Anda di halaman 1dari 20

Jepbrtefeg Neperbwbtbg Fbtergitbs

LAPORAN PENDAHULUAN POST NATAL CARE


(PNC)

OLEH :

RAHMAWATI
70900120028

PERSEPTOR LAHAN PERSEPTOR INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVIII

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan mengenai

Pcstgbtbl Cbre (PNC) yang telah diberikan dan dapat terselesaikan. Dan tak lupa pula
kita kirimkan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw, yang telah
mengantarkan kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang seperti sekarang
ini.

Laporan ini dibuat sebagai salah satu penyelesaian tugas mahasiswa


keperawatan yang menempuh mata kuliah Maternitas dalam mempelajari, memahami,
menjelaskan mengenai Postnatal Care (PNC).

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
besar harapan penulis kepada pembaca atas kontribusinya baik berupa saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca khususnya mahasiswa keperawatan sebagai tambahan referensi dalam
mendalami mata kuliah yang ada di keperawatan khususnya Maternitas dalam hal ini
Postnatal Care.

Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin...

Makassar, 22 Juni 2021

Penulis
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnyakembalialatkandunganyanglamanya6minggu. Pcst

partum adalahmasa6minggusejakbayilahirsampaiorgan-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berahir


ketika alat—alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas atau puerpenium dimulai 2 jam setelah melahirkan plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu, dalam bahasa latin, waktu mulai

tertentu setelah melahirkan anak ini dsebut puerperium yaitu dari kata puer
yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi puerperium berarti masa
setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat—alat kandungan kembali seperti sebelum
hamil, sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum
sehingga pertolongan pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara
pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Dewi, 2011).

B. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau jelas terdapat
Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan ketentra
Peningkatan kadar oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, oleh karena itu timbul kontraksi otot rahim.
3.Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.

Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh karena itu p
Teori prostaglandin
Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi salah satu sebab permulaan

C. Klasifikasi

Menurut Anggraini (2010), tahap masa nifas di bagi menjadi 3, yaitu :


1. Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu
kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dianggap telah bersih dan boleh melakukan hubungan suami istri apabila
setelah 40 hari.
2. Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium
intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
6 minggu.
3. Remote purperium, Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu yang

diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutam bila selama hamil
dan waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk pulih
sempurna
bias berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan. (Yetti Anggraini,2010).

D. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya
disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting

lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena
pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar
mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh

darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang
terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga
seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam
cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah
timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta
pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis
yang

memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis


serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.

E. Manifestasi Klinis
Periode post partumialah masa enam minggu sejak bayi lahirsampai
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelumhamil. Periode ini
kadang-kadang disebut puerperiumatau trimesterkeempat kehamilan :
1. Sistem reproduksi

a. Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Uterus, pada waktu hamil penuh
baratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi menjadi kira-kira
500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr dua minggu setelah
lahir. Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul.
Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60gr. Pada masa pasca
partum penurunan kadar hormone menyebapkan terjadinya autolisis,

perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel


tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap
ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil.
b. Kontraksi

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera


setelah bayi lahir, hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis
memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopres pembuluh
darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca
partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak
teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin
secara intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta
lahir.
c. Tempat plasenta

Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi


vaskular dan trombus menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang
meninggi dan bernodul tidak teratur. Pertumbuhan endometrium ke
atas menyebapkan pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah
pembentukan jaringan parut yang menjadi karakteristik penyembuha
luka. Regenerasi endometrum, selesai pada akhir minggu ketiga masa
pasca partum, kecuali pada bekas tempat plasenta.
d. Lochea
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula

berwarna merah, kemudian menjadi merah tua atau merah coklat.


Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris desi dua dan
debristrofoblastik. Aliran menyembur menjadi merah setelah 2-4 hari.
Lochea serosa terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan denrus
jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, cairan berwarna kuning
atau putih. Lochea alba mengandung leukosit, desidua, selepitel,
mukus, serum dan bakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu
setelah bayi lahir.
e. Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam
pasca partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih

padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah


uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah
ibu melahirkan.
f. Vagina dan perineum
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara
bertahap ke ukuran sebelum hami, 6-8 minggu setelah bayi lahir.
Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu keempat, walaupun
tidak akan semenonjol pada wanita nulipara.
2. Sistem endokrin

a. Hormon plasenta
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan
kortisol, serta placental enzyme insulinase membalik efek diabetagenik
kehamilan. Sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna
pada masa puerperium. Kadar esterogendan progesteron menurun
secara mencolok setelah plasenta keluar, penurunan kadar esterogen
berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra
seluler berlebih yang terakumulasi selama masa hamil.
b. Hormon hipofisis

Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita


menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang
tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan
ovulasi. Karena kadar follikel-stimulating hormone terbukti sama pada
wanita menyusui dan tidak menyusui di simpulkan ovarium tidak
berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolactin meningkat.
3. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan,
abdomenya akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti
masih hamil. Diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen
kembali ke keadaan sebelum hami.
4. Sistem urinarius

Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah


wanita melahirkan. Diperlukan kira-kira dua smpai 8 minggu supay
hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelCvis ginjal kembali
ke keadaan sebelum hamil.
5. Sistem pencernaan
a. Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anesthesia,
keletihan, dan, ibu merasa sangat lapar.

b. Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selam waktu yang singkat setelah bayi lahir.
c. Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai
tiga hari setelah ibu melahirkan.
6. Payudara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payudara
selama wanita hamil (esterogen, progesteron, human chorionic

gonadotropin, prolaktin, krotison, dan insulin) menurun dengan cepat


setelah bayi lahir.
a. Ibu tidak menyusui
Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang
tidak menyusui. Pada jaringan payudara beberapa wanita, saat palpasi
dilakukan pada hari kedua dan ketiga. Pada hari ketigaatau keempat
pasca partum bisa terjadi pembengkakan. Payudara teregang keras,
nyeri bila ditekan, dan hangat jika di raba.
b. Ibu yang menyusui
Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu
cairan kekuningan, yakni kolostrum. Setelah laktasi dimula, payudara

teraba hangat dan keras ketika disentuh. Rasa nyeri akan menetap
selama sekitar 48 jam. Susu putih kebiruan dapat dikeluarkan dari
puting susu.
7. Sistem kardiovaskuler
a. Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor
misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta
pengeluaran cairan ekstravaskuler. Kehilangan darah merupakan akibat
penurunan volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Setelah itu

terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang menyebapkan volume


darah menurun dengan lambat. Pada minggu ketiga dan keempat
setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai
volume sebelum lahir.
b. Curah jantung
Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat
sepanjang masa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini
akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30 sampai 60 menit karena
darah yang biasanya melintasi sirkuit utero plasenta tiba-tiba kembali

ke sirkulasi umum (Salehah, 2012).


c. Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita
dalam keadaan normal. Peningkatan kecil sementara, baik peningkatan
tekanan darah sistol maupun diastol dapat timbul dan berlangsung
selama sekitar empat hari setelah wanita melahirkan
8. Sistem neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan
adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma

yang dialami wanita saat bersalin dan melahirkan.


9. Sistem muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa
hamil berlangsung secara terbalik pada masa pasca partum. Adaptasi ini

mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan


perubahan pusat berat ibu akibat pemsaran rahim.
10. Sistem integumen
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat
kehamilan berakhir. Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah
tersebut akan menutap. Kulit kulit yang meregang pada payudara,
abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar, tapi tidak
hilangseluruhnya (Prawirohardjo, 2011).

F. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


1. Perubahan fisik a. Uterus
Secara berangsur—angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum ha
minggu tercapainya lagi ukurannya yang normal.
b. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengganggu seperti corong berwarna merah kehitaman
c. Endometrium
Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis, di tempat implantasi
plasenta. Pada hari-hari pertama, endometrium setebal 12,5 mm akibat

pelepasan desidua dan selaput janin (Sarwono, 2011).


d. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea rubra
atau lochea cruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput
ketuban.
Berdasarkan waktu dan warnanya pengeluaran lochia dibagi
menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Lochia rubra, lochia ini muncul pada hari pertama sampai hari

ketiga masa postpartum, warnanya merah karena berisi darah segar


dari jaringan sisa-sisa plasenta.
2. Lochia sanguilenta, berwarna merah kecoklatan dan muncul di hari
keempat sampai hari ketujuh.
3. Lochia serosa, lochia ini muncul pada hari ketujuh sampai hari
keempat belas dan berwarna kuning kecoklatan.
4. Lochia alba, berwarna putih dan berlangsung 2 sampai 6 minggu
post partum . (Rustam, 2010).
e. Pembuluh darah rahim

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh


darah yang besar, karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi
peredaran darah yang banyak.
f. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena disebabkan lama,
tetapi biasanya akan pulih kembali dalam 6 minggu..
g. Bekas implantasi placenta
Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum
uteri dengan diameter 7.5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm,
pada

minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih ( Hellen, 2011).


2. Perubahan psikologis
Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam 3
periode yaitu sebagai berikut :

a. Periode Taking In
1) Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan
2) Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga
komunikasi yang baik.
3) Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan
segala sesuatru kebutuhan dapat dipenuhi orang lain.
4) Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan
tubuhnya
5) Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika

melahirkan secara berulang-ulang.


6) Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur
dengan tenang untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti
sediakala.
7) Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan
nutrisi, dan kurangnya nafsu makan menandakan
ketidaknormalan proses pemulihan.
b. Periode Taking Hold
1) Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan.

2) Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya


dalam merawat bayi.
3) Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung.
4) Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan
begitu ibu dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.
5) Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi
tubuhnya, misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai
belajar untuk mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta

belajar tentang perawatan bagi diri dan bayinya.


c. Periode Letting Go
1) Berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
2) Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah

3) Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai


menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya
4) Keinginan untuk merawat bayi meningkat
5) Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan
dengan bayinya, keadaan ini disebut baby blues (Mansur,
2012).

G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2012:

1. Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya


2. Keadaan umum: TTV, selera makan dll

3. Payudara: air susu, putting


4. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
5. Sekres yang keluar atau lochea
6. Keadaan alat kandungan

H. Komplikasi

1. Pembengkakan payudara

2. Mastitis (peradangan pada payudara)


3. Endometritis (peradangan pada endometrium)
4. Post partum blues

5. Infeksipuerperalisditandaidenganpembengkakan,rasanyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari

jalan lahir selam persalinan atau sesudah persalinan.


I. Penatalaksanaan Mejis

1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan).


2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring

kanan kiri.
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan perawata
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.

4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk.


5. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian

a. Data Subyektif
1) Biodata
2) Keluhan Utama
3) Riwayat Haid
4) Riwayat Perkawinan
5) Riwayat Kesehatan Sekarang
6) Riwayat Kesehatan yang Lalu
7) Riwayat Kesehatan Keluarga
8) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

9) Riwayat Kehamilan, Persalinan Sekarang


10) Riwayat KB
11) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi, Istirahat, Aktivitas, Eliminasi, Kebersihan, Seksua,
Pola rekresi dan Pola kebersihan lain
12) Data Psikologis
a) Taking in (ketergantungan)
b) Letting go (ketidak tergantungan)
13) Sosial dan Budaya

14) Data Spiritual


b. Data obyektif
1) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan Umum : Baik sampai lemah
b) Kesadaran umum : Composmentis / Somnolen
c) Postur tubuh : Skoliosis / Lordosis
d) Cara berjalan : Lurus, bentuk kaki o / x
e) Tinggi badan : Tidak kurang dari 145 cm
f) Berat badan : Cenderung turun
g) Tekanan darah : 100/60 — 130/60 mmHg (kenaikan sistol
tidak lebih dari 30 mmHg, distole tidak lebih dari 15 mmHg)
h) Nadi : 70 — 90 x/menit

