat disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak nontraumatik, gangguan syraf tersebut dapat menimbulkan gejala berupa perubahan
kesadaran, kelumpuhan wajah atau anggota badan, kematian (Ramatillah, 2019). Sehingga
menimbulkan kerusakan fungsional menyebabkan seseorang menderita kecacatan yang
menurunkan mobilitas, penderita stroke menjadi tidak produktif akan semakin bergantung kepada
orang lain dalam melakukan aktivitas tertentu (Karunia, 2016).

Pandemi covid-19 merupakan masalah baru dalam kehidupan masyarakat ,penyebaran dan
penularan begitu cepat,fasilitas umum memiliki resiko tinggi terjadinya penularan covid-19,untuk
itu kegiatan Pendidikan kesehatan dan pemberdayaan mayarakat dalam upaya pencegahan
penularan covid sangat penting untuk dilakukan (Kusuma, 2018). Pentingnya peran keluarga pada
klien pasca stroke belum optimal di tunjang dengan pada masa pandemi covid-19 untuk datang ke
rumah sakit membawa resiko tinggi terpapar oleh virus covid-19, maka dilakukan perawatan di
rumah. Keluarga mempunyai peran penting dalam mencegah terjadinya penyebaran Covid-19
dengan menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan)
(Komite penanganan covid-19, 2021).
Salah satu masalah kesehatan di indonesia yaitu adanya pandemi Covid-19, angka kejadian covid-
19 965.283 positif, 781.147 pesien yang telah sembuh dan 27.453 penderita covid-19 yang
meninggal (Komite penanganan covid-19, 2021). Hasil penelitihan terdahulu didapatkan gaya hidup
dan pengetahuan yang kurang mengakibatkan ketidakmampuan terlibat langsung dalam
perawatan pasca stroke di rumah. Pravelensi stroke di indonesia yang tertinggi pada urutan
pertama yakni Kalimantan timur dan Jawa tengah pada urutan ke 11, dengan kisaran umur tertinggi
yakni >75 tahun (50,2%) dengan jumlah presentasi paling banyak laki-laki (11%), dan perempuan
(10,9%). Data yang diperoleh dari dinas kesehatan provinsi Jawa Timur tahun 2018 didapatkan
bahwa tertinggi adalah kota malang dengan 17,2 dan sumenep terendah yaitu 2,49 dan Mojokerto
dengan 12,38 (Riskesdas., 2018). Data yang diperoleh di desa sooko rt/rw 02/09 terdapat lebih dari
10 orang (7%) terdeteksi stroke.

Faktor penyebab terjadinya PTM stroke adalah pola hidup yang tidak sehat, di antaranya konsumsi
makanan yang tidak seimbang, tidak melakukan aktivitas fisik, pengaruh lingkungan, sehingga
memimicu terjadinya stroke. Pecahnya pembuluh darah diotak atau terjadinya thrombosis dan
emboli. Gumpalan darah akan masuk kealiran darah sebagai akibat dari penyakit lain atau karena
adanya bagian otak yang cedera dan menyumbat arteri otak, akibatnya fungsi otak berhenti dan
menjadi penurunan fungsi otak (Nasution, 2020).

Stroke menimbukan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, sosial serta
membutuhkan penanganan yang komperhensif termasuk upaya pemulihan dilakukan dalam
jangka lama bahkan sapanjang masa hidup. Rita Nurini selaku Ketua Umum Koalisasi Perlindungan
Masyarakat (Kopmas) mengatakan banyak masyarakat enggan ke rumah sakit sehingga pasien yang
tidak mendapatkan penanganan yang tepat kondisinya semakin memburuk (Indah, 2020), hal
kemungkinan terjadi adalah berdampak fatal terjadinya kelumpuhan bahkan kematian.

Dukungan besar dari keluarga sangat membantu karena keluarga sebagai unit pelayanan
perawatan yang dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarganya. Pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan terapi latihan penatalaksanaanya
menggunakan gerakan aktif atau pasif, latihan menggerakkan persendian sesuai dengan rentang
geraknya. Latihan ROM (Range Of Motion) merupakan salah satu bentuk rehabilitasi awal pada
penderita stroke (Sugijati, 2016).

B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada
klien dan keluarga dengan melakukan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anggota keluarga
mengalami gangguan mobilitas fisik. Meliputi adanya pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Partisipan pada penelitian ini adalah keluarga
dengan anggota keluarga mengalami gangguan mobilitas fisik sebanyak 2 (dua) responden di Desa
Sooko Kecamatan Sooko. Hasil pengkajian diperoleh melalui teknik wawancara, sedangkan untuk
mengetahui rendahnya Activity Daily Living dilakukan pemeriksaan fisik ekstrimitas dan mengkaji
sejauh mana keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit. Dilanjutkan dengan
memberikan pendidikan kesehatan ROM(Range Of Motion) pada anggota keluarga.

C. HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1 Identitas Pada Keluarga Penderita Stroke

KLIEN 1

No Nama Hubungan umur Agama suku pendidikan pekerjaan


dengan
KK
1. Tn. H KK 66 th islam sunda S2 Pedagang
2. Ny. R Istri 52 th islam banjar Sma Ibu rumah
tangga
3. Sdr. D Anak 23 th islam sunda S1 karyawan
4. Sdr. N Anak 21 th islam sunda Sma pelajar
5. Sdr. R Anak 18 th islam sunda Sma pelajar

KLIEN 2

No Nama Hubungan umur Agama suku pendidikan Pekerjaan


dengan kk
1. Ny. S KK 71 th Islam jawa Sd Ibu Rumah
Tangga
Kk 2 (yang merawat Ny. S)

2. Ny. K Anak 51 th Islam Jawa S1 Guru

Genogram

Keluarga 1 Tn. H
Gambar 4.1 Genogram Keluarga 1 Dengan Gangguan
Mobilitas Fisik

Keluarga 2 Ny. S

Gambar 4.2 Genogram Keluarga 2 Dengan Gangguan


Mobilitas Fisik

: Laki-laki : tinggal satu rumah

: Perempuan : anak angkat

: Menikah : Klien

: Meninggal : Responden
Tabel 4.4 Hasil evaluasi keluarga pada anggota keluarga gangguan mobilitas fisik
pasca stroke tanggal 13 Maret 2019 di Desa Sooko

Diagnosa Tanggal/ Cacatan perkembangan


Jam
Keluarga 1(Tn. H) 13 maret S : ny. R mengatkan sakit saat dibuat
Gangguan 2021 berjalan , sendi kaku sekali dan untuk
mobilitas fisik 08.00 pergi ke kamar mandi susah O :
berhubungan keluarga kooperatif keluarga
dengan mengatakan tidak mengetahui cara
merawat ny. R, klien intoleran aktivitas,
ketidakmampuan
penurunan kekuatan otot, kekuatan
keluarga merawat
otot anggota gerak bawah kaki
anggota keluarga kanan 2, kaki kiri 2
yang sakit -Td : 130/90 mmHg
-Nadi 78 x/mnt
-Rr 20 x/mnt
-Ektrimitas bawah : 2,2
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi merencanakan
terapi ROM sesuai dengan kebutuhan
15 maret
2021 S : klien dan keluarga mengatakan
09.30 kurang olahraga, kesemutan pada kaki
O : keluarga dan klien kooperatif dan
mampu mengikuti demonstrasi ROM
sampai selesai
A : masalah teratasi sebagian
17 maret P : lanjutkan intervensi kepatuhan
2021 melakukan gerakan ROM dan evaluasi
09.00 gerakan ROM

S : ny. R mengatakan mulai olahraga


ringan jalan kaki dan melakukan
ROM,keluarga mengatakan memberi
dukungan dan melakukan ROM O :
gerakan ROM dilakukan sehari 2 kali
28 maret A : masalah teratasi sebagian
2021 P : lanjutkan intervensi, kepatuhan
15.00 melakukan gerakan ROM dan evaluasi
gerakan ROM

S : keluarga dapat merawat dan


mangajarkan serta melakukan bersama
gerakan ROM sehari 2 kali
O : keluarga mengerti cara merawat,
mendemontrasikan ROM dan mengerti
tentang pendidikan kesehatan yang
telah diberikan oleh perawat, keluarga
dan klien dapat melaksanakan ROM
dengan baik dan sesuai
A : masalah teratasi : keluarga dapat
merawat anggota keluarga yang sakit P
: memberikan HE tentang penyakit
stroke dan ROM serta menganjurkan
untuk kontrol rutin ke rumah sakit
Keluarga 2(Ny. S) 13 maret S : ny. S mengatakan sulit
Gangguan 2021 menggerakkan anggota gerak badan
mobilitas 10.00 bawah dan sering sekali merasakan
fisik kesemutan pada kaki dan tangan kanan
berhubungan O : keluarga bertanya tentang cara
dengan merawat ibunya yang sakit, kekuatan
ketidakmampuan
keluarga dalam otot anggota gerak bawah 3,4
merawat anggota -Td : 120/90 mmHg
keluarga yang sakit -Nadi 86 x/mnt
-Rr 20 x/mnt
-Ekstrimitas : 3,4
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
15 maret merencanakan terapi ROM sesuai
2021 dengan kebutuhan
15.00
S : ny.s mengatakan sering olahraga
O : keluarga dan klien kooperatif dan
mampu mengikuti demonstrasi ROM
sampai selesai
A : masalah teratasi sebagian
17 maret
P : lanjutkan intervensi kepatuhan
2021 melakukan gerakan ROM dan evaluasi
11.00 gerakan ROM

S : Keluarga mengatakan memberi


dukungan dan melakukan ROM O :
gerakan ROM dilakukan
A : masalah teratasi sebagian
28 maret P : lanjutkan intervensi, menganjurkan
2021 rutin berolahraga dan ROM, kepatuhan
15.00 melakukan gerakan ROM dan evaluasi
gerakan ROM

S : keluarga dapat merawat dan


mangajarkan serta melakukan bersama
gerakan ROM sehari 3 kali
O :keluarga mengerti cara merawat,
mendemontrasikan ROM dan mengerti
tentang pendidikan kesehatan yang
telah diberikan oleh perawat, keluarga
dan klien dapat melaksanakan ROM
dengan baik dan sesuai
A : masalah teratasi : keluarga dapat
merawat anggota keluarga yang sakit P
: memberikan HE tentang penyakit
stroke dan ROM serta menganjurkan
untuk kontrol rutin ke rumah sakit
D. PEMBAHASAN
Hasil Di Desa sooko merupakan salah satu desa di kecamatan sooko kabupaten mojokerto.
Kecamatan sooko memiliki luas wilayah 24,75 km2, Jumlah penduduknya desa sooko yaitu 13895
jiwa. Berdasarkan hasil pengkajian pada kedua keluarga didapatkan keluhan yang sama. Yaitu
mengalami nyeri pada ekstimitas atas dan bawah, mengalami kesemutan dan kesulitan dalam
melakukan kegiatan sehari-hari.

Berdasarkan penelitian pada kedua keluarga memiliki masalah keperawatan yang sama yaitu
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit dan defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah .Dari skala prioritas keluarga 1 dan keluarga 2 ditemukan 1 diagnosa
keperawatan prioritas yaitu Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan
anggota keluarga dalammerawat anggota keluarga yang sakit. Pada keluarga 1 dan 2 dilakukan
intervensi yang sama yaitu monitoring vital sign sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon
pasien saat latihan, rencakan terapi ROM sesuai dengan kebutuhan, ajarkan klien dan keluarga
tentang ROM, kaji kemampuan dalam mobilisai, latih klien dan keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan ADL secara mandiri.

Hasil evaluasi yang dilakukan selama 4x kunjungan keluarga pada klien 1 dan 2 menunjukkan
bahwa klien 1 masalah teratasi ditunjukkan dengan keluarga dapat merawat anggota keluarga yang
sakit dengan mendemonstrasikan latihan ROM dan melaksanakan 2x dalam sehari. Sedangkan pada
klien 2 masalah dapat terataasi ditunjukkan dengan keluarga dapat merawat anggota keluarga yang
sakit dengan mendemonstrasikan latihan ROM dan melaksanakan 3x dalam sehari. Aspek kejiwaan
dan motivasi sangat berpengaruh dalam pelaksanaan terapi ROM, pengamatan tindakan yang
dapat memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan, hubungan interpersonal memberi
dampak positif bagi kehidupan individu lain, apa yang dilakukan oleh yang satu akan
mempengaruhi yang lain.

E. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian secara statistik menunjukkan ada Terdapat masalah keperawatan yang
sama antara klien 1 dan 2 dengan keluhan yang muncul, pada keluarga 1 keluhan yang muncul
yaitu nyeri pada kaki kanan sehingga sulit untuk melkukan aktivitas sehari-hari. Pada keluarga 2
didapatkan bahwa nyeri pada kaki kanan dan kesemutan pada tangan kanan. Kedua keluarga ingin
mengetahui cara merawat anggota keluarga yang sakit, karena takut untuk datang ke fasilitas
kesehatan pada saat ini karena terjadi pandemi covid-19.

Tindakan yang dilakukan pada keluarga 1 dan keluarga 2 yaitu monitoring vital sign sebelum dan
sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan, rencakan terapi ROM sesuai dengan
kebutuhan, ajarkan klien dan keluarga tentang ROM, kaji kemampuan dalam mobilisai, latih klien
dan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri. Dukungan besar dari keluarga
sangat membantu karena keluarga sebagai unit pelayanan perawatan yang dapat meningkatkan
kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota yang sakit dan
dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya. Pemberian asuhan keperawatan
keluarga dengan terapi latihan penatalaksanaanya menggunakan gerakan aktif atau pasif, latihan
menggerakkan persendian sesuai dengan rentang geraknya. Latihan ROM (Range Of Motion)
merupakan salah satu bentuk rehabilitasi awal pada penderita stroke (Sugijati, 2016). Pandemi
covid-19 merupakan masalah baru dalam kehidupan masyarakat ,penyebaran dan penularan begitu
cepat (Kusuma, 2018) Pentingnya masyarakat dalam mengikuti kegiatan program pos pembinaan
terpadu penyakit tidak menular (Posbindu-PTM) merupakan salah satu upaya untuk meminimalkan
faktor risiko penyakit tidak menular pada masyarakat Kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi
pendidikan, pencegahan kesehatan pada masyarakat tentang penyakit tidak menular (Kusuma,
2018). Meningkatkan pengetahuan covid-19 serta kesehatan dan dan upaya pencegahannya.

DAFTAR PUSTAKA
Indah, H. (2020, November 30). Masyarakat tidak perlu takut ke rumah sakit di masa pandemi.

Karunia, E. (2016). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Activity Of Daily Living
Pasca Stroke. jurnal berkala epidemiologi, 4(2), 213-224.

Kemenkes. (2017.). Germas Cegah Stroke. Kementrian kesehatan republik indonesia


.Germas Cegah Stroke
http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/germas-cegah-stroke (diakses 4 oktober 2020 jam
19.00).

Kusuma, Y. L. H., Puspitaningsih, D., Dwisyalfina, A., & Widayanti, E. (2018). Pembentukan Program Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular (PTM) Dengan Memanfaatkan Dana
Desa Pemerintah Desa Ngrowo Kecamatan Bangsal–Mojokerto: The Creating Of Integrated
Center Program (POSBINDU) Non Infection Disease (PTM) Using Village Funding In Ngrowo
Village Kecamatan
Bangsal-Mojokerto. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Kesehatan, 4(2), 68-75.
Kusuma, Y. L. H., Fatmawati, A., & Mafticha, E. (2021). Pendidikan Kesehatan Dan Pemberdayaan
Masyarakat Sebagai Upaya Pencegahan Penularan Covid-19. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri),
5(3), 1060-1070.
Nasution, L. (2020). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Stroke Di Ruang Unit Stroke RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2019.

Ramatillah, D. L. (2019). Pemantauan Terapi Obat Pada Pasien Stroke Iskemik Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit X Di Palembang Februari-April 2019.

Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI.

Sugijati. (2016). Hubungan Pengetahuan dengan Keterampilan Perawat Tentang Mobilisasi (ROM) Pada
Pasien Stroke.
Pengaruh Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga terhadap
Perawatan Kesehatan Anggota Keluarga Lansia

Cahya Tribagus Hidayat

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jember, Jember 68121, Indonesia


Alamat Korespondensi: Jl. Karimata No. 49 Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur
68124, Kotak Pos 104 Telp. (0331) 336728 Fax. 337967
Email: cahyatribagus@unmuhjember.ac.id

Diterima: 02 Juni 2021 | Disetujui: 27 Juni 2021

Abstrak

Latar Belakang dan Tujuan: Keluarga mempunyai peran penting terhadap pembentukan karakter
individu, keluarga dapat berfungsi dalam memenuhi segala kebutuhan anggota keluarganya. Aktivitas
keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan keluarga tidak terlepas dari lima tugas kesehatan
keluarga. Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga,
anggota keluarga memiliki peran penting dalam keterlibatan pemberian asuhan keperawatan keluarga
khususnya pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga terhadap perawatan kesehatan anggota keluarga lansia.

Metode: Desain penelitian menggunakan pra-eksperimental dengan one-group pre-post test design.
Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan lansia sejumlah 40
responden yang diambil menggunakan consecutive sampling.

Hasil: Uji statistik menggunakan t test dependent dengan nilai α = 0,05. Hasil uji statistik t-test dependent
diperoleh p value 0,000 dengan α = 0,05.

Simpulan dan Implikasi: Ada pengaruh pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga terhadap
perawatan kesehatan anggota keluarga lansia. Diharapkan perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan keluarga dengan lansia sehingga keluarga bisa mandiri dan mampu melaksanakan tugas

kesehatan keluarga dengan baik.

Kata Kunci: Asuhan keperawatan; Keluarga; Lansia

Sitasi: Hidayat, C.T. (2021). Pengaruh pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga terhadap perawatan kesehatan anggota
keluarga lansia10.32528/ijhs.v13i1.5150 . The Indonesian Journal of Health Science. 13(1), 103-109. DOI:
Copyright: ©2021 Hidayat, C.T. This is an open-access article distributed under the terms of the

Creative Commons Attributionuse, distribution, and reproduction in any medium, provided the original author and source are
credited.-NonCommercial 4.0 International License, which permits unrestricted

Diterbitkan Oleh: Universitas Muhammadiyah Jember

ISSN (Print): ISSN (Online):2087 2476-5053-9614

Abstract

Background and Aim: The family has an important role in the formation of individual character. The
most important system for individuals is the family, where the family functions to meet the needs of family
members including biological, educational, psychological, sociocultural, and health functions. Family
activities in carrying out family health functions cannot be separated from the five family health tasks The
smallest functional unit in providing family nursing care is the family, family members have an important
role in the involvement of providing family nursing care. The purpose of this study was to determine the
effect of the implementation of family nursing care on the health care of elderly family members.
Methods: The research design used pre-experimental with one-group pre-post test design. The sample in
this study was a family that has family members with elderly a number of 40 respondents who were taken
using consecutive sampling. Results: Statistical test using t test dependent with a value of = 0.05. The
results of the statistical test obtained p value 0.000 with = 0.05.
Conclusion: There is an effect of implementing family nursing care on the health care of elderly family
members. It is expected that nurses can provide nursing care for families with the elderly so that families
can be independent and able to carry out family health tasks well.

Keywords: Elderly; Family; Nursing care


PENDAHULUAN
Keluarga merupakan suatu sitem sosial dan kelompok kecil yang terdiri dari individu-individu yang
memiliki hubungan erat satu sama lain, saling tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Menurut Friedman dalam (Padila, 2012) keluarga memiliki pengaruh
yang penting tehadap pembentukan identitas individu, status kesehatan dan perasaan harga diri individu
(Agrina & Zulfitri, 2012). Sistem pendukung yang vital bagi individu adalah keluarga, di mana keluarga
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi,
fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan (Susanto, 2010). Aktivitas-
aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan kesimbangan antara anggota keluarga tidak
terlepas dari lima tugas dalam perawatan kesehatan keluarga yaitu: mampu mengenal masalah
kesehatannya, mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi kesehatannya, mampu
melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga yang memerlukan bantuan keperawatan,
mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang upaya peningkatan kesehatan, mampu
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada (Friedman & Marilyn, 2010)

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Friedman 2014 di Amerika Serikat, mengenai efek
kunjungan rumah dan intervensi perawat dibanding dengan aktivitas biasa, pada pemenuhan Activity
Daily Life (ADL) dengan jumlah 499 lansia, bahwa terdapat penurunan ketergantungan dalam
pemenuhan ADL setelah dilakukan kunjungan rumah dan intervensi perawat pada lansia. Lanjut usia
adalah tahap akhir dari tahap perkembangan keluarga, pada tahapan ini lansia sudah mengalami
kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya (Maryam et al., 2008).

Semakin lanjut usia seseorang maka kemampuan fisik, ekonomi, dan kesibukan sosialnya akan
berkurang.

Pengaruh proses menua akan mengancam kemandirian dan kualitas hidup (Baroroh & Irafayani, 2015).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kaliwates Kabupaten Jember didapatkan angka
kunjungan dengan jumlah keluarga yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 321, jumlah
anggota keluarga yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 436, jumlah perawatan
penanganan risiko tinggi sebanyak 247. Selain itu di Puskesmas Kaliwates Kabupaten Jember didapatkan
angka sepuluh penyakit terbanyak dari kunjungan lansia di Puskesmas pada tahun 2019 dengan
penyakit: Hipertensi 5899 kasus, Diabetes Mellitus 4321 kasus, gastritis 1564 kasus, gangguan nefrotik
1713 kasus, penyakit kulit alergi 1150 kauss, penyakit jantung iskemik 458 kasus.

Tingginya angka kesakitan lansia dan angka harapan hidup lansia, secara langsung dapat
meningkatkan ketergantungan pemenuhan kebutuhan lansia (Yusselda & Wardani, 2016). Keluarga
menjadi faktor utama dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat secara optimal karena memiliki
keterkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga sebagai kelompok dapat melakukan aktivitas
pencegahan, memelihara, menimbulkan, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang
ada di dalam kelompok keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya, yang berarti keluarga menjadi faktor utama dalam menentukan kondisi
sehat dan sakitnya anggota keluarganya, yang akan berdampak pada munculnya berbagai masalah
kesehatan anggota keluarga. Keluarga menjadi unit terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat pula. Apabila terdapat salah satu
anggota keluarga yang sakit maka akan mempengaruhi sistem keluarga, komunitas setempat bahkan
komunitas secara luas. Oleh sebab itu kesehatan dan kemandirian keluarga merupakan kunci utama
pembangunan kesehatan masyarakat (Ekasari, 2008).

Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga, peran
dan partisipasi keluarga sangat mempengaruhi hasil dari asuhan keperawatan keluarga lansia tersebut
(Badriyah, 2013). Selain keluarga, perawat juga memiliki peran penting yakni sebagai pendidik,
koordinator atau penghubung, advokat atau pelindung, pemberi pelayanan langsung, konselor, dan
modifikator lingkungan.

Pelaksanaan pelayanan keperawatan keluarga selaras dengan tiga tingkat pencegahan. Tingkat
pertama (promotion dan primary prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary prevention),
maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention). Setiap pencegahan melibatkan keluarga sebagai
mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari setiap pelayanan keperawatan yang
diberikan pada keluarga (Depkes RI, 2006).

Beberapa penelitian hanya berfokus pada peningkatan peran keluarga dan upaya melibatkan
keluarga. Sedangkan evaluasi dari tindakan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga belum pernah
dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga terhadap perawatan kesehatan anggota keluarga lansia.

METODE PENELITIAN
Penelitian menggunakan jenis kuantitatif dengan pendekatan praeksperimental dengan metode
onegroup pre-post test design. Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga dengan lansia sejumlah 40
responden yang diambil menggunakan consecutive sampling. Consecutive Sampling yaitu semua subyek
yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang
diperlukan terpenuhi (Notoatmodjo, 2010).

Alat pengumpulan data menggunakan kuisioner tentang pelaksanaan asuhan keperawatan


keluarga. Kuesioner ini terdiri dari 8 item pertanyaan utama dalam asuhan keperawatan keluarga dan
telah terstandarisai sesuai dengan teori Friedman. Kuisioner digunakan sebelum dan sesudah
diberikannya asuhan keperawatan keluarga terhadap perawatan kesehatan pada keluarga lansia.

Data yang terkumpul kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan uji statistik (uji T
dependen) yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh asuhan keperawatan keluarga pada
terhadap perawatan kesehatan pada keluarga lansia.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik responden berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa jenis kelamin
didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 26 orang (65%) dan mayoritas usia 61-70 tahun yaitu
sebanyak 20 orang (50% ).
.

Tabel 1. Karakteristik Responden

(n= 40)

Karakteristik F Presentase
Jenis Kelamin
Laki-laki 14 35
Perempuan 26 65
Usia
50-60 Tahun 14 35
61-70 Tahun 20 50
> 70 Tahun 6 15

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebelum diberikan asuhan keperawatan keluarga tentang perawatan
kesehatan bagi lansia sebagian besar berada pada kategori cukup yaitu 20 orang (50 %). Sedangkan
setelah diberikan asuhan keperawatan keluarga tentang perawatan kesehatan bagi
lansia sebagian besar berada pada kategori baik yaitu 26 orang (65%).

Tabel 2. Data responden sebelum dan sesudah diberikan asuhan keperawatan keluarga tentang
perawatan kesehatan bagi lansia

Perawatan F Presentase (%) kesehatan


Sebelum Intervensi
Kurang 12 30
Cukup 20 50
Baik 8 20
Sesudah Intervensi

Kurang 4 10
Cukup 10 25
Baik 26 65

Berdasarkan tabel 3 hasil uji statistik t-test dependent diperoleh p value 0,000 dengan α = 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian asuhan keperawatan keluarga
terhadap perawatan kesehatan bagi lansia.

Tabel 3. Analisis statistik perbedaan perawatan kesehatan lansia sebelum


dan sesudah asuhan keperawatan

Variabel Mean P value N


Pre test 2,26 0,000 40
Post test 3,68

PEMBAHASAN
Hasil sebelum diberikannya asuhan keperawatan keluarga menunjukkan bahwa pemahaman
keluarga tentang perawatan kesehatan bagi lansia sebagian besar berada pada kategori cukup. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang berbagai masalah kesehatan atau penyakit
yang dialami oleh semua anggoota keluarga. Sejalan dengan penelitian (Peter & Penzel, 2020) diketahui
masih kurangnya pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan kesehatan
keluarga untuk mencegah dan mengatasi berbagai masalah kesehatan di dalam keluarga. Rendahnya
pengetahuan keluarga tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya: tingkat pendidikan kepala
keluarga yang masih rendah, status sosial ekonomi keluarga yang bervariasi, serta keterbatasan tenaga
petugas kesehatan dari Puskesmas untuk membina keluarga diwilayah kerjanya. Menurut
(Notoatmodjo, 2007), banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan, diantaranya adalah: faktor
internal (pengetahuan, status sosial ekonomi), dan faktor eksternal (dukungan sosial khususnya dari
petugas kesehatan).

Hasil setelah diberikannya asuhan keperawatan keluarga menunjukkan bahwa pemahaman


keluarga tentang perawatan kesehatan bagi lansia sebagian besar berada padakategori baik.
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui ada pengaruh yang signifikan antara asuhan keperawatan
keluarga tentang perawatan kesehatan bagi lansia. Sesuai dengan penelitian (Baroroh & Irafayani, 2015)
bahwa asuhan keperawatan efektif meningkatkan tingkat kemandirian keluarga. Menurut (Friedman,
2003), fungsi perawatan kesehatan keluarga bisa tercapai dilihat dari kemampuan keluarga memahami
dan melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga (Ahsan et al., 2018). Hal ini sangat tergantung dari
peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga, sehingga diharapkan keluarga
mendapatkan upaya pembinaan dan bimbingan dalam menjalankan lima fungsi perawatan kesehatan
keluarga (Guriti & Ismarwati, 2020).

Upaya pembinaan dan bimbingan kepada keluarga sangat mempengaruhi tercapainya


kemandirian keluarga dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan di keluarga (Karlina & Kora, 2020).
Hal ini disebabkan karena asuhan keperawatan keluarga merupakan rangkaian kegiatan transfer ilmu
dan kemampuan keluarga mengatasi masalah kesehatan yang ada dengan menggunakan berbagai
strategi guna terjadinya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (Permana & Tarigan, n.d.). Strategi
atau metode yang digunakan meliputi pendidikan kesehatan menggunakan verbal, psikomotor (praktik)
dan afektif untuk melihat sejauh mana kepatuhan keluarga melakukan kegiatan mengatasi masalah
kesehatan yang ada di keluarga.

Strategi perubahan perilaku adalah dengan memberikan informasi tentang cara menghindari
penyakit dan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selanjutnya dengan pengetahuan tersebut dapat
menimbulkan kesadaran di antara masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimiliki. Penelitian (Basuki, 2006) memperlihatkan bahwa metode pendidikan kesehatan mempunyai
hubungan yang bermakna dalam peningkatan pengetahuan. Penelitian Basuki ini sesuai dengan hasil
pada penelitian ini, di mana rata-rata kemandirian keluarga mengatasi masalah kesehatan sesudah
diberikan asuhan keperawatan keluarga (2,26 menjadi 3,68). Rata-rata kemampuan dalam mengatasi
masalah kesehatan di keluarga berada pada tingkat kategori baik setelah dilakukan pemberian asuhan
keperawatan keluarga.

SIMPULAN
Pemberian asuhan keperawatan keluarga efektif dalam meningkatkan perawatan kesehatan
lansia.

SARAN
Diharapkan penelitian ini dapat menjadikan asuhan keperawatan keluarga sebagai referensi bagi
masyarakat untuk memberikan perawatan keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan tugas
kesehatan keluarga dengan baik. penelitian ini dapat menjadi masukan dan digunakan dalam melakukan
intervensi keperawatan keluarga untuk penanganan permasalahan masyarakat yang mengalami masalah
kesehatan didalam keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Agrina, A., & Zulfitri, R. (2012). Efektifitas asuhan keperawatan keluarga terhadap tingkat kemandirian
keluarga mengatasi masalah kesehatan di keluarga. Sorot, 7(2), 81.
https://doi.org/10.31258/sorot.7.2.

2003

Ahsan, A., Kumboyono, K., & Faizah,

M. N. (2018). Hubungan pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan dengan kemandirian lansia
dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Jurnal Kesehatan

Mesencephalon, 4(1).
https://doi.org/10.36053/mesence

phalon.v4i1.69

Badriyah, M. (2013). Manajemen sumber daya manusia. CV


Pustaka Setia.

Baroroh, D. B., & Irafayani, N. (2015). Peran keluarga sebagai care giver terhadap pengelolaan aktifitas
pada lansia dengan pendekatan NIC (Nursing Intervention Classification) Dan NOC
(Nursing Outcome Classification). Jurnal Keperawatan, 3(2), 141– 151.

Basuki. (2006). Efektifitas metoda penyuluhan dalam peningkatan pengetahuan tentang hygiene pada
murid SD
KecamatanSeberida Kabupaten Indragiri Hulu. Tesis. Universitas Sumatra Utara.
Depkes RI. (2006). Pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis rumah sakit di
Indonesia. Depkes RI.

Ekasari, M. F. (2008). Keperawatan komunitas. Trans Info Medika.

Friedman. (2003). Family nursing : research, theory & practice, 4th ed. Appleton and Lange.
Friedman, & Marilyn, M. (2010). Keperawatan keluarga teori dan praktik. terjemahan. Jakarta: EGC
Guriti, G., & Ismarwati, I. (2020). Peran keluarga pada perawatan lansia. Jurnal Keperawatan, 12(2),
241–244.

Karlina, L., & Kora, F. T. (2020). Hubungan peran perawat sebagai care giver dengan tingkat kecemasan
pada lansia correlation between the role of nurse as a care giver with level of anxiety in the elderly.
Jurnal Kesehatan

Samodra Ilmu, 11(1), 104–113.


Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati, Jubaedi, A., & Batubara, I. (2008). Mengenal usia lanjut dan
perawatannya. Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Rineka

Cipta.

Padila. (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC


Permana, A., & Tarigan, S. (n.d.). Proses Keperawatan dalam

Meningkatkan Kesehatan Lansia Peter, H., & Penzel, T. (2020). Hubungan pengetahuan kesehatan
terhadap peran keluarga dalam perawatan lansia dengan gangguan mobilitas fisik di ruang perawatan
RSUD Pakuhaji Kabupaten Tangerang. 3(1), 1–1. https://doi.org/10.1007/978-3- 642-54672-3_415-
1

Susanto, T. (2010). Pengaruh Terapi keperawatan keluarga terhadap tingkat kemadirian keluarga dengan
permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja di Kelurahan Ratujaya Kecamatan Pancoran Mas
Kota Depok. Jurnal Keperawatan, 1(2), 9. file:///C:/Users/USER/Downloads

/1593-3845-1-SM (1).pdf Yusselda, M., & Wardani, I. Y. (2016). Dampak dukungan keluarga
terhadap kualitas hidup lansia. Jurnal Keperawatan, 8(1), 9–13.
ISSN: 2548-1843 30
EISSN: 2621-8704

PENERAPAN SYMBOLIC MODELING MELALUI PENDEKATAN


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DALAM MENURUNKAN
KEJADIAN CEDERA PADA ANAK USIA SEKOLAH

Ressa Andriyani Utami1)


Agus Setiawan2)
Poppy Fitriyani2)

1)
Akademi Keperawatan RS Husada, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10730,Indonesia
2)
Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia, Depok 16424, Indonesia

E-mail: ressa.andriyani.utami@gmail.com

Abstrak

Cedera menjadi ancaman kesehatan dunia karena 7% kematian diakibatkan oleh cedera. Hasil riset kesehatan
dasar (2013) menunjukkan bahwa kejadian cedera yang terjadi di rumah sebanyak 36,5%. Faktor perilaku yang
meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga terkait pencegahan cedera berpengaruh terhadap kejadian
cedera pada anak usia sekolah. Strategi pencegahan cedera yang dilakukan adalah dengan Model Simbol
menggunakan video animasi melibatkan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran
penerapan Model Sandi (Simbol Andi) dalam pencegahan cedera pada keluarga. Desain penelitian ini adalah studi
kasus. Jumlah sampel penelitian sebanyak 10 keluarga yang diambil melalui tehnik purposive sampling. Penelitian
ini dilakukan selama 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan
keterampilan keluarga serta terjadi peningkatan tingkat kemandirian keluarga. Intervensi Model Sandi diharapkan
dapat dijadikan salah satu pendekatan intervensi keperawatan keluarga dalam menyelesaikan permasalahan risiko
cedera pada anak usia sekolah.

Kata kunci: Model Simbol, intervensi keperawatan keluarga, risiko cedera, anak usia sekolah

Abstract

Injuries are global health threat because 7% of deaths are caused by injuries. The results of basic health research
(2013) showed that the incidence of injuries that occurred at home as much as 36.5%. Behavioral factors that
include knowledge, attitudes and skills of family and school-age children related to injury prevention affect the
incidence of injury in school-aged children. Injury prevention strategy is done with the Symbol Model using video
animation involving family. This study aims to provide an overview of the application of Model Sandi (Simbol
Andi) in the prevention of injury to the family. The design of this study is a case study. The number of research
samples are 10 families taken through purposive sampling technique. This research was conducted for 6 months.
The results of the study showed that there was a change of knowledge, attitudes and skill of the family as well as
the increasing of family independence level. Intervention Model Sandi is expected to be one of the approaches of
family nursing interventions in solving the problem of risk of injury in school-aged children.

