Nama Mahasiswa :
MOJOKERTO 2021
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar belakang...............................................................................................
B. Tujuan penulisan ..........................................................................................
Tujuan umum ..................................................................................................
Tujuan khusus .................................................................................................
C. Manfaat penulisan………………………………………………………….
A. Pengkajian.....................................................................................................
B. Diagnosa.......................................................................................................
C. Intervensi.......................................................................................................
D. Evaluasi ........................................................................................................
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDUHULUAN
A. Latar Belakang
Gastreonteritis adalah keadaan buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak-anak. konsitensi feces cair/encer,dapat berwarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah 2005).
Gastreonteritis merupakan penyakit yang banyak di indonesia terutama pada
bayi dan anak,penyakit ini sering mengakibatkan kematian karena penangannnya
kurang tepat dan terlambat mendapatkan pengobatan yang efektif.
Di amerika serikat ada 211-375 juta kasus diare terjadi setiap tahun,yakni 73
juta kasus diantaranya berkonsultasi ke dokter 1,8 juta kasus opname di rumah sakit
dan 3.100 kasus diantaranya mengalami kematian.
B. RUMUSAN MASALAH :
1. Apa pengertian Gastreonteritis?
2.Apa penyebab atau etiologi terjadinya Gastreonteritis?
3.Bagaimana manifestasi klinis Gastreonteritis?
4.Bagaimanakomplikasi Gastreonteritis?
5.Bagaimanapemeriksaan penunjang yang akan terjadi pada Gastreonteritis?
6.Bagaimanapathway yang dapat dilakukan pada kasus Gastreonteritis?
7.Bagaimana penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada kasus
Gastreonteritis?
8.Bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada kasus
Gastreonteritis?
C. TUJUAN PENULISAN :
Tujuan umum :
Membantu mahasiswa memahami tentang konsep dasar manajemen keperawatan
berkaitan dengan adanya gangguan pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh
Gastreonteritis serta mengetahui bagaimana konsep penyakit atau Gastreonteritis dan
bagaimana Asuhan Keperawatannya.
Tujuan Khusus :
1. untuk mengetahui pengertian Gastreonteritis
2. untuk mengetahui penyebab atau etiologi terjadinya Gastreonteritis
3. untuk mengetahui manifestasi klinis Gastreonteritis
4. untuk mengetahui komplikasi Gastreonteritis
5. untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang akan terjadi pada Gastreonteritis
6. untuk mengetahui pathway yang dapat dilakukan pada kasus Gastreonteritis
7. untuk mengetahui penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada kasus
Gastreonteritis
8. untuk mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada kasus
Gastreonteritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
padabayidan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensifeses encer, dapat berwarna
hijauataudapat pulabercampurlendirdan darah atau lendir saja.
Gastroenteritis adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus dan pathogen parasitic.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terjadi inflamasi pada lambung dan
usus ditandai dengan frekuensi buang air besar pada neonates lebih dari 4 kali
sehari dan anak lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.
Salah satu komplikasi dari gastroenteritis adalah dehidrasi. Klasifikasi
tingkat dehidrasi:
1. Dehidrasi ringan
Apabila kehilangan cairan 2-5% dari BB atau rata rata 25ml/kg BB dengan
gambaran klinik turgor kulit kurang elastic, suara serak, penderita belum jatuh
pada keadaan syok.
2. Dehidrasi sedang
3. Dehidrasi berat
Apabila kehilangan cairan 8-10% dari BB atau rata-rata 125ml/kg BB, pada
dehidrasi berat volume darah berkurang sehingga terjadi renjatan hipovolemik
dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan
darah menurun, pasien sangat lelah, kesadaran menurun.
