Anda di halaman 1dari 18

ASKEP

KEPERAWATAN KRITIS GASTROENTESTINAL AKUT

Nama Mahasiswa :

Erlin Wiwin Safitri 0118091

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Ilahi Robbi atas


segala nikmat dan karunia- Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan
makalah dengan judul “ GASTROENTESTINAL AKUT” , makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu komponen tugas pada mata kuliah
Keperawatan Kritis di program Studi S1 Keperawatan Stikes Dian Husada
Mojoerto.
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan makalah ini,untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan penambahan
wawasan kami di masa yang akan datang.
Demikian akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya .

Mojokerto, 17 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

A. Latar belakang...............................................................................................
B. Tujuan penulisan ..........................................................................................
Tujuan umum ..................................................................................................
Tujuan khusus .................................................................................................
C. Manfaat penulisan………………………………………………………….

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................

A. Definisi gastroentestinal akut.......................................................................


B. Etiologi gastroentestinal akut........................................................................
C. Manifestasi klinis gastroentestinal akut........................................................
D. Komplikasi gastroentestinal akut …………………………………………..
E. Pemeriksaan penunjang gastroentestinal akut………………………………
F. Penatalaksanaan medisgastroentestinal akut ................................................
G. Pathway gastroentestinal akut.......................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN CEDERA MEDULA SPINALIS................

A. Pengkajian.....................................................................................................
B. Diagnosa.......................................................................................................
C. Intervensi.......................................................................................................
D. Evaluasi ........................................................................................................

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................

A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDUHULUAN
 
A. Latar Belakang
Gastreonteritis adalah keadaan buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak-anak. konsitensi feces cair/encer,dapat berwarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah 2005).
Gastreonteritis merupakan penyakit yang banyak di indonesia terutama pada
bayi dan anak,penyakit ini sering mengakibatkan kematian karena penangannnya
kurang tepat dan terlambat mendapatkan pengobatan yang efektif.
Di amerika serikat ada 211-375 juta kasus diare terjadi setiap tahun,yakni 73
juta kasus diantaranya berkonsultasi ke dokter 1,8 juta kasus opname di rumah sakit
dan 3.100 kasus diantaranya mengalami kematian.
B. RUMUSAN MASALAH :
1. Apa pengertian Gastreonteritis?
2.Apa penyebab atau etiologi terjadinya Gastreonteritis?
3.Bagaimana manifestasi klinis Gastreonteritis?
4.Bagaimanakomplikasi Gastreonteritis?
5.Bagaimanapemeriksaan penunjang yang akan terjadi pada Gastreonteritis?
6.Bagaimanapathway yang dapat dilakukan pada kasus Gastreonteritis?
7.Bagaimana penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada kasus
Gastreonteritis?
8.Bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada kasus
Gastreonteritis?

C. TUJUAN PENULISAN :
Tujuan umum :
Membantu mahasiswa memahami tentang konsep dasar manajemen keperawatan
berkaitan dengan adanya gangguan pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh
Gastreonteritis serta mengetahui bagaimana konsep penyakit atau Gastreonteritis dan
bagaimana Asuhan Keperawatannya.
Tujuan Khusus :
1. untuk mengetahui pengertian Gastreonteritis
2. untuk mengetahui penyebab atau etiologi terjadinya Gastreonteritis
3. untuk mengetahui manifestasi klinis Gastreonteritis
4. untuk mengetahui komplikasi Gastreonteritis
5. untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang akan terjadi pada Gastreonteritis
6. untuk mengetahui pathway yang dapat dilakukan pada kasus Gastreonteritis
7. untuk mengetahui penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada kasus
Gastreonteritis
8. untuk mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada kasus
Gastreonteritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI

Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
padabayidan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensifeses encer, dapat berwarna
hijauataudapat pulabercampurlendirdan darah atau lendir saja.
Gastroenteritis adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus dan pathogen parasitic.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terjadi inflamasi pada lambung dan
usus ditandai dengan frekuensi buang air besar pada neonates lebih dari 4 kali
sehari dan anak lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.
Salah satu komplikasi dari gastroenteritis adalah dehidrasi. Klasifikasi
tingkat dehidrasi:
1. Dehidrasi ringan

Apabila kehilangan cairan 2-5% dari BB atau rata rata 25ml/kg BB dengan
gambaran klinik turgor kulit kurang elastic, suara serak, penderita belum jatuh
pada keadaan syok.
2. Dehidrasi sedang

Apabila kehilangan cairan 5-8% dari BB atau rata-rata 75ml/kg BB dengan


gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh syok, nadi
cepat dan dalam.

3. Dehidrasi berat

Apabila kehilangan cairan 8-10% dari BB atau rata-rata 125ml/kg BB, pada
dehidrasi berat volume darah berkurang sehingga terjadi renjatan hipovolemik
dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan
darah menurun, pasien sangat lelah, kesadaran menurun.

B. ETIOLOGI
• Factor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, infeksi internal meliputi:

a. Infeksi bakteri

Vibrio, E.coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia, aeoromonas


dan sebagainya.

b. Infeksi virus

Entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus,


astovirus dan lain-lain.

c. Infeksi parasit

Cacing, protozoa dan jamur.

• Factor malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak,


malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
a. Faktor makanan

Makanan basi, beracun dan alergi makanan.

b. Faktor kebersihan

Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak
mencuci tangan setelah BAB atau sebelum mengkonsumsi makanan.
c. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas menyebabkan diare karena dapat merangsang
peningkatan peristalticusus.

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Diare

2. Muntah

3. Demam

4. Nyeri abdomen

5. Membrane mukosa mulut dan bibir kering


6. Fontanel cekung

7. Kehilangan berat badan

8. Tidak nafsu makan

9. Badan terasa lemah

D. KOMPLIKASI
• Dehidrasi
• Renjatan Hipovolemik
• Kejang
• Bakterimia
• Mal Nutrisi
• Hipoglikemia
• Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biakan kuman untuk
mengetahui kuman penyebab, tesresistensi terhadap berbagai antibiotic serta untuk
mengetahui pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosa.
Karakteristik hasil pemeriksaan feses sebagai berikut : feses berwarna pekat atau putih
kemungkinan disebabkan karena adanya pigmen empedu (obstruksiempedu). Feses
berwarna hitam disebabkan karena efek dari obat seperti Fe, diet tinggi buah merah
dan sayur hijau tua seperti bayam. Feses berwarna pucat disebabkan karena
malabsorpsi lemak, diet tinggi susu dan produk susu. Feses berwarna orange atau
hijau disebabkan karena infeksi usus. Feses cairdan berlendir disebabkan karena diare
yang penyebabnya adalah bakteri. Feses seperti tepung berwarna putih disebabkan
karena diare yang penyebabnya adalah virus. Feses seperti ampas disebabkan karena
diare yang penyebabnya adalah parasit. Feses yang didalamnya terdapat unsure pus
atau mucus disebabkan karenabakteri, darah jika terjadi peradanganpada usus,
terdapat lemak dalam feses jika disebabkan karena malabsorbsi lemak dalam usus
halus.
• Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na, Ca, K dan Pserum pada diare
yang disertai kejang), anemia (hipokronik, kadang-kadang nikrosiotik) dan dapat terjadi
karena malnutrisi / malabsorbsite kanan fungsi sumsum tulang (prosesin flamasi kronis)
peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk
mengetahui faal ginjal.

• Pemeriksaan elektrolit tubuh

Untuk mengetahui kadar natrium, kalium, kalsium, bikarbonat.

• Duo dena lintubation

Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif


terutama pada diarekronik.

F. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


1)Pemberian cairan
b. Cairan peroral: pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan per
oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan glukosa. Untuk diare
akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang kadar natrium 50-60
meg/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang
diberi gula dengan garam.
c. Cairan parenteral:
• Dehidrasi ringan: 1 jam pertama 25-50ml/kgBB/hari.
Kemudian125ml/kgBB/oral.
• Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50-100 ml/kgBB/hari. Kemudian
125ml/kgBB/oral.
d. Dehidrasi berat:
 Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1 jampertama
40 ml/kgBB/jam : 10 tetes/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 15tetes atau 13
tetes/kgBB/menit), 7 jam berikutnya 12 ml/kgBB/jam : 3tetes/kgBB/menit
(infuse set 1 ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya 125ml/kgBB oralit per oral, bila
anak mau minum, teruskan dengan 2Aintravena2 tetes/kgBB/menit atau
3tetes/kgBB/menit.
 Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg, 1 jampertama 30
ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kgBB/menit (1 ml : 20 tetes), 7jam kemudian 127
ml/kgBB oralit per oral, bila anak tidak mau
minumdapatditeruskandengan2Aintravena2tetes/kgBB/menitatau3tetes/kgBB/
menit.
 Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan 15-25 kg, 1 jam pertama
20ml/kgBB/menit (infuse set 1 ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya
105ml/kgBBoralit per oral.
2) Diatetik (pemberian makanan)

Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus pada klien dengan tujuan
meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien. Hal-hal yang perlu
diperhatikan : memberikan ASI, memberikan bahan makananyang mengandung
cukup kalori, protein, mineral dan vitamin, makanan harus bersih.
3) Obat-obatan

1) Obat anti seri

2) Obat anti spasmolitik

3) Obat antibiotic

G. PATHWAY
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
 Pengkajian Primer
a. Airway
Pasien dengan gastroenteritis biasanya didapatkan kondisi dengan karakteristik
adanya mual dan muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau
keracunan zat makanan. Diagnosakeperawatan :ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b/d sekresi yang tertahan Emergency treatment : Pastikan kepatenan jalan nafas
-Kaji adanya penyumbatan jalan nafas seperti air ludah, muntahan, dan
secret
- Pasien dimiringkan kekanan untuk mencegah aspirasi ludah atau
muntahan
- Lidah dijaga agar tidak mengahalangi jalan nafas atau tergigit
b. Breathing
Pada pasien gastroenteritis dapat ditemukan abnormalitas metabolik atau
ketidakseimbangan asam basa yang dapat menimbulkan gangguan pernafasan.
Diagnosa keperawatan : ketidakefektifan pola nafas b/d abnormalitas metabolic atau
ketidakseimbangan asam basa Emergency treatment :
- Kaji respiratory rate
- Kaji saturasi oksigen
-Auskultasi dada
-Berikan oksigen jika ada hypoksia untuk mempertahankan
saturasi
c. Circulasi
Pada pasien gastroenteritis ditemukan penurunan kadar kalium darah di bawah 3,0
mEq/liter sehingga menyebabkan disritmia jantung. Diagnosa keperawatan :
penurunan curah jantung b/d adanya distritmia jantung yang disebabkan oleh
penurunan kadar kalium darah. Emergency treatment :
- Kaji denyut jantung
- Monitor tekanan darah
- Pasang infus berikan cairan jika pasien dehidrasi
- Catat temperatur
d. Disability
Pada pasien gastroenteritis penurunan tingkat kesadaran karena dehidrasi dengan
gejala seperti gelisah, kulit lembab, dan berkeringat tidak muncul sampai total
volume darah yang hilang sekitar 10-20% sehingga dapat menyebabkan syok
hipovolemik. Diagnosa keperawatan : penurunan curah jantung b/d adanya distritmia
jantung yang disebabkan oleh penurunan kadar kalium darah. Emergency treatment :
- Panatu tanda vital
- Perhatikan respon pasien sebagai respon terhadap stimulus
e. Exposure
Pasien dengan gastroenteritis mengalami dehidrasi akibatnya terjadi peningkatan
suhu tubuh karena proses infeksi sekunder. Diagnosa keperwatan : hipertermi b/d
terjadinya dehidrasi. Emergency treatment :
- Kaji riwayat pasien
- Kaji makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya
- Kaji tentang waktu sampai adanya gejala
- Lakukan pemeriksaan abdomen