Keywords: Symbolic modeling, family nursing intervention, risk of injury, school-aged children

PENDAHULUAN
Keluarga merupakan sekumpulan orang karakteristik lingkungan (lingkungan fisik
yang bersatu karena memiliki kedekatan dan sosiokultural). Zolten dan Long
emosional, kebersamaan karena ikatan (2006) menjelaskan lebih lanjut bahwa
darah pernikahan maupun proses adopsi faktor lingkungan ini salah satunya
(Friedman et al, 2003). Salah satu fungsi adalah lingkungan keluarga, yaitu berupa
keluarga adalah fungsi perawatan pola pengasuhan anak dalam keluarga
kesehatan yang meliputi pemberian (parenting) dan perhatian keluarga
perawatan kesehatan yang bersifat terhadap faktor risiko cedera pada anak.
preventif (Friedman et.al, 2003). Usaha
pencegahan cedera merupakan langkah Dalam proses pelaksanaan program,
awal yang harus dilakukan keluarga keterlibatan keluarga sangat dibutuhkan
untuk memitigasi masalah kesehatan untuk mengawal perubahan perilaku
yang lebih parah (Darmojo, 2006). yang diharapkan. Pendekatan
keperawatan keluarga dilakukan melalui
Herdman dan Kamitsuru (2014) teori Family Centered Nursing yang
mendefinisikan risiko cedera adalah hasil meliputi pengkajian dan pendekatan
interaksi antara lingkungan dengan keluarga. Keluarga merupakan unit dasar
respon pertahanan individu. Cedera dalam mengembangkan praktek asuhan
merupakan kerusakan yang timbul baik keperawatan sebelum menuju unit yang
fisik maupun mental akibat suatu agen lebih besar yaitu masyarakat dan
eksternal (Dewi & Indarwati, 2011). komunitas. Teori ini mengintegrasikan
Kuschithawati, et al (2007) menjelaskan pelayanan asuhan keperawatan dengan
bahwa cedera terjadi akibat kondisi sosioekonoi, etnik, ras dan
keingintahuan anak dan keberanian budaya yang diadopsi oleh keluarga.
melakukan tindakan diluar kemampuan (Hitchcock, Schubert &Thomas, 1999).
pada perkembangan motoriknya
sehingga menimbulkan bahaya. Program pemerintah yang ada saat ini
Kelompok anak usia sekolah merupakan yaitu Gerakan Masyarakat Sehat
populasi berisiko (at risk population) (Germas) melalui pendekatan keluarga
yaitu sekelompok orang yang terpapar sedang diterapkan di Kota Depok. Akan
faktor risiko dan memiliki ancaman tetapi penerapan terkait pencegahan dan
kesehatan (Stanhope & penanganan cedera pada anak usia
Lancaster, 2016). sekolah belum dilaksanakan secara
Cedera yang berpotensi terjadi pada usia maksimal. Program Keluarga Sehat dan
ini adalah kecelakaan kendaraan Program Kota Ramah Anak yang saat ini
bermotor, tersayat pisau, tenggelam, diterapkan Kota Depok pun belum
luka bakar, keracunan, terjatuh. mencapai indicator terkait pencegahan
Nugrahatmaja (2011) menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi cedera pada anak usia sekolah (Kemeneg
terjadinya kecelakaan pada anak dapat PP & PA, 2011).
dikatagorikan menjadi tiga bagian, yaitu:
karakteristik anak Perawat keluarga dalam prakteknya
(meliputi umur dan tingkat harus menstimulasi individu, keluarga
perkembangan, jenis kelamin, dan sistem keluarga untuk dapat sehat
kemampuan kognitif, afektif dan motorik secara mandiri. Sehingga proses
serta tingkat aktivitas anak), karakteristik pengkajian, merumuskan diagnosa
agen penyebab (air, api, mainan, tempat keperawatan, intervensi, implementasi,
bermain dan bahan beracun), dan dan evaluasi

keperawatan akan lebih melibatkan keluarga keperawatan komunitas untuk mencegah


(Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Friedman, cedera pada anak usia sekolah. Model Sandi
Bowden, & Jones (2003) dalam melakukan merupakan salah satu bentuk strategi
asuhan keperawatan keluarga menerapkan pencegahan cedera dan mengurangi timbulnya
langkah-langkah terkait dengan lima langkah luka atau cedera dengan mengesksplorasi
dalam proses keperawatan keluarga. Asuhan pengetahuan, sikap dan perilaku. Strategi model
keperawatan keluarga dimulai dengan simbol mendorong individu atau kelompok
pengkajian keperawatan sampai dengan untuk mengubah perilaku melalui peniruan
evaluasi keperawatan keluarga. Dalam terhadap model (Bandura, 1986 dalam
pengkajian ditekankan pada struktur dan fungsi Nadratushalihah, 2014). Nelson (1995) serta
keluarga secara menyeluruh dan terintegrasi. Pery dan Furukawa (dalam Cormier, 1985)
berpendapat bahwa symbolic modeling
Darmojo (2006) menjelaskan peran keluarga dipergunakan untuk membentuk perilaku
dalam penatalaksanaan cedera yang pertama melalui proses observasi pada tokoh melalui
adalah mengidentifikasi faktor risiko misalnya film, slide, video, skema tertulis atau audio.
memastikan penerangan rumah (tidak terlalu Penelitian terkait pencegahan cedera pada anak
redup dan tidak menyilaukan), mengganti usia sekolah menggunakan model simbol video
peralatan rumah yang tidak aman, kamar mandi animasi melalui pendekatan keluarha selama ini
tidak licin, lantai datar dan tidak licin. Peran belum pernah dilakukan. Penelitian terkait
kedua adalah mengatasi faktor situasional penerapan model simbol untuk meningkatkan
misalnya memantau aktifitas fisik yang personal safety skill pernah dilakukan oleh
berbahaya, mendampingi saat berenang, Nadratushalihah (2014) tetapi tidak melalui
mengajarkan cara menyeberang jalan yang pendekatan keperawatan keluarga.
aman, mengajarkan penggunaan korek api,
pisau, gunting dan alat berbahaya lainnya. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu
dilakukan penelitian terkait penerapan strategi
Perawat keluarga dapat menerapkan suatu Model Sandi (Simbol Andi) sebagai upaya
bentuk inovasi keperawatan Model Sandi pencegahan cedera pada anak usia sekolah
(Simbol Andi) sebagai strategi intervensi melalui pendekatan keluarga di Kota Depok.
METODE

Metode penelitian ini menggunakan metode


studi kasus dengan tehnik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling artinya sampel
yang dipilih sesuai kriteria yang diinginkan
peneliti (Cresswell, 2013), yaitu dengan
mengelola 10 kasus keluarga binaan dengan
masalah keperawatan risiko cedera lalu diberikan
asuhan keperawatan. Creswell (2013)
menjabarkan bahwa studi kasus adalah metode
yang penelitian untuk menyelidiki suatu aktivitas,
program, proses atau sekelompok individu secara
fokus dan mendalam. Intervensi keperawatan
dengan menggunakan bentuk inovasi
keperawatan utama: metode model simbol
(symbolic modeling) melalui video animasi yang
dibuat sendiri oleh peneliti dengan tokoh Andi
berdurasi 4 menit 52 detik. Tokoh animasi Andi
merupakan anak usia sekolah berusia 11 tahun
yang menjadi model atau teladan dalam
melakukan tindakan-tindakan pencegahan cedera
karena kecenderungan anak usia sekolah melihat
contoh dari tokoh-tokoh
dalam film sehingga keteladanan diterapkan Hasil evaluasi didapatkan data terjadi
melalui penokohan audio visual. Keluarga perubahan pengetahuan, sikap dan
diberikan intervensi Model Sandi yang terdiri keterampilan. Pengetahuan keluarga
dari: 12 pertemuan edukasi melalui video meningkat, hal ini ditandai dengan
animasi, 2 pertemuan story telling, 2 pengetahuan keluarga yang pada pengkajian
pertemuan games, 2 pertemuan roleplay dan awal tidak mengetahui mengenai pencegahan
6 pertemuan latihan keseimbangan. Untuk cedera (terjatuh, terkilir, tenggelam,
meningkatkan motivasi pada saat edukasi terpotong atau teriris, terkena air panas atau
dilakukan brain gym dan permainan benda panas, tertabrak atau terserempet)
konsentrasi sederhana karena anak usia setelah diberikan intervensi keluarga
sekolah memerlukan metode yang lebih mengetahui cara pencegahan cedera. Pada
atraktif pada saat dilakukan edukasi. awal pengkajian keluarga tidak mengetahui
Intervensi yang dilakukan kepada orang tua penanganan cedera sederhana di rumah,
juga meliputi edukasi pencegahan cedera, setelah diberikan intervensi keperawatan
demonstrasi dan resemonstrasi penanganan mengetahui cara melakukan penanganan
cedera sederhana, modeling keluarga, sederhana di rumah seperti penanganan luka
pemantauan dan pengawasan terhadap terbuka, luka gores, luka memar (mengetahui
faktor risiko cedera. Metode yang dilakukan perbedaan penggunaan providine iodin dan
kepada keluarga melibatkan peran serta anak rivanol, waktu dan cara pemberiannya),
usia sekolah. dan kejadian cedera pada anak mengetahui penanganan awal apabila terjadi
usia sekolah. Uji kelayakan/ ethical luka bakar adalah dengan mengalirkan air
cleareance dilakukan oleh Komite Etik dingin pada area luka.
Penelitian Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Peningkatan sikap ditandai dengan adanya
kontrol dan perhatian pada saat anak akan
HASIL bermain di luar rumah, misalnya dengan
selalu meminta izin ketika akan bermain di
Intervensi keperawatan termasuk inovasi luar rumah dan bermain tidak melebihi batas
Model Sandi pada keluarga dengan anak usia waktu yang telah ditetapkan oleh keluarga,
sekolah yang berisiko mengalami cedera keluarga mengatur penggunaan alat yang
dilakukan evaluasi setelah 6 bulan. Hasil berbahaya seperti kapan anak diperbolehkan
analisis dari karakteristik keluarga didapatkan menggunakan pisau, cutter, gunting dan
hasil bahwa 7 dari 10 keluarga memiliki korek api.
tingkat penghasilan < UMR (Rp. 3.046.180,-),
10 dari 10 keluarga memiliki anak dengan Peningkatan perilaku ditandai dengan
riwayat cedera selama 6 bulan terakhir, 6 dari keluarga mampu memodifikasi lingkungan
10 keluarga merupakan keluarga inti, 7 dari rumah. Hal ini dibuktikan dengan kondisi
10 keluarga tidak memiliki kotak P3K di rumah dan lingkungan rumah yang sudah
rumah, 70% keluarga memiliki tingkat mulai diperbaiki seperti lantai rumah dan
pendidikan rendah (≤ SMP), 5 dari 10 kepala kamar mandi tidak licin, kaca jendela yang
keluarga bekerja sebagai karyawan swasta. pecah diperbaiki, kondisi perabotan rumah
teratur dan rapi, alat dan bahan yang
berbahaya dan mengandung zat kimia
disimpan di lemari yang sulit dijangkau oleh PEMBAHASAN
anak, penataan kabel yang mengandung
aliran listrik diperbaiki sehingga anak Upaya yang dilakukan perawat komunitas
terhindar dari setruman listrik, untuk mengatasi masalah risiko cedera pada
dipencahayaan rumah tidak redup dan tidak masyarakat salah satunya dengan
menyilaukan, orang tua melakukan kontrol pendekatan keperawatan keluarga.
pada anak saat bermain (seperti di daerah Pelayanan keperawatan keluarga merupakan
rawakalong, kolam renang, jalan raya), got kompetensi utama perawat spesialis
atau saluran air atau kolam dekat rumah komunitas. Perawat komunitas harus
ditutup dan diberi tanda waspada, sumur melakukan upaya untuk meningkatkan
yang ada di dekat rumah atau dalam rumah cakupan, keterjangkauan dan mutu
diberi penutup dan tanda waspada. pelayanan kesehatan untuk mendorong
terbentuknya upaya kesehatan bersumber
Tabel 1 daya masyarakat dan keluarga. Pelaksanaan
Gambaran tingkat kemandirian keluarga asuhan keperawatan tidak terlepas dari
sebelum dan sesudah intervensi bulan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga,
Oktober 2016- April 2017 di Kota Depok dimana keluarga adalah merupakan
(n=10) subsistem dari suatu komunitas, sehingga
kondisi kesehatan keluarga akan berpengaruh
No Keluarga Kemandirian keluarga terhadap kondisi kesehatan suatu komunitas.
Sebelum Sesudah Asuhan keperawatan keluarga juga tidak
1 Keluarga A I IV terlepas dari teori dan model keperawatan
Family Centered Nursing. Model ini berfokus
2 Keluarga T II III
pada peningkatan kesehatan seluruh anggota
3 Keluarga D I III
keluarga (Friedman, 2010), dimana keluarga
4 Keluarga S I III
merupakan suatu sistem dimana apabila
5 Keluarga N I IV
salah satu anggota keluarga memiliki masalah
6 Keluarga K I III
kesehatan maka akan berdampak pada
7 Keluarga T II IV
anggota keluarga yang lain (Friedman, 2010).
8 Keluarga F I IV
Pencegahan cedera dapat dilakukan melalui
9 Keluarga N I IV
pendekatan pola asuh karena proses tersebut
10 Keluarga M I IV
berkelanjutan dalam keluarga (Zolten & Long,
2006).
Berdasarkan tabel 1, tingkat kemandirian
keluarga sebelum diberikan intervensi: 8 Peran keluarga sangat penting dalam
keluarga termasuk tingkat keluarga mandiri I mencegah terjadinya cedera pada anak usia
dan 2 keluarga termasuk tingkat keluarga sekolah. Pola pemberian nutrisi oleh keluarga
mandiri II. Setelah dilakukan intervensi, dan pengetahuan keluarga juga berdampak
semua keluarga mengalami peningkatan terhadap kesehatan anak usia sekolah
kemandirian dimana 6 keluarga termasuk termasuk insidensi cedera (Utami, R.A,
tingkat keluarga mandiri IV dan 4 keluarga Setiawan, A., Fitriyani, P.) Hasil penelitian Idle
tingkat keluarga mandiri III. (2003) menunjukkan bahwa tingginya
pengetahuan keluarga mengenai pencegahan
cedera mempunyai peluang 36,3 kali lebih area berbahaya dengan peringatan tertulis
besar dalam menekan terjadinya cedera atau memagari area berbahaya untuk tidak
dibandingkan keluarga dengan tingkat didekati atau dilewati. Hasil studi
pengetahuan yang rendah. Pengetahuan menunjukkan bahwa lingkungan rumah
keluarga dapat ditingkatkan melalui berpengaruh secara signifikan terhadap
pendidikan atau edukasi. Edukasi yang penurunan insiden cedera (Mulvaney &
dilakukan secara multilevel (diberikan pada Kenndrick, 2004).
level individu yaitu anak usia sekolah,
keluarga dan komunitas) akan meningkatkan Peningkatan pengawasan orang tua terhadap
indeks pengetahuan, dan sikap siswa anak-anaknya juga sangat diperlukan untuk
sehingga terjadi penurunan angka cedera menekan insiden cedera, misalnya
(Cao, et.al, 2015). Perilaku keluarga dalam mengawasi anak saat berenang atau bermain,
mencegah terjadinya cedera pada anak memastikan penempatan zat-zat berbahaya
dipengaruhi oleh pekerjaan, usia dan jauh dari jangkauan anak-anak. Hal ini sejalan
pendidikan keluarga (Notoatmojo, 2007). dengan pendapat Kusbiantoro (2014) yang
Semakin tinggi pendidikan ibu, maka semakin mengungkapkan bahwa praktik pencegahan
baik kemampuan ibu dalam mengidentifikasi cedera adalah dengan mengurangi insiden
factor risiko cedera (Atak et al., 2010). kecelakaan pada anak yang diakibatkan
rendahnya pengawasan orang tua. Orang tua
Salah satu bentuk edukasi yang dilakukan pada umumnya memiliki pengetahuan yang
dapat menggunakan metode model simbol baik mengenai ancaman bahaya yang dapat
(Model Sandi). Hasil intervensi tehnik model terjadi di rumah, akan tetapi upaya yang
simbol ini sejalan dengan studi yang dilakukan belum maksimal sehingga perlu
dilakukan Nadratushalihah (2014) yang dilakukan pembekalan pengetahuan tentang
memperlihatkan peningkatan yang signifikan pencegahan dan penatalaksanaan cedera di
dalam pengembangan personal safety skill rumah serta keterampilan penanganan
anak. Rosenthal (2005) mengungkapkan cedera (Morrongiello & Schwebel, 2008).
bahwa model merupakan sarana untuk
meningkatkan kognitif dan sosial seseorang Hasil evalusi menunjukkan bahwa terjadi
dalam meniru model yang dijadikan contoh peningkatan pengetahuan keluarga dalam
dalam upaya mengasah keterampilan kognitif melakukan tingkat pencegahan cedera pada
dan sosial seseorang untuk perbaikan anak usia sekolah. Hasil penelitian serupa
perilaku. menujukan bahwa keluarga dengan tingkat
pengetahuan yang tinggi memiliki peluang
Upaya-upaya modifikasi lingkungan rumah
36,3 kali lebih besar menurunkan kejadian
dan sekitar rumah juga berkontribusi dalam
cedera pada anaknya (Idle, 2013). Hasil
hal pencegahan risiko cedera. Atak , et.al
evaluasi pada tingkat kemandirian keluarga
(2010) mengungkapkan bahwa cedera pada
didapatkan hasil bahwa semua keluarga
anak dapat terjadi akibat benda-benda yang
mengalami peningkatan tingkat kemandirian.
ada di rumah. Sehingga perlu dilakukan
Ada 1 keluarga yang memiliki tingkat
modifikasi lingkungan, seperti penataan
kemandirian III, hal ini dikarenakan adanya
barang dan perabotan, memastikan lantai
diagnosa penyerta lain yang manjadi prioritas
rumah dan kamar mandi tidak licin, menandai
utama serta adanya kesibukan keluarga
dalam menerima asuhan keperawatan yang dan keterampilan keluarga dalam melakukan
dilakukan. pencegahan cedera.

Keterbatasan pada asuhan keperawatan KESIMPULAN


menggunakan Model Sandi ini adalah bahwa
tidak semua keluarga yang memiliki media Strategi intervensi keperawatan Model Sandi
untuk menanyangkan video pencegahan (Simbol Andi) merupakan salah satu bentuk
cedera. Sehingga internalisasi terhadap upaya promosi kesehatan yang
materi pencegahan cedera tidak dapat dikembangkan dari Nursing Intervention
maksimal. Terdapat 4 keluarga yang dapat Classification yang aplikasiny dilakukan
mengulang video menggunakan smartphone. menggunakan video animasi, dongeng atau
story telling, senam otak atau brain gym yang
Aplikasi pencegahan dan penatalaksanaan melibatkan peran serta keluarga, dimana
cedera melalui model simbol (symbolic keluarga/ orang tua yang menjadi pengajar
modeling) ini memberikan hasil yang efektif dan pengingat kepada anaknya. Hasil evaluasi
dalam melaksanakan asuhan keperawatan penerapan Model Sandi di keluarga
pada kasus risiko cedera pada anak usia menunjukkan adanya perubahan sikap,
sekolah, dengan mengoptimalkan peran serta pengetahuan dan keterampilan keluarga
keluarga dan masyarakat di dalamnya, tidak dalam pencegahan cedera pada anak usia
hanya berfokus pada individu yang sakit akan sekolah dan terjadi peningkatan tingkat
tetapi secara komprehensif melihat dari segi kemandirian keluarga.
individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
Hasil penerapan aplikasi model simbol SARAN
(symbolic modeling) ini memberikan
pengalaman bahwa untuk memberikan upaya Keluarga dapat mengaplikasikan Model Sandi
promotif pada anak usia sekolah memerlukan (Simbol Andi) sebagai intervensi pencegahan
metode yang tidak biasa, tetapi harus melalui cedera pada keluarga dengan anak usia
pendekatan yang menarik diantaranya sekolah dengan memberdayakan keluarga
dengan menggunakan apliksi video animasi khususnya orang tua dalam melaksanakan
pendidikan, dongeng atau story telling, model intervensi ini. Dibutuhkan kerjasama
permainan atau games. Upaya preventif dari berbagai pihak baik dari anak, keluarga,
keluarga dalam mencegah cedera pada anak perawat puskesmas dan tim kesehatan lain
usia sekolah yang dapat terus dilakukan dalam mengaplikasikan Model Sandi (Simbol
keluarga diantaranya adalah dengan Andi) sebagai intervensi pencegahan cedera
menciptakan lingkungan yang aman dan pada keluarga dengan anak usia sekolah
bebas bahaya serta terus meningkatkan sehingga kegiatan asuhan keperawatan ini
fungsi pengawasan orang tua terhadap dapat berkelanjutan baik melalui program
anaknya. Sehingga intervensi kedepannya perkesmas maupun program keluarga sehat.
perlu dilakukan upaya yang
berkesinambungan oleh keluarga dengan
pengawasan perawat perkesmas untuk terus DAFTAR PUSTAKA
melakukan program dan edukasi kesehatan
yang dapat meningkatkan pengetahuan, sikap
Alligood, M.R. & Tomey, A.N. (2006). Nursing CDC. (2010). School Health Programs :
Theorist and their work. 6th Edition, ST. Improving the health of our nation's
Louis: Mosby Elsevier, youth. New York: At a glance.
Inc CDC. (2014). School Health Index: A self
assessment and planning guide.
Anderson, Elizabeth T & Mc. Farlane, Judith Elementary School version. Atlanta:
(2011). Community as a partner: Theory Centers for Disease Control and
and practice in nursing. 6th edition. Prevention.
Lippincott: Creswell. J.W. (1998). Qualitative Inquiry
Williams & Wilkins. and Research Design: Choosing Among
Five Tradition. Thoundsand Oaks: Sage
Allender, J.A Rector & Warner (2014). Publication. Inc
Community health nursing: promoting and
protecting the public health, 8th edition. Depkes RI. (2013). Riset kesehatan dasar.
Philadelphia: Lippincott Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Atak, N., karaoglu, L., Korkmaz, Y.,
Ervin, N.E (2002). Advanced Community
Usubutun, S.A (2010). Household survey:
Helath Nursing Practice population
Unintentional injury frequency and Focused care. New Jersey: Prentice Hall.
related factors among children under five
in Malatya. The Turkish Journal of Friedman, MM., Bowden, V.R.,& Jones, E.G.
Pediatrics. (2010). Family nursing: research theory &
practice. New
Azwar, S., (2000). Sikap Manusia Teory Jersey:Prentice Hall.
dan Pengukurannya. Edisi 11. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta Handoko, T.H. (2001). Manajemen Personalia
dan Sumber Daya
Manusia. Yogjakarta: BPFE
Badan Pusat Statistik (2016). Statistik
Indonesia 2015. Jakarta: BPS Herdman, T.H & Kamitsuru, S. (2014). NANDA
International nursing diagnosis: definition
Bandura, A, (1986). Social foundations of and classification, 2015-2017. Oxford:
thought and action. Englewood Cliffs, NJ: Wiley Blackwell.Bulechek, G. M., Butcher,
Prentice Hall. H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M.
(2013). Nursing Intervention Classification
Cao, Ling, Quan, Hong, Hui & Hua
(NIC) (6th ed.). St. Louis: Elsevier.
(2015). Effect of multilevel education
intervention model on knowledge and Hitchcock, Schubert dan Thomas (2003).
attitudes of accidental injuries in rural Community health nursing: Caring in
children in Zunyi, Southwest China. action,second edition. USA: Thomson
International Journal of Delmar Learning
Environmental Research and Public
Health. Vol 12. No4.2015.3903-3914p Hockenberry, M.J & Wilson, D (2007).
Wong’s Nursing Care for Infants and
Children, 8thed. St Louis: Mosby
Join Consortium for School Health National Center of Injury Prevention and
(2012).Injury prevention, Quick scan of Control (NCIPC) (2012). A National Action
activities and resources in canadian Planfor Child Injury
schools. Goverments working across the Prevention. CDC gov safechild
health and education sectors.
National Safety Council. (2006)
Joint Consortium fo School Health. (2012). Pencegahan Cedera . Jakarta: EGC.
What is Comprehensive School Health?.
Nies, M.A & Mc.Ewen,M (2015).
Canada.
Community/Public Health nursing 6 th
Jones, Rebecca A.P (2007). Nursing edition: Elsevier
leadership and management: theories,
Notoatmojo (2012). Ilmu Perilaku
processes, andpractice. Philadelphia: F.A.
Davis Company Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Kaakinen, J.R, Vivian, G.D, Coehlo, D.P, & Orton, Kendrick, West & Tata (2012).
Hanson S.M.H (2010). Family health care Independent Risk factors for injury in
nursing. Theory, practice, and research, Pre School Children: Three population-
4th edition. Philadelphia: Fa. A Davis based nested case control studies using
routine primary care data. Plos ONE 7(4):
Kemeneg PP & PA (2011). Kabupaten/ Kota e35193. The University of Hong Kong
Layak Anak; Bahan Advokasi Kebikajan
KLA. Kementrian Pemberdayaan dan Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011).
Perlindungan Anak Republik Indonesia. Pemahaman Individu Teknik Non Tes.
Kudus: Nora Media Enterprise
Kemenkes RI (2010). Riskesdas.
Kementerian Kesehatan. Rosenthal, T.L (2005). Psychological
modeling: Theory and Practice. Mempha
Kemenkes RI (2011). Pedoman untuk tenaga State University
kesehatan usaha kesehatan sekolah di
tingkatsekolah dasar, sekolah menengah Schwarz, et al. (1993). An injury prevention
dan pondok pesantren. Direktorat Bina program in an urban African-american
KesehatanAnak. Kemenkes RI.Jakarta
community.
Kemenkes RI. (2013). Riset kesehatan dasar American Journal of Public Health;
2013. Jakarta: Kemenkes. Agricultural and Environment Science
Database pg.675.
Maglaya, A. S. (2009). Nursing Practice in the
Community. (5th ed). Philippine: Sreubert & Carpenter. (1999). Qualitative
Argonauta Corporation Research In Nursing. 3rd Edition.
Philadelphia: Lippincott Wiliams & Wilkins
Nadratushalihah, (2014). Efektivitas Teknik
Symbolic Modeling Untuk Stanhope, M., & Lancaster, J. (2016).
Mengembangkan Personal Safety Skills Public Health Nursing:
Peserta Didik. Universitas Pendidikan PopulationCentered Health Care in the
Indonesia. Community (8th ed.). Elsevier Science
Health Science Division.
The Canadian Injury Prevention Strategy
(2005). The built environment, injury
prevention and nursing: a summary of the
issues. Canadian nurses association.

Utami, R.A., Setiawan, A., Fitriyani, P. (2016).


Menurunkan Risiko Cedera pada Anak Usia
Sekolah di Kota Depok Melalui Penerapan
Model
“Simbol Andi”. KIAS: Universitas
Indonesia.

Utami, R.A., Setiawan, A., Fitriyani, P. (2016).


Hubungan Karakteristik dan Pola Asuh
Nutrisi Keluarga terhadap Kejadian
Stunting pada Balita. Tesis:
Universitas Indonesia.

Wong, L.D, Wilson, Winkelstein, L.M &


Schwartz, P (2008). Buku ajar keperawatan
pediatrik. Edisi
terjemahan (ed.6).Jakarta: EGC

Zolten,K. & Long,N. (2006).Injury prevention


for infant, tooddlers & preschoolers.
University of Arkansas: departements of
pediatric.
Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

STRATEGI PENCEGAHAN PRESSURE INJURIES (PI) BERDASARKAN


EVIDENCE-BASED PRACTICE (EBP): A SYSTEMATIC REVIEW

Wahyu Hidayat

STIKES Mega Buana Palopo


Wahyu.aries91@gmail.com

ABSTRACT

The high prevalence of the incidence of Pressure Injuries (PI) in hospitals has resulted in a culture of
patient safety in improving the quality of nursing services. There have been many research publications
that provide options for managing and preventing pressure sores. However, only some nurses apply
evidence-based practice in health services in hospitals. The aims of this study was to determine PI
prevention strategies based on Evidence-Based Practice (EBP). This type of research is systematic
review research with literature search sources conducted on four indexed journal portals, namely
PubMed, Wiley, ProQuest, and Google Scholar. The results of this study indicate that 3427 research
articles were identified, then screened by the exclusion of articles that were double publications and not
the last 10 years. Furthermore, excluding articles that are not research journals, is not free full text, and
does not fit into the variable, leaving 11 articles included. It can be concluded that PI prevention can be
improved by maximizing nursing care based on EBP. The results of the study provide intervention options
that are integrated into the delivery of nursing services to improve the quality of care. PI prevention
cannot be carried out by implementing only one preventive intervention. Maximizing all existing
interventions can reduce the incidence of PI. It is expected that nurses will continue to improve their
abilities and skills in searching and finding research results that can be used in PI prevention.
Interventions based on EBP are an innovation that needs to be improved for all nurses.

Keywords :Nurse, Pressure Injuries, Evidence-Based Practice

rendah dan status kulit itu sendiri atau


braden score (Børsting et al., 2018;
PENDAHULUAN Coleman et al., 2014).
Pressure Injuries (PI) adalah
kerusakan jaringan lokal pada kulit atau Beberapa penelitian di dunia yang
jaringan dibawahnya akibat penonjolan menunjukkan masih tingginya angka
tulang sebagai hasil dari tekanan atau kejadian dekubitus. Prevalensi kejadian
tekanan yang bersamaan dengan adanya dekubitus diseluruh dunia dari tahun
geseran (NPUAP, EPUAP, & PPPIA, 2014). 2000 – desember 2015 berkisar antara
PI dapat dipengaruhi oleh beberapa 6% - 18,5% (Tubaishat, Papanikolaou,
faktor seperti perfusi yang buruk, nutrisi, Anthony, & Habiballah, 2017). Penelitian
diabetes, kelembaban kulit, albumin yang yang dilakukan di Norwegia menunjukkan
Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 53
Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

prevalensi PI sebesar 14,9% yang mana bahkan adanya luka tekan menjadi
dipengaruhi oleh usia, BB rendah, penanda buruk prognosis secara
penyakit diabetes, serta braden keseluruhan dan mungkin berkontribusi
scores(Børsting et al., 2018). Sedangkan terhadap mortalitas pasien.Selain itu, PI
prevalensi kejadian PI di Indonesia juga memperpanjang hari rawat dan
sebesar 4,5% (Amir, Lohrmann, Halfens, meningkatkan biaya perawatan. Rata-
& SChols, 2017). Tingginya angka rata biaya perawatanPI sebesar €2.34 -
dekubitus diakibatkan laporan yang tidak €77.36 per pasien per rawat inap. Angka
lengkap, sebagaimana hasil penelitian ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan
menunjukkan sebesar 69,7% laporan dengan biaya pencegahan PI sebesar
insiden cedera tekanan namun tidak €7.87 per pasien per rawat inap
dilaporkan secara akurat (Barakat- (Demarre, Verhaeghe, Annemans, &
Johnson et al., 2018). Hecke, 2015).

PI sering terjadi pada titik-titik tekanan Tekanan merupakan faktor utama


umum pada tonjolan tulang seperti sakrum, terbentuknya PI.Secara sederhana, ketika
bokong, tumit, bagian belakang kepala, siku, bagian tubuh terpapar tekanan terutama
bahu, pinggul, tuberositas iskia, sisi lutut dan bagian tubuh dengan tulang yang
pergelangan kaki / malleoli (Hommel & Santy- menonjol, akan menyebabkan kompresi
tomlinson, 2018). Kejadian PI kebanyakan jaringan di bawah kulit. Kompresi ini akan
ditemui pada pasien di rumah sakit dan di menimbulkan gangguan pada suplai
lingkungan masyarakat, paling sering pada darah lokal dan akhirnya terjadi
lansia dan tidak bergerak (pasien ortopedi), kerusakan jaringan akibat tekanan
mereka yang menderita penyakit akut parah (Dealey et al., 2013).Bagian penting dari
(pasien di unit perawatan intensif) dan pada proses peningkatan layanan untuk
orang dengan defisit neurologis (dengan mengurangi insiden cedera tekanan
cedera saraf tulang belakang) (McInnes, adalah untuk memastikan bahwa praktisi
Cullum, Bell-Syer, Dumville, & Jammali-Blasi, berpendidikan baik dan memiliki
2010) keterampilan dan pengetahuan praktik
berbasis bukti dalam pencegahan cedera
Terjadinya PI pada pasien yang tekanan (Hommel & Santy-tomlinson,
dirawat dirumah sakit dapat memberikan 2018). Selain itu, telah direkomendasikan
dampak buruk pada pasien.PI dengan tetap menggunakan praktik
mengakibatkan rasa sakit dan kesulitan berbasis bukti dalam pencegahan PI
jangka pendek dan jangka panjang bagi untuk menghilangkan kesenjangan yang
pasien dan sering dianggap sebagai ada (Jankowski & Nadzam, 2011).
indikator kualitas perawatan yang tidak
memadai, yang mengarah ke Beberapa penelitian tentang
litigasi(Hommel & Santy-tomlinson, EvidenceBased Practice(EBP) menunjukkan
2018).Timbulnya komplikasi nyeri dan bahwa praktik berbasis bukti mampu
infeksi yang mengikuti PI dapat meningkatkan kualitas pelayanan diberbagai
menambah panjang lama perawatan, tingkat layanan kesehatan yang ada.Reposisi

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 54


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

pasien dengan risiko tekanan ulkus setiap tiga diberitahu oleh rekan kerja(Pravikoff, Tanner,
jam pada malam hari, menggunakan & Pierce, 2005), pengalaman pribadi(Egerod
kemiringan 30°, mengurangi kejadian ulkus & Hansen, 2005), dan hanya berdasar
tekanan dibandingkan dengan perawatan kebijakan rumah sakit, bukan dari laporan
biasa(Moore, Cowman, & Conroy, 2011). penelitian(Gerrish & Clayton, 2004), sehingga
Penggunaan Sensor pasien pada perawatan hasil-hasil publikasi tidak digunakan secara
pasien di unit perawatan intensif optimal oleh perawat dalam mencegah
menunjukkan 1,6 % lebih efektif mencegah terjadinya PI di rumah sakit.
kejadian PI dibanding dengan pasien yang
tidak menggunakan sensor pasien(Pickham et Masih tingginya prevalensi kejadian
al., 2018). Penerapan pencegahan PI berbasis PI di rumah sakit mengakibatkan budaya
bukti mampu menurunkan kejadian dekubitus keselamatan pasien dalam meningkatkan
12,5% - 3,2% (Linda, 2011). Penelitian lain kualitas pelayanan keperawatan belum
menyebutkan penurunan PI dari 34,3% optimal.Telah banyak publikasi penelitian
menjadi 7,53% (Martin et al., 2017). Hal ini yang memberikan pilihan dalam
menunjukkan bahwa penerapan EBP yang baik menangani dan mencegah PI. Namun
mampu meningkatkan kualitas pelayanan yang hanya sebagian perawat saja yang
diberikan kepada pasien dan keluarga. menerapkan praktik berbasis bukti dalam
layanan kesehatan di rumah sakit.
Untuk meningkatkan penerapan EBP, Perawat yang melakukan asuhan
maka diperlukan suatu strategi yang tepat keperawatan hanya berdasar pada apa
untuk memaksimalkan pencegahan PI.Salah yang mereka pelajari saat masih
satu strategi pencegahan luka yang dapat menempuh pendidikan keperawatan.
dilakukan adalah SSKIN yang memfokuskan Padahal dalam melakukan asuhan
upaya pencegahan pada lima komponen dasar keperawatan professional dibutuhkan
yaitu surface, skin, keep moving, inkontenensia, suatu inovasi untuk memberikan
dan nutrition(Healthcare Improvement pelayanan yang efesien dan efektif dalam
Scotland, 2009). Semua elemen dalam bundel mengatasi permasalahan pasien.Hal
didasarkan pada bukti kuat (Stephen-haynes, inilah yang menimbulkan pertanyaan
2013).Bundel perawatan SSKIN sangat penting bagaimanakah evaluasi dari penerapan
dalam pencegahan PI dan harus diterapkan evidence-based nursing dalam mencegah
untuk setiap pasien yang berisiko (Stephen- pressure ulcer di pelayanan rumah sakit.
haynes, 2013). Sehingga dengan penerapan
intervensi pencegahan, diharapkan mampu
menghilangkan kejadian PI.
METODE
Algoritma pencarian literature
Meskipun demikian, perawat lebih menggunakan pendekatan PICO(T)
menerapkan apa yang mereka pelajari saat di dengan kata kunci Nurse Associate OR
pendidikan dalam pemberian pelayanan Nurse Practitioner OR Clinical Nurses
keperawatan kepada pasien. Pelayanan OR
keperawatan yang diterapkan oleh perawat
Register Nurses OR Front Line Nurses
bukan pada EBP tetapi lebih memilih untuk
AND

