Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PASCA PERSALINAN


DAN MENYUSUI
(Istirahat Dan Tidur Ibu Pasca Bersalin Serta Hubungan Seksual Dan
Kotrasepsi Kb Pasca Bersalin)

DOSEN PENGAMPU : DWI WAHYUNINGSIH, S.Tr.Keb.M.Keb.

OLEH KELOMPOK II:

1. RESTIANI (AK.222021)
2. SRI YULIANTI (AK.222015)
3. MUTIARA (AK.222012)
4. RANI DWI APRILIA (AK.222020)
5. IRIN SELVIA PEBRIANSARI (AK.222026)

YAYASAN AKADEMI KEBIDANAN KONAWE


TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga kami masih diberikan kesehatan untuk mengerjakan makalah ini dengan
penuh rasa tanggung jawab, adapun judul dari makalah kami ini adalah “istirahat
dan tidur ibu pasca bersalin serta berhubungan seksual dan pemasangan KB
pasca bersalin”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah “Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan Dan
Menyusui” yang telah memberikan tugas ini kepada kami, sehingga kami dapat
berusaha mengerjakannya dengan sebaik mungkin.

Unaaha, 2 November 2023

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan Masalah.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................4
A. Asuhan ibu pasca bersalin........................................................................4
1. Istirahat dan tidur ibu pasca bersalin..................................................5
2. Berhubungan seksual dan dan KB pasca bersalin..............................7
a) Resiko berhubungan intim selama masa pasca bersalin..............9
b) Pemasangan KB Pasca Bersalin................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
A. KESIMPULAN......................................................................................14
B. SARAN..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa nifas adalah masa dimana ibu melakukan adaptasi setelah
persalinan, meliputi perubahan kondisi ibu hamil ke kondisi sebelum
hamil. Masa ini dimulai setelah plasenta lahir dan sebagai penanda
berakhirnya masa nifas adalah ketika alat-alat kandungan sudah kembali
ke keadaan sebelum hamil. Sebagai acuan, rentang masa nifas berdasarkan
penanda tersebut adalah 6 minggu atau 40 hari. Selama masa pemulihan
berlangsung, ibu akan mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik
secara fisiologis maupun psikologis, namun perubahan tadi sebenarnya
sebagian besar bersifat fisiologis (Putri, 2019). Kebutuhan ibu pada masa
nifas yaitu kebutuhan nutrisi ibu yang berguna bagi tubuh ibu untuk
persiapan produksi ASI, kebutuhan cairan sebagai pelarut zat gizi dalam
metabolisme tubuh dan menghindari adanya dehidrasi, kebutuhan
ambulasi, kebutuhan eliminasi, kebersihan diri, kebutuhan istirahat dan
tidur, kebutuhan seksual, perawatan payudara, latihan senam nifas dan
rencana KB (Sumarni & nahira, 2019).
Berdasarkan definisi yang ditetapkan Consensus Development
Conference on Female Sexual Dysfunction, disfungsi seksual dibagi
menjadi empat kategori, yaitu: nyeri, keinginan, gairah, dan gangguan
orgasme. Gangguan nyeri seksual merupakan kategori paling umum yang
mempengaruhi wanita dalam periode pasca persalinan. Nyeri perineum
dan dispareunia adalah masalah pasca persalinan yang sering terjadi dan
mengganggu fungsi seksual yang normal, yang biasanya terjadi akibat
trauma perineum, episiotomi, dan instrumentasi persalinan.3 Fungsi
seksual setelah melahirkan menjadi penelitian baru yang menarik untuk
diteliti dan masih perdebatan. Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa
masalah fungsi seksual dalam periode pasca persalinan merupakan

4
masalah yang umum terjadi namun masih sangat jarang mendapat
perhatian dari para profesional.2 Namun beberapa penelitian lain
menunjukan hal sebaliknya, dimana tidak terdapat perbedaan fungsi
seksual wanita pasca persalinan. Wanita post partum dengan perineum
utuh menunjukan hasil yang baik saat berhubungan seks, sedangkan
wanita post partum dengan trauma perineum dan penggunaan
instrumentasi kebidanan menunjukkan peningkatan frekuensi atau
keparahan dispareunia postpartum. Hal tersebut menunjukan pentingnya
meminimalkan tingkat kerusakan perineum selama persalinan.
Penggunaan kontrasepsi atau KB Pasca Persalinan dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya faktor pengetahuan, sikap, tingkat
pendidikan, persetujuan atau dukungan suami, informasi keluarga
berencana, pelayanan keluara berencana, faktor ekonomi, durasi menyusui,
usia dan paritas. Pengetahuan merupakan unsur penting dalam membentuk
tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2012). Dukungan suami sangat
memberi pengaruh terhadap penggunaan dan pemilihan KBPasca
Persalinan. Dukungan yang diberikan oleh suami terhadap pengunaan KB
dapat membuat istri merasa tenang dan aman menjadi peserta KB bila
suami memberikan dukungan penuh, termasuk menemani saat konseling,
pemasangan alat kontrasepsi, menemani kontrol dan selalu mengayomi
istri jika terjadi hal tidak diinginkan (Faridah., 2014)

5
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah penting istirahat dan tidur untuk ibu pasca bersalin?
2. Apakah resiko berhubungan seksual pada masa pasca bersalin?
3. Apakah penting pemasangan KB pasca bersalin?
4. Apa saja manfaat pemasangan KB bagi ibu pasca bersalin?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pentingnya istirat dan tidur ibu pasca bersalin.
2. Untuk mengetahui resiko berhubungan seksual pada masa pasca
bersalin.
3. Untuk mengetahui pentingnya pemasangan KB pasca bersalin.
4. Untuk mengetahui manfaat pemasangan KB bagi ibu pasca bersalin.

6
BAB II
TNJAUAN TEORI

A. Asuhan ibu pasca bersalin


Masa nifas (postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa latin
yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti
melahirkan. Yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama pada ini
berkisar sekitar 6-8 minggu (Sujiatini & Kurniati, 2010). Masa nifas
adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah
kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar
menganggapnya antara 4 sampai 6 minggu. Walaupun merupakan
masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan dengan kehamilan,
nifas ditandai dengan banyak perubahan fisiologis. Beberapa dari
perubahan tersebut mungkin hanya sedikit mengganggu ibu baru,
walaupun komplikasi serius mungkin dapat terjadi(Fitriyya &
Yuliana, 2017). Masa nifas (puerperium) merupakan masa kritis bagi
ibu dan bayi yang berlangsung selama kurang lebih 40 hari.Masa ini
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika organ-organ
reproduksi (kandungan) kembali seperti keadaan sebelum hamil,
selama enam minggu atau empat puluh hari(Sari & Widyaningrum,
2018).
Ibu yang telah melahirkan perlu mendapatkan perawatan
sebaik-baiknya pada periode post partum (masa nifas), karena telah
mengalami kejadian yang penuh ketegangan dan menguras tenaga
yang mengakibatkan kelelahan. Periode post partum dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil, yaitu sejak 2 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari ).

7
1. Istirahat dan Tidur ibu pasca bersalin
Secara umum, istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan
jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar.
Sedangkan tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh
ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang
berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak
dan badaniah berbeda. Hampir sepertiga dari waktu dimiliki
digunakan untuk tidur.Sampe saat ini tujuan tidur tidak diketahui,
tetapi diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan
mental, emosional, dan kesehatan. Selama tidur, seseorang akan
mengulang (review) kembali kejadian-kejadian sehari-hari,
memproses, danmenggunakan untuk masa depan (Hidayat & Uliyah,
2015).
Apabila ibu pasca bersalin kurang istirahat ibu akan rentan
terkena baby blues syndrome, Meski sedang sibuk mengurus bayi,
namun ibu bisa mengambil waktu untuk beristirahat ketika si Kecil
tertidur atau ketika sedang ada yang menjaga bayi. Pasalnya, kurang
istirahat bisa membuat mood atau suasana hati seorang ibu bisa
muram dan cenderung depresi.

Apabila merasa lelah mengurus bayi atau sekadar ingin bercerita,


jangan sungkan untuk berbicara kepada pasangan atau keluarga.
Kehadiran dan dukungan orang lain menjadi hal penting setelah

8
melahirkan. Dengan begitu, ibu tidak merasa sendiri atau mengalami
stres berlebihan yang dapat memicu terjadinya baby blues.

Tidur berasal dari bahasa latin somnus yang berarti alami periode
pemulihan, keadaan fisiologis dari istirahat untuk tubuh dan pikiran. Tidur
dikarakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran
yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon
terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu yang dimiliki
digunakan untuk tidur. Tidur merupakan kondisi tidak sadar saat persepsi
reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat
dibangunkan kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup.
Selain itu, dapat juga dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri
yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan,
melainkan merupakan suatu urutan siklus yang berulang.

Pasca melahirkan, tidur siang bisa memberikan dampak positif


bagi ibu pasca melahirkan untuk membantu stamina tetap terjaga,
daya tahan tubuh prima, mental yang stabil dan membaik, serta
produksi Air Susu Ibu (ASI) menjadi lancar. Selama tidur dalam
tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis, antara lain
sebagai berikut :
a. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi.
b. Dilatasi pembuluh darah perier.

9
c. Kadang-kadang terjadi meningkatan aktivitas tractus
gastrointestinal
d. Relaksasi otot-otot rangka.
e. Basal metabolic rate (BMR) menurun 10-30% 3 Tidur adalah
bagian dari penyembuhan dan perbaikan, mencapai kualitas tidur
yang baik penting untuk kesehatan, sama halnya dengan sembuh
dari penyakit.
Menurut penelitian Khayamim, Bahadoran, & Mehrabi
(2016) menyatakan kelelahan dan perubahan dalam pola tidur
merupakan salah satu hal yang mengesankan dalam tahun pertama
setelah wanita melahirkan, yang dapat menimbulkan efek negatif
pada pekerjaan, kehidupan keluarga, dan hubungan sosial. Berbagai
macam penyebab kesulitan tidur setelah melahirkan diantaranya
adalah:
1) nyeri perineum
2) rasa tidak nyaman di kandung kemih
3) gangguan bayi
Namun, pola tidur akan kembali normal dalam 2-3 minggu setelah
persalinan. Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya
dengan kebutuhan makan, aktivitas, maupun kebutuhan dasar
lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk
memulihkan kembali kesehatannya begitu juga wanita setelah
melahirkan.Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat
berfungsi secara optimaldan dapat melakukan kegiatan sehari-
hari.Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada
setiap individu.
2. Hubungan Sexs Dan Kb Pasca Bersalin
Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa masalah fungsi
seksual dalam periode pasca persalinan merupakan masalah yang
umum terjadi namun masih sangat jarang mendapat perhatian dari
para profesional. Namun beberapa penelitian lain menunjukan hal

10
sebaliknya, dimana tidak terdapat perbedaan fungsi seksual wanita
pasca persalinan. Wanita post partum dengan perineum utuh
menunjukan hasil yang baik saat berhubungan seks, sedangkan
wanita post partum dengan trauma perineum dan penggunaan
instrumentasi kebidanan menunjukkan peningkatan frekuensi atau
keparahan dispareunia postpartum. Hal tersebut menunjukan
pentingnya meminimalkan tingkat kerusakan perineum selama
persalinan.
Selama masa kehamilan dan masa setelah persalinan dapat
menjadi gangguan kehidupan seksual seseorang Wanita hal ini
dikarenakan terjadinya perubahan yang signifikan dalam hal
fisik,hormonal, psikologis, sosial dan kultular. Jika terjadi maslah
seksual pada masa ini berdampak pada kehidupan Wanita, juga
dikhawatirkan menimbulkan masalah Kesehatan seksual pada
pasanganya.

Fungsi seksual pasca persalinan ini dipengaruhi oleh banyak factor


seperti:
1) Intensitas respons seksual berkurang karena perubahan faal
tubuh. Tubuh menjadi tidak atau belum sensitif seperti semula
2) Rasa Lelah akibat mengurus bayi mengalahkan minat untuk
bermesraan

11
3) Bounding dengan bayi menguras semua cinta kasih, sehingga
waktu tidak tersisa untuk pasangan
4) Kehadiran bayi dikamar yang sama membuat ibu secara
psikologis tidak nyaman berhubungan intim
5) Pada minggu pertama setelah persalinan, hormon esterogen
menurun yang mempengaruhi sel-sel penyekresi cairan pelumas
vagina alamia yang berkurang. Hal ini menimbulkan rasa sakit
bila berhubungan seksual.
6) Ibu mengalami down ASI, sehingga respons terhadap orgasme
yang dirasakan sebagai rangsangan seksual pada saat menyusui
7) Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan keluarga berkualitas
Pada masa pasca bersalin atau nifas sebaiknya melakukan hubungan
seksual setelah 6 minggu atau 40 hari merupakan waktu yang tepat
aktif Kembali berhubungan intim. Dokter juga menyarankan
berhubungan intim setidaknya dilakukan 1-1,5 bulan setelah
melahirkan untuk memastikan tubuh benar-benar pulih, serta
pendarahan benar-benar sudah berhenti serta luka jahitan juga sudah
pulih jika Wanita yang di efisiotomi. Menyusui juga dapat
mempengaruhi kualitas kepuasan hubungan seksual dikarenakan
adanya penurunan produksi esterogen, androgen dan estradiol yang
menyebabkan kurangnya lubrikasi vagina sehingga mengakibatkan
dispareunia. Selain itu factor sosial pada masa menyusui seperti
persepsi ibu menyusui dalam memahami dua funsi payudara yaitu
untuk menyusui dan seksualitas yang berakibat pada penurunan
hasrat seksual.
Pada bulan ke 3 pertama pasca persalinan hamper 50% dari
Wanita mengalami mordibilitas seksual seperti dyspareunia (karena
danya peregangan perineum saat persalinan, laserasi, persalinan per
vaginam dengan alat episiotomi), kekeringan vaginam anorgasmia,
keketatan vagina, kelonggaran vagina, pendarahan atau iritasi

12
pascakoitus, bahkan penurunan libido yang sering dialami sejak
trimester akhir kehamilan mengalami peningkatan signifikan hingga
pada 3 bulan pertama masa pasca persalinan.
a. Resiko berhubungan intim selama masa pasca bersalin
Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual
setelah 6 minggu persalinan. Batasan 6 minggu ini didasarkan atas
pemikiran pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk
luka episiotomy dan luka bekas section caesarea (SC) biasanya telah
sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan dipastikan tidak ada luka
atau laserasi/robek pada jairngan, hubungan seks. Meskipun
hubungan seksual telah bisa dilakukan setelah minggu ke-6
adakalanya ibu mengeluh hubungan masih terasa sakit atau nyeri
meskipun telah beberapa bulan proses persalinan maka sebaiknya
ditunda. Karena hal terebut termasuk kedalam gangguan yang
disebut dengan dispareunia atau rasa nyeri waktu senggama dan
berhubungan seks selama masa pasca bersalin dapat mengakibatkan
kematian. Dalam kasus kematian yang disebabkan karena masuknya
gelembung udara disebut dengan emboli atau sumbatan pada aliran
pembuluh darah, sehingga menyebabkan organ tubuh tersebut
kekurangan oksigen, Dalam kondisi darah nifas masih keluar, nekat
berhubungan intim juga bisa menimbulkan resiko infeksi ke Rahim,
pada prinsipnya saat vagina dimasukan benda asing ketika sedang
hais atau dalam masa nifas yang notabene kotor hal tersebut bisa
memicu infeksi.
Pada masa pasca bersalin vagina akan mengalami pendarahan
yang normal karena pemulihan uterus. Aka tetapi, hubungan seksual
yang dilakukan pada masa nifas akan membuat pendarahan menjadi
lebih berat. Selain itu, vagina juga akan mongering pada fase ini,
kondisi ini membuat otot vagina menjadi lebih tipis dan jika
dilakukan hubungan seksual pada masa nifas maka akan berujung
pada sobek atau terjadi cedera di vagina. Lamanya proses pemulihan

13
tergantung pada kondisi fisik dan perawatan luka yang dilakukan
setelahnya.
b. Pemasangan KB Pasca Bersalin
KB pasca persalinan adalah penggunaan alat kontrasepsi segera
dipasang dalam 10 menit setelah plasenta lahir atau sampai 6
minggu (42hari) sesudah melahirkan yang terdiri dari KB IUD dan
Implant sebagai upaya strategis dalam menurunkan Total Fertility
Rate (TFR) dan mencegah kehilangan kesempatan ber-KB (Missed
Opportunity) (BKKBN, 2016). . Oleh karena itu sangat penting
untuk menggunakan kontrasepsi seawal mungkin setelah persalinan.
1. Pentingnya KB pasca bersalin
Pelayanan KB selama tahun pertama pasca persalinan berdampak
pada komponen pelayanan kesehatan ibu dan anak serta
kesehatan reproduksi. Alasan pentingnya pengguanaan KB pasca
persalinan, yaitu :
a) Periode paling reseptif dalam menerima kontrasepsi
perempuan lebih reseptif menerima metode kontrasepsi
hanya setelah melahirkan terutama pada 48 jam pertama
dengan penyedia layanan kesehatan yang ada memberikan
kesempatan untuk konseling dan menyediakan metode
kontrasepsi yang aman dan sesuai pilihan mereka sebelum
meninggalkan rumah.
b) Resiko kehamilan setelah melahirkan untuk perempuan yang
tidak menyusui, kehamilan dapat segera terjadi setelah 4
minggu kelahiran. Tetapi untuk perempuan yang tidak
menggunakan metode 10 LAM, kemungkinan akan menjadi
subur sebelum menstruasi. Untuk perempuan yang
menggunakan metode LAM kemungkinan bisa hamil setelah
6 bulan melahirkan.
c) Unmet need pada sebuah penelitian oleh Ross dan
Frankenberg (1993) mengungkapkan bahwa perempuan

14
dalam periode postpartum memiliki resiko unmet need untuk
kontrasepsi, dan banyak dari unmet need dari semua wanita
selama usia reproduksi pada umumnya selama periode
postpartum.
d) Memastikan waktu yang sehat dan jarak kehamilan interval
kehamilan kurang dari 24 bulan berhubungan dengan resiko
tinggi berdampak buruk pada ibu, janin, dan bayinya.
Penyediaan konseling KB dan pelayanan setelah melahirkan
dapat memastikan waktu yang sehat dan jarak kehamilan.
e) Memastikan waktu kehamilan yang aman setelah aborsi jarak
kurang dari 6 bulan antara aborsi dan kehamilan berikutnya
berhubungan dengan tingginya resiko dampak buruk pada
kesehatan ibu, janin, dan bayi. Penyediaan konseling KB dan
pelayanan setelah aborsi dapat memastikan jarak kurang dari
6 bulan untuk kehamilan berikutnya.
2. Manfaat KB pasca bersalin
Pelayanan KB selama tahun pertama pasca persalinan
berdampak pada komponen pelayanan kesehatan ibu dan anak
serta kesehatan reproduksi. Alasan pentingnya pengguanaan KB
pasca persalinan, yaitu :
a) Mengurangi angka kematian dan kesakitan pada ibu
b) Mengurangi angka kematian dan kesakitan pada bayi.
c) Mencegah resiko atau kehamilan yang tidak diinginkan.
d) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan pada perempuan
mudan dan tua, ketika besarnya resiko kematian ibu dan bayi
e) Mengurangi kejadian aborsi, khususnya aborsi tidak aman.
f) Memungkinkan perempuan ntuk mengatur jarak kehamilan.
g) Mengurangi kasus penularan HIV/AIDS dari ibu ke janin.
3. Factor pemebrian pelayanan
a) Konseling

15
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam
pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Dengan melakukan
konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan
memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai
dengan pilihan ibu dan pasangannya (Saifuddin, 2014).
Peserta KB menginginkan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan mereka, keinginan dan gaya hidup. Karena peserta
KB berada dalam kurun reproduksi maka pengetahuan yang
sangat diharapkan oleh para peserta KB yang diberikan oleh
para pelayanan KB berupa sikap tentang KB, kemampuan
untuk membuat keputusan, dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pemilihan kontrasepsi. Peserta KB juga
membutuhkan informasi yang disesuiakan dengan kebutuhan
masing-masing peserta KB biasanya berupa prosedur
penggunaan metode kontasepsi, risiko yang bias
ditimbulakan dan efek samping yang bias dirasakan pada saat
penggunaan salah satu metode kontrasepsi.
b) Ketersediaan Alat Kontrasepsi
Agar dapat melakukan pelayanan KB sesuai dengan metode
kontrasepsi yang diberikan maka kelengkapan alat atau
ketersedian alat merupakan hal utama yang harus di miliki
oleh tempat pelayanan KB (BKKBN, 2010).
c) Kunjungan Nifas
Kunjungan nifas terdiri dari KF 1 dan KF 2. Kunjungan nifas
merupakan salah satu kunjungan yang bertujuan untuk
memeriksa kondisi ibu pasca persalinan sekaligus
memberikan konseling pemakaian alat kontrasepsi.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Untuk ibu pasca bersalin atau nifas ibu harus memperhatikan
kebutuhan istirahat dan tidurnya karena pada masa nifas ibu harus
cukup istirahat dan tidur untuk mengurangi kerja berat karena
tenaga yang tersedia sangat bermanfaat untuk Kesehatan ibu dan
bayi agar ibu terhindar dari baby blous, dampak akan dilarangnya
seseorang ibu untuk tidur siang tidak ada,
 Pada masa pasca bersalin atau nifas sebaiknya melakukan
hubungan seksual setelah 6 minggu atau 40 hari merupakan waktu
yang tepat aktif Kembali berhubungan intim. Dokter juga
menyarankan berhubungan intim setidaknya dilakukan 1-1,5 bulan
setelah melahirkan untuk memastikan tubuh benar-benar pulih,
serta pendarahan benar-benar sudah berhenti serta luka jahitan juga
sudah pulih jika Wanita yang di efisiotomi.
 penggunaan alat kontrasepsi segera dipasang dalam 10 menit
setelah plasenta lahir atau sampai 6 minggu (42hari) sesudah
melahirkan. Penerapan KB Pasca Persalinan sangat penting karena
kembalinya kesuburan pada ibu setelah melahirkan tidak dapat
diketahui secara pasti dan dapat terjadi sebelum datangnya siklus

17
haid bahkan pada wanita menyusui. Kontrasepsi sebaiknya sudah
digunakan sebelum kembali beraktivitas seksual
B. SARAN
Kita sebagai calon bidan nantinya harus memberikan pelayanan
kepada ibu pasca bersalin salah satunya yaitu dengan memberitahu ibu
hal-hal yang tidak diperbolehkan dilakukan pada saat masa pasca
bersalin atau nifas, guna untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R. dan Wulandari, D. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas.


Yogyakarta:Mitra Candikia
Sylvia. (2018). Kehidupan Seks Setelah Melahirkan. Jakarta: Arcan.
Dewi, V., dan Sunarsih, T., 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta : Salemba
Medika
Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta Selatan; Salemba
Medika
Fauzie, Rahman dkk. 2017. Program Keluarga Berencana & Metode Kontrasepsi:
Banjarbaru

18

Anda mungkin juga menyukai