i) Suhu : 36 — 37o C
j) Pernafasan : 16 — 24 x/menit
2) Pemeriksaan Khusus
a) Kepala: bersih, tidak berketombe, rambut tidak rontok.
b) Muka : hiperpigmentasi muka, tidak pucat, terdapat cloasma
gravidarum
c) Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak icterus
(kuning)
d) Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping

hidung, penciuman normal


e) Telinga : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada gangguan
pendengaran
f) Mulut : Bibir tidak pucat, tidak kering, gigi tidak lubang,
tidak ada caries gigi
g) Leher : tidak ada benjolan kelenjar tiroid, tidak ada
bendungan jugularis.
h) Ketiak : tidak berjalan abnormal, tidak ada luka
i) Payudara : Puting susu menonjol / datar / tenggelam,

hypervaskularisasi areola mammae, payudara membesar,


hipervaskularisasi pembuluh darah, colustrum sudah keluar
atau belum.
j) Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, hiperpigmentasi,
strie gravidarum, tidak ada benjolan abnormal.
k) Genetalia : Bersih, tidak ada tumor dan condiloma, tidak
oedema dan varises, terdapat luka perneum atau tidak, lochea
rubra.
l) Anus : tidak ada hemorrhoid, anus bersih.
m) Ekstremitas : Tidak oedema / varises pada ekstremitas atas
dan bawah.

2. Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan, kontraksi uterus, distensi abdome
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan, belum berpengalaman menyusui, pembengkakan payud
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan distensi kandung kemih, perubahan-perubahan jumlah
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan hospitalisasi,

waktu perawatan bayi.


Risikoinfeksiberhubungandengantraumajaringan,penurunan sistemkekebalan tubuh.
Risiko hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (perdarahan).
3. Kgtervegsi Neperbwbtbg

Diagnosa
Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Intervensi Rasional

Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen Nyeri


berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24 jam
terputusnya diharapkan nyeri dapat teratasi Observasi 1. Mengidentifikasi kebutuhan dan
kontinuitas dengan kriteria hasil : intervensi yang tepat
a. Lakukan penga ma tan
jaringan,kontraksi a. Keluhan nyeri menurun pada 2. Mengetahui tingkat nyeri yang
uterus, distensi b. Menringis menurun lokasi, karakteristik, durasi,
dirasakan pada ibu
abdomen, luka 3. Mengetahui factor yang
c. Gelisah menurun frekuensi, kualitas dan intensitas
episiotomi nyeri.
Kesulitan tidur 4. MmM enyg ebt ahbukiant ninygekr a
b. Identifikasi skala nyeri.
c. Perhatikan respon nyeri pada i t pengetahuan pada ibu
menurun wajah klien. 5. mengalihkan perhatian ibu dan
d. Identifikasi faktor yang rasa nyeri yang dirasakan
memperberat serta meringankan 6. Mengurangi tekanan pada
nyeri. perineum
e. Identifikasi pengetahuan tentang 7. meningkatkan sirkulasi pada
nyeri. perinium.
f. Identifikasi budaya terkait respon 8. melonggarkan system saraf perifer
nyeri. sehingga rasa nyeri berkurang.
g. Pantau keberhasilan terapi 9. Agar ibu mengetahui penyebab
komplementer yang telah nyeri dan tidak cemas akan nyeri
dilakukan. yang dialaminya
h. Pantau efek samping pemberian 10. Agar ibu bisa mengontrol nyeri
obat anti nyeri. nya secara mandiri
11. Untuk membantu percepatan

proses penyembuhan

Terapeutik

Beri teknik non farmakologis agar rasa nyeri berkurang.


Kontrol lingkungan agar rasa nyeri bisa menurun.
Bantu fasilitasi istirahat dan tidur.
Pada saat pemilihan strategi untuk mengatasi nyeri itu patut untuk mempertimbangkan sumber da

Edukasi

a. Beri penjelasan tentang penyebab,

periode dan pemicu timbulnya


rasa nyeri
b. Ajarkan tentang cara meredakan nyeri
c. Anjurkan untuk memonitor rasa nyeri sendiri
Kolaborasi

a. Kolaborasikan tentang pemberian analgesic untuk meredakan nyeri

Terapi Relaksasi Observasi


Observasi penurunan tingkat
energi,ketidakmampuan konsentrasi, dan gejala lain
Identifikasi Teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
Identifikasikesediaan, kemampuan, dan penggunaan Teknik sebelumnya
Periksa ketegangan otot dan TTV sebelum dan sesudah Latihan
Monitor respon terhadap terapi relaksasi

Terapiutik
Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu yang nyaman, jika memungkinkan
Berikan informasi tertulis

tentang persiapan dan prosedur


Teknik relaksasi

dc . Gunakan pankadaia nsluoanrgagalrembut dengan irama lambat dan berirama


e. Gunakan relaksasi

sebagai
strategipenunjang dengan
analgetic atau Tindakan medis
lain yang sesuai
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, Batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia
Jelaskan secara rinci terapi relaksasi yang dipilih
Anjurkan memilih posisi yang nyaman
Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
Anjurkan sering mengulangi atau melatih Teknik yang dipilih

f. Demonstrasikan danlatih
Teknik relaksasi

Menyusui tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Edukasi Menyusui 1. Untuk mengidentifikasi


efektif berhubungan keperawatan selama 1 x 24 jam Tindakan/intervensi
dengan, belum diharapkan Proses menyusui selanjutnya
berpengalaman dapat membaik dengan kriteria Observasi 2. Untuk pemberian materi
menyusui,pembengk hasil : tentang proses dan pentingnya
akan payudara, lecet a. identifikasi kesiapan dan
menyusui
putting a. Perlekatan bayi pada kemampuan menerima
payudara ibu 3. Untuk meningkatkan
susu,kurangnya informasi
meningkat kepercayaan diri ibu dalam
produksi ASI. b. identifikasi tujuan dan
menyusui
b. Memposisikan bayi keinginan menyusui
4. Agar ibu mengetahui tujuan
meningkat Terapeutik
dan manfaat menyusui
c. Bayi tidur setelah a. Sediakan materi dan media 5. Agar ibu mengetahui
menyusu meningkat Pendidikan Kesehatan bagaimana posisi yang baik
d. Lecet pada putting b. Jadwalkan Pendidikan dalam menyusui
Kesehatan sesuai kesepakatan 6. Agar ibu mengetahu tata cara
menurun
c. Berikan kesempatan untuk perawatan payudara
e. Kelelahan maternal bertanya
menurun
d. Dukung ibu meningkatkna
f. Kecemasan maternal kepercayaan diri dalam
menurun menyusui
e. Libatkan system pendukung:
suami, keluarga, tenaga
Kesehatan, dan masyarakat
Edukasi

a. Berikan konseling menyusui


b. Jelaskan manfaat menyusui
bagi ibu dan bayi
c. Ajarkan 4 posisi menyusui dan

perlekatan dengan benar 1. Untuk mengetahui


d. Ajarkan perawatan payudara Tindakan/intervensi yang akan

a an te p a r tu m 2. Udilnat kukukamnesnedlaen jgu


m e n g k o m pres
de n g n atrnkyan keluhan ibu tentang
dengan k a pa s yang telah
diberikan minyak kelapa pengalaman dalam menyusui
3. Pujian untuk memmberikan
2. Konseling Laktasi dukungan kepada ibu
Observasi 4. Agar ibu mengetahui Teknik
a. Identifikasi keadaan emosional menyusui yang baik dan benar
ibu saat akan dilakukan
konseling menyusui
b. Identifikasi kemajuan
modifikasi diet secara regular
c. Identifikasi permasalahan yang
ibu ala mi selama proses
menyusui
Terapiutik
a. Gunakan Teknik
mendengarkan aktif (missal,
duduk sama tinggi dan
dengarkan curhatan ibu)
b. Berikan pujian terhadap
terhadap perilaku ibu yang
benar
Edukasi
a. Ajarkan Teknik menyusui yang
tepat sesuai kebutuhan ibu

Anda mungkin juga menyukai