Disusun Oleh :
Pembimbing Oleh:
Nur Chasanah,S.Kp,M.KeS
Disusun Oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan Laporan Pendahuluan ini.
Penulis tentu menyadari bahwa Laporan Pendahuluan ini masih jauh dengan kata
sempurna dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi Laporan Pendahuluan yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada Laporan Pendahuluan ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
(Penulis)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penelitian
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
a. Definisi
Postpartum adalah masa pulih kembali seperti pra hamil yang dimulai setelah
partus selesai atau sampai kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan pulih
kembali seperti semula. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sarwono,
2008).
Postpartum adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Siti Saleha, 2009).
Postpartum mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu
(Saifuddin, 2006).
b. Etiologi
Dalam masa nifas,alat-alat genetalia internal maupun eksternal akan berangsur
ansur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.perubahan 2 alat genital ini dalam
keseluruhannya di sebut involisi ( winknjosastro,2006:237 ).
Setelah bai lahir,uterus yang selama persalinan mengalmi kontraksi dan retraksi akan
menjadi keras,sehingga dapat menutup pembulih darah besar yang bermuara pada bekas
implantasi plasenta.otot rahim terdiri dari tiga lapis otot membentuk anyaman sehingga
pembuluh darah dapat tertutup sempurna,dengan demikian terhindar dari perdarahan
postpartum (manuaba,1998:190).
c. Patofisiologi
Pada kasus post partus spontan akan terjadi perubahan fisiologis dan
psikologis ,pada perubahan fisiologis terjadi proses involusi menyebabkan
terjadi peningkatan kadar ocytosis , peningkatan kontraks uterus sehingga
muncul masalah keperawatan nyeri akut, dan perubahan pada vagina dan
perinium terjadi ruptur jaringan terjadi trauma mekanis ,personal hygine yang
kurang baik ,pembuluh darah rusak menyebabkan genetalia menjadi kotor
dan terjadi juga perdarahan sehingga muncul masalah keperawatan resiko
infeksi . perubahan laktasi akan muncul struktur dan karakter payudara.
Laktasi di pengaruhi oleh hormon estrogen dan peningkatan prolaktin,
sehingga terjadi pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga aliran darah
dipayudara berurai dari uterus (involusi) dan retensi darah di pembuluh
payudara maka akan terjadi bengkak dan penyempitan pada duktus intiverus.
Sehingga asi tidak keluar dan muncul masalah keperawatan menyusui tidak
efektiv. Pada perubahan psikologis akan muncul taking in (ketergantungan ),
taking hold (ketergantungan kemandirian ), leting go (kemandirian) . pada
perubahan taking in pasien akan membutuhkan perlindungan dan pelayanan ,
ibu akan cemderung berfokus pada diri sendiri dan lemas , sehingga muncul
masalah keperawatan gangguan pola tidur, taking hold pasien akan belajar
mengenai perawatan diri dan ayi, akan cemderung utuh informasi karena
mengalami perubahan kondisi tubuh sehingga muncul masakalh keperawatan kurang
pengetahuan.
d. Pathway
e. Tanda Dan Gejela
1. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi
dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasenta lahir,
uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa
nyeri/mules-mules yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke – 2-3
hari.
2. Kontraksi uterus
3. After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3. After pain
meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah (stoll
cell) dalam cavum uteri .
4. Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum
spunglosum, bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum
sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari lochia. Epitelisasi
endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah 8 minggu endometrium tumbuh
kembali. Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut,
tetapi endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
5. Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa terjadi pematangan sel
telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya terlambat
karena pengaruh hormon prolaktin.
6. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas, sifat
lochia alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak. Jumlah lebih
banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir, tetapi
tidak busuk.
a) Lochia rubra Pada hari 1– 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa
chorion, liguor amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
c) Lochia serosa Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak
kuning cair dan tidak berdarah lagi.
d) Lochia alba Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir,
mengandung leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit yang telah
mati.
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan
pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui
oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat laun mencapai ukuran
normal dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae
mulai nampak kembali.
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang
begitu lama. Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat striae
melipat, dastosis recti abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat janin yang
terlalu besar atau bayi kembar.
9. Perubahan Sistem kardiovaskuler
Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus dan eksresi
cairan extra vasculer. Curah jantung/cardiac output kembali normal setelah partus
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum. Hari ketiga
produksi ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang, membengkak,
lebut, hangat dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
13. Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan kehamilan.
Buah dada belum mengandung susu melainkan colustrum yang dapat dikeluarkan
dengan memijat areola mammae.
Colustrum yaitu cairan kuning dengan berat jenis 1.030 – 1,035 reaksi alkalis dan
mengandung protein dan garam, juga euglobin yang mengandung antibodi. bayi
yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra indikasi
14. Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal kembali dalam
24 jam. Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui vagina
ataupun keringat, dan infeksi yang disebabkan terkontaminasinya vagina.
f. Komplikasi Postpartum
a) Perdarahan
Perdarahan yaitu darah yang keluar lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam
setelah anak lahir menurut Eny dan Diah (2009).
1) Perdarahan post partum primer yaitu pada 24 jam pertama akibat antonia uteri,
retensio plaseta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan involusio uteri.
2) Perdarahan post partum sekunder yaitu terjadi setelah 24 jam. Penyebab
perdarahan sekunder adalah sub involusio uteri, retensio sisa plasenta, infeksi
postpartum.
b) Infeksi
1) Pengetahuan
Menurut ambarwati (2010), pengetahuan adalah segala apa yang diketahui
berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Pengalaman yang
didapat dapat berasal dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang didapat
dari orang lain.
2) Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu yang rendah akan mempengaruhi pengetahuan ibu karena
ibu yang mempunyai latar belakangpendidikan lebih rendah akan sulit untuk
menerima masukan dari pihak lain (Notoatmodjo, 2012)
3) Usia
Usia berpengaruh terhadap imunitas. Penyembuhan luka yang terjadi pada orang
tua sering tidak sebaik pada orang yang muda. Hal ini disebabkan suplai darah
yang kurang baik, status nutrisi yang kurang atau adanya penyakit penyerta
seperti diabetes melitus. Sehingga penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia
muda dari pada usia tua (Suherni, 2009).
4) Gizi
Proses fisiologi penyembuhan luka perineum bergantung pada tersedianya
protein, vitamin (terutama vitamin A dan C) dan mineral renik zink dan tembaga.
Kolagen adalah protein yang terbentuk dari asam amino yang diperoleh fibroblas
dari protein yang dimakan. Vitamin C dibutuhkan untuk mensintesis kolagen.
Vitamin A dapat mengurangi efek negatif steroid pada penyembuhan luka
(Cuningham, 2006).
g. Pemeriksaan Penunjang
B. KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku,
Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
2) Keluhan utama
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan.
3) Riwayat haid
Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus.
4) Riwayat perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa ? Apakah perkawinan
sah atau tidak, atau tidak direstui orang tua ?
5) Riwayat obstetri
1) Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG,
Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan
impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh.
2) Riwayat persalinan
a) Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong
persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
b) Riwayat nifas pada persalinan lalu : Pernah mengalami demam,
keadaan lochia, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas
setelah melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri pada payudara,
kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respon dan support
keluarga.
c) Riwayat persalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his, pembukaan,
bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan, dengan episiotomi atau
tidak, kondisi perineum dan jaringan sekitar vagina, dilakukan anastesi
atau tidak, panjang tali pusat, lama pengeluaran placenta, kelengkapan
placenta, jumlah perdarahan.
d) Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan
induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung menangis
atau tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai APGAR skor, Jenis
kelamin Bayi, BB, panjang badan, kelainan kongnital, apakah
dilakukan bonding attatchment secara dini dengan ibunya, apakah
langsung diberikan ASI atau susu formula.
6) Riwayat KB & perencanaan keluarga
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis
kontrasepsi yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang
atau rencana penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
7) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan
yang dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut diderita
sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang ?
8) Riwayat psikososial-kultural
Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan,
apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm. Pola koping, hubungan dengan
suami, hubungan dengan bayi, hubungan dengan anggota keluarga lain,
dukungan social dan pola komunikasi termasuk potensi keluarga untuk
memberikan perawatan kepada klien. Adakah masalah perkawinan, ketidak
mampuan merawat bayi baru lahir, krisis keluarga. Blues : Perasaan sedih,
kelelahan, kecemasan, bingung dan mudah menangis. Depresi : Konsentrasi,
minat, perasaan kesepian, ketidakamanan, berpikir obsesif, rendahnya emosi
yang positif, perasaan tidak berguna, kecemasan yang berlebihan pada dirinya
atau bayinya.
Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang berhubungan dengan
budaya pada perawatan post partum, makanan atau minuman, menyendiri bila
menyusui, pola seksual, kepercayaan dan keyakinan, harapan dan cita-cita.
9) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara
genetic, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah
diderita oleh keluarga.
10) Profil keluarga
Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling, type
rumah, community seeting, penghasilan keluarga, hubungan social dan
keterlibatan dalam kegiatan masyarakat.
11) Kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan
(Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan
ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, freguensi,.
b) Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman
yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-
remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat
tidur (penekanan pada perineum).
c) Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah
inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol
blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut
luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi,
konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan
toilet.
d) Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan
pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan
wajah.
e) Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja
dan menyusui.
f) Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan
yang membuat fresh dan relaks.
12) Sexual
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan meliputi
freguensi koitus atau hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang seks,
keyakinan, kesulitan melakukan seks, continuitas hubungan seksual.
Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan intercourse pasca partum (dapat
dilakukan setelah luka episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya pada
akhir minggu ke 3). Bagaimana cara memulai hubungan seksual berdasarkan
pengalamannya, nilai yang dianut, fantasi dan emosi, apakah dimulai dengan
bercumbu, berciuman, ketawa, gestures, mannerism, dress, suara. Pada saat
hubungan seks apakah menggunakan lubrikasi untuk kenyamanan. Posisi saat
koitus, kedalaman penetrasi penis. Perasaan ibu saat menyusui apakah
memberikan kepuasan seksual. Faktor-faktor pengganggu ekspresi seksual : bayi
menangis, perubahan mood ibu, gangguan tidur, frustasi yang disebabkan
penurunan libido.
13) Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi
ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan,
perasaan klien bila mengalami opresi SC karena CPD atau karena bentuk tubuh
yang pendek.
14) Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan tugas-
tugas perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi
uterus, perubahan fungsi blass dan bowel. Pengetahan tentang keadaan umum
bayi, tanda vital bayi, perubahan karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional
dan kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan kulit.
Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal
hyhiene, payu dara) dan kemampuan melakukan perawatan bayi (perawatan tali
pusat, menyusui, memandikan dan mengganti baju/popok bayi, membina
hubungan tali kasih, cara memfasilitasi hubungan bayi dengan ayah, dengan
sibling dan kakak/nenek). Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan, mengeluarkan
secret dan perawatan saat tersedak atau mengalami gangguan ringan.
Pencegahan infeksi dan jadwal imunisasi.
15) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
b) BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi
cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
c) Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi
pengecapan; pendengaran, dan leher.
d) Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan
puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan,
benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar
getah bening diketiak.
e) Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus
abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi
fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus,
nyeri, perabaan distensi blas.
f) Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina
(licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan
luka episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia
(warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr
serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus.
g) Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,
kekuatan otot.
16) Pemeriksaan Laboratorium
a) Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10
g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
b) Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.
b. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia ( status kesehatan atau resiko perubahan pola ) dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi,
mencegah dan merubah (carpenito, 2000)
C. Intervensi
Intervensi:
PENUTUP
Dalam bab ini penulis akan simpulkan dari hasil pembahasan dengan tujuan
untuk perbaikan kualitas asuhan keperawatan mendatang, khususnya bagi pasien
Post Partum Spontan,maka dalam bab ini penulis akan menyimpulkan hal-hal
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, disamping itu dalam bab ini
penulis juga memberikan saran yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi pemberian asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
A. Kesimpulan
Hasil pengkajian yang penulis peroleh dapat terselesaikan dengan baik, hal ini
dikarenakan faktor pendukung dari klien sendiri yang berperan aktif dalam melakukan
tindakan keperawatan. Dalam proses pengkajian ini penulis juga mengalami kendala
yaitu ketidakhadiran keluarga saat pengkajian dilakukan.
Diagnosa keperawatan yang dimunculkan sesuai dengan teori dan berdasarkan data
pengkajian yang ada yaitu gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya
trauma mekanik pada jalan lahir, resiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri
skunder akibat trauma selama persalinan, dan resiko ketidak efektifan menyusui
berhubungan dengan pembengkakan. Sedangkan diagnosa yang tidak dimunculkan oleh
penulis berdasarkan teori yang ada disebabkan karena tidak adanya tanda dan gejala
untuk merumuskan diagnosa tersebut adalah gangguan pola tidur, defisit perawatan diri,
serta resiko perubahan peran menjadi orang tua. Adapun yang menjadi keterbatasan
penulis yaitu kurang teliti dalam merumuskan masalah, sehingga diagnosa keperawatan
yang seharusnya muncul tidak ada dalam tinjauan kasus adalah resiko perdarahan.
Penyusunan rencana keperawatan yang penulis buat bertujuan untuk mengurangi atau
mengatasi masalah keperawatan yang ada. Penyusunan rencana keperawatan
diutamakan pada tindakan keperawatan secara mandiri. Dalam penyusunannya penulis
tidak mengalami hambatan karena gejala-gejala yang muncul pada sebagian besar sudah
sesuai dengan konsep yang ada.
Tindakan keperawatan yang penulis lakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang
telah dibuat oleh penulis. Pada pelaksanaan tindakan keperawatan penulis menemui
sedikit hambatan karena keterbatasan waktu serta kurangnya pengalaman penulis.
B. Saran
Dari beberapa simpulan di atas untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada
klien dengan Post Partum Spontan khususnya di ruang Maka penulis sarankan :
Tim kesehatan hendaknya bisa lebih meningkatkan lagi ketrampilan dan pengetahuan
tentang perawatan ibu post partum seperti tentang perawatan vulva yang benar, cara
mengurangi nyeri pasca melahirkan, serta perawatan payudara yang benar, sehingga
diharapkan dapat menyelesaikan masalah kesehatan yang muncul pada ibu post partum.
Sebaiknya keperawatan membuat discharge planning dengan cara melakukan
pengkajian kebutuhan persiapan pulang bagi pasien Post Partum Spontan seperti
memberi edukasi bagi pasien dan keluarga tentang perdarahan masa nifas, infeksi masa
nifas, penggunaan obat-obatan di rumah, melatih senam nifas dengan tetap
memperhatikan latar belakang ekonomi dan pendidikan pasien.
Selain itu, perlu ditingkatkan lagi kerja sama antara perawat, klien, keuarga, dan tim
kesehatan lain untuk melakukan salah satu bentuk perencanaan yaitu kunjungan rumah.
Karena periode masa nifas berlangsung kurang lebih 40 hari pasca persalinan. Sehingga
kunjungan rumah perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi pada ibu post partum
seperti infeksi maupun perdarahan post partum.
DAFTAR PUSTAKA