 Pengkajian sekunder

Pengkajian merupakan dasar pertama atau langkah awal dari proses


keperawatan secara keseluruhan dan merupakan suatu proses yang sistematis
dan pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien. Pada tahap ini semua data dan
informasi tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan dan di analisa untuk
menentukan diagnose keperawatan. Adapun langkah-langkah dalam
pengkajian ini adalah sebagai berikut :
a. Identitas klien, meliputi nama, umur, berat badan, jenis kelamin, alamat
rumah, suku bangsa, agama dan nama orang tua.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama, pasien biasanya mengeluh berak encer dengan atau
tanpa adanya lender dan darah sebanyak lebih dari 3 kali sehari,
berwarna kehijau-hijauan dan berbau amis, biasanya disertai muntah,
tidak nafasu makan, dan disertai dengan demam ringan atau demam
tinggi pada anak-anak yang menderita infeksi usus.
2) Riwayat kesehatan sekarang, meliputi lamanya keluhan : masing-
masing orang berbeda tergantung pada tingkat dehidrasi, atau gizi,
keadaan social, ekonomi, hygiene dan sanitasi. Akibat timbul
keluhan: anak menjadi rewel dan gelisah, badan menjadi lemah dan
aktivitas bermain kurang. Faktor yang memperberat adalah ibu
mengehntikan pemberian makanan, anak tidak mau makan dan
minum, tidak ada pemberian cairan tambahan (larutanoralit atau
larutan gulagaram).
3) Riwayat kesehatan dahulu, yang perlu ditanyakan yaitu riwayat
penyakit yang pernah diderita oleh anak maupun keluarga dalam hal
ini orang tua. Apakah dalam keluarga pernah mempunyai riwayat
penyakit keturunan atau pernah menderita penyakit kronis sehingga
harus dirawat di rumah sakit.
4) Riwayat tumbuh kembang yang perlu ditanyakan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
dengan usia anak sekarang yang meliputi motorik kasar, motorik
halus, perkembangan kognitif atau bahasa dan personal social atau
kemandirian.
5) Imunisasi yang ditanyakan kepada orang tua adalah apakah anak
mendapat imunisasi secara lengkap sesuai dengan usianya dan
jadwal pemberian serta efek samping dari pemberian imunisasi
seperti panas, alergi dan sebagainya.
6) Kesehatan fisik meliputi pola nutrisi seperti frekuensi makanan, jenis
makanan, makanan yang disukai atau tidak disukai dan keinginan
untuk makan dan minum. Pola eliminasi seperti frekuensi buang
besar dan buangair kecil di rumah dan di rumah sakit. Selain itu juga
ditanyakan tentang konsistensi, warna dan bau dari objek eliminasi.
Kebiasaan tidur seperti tidur siang, malam, kebiasaan sebelum dan
sesudah tidur. Pola aktivitas juga ditanyakan baik dirumah dan juga
bagaimana pola hygiene tubuh seperti mandi, keramas dan ganti
baju.
c. Pemeriksaan fisik

1.Secara umum Tingkat


kesadaran:
TTV: N, RR, S

Pengukuran antropometri :BB,TB

1) Head to toe

Rambut
Inspeksi: Turgor kulit kurang, kulit kering, tidak terdapat clubbing finger, warna
kuku merah muda,warna rambut hitam
Kepala

Inspeksi: Bentuk kepala oval, ubun-ubun cekung tidak terdapat pembengkakan,


tidak terdapat tanda-tanda infeksi, pertumbuhan rambut rata.

Palpasi: Terdapat nyeri tekan padabagian kepala

Mata

Inspeksi: Cekung, tidak terdapat pembengkakan pada bagian mata, konjungtiva


merah mudah, sclera putih, tidak terdapat katarak infantir.