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 55


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

Evidence Based Practice OR EBP OR 2017) dan ditinjau kembali setiap kali kondisi
Evidence Based Nursing OR EBN OR pasien berubah secara signifikan (Kumar &
Evidence Based Nursing Practice OR Mahal, 2017).
EBNP AND Decubitus OR Decubitus
Ulcer OR Pressure Ulcer OR Pressure Penilaian kulit harus dilakukan maksimal 8 jam
Injuries OR Pressure Injury OR Pressure setelah pasien masuk (Hommel & Santy-
Sore OR Bed Sores OR Bed Sore OR tomlinson, 2018; Rodrigues et al.,
Bedsore.
2016). Penilaian berkelanjutan meningkatkan
Sumber pencarian literature dilakukan
prediksi dan memungkinkan penyempurnaan
pada empat portal jurnal terindeks yaitu
protokol pencegahan berbasis risiko
PubMed,
(Bergstrom et al., 1998). Penilaian risiko yang
Wiley, ProQuest, dan Google dilakukan harus dilakukan secara
berkesinambungan menggunakan alat ukur
Schoolar.Selain itu, untuk pencarian agar dapat diberikan pencegahan sedini
sekunder juga dilakukan untuk mungkin.
melengkapi literatur yang ada.
Penggunaan alat ukur dalam menilai risiko
PI hendaknya menggunakan alat ukur yang
HASIL direkomendasikan.Braden scale
Berdasarkan hasil pencarian tersebut, direkomendasikan sebagai alat ukur yang
didapatkan artikel yang teridentifikasi memiliki sensitivitas dan kapasitas prediksi
sebanyak 3427 penelitian, kemudian dilakukan yang baik untuk menilai risiko PI (Pancorbo-
screening dengan mengekslusi 1977 artikel hidalgo, Garcia-fernandez, Lopez-Medina, &
yang double publikasi dan bukan 10 tahun Alvarez-nieto, 2006). Skala penilaian risiko
terakhir. Selanjutnya, mengeklusi artikel yang akan membantu perawat untuk membuat
bukan jurnal penelitian sebanyak 362, tidak penilaian sistematis terhadap kondisi pasien
free full text sebanyak 812, dan tidak sesuai dan risiko perkembangan PI(Kumar & Mahal,
dengan variabel sebanyak 85, sehingga 2017). Penggunaan alat ukur yang telah
menyisakan 11 artikel yang diinklusi (Tabel 1). dipahami oleh perawat, akan membuat proses
penilaian risiko dapat berjalan dengan lancar.
PEMBAHASAN Penilaian Risiko Penilaian risiko terjadinya PI harus
Penilaian risiko dianjurkan sebagai langkah
segera dilakukan terhadap pasien-pasien
pertama dalam pencegahan PI dalam asuhan
yang beresiko untuk mengalami PI. Alat
keperawatan. Pencegahan PI berbasis bukti
penilaian risiko akan memungkinkan
mencakup penilaian risiko dan harus
untuk mengidentifikasi pasien yang
ditindaklanjuti dengan rencana perawatan
benar-benar membutuhkan tindakan
yang mencakup tujuan dan evaluasi (Sving,
pencegahan segera dan yang akan
Fredriksson, Gunningberg, & Mamhidir, 2017).
mengalami luka tekan jika pencegahan
Penilaian harus segera dilakukan saat pasien
ditunda (Kumar & Mahal, 2017). Para
masuk (Bergstrom, Braden, Kemp,
peneliti berpendapat bahwa di rumah
Champagne, & Ruby, 1998; Kumar & Mahal,
sakit, di mana sebagian besar pasien

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 56


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

tidak sadar dan terbaring di tempat tidur, bahwa, dibandingkan dengan permukaan
mereka paling rentan untuk rumah sakit standar, powered active air
mendapatkan PI(Kumar & Mahal, 2017). surfaces and powered hybrid air surfaces
Dalam perawatan tersier, prediksi yang mungkin mengurangi kejadian ulkus
paling akurat terjadi pada 48 hingga 72 tekanan masing-masing sebesar 58% dan
jam setelah masuk dan saat ini rencana 78% (Shi, Dumville, & Cullum, 2018).
perawatan dapat disempurnakan Namun jika ditinjau dari aspek
(Bergstrom et al., 1998). Dengan kenyamanan, powered active air surfaces
melakukan penilaian sedini mungkin, and powered hybrid air surfaces lebih
maka memungkinkan perawat untuk rendah jika dibandingkan standard
memberikan tindakan pencegahan PI. hospital surfaces (Shi et al., 2018).
Penggunaan sheepskin mattress (SSM)
lebih efektif meningkatkan area kontak
EBP Pencegahan PI
dan menurunkan besarnya tekanan
Berbagai upaya pencegahan yang
kontak jika dibandingkan dengan air
dilakukan untuk mengurangi PI. Strategi
mattress (Zhou, Xu, Tang, & Chen, 2014).
pencegahan dapat dipertimbangkan
SSM lebih unggul dalam mendistribusikan
dalam hal tekanan dan pengurangan
dan menghilangkan tekanan sehingga
geser dan berpotensi pengelolaan iklim
dapat digunakan dalam perawatan klinis
mikro (Dealey et al., 2013). Hal ini
(Zhou et al., 2014). Pemilihan permukaan
umumnya dicapai dengan redistribusi
penopang yang tepat tentu disesuaikan
tekanan baik dalam hal melepaskan
dengan kemampuan rumah sakit untuk
tekanan secara manual atau melalui
menyediakan fasilitas yang mampu
'penyebaran beban' (Dealey et al., 2013).
menurunkan PI. Biaya rata-rata yang
Berbagai jenis permukaan penopang
dikeluarkan rumah sakit terkait
telah dikembangkan dengan mekanisme
pencegahan PI lebih rendah jika
yang berbeda untuk tekanan dan
dibandingkan dengan biaya rata-rata
pengurangan geser termasuk
perawatan PI(Demarre et al., 2015).
mendistribusikan kembali berat di atas
area permukaan tubuh maksimum, dan Selain upaya, penyediaan support surface
secara mekanik mengganti tekanan di yang tepat, upaya pencegahan yang dapat
bawah tubuh untuk mengurangi durasi dilakukan adalah dengan memaksimalkan
tekanan yang diberikan (Clark, peran perawat perawat dalam mengurangi PI
2011).Untuk mengurangi PI, pemerataan melalui pengaturan posisi pasien. Secara
distribusi tekanan pada permukaan tradisional, pengurangan tekanan telah dicapai
penopang dapat dijadikan sebagai salah dengan reposisi pasien secara teratur, baik
satu upaya pengurangan PI. oleh pasien sendiri atau dengan bantuan dari
staf perawat (Dealey et al., 2013). Telah
Beberapa hasil penelitian saat ini
direkomendasikan untuk melakukan reposisi
menunjukkan efektifitas penggunaan
setiap 6 jam dan 4 jam bagi pasien dengan
permukaan untuk mengurangi PI. Bukti
risiko tinggi (NICE, 2014). Hasil penelitian lain
kepastian moderat saat ini menunjukkan
menujukkan reposisi pada pasien dengan

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 57


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

risiko tinggi PI setiap 3 jam pada malam hari intervensi dalam bundel SSKIN
dengan kemiringan 30, mengurangi PI jika kemungkinan akan menghasilkan
dibandingkan dengan perawatan biasa (Moore pengembangan PI (Stephen-haynes,
et al., 2011). Namun, frekuensi dapat 2013). Bundel perawatan SSKIN sangat
disesuaikan dengan kebutuhan individu, penting dalam pencegahan PI dan harus
berdasarkan pemantauan kulit dengan hati- diterapkan untuk setiap pasien yang
hati untuk ada atau tidak adanya eritema berisiko (Stephenhaynes, 2013).
persisten atas penonjolan tulang (Dealey et al.,
2013). Surface
Permukaan penopang pada
Upaya pencegahan PI, dapat tempat tidur dan kursi harus
dimaksimalkan dengan mengkombinasikan memenuhi kebutuhan masing-masing
reposisi dengan penggunaan balutan pada pasien (Hommel &
pasien yang beresiko. Bukti efektivitas balutan Santytomlinson,2018).Peralatan/perm
dengan menggunakan Mepilex mampu ukaan pendukung untuk mengurangi
mencegah terjadiya PI pada sacrum dan tumit tekanan dan mencegah kerusakan kulit
pada pasien dengan risiko tinggi (Black et al., harus digunakan dan dievaluasi secara
2014) Balutan ini dapat memaksimalkan efek teratur untuk meninjau efektivitasnya
perlindungan dan meminimalisir adanya (Mitchell, 2018). Setelah pasien dapat
geseran dan tekanan yang dialami pasien duduk di tempat tidur, risiko cedera
selama proses perawatan (Black et al., 2014). tekanan masih perlu diketahui sampai
Penggunaan balutan Mölnlycke Mepilex pasien sepenuhnya dapat bergerak
Border Sacrum dan Mepilex Heel mampu (Hommel & Santy-tomlinson, 2018).
mengurangi risiko sebanyak 80% kejadian PI
pada pasien yang dirawat difasilitas kesehatan Skin
panti jompo (Santamaria, Gerdtz, Kapp, Penilaian kulit sangat penting untuk
Wilson, & Gefen, 2018). mencegah kerusakan kulit, mengelola PI yang
ada atau mencegah kerusakan lebih lanjut,
Strategi Pencegahan PI dan kerapuhan kulit harus diidentifikasi pada
setiap penilaian risiko (Mitchell, 2018). Indikasi
Pencegahan PI harus dilakukan
perubahan kulit seperti eritema blanching dan
dengan memaksimalkan upaya
non-blanching harus dicatat.Eritema non-
pencegahan terhadap semua aspek yang
blanching merupakan indikasi kerusakan
dapat menyebabkan terjadinya luka
tekanan dan harus segera ditindaklanjuti.
tekan. SSKIN merupakan strategi
Tindakan pencegahan harus segera dimulai
pencegahan PI dengan memfokuskan
dan pasien harus dinilai ulang setidaknya
upaya pencegahan pada lima kompenen
setiap 2 jam sampai ini diselesaikan (NICE,
dasar (Healthcare Improvement Scotland,
2014). Fokus pencegahan PI diarahkan pada
2009). Tujuan bundel adalah untuk
upaya perawat dalam menilai status
mengikat praktik terbaik bersama-sama
kesehatan pasien, menilai daerah tekanan,
dengan cara yang dapat diandalkan untuk
lipatan kulit bariatric, derajat ulkus dan
mengurangi terjadinya PI(Stephen-
kesesuaian laporan. Mengajarkan pasien dan
haynes, 2013). Menghilangkan salah satu

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 58


Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

perawat untuk memeriksa kulit, yang memerah karena kemerahan adalah


mengidentifikasi tekanan, geser atau gesekan indikasi bahwa tubuh belum pulih dari
dan memberikan leaflet (Jones, 2013). pemuatan tekanan sebelumnya (NPUAP
Identifikasi faktor risiko untuk pengembangan et al., 2014). Pijat merupakan
PI sangat penting untuk pencegahan yang kontraindikasi dan tidak
efektif dan efesien (Beeckman, Lancker, direkomendasikan sebagai strategi untuk
Hecke, & Verhaeghe, 2014). pencegahan PU (NPUAP et al., 2014).
Pijat menyebabkan gesekan dan geser
Geser dan gesekan merupakan faktor
yang dapat merusak sirkulasi mikro yang
utama dalam pengembangan PI. Gesekan
halus dan menyebabkan peradangan dan
menyebabkan abrasi pada epidermis dan
kerusakan jaringan (Hommel & Santy-
dermis, meningkatkan kerentanan terhadap
tomlinson,
kerusakan akibat tekanan yang dapat
membahayakan pasien yang memerlukan 2018).
reposisi karena lapisan kulit bergeser satu
Perawat harus memastikan
sama lain ketika pasien naik ke tempat tidur
bahwa pasien merasa nyaman dan pasien
(Hanson et al, 2010). Baik geser maupun
yang berisiko mengalami PI memiliki
gesekan, gabungan atau secara terpisah, dapat
grafik reposisi di tempat tidur (NPUAP et
memiliki konsekuensi negatif.Ini harus
al., 2014). Ketika mempertimbangkan
dipertimbangkan ketika menilai kulit dan
peralatan, penting untuk diingat bahwa
tindakan harus diambil untuk meminimalkan
kasur busa standar tidak memadai untuk
faktor risiko bila memungkinkan. Krim dan film
pasien dengan PI.Pasien berisiko tinggi
dapat membantu mengurangi gesekan
membutuhkan kasur busa dengan
(Mitchell, 2018).
spesifikasi tinggi. Namun, tidak ada bukti
Keep Moving yang menunjukkan bahwa satu kasur
Beberapa hal yang perlu busa spesifikasi tinggi lebih unggul dari
diperhatikan dalam hal ini antara lain; yang lain (NPUAP et al., 2014).
kebutuhan untuk jadwal pemosisian ulang Permukaan pendukung harus digunakan
dengan kemiringan 30°. Hindari gesekan,
untuk mencegah PI tumit, seperti
geser, dan muat ke perangkat atau peralatan,
posisikan pasien untuk memastikan distribusi perangkat pelindung tumit yang
tekanan optimal dan gunakan peralatan mengangkat tumit sepenuhnya. Praktisi
seperti lembaran geser (Jones, 2013). Pasien harus memastikan lutut sedikit fleksi saat
yang diidentifikasi sebagai risiko perangkat ini digunakan (NPUAP et al.,
pengembangan PU perlu sering melakukan 2014).
reposisi (NPUAP et al., 2014).
Inkontenensia
Rekomendasi reposisi setidaknya
Untuk pencegahan PI, status eliminasi
setiap 6 jam dan setiap 4 jam bagi
pasien harus dinilai dan setiap masalah
mereka yang berisiko tinggi dan
kontinuasi ditangani (Mitchell, 2018).
mendorong pasien untuk melakukannya
Perawatan kulit secara teratur harus dilakukan
sendiri (NICE, 2014). Jika memungkinkan,
untuk mengelola keringat dan membersihkan
pasien tidak boleh diarahkan ke area
kulit kotor atau basah (Mitchell, 2018).
Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 59
Bina Generasi;Jurnal Kesehatan, Edisi 11 Vol (2) 2020
p- ISSN : 1979-150X e- ISSN: 2621-2919

Inkontenensia dapat menyebabkan dermatitis Nutrition


yang dapat menimbulkan PI(Beeckman et al., Diskusikan pengetahuan tentang diet
2014). Perawat harus meminta saran dari sehat dan mempertimbangkan kebutuhan
penasihat kontinens jika sesuai (Mitchell, untuk fortifikasi makanan dan suplemen gizi.
Memberikan selebaran saran dan mendidik
2018). Setiap bentuk kelembaban ekstrinsik
pasien dan/atau perawat (Jones, 2013). Pasien
dapat menyebabkan kerusakan kulit yang berisiko harus diamati untuk tanda-tanda
rentan (Beeckman et al., 2014). dehidrasi; grafik cairan dan makanan harus
diatur dan kekhawatiran
meningkat ke dokter rawat inap atau
dokter umum bila diperlukan (Mitchell, 2018).
Hidrasi dan nutrisi sangat penting untuk
perbaikan jaringan dan PImanajemen
(Saghaleini et al., 2018). Penyelesaian yang
benar dari panduan alat ini intervensi seperti
akses ke makanan dan cairan, saran diet
(bagaimana mengikuti diet seimbang dengan
energi, protein dan persyaratan mikronutrien),
rujukan dietitian dan intervensi lebih lanjut
seperti minuman suplemen atau makan
tabung (NICE, 2014).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Pencegahan PI dpat ditingkatkan
dengan memaksimalkan asuhan
kkeperawatan berdasarkan EBP. Hasil-hasil
penelitian memberikan pilihan intervensi yang
dapatkan diintegrasikan dalam pemberian
pelayanan keperawatan untuk meningkatkan
kualitas asuhan. Pencegahan PI Tidak dapat
dilakukan hanya dengan melaksanakan satu
intervensi pencegahan saja. Memaksimalkan
seluruh intervensi yang ada, dapat
menurunkan kejadian PI.

Saran

Bina Generasi;Jurnal Kesehatan | 60


Diharapkan kepada perawat untuk Bergstrom, N., Braden, B., Kemp, M.,
terus meningkatkan kemampuan dan Champagne, M., & Ruby, E. (1998).
keterampilan dalam mencari dan
menemukan hasil-hasil penelitian yang Predicting Pressure Ulcer Risk: A Multisite
dapat digunakan dalam pencegahan Study of the Predictive Validity of the
PI.Intervensi berdasarkan EBP merupakan Braden Scale. Nursing Research, 47(5),
sebuah inovasi yang perlu ditingkatkan bagi 261–269.
semua perawat.
Black, J., Clark, M., Dealey, C., Brindle, C. T.,
Alves, P., Santamaria, N., & Call, E. (2014).
Dressings as an adjunct to pressure ulcer
DAFTAR PUSTAKA
prevention : consensus panel
Amir, Y., Lohrmann, C., Halfens, R. J., & SChols, J. recommendations. International Wound
M. (2017). Pressure ulcers in four
Journal, 484–488.
Indonesian hospitals : prevalence, patient
characteristics, ulcer characteristics, https://doi.org/10.1111/iwj.12197
prevention and treatment. International
Wound Journal, 14(1), 184–193. Børsting, T. E., Tvedt, C. R., Skogestad, I. J.,
Granheim, T. I., Gay, C. L., & Lerdal, A.
https://doi.org/10.1111/iwj.12580 (2018). Prevalence of Pressure Ulcer and
Associated Risk Factors in Middle and Older
Barakat-Johnson, M., Lai, M., Barnett, C., Wand,
Age Medical Inpatient in Norway. Journal
T., Lidia Wolak, D., Chan, C., … White, K.
Of Clinical Nursing, 27(32), e535– e543.
(2018). Hospital-acquired pressure injuries:
https://doi.org/https://doi.org/10.1111/joc
Are they accurately reported? A
n.
prospective descriptive study in a large
tertiary hospital in Australia. Journal of 14088
Tissue Viability.
Chiari, P., Forni, C., Guberti, M., Gazineo, D.,
https://doi.org/10.1016/j.jtv.2018.07.003 Ronzoni, S., & Alessandro, F. D. (2017).
Predictive Factors for Pressure Ulcers in an
Beeckman, D., Lancker, V., Hecke, A. Van, &
Older Adult Population Hospitalized for Hip
Verhaeghe, S. (2014). A Systematic Review
Fractures : A Prognostic Cohort Study.
and Meta-Analysis of
IncontinenceAssociated Dermatitis, PLoS ONE, 12(1), 1–13.
Incontinence, and Moisture as Risk Factors
for Pressure Ulcer https://doi.org/10.1371/
journal.pone.016990
Development. Research & Nursing Health,
37, 204–218. 9

https://doi.org/10.1002/nur.21593 Coleman, S., Nixon, J., Keen, J., Wilson, L.,


Mcginnis, E., Dealey, C., … Nelson, E. A.
(2014). A New Pressure Ulcer Conceptual
Framework. 70(20), 2222–2234. Gillespie, B. M., Chaboyer, W., Sykes, M.,
O’Brien, J., & Brandis, S. (2014).
https://doi.org/10.1111/jan.12405
Development and Pilot Testing of a
Dealey, C., Brindle, C. T., Black, J., Alves, P., PatientParticipatory Pressure Ulcer
Santamaria, N., & Call, E. (2013). Challenges Prevention.
in pressure ulcer prevention.
Journal Nursing Care Quality, 29(1), 74– 82.
309–312.
https://doi.org/10.1097/
https://doi.org/10.1111/iwj.12107
NCQ.0b013e3182a7
Demarre, L., Verhaeghe, S., Annemans, L., &
1d43
Hecke, A. Van. (2015). International Journal
of Nursing Studies The cost of pressure Healthcare Improvement Scotland. (2009).
ulcer prevention and treatment in hospitals Prevention and Management of Pressure
and nursing homes in Flanders : A cost-of- Ulcers. Retrieved from http
illness study. International Journal of
Hommel, A., & Santy-tomlinson, J. (2018).
Nursing Studies.
Pressure Injury Prevention and Wound
https://doi.org/10.1016/ Management. In Fragility Fracture
j.ijnurstu.2015.03.00 5 Nursing, Perspectives in Nursing
Manegement and Care for Older Adults
Egerod, I., & Hansen, G. M. (2005).
Evidencebased practice among danish (pp. 85–94). https://doi.org/10.1007/978-3-
cardiac nurses: A national survey. Journal
319-76681-2
of Advanced
Jankowski, I. M., & Nadzam, D. M. (2011).
Nursing, 51(5), 465–473.
Identifying Gaps, Barriers, and Solutions in
https://doi.org/10.1111/j.1365-
Implementing Pressure Ulcer Prevention
2648.2005.03525.x Programs. Joint Commission Journal on
Quality and Patient Safety, 37(6), 253–264.
Flodgren, G., Rojas-reyes, M. X., Cole, N., &
Foxcroft, D. R. (2014). Effectiveness of https://doi.org/10.1016/S1553-
organisational infrastructures to promote
evidence-based nursing practice. 7250(11)37033-X
https://doi.org/10.1002/14651858.CD0022 Jones, D. (2013). Pressure ulcer prevention in the
1 2.pub2.Effectiveness community setting. Nursing Standard,
Gerrish, K., & Clayton, J. (2004). Promoting 28(3), 47–55.
evidence-based practice: An organizational
approach. Journal of Nursing Management, https://doi.org/10.7748/
12(2), 114–123. ns2013.09.28.3.47.e

7660
Kumar, A., & Mahal, R. (2017). Modified Delphi Mitchell, A. (2018). Adult pressure ulcer area
care: preventing pressure ulcers. British
Technique : Content validity of the Pressure Journal Of Nursing, 27(18r), 1050–1052.
ulcer risk assessment tool. Journal of https://doi.org/10.12968/bjon.2018.27.18.
Nursing Science and Practice, 7(3), 17–19. 10
Retrieved from 50
https://www.researchgate.net/profile/
Moore, Z., Cowman, S., & Conroy, M. (2011). A
Ashok
randomised controlled clinical trial of
_Kumar490/publication/322791657_Modifi
ed_Delphi_Technique_Content_validity_of repositioning , using the 30 ° tilt , for the
_the_Pressure_ulcer_risk_assessment_tool prevention of pressure ulcers. Journal Of
/l Clinical Nursing, 20, 2633–2644.
inks/5a7050d60f7e9ba2e1c9d112/Modifie
d -Delphi-Technique-Content-validity-of- https://doi.org/10.1111/j.1365-
the-
Pressure-ulcer 2702.2011.03736.x

Linda, G. (2011). Evaluating Evidence-Based NICE. (2014). Pressure ulcers : prevention and
Intervention to Prevent Fall and Pressure management. Retrieved from
Ulcers. Retrieved from https://www.nice.org.uk/guidance/cg179

https://apps.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/ NPUAP, EPUAP, & PPPIA. (2014). Prevention and


a6186 79.pdf Treatment of Pressure Ulcers : Quick
Reference Guide. Retrieved from
Martin, D., Albensi, L., Haute, S. Van, Froese, http://tinyurl.com/yck2mmr6
M., Montgomery, M., Lam, M., … Basova, N. Pancorbo-hidalgo, P. L., Garcia-fernandez, F. P.,
(2017). Healthy Skin Wins : A Glowing Lopez-Medina, I. M., & Alvarez-nieto, C.
Pressure Ulcer Prevention Program That (2006). Risk assessment scales for pressure
Can Guide Evidence-Based Practice. ulcer prevention : a systematic review.
Worldviews on Evidence-Based Nursing, Journal of Advanced Nursing, 54(1), 94–
110. https://doi.org/10.1111/j.1365-
14(6), 473–483.
2648.2006.03794.x
https://doi.org/10.1111/wvn.12242
Pickham, D., Berte, N., Pihulic, M., Valdez, A.,
McInnes, E., Cullum, N. A., Bell-Syer, S. E.,
Mayer, B., & Desai, M. (2018). Effect of a
Dumville, J. C., & Jammali-Blasi, A. (2010).
wearable patient sensor on care delivery
Support surfaces for pressure ulcer
for preventing pressure injuries in acutely ill
prevention (Review). Cochrane Database of
adults : A pragmatic randomized clinical
Systematic Reviews, 2010(5).
trial ( LS-HAPI study ). International Journal
https://doi.org/ of Nursing Studies, 80(June 2017),
10.1002/14651858.CD00173 5.pub3
12–19. ONE, 13(2), 1–29.
https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2017.12.
01 https://doi.org/10.1371/
journal.pone.019270
2
7
Pravikoff, D. S., Tanner, A. B., & Pierce, S. T.
(2005). Readiness of U.S. Nurses for Stephen-haynes, J. (2013). The Role of Barrier
Evidence-Based Practice. The American Protection in Pressure Ulcer Prevention.
Journal of Nursing, 105(9), 40–51. British Journal Of Nursing, 22(20), 52–58.
https://doi.org/10.12968/bjon.2013.22.Sup
Rodrigues, G. C. A., Vasconcelos, J. de M. B., 2 0.S52
Melo, F. M. de A. B., Vigolvino, L. P.,
Sving, E., Fredriksson, L., Gunningberg, L., &
Sousa, A. T. O. de, Santos, I. B. da C. S., … Mamhidir, A. G. (2017). Getting
Martins, N. E. (2016). Knowledge and evidencebased pressure ulcer prevention
Opinions of Nursing Professionals about into practice: a process evaluation of a
multifaceted intervention in a hospital
Pressure Ulcers Prevention. International
setting. Journal of Clinical Nursing, 26(19–
Medical Society, 9(101), 1–13.
20), 3200–3211.
https://doi.org/10.3823/1972
https://doi.org/10.1111/jocn.13668
Saghaleini, S. H., Dehghan, K., Shadvar, K.,
Sanaie, S., Mahmodpoor, A., & Ostadi, Z. Thomas, A., & Thomas, A. (2012). Assessment of
(2018). Pressure Ulcer and Nutrition. Indian nursing knowledge and wound
Journal of Critical Care Medicine, 22(4), documentation following a pressure ulcer
283–289. educational program in a long-term care
https://doi.org/10.4103/ijccm.IJCCM_277_ facility : a capstone project. Wound Practice
Nd Research, 20(3).
17
Tubaishat, A., Papanikolaou, P., Anthony, D., &
Santamaria, N., Gerdtz, M., Kapp, S., Wilson, L., Habiballah, L. (2017). Pressure Ulcers
& Gefen, A. (2018). A randomised Prevalence in the Acute Care Setting : A
controlled trial of the clinical effectiveness Systematic Review , 2000-2015. Clinical
of multi-layer silicone foam dressings for
the prevention of pressure injuries in Nursing Research, 1–28.
highrisk aged care residents : The Border III https://doi.org/10.1177/105477381770554
Trial. International Wound Journal, 1–9. 1

https://doi.org/10.1111/iwj.12891 Zhou, J., Xu, B., Tang, Q., & Chen, W. (2014).

Shi, C., Dumville, J. C., & Cullum, N. (2018). Application of the sheepskin mattress in clinical
Support surfaces for pressure ulcer care for pressure relieving : a quantitative
prevention : A network meta-analysis. PLoS experimental evaluation. Apllied Nursing
Research, 27, 47–52.
https://doi.org/10.1016/j.apnr.2013.10.008
Tabel 1 Sintesis grid

No Authors Judul Tujuan Design Instrumen


1 (Flodgren, Effectiveness of Untuk menilai Randomised Independently
Rojas-reyes, organisational efektivitas controlled trials, extracted data an
Cole, & infrastructures to infrastruktur controlled assessed risk of
Foxcroft, 2014) promote organisasi dalam clinical bias.
evidence-based nursing trials, interrupted
mempromosikan
practice
evidence sbased times series (ITSs)
nursing practice.
2 (Thomas & Assessment of nursing Untuk menilai Pre-tes and post-test 1. Nurse
Thomas, 2012) knowledge and wound pengetahuan design Demographic
documentation keperawatan dan Questionnaire
following a pressure dokumentasi luka 2. Wound
ulcer educational Doucmentatio
berkualitas
program in a long-term Audit Tool
care facility: a capstone mengikuti program 3. Pressure ulce
project pendidikan
and wound
evidencebased documentatio
pressure ulcer questionnaire
(EduP) di fasilitas
perawatan jangka
panjang
3 (Rodrigues et Knowledge and Opinions Menggambarkan Exploratory, The Pieper
al., 2016) of Nursing Professionals pengetahuan descriptive and knowledge test
about Pressure Ulcers profesional quantitative study
Prevention keperawatan tentang
pencegahan tekanan
ulkus dan
menganalisis
pendapat
4 Flemming, E., Patient and mereka pada A qualitative One to one
Moore, Z., & family/carer hal yang sama. descriptive approachs interviews with
Condel, S. experience of their untuk patient and focus
(2017) involvement in a interview with
mengeksplorasi
regional quality family-
pengalaman pasien
improvement
collaborative utilizing dan keluarga
the / pengasuh
SSKIN care bundle dalam
menerapkan bundel
perawatan
pencegahan PU
(dikenal sebagai
SSKIN) dalam
kolaborasi
peningkatan kualitas
regional yang
berjudul
“Pressure
Ulcer to Zero”
5 (Martin et al., Healthy Skin Wins: A Untuk menentukan A mixed methods PU prevention fo
2017) Glowing Pressure efektivitas PUPP study (observational and The Braden
Ulcer Prevention dalam mengurangi survey, a pre-test Scale
Program That Can Guide prevalensi PU, post-test design, and
Evidence-Based Practice untuk menentukan qualitative
keefektifan tutorial nterviews)
online dalam
meningkatkan
tingkat
pengetahuan staf
rumah sakit
tentang
pencegahan PU,
dan untuk
mengeksplorasi
perspektif staf garis
depan dari PUPP
6 (Coleman et al., A new pressure ulcer Untuk membahas DiscussionPaper -
2014) conceptual framework determinan
penting dari
perkembangan
ulkus tekanan dan
mengusulkan
kerangka
konseptual ulkus
tekanan baru.

7 (Shi et al., 2018) Support surfaces for Untuk menentukan, Network Meta- 1.
Cochrane's Risk Ada bukti kepastian moderat bahwa

pressure ulcer menggunakan analysis of Bias tool


prevention: A network jaringan 2. GRADE
meta-analysis metaanalisis, efek principles
relatif dari
permukaan
dukungan yang
berbeda dalam
mengurangi insiden
tekanan ulkus dan
kenyamanan dan
memberi peringkat
pada permukaan
pendukung ini
sesuai
dengan
keefektifannya.
8 (Chiari et al., Predictive Factors for 1. Untuk A prospective 1. Charlson Inde
2017) Pressure Ulcers in an mengevaluasi multicentric 2. Braden scale
Older Adult Population kejadian tekanan prognostic 3. Clinical
Hospitalized for Hip ulkus dari saat cohort study evaluation at
Fractures: A Prognostic masuknya pasien presentation
Cohort Study dewasa tua 4. etc
dengan patah
tulang pinggul
proksimal rapuh
2. Untuk
mengevaluasi
faktor-faktor
prediktif
potensial yang
terkait dengan
perawatan medis,
keperawatan dan
rehabilitasi pasien,
danuntuk
organisasi
9 (Zhou et al., Application of the 1. Untuk An experimental one The mFLEX
2014) sheepskin mattress in mengevaluasi pressure

clinical care for efektivitas SSM measuring syst


pressure relieving: a dalam
quantitative mengurangi
experimental tekanan
evaluation 2. Membandingkan
perbedaan antara
SSM dan AM
10 (Moore et al., A randomised controlled Apa efek reposisi Cluster-randomised Braden scale, th
2011) clinical tiga jam di malam
trial of controlled trial malnutrition
repositioning, using thehari, menggunakan universal screen
30° tilt, for the kemiringan 30 °, tool
prevention of pressure pada kejadian ulkus (MUST), the
ulcers EPUAP pressur
tekanan, pada
ulcer
pasien yanglebih tua
classification
pada
system and the
risikopengembangan EPUAP
ulkus tekanan minimum data
dirawat di rumah set.
sakit dalam
pengaturan
perawatanjangka
panjang?
11 (Gillespie, Development and pilot untuk Qualitative Video singkat,
Chaboyer, testing of a mengembangkan gabungan brosu
Sykes, O’Brien, patientparticipatory dan mengujicoba daftar periksa, d
& Brandis, pressure ulcer PUPCB yang poster
2014) prevention care bundle. berpusat pada dikembangkan
pasien untuk pasien sebagai sumber
rawat inap pelatihan. Evalu
pasien
mengidentifikas
manfaat dari
bundel perawat
nursing kontaktxxx(2017)e1–e11

1
2
3

7
8
9
10
11

15
1214163
17

* Corresponding author at: University of Minnesota, School of Nursing, 5-140 Weaver-Densford Hall, 308 Harvard Street SE, Minneapolis,
MN 55455, USA.
E-mail address: mons0122@umn.edu (K.A. Monsen).
Abbreviations: EB-FHV, evidence-based family home visiting; HER, electronic health record; HFA, Healthy Families America; IOM, Institute of
Medicine; PCT, problem-category-target; PHN, public health nurse.
http://dx.doi.org/10.1016/j.kontakt.2017.03.002
1212-4117/© 2017 Published by Elsevier Sp. z o.o. on behalf of Faculty of Health and Social Sciences of University of South Bohemia in České
Budějovice.
Conclusion: The PHN documentation demonstrated an adherence to the EB-
FHV guideline, while tailoring the evidence-based interventions
differentially by problem. Further research is needed to extend this quality
improvement approach to other guidelines and populations.
© 2017 Published by Elsevier Sp. z o.o. on behalf of Faculty of Health and
Social Sciences of University of
South Bohemia in České
Budějovice.

18 andpracticequalityinitiatives,including theuseofevidence- 65 Introduction based Guidelines within


EHRs to guide care (clinical decision 66

support),enableclinicaldocumentation,
andgeneratedatafor 67 19 Theglobalgoalofachievinghealthequalityacrosspopulations program
evaluation[10,13–15,22,23].Theuseofevidence- 68 20 isahighpriorityintheUnitedStatesandworldwide
[1–11]. basedandproblem-oriented templatesinEHRsisassociated 69 21 However,healthdisparities
persistforlow-income,single,and withimprovednotequalitywithout significantchangeintotal 70 22
otherwisedisadvantagedmothersofyoungchildren,despite documentation time.Suchtemplatesmay
provideclinical 71 23 decadesofawarenessandintervention [1–3].Nearlyhalfof decisionsupportduring
documentation[22,23].Consistent 72 24 childbearingfamiliesintheUnitedStatesareathighriskof withthe
goalsoftheLearningHealthSystem[24],data 73 25 poorparentingoutcomesduetosocialandbehavioral
generatedbyPHNsinEHRshaspotentialforuseinthe 74 26 determinants [2,3,8,9].Inresponsetothiscrisis,
globaland programofevaluationandresearch,including benchmarking 75 27 nationalpolitical,
philanthropic,andprofessionalorganiza- PHNoutcomesacrossagencies[13–16].Aqualitativestudy 76 28
tionshavelongadvancedahomevisitingagendatopromote revealed theimportanceandvalueofEB-FHVin
practice[10]. 77 29 evidence-basedhomevisitinginterventions forhighrisk Publichealthnurseperceptions
ofusingstandardizedcare 78 30 families[8,9].Duetoresourcelimitations,theseinterventions plans to
translateevidence-basedguidelinesintofamilyhome 79 31 reachonlyafractionofthefamiliesthatcould
benefitfrom visitingpracticewereexaminedthroughsemi-structured 80 32 them[9].Toextendthereachof
evidence-basedinterventions, interviews ofPHNstransitioning fromusualpracticecare 81 33 electronic
healthrecords(EHRs)haveincorporatedstandard- planstoEB-FHV.Complexanddynamicprocessesof
knowl- 82 34 izedevidence-basedfamilyhomevisiting(EB-FHV)guidelines edge managementwere
revealed:theEB-FHVsupported and 83 35 [10–12].However,itisnotknownwhetherchangesinPHN
stimulatedPHNthinkingaboutevidence-basedinterventions 84 36 practiceoccurduetotheguidelinein
EHRs.Thepurposeofthis andtheirapplicationinpractice.However,PHNcognitive 85 37 studywasto
examinealargedatasetforevidenceofpractice processes whileusingtheEB-FHVwerealsorelatedtotheir 86

38 change following EB-FHV guideline implementation. own knowledge and expertise, responsive to
theirindividual 87 clientneeds,andgroundedinknowledge ofthepopulationor 88
39 Background program [10]. Thus, this body of research regarding the use of 89 the EB-FHV for
documentation supports the expected and 90 40 At the forefront of evidence-based family home
visiting desired outcome of EHR implementation in PHN agencies to 91 41 practice, public health
nurses (PHNs) in local and state public improve practice quality and demonstrate rigor of information
92 42 health agencies routinely provide home visits to high risk management for practice, program
evaluation and research 93 43 families [9,10,13–19]. While many evidence-based home [10,13–16].
However, data generated by use of EB-FHV has not 94 44 visiting programs target low-income, high
risk first-time been evaluated to examine PHN interventions in relationship 95 45 single parents, the
PHNworkforceespeciallyingovernmental toguidelineimplementation. 96
46 agenciesmustrespondtoidentifiedlocalneeds.Inmany OurobjectivewastoevaluatethechangesinPHN
practice 97 47 cases,thismeansproviding homevisitinginterventions to aftertheimplementation oftheEB-
FHVguideline[11]encoded 98 48 thosehighriskfamiliesthatdonotmeetstrictinclusion using theOmaha
System[12].Thespecificaimwasforthose 99 49 criteriaforthesehomevisitingprograms,suchaslowincome
clientsservedduringEB-FHVimplementation, todescribeand 100 50 singlewomenwhoarepregnantwith
theirsecondchild.To comparePHNinterventions beforeandafterEB-FHVimple- 101

51 ensurehighqualityacrossallPHNhomevisitstoward mentation. 102


52 achievingimprovedpopulationhealthforall,itiscriticalthat
53 PHNsunderstand anduseevidence-basedinterventions.Such
103
54 interventions have been described in an Evidence-based Materialsandmethods

55 FamilyHomeVisitingGuideline(EB-FHV)andhavebeen
56 incorporatedwithinelectronichealthrecordsusingthe The quality improvement evaluation was
conductedbythe 104
57 OmahaSystem[10–12].TheOmahaSystem[12]and scientificteamoftheOmahaSystemPartnership
58 theEBFHV[11]aredescribedinthemethodssection forKnowledgeDiscoveryandHealthCareQuality,
59 throughtheUniversityCenterforNursing
below.
60 Informatics.Thedataanalysiswas conductedas
Publichealthnursesarerequiredbynursing partofaprogramevaluationprojectwithin the
61 statutesand/ oragencypoliciestodocument localpublichealthdepartmentusingexistingdata.
62 assessmentsandinterventions eitheronpaperor Resultsweresharedwiththeevaluationteamin
63 withinelectronichealthrecords(EHRs), aggregate withnoidentifyinginformation.
64 preferablyusingrecognizedstandardized Permissionforthisstudywas obtainedfromthe
terminologysuchas theOmahaSystem UniversityInstitutionalReviewBoard.
[10,11,20,21].Theincreasingadoptionof EHRsin
PHNagencieshasbeenshowntosupportPHNdata
113 Intervention thecomplexvariabilityinherentinclientsituations
ThelocalpublichealthagencyintheMidwestern andPHNclientrelationships,onlythoseclients
114
UnitedStates fromwhichthisdatawasgathered whoreceivedPHN interventionsbothbeforeand
115
offersfivefamilyhome visitingprograms:(1) afterEB-FHVimplementation wereincluded.
116
NewbornPostpartum;(2)BrightFutures; Baby
117
Steps;(3)StepstoSuccess;(4)HealthyFamilies Measures
118 America (HFA);and(5)PregnancyandParenting
Connections.
119 NewbornPostpartumhomevisitsoccurafterthebirthofa TheOmahaSystem[12]isamultidisciplinary
interface 175 120 newbabytoanyfamilywhoisinterested,andmayinvolve terminology consistingofthree
componentsthatarevalid, 176 121 fromonetothreevisits.BrightFutures,BabySteps,andSteps reliable
instruments: ProblemClassificationScheme,Inter- 177 122 toSuccessarecollaborationsbetweensocial
servicesand ventionScheme,andProblemRatingScaleforOutcomes.The 178 123 publichealth,wherea
familyreceivesservicesfrombotha ProblemClassificationSchemetaxonomicallyarranges42 179 124 social
workerandapublichealthnurse.BrightFuturesis discretehealthcareconceptswithinfourdomains(Environ-
180 125 specificallyforteenparents;BabyStepsisforfirst-timeparents mental,Psychosocial,Physiological,
andHealth-relatedBeha- 181 126 whomeetdefinedriskcriteria;andStepstoSuccessserves viors).Each
concept(‘‘Problem’’)hasadefinitionandaunique 182 127 parentswhose2ndorthirdbabymeetstheserisk
criteria.The setofsigns/symptoms.TheProblemClassificationScheme 183 128 criteriadefininghigh-riskare
thepresenceofatleastthreerisk enablesacomprehensive, holisticclientassessment(see 184

129 primaryriskfactors,ortwoprimaryandonesecondaryrisk definitions,Table1)[12]. 185


130 factor as follows: primary = low income, low social support, The Intervention Scheme describes
healthcare interven- 186 131 less than high school (grade 12) education, or a history of tions in a
three-level hierarchy that specifies the action of the 187 132 childhood maltreatment. Secondary = a
history of or current intervention, and two additional fields to further specify the 188 133
involvement in corrections, a history of or current diagnosis of intervention. The defined terms for
actions (Category terms) 189 134 mental illness, a history of or current substance abuse, or are
Teaching, guidance and counselling, Treatments and 190 135 cognitive impairment. Families are
enrolled in the teen procedures, Case management, and Surveillance. There are 191 136 program at
any point during pregnancy or parenting, and 75 defined terms that further describe the intervention
(Target 192 137 are enrolled in either of the other programs up to when the terms) arranged
alphabetically from anatomy/physiology to 193 138 youngest child turns 6 weeks old. Families may
remain in the wellness. An additional undefined term (Care description) can 194 139 programs until
the child is three years old or until the teen is 20 be customized for a given patient, population,
program, or 195 140 years old. The HFA model of home visiting is a stand-alone practice. Each
intervention addresses one Problem concept. 196 141 program that also provides a basis for the
overall home visiting One intervention consists oflinked terms forthe Problem- 197 142 approachof
all agency programs [25–27]. The Pregnancy and Category-Target-Care description; e.g. Pregnancy –
Teaching, 198 143 Parenting Connections program serves families who are not guidance, and
counselling – medical/dental care – importance 199 144 eligible for the aforementioned programs,
but still have risks or of regular prenatal care. The Intervention Scheme enables 200 145 concerns
related to pregnancy or parenting. Program eligibility evidence-based standardized care planning
and documenta- 201 146 depends on screening results from a scored structured tion of healthcare
interventions (see definitions, Table 1) [12]. 202 147 interview called the Parent Survey. If families
are referred The three intervention levels of Problem, Category, and Target 203 148 during
pregnancy or prior to their youngest child turning 3 are independent and may be used in any
combination. The 204 149 months old (with a parent survey score greater than 35), they linked
Problem-Category-Target (PCT) combinations can be 205 150 are served for 3 years under the HFA
modelofhomevisiting analyzedtocountthenumberofuniquecombinationsina 206
151 [25–27].Referredfamilieswithayoungestchildolderthan3 dataset. 207
152 months, or who score less than 35 on the parent survey, are The Problem Rating Scale for Outcomes
measures three 208 153 typically served for 6 months to one year; with visits ranging dimensions of
each Problem concept: Knowledge, Behavior, 209 154 from weekly to monthly according to agency
policy and family and Status [12]. These three scales are Likert-type ordinal 210 155 needs. PHNs
documented using an EB-FHV guideline that was scales ranging from 1 (lowest) to 5 (highest). The
Problem 211 156 developed and refined over a period of six years by a group of Rating Scale for
Outcomes enables the evaluation of client 212 157 clinical and content experts using the Omaha
System[10–12]. changeovertimerelativetosigns/symptomsandinterven- 213
158 TheEB-FHVGuidelinewasadoptedbyEHRvendorsand tions[12]. 214
159 clinicians [28,29]. Training for PHNs was provided, and then The first version of the Omaha System EB-
FHV Guideline 215 160 the guideline was implemented to guide and document care was developed
in2008,andrevisedandupdatedin2010–2012 216
161 across the five PHN home visiting programs. using a content expert approach [11]. The first phase was
217 conductedbyateamconsistingofaPHNsupervisorandfour 218
162 Design and sample home visiting PHNs in the Pacific Northwest, and an Omaha 219
Systemexpert,followedbyamulti-stateexpert
Thisdescriptivecomparativestudyutilizeda panelof nursesandsupervisors.ConceptsofEB-
convenience sampleofde-identifiedOmaha FHVcarefromthe literature,modelsofhome
163 Systeminterventiondata generatedthrough visiting,andbestpracticewere representedusing
164 routinePHNdocumentationduringthe courseof theOmahaSystem.Inthe2012revision, content
165 theirpractice.Thesampleconsistedofdatafor wasrevisedtostreamlinedocumentationby
166 parentingclientswhoreceivedevidence-based reducing duplication andensuringconsistencyin
167 familyhome visitingservicesinthedatacollection OmahaSystemterm usage.TherevisedEB-FHV
168 period,12monthsbefore and22monthsafter Guidelinewithreferencesand accompanying
169 implementationoftheEB-FHV.Tocontrol metadatawasapprovedbytheOmahaSystem

Table1–DefinitionsofOmahaSystemterms[12].

Definition
Problem term
Income
Money from wages, pensions, subsidies, interest, dividends, or other sources available for
living and health care expenses.
Residencea Living area.
Communication with community resources Interaction between the individual/family/community and social service organizations,
schools, and businesses in regard to services, information, and goods/supplies.
Social contacta Interaction between the individual/family/community and others outside the immediate
living area.
Role change* Additions to or removal of a set of expected behavioral characteristics.
Interpersonal relationship Associations or bonds between the individual/family/community and others.

Mental health Development and use of mental/emotional abilities to adjust to life situations, interact with
others, and engage in activities.
Sexualitya Attitudes, feelings, and behaviors related to intimacy and sexual activity.
Caretaking/parenting Providing support, nurturance, stimulation, and physical care for a dependent child or adult.

Neglecta Child or adult deprived of minimally accepted standards of food, shelter, clothing, or care.

Abuse Child or adult subjected to nonaccidental physical, emotional, or sexual violence or injury.

Growth and developmenta Progressive physical, emotional, and social maturation along the age continuum from birth
to death.
Pregnancy Period from conception to childbirth.
Postpartum Six-week period following childbirth.
Communicable/infectious conditiona State in which organisms invade/infect and produce superficial or systemic illness with the
potential for spreading or transmission.
Nutritiona Select, consume, and use food and fluids for energy, maintenance, growth, and health.

Substance use Consumption of medicines, recreational drugs, or other materials likely to cause mood
changes and/or psychological/physical dependence, illness, and disease.

Family planning Practices designed to plan and space pregnancy within the context of values, attitudes, and
beliefs.
Health care supervision Management of the health care treatment plan by health care providers.
Medication regimena Use or application of over-the-counter and prescribed/recommended medications and
infusions to meet guidelines for therapeutic action, safety, and schedule.

Category term
Teaching, guidance, and counselling
Activities designed to provide information and materials, encourage action and
responsibility for self-care and coping, and assist the individual/family/community to make
decisions and solve problems.
Treatments and proceduresa Technical activities such as wound care, specimen collection, resistive exercises, and
medication prescriptions that are designed to prevent, decrease, or alleviate signs and
symptoms of the individual/family/ community.

Case management Activities such as coordination, advocacy, and referral that facilitate service delivery,
improve communication among health and human service providers, promote
assertiveness, and guide the individual/ family/community toward the use of appropriate
resources.

Surveillance Activities such as detection, measurement, critical analysis, and monitoring intended to
identify the individual/family/community's status in relation to a given condition or
phenomenon.

Target termb

Anatomy/physiology Structure and function of the human body.


Anger management Activities that decrease or control negative feelings and interactions, including violence.

Bonding/attachment A mutual, positive relationship between two people such as a parent/ caregiver and an
infant/child.
Caretaking/parenting skills Activities such as feeding, bathing, discipline, nurturing, and stimulation provided to a
dependent child or adult.
Communication Exchange of verbal or nonverbal information between the individual/ family/community
and others.

Table1(Continued)
Definition
Coping skills Ability to effectively manage challenges and changes such
disability, loss of income, birth of a child, or death of a family
member.
Day care/respite Individuals or organizations that provide child/adult supervision
the parent/usual caregiver attends school, works, or has relief from
usual responsibilities.
Dietary management Nourishment with balanced food and fluids that sustain life, provide
energy, and promote growth and health.

Discipline Nurturing practices that promote appropriate behavior, conduct,


self-control.
Education Formal programs that offer general, technical, or individualized
for students of all ages.
Exercises Therapeutic physical activities such as active/passive range
isometrics, stretching, and weight lifting.
Family planning care Activities that support consideration and use of methods to
and space pregnancy.
Feeding procedures Provision of food or fluids using methods such as breast, formula
tube, and intravenous solutions.
Finances Management of income and expenses.
Growth/development care Activities that promote progressive maturation in relation
measuring weight, height, and head circumference and stimulating
the achievement of developmental milestones.

Interaction Reciprocal action or influence among people including parent-child,


parent-teacher, and nurse-client.
Legal system Authority, rules of conduct, or administration of the law.
Medical/dental care Assessment/diagnosis and treatment provided by physicians,
and their staff or assistants.
Medication action/side effects Positive and/or negative consequences of medications.
Nutritionist care Assessment/diagnosis and treatment provided by nutritionists/
registered dieticians and their staff and assistants.
Other community resources Organizations or groups that offer goods or services not speci
identified in other targets such as exercise facilities, food pantries/
distribution centers, or faith communities.

Rest/sleep Periodic state of quiet and varying degrees of consciousness.


Safety Freedom from risk, the occurrence of injury, or loss.
Screening procedures Evaluation strategies used to identify risk for conditions, diagnose
disease early, and monitor change/progression over time.
Sickness/injury care Activities in response to illness or accidents such as first aid
temperature taking.
Sign/symptoms-mental/emotional Objective or subjective evidence of mental/emotional health
such as depression, confusion, or agitation.
Signs/symptoms physical Objective or subjective evidence of physical health problems
fever, sudden weight loss, or statement of pain.
Social work/counselling care Assessment/diagnosis and treatment provided by social workers,
counsellors, and their staff or assistants.
Stimulation/nurturance Activities that promote healthy physical, intellectual, and emotional
development.
Stress management Cognitive, emotional, and physical activities that promote healthy
functioning during difficult life circumstances.
Substance use cessation Activities that promote discontinuing the use of harmful/addictive
materials.
Support group Organized sources of information and assistance such as focused
and organizations, telephone reassurance, and reliable Internet
sites that address a specific topic such as parenting, alcoholism,
obesity, and Alzheimer's disease.
Support system Circle of family, friends and associates that provide love, care,
assistance to promote health and manage illness.
Wellness Practices that promote physical and mental health such as
nutrition, and immunizations.

a
Terms found in PHN data that were not in the EB-FHV guideline.

Definitions not provided for Target terms in PHN data that were not in the EB-FHV guideline: behavior modification, continuity of care,

durable medical equipment, employment, environment, home, infection precautions, medication administration, nursing care, personal hygiene,
positioning, and transportation.

228 Guidelinesboard afterpeerreview[11].It Categories 2


229 consistedof94 interventionsfor10ofthe42 8
TheEB-FHVincluded3Category
230 OmahaSystemproblem concepts,andwas 0
terms:Teaching,guidance and
231 freelyavailableonline[11].The10EBFHV
counselling,Casemanagement,and 2
232 problemconceptswere:Abuse,
Surveillancethat comprisedallbut 8
233 Caretaking/parenting, Family planning,
fourinterventionsbeforeandall 1
234 Healthcaresupervision,Income,
interventionsafterEB-FHV
Interpersonalrelationship,Mentalhealth, 2
implementation.Thedistributionof
Postpartum,Pregnancy,and Substanceuse. 8
interventionsbyCategoryinthedata
TheEB-FHVwasthenembeddedwithinEHR 2
differedbeforeand
2
8
3
2
8
4
2
8
5
235 software used by PHNs for clinical documentation [11]. after implementation and the EB-FHV, with
PHNinterventions 286 afterimplementation havingahigherproportionofSurveil- 287
236 Analytic strategy lance, and lower proportions of Teaching, guidance, and 288 counselling and Case
management(Table3). 289
237 Demographic,outcome,andintervention datawereexported
238 fromtheEHRinExcelformat.Standardinferentialand Targets 290
239 descriptiveanalyseswereconductedusingSPSSv.22and
240 Microsoft Excel 2010. Frequencies and percentages of docu- The practice data included 44 Targets
before Guideline 291 241 mented interventions before and after guideline implementa-
implementation and 42 Targets after Guideline implementa- 292 242 tion by Omaha System
problems, categories, and targets were tion with a total of 47 Targets in the entire sample. The 34 293
243 compared to FHV data using chi-square, with significance Target concepts in EB-FHV accounted
for 75.4% of interven- 294 244 tested using z scores [30], and patterns visualized using heat tions
documented before and 97.2% of interventions docu- 295 245 maps created in Excel. Baseline and
final Knowledge, Behavior, mented after implementation. The frequency of interventions 296 246
andStatusoutcomeratingswerecomparedusingapaired bytargetinthedatadifferedbeforeandafter
implementation 297
247 samples t-test. and in the EB-FHV. There
was a significant increase in 298
bonding/attachment,
caretaking/parenting skills,social 299
248 work/counselling care, sickness/injury
care,copingskills, 300
Results growth/development care,feedingprocedures,
301
249 and screening procedures. Prior to EB-
FHVimplementation, 302
Characteristics of the sample nearly 18% ofinterventions had atarget that was ‘‘unspeci- 303 fied’’,

comparedtoafterguidelinesimplementation inwhich 304 250 Therewere129adultclientsinthepractice


data,aged16–48, lessthan1%were‘‘unspecified’’(p<0.001)(Table4).Heat 305 251 withanaverageageof
27.8 6.4years.Themajoritywere mapsshowdifferencesinintervention deliverycomparedto 306 252 female
(90%)andwhite(64%)orAfricanAmerican(23%);with thepercentagesofEB-FHVinterventions byproblem,
category, 307
253 30%ofthetotalsampleidentifyingasHispanicethnicity. andtarget(Tables2–4). 308
254 Outcomeevaluationrevealedthatoveralltherewerepositive,
255 significantchanges(allp<0.001)frombaselineinKnowledge 309
Discussion
256 (finalKnowledgescore=3.62 0.52–

basictoadequateknowl257 edge),

Behavior(finalBehaviorscore=4.20 0.46–

usually

258 appropriatebehavior),andStatus(finalStatusscore=4.61 ThisstudyexaminedalargedatasetofPHN


homevisiting 310 259 0.33–minimaltonosigns/symptoms).Therewere27,986 interventions beforeand
afterEB-FHVguidelineimplementa- 311 260 interventions inthedataset(11,684before,16,302afterEB-FHV
tion;andrelativetotheinterventions intheEB-FHV.Findings 312 261 implementation). Theintervention data
includedatotalof157 revealedthatpatternsindocumentedinterventions differed 313 262 PCTsbefore
guidelineimplementation comparedto148PCTs beforeandafterEB-FHVguidelineimplementation,
reflectinga 314 263 afterguidelinesimplementation, and94PCTsinEB-FHV.Clients shift towardthe
interventions withintheguideline. In 315 264 receivedasfewas1andasmanyas36PCTsbeforeandasfewas
addition,thePHNdocumentationpatternsdifferedinfre- 316
265 1andasmanyas49PCTsafterEB-FHVimplementation. quency ranking from the EB-FHV
guideline. TheOmaha 317
Systemasanacceptedstandardizedhealthcare
318
266 is useful in describing nursing care and client outcomes, and 319 should be evaluated for use
Problems
across problems, practices, and 320 267 The practice data included 20 Problem concepts before and
17 populations. Further research is needed to examine guideline 321 268 Problem concepts after EB-
FHV implementation. The ten EB- interventions vs. practice documentation for other practices, 322
269 FHV problems accounted for 96.3% of interventions docu- populations, and guidelines nationally
and internationally. 323 270 mented before and 98.5% of interventions documented after
DecreasesinvariabilityseenacrossPCT,Problem,Category, 324
271 implementation.Theproportionofinterventions beforeand andTargettermsafterEB-FHV
implementation suggestthat 325
272 afterEB-FHVbyproblemdifferedsignificantlyforall havingastandardizedcareplanthatalignswith
273 problems exceptSubstanceuse.Fewer evidenceand providesstructuredchoicesmay
274 interventionswereprovidedafter EB-FHVfor improvedataquality, aligningwithfindingsfroma
275 primaryproblemsofPregnancyandPostpartum, previousqualitativestudyof PHNperceptionsof
276 withashifttomoreinterventionsfor usingEB-FHVguidelines[10].Thisquality
277 Caretaking/parenting. After EB-FHV improvementevaluationisthefirsttoexamine
278 implementationthereweremanymore datagenerated fromuseofanOmahaSystem
interventionsforMentalhealthandInterpersonal Guidelineandexemplifiesthe conceptofa
279
relationship problems,andtherewasanotable LearningHealthSystem[24].Datafromtheuseof
decreaseininterventions forCommunicationwith thisGuidelinearenowavailableforresearchonEB-
communityresources(Table2). FHV
342
343
336 datasets. thenotionthatPHNsarevigilantinmonitoringthe
337 ThefindingsshowthatoverallclientKnowledge, health andsafetyoftheirclients,andtheyhave
338 Behavior, andStatusimprovedafterreceivingPHN implemented programmatic surveillance
339 homevisits,andthe PHNsprovidinghomevisits requirementsoftheparent/ childinteractionat
340 documentedahighproportionof eachvisit[25–27].Thehighproportionof
341 Caretaking/parenting interventions.Thisaligns bonding/attachment,caretaking/parenting skills,
withboththe purposeoftheEB-FHVprogramand socialwork/ counselling care,sickness/injurycare,
theneedsofhighrisk andcopingskillsaligns
350 withtheEB-FHV holistic,therapeuticapproach andafterguidelineimplementationconfirmsthe
351 [25–27].These findingsaresimilartoprevious notionthat theguidelineembeddedwithinthe
352 homevisitingresearchusing largePHNdatasets EHRfordocumentation influencesintervention
353 documentationpatterns[10,22–24]. Thisisseenin
[13–18].
354 theincreaseddocumentationofinterventions for
ThefindingthatPHNdocumentationchangedafter thetermsfoundwithintheEB-FHVsuchasthe
EB-FHV guidelineimplementationinwaysthat Healthcare
reflectedtheEB-FHV
Table4(Continued)
home 0.03 0.07 0 infection precautions* 0.37
0.02 0

medication administration 1.16 0.58 0 nursing care 0.01 0 0 other*


1.84 1.04 0 personal hygiene* 0.42 0.01 0

positioning* 2.14 0.12 0

transportation 0.09 0.17 0

unspecified*17.89 0.5 0

* Denotes significant change ( p < 0.05).

362 problems,andthelargereductionof‘‘unspecified’’targets. ofinterventions asawholesupportsthe


validityofthedataset 407 363 Thustheempiricalevaluationsupportsuseofevidence-based and
demonstratesthatPHNstailorinterventions tomeetthe 408

364 familyhomevisitinginterventions asdescribedintheEB-FHV uniqueneedsoffamilies. 409


365 guidelineandoffersassuranceofqualityPHNcareacrossall Intervention tailoring is further
supported bythefinding 410
366 PHNhomevisitingprograms. that PHNs document additional interventions as needed. The
411
367 To minimize the variation due to unique client situations use of over 90% of intervention in the EB-FHV
Guideline 412 368 and PHN-client interaction, only data for clients who received validates that
content of the EB-FHV Guideline and demon- 413 369 interventions before and after the EB-FHV
guidelineimple- stratesthatGuidelinesmayinfluencePHNdocumentation, 414
370 mentationwereincludedinthestudy.Thisincreased aligning withpreviousresearch[10].Thus,the
development of 415 371 confidencethatchangeswereduetotheuseoftheEB-FHV EB-FHVGuidelinesis
essentialbecausetheEB-FHVprovidesa 416 372 guidelinevsvariabilityintroducedbyuniqueclientsituations.
menuofstructureditemsthatwillenablePHNstodocument 417 373 However,thisstrategydidnotaccountfor
intervention change servicesconsistently.Thisisparticularlycriticalduetothe 418 374 overtimedueto
maturationinwhichtherewouldbeexpected many wayslanguagecanbeusedtoexpresshealthcare 419 375
decreasesinPregnancyandPostpartum,andincreasesin concepts[10–12].DatafromPHNdocumentationwill
enable 420 376 Caretaking/parenting [31].Indeed,thisshiftdidoccurinthe evaluationofqualitycareand
adherence toguidelines. 421

377 practicedata.Furtherresearchisneededtoexaminehow However,giventhatPHNsareexpectedtotailor


interventions 422 378 maturationmayormaynotinfluenceintervention patternsby tomeetuniqueclient
needs,itiscriticaltoallowforandexpect 423 379 replicatingthisstudywithlargerdatasets;examiningdocu-
tailoreddocumentation. ThusitisexpectedthatPHNswilluse 424 380 mentationpatternsofsimilar
populationsservedwithand additionalinterventions asneededforuniqueclientproblems. 425

381 without theEB-FHVguideline. Datainteroperability acrossPHNEB-FHVprogramsmaybe 426


382 The findings that interventions documented differed in widely enabled through the use of
standardized EB-FHV 427 383 frequency from interventions by problem in the EB-FHV Guidelines
[12,24]. Furthermore, the use of the Omaha System 428 384 showed the expected best practice of
intervention tailoring for evidence-based family home visiting program documen- 429 385 to meet
unique patient needs [10,17,18]. While it is critical to tation may enable research that will improve
understanding of 430 386 provide a guideline that supports evidence-based practice, it is PHN
fidelity to an EB-FHV model such as HFA [12,25,26]. Such a 431 387 also imperative to ensure that the
unique client situations, fidelity measure may increase the confidence of program 432 388 values,
and preferences are respected as care is provided; administrators and decision makers, and provide
support for 433 389 especially in complex social interventions such as FHV continued and expanded
program funding. Evaluation of 434 390 practice [9]. In addition, changes in documentation practice
client outcomes relative to EB-FHV intervention patterns 435 391 may be explained by PHN
adherence to policy regarding may inform future recommendations for revision of the EB- 436 392
required assessments [19]. The EB-FHV Guideline exists to FHV, closing the practice-data-research-
evaluation quality- 437 393 support best practice across typical problems. As may be cycle [24].
Furthermore, the quality of big data research in EB- 438 394 expected for family home visiting clients,
PHNs documented FVH will be improved by use of datasets based on the same 439 395 the greatest
frequency of Caretaking/parenting interventions. guideline. However, it is essential to support PHN
workflow by 440 396 As described in the home visiting literature [8–10,13–18,25–27], providing the
minimum menu of interventions possible to 441 397 it is expected that PHNs have expert knowledge
ofevidence- achieve thegoalofaccuratelyandefficientlyrepresenting EB- 442
398 basedpractice,andwillfirstmeettheimmediateclientneeds FHVpractice[10].Thetensionbetween
extensivenessofthe 443
399 ofeachindividualbeforeperformingexpected EB-FHVguideline,PHNdocumentationtime
400 homevisiting tasks,includingstandardized constraints,and sufficientdocumentationfor
401 assessmentprotocolsand providinganticipatory practiceandevaluationisan ongoingconcernthat
402 guidanceforachild'snextdevelopmentalstage.Itis
alsoexpectedthattheEB-FHVGuideline providesa mustbeaddressedinordertomaximize PHN
403
menuofinterventionchoicesthatmaybeselected efficiencyandeffectiveness.
404
405 byaPHNifapplicabletoaparticularclient.Fewifany Aswithallobservationaldata,manyalternative
clients wouldbeexpectedtoneedanintervention explanationsforthefindingsexist,dueto
406
forallofthe problemswithintheEB-FHVGuideline. perceptionsofPHNs,agency policies,andthe
Thusthedistribution complexityofPHNclientsandpractices.The
analysisshouldbereplicatedwithotherlargedata
sets
452 comparingtheuse oftheEB-FHVGuidelinefordocumentation health.FinalReportoftheCommissiononSocial 505 453
of FHV care across populations and settings. Data quality DeterminantsofHealth;2008.Availablefrom:http:// 506
454 issues in observational EHR data sets should be addressed by
whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241563703_eng. 507
pdf [online] [cit. 26.12.2016]. 508
455 training, software engineering, and ongoing administrative
[8] Kamerman SB, Kahn AJ. Home health visiting in Europe.
509
456 support.TheuseofEB-FHVguidelinesandotherstandardized Future Child 1993;3(3):39–52. 510
457 evidence-basedguidelinesisaneffectivestrategytopromote [9] United States Department of Health and
Human Services, 511
458 thequalityofpracticeandEHRdocumentation. Health Resources and Services Administration. Maternal, 512
infant, and early childhood home visiting; 2016, Available 513
from: https://mchb.hrsa.gov/ 514
459
Conclusion maternal-child-health-initiatives/home-visiting-overview
515
[online] [cit. 26.12.2016]. 516
[10] Monsen KA, Swenson SM, Kerr MJ. The perceptions of
517 460 Thisqualityimprovement projectexaminedalarge publichealthnursesonusingstandardizedcareplansto 518 461
datasetofPHNinterventions forevidenceofpracticechange translateevidence-basedguidelinesintofamilyhome 519 462
followingEB-FHVguidelineimplementation.ThePHN visitingpractice.Kontakt2016;18(2):e75–83. 520 463
documentation demonstrated adherence to the EB-FHV [11]OmahaSystemGuidelines. Evidence-basedfamilyhome 521

464 guideline, while tailoring evidence-based interventions differ- visiting interventions; 2016, Available from:
https://dl. 522
dropboxusercontent.com/u/16553143/gl/FHV.xlsx
523
465 entially by problem. Further research is needed to extend this
[cit. 26.12.2016]. 524
466 qualityimprovement approachtootherguidelinesand [12] Martin KS. The Omaha System: a key to practice,
525
467 populations. documentation, and information management (Reprinted 526
2nd ed.). Omaha, NE: Health Connections Press;
527

[13] Monsen KA, Fitzsimmons LL, Lescenski BA, Lytton AB,


528
468 Conflict of interest 529
Schwichtenberg LD, Martin KS. A public health nursing
informatics data-and-practice quality project. Comput
530
Inform Nurs 2006;24(3):152–8. 531
469 The authorsdeclarethatthereisnoconflictofinterest 532 [14] Monsen KA, Fulkerson JA, Lytton AB, Taft LL,
470 related to the manuscript entitled: ‘‘Empirical evaluation of Schwichtenberg LD, Martin KS. Comparing maternal 533
471 changeinpublichealthnursinginterventions afterimple- childhealthproblemsandoutcomesacrosspublic 534
4742 mentation of an evidence-based family home visiting health nursing agencies. Matern Child Health J 2010;14

535
4753 guideline’’. (3):412–21. 536
[15] Monsen KA, Elsbernd SA, Barnhart L, Stock J, Prock
537
476 Looman WS, Nardella M. A statewide case
management, 538
Acknowledgements surveillance, andoutcomeevaluationsystemforchildren 539 with special healthcareneeds. ISRNNurs
2013;2013:793936. 540

477 The University Center for Nursing


Informatics and the Omaha
http://dx.doi.org/10.1155/2013/793936
541
478 System Partnership for Knowledge
DiscoveryandHealthCare [16]
Monsen K, Sanders A, Yu F, Radosevich D, Geppert J.
Family 542
479 Quality supported the research.
home visiting outcomes for mothers with and

without 543 intellectual disabilities. J

Intellect Disabil Res 2011;55 544


(5):484–99. 545
480 references [17] Monsen KA,
Chatterjee SB, Timm JE, Poulsen JK, 546
McNaughton DB. Factors explaining variability in
health 547 literacy outcomes of public

health nursing clients. Public 548


Health Nurs 2015;32(2):94–100. 549
481 [1] United States Department of Health and Human
Services. [18] Monsen KA, Radosevich DM,
Kerr MJ, Fulkerson JA. Public 550
482 National partnership for action to end health
disparities. health nurses tailor home visiting
interventions. Public 551
483 National stakeholder strategy for achieving health
equity; Health Nurs 2011;28(2):119–28.
552
484 2016, Available from:
https://minorityhealth.hhs.gov/npa/ [19] Olsen
JM, Thorson D, Baisch MJ, Monsen KA. Using Omaha
553
485 [online] [cit. 26-12-2016]. System documentation
to understand physical activity 554
486 [2] World Health Organization. Global health
observatory data: among rural women.
Public Health Nurs 2017;34(1):31–41. 555
487 maternal and reproductive health; 2016, Available
from:
http://dx.doi.org/10.1111/phn.12264
556
488 http://www.who.int/gho/maternal_health/en/
[online] [20] American Nurses Association.
ANA recognized 557
489 [cit26-12-2016]. terminologies that support nursing
practice; 2012, Available 558
490 [3] Anderson KM. How far have we come in reducing
health from:
http://www.nursingworld.org/MainMenuCategorie
s/ 559
491 disparities? Progress since 2000: workshop summary.
Tools/Recognized-Nursing-Practice-
Terminologies.pdf 560
492 Washington, DC: National Academies Press; 2012.
[online] [cit. 26.12.2016]. 561
493 [4] Institute of Medicine. Capturing social and
behavioural [21] Monsen KA, Kapinos N, Rudenick
JM, Warmbold K, 562
494 domains in electronic health records: Phase 1.
Washington, McMahon SK, Schorr EN. Social
determinants 563
495 DC: The National Academies Press; 2014.
documentation in electronic health records with
and 564
496 [5] Institute of Medicine. Capturing social and
behavioural without standardized terminologies.
West J Nurs Res 565
497 domains and measures in electronic health records:
Phase 2016;38(10):1399–400.
http://dx.doi.org/10.1177/ 566
498 2. Washington, DC: The National Academies Press;
2014. 0193945916658208 567
499 [6] World Health Organization. What are social
determinants [22] Mehta R, Radhakrishnan NS,
Warring CD, Jain A, Fuentes J, 568
500 of health?; 2012, Available from:
http://www.who.int/ Dolganiuc A, et al. The
use of evidence-based, problem- 569
501 social_determinants/sdh_definition/en/ [online] [cit.
oriented templates as a clinical decision support
in an 570
502 26.12.2016]. inpatient electronic health record
system. Appl Clin Inform 571
503 [7] World Health Organization. Closing the gap in a
generation: 2016;7(3):790–802.
http://dx.doi.org/10.4338/ACI-2015-11- 572
504 Health equity through action on the social
determinants of RA-0164 573 574[23]
Monsen KA, Neely C, Oftedahl G, Kerr MJ,
Pietruszewski P, [27] United States Department of
Health and Human Services 590
575 Farri O. Feasibility of encoding the Institute for Clinical Administration for Children and Families. Evidence of home 591
576 Systems Improvement Depression Guideline using the visiting effectiveness; 2016, Available from: http://homvee.acf. 592
577 Omaha System. J Biomed Inform 2012;45(4):719–25. hhs.gov/Model/1/Healthy-Families-America–HFA–In-Brief/10 593
578 [24] Krumholz HM. Big data and new knowledge in medicine: [online] [cit. 26.12.2016]. 594 579 the thinking, training, and tools needed
for a learning [28] PH-Doc Software. Software for local public health agencies; 595
580 health system. Health Aff 2014;33(7):1163–70. http://dx.doi. 2016, Available from: http://ph-doc.net/ [online] [cit. 26.12.2016].
596
581 org/10.1377/hlthaff.2014.0053 [29] Omaha System Community of Practice; 2016. Available 597
582 [25] Harding K, Galano J, Martin J, Huntington L, Schellenbach from: http://omahasystemmn.org/index.php [online] [cit. 598
583 CJ. Healthy Families America effectiveness: a 26.12.2016]. 599
584 comprehensive review of outcomes. J Prev Interv [30] IBM Software, SPSS Statistics; 2016. Available from: http:// 600
585 Community 2007;34(1–2):149–79. www-03.ibm.com/software/products/en/spss-statistics 601
586 [26] LeCroy CW, Davis MF. Randomized trial of healthy families [online] [cit. 26.12.2016]. 602 587 Arizona: quantitative and qualitative
outcomes. Res Soc Work [31] Monsen KA, Farri O, McNaughton DB, Savik K. Problem 603

588 Pract2016.Availablefrom:http://journals.sagepub.com/doi/ stabilization:ametricforproblemimprovement inhome 604 589


pdf/10.1177/1049731516632594 [online] [cit. 26.12.2016]. visiting clients. Appl Clin Inf 2011;2(4):437–46. 605 606
Format Penilaian Telaah Jurnal
Topik Jurnal : Issue dan Tren Keperawatan Keluarga Di Area Penelitian
Kelompok :2

No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai


1. Topik yang dipilih sesuai dengan ketentuan 15
penugasan
2. Melakukan konsultasi 20
3. Menuliskan sesuai dengan format dan 15
sistematika penuliasan
4. Memahami hal-hal yang dapat disimpulkan 20
dari jurnal terkait issue dan tren
5. Mempresentasikan jurnal secara sistematis 10
dan jelas
6. Jurnal yang dipilih > 5 tahun 10
7. Tepat waktu 10
Total Nilai 100

Catatan :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
.............................................................................

Tanggal Pelaksanaan : Dosen pembimbing :


Nama Mahasiswa :
1. Andi Mutiara Muthahharah
2. Muhammad Raynaldi
3. Andi Ainayah Khuswatun Hasanah Paraf :
4. Tarisya Reski Andriani
5. Khoirunnisa Qurratul Aini P.
6. Intan Putri
7. Nurfadillah
8. Yulianti Wulandari
9. Juniarti Lisa
10. Dini Aminarti
11. Era Fasirah
12. Nurul Hidayati

Anda mungkin juga menyukai