Anda di halaman 1dari 66

Makalah Evidence Based dalam Praktek Kebidanan

PERSALINAN

DOSEN PENGAMPU : Dr.Samsider Sitorus, SST, M. Kes

ANJELINA RAJAGUKGUK ( P07524419004 )

KELAS II A KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasihnyalah
saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Persalinan Normal” . Semoga makalah ini
mampu menambah wawasan bagi para pembaca maupun pendengar mengenai topik tersebut.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan


arahan kepada saya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Saya  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.

Medan, Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 
B. Tujuan........................................................................................................................ 
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian.................................................................................................................. 
B. Sebab-Sebab yang Menimbulkan Persalinan.............................................................
C. Perubahan Fisik Reproduksi...................................................................................... 
D. Mekanisme Persalinan................................................................................................
1. Kala I ( Kala Pembukaan )................................................................................... 
2. Kala II ( Kala Penegluaran Janin)........................................................................ 
3. Kala III ( Kala Pengeluaran Uri )......................................................................... 
4. Kala IV ............................................................................................................... 
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................ 
Daftar Pustaka........................................................................................................................
LAMPIRAN………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janinyang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan adalah saat yang sangat dinanti-
nantikan ibu hamil untuk dapat marasakan kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya. Tetapi,
persalinan juga disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan yang didambakan diliputi oleh
rasa takut dan cemas.
Pada manusia, beberapa jam terakhir kehamilan ditandai oleh kontraksi uterus yang
menyebabkan dilatasi serviks dan turunnya janin melalui jalan lahir. Jauh sebelum kontraksi-
kontraksi kuat dan nyeri ini timbul, terjadi persiapan ekstensi di uterus dan serviks dan proses
proses ini berlangsung sepanjang gestasi. Selama 36-38 minggu pertama gestasi normal,
miometrium berada dalam fase persiapan, tetapi belum responsif. Seiring dengan itu, serviks
mulai tahap awal proses remodelling yang disebut pelunakan (softening), tetapi tetap
mempertahankan integritasnya. Setelah fase tenang (quiescence) yang cukup lama ini terjadi fase
transisi saat mana uterus mulai responsif dan serviks mengalami pematangan, pendataran, dan
kehilangan integritas sterkturalnya.
Proses-proses fisiologis yang mengatur persalinan dan awitan persalinan masih belum
diketahui secara pasti. Namun, telah jelas bahwa awitan persalinan mencerminkan puncak dari
serangkaian perubahan biokimiawi di uterus dan serviks. Hal ini terjadi akibat sinyal-sinyal
endokrin dan parakrin yang berasal dari ibu maupun janin. Kontribusi relatif keduanya berbeda-
beda antara spesies, dan perbedaan inilah yang menyulitkan pencarian faktor-faktor pasti yang
mengatur persalinan pada manusia. Jika persalinan menjadi abnormal, dapat terjadi persalinan
kurang bulan, distosia atau kehamilan pascamatur. Dari hal-hal ini persalinan kurang bulan
masih merupakan penyumbang utama bagi mortalitas dan morbiditas neonatus di negara-negara
maju.

B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses persalinan.
2. Untuk memberikan bantuan pada persalinan dengan tepat, sesuai dengan prosedur
tindakan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membrane dari dalam rahim
melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada system reproduksi wanita dalam hitungan
hari dan minggu sebelum persalinan dimulai. Persalinan sendiri dapat dibahas dalam bentuk
mekanisme yang terjadi selama proses dan tahapan yang dilalui wanita (Bobak, 2004).
Pesalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup
di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Persalinan (partus = labor)
adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa. Delivery adalah
momentum kelahiran janin sejak kala II (akhir kala I).
Persalinan merupakan proses normal, berupa kontraksi uterus involunter yang efektif dan
terkoordinasi, yang menyebabkan penipisan dan dilatasi serviks secara progresif serta penurunan
dan pelahiran bayi dan plasenta. Mendekati akhir proses persalinan dapat dipercepat dengan
upaya mengejan yang volunter untuk membantu pelahiran hasil konsepsi.
Persalinan palsu ditandai oleh kontraksi singkat yang tidak teratur (interval dan durasi) tanpa
dominasi fundus, perubahan serviks, maupun penurunan verteks atau bokong bayi. Dilatasi
serviks adalah pelebaran diameter ostium serviks dalam sentimeter (10 cm). Effacement adalah
penipisan serviks yang terjadi sebelum dan terutama pada persalinan kala 1. Penipisan serviksa
dinyatakan dalam persentase panjang serviks (normalnya kira-kira 2,5 cm). Serviks yang tidak
menipis berarti 0%, jika panjangnya sekitar 0,25 cm berarti penipisan 100%. Penipisan dan
dilatasi disebabkan oleh retraksi atau penarikan serviks ke arah korpus uteri bukan akibat
tekanan bagian terbawah janin.
Permulaan persalinan pada manusia belum sepenuhnya dipahami. Persalinan dapat dipicu
oleh satu atau lebih perubahan hormonal ataupun perubahan fisik yang bermakna, misalnya
trauma abdomen. Onset persalinan dapat terjadi setiap saat setelah kehamilan benar-benar
terbukti, tetapi kemungkinannya meningkat saat mendekati cukup bulan. Persalinan dapat dipicu
atau dirangsang (diperkuat) dengan zat-zat oksitosik (misalnya oksitosin atau prostaglandin E2).
Pada kira-kira 10% kahamilan, selaput ketuban pecah sebelum memulai persalinan.
Pecahnya selaput ketuban akan mengurangfi kapasitas uterus, menebalkan dinding rahim dan
meningkatkan iritabilits rahim, biasanya diikuti oleh persalinan. 90% kehamilan cukup bulan,
akan mulai persalinan dalam waktu 24 jam setelah pecahnya ketuban. Jika persalinan tidak mulai
dalam 24 jam, kasus ini harus dianggap dengan komplikasi pecah selaput ketuban dalam waktu
lama.
Segera sebelum atau pada awal persalinan, mungkin keluar sedikit lendir berwarna
kemerahan (lendir yang bersemu darah/ bloody show atau sumbatan lendir). Lendir ini
merupakan kumpulan dari lendir serviks yang kental dan sering bercampur darah merupakan
bukti penipisan dan dilatasi serviks, seringkali juga menunjukkan turunnya bagian terbawah
janin.
Mulainya persalinan sejati ditandai oleh kontraksi uterus yang semakin sering, kuat, lama
dan akhirnya teratur. Sakit punggung bagian bawah dapat mendahului atau menyertai kontraksi
uterus. Setiap kontraksi dimulai dengan penambahan intensitas bertahap dan menghilang
bertahap juga setelah mencapai puncak. Normalnya, kontraksi akan berada dalam puncaknya
sebelum timbul rasa tidak nyaman. Dilatasi jalan lahir bagian bawah hampir selalu menyebabkan
nyeri pada perineum atau pelvis dalam. Namun, kadang-kadang nulipara dan beberapa multipara
mengalami persalinan singkat, tanpa rasa sakit.

B. Sebab – Sebab Yang Menimbulkan Persalinan


Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah
merupakan teori – teori yang kompleks antara lain dikemukakan factor – factor humoral, struktur
rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi menurut (Mochtar, 1998) :
1. Teori penurunan hormone : 1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
hormone estrogen dan progesteron. Progesterone bekerja sebagai penenang otot – otot polos
rahim akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesterone turun.
2. Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot –
otot rahim, sehingga menggangu sirkulasi utero – plasenter.
4. Teori iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus
Frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi uterus.
5. Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
A. Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis. dengan tujuan
merangsang pleksus Frankenhauser.
B. Amniotomi : pemecahan ketuban.
C. Oksitoksin drips : pemberian oksitoksin menurut tetesan per infuse.
C. Perubahan Faktor Reproduksi
Pada kehamilan pertama, rahim akan turun dan terdorong ke depan, yakni sekitar dua
minggu sebelum aterm, saat bagian presentasi janin (biasanya kepala) turun ke dalam panggul
sejati (Bobak, 2004).
Menurut (Mochtar, 1998) Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu
sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala
pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini memberikan tanda – tanda sebagai berikut :
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering – sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi – kontraksi lemah dari
uterus, kadang – kadang disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show).

Tanda – tanda In – Partu menurut (Mochtar, 1998) ada 4 yaitu:


1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan – robekan kecil
pada serviks.
3. Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
Seperti telah dikemukakan terdahulu, factor – factor yang berperan dalam persalinan
adalah :
a. Kekuatan mendorong janin keluar (power):
1. His (kontraksi uterus).
2. Kontraksi otot – otot dinding perut.
3. Kontraksi diafragma.
4. Dan ligmentous action terutama lig. Rotundum.
b. Faktor janin.
c. Faktor jalan lahir

D. Mekanisme Persalinan
Bentuk dan diameter panggul wanita berbeda pada ketinggian yang berbeda dan bagian
presentasi janin menempati jalan lahir dalam proporsi yang besar. Supaya dapat dilahirkan, janin
harus beradaptasi dengan jalan lahir selama proses penurunan. Putaran dan penyesuaian lain
yang terjadi pada proses kelahiran manusia disebut mekanisme persalinan. Tujuh gerakan
cardinal presentasi puncak kepala pada mekanisme persalinan ialah engagement, penurunan,
fleksi, putaran paksi dalam, ekstensi, putaran paksi luar (restitusi), dan akhirnya kelahiran
melalui ekspulsi. Meskipun fase-fase ini dibahas secara terpisah, tetapi kombinasi gerakan-
gerakan ini terjadi bersamaan. Contohnya engagement meliputi penurunan dan fleksi (Bobak,
2004).

KALA PERSALINAN
Proses persalinan menurut (Mochtar, 1998) terdiri dari 4 kala, yaitu :
Kala I    : Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
Kala II    : Kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan
mengedan mendorong janin keluar hingga lahir.
Kala III  : Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran urin.
Kala IV  : Mulai lahirnya uri selama 1 – 2 jam.

1. Kala I ( Kala Pembukaan)


In Partu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena
serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan
terbuka.
Kala pembukaan menurut (Mochtar, 1998) dibagi atas 2 fase, yaitu :
A. Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat : sampai pembukaan 4 cm
berlangsung dalam 7 – 8 jam.
B. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase :
1. Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2. Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pebukaan berlangsung cepat menjadi 9
cm.
3. Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau
lengkap.
C. Dalam buku – buku, proses membukanya serviks disebut dengan berbagai istilah :
melembek (softening), menipis (thinnes out), oblitrasi (obliterated), mendatar dan tertaik
ke atas (effaced and taken up) dan membuka (dilatation).
D. Fase – fase yang dikemukakan diatas di jumpai pada primagravida. Bedanya dengan
multigravida ialah :
Primi Multi
Serviks mendatar (effacement) dulu, Mendatar dan membuka bisa
baru dilatasi bersamaan
Berlangsung 13 – 14 jam Berlangsung 6 – 7 jam

2. Kala II ( Kala Pengeluaran Janin )


Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat cepat, dan lebih lama, kira – kira 2 -3
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot
– otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada
rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan
yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1 ½ -
2 jam, pada multi ½ - 1 jam.
Dalam melewati jalan lahir, bagian presentasi janin akan mengalami  perubahan posisi, yang
disebut pergerakan kardinal, yang merupakan mekanisme persalinan. Pergerakan ini dirancang
untuk menyesuaikan diameter terkecil dari bagain presentasi janin dengan kontur dan beragam
diameter saluran panggul sehingga presentasi janin sedapat mungkin hanya mendapatkan sedikit
tahanan.
Pada minggu terakhir kehamilan, segmen bawah rahim meluas untuk menerima kepala
janin, terutama pada primi, dan juga pada multi pada saat – saat partus mulai. Untunglah, bahwa
hamper 96% janin adalah letak kepala.
Pada letak belakang kepala (LBK)  dijumpai pula :
a. Ubun – ubun kecil kiri depan = 58%.
b. Ubun – ubun kecil kanan depan = 23%.
c. Ubun – ubun kecil kanan belakang = 11%.
d. Ubun – ubun kecil kiri belakang = 8%.
Mekanisme persalinan terdiri atas kombinasi gerakan, beberapa siantaranya dapat terjadi
pada waktu bersamaan. Setelah terjadi, kontraksi uterus membawa modifikasi penting dalam
sikap janin, khususnya setelah kepala turun ke panggul. Adaptasi janin terhadap jalan lahir ini
meliputi garakan-gerakan berikut: penurunan (descent), fleksi, rotasi internal, ekstensi, rotasi
eksternal (restitusi), dan ekspulsi/pengeluaran.

