MAKALAH
Oleh Kelompok 3
Ai Riska Khaulania : C1AB21003
Mardiansyah : C1AB21014
Santi Nursari : C1AB21025
Dian Sandi Irawan : C1AB21035
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Ibu post partum” ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas.
Tak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada Enung Tati Amalia, S.Pd.,
M.Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas, yang telah membimbing dan
mengajar kami dikelas dengan sangat baik.
Saya sadar bahwa makalah ini tidaklah sepenuhnya sempurna. Maka saran dan
kritik dari pembaca yang sifatnya membangun, akan kami terima untuk perbaikan
makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan
memberikan informasi yang baru dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
1. Definisi............................................................................................................2
3. Patofisiologi....................................................................................................3
6. Gejala Klinis..................................................................................................16
7. Pemeriksaan Penunjang................................................................................17
8. Komplikasi....................................................................................................18
9. PENGKAJIAN..............................................................................................19
12. IMPLEMENTASI.........................................................................................28
13. EVALUASI...................................................................................................28
BAB III............................................................................................................................30
PENUTUP.......................................................................................................................30
A. Kesimpulan.......................................................................................................30
B. Saran.................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Post partum merupakan suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah
kelahiran. Lamanya “periode” ini tidak pasti, sebagian besar mengganggapnya antara 4
sampai 6 minggu. Walaupun merupakan masa yang relatif tidak komplek dibandingkan
dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyaknya perubahan fisiologi. Beberapa dari
perubahan tersebut mungkin hanya sedikit mengganggu ibu baru, walaupun komplikasi
serius juga sering terjadi. (Cunningham, F, et al, 2013).
Asuhan keperawatan pasca persalinan diperlukan untuk meningkatkan status
kesehatan ibu dan anak. Masa nifas di mulai setelah dua jam lahirnya plasenta atau
setelah proses persalinan kala 1 sampai IV selesai. Berakhirnya proses persalinan bukan
berarti ibu terbebas dari bahaya atau komplikasi. Berbagai komplikasi dapat dialami ibu
pada masa nifas dan bila tidak tertangani dengan baik akan memberi kontribusi yang
cukup besar terhadap tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan post partum
2. Bagaimana melakukan tindakan keperawatan post partum
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu post partum
Dapat memahami dan melakukan tindakan keperawatan post partum
BAB II
PEMBAHASAN
G. Patofisiologi
Partus normal terjadi akibat adanya kontraksi pada saat ibu hamil
mencapai masa kehamilan 42 minggu. Pasca bersalin ibu akan memasuki
masa puerperium atau masa nifas. Pada masa ini akan terjadi perubahan
fisik dan psikologis Dampak fisik meliputi beberapa hal yaitu tanda-tanda
vital, sistem pencernaan, sistem kardiovaskuler, penurunan energi, sistem
endokrin, sistem reproduksi, dan urinaria. Sedangkan aspek psikologis
adalah dimana ada rasa ketidakmampuan orang tua untuk mengasuh bayinya
sendiri karena adaptasi yang kurang baik.
Adanya peningkatan suhu pada ibu post partum terjadi karena ada
suatu peradanganan akibat luka perineum yang berisiko tergadap terjadinya
infeksi. Gangguan sistem pencernaan diakibatkan karena pasien bed rest.
Konstipasi juga bisa disebabkan oleh pengaruh hormonal yang
mempengaruhi otot abdomen sehingga terjadi penurunan peristaltik usus
yang menyebabkan konstipasi. Energi yang dibutuhkan selama proses
persalinan menyebabkan ibu merasa kelelahan. Pada sistem reproduksi,
trauma jalan lahir, luka akibat episiotomi menyebabkan nyeri akut, nyeri
yang dirasakan ibu tidak akan berlangsung lama. Ibu yang melahirkan
normal dapat dengan cepat melakukan aktivitas. Luka ini pun berpengaruh
pada kebiasaan eliminasi ibu. Selain itu, nyeri dapat disebabkan karena
supresi hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi otot abdomen
sehingga menyebabkan nyeri.
H. Perubahan Fisiologis Pada Periode Pasca Partum
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Secara berangsur-angsur mengalami perubahan menjadi kecil
(involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Uterus
menyerupai suatu buah advokat gepeng berukuran panjang masing -
masing 15 cm, lebar masing- masing 12 cm dan tebal masing –
masing 10 cm. Pada bekas implantasi plasenta lebih tipis dari pada
bagian lain yang merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol ke
dalam kavum uteri, segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut
dengan diameter masing – masing 7,5 cm, sering disangka sebagai
suatu bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah 2mg diameternya 3,5
cm pada 6 minggu mencapai 2,4 cm (Wiknjosastro, 2002: 237).
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah
bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume
intra uteri yang sangat besar. Selama 1-2 jam pertama pasca partum
intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur.
Penting sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus pada masa
ini, sehingga biasanya diberikan suntikan oksitosin segera setelah
plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan
membiarkan bayinya di payudara karena isapan bayi pada payudara
merangsang pelepasan oksitosin. Afterpains, rasa nyeri menjadi lebih
nyata setelah ibu melahirkan, ditempat uterus terlalu teregang.
Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri
karena keduanya merangsang kontraksi uterus. Tempat plasenta
regenerasi endometrium selesai pada akhir minggu ke 3 pasca
partum, kecuali pada bekas tempat plasenta. Regenerasi pada tempat
ini biasanya tidak selesai sampai enam minggu setelah melahirkan.
2) Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Lochea dibagi dalam beberapa jenis yaitu:
a) Lochea rubra (cruentra): lochea yang terdiri dari darah segar
dan sisa-sisa selaput ketuban selama 2 hari pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta: lochea yang berwarna merah kuning
berisi darah dan lendir, pada hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea serosa: lochea yang berwarna kuning, cairan tidak
berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d) Lochea alba: lochea yang berupa cairan putih, setelah 2
minggu.
e) Lochea purulenta: apabila terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk.
f) Locheostasis: lochea yang tidak lancar.
3) Servik
Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong
berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-kadang
terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih
bisa masuk rongga rahim. Setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari
dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui oleh 1 jari.
4) Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut
dan pulih kembali. Jaringan penopang dasar panggul yang terobek
atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai enam
bulan untuk kembali ke tonus semula. Istilah relaksasi panggul
berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya topangan
permukaan struktur panggul
5) Vagina dan perineum
Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam pengikisan
mucosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat
teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil
sampai 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat
pada minggu ke empat. Pada awalnya introitus mengalami
eritematosa dan udematosa terutama pada daerah episiotomi atau
jahitan laserasi. Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak
atau rabas). Atau tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi.
Penyembuhan harus berlangsung dalam 2-3 minggu. Hemoroid
(varises anus) sering terjadi. Gejala yang sering dialami adalah
seperti rasa gatal, tidak Nyman dan perdarahan berwarna merah
terang pada waktu defecator. Ukuran hemoroid biasanya mengecil
beberapa minggu setelah bayi lahir.
b. Sistem Endokrin
1) Hormon plasenta
Selama periode pascapartum terjadi perubahan hormone yang besar.
Kadar estrogen dan progesterone menurun secara mencolok setelah
plasenta keluar, kadar terndahnya dicapai kira-kira 1 minggu
pascapartum. Penurunan kadar estrogen berkaitan dengan
pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstrasellular yang
berlebih yang terakumulasi selama masa hamil. Pada wanita yang
tidak menyusui kadar estrogen mulai meniongkat pada minggu kedua
setelah melahirkan dan lebih tinggi daripada wanita yang menyusui
pada pascapartum hari ke17.
2) Hormone hipofisis dan fungsi ovarium
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan
tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada
wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan ovulasi.
Karena kadar follicle-stimulating hormone (FSH) terbukti sama pada
wanita yang menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan ovarium
tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin
meningkat (Bowes, 1991). Pada wanita tidak menyusui, ovulasi
terjadi dini, yakni da;lam 27 hari setelah melahirkan, dengan waktu
rata-rata 70-75 hari. Pada wanita menyusui, waktu rata-rata
terjadinya ovulasi sekitar 90 hari (Bowes, 1991). Diantara yang
menyusui, 15% mengalami menstruasi dalam 6 minggu dan 45%
dalam 12 minggu. Diantara wanita yang tidak menyusui, 40%
mengalami menstruasi dalam 6 minggu, 65% dalam 12 minggu dan
90% dalam 24 minggu. Pada wanita menyusui, 80% siklus
menstruasi pertama tidak mengandung ovum (anovulatory). Pada
wanita tidak menyusui, 50% siklus pertama menstruasi tidak
mengandung ovum.
c. Sistem Urinarius
1) Komponen urin
Glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan menghilang.
Laktosuria positif pada ibu menyusui merupakan hal yang normal.
BUN (Blood Urea Nitrogen) yang meningkat selama pascapartum
merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi. Pemecahan
kelebihan protein di dalam sel otot uterus juga menyebabkan
proteinurea ringan dan ( +1) selam satu atau dua hari setelah wanita
melahirkan.
2) Diuresis pascapartum
Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan
cairan yang tertimbun di jaringan selama ia hamil, salah satu
mekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa
hamil ialah diaforesis luas, terutama pada malam hari selama 2 – 3
hari pertama setelah melahirkan. Diuresis pasca opartu, yang
disebabkan oleh penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan
tekanan vena pada tungkai bawah, dan hilangnya peningkatan
volume darah merupakan mekansime lain tubuh untuk megatasi
kelebihan cairan.
3) Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
malahirkan yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding
kandung kemih dapat mengalami hiperemi dan edema sering disertai
dengan daerah – daerah kecil hemoragik. Kombinasi trauma akibat
kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih setelah bayi lahir
dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih
menurun selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat
dorongan saat melahirkan, laserasi vagina atau episotomi juga
menurunkan refleks bekemih pada masa pasca partum tahap lanjut
distensi berlebihan dapat mengakibatkan kandung kemih lebih peka
terhadap infeksi sehingga menganggu proses berkemih normal.
d. Sistem Pencernaan
1) Nafsu makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan.stelah benar- benar
pulih dari efek analgesia, anastesi dan keletihan kebanykan ibu
merasakan sangat lapar.
2) Motilitas
Secara khas, penurunan motilitas otot traktus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah bayi lahir, kelebihan anastesi dan anlgesi
bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan
normal.
3) Defekasi
BAB secara sponta bisa tertunda selama 2 – 3 hari setelah
melahirkan. Ibu seringkali sudah mengelukan nyeri saat defekasi
karna nyeri yang dirasakannya di perineum akibat episotomi.
e. Sistem Kardiovaskuler
1) Volume darah
Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah
biasanya menurun sampai mencapai volume sebelum hamil,
hipervolemia yang diakibatkan kehamilan ( peningkatan ± 40 % lebih
dari volume tidak hamil dan menyebabkan kebanyakan ibu bisa
menoleransi kehilangan darah saat melahirkan, banyk ibu yang
kehilangan 300 – 400 ml darah sewaktu melahirkan bayi tunggal
pervaginam atau sekitar dua kali lipat pada saat operasi cesarean.
2) Curah jantung
Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat
selama masa hamil, setelah melahirkan keadaan ini meningkat lebih
tinggi selama 30 – 60 menit karena darah biasanya melintasi
uteroplasenta tiba – tiba kembali ke sirkulasi umum.
3) Tanda-tanda vital
Selama 24 jam pertama suhu dapat meningkat sampai 380 C sebagai
akibat efek dehidrasi. Setelah 24 jam wanita harus tidak demam.
Denyut nadi tetap tinggi selam jam pertama setelah bayi lahir.
Kemudian mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahuinya
pada minggu kedelapan dan kesepuluh denyut nadi kembali ke
frekuens sebelum hamil.pernapasan harus berada dalam rentang
normal sebelum melahirkan , tekanan darah sedikit berubah atau
menetap, hipotensi ortostatik dapat timbul dalam 48 jam pertama
akibat pembengkakan limpa yang terjadi.
4) Komponen darah
Selama 72 jam pertama volume plasma yang hilang lebih besar dari
sel darah yang hilang dikaitkan dengan peningkatan hematokrit
pada hari ke-3 sampai hari ke-7 post partum . selama sepuluh sampai
12 hari pertama setelah bayi lahir nilai leukosit antara 20000 dan
25000 /ml3. Keadaan hiperkoagulasi yang bisa diiringi kerusakan
pembuluh darah dan immobilisasi dan mengakibatkan peningkatan
resiko tromboembolisme terutama setalah wanita melahirkan secar
sesar.
5) Varises
Varises bahkan varises vulva akan mengecil dengan cepat setelah
bayi lahir
f. Sistem Neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan adaptasi
neurobiologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan oleh
trauma yang dialami wanita saat bersalin dan melahirkan, rasa tidak
nyaman neurologis yang diinduksi kehamilan akan menghilang setalah
wanita melahirkan.
g. Sistem Muskuluskeletal
Adaptasi system musculoskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil
berlangsung secara terbalik selama masa pasca partum adaptasi ini
mencakup hal –hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi
dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim.
h. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di aeorola dan line nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir, kulit yang meregang pada payudara , abdomen, paha
dan panggul mungkin memudar tapi tidak hilang seluruhnya pada
beberapa wanita spider nevi mentap, rambut halus yang tumbuh dengan
lebat pada wanita biasanya menghilang tapi rambut kasar menetap.
Diaforesis ialah perubahan yang paling jelas pada system, integument.
i. Sistem Imun
Kebutuhan ibu untuk mendapat vaksinasi rubella atau untuk mencegah
isoimunisasi Rh ditetapkan. (Bobak, 2005: 496-502)
j. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan abdomennya
menonjol dan membuat wanita tersebut tampak masih seperti hamil
diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke
keadaan semula. Ada keadan tertentu seperti bayi besar atau hamil
kembar otot – otot dinding abdomen memisah suatu keadaan yang
dinamai diatsasis rektiabdominis.
J. Gejala Klinis
No Area Pengkajian Temuan yang Mungkin pada Temuan Hari ke-2 sampai
Hari ke-1 hari ke-3
1 Tanda-tanda vital:
- Suhu - Naik 380 Celcius - Rentang normal
- Nadi - 40-70 kali per menit - Bradikardi atau
- Tekanan darah - Rentang normal normal
- Pernafasan - Rentang normal - Rentang normal
- Rentang normal
2 Involusi:
- Uterus - Fundus setingging - Fundus 1-2 cm di
- Lokea umbilikus bawah umbilikus
- Rubra, jumlah sedang, bau - Rubra sampai serosa,
amis jumlah sedang, bau
amis atau tidak berbau
3 Abdomen Lembek, kendur Lembek, kendur
4 Perineum Edema, bersih Edema berkurang, bersih
5 Payudara:
- Konsistensi - Lunak, kolostrum - Mengeras, membesar,
- Puting - Utuh hangat
- Laktasi - Kolostrum - Dapat mengalami luka
yang memerah
- ASI hari ke-2 sampai
ke-4
6 Tungkai Edema pretibia/pedis, tanda Edema minimal, tanda
Homan negatif Homan negatif
7 Eliminasi:
- Berkemih - Lebih dari 3000 mililiter - Jumlah banyak
- Defekasi - Tidak ada berkurang
- Defekasi 2-3 hari
8 Ketidaknyamanan, Luka pada perineum, nyeri Ketidaknyaman pada
nyeri pada hemoroid, sakit seluruh perineum dan akibat
tubuh hemoroid berkurang
9 Tingkat energi Keletihan, mengantuk Lelah bergerak dengan
lambat pada awalnya,
energi kembali tetapi
bervariasi
10 Nafsu makan Sering haus Sangat lapar, sering kali
sangat lahap
11 Keadaan emosional Eforia, senang Bahagia, puas sampai
cemas, khawatir
(Reeder, Sharon J., 2011)
K. Pemeriksaan Penunjang
L. Komplikasi
a. Pembengkakan payudara
b. Mastitis (peradangan pada payudara)
c. Post partum blues
Wanita mengalami gangguan mood, puncaknya pada hari ke-5 dan
berakhir pada hari ke-14. Ibu merasa down, mudah menangis tanpa
alsan yang jelas, ibu merasa kelelahan, konsentrasi rendah, merasa
kehilangan, sedih, terkadang merasa bermusuhan dengan suaminya.
c. Infeksi puerperalis
Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluaran v=cairan berbau
dari jalan lahir selama atau sesudah persalinan.
1) vulva dan perineum
2) Memperlancar keluarnya lokhea (darah nifas)
Alat-alat yg digunakan
1) Softex atau pembalut wanita yg bersiAir hangat atau cairan
antiseptik (betadine yang diencerkan, sublimat, detol yang
diencerkan, sabun, dll).
2) Tissue atau handuk kecil.
3) Celana dalam bersih
M. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN POST PARTUM
N. PENGKAJIAN
b. Pemeriksaan Fisik
1) Monitor Keadaan Umum Ibu
- Jam I : tiap 15 menit, jam II tiap 30 menit
- 24 jam I : tiap 4 jam
- Setelah 24 jam : tiap 8 jam
2) Monitor Tanda-tanda Vital
3) Payudara
Produksi kolustrum 48 jam pertama.
4) Uterus
Konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran.
5) Insisi SC
Balutan dan insisi, drainase, edema, dan perubahan warna
6) Kandung Kemih dan Output Urine
Pola berkemih, jumlah distensi, dan nyeri.
7) Bowel
Pergerakan usus, hemoroid dan bising usus.
8) Lochea
Tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan.
9) Perineum
Episiotomi, laserasi dan hemoroid, memar, hematoma, edema, discharge
dan approximation. Kemerahan menandakan infeksi.
10) Ekstremitas
Tanda Homan, periksa redness, tenderness, warna.
11) Diagnostik
Jumlah darah lengkap, urinalisis.
c. Perubahan Psikologis
1) Peran Ibu meliputi:
Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor keluarga, usia
ibu, konflik peran.
2) Baby Blues:
Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi dan psikosis.
3) Perubahan Psikologis
a. Perubahan peran, sebagai orang tua.
b. Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.
c. Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap, biasanya
pada hari III dimungkinkan karena turunnya hormon estrogen dan
pergeseran yang mempengaruhi emosi ibu.
4) Faktor-faktor Risiko
a. Duerdistensi uterus
b. Persalinan yang lama
c. Episiotomi/laserasi
d. Ruptur membran prematur
e. Kala II persalinan
f. Plasenta tertahan
g. Breast feeding
O. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Q. IMPLEMENTASI
R. EVALUASI
a. Diagnosis 1
Tidak terjadi tanda-tanda kekurangan volume cairan
b. Diagnosis 2
Tidak terjadi gangguan proses eliminasi urinarius
c. Diagnosis 3
Tidak terjadi konstipasi
d. Diagnosis 4
ADL pasien terpenuhi sesuai dengan batas toleransi
e. Diagnosis 5
Nyeri pasien terkontrol atau berkurang
f. Diagnosis 6
Tidak terjadi tanda-tanda infeksi
g. Diagnosis 7
Tidak terjadi gangguan atau perubahan peran menjadi orang tua
h. Diagnosis 8
Proses menyusui efektif, kebutuhan ibu dan bayi terpenuhi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Post partum merupakan suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah
kelahiran. Lamanya “periode” ini tidak pasti, sebagian besar mengganggapnya
antara 4 sampai 6 minggu. Walaupun merupakan masa yang relatif tidak
komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyaknya
perubahan fisiologi.Pada kasus ini Implementasi sudah sesuai dengan intervensi.
B. Saran
1. Penulis
Penulis harus mampu memberikan dan berfikir kritis dalam melakukan asuhan
keperawatan secara komprehensif pada klien, terutama klien dengan post operasi
.Penulis juga harus menggunakan teknik komunikasi terapeutik yang baik lagi
pada saat pengkajian, tindakan, dan evaluasi agar terjalin kerjasama yang baik
untuk kesembuhan klien.
2. Pendidikan
Institusi pendidikan kesehatan harus melakukan pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan dimasa yang akan datang, agar bisa memberikan asuhan
keperawatan yang professional khususnya untuk klien post operasi.
3. Rumah sakit
Institusi Rumah sakit harus menekankan perawat dan tim medis lainnya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan demi membantu pengobatan klien dan
memberikan kepuasan klien dalam pelayanan Rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Widarsih, Susi. (2013). Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada Ny.W dengan Post
Partum Normal dengan Tindakan Episiotomi di Ruang Teratai RSUD
Karanganyar. Surakarta : STIKES Kusuma Husada
Lestari, Sri Puji. (2013). Asuhan Keperawatan pada Ny.E dengan Post Partum Spontan
di Ruang Anyelir RSUD Banyudono Boyolali. Surakarta : FK Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah
Wijayanti, Yuni. (2013). Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Post Partum Spontan
di Ruang An Nisa RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Surakarta : FK Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah