Disusun Oleh :
Kelompok 6
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi
Praktik Kebidanan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak memperoleh
bantuan dari beberapa pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari sempurna
apalagi di era pandemi seperti sekarang sehingga sangat minim sekali informasi
yang bisa di gali, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk penyempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Aamiin .
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A.Latar Belakang...........................................................................................................4
B.Tujuan........................................................................................................................4
C.Tujuan Khusus............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A.Pengertian...................................................................................................................6
B. Invoulsi dan SubInvoulsi..........................................................................................7
C. Tahapan Lokea Masa Nifas.....................................................................................13
D. Perubahan Fisisologi Masa Nifas............................................................................15
E. Adaptasi Fisiologi Masa Nifas.................................................................................19
F. Postpartum Blues.....................................................................................................22
G. Depresi pos partum.................................................................................................23
KESIMPULAN.......................................................................................................24
SARAN....................................................................................................................24
BAB III SKENARIO
Skenario Konseling Ibu Masa Nifas dengan Konseling Manfaat ASI..........25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian
fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal
dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993). Pada akhir
masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap
telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimisis Bagi
banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi
menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal.Namun
beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah
kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah
masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener et al. 1993;
bick dan MacArthur,1995a), dapat berlangsung dalam waktu lama
(macArthuretal.1991). Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan
fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat
penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan
memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang
diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi
morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor
yang berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan
faktor social.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui fisiologis pada masa nifas
Untuk mengetahui tahapan-tahapan masa nifas perubahan
serta adaptasi ibu masa nifas
4
C. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas ASKEB III ( Nifas )
Agar mahasiswa lebih terampil memberikan asuhan
kebidanan tentang fisiologis masa nifas
Menjadikan mahasiswa sebagai calon petugas kesehatan
yang terampil dan kompeten dalam bekerja
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Masa nifas (postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa
Latin,yaitu dari kata “puer”yang artinya bayi dan” parious” yang berakti
melahirkan .
Periode masa nifas (puerperium) adalah perode waktu selama 6-8 minggu
setelah persalinan.proses ini di mulai setelah selesainnya persalinan dan
berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali keadaan sebelum hamil/ tidak
hamil sebagai akibat dari adannya perubahan fisiologis dan fsikologi karna
proses persalinan
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.pada masa ini
sering terdapat banyak masalah seperti pendarahan
6
Pembagian masa nifas di bagi dalam tiga periode
1. Peurperium Dini
2. Peurperium intermedial
3. Remote peurperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi
1. Uterus
2. Tempat plasenta
3. Ligmen
4.Serviks
5. Lochia
6. Vulva
7. Vagina
8. Perineum
7
a. Subinvolusi uterus adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal
involusi/ proses involusi rahim tidak berjalan sebagai semestinya sehingga proses
pengecilan uterus terhambat.
Tanda dan gejala
6. Pucat, pusing dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
Penyebab
Terapi
8
1. Pemberian antibiotika
2. Pemberian uterotonika
3. Pemberian tablet Fe
9
3. Efek oksitosin membuat itensitas kontraksi uterus meningkat secara
bermakna segera setelah lahir, diduga terjadi sebagai respon penurunan
volume intra uerin yang sangat besar. Hormon oksitosin yang dilepas dari
kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
menggopresi embuluh darah dan membantu proses homostaksis. Kontraksi
dan retraksi otot uteri akan mengurangi suplai darah ke uterus.
2. Perdarahan
Penyebab
Tanda dan gejala
10
2. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia masih
kendor
Penyebab
2. Faktor umur
2. Perdarahan
Penyebab
1. Multi paritas
11
Tanda dan gejala
3. Perdarahan
4. Demam, menggigil
Penyebab
4. Tidak mobilisasi
6. Infeksi
2. Terlihat oedem
3. Konsistensi lembek
Penyebab
2. Infeksi
12
4. Ekstrasi kuman
Tanda dan gejala
2. Konsistensi lembek
3. Oedem
Penyebab
3. infeksi
Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung
darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.Lokia mempunyai
bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-
beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.
Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba.
13
Perbedaan masing-masing lokia dapat dilihat sebagai berikut:
14
D. Perubahan Fisisologi Masa Nifas
1. Serviks
3. Perenium
4. Payudara
15
5. Laktasi
6. Sistem Pencernaan
7. Sistem Perkemihan
8. Sistem Musculoskeletal
16
pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi
retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara
sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
9. Sistem Endokrin
10. Sistem kordiovaskuler
11. Sistem Hematologi
17
putih mencapai 15.000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa
hari pertama dan masa PP.Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik
lagi sampai 25.000/30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita
tersebut mengalami persalinan lama.Jumlah hemoglobine,hemorokit,dan
eritrosyt akan sangat bervariasi pada awal-awal masa PP sebagai akibat
volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah
ubah.Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi
wanita tersebut. Kira-kira selama kelahiran dan masa PP terjadi kehilangan
darah sekitar 200-250 ml. penurunan volume dan peningkatan sel darah
pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan
hemoglobine pada hari ke 3-7 PP dan akan kembali normal dalam 4-5
minggu PP
a. Suhu Badan satu hari (24 jam) PP suhu badan akan naik sedikit
(37,5oC – 38oC) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan,
kehilangan cairan yang berlebihan dan kelelahan. Apabila keadaan
normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu
badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada
menjadi bengkok, berwarna merah karena kebanyakan ASI. Bila
suhu tidak menurun kemungkinan adanya infeksi pada
endometrium, mastitis, tractus genitalis atau sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis
melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat.
c. Tekanan,Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah
setelah ibu melahirkan karena perdarahan. Tekanan darah tinggi
pada PP dapat menandakan terjadinya preeklamsia post partum.
18
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
nafas.
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif
dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekawatiran akan tubuhnya
19
menceritakan pengalamanya. Berikan juga dukungan mental dan aspirasi atas
hasil perjuangan ibu sehingga dapat berhasil melahirkan anaknya. Bidan
harus dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu sehingga dapat leluasa
dan terbuka mengemukan permasalahan dapat dihadapi bidan. Dalam hal ini,
sering terjadi kesalahan dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan oleh pasien
terhadap dirinnya dan bayinya karna kurangnya jalinan komunikasi yang baik
antara pasien dan bidan
b. Ini menjadi perhatian pada kemampuan menjadi orang tua yang sukses dan
meningkatkan tanggung jawabterhadap bayi
e. Pada masa ini, ibu biasanya sangat sensitive dan merasa tidak mahir dalam
melakukan hal-hal tersebut
f. Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan yang
terjadi.
g. Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberiken
bimbingan cara perawatan bayi, namun harus selalu di perhatikan teknik
bimbinganya jangan sampai menyingung perasaan atau membuat perasaan ibu
tidak nyaman karena ia sangat sensitive. Hidari kata “jangan begitu” atau “kalau
kayak gitu salah” pada ibu karna hal itu akan sangat menyakiti perasaanya dan
akibatnya ibu akan putus asa untuk mengikuti bimbingan yang bidan berikan.
3. Periode “Letting Go
20
a. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah periode ini pun
sangat berpengaruh terhadap dan perhatian yang diberikan oleh keluarga
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu. Walapun kali ini
adalah bukan pengalaman yang pertama melahirkan bayinya, namun kebutuhan
untuk mendpatkan dukungan yang positif dari lingkunganya tidak berbeda dengan
ibu yang baru melahirkan anak pertama. Hanya yang membedakan teknik
penyampaian dukungan yang diberikan lebih kepada support dan aspirasi dan
keberhasialn dalam melewati saat-saat sulit pada persalinan yang lalu.
21
4. Pengaruh budaya adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan
keluarga akan sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu akan
melewati saat transisi ini. Apalagi ada yang tidak singkron antara arahan dari
tenaga kesehatan dengan budaya yang dianut. Dalam hal ini bidan harus bijaksana
menyikapi, namun tidak mengurangi kuliatas asuhan yang diberikan. Keterlibtan
kelurga dari awal dalam menentukan bentuk asuhan dan perawatan yang harus
diberikan kepada ibu dan bayi yang akan memudahkan bidan dalam
memberi asuhan.
F. Postpartum Blues
Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan seksual umum
melahirkan bayia biasanya terjadi pada 70% wanita . penyebabnya adalah
beberapa hal,antara lain lingkungan tempat melahirkan yang kurang mendukung,
perubahan hormone yang cepat,dan keraguan terhadap peran yang baru. Pada
dasarnya, tidak satu pun dari ketiga hal tersebut termasuk penyebab konsisten .
factor penyebab biasanya merupakan kombinasi dari berbagai factor, termasuk
adanya ganguan tidur yang tidak dapat dihindari oleh ibu selama masa-masa awal
menjadi seorang ibu.
Post partum blus biasannya dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran dan
berakhir setelah 10-14 hari.
a. Menangis
c. Gelisah
e. Menarik diri
22
Karena pengalaman melahirkan digambarkan sebagai puncak ibu baru mungkin
merasa perawatan dirinya tidak kuat atau ia tidak mendapatkan perawatan yang
tepat, jika pengalaman melahirkan tidak sesuai dengan apa yang ia alami. Ia
mungkin juga merasa diabaikan jika perhatian keluaranya tiba-tiba berfokus pada
bayi dilahirkannya
Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah berikan
perhatian dan dukungan yang baik baginya, serta yakinkan padanya bahwa ia
adalah orang yang berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang terpenting berikan
kesempatan untuk beristirahat yang cukup. Selain itu, dukungan positif atas
keberhasilan menjadi orang tua dari bayi yang baru lahir dapat membantu
memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
8. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar-
debar
23
Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat- obatan dan konsultasi dengan
psikater. Jika depresi berkepanjangan ibu perlu mendapatkan perawatan dirumah
sakit. Seorang ibu nulipara mudah mengalami depresi masa nifas. Hal ini
disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran
anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung,
mudah marah-marah. Hal ini menandakan ibu menderita depresi masa nifas.
Dibutuhkan juga dukungan keluarga dengan cara selalu mengunjungi dan
menawarkan bantuan dan dorongan kepada ibu.
KESIMPULAN
Masa nifas ( masa post partum / puerperium ) adalah massa atau
waktu sejak bayi lahir dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam
minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ – organ yang
berkaitan dengan kandungan , yang mengalami perubahan . pada masa ini
sangatlah rentan dengan kondisi pendarahan maka masa nifas merupakan
masa yang sangat penting dan masa dimana ibu memerlukan pemantauan
yang baik.
SARAN
Saran saya kita sebagai bidan harus lebih ekstra dalam memantau
masa nifas sebab kita tahu pada masa ini dapat mengakibatkan kematian
pada ibu.
24
BAB III
SKENARIO
Bidan : Silahkan duduk ibu, perkenalkan saya bidan fitri bidan yang
bertugas pada hari ini, ada yang bisa saya bantu ibu?
Bu rahma : Begini bu bidan 6 hari yang lalu saya baru saja melahirkan anak
pertama saya dan sekarang payudara saya terasa sakit dan bengkak. Saya jadi
jarang menyusui anak saya dan anak saya sering rewel bu bidan
25
Bu rahma : Iya bu boleh
Setelah menerima ijin dari bu rahma bidan fitri pun melakukan pemeriksaan
Bidan fitri : Jadi payudara ibu itu bengkak dan itu merupakan hal yang normal
bagi ibu nifas pasca melahirkan ibu, jadi ibu bisa kompres payudara ibu dengan
air hangat selama beberapa menit, kemudian lakukan pemijatan saat hendak
menyusui. Dan ibu jangan terlalu sering minum minuman yang ber kafein seperti
kopi melainkan makan makanan yang bergizi dan kalau bisa minum vitamin ya
bu. Dan yang terpenting ibu jangan sampai tidak memberikan ASI kepada bayi
ibu. Jadi ibu harus tetap menyusui, payudara yang bengkak bisa terjadi karena
ASI tidak dikeluarkan. Untuk mengosongkan payudara susui bayi ibu atau ibu
bisa melakukan pompa payudara.
Bidan fitri : Iya ibu, kalau ibu sudah mengerti bisa ibu ulangi apa yang saya
jelaskan tadi?
Bu rahma : Jadi untuk mengurangi bengkak pada payudara saya bisa kompres
dengan air hangat dan saya harus menghindari minuman yang ber kafein dan
menggantinya dengan makan makanan yang bergizi. Dan yang terpenting saya
jangan sampai tidak memberikan ASI kepada bayi saya. Begitu bu bidan?
Bidan fitri : Banyak ibu manfaat ASI, ASI sangat penting bagi kekebalan bayi ibu
jadi bayi ibu akan jarang sakit. Selain itu ASI sangat penting untuk perkembangan
otak bayi ibu dan pertumbuhannya.
Ibu mertua : ooh gitu to bu bidan, ternyata penting sekali ya bu ASI bagi cucu
saya.
26
Bidan fitri : Iya bu itu sangat benar sekali. Jadi lebih bagus ibu memberikan ASI
kepada bayi ibu dibandingkan susu formula bu
Bu rahma : Iya bu
27
DAFTAR PUSTAKA
Flint carolone, 1994. Sensitif Midwifery.Oxford: Butterworth Heinemann
ketiga )
28