B. ETIOLOGI
• Factor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, infeksi internal meliputi:
a. Infeksi bakteri
b. Infeksi virus
c. Infeksi parasit
• Factor malabsorbsi
b. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak
mencuci tangan setelah BAB atau sebelum mengkonsumsi makanan.
c. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas menyebabkan diare karena dapat merangsang
peningkatan peristalticusus.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Diare
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
D. KOMPLIKASI
• Dehidrasi
• Renjatan Hipovolemik
• Kejang
• Bakterimia
• Mal Nutrisi
• Hipoglikemia
• Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman untuk
mengetahui kuman penyebab, tesresistensi terhadap berbagai antibiotic serta untuk
mengetahui pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosa.
Karakteristik hasil pemeriksaan feses sebagai berikut : feses berwarna pekat atau putih
kemungkinan disebabkan karena adanya pigmen empedu (obstruksiempedu). Feses
berwarna hitam disebabkan karena efek dari obat seperti Fe, diet tinggi buah merah
dan sayur hijau tua seperti bayam. Feses berwarna pucat disebabkan karena
malabsorpsi lemak, diet tinggi susu dan produk susu. Feses berwarna orange atau
hijau disebabkan karena infeksi usus. Feses cairdan berlendir disebabkan karena diare
yang penyebabnya adalah bakteri. Feses seperti tepung berwarna putih disebabkan
karena diare yang penyebabnya adalah virus. Feses seperti ampas disebabkan karena
diare yang penyebabnya adalah parasit. Feses yang didalamnya terdapat unsure pus
atau mucus disebabkan karenabakteri, darah jika terjadi peradanganpada usus,
terdapat lemak dalam feses jika disebabkan karena malabsorbsi lemak dalam usus
halus.
• Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na, Ca, K dan Pserum pada diare
yang disertai kejang), anemia (hipokronik, kadang-kadang nikrosiotik) dan dapat terjadi
karena malnutrisi / malabsorbsite kanan fungsi sumsum tulang (prosesin flamasi kronis)
peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk
mengetahui faal ginjal.
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus pada klien dengan tujuan
meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien. Hal-hal yang perlu
diperhatikan : memberikan ASI, memberikan bahan makananyang mengandung
cukup kalori, protein, mineral dan vitamin, makanan harus bersih.
3) Obat-obatan
3) Obat antibiotic
G. PATHWAY
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian Primer
a. Airway
Pasien dengan gastroenteritis biasanya didapatkan kondisi dengan karakteristik
adanya mual dan muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau
keracunan zat makanan. Diagnosakeperawatan :ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b/d sekresi yang tertahan Emergency treatment : Pastikan kepatenan jalan nafas
-Kaji adanya penyumbatan jalan nafas seperti air ludah, muntahan, dan
secret
- Pasien dimiringkan kekanan untuk mencegah aspirasi ludah atau
muntahan
- Lidah dijaga agar tidak mengahalangi jalan nafas atau tergigit
b. Breathing
Pada pasien gastroenteritis dapat ditemukan abnormalitas metabolik atau
ketidakseimbangan asam basa yang dapat menimbulkan gangguan pernafasan.
Diagnosa keperawatan : ketidakefektifan pola nafas b/d abnormalitas metabolic atau
ketidakseimbangan asam basa Emergency treatment :
- Kaji respiratory rate
- Kaji saturasi oksigen
-Auskultasi dada
-Berikan oksigen jika ada hypoksia untuk mempertahankan
saturasi
c. Circulasi
Pada pasien gastroenteritis ditemukan penurunan kadar kalium darah di bawah 3,0
mEq/liter sehingga menyebabkan disritmia jantung. Diagnosa keperawatan :
penurunan curah jantung b/d adanya distritmia jantung yang disebabkan oleh
penurunan kadar kalium darah. Emergency treatment :
- Kaji denyut jantung
- Monitor tekanan darah
- Pasang infus berikan cairan jika pasien dehidrasi
- Catat temperatur
d. Disability
Pada pasien gastroenteritis penurunan tingkat kesadaran karena dehidrasi dengan
gejala seperti gelisah, kulit lembab, dan berkeringat tidak muncul sampai total
volume darah yang hilang sekitar 10-20% sehingga dapat menyebabkan syok
hipovolemik. Diagnosa keperawatan : penurunan curah jantung b/d adanya distritmia
jantung yang disebabkan oleh penurunan kadar kalium darah. Emergency treatment :
- Panatu tanda vital
- Perhatikan respon pasien sebagai respon terhadap stimulus
e. Exposure
Pasien dengan gastroenteritis mengalami dehidrasi akibatnya terjadi peningkatan
suhu tubuh karena proses infeksi sekunder. Diagnosa keperwatan : hipertermi b/d
terjadinya dehidrasi. Emergency treatment :
- Kaji riwayat pasien
- Kaji makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya
- Kaji tentang waktu sampai adanya gejala
- Lakukan pemeriksaan abdomen
Pengkajian sekunder
1) Head to toe
Rambut
Inspeksi: Turgor kulit kurang, kulit kering, tidak terdapat clubbing finger, warna
kuku merah muda,warna rambut hitam
Kepala
Mata
Telinga
Inspeksi: Warna kulit telinga sama dengan warna wajah, telinga kiri simetris kiri
dan kanan
Palpasi: Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada bagian telinga
Hidung
Inspeksi: Tidak terdapat sekret, warna mukosa merah mudah, tidak terdapat cairan
dalam hidung
Mulut
Leher
Inspeksi : Warna leher sama dengan warna wajah, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid.
Dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, pengembangan dada simetris
Punggung
Abdomen
Auskultasi : Peristaltikususk40x/menit
Ekstremitas Atas
Palpasi:Tidakterdapatnyeritekanpadabagian Ekstremitasatas
Ekstremitas Bawah
Inspeksi:Tidakterdapatpembengkakapada ekstremitas
Palpasi:Tidakterdapatnyeritekanpadabagian Ekstremitasatas
Genitalia tampak bersih, letak saluran uretra, tidak ada lesi dan tidak terdapat edema.
Pada anus tidak tampak hemoroid.
2. DiagnosaKeperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi. (D.0130)
b. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme pathogen
lingkungan. ( D.0142)
3. Intervensi
Diagnose Tujuan Intervensi
Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia
berhubungan keperawatan selam 1x24 (1.15506)
dengan dehidrasi. jam diharapka nmasalah Observasi :
(d.0130) hipertermi dapatteratasi -monitor suhu tubuh.
dengankriteriahasil -monitor kadar elektralit.
(l.14134) : -monitor komplikasi akibat
-menggigil menurun. hipertermia.
-suhu tubuh membaik. Terapeutik :
-tekanan darah membaik. -sediakan lingkungan yang
dingin.
-longgarkan atau lepaskan
pakaian.
-berikan cairan oral.
-berikan oksigen,jika perlu.
Edukasi :
-anjurkan tirah baring.
Kolaborasi :
-kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena,jika perlu.
Risiko infeksi Setelahdilakukantindakankep Pencegahan infeksi
berhubungan erawatan selam 3x24 (1.14539)
dengan jamdiharapkanmasalah risiko Observasi :
peningkatan infeksi dapat teratasi dengan -monitor tanda dan gejala
paparanorganisme kriteria hasil (l.14137) : Terapeutik :
pathogen -kebersihan tangan -batasai jumlah pengunjung.
lingkungan. meningkat. -berikan perawatan kulit
( d.0142) -kebersihan badan pada area edema.
meningkat. -cuci tangan sebelum dan
-demam menurun. sesudah kontak dengan
-kultur darah membaik. pasien dan lingkungan
pasien.
Edukasi :
-jelaskan tanda dan gejala
infeksi.
-ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar.
-ajarkan etika batuk.
Kolaborasi :
-kolaborasi pemberian
imunisasi,jika perlu.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman,T.Heather.2012.DiagnosisKeperawatan:DefinisidanKlasifikasi2012-
2014.Jakarta: EGC.
Wilkinson,JudithM.2011.BukuSakuDiagnosisKeperawatan:DiagnosisNANDA,I
ntervensiNIC, Kriteria Hasil NOC.Jakarta: EGC.