A. Penurunan (descent), prasyarat pertama untuk kelahiran saat kepala janin telah turun sehingga
diameter biparietal terbesarnya berada di atau melewati pintu atas panggul , kepala dikatakan
telah mencakap (engaged) ini memberi indikasi jelas bahwa pintu atas panggul cukup besar
sehingga dapat mengakomodasi bagian terlebar kepala janin dan memiliki ukuran yang adekuat.
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul. Penurunan terjadi akibat tiga
kekuatan :
1.  Tekanan dari cairan amnion
2. Tekanan langsung kontraksi fundus pada janin
3. Kontraksi diafragma dan otot-otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan
Tingkat penurunan diukur menggunakan stasiun bagian presentasi. Laju penurunan meningkat
pada tahap kedua persalinan. Pada kehamilan pertama, penurunan berlangsung lambat, tetapi
kecepatannya sama. Pada kehamilan berikutnya, penurunan dapat berlangsung cepat. Kemajuan
penurunan dapat diketahui melalui palpasi abdomen (perasat Leopold) dan periksa dalam sampai
bagian presentasi terkihat pada introitus.

B. Fleksi, terjadi di awal proses penurunan, saat kepala menemui tahanan dari jaringan lunak
panggul, dasar panggul dan serviks. Kepala dapat menjadi sangat fleksi sehingga dagu
bersentuhan dengan aternum, akibatnya diameter antero-posterior terkecil (bidang
suboksipitobregmatik) berada di panggul.

C. Putaran paksi dalam, pintu atas panggul ibu memiliki bidang paling luas pada diameter
transversanya. Dengan demikian, kepala janin melalui pintu atas dan masuk ke dalam panggul
sejati dengan posisi oksipitotranversa. Akan tetapi, bidang pintu bawah panggul yang terluas
ialah diameter anteroposterior. Supaya dapat keluar, kepala janin harus berotasi (berputar pada
sumbunya). Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika, tetapi putaran ini
belum selesai sampai bagian presentasi mencapai panggul bagian bawah. Ketika oksiput berputar
kea rah anterior, wajah berputar kea rah posterior. Setiap kali terjadi kontraksi, kepala janin
diarahkan oleh tulang panggul dan otot-otot dasar panggul. Akhirnya, oksiput berada di garis
tengah di bawah lengkung pubis. Kepala hamper selalu berputar saat mencapai dasar panggul.
Baik muskulus levatorani maupun tulang panggul penting untuk putaran anterior. Riwayat cedera
persalinan sebelumnya dan anesthesia regional mengganggu fungsi otot levator.

D. Ekstensi, sesudah oksiput keluar dari panggul, tengkuk leher menjadi berada di bawah
lengkung pubis dan ini merupakan sumbu putar untuk kepala. Kepala terjadi, dan bagian depan
kepala, wajah  dan dagu dilahirkan.

E. Rotasi eksternal (putaran paksi luar), Setelah kepala lahir, bayi berputar hingga mencapai
posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Gerakan ini dikenal sebagai restitusi.
Putaran 45 derajat membuat kepala janin kembali sejajar dengan punggung dan bahunya.
Dengan demikian, kepala dapat terlihat berputar lebih lanjut. Putaran paksi luar terjadi saat bahu
engaged dan turun dengan gerakan yang mirip dengan gerakan kepala. Seperti telah diketahui,
bahu anterior turun terlebih dahulu. Ketika ia mencapai pintu bawah, bahu berputar kea rah garis
tengah dan dilahirkan di bawah lengkung pubis. Bahu posterior diarahkan kea rah perineum
sampai ia bebas keluar dari introitus vagina.

F, Pengeluaran (Ekspulsi), hampir sesaat setelah rotasi eksternal, bahu anterior muncul di bawah
simfisis pubis dan diam sesaat di bawah lengkung pubis untuk beraksi sebagai sumbu putar bagi
bahu yang lain. Saat batas anterior perineum terdistensi, bahu posterior dilahirkan, dibantu
dengan menarik tubuh bayi ke atas. Setelah bahu dilahirkan, badan segera keluar.

3. Kala III ( Kala Pengeluaran Plasenta)


Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat, dari plasenta yang menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul
his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5 – 1 menit seluruh lasenta terlepas, terdorong
kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau
fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira – kira 100 – 200 cc.

Hindari tarikan tali pusat sebelum plasenta lepas dan jangan meremas fundus uteri untuk
melepaskan plasenta. Penarikan tali pusat dapat menyebabkan laserasi tali pusat dan meremas
fundus dapat menyebabkan perdarahan, inversi uteri dan renjatan. Angka kesakitan dan kematian
ibu meningkat dengan hilangnya darah dalam jumlah besar. Uterus yang berkontraksi dan tetap
berkontraksi jatang mengalami perdarahan banyak.

4. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayidan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu
terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan mulai adalah :
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Lama persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam
Darah yang keluar harus ditakar sebaik – baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasa
disebabkan oleh luka pada penglepasan uri dan robekan pada serviks dan perineum. Rata – rata
dalam batas normal, jumlah perdarahan adalah 250 cc, biasanya 100 – 300 cc. bila pedarahan
lebih dari 500 cc ini sudah dianggap abnormal; harus dicari sebab – sebabnya. Penting diingat;
jangan meninggalkan wanita bersalin 1 jam sesudah bayi dan urin lahir. Sebelum pergi
meninggalkan ibu yang baru melahirkan, periksa ulang dan perhatikanlah 7 pokok penting
berikut :
a. Kontraksi rahim : baik atau tidak dapat diketahui dengan palpasi. Bila perlu dilakukanlah
message dan berikan uterus tonika : methergen, ermetrin dan pitosin.
b. Perdarahan : ada atu tidak, banyak atau biasa.
c. Kandung kencing : harus kosong, kalau penuh ibu disuruh kencing dan kalau tidak bisa
lakukan kateter.
d. Luka – luka : jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak.
e. Uri dan selaput harus lengkap.
f. Keadaan umum ibu : tekanan darah, nadi, pernapasan, rasa sakit.
g. Bayi dalam keadaan baik.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membrane dari dalam rahim
melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada system reproduksi wanita dalam hitungan
hari dan minggu sebelum persalinan dimulai. Persalinan sendiri dapat dibahas dalam bentuk
mekanisme yang terjadi selama proses dan tahapan yang dilalui wanita.
Persalinan merupakan proses normal, berupa kontraksi uterus involunter yang efektif dan
terkoordinasi, yang menyebabkan penipisan dan dilatasi serviks secara progresif serta penurunan
dan pelahiran bayi dan plasenta. Mendekati akhir proses persalinan dapat dipercepat dengan
upaya mengejan yang volunter untuk membantu pelahiran hasil konsepsi.
DAFTAR PUSTAKA

Reeder,Sharon J dkk.2011.Keperawatan Maternitas:Kesehatan Wanita, Bayi &


Keluarga.Jakarta:EGC
Leveno,Kenneth J.2009.Obstetri Williams Panduan Ringkas.Jakarta:EGC
Benson,Ralph.C & Martin L.Pernoll.2008.Buku Saku Obstetri dan Ginekologi edisi
9.Jakarta:EGC
Cunningham,dkk.2012.Obstetri Williams Edisi 23.Jakarta:EGC
RESUME ARTIKEL

1
Judul Penelitian : Kajian Metode Persalinan Normal Dengan Bantuan Cermin Pada Persalinan
KALA II Ibu Primigravida

Peneliti : Rokhamah

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui metode persalinan normal dengan bantuan cermin pada
persalinan kala II.

Latar Belakang : Proses Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran dikatakan normal apabila proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala , tidak disertai komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat,
2010). Keberhasilan persalinan dipengarui berbagai macam faktor diantaranya ( power, passage,
psikologi), faktor janin (plasenta) , dan faktor penolong.Faktor faktor ini perlu diperhatikan
karena kematian ibu dan bayi disebabkan o'leh tidak terdeteksinya lebih awal dari faktor tersebut
(Ai Nurasiah, 2014). Berdasarkan inilah maka penulis perlu melakukan penelitian tentang
perbandingan waktu melahirkan yang diberi cermin dan yang tidak diberi cermin karena salah
satu faktor yang mempengarui persalinan tergantung dari emosional atau psikis ibu. Untuk itu
judul penelitian ini yaitu Kajian persalinan normal dengan cermin pada ibu bersalin kala II
Primigravida Di Puskesmas Poncokusumo Malang”.

Metode Penelitian : Populasi penelitian ini adalah ibu melahirkan anak pertama tanpa disertai
komplikasi di Puskesmas Poncokusumo . Subyek penelitian ini ibu bersalin anak pertama yang
sudah di kelompokkan sejumlah 40 ibu bersalin yang di bagi menjadi dua kelompok . Sejalan
dengan metode penelitian yaitu eksperimen maka dalam penelitian ini dibagi dalam 2 kelompok
yaitu kelompok pertama sebagai eksperimen dan kelompok kedua sebagai kontrol. Yang mana
kelompok satu diberi cermin dan kelompok 2 tanpa diberi cermin. Data di kumpulkan dengan
menggunakan angket atau kuesioner, observasi dan tes. Dan dianalisa dengan teknik statistik
inferensial dengan taraf signifikan 5% dan taraf kepercayaan (confidence levelsebesar 95%).
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan pendekatan uji-t tidak berpasangan. Untuk
mempermudah perhitungan digunakan paket program statistik SPSS.

Hasil : Ibu bersalin dipengaruhi beberapa faktor yaitu jalan lahir, janin, power, psikis ibu dan
penolong. Psikis ibu ini dipengaruhi dari faktor external dan internal, yang mana faktor external
bisa dari suami, orang terdekat, dan keluarga dan faktor internal dorongan dari dirinya sendiri.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dimana kelompok 1 diberi perlakuan dan kelompok 2
tidak diberi perlakuan dengan kelompok satu sebagai eksperimen dan kelompok 2 sebagai
kontrol. Perlakuan ini berupa persalinan dengan diberi cermin. Setiap kelompok terdiri dari 20
orang, yaitu kelompok 1 melakukan persalinan dengan bantuan cermin dan kelompok 2
melakukan persalinan tanpa bantuan cermin. Variabel yang diamati adalah kontraksi dengan
indikator cara mengejan (teriakan) , frekwensi meneran , dan lama bersalin dengan indikator
waktu. Dari analisa frekuensi dan lama mengejan pada persalinan dengan diberi cermin
frekuensi mengejan lebih banyak dan waktu untuk mengejan lebih lama. Persalinan dengan
diberi cermin sangat efektif dalam membatu proses persalinan karena cara mengejan dan
frekuensi semakin meningkat ketika persalinan dibantu dengan cermin dan gerakan tubuh
seorang ibu semakin tenang, selalu mengikuti anjuran instruktur sehingga mempermudah
jalannya proses persalinan. Selain itu waktu yang diperlukan dalam persalinan juga semakin
cepat jika dibandingkan dengan persalinan tanpa menggunakan cermin.

Kesimpulan : Persalinan dengan menggunakan cermin merupakan metode yang efektif karena
dapat mempercepat proses persalinan kala II pada ibu primigravida di wilayah Puskesmas
Poncokusumo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu ibu bersalin primigrafida yang
menggunakan cermin pada persalinan kala II lebih cepat . Bisa kita lihat pada rata-rata waktu
yang digunakan oleh ibu bersalin pada kelompok I (menggunakan cermin) adalah 7.05 menit dan
rata-rata waktu yang digunakan oleh ibu bersalin kelompok II (tanpa menggunakan cermin)
adalah 16.15 menit. Pemakaian alat bantu cermin dapat dimanfaatkan sebagai komplemen
instrumen persalinan guna menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu di Indonesia.

2
Judul Penelitian : Kebutuhan Ibu Melahirkan Untuk Mengatasi Nyeri Selama Proses Persalinan

Peneliti : Heni Setyowati ER

Tujuan Peneliti : Untuk mengeksplorasi bagaimana kebutuhan ibu untuk mengatasi nyeri
selama proses persalinan.

Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 228 per 100.000
kelahiran hidup. Salah satu penyebab langsung AKI adalah partus macet sebesar 5%. Partus
macet berhubungan dengan adanya kecemasan, stres dan nyeri. Antara cemas,stress dan nyeri
merupakan lingkaran penyebab terjadinya partus macet. Sehingga perlu dikaji tentang nyeri dan
kebutuhan ibu bersalin untuk mengatasi nyeri selama proses persalinan.

Metode Penelitian : Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan fenomenologi
deskriptif. Pemilihan partisipan pada penelitian ini dengan menggunakan metode purposive
sampling. Partisipan yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di RSU
Tidar Kota Magelang. Jumlah partisipan ditentukan berdasarkan saturasi data dimana data yang
didapat dari partisipan tidak terjadi tema atau esensi baru dan hanya mendapatkan pengulangan
data dari partisipan (Streubert & Carpenter, 2003). Waktu penelitian ini dilakukan selama 3
bulan yang dimulai dari penyusunan proposal, pengurusan ijin, pengumpulan data, analisa data
dan penulisan hasil penelitian.

Hasil Penelitian : Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan masyarakat. AKI di Indonesia berdasarkan Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 1994, sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2002 AKI
turun menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan berdasarkan SDKI 2007, AKI di
Indonesia turun mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup
(SDKI,1994:SDKI,2002/2003:SDKI,2007).

Hasil analisa tema yang dihasilkan oleh peneliti ada empat tema utama yang berkaitan dengan
tujuan penelitian tentang kebutuhan ibu untuk mengatasi nyeri selama proses melahirkan. Tema-
tema tersebut adalah:

1.Pengalaman nyeri ibu selama proses persalinan

Tema I: Respon Fisik Respon fisik ini merupakan respon yang dialami oleh partisipan yang
diakibatkan karena adanya nyeri. Nyeri ini terjadi akibat dari kontraksi otot-otot rahim yang
terjadi pada saat proses persalinan.

Tema 2. Respon Psikologi Nyeri persalinan juga menimbulkan respon psikologi seperti ibu
mengalami gelisah , cemas, bingung karena belum pernah melahirkan, dan rasa tidak nyaman
dengan perubahan fisik yang di alaminya.

2. Upaya yang dilakukan oleh ibu untuk mengatasi nyeri

Tema3: Upaya Penanganan Mandiri. Tindakan yang dilakukan oleh partisipan dalam mengatasi
masalah nyeri persalinan yang muncul dengan cara mengusap-usap perut, berdo’a, bergerak dan
nafas dalam.

Tema 4. Keberhasilan penanganan. Keberhasilan penanganan nyeri persalinan yang dilakukan


oleh partisipan dengan cara mengusap-usap perut, berdo’a, bergerak dan nafas dalam adalah
agak berkurang dan tidak hilang.

3. Upaya yang dilakukan oleh petugas untuk mengatasi nyeri


Tema 5: Upaya Petugas. Upaya yang dilakukan petugas dalam mengatasi nyeri persalinan berupa
anjuran yaitu partisipan dianjurkan untuk sabar, dan nafas panjang bahkan beberapa partisipan
menyatakan tidak ada tindakan untuk mengatasi masalah nyeri pesalinan.

4. Harapan ibu terhadap masalah nyeri yang muncul

Tema 6: Pelayanan Perawatan Profesional. Pelayanan perawatan professional merupakan salah


satu harapan partisipan selama mengalami nyeri persalinan, seperti mengusap-usap perut,
mendampingi ibu, care atau memperhatikan dan lebih mengerti kondisi ibu serta peralatan yang
lengkap.

Kesimpulan : Teridentifikasi enam tema yang saling berhubungan dengan tujuan khusus. Pada
pengalaman nyeri terdapat dua tema yaitu respon fisik dan respon psikologi terhadap nyeri
dimana adanya respon ini akan mempengaruhi proses persalinan. Pada upaya yang dilakukan ibu
muncul tema upaya penanganan mandiri dimana dengan adanya nyeri, ibu berusaha mengatasi
dengan cara mengusap-usap perut, berdo’a, bergerak dan tarik nafas. Sedangkan pada tema
keberhasilan penangan ditemukan nyeri agak berkurang tetapi tidak hilang. Pada upaya yang
dilakukan oleh petugas muncul tema upaya petugas yang berupa anjuran agar ibu sabar, istighfar,
nafas panjang dan beberapa partisipan mengungkapkan tidak ada tindakan yang dilakukan oleh
petugas untuk mengatasi nyeri. Pada harapan ibu terhadap masalah nyeri yang muncul, ada tema
pelayanan perawatan professional seperti mengusapusap perut, mendampingi ibu, care, atau
memperhatikan dan lebih mengerti kondisi ibu serta peralatan yang lengkap.

3
Judul Penelitian : Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Lama di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru.

Peneliti : Yulrina Ardhiyanti, Susi Susanti

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor ibu yang berhubungan dengan kejadian persalinan
lama. Penelitian dilakukan di RSUD Arifin Achmad

Latar Belakang : Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam yang
dimulai dari tanda– tanda persalinan. Persalinan lama merupakan salah satu penyebab kematian
ibu dan janin. Persalinan lama dapat menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi, dan
perdarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi,
cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi (Kusumahati, 2010). Persalinan
lama merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan janin. Pada ibu dapat menyebabkan
terjadinya infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi, dan perdarahan post partum. Pada janin dapat
menyebabkan terjadinya infeksi, cedera dan asfiksia. Persalinan lama dipengaruhi oleh faktor
ibu, faktor janin, dan faktor jalan lahir.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah Analitik Kuantitatif dengan desain penelitian
Case Control yang dilaksanakan pada bulan April 2015 di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 24 orang ibu yang mengalami persalinan lama
sebagai kasus yang diambil dengan cara total populasi dan 24 orang ibu yang bersalin normal
sebagai control yang diambil dengan menggunakan teknik Systematic Random Sampling. Jenis
data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang dilakukan dengan menggunakan lembar
ceklis dengan variabel dependen persalinan lama, yaitu : persalinan memanjang yang
berlangsung >18 jam dimulai dari tanda–tanda persalinan yang tercantum dalam diagnosa pada
file/status ibu, variabel independen meliputi : usia, paritas dan his. Analisis data dilakukan secara
univariat dan bivariat dengan uji chi–square.

Hasil : Menurut Wiknjosastro (2005), usia ibu merupakan salah satu faktor risiko yang
berhubungan dengan kualitas kehamilan atau berkaitan dengan kesiapan ibu dalam reproduksi.
Pada ibu dengan usia kurang dari 20 tahun, perkembangan alat–alat reproduksi belum matang
sehingga sering timbul komplikasi persalinan, sedangkan pada ibu dengan usia lebih dari 35
tahun, mulai terjadi regresi sel–sel tubuh terutama endometrium sehingga menyebabkan proses
kehamilan dan persalinan menjadi berisiko. Usia seseorang dapat mempengaruhi terjadinya
persalinan lama karena umur ibu yang beresiko dalam kehamilan dan persalinan dapat
mengakibatkan kurangnya kesiapan fisik dan psikologis bahkan komplikasi antenatal yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin serta kesulitan dalam proses persalinan
ibu.

Menurut Wiknjosastro (2004),ibu yang sering melahirkan memiliki risiko mengalami komplikasi
persalinan pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan gizi. Pada paritas
lebih dari tiga, keadaan rahim biasanya sudah lemah sehingga menimbulkan persalinan lama dan
pendarahan saat kehamilan. Paritas berisiko dapat menyebabkan terjadinya persalinan lama
dikarenakan otot–otot rahim pada ibu yang sering melahirkan sudah melemah sehingga bisa
mengakibatkan lamanya proses persalinan.

Menurut Kuswanti (2013), his merupakan kontraksi otot–otot rahim dalam persalinan. Sifat his
yang baik dan sempurna, yaitu : kontraksi yang simetris, fundus dominan (kekuatan paling tinggi
berada di fundus uteri), kekuatannya seperti gerakan memeras rahim, setelah adanya kontraksi
diikuti dengan adanya relaksasi dan pada setiap his menyebabkan terjadinya perubahan pada
serviks, yaitu menipis dan membuka. Kuat dan lemahnya his pada saat proses persalinan sangat
berpengaruh pada cepat atau lamanya suatu persalinan. Apabila pada saat proses persalinan his
lemah, maka dapat memperlambat proses persalinan.

Kesimpulan : Selain itu, sebaiknya ibu lebih memperhatikan tentang kesehatannya untuk
menghadapi kehamilan dan persalinan. Ibu sebaiknya memperhitungkan usia pada saat hamil dan
membatasi jumlah anak serta memperhatikan gizi pada saat kehamilan. Sehingga nantinya bisa
menghadapi kehamilan secara sehat dan proses persalinan dengan lancar. Ditemukan hubungan
yang signifikan antara usia ibu, paritas dan his dengan kejadian persalinan lama. Ibu yang
berusia <20 tahun atau >35 tahun lebih berisiko mengalami persalinan lama dibandingkan ibu
yang berusia 20–35 tahun, ibu dengan paritas >3 lebih berisiko mengalami persalinan lama
dibandingkan ibu dengan paritas ibu dengan paritas >3 lebih berisiko mengalami persalinan
lama dibandingkan ibu dengan paritas <3 dan ibu dengan his lemah pada saat persalinan lebih
berisiko mengalami persalinan lama dibandingkan ibu dengan his kuat pada saat persalinan.

4
Judul Penelitian : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu
Bersalin

Peneliti : Stella Pasiowan , Anita Lontaan , Maria Rantung

Tujuan Peneliti : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan robekan jalan lahir
pada ibu bersalin di ruangan kebidanan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L Ratumbuysang
Manado.

Latar Belakang : Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasii konsepsi (janin dan uri) yang
dapat hidup di luar dari dalam rahim melalui jalan lahir atau dengan cara lain. Perineum
merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul yang terletak antara vulva dan
anus.Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis serta diafragma pelvis.Rupture perineum
adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan
menggunakan alat atau tindakan. Rupture perineum adalah robekan yang terjadi di garis tengah
dan biasa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Penyebab kematian ibu adalah
perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh laserasi jalan lahir.

Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Cara pengambilan sampel dengan teknik Porpusive Sampling Jumlah sampel 68 ibu.
Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner selanjutnya dianalisa menggunakan uji Chi-
Square.

Hasil Penelitian : Hubungan Faktor Umur Ibu Dengan Robekan Jalan Lahir

Hubungan antara umur ibu dengan robekan jalan lahir menunjukan persentase terbesar adalah
umur 20-35 tahun dengan robekan jalan lahir. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa wanita yang melahirkan anak pada usia 35 tahun merupakan faktor risiko
terjadinya perdarahan pasca persalinan oleh karena rupture perineum.

Hubungan Berat Badan Bayi Dengan Robekan Jalan Lahir, Berat badan bayi dapat
mengakibatkan terjadinya robekan jalan lahir yaitu pada berat badan bayi diatas 3500 gram,
karena risiko trauma partus melalui vagina seperti distosia bahu dan kerusakan jaringan lunak
pada ibu. Perkiraan berat janin tergantung pada pemeriksaan klinik atau ultrasonografi dokter
atau bidan. Dalam kaitannya dengan terjadinya robekan jalan lahir, maka berat badan bayi yang
berisiko adalah berat badan bayi > 3500 gram.

Hubungan paritas dengan robekan jalan lahir, Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh
seseorang ibu baik hidup maupun mati. Paritas mempunyai pengaruh terhadap kejadian rupture
perineum. Pada ibu dengan paritas satu atau ibu primi para memiliki risiko lebih besar untuk
mengalami robekan perineum dari pada ibu dengan paritas lebih dari satu. Hal ini dikarenakan
jalan lahir yang belum pernah dilalui oleh kepala bayi sehingga otot-otot perineum belum
meregang.

Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian robekan jalan lahir, Ada
hubungan antara berat badan bayi dengan kejadian robekan jalan lahir, Ada hubungan antara
paritas ibu dengan kejadian robekan jalan lahir.

5
Judul Penelitian : Analisis Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ruptur
Perineum Pada Persalinan Normal Di Rsud Dr. Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa

Peneliti : Jusima Tarelluan, Syuul K Adam , Sandra Tombokan

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ruptur
perineum pada persalinan normal.

Latar Belakang : Ruptur perineum adalah luka jalan lahir yang dapat terjadi secara spontan
karena perineum kaku, persalinan presipitatus, pimpinan persalinan yang salah, tidak terjalinnya
kerjasama yang baik dengan ibu selama proses persalinan, penggunaan perasat manual yang
tidak tepat. Ruptur perineum karena episiotomi memperluas jalan lahir karena bayi besar,
prematur, kelainan letak serta persalinan dengan tindakan vakum / forcep.

Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat analitik deskriptif dengan desain penelitian
Retrospektif. Dilaksanakan di RSUD DR Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa.
Variabel Penelitian terdiri dari Variabel bebas (independen) adalah usia, paritas dan berat badan
lahir, Variabel terikat (dependen) adalah ruptur perineum. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dokumentasi (Data Sekunder) Analisis Data menggunakan uji statistik Non
parametrik yaitu chi square.

Hasil Penelitian : Ibu hamil dengan usia muda merupakan risiko tinggi yang dapat mengancam
keselamatan ibu oleh karena fungsi organ reproduksi yang belum sempurna. Usia < 20 tahun dan
>35 tahun dapat menimbulkan komplikasi dalam kehamilan dan kesulitan saat persalinan.
Primipara berpeluang lebih besar terjadi ruptur perineum dibandingkan, multipara dan
grandemultipara, ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada saat persalinan oleh
karena keadaan perineum yang masih utuh, vulva tertutup, hymen perforates dan vagina masih
sempit dan adanya rugae pada primigravida akan mengalami tekanan pada jalan lahir lunak oleh
kepala janin, dengan keadaan perineum yang masih utuh pada primigravida akan mudah terjadi
ruptur perineum. Multipara berpeluang terbanyak mengalami kejadian ruptur perineum spontan
dibandingkan primipara, sehubungan dengan tidak lagi dilakukan episiotomi, kesalahan
penanganan ruptur perineum pada persalinan sebelumnya, serta kurangnya ketrampilan penolong
dalam menyokong perineum khususnya para mahasiswa praktek. Terdapat hubungan yang
signifikan antara paritas dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ardiani,(2011) bahwa paritas atau jumlah anak berhubungan
dengan tingkat kejadian ruptur perineum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar
BBL semakin meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum. Jaringan otot disekitar dasar
panggul dan jalan lahir memiliki elastisitas yang berbeda-beda pada setiap responden termasuk
jaringan kulit disekitar perineum. Otot-otot ini akan bertambah tingkat elastisitasnya pada saat
persalinan untuk menyesuaikan dengan besarnya bayi yang akan lahir. Semakin meningkat pula
elastisitasnya bila bayi yang dilahirkan berukuran besar akibatnya kulit perineum menjadi sangat
teregang dan tipis sehingga sangat rawan terjadi ruptur perineum apalagi jika kelahiran bayi
besar ini terjadi pada perineum yang masih utuh dan kaku juga maka perineum akan sulit
menahan regangan besarnya janin sehingga bayi dengan berat badan besar (makrosomia)
meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum.

Kesimpulan : Untuk ibu hamil dapat mempersiapkan kesehatan fisik dan mental sebelum hamil,
selama hamil, serta dalam proses persalinan dengan mengikuti semua anjuran dari bidan tentang
kehamilan dan proses persalinan yang terkait dengan kejadian ruptur perineum

6
Judul Penelitian : TERAPI KOMPLEMENTER DALAM MENGATASI NYERI
PERSALINAN

Peneliti : Dede Waslia

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui terapi komplementer dalam mengatasi nyeri persalinan

Latar Belakang : Persalinan merupakan proses yang fisiologis. Ibu akan mengalami nyeri
selama proses persalinan dimana nyeri persalinan itu merupakan kombinasi nyeri fisik akibat
kontraksi myometrium disertai regangan segmen bawah rahim menyatu dengan kondisi
psikologis ibu. Kecemasan, kelelahan, dan kekhawatiran ibu seluruhnya menyatu sehingga dapat
memperberat nyeri fisik yang sudah ada. Persepsi nyeri yang semakin intens meningkatkan
kecemasan ibu sehingga tidak jarang dari beberapa ibu memutuskan untuk section caesaria.

Hasil Penelitian : Menurut Potter (2005), metode counterpressure dapat mengatasi nyeri tajam
dan memberikan sensasi menyenangkan yang melawan rasa tidak nyaman pada saat kontraksi
ataupun diantara kontraksi. Dengan memberikan tehnik counterpressure dapat menutup gerbang
pesan nyeri yang akan dihantar menuju medulla spinalis dan otak selain itu tekanan kuat yang
diberikan pada saat melakukan tehnik counterpressure dapat mengaktifkan senyawa endhorphin
sehingga transmisi dari pesan nyeri dapat dihambat yang dapat menyebabkan penurunan
intensitas nyeri.

Aplikasi counterpressure membantu ibu mengatasi sensasi tekanan internal dan rasa nyeri
dibawah punggung yang disebabkan oleh tekanan dari oksiput terhadap saraf tulang belakang
ketika kepala janin berada dalam posisi posterior. Dengan counterpressure akan mengangkat
oksiput menjauh dari saraf ini, sehingga membantu mengurangi rasa nyeri.

Pemberian aromatherapy dengan menggunakan minyak esensial dapat meningkatkan kesehatan


dan menyeimbangkan pikiran, tubuh dan jiwa. Aroma tertentu dapat membangkitkan kenangan
dan perasaan cinta dan keamanan yang menyenangkan sehingga dapat mempengaruhi tonus
uterus, mengurangi kecemasan serta nyeri saat persalinan.

Metode Penelitian : Studi ini merupakan tinjauan literatur (literature review) yang mengkaji
berbagai informasi terkait pengurangan rasa nyeri persalinan dengan terapi komplementer.
Tinjauan pustaka dalam kajian ini didapat melalui pencarian sistematis database terkomputerisasi
(yaitu google scholar, Proquise, Cochrane) dengan memasukkan kata kunci “terapi
komplementer” “counterpessure” “Aromatherapi”, dan “nyeri persalinan”, hingga dipilih jurnal
yang dianggap paling relevan sejumlah 6 jurnal yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia antara
tahun 2013 hingga tahun 2017. Penelitian-penelitian dalam jurnal tersebut diantaranya dilakukan
di Indonesia, Yordania, dengan menggunakan rancangan penelitian seperti Kuasi Eksperimen
dan Studi komparatif. Referensi lainnya terdiri dari 2 Profil Kesehatan yang bersumber dari web
resmi Kementerian Kesehatan. Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan penulisan daftar
pustaka harvard.

Kesimpulan : Nyeri persalinan merupakan kombinasi nyeri fisik dengan kondisi psikologis ibu
selama persalinan. Rasa nyeri selama proses persalinan mengakibatkan pengeluaran adrenalin
oleh karena itu pengurangan nyeri pada saat persalinan sangatlah penting. Terapi komplementer
selalu lebih sederhana dan aman dilakukan dalam pengurangan rasa nyeri persalinan diantaranya
pemberian countepressure dan aromaterapi pada ibu bersalin efektif dapat mengurangi nyeri
persalinan.

7
Judul Penelitian : Hubungan Antara Dukungan Suami dan Partisipasi Mengikuti Kelas Ibu
Hamil dengan Kecemasan Menghadapi Persalinan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Tiga
di Puskesmas Nglipar II

Peneliti : Nur Fita Romalasari , Kumsih Astuti


Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dan partisipasi
mengikuti kelas ibu hamil dengan kecemasan menghadapi persalinan primigravida pada ibu
hamil trimester tiga di Puskesmas Nglipar II

Latar Belakang : Kehamilan bagi seorang wanita merupakan hal yang membahagiakan
sekaligus menggelisahkan. Kebahagiaan tersebut karena akan memperoleh keturunan sebagai
pelengkap dan penyempurnaan sebagai wanita, namun juga menggelisahkan karena penuh
dengan perasaan takut dan cemas mengenai hal-hal buruk yang dapat menimpa dirinya terutama
pada saat proses persalinan (Nasir, 2015). Dari wawancara pada ibu hamil dalam kelas ibu hamil
di Puskesmas Nglipar II pada bulan Oktober 2017, dengan sampel 20 ibu hamil, ada 17 (85%)
ibu hamil mengatakan cemas dalam menghadapi persalinannya dan 3 (15%) mengatakan tidak
cemas dalam menghadapi persalinannya. Kecemasan yang dialami ibu hamil ditunjukkan dengan
gejala-gejala seperti mengalami sakit kepala, badan terasa pegal, otot tegang, merasa lelah, dan
jantung berdebar (aspek fisiologis). Aspek psikologis seperti merasa khawatir, gelisah dan aspek
kognitif seperti sulit berkonsentrasi juga dikeluhkan oleh ibu hamil.

Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.
Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa
informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka-angka. Data
dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya yaitu ibu hamil. Subjek penelitian adalah ibu
hamil primigravida trimester 3 yang mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Nglipar II. Jumlah
subjek sebanyak 50 orang ibu hamil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode skala. Metode skala adalah metode yang digunakan untuk mengungkap konstruk atau
konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu ( Azwar, 2013). Pada level
ini terdapat dua hal yang dilakukan dalam cara analisis data kuantitatif. Analisis data dalam
penelitian ini adalah uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas dan uji hipotesis.
Pada uji hipotesis digunakan dua analisis yaitu product moment dan regresi linier berganda.

Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan
analisis korelasi product moment dan analisis regresi linier berganda, maka dapat disimpulkan
bahwa pada hipotesis pertama, ada hubungan negatif antara dukungan suami dengan kecemasan
menghadapi persalinan pada ibu hamil primigravida trimester tiga. Semakin tinggi dukungan
suami, maka cenderung semakin rendah kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil
demikian sebaliknya.

Pada hipotesis kedua, ada hubungan negatif antara partisipasi mengikuti kelas ibu hamil dengan
kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil primigravida trimester tiga. Semakin tinggi
partisipasi mengikuti kelas ibu hamil, maka cenderung semakin rendah kecemasan menghadapi
persalinan demikian sebaliknya.

Pada hipotesis ketiga, ada hubungan antara dukungan suami dan partisipasi mengikuti kelas ibu
hamil dengan kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil primigravida trimester tiga.
Semakin tinggi dukungan suami dan semakin tinggi partisipasi mengikuti kelas ibu hamil, maka
cenderung kecemasan menghadapi persalinan rendah demikian sebaliknya.

Kesimpulan : Peran suami dan dukungan suami sangat dibutuhkan oleh ibu hamil dan ibu hamil
berhak untuk mengikuti kelas ibu hamil supaya kecemasan yang dirasakan ibu berkurang dan
dapat melahirkan rileks nantinya.

8
Judul Penelitian : Pengaruh Hypnobirthing Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin dan
Lama Persalinan Di Bidan Praktek Mandiri Wilayah Kabupaten Malang.

Peneliti : Yuseva Sariati, Era Nurisa Windari, Nur Aini Retno Hastuti

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh


Hypnobirthing terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin dan lama persalinan di Bidan Praktek
Mandiri wilayah Kabupaten Malang.

Latar Belakang : Ibu primipara biasanya mengalami rasa kecemasan yang tinggi dalam
menghadapi proses persalinan, hal tersebut dapat mempengaruhi kekuatan kontraksi ibu untuk
mendorong janin keluar selama proses persalinan. Persalinan dapat berjalan lancar jika ibu
mampu menyelaraskan antara pernafasan dengan kontraksi uterus yang dirasakan, hal tersebut
dapat dilakukan jika ibu dalam kondisi yang rileks. Aplikasi hipnosis dalam obstetri saat ini
menjadi trend, khususnya dalam merencanakan persalinan yang fisiologis tanpa disertai
gangguan psikologis seperti cemas yang berlebihan.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain postest only control
group design. Jumlah sampel seluruhnya dalam penelitian ini sebanyak 30 ibu primipara yang
dibagi dalam 2 kelompok, yaitu 15 ibu bersalin dengan hypnobirthing dan 15 ibu bersalin tanpa
menggunakan hypnobirthing. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2015 sampai
dengan Desember 2015. Analisis data dilakukan dengan uji Mann Whitney .

Hasil Penelitian : Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini
didefinisikan sebagai pengeluaran hasil konsepsi dimulai dari pembukaan serviks yang progresif,
dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang-kurangnya setiap 5
menit dan berlangsung 30 sampai 60 detik, terjadi pada kehamilan 37-42 minggu. Pada
Penelitian pengaruh hypnobirthing terhadap tingkat kecemasan ibu hamil pada masa persiapan
persalinan didapatkan bahwa tingkat kecemasan ibu sebelum dilakukan hypnobirthing adalah
25% dengan kecemasan sedang, 63% kecemasan ringan, dan 12% tidak cemas. Namun setelah
dilakukan hypnobirthing didapatkan bahwa 56% ibu tidak cemas. Dapat disimpulkan bahwa
hypnobirthing berpengaruh terhadap penurunan kecemasan pada ibu hamil pada masa persiapan
persalinan.20 Sehingga dalam penelitian ini, pemberian latihan hypnobirthing mempunyai
pengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan ibu saat bersalin, bahkan dapat mengatasi dan
menghilangkan kecemasan ibu saat bersalin.

Kesimpulan : Tingkat kecemasan pada ibu bersalin dengan hypnobirthing lebih rendah dari
pada tanpa hypnobirthing, namun tidak ada perbedaan terhadap lama persalinan.

9
Judul Penelitian : Hubungan Anemia Dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan

Peneliti : Frisca Dewi Yunadi, Rochany Septiyaningsih, Rully Andhika

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara anemia dengan kejadian perdarahan
pasca persalinan. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan case control.

Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu dari indikator dalam mengukur
derajat kesehatan pada perempuan. AKI di Indonesia masih tinggi, jauh di bawah target yaitu
sebanyak 305/100.000 Kelahiran hidup (KH), padahal target dari Sustainable Development
Goals (SDGs) yaitu menurunkan AKI sebanyak kurang dari 70/100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang terjadi pada pasca persalinan yang jumlahnya
melebihi 500