Telinga

Inspeksi: Warna kulit telinga sama dengan warna wajah, telinga kiri simetris kiri
dan kanan

Palpasi: Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada bagian telinga

Hidung

Inspeksi: Tidak terdapat sekret, warna mukosa merah mudah, tidak terdapat cairan
dalam hidung

Palpasi : Tidakterdapat nyeri tekan padahidung

Mulut

Inspeksi: warna lidah merah muda, mukosa mulut kering

Leher

Inspeksi : Warna leher sama dengan warna wajah, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid.

Dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, pengembangan dada simetris

Auskultasi : Bunyi napas bronkovesikuler, Bunyi jantung s1&s2lupdup

Punggung

Inspeksi: Bentuk tulang belakang normal

Abdomen

Inspeksi : Warnaabdomensamadenganwarnabagaiandada,konturabdomen sedikit


cekung, tidak terdapat pembesaran hati dan limfa, tidakterdapatherniaumbilikus

Auskultasi : Peristaltikususk40x/menit

Perkusi : Bunyi timpani dan pekak pada bagian abdomen

Palpasi : Terdapat nyeri tekan padalambung.

Ekstremitas Atas

Inspeksi : Tidak terdapat pembengkakan pada ekstremitas

Palpasi:Tidakterdapatnyeritekanpadabagian Ekstremitasatas

Ekstremitas Bawah

Inspeksi:Tidakterdapatpembengkakapada ekstremitas

Palpasi:Tidakterdapatnyeritekanpadabagian Ekstremitasatas

Genitalia dan anus

Genitalia tampak bersih, letak saluran uretra, tidak ada lesi dan tidak terdapat edema.
Pada anus tidak tampak hemoroid.
2. DiagnosaKeperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi. (D.0130)
b. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme pathogen
lingkungan. ( D.0142)
3. Intervensi
Diagnose Tujuan Intervensi
Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia
berhubungan keperawatan selam 1x24 (1.15506)
dengan dehidrasi. jam diharapka nmasalah Observasi :
(d.0130) hipertermi dapatteratasi -monitor suhu tubuh.
dengankriteriahasil -monitor kadar elektralit.
(l.14134) : -monitor komplikasi akibat
-menggigil menurun. hipertermia.
-suhu tubuh membaik. Terapeutik :
-tekanan darah membaik. -sediakan lingkungan yang
dingin.
-longgarkan atau lepaskan
pakaian.
-berikan cairan oral.
-berikan oksigen,jika perlu.
Edukasi :
-anjurkan tirah baring.
Kolaborasi :
-kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena,jika perlu.
Risiko infeksi Setelahdilakukantindakankep Pencegahan infeksi
berhubungan erawatan selam 3x24 (1.14539)
dengan jamdiharapkanmasalah risiko Observasi :
peningkatan infeksi dapat teratasi dengan -monitor tanda dan gejala
paparanorganisme kriteria hasil (l.14137) : Terapeutik :
pathogen -kebersihan tangan -batasai jumlah pengunjung.
lingkungan. meningkat. -berikan perawatan kulit
( d.0142) -kebersihan badan pada area edema.
meningkat. -cuci tangan sebelum dan
-demam menurun. sesudah kontak dengan
-kultur darah membaik. pasien dan lingkungan
pasien.
Edukasi :
-jelaskan tanda dan gejala
infeksi.
-ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar.
-ajarkan etika batuk.
Kolaborasi :
-kolaborasi pemberian
imunisasi,jika perlu.

DAFTAR PUSTAKA
Herdman,T.Heather.2012.DiagnosisKeperawatan:DefinisidanKlasifikasi2012-
2014.Jakarta: EGC.

Wilkinson,JudithM.2011.BukuSakuDiagnosisKeperawatan:DiagnosisNANDA,I
ntervensiNIC, Kriteria Hasil NOC.Jakarta: EGC.

PPNI (2018), standar intervensi keperawatan Indonesia : Defisi dan tindakan


keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018), standar diagnosis keperawatan Indonesia : Defisi dan indicator diagostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI(2018), standar luaran keperawatan Indonesia : Defisi dan kriteria, Edisi 1 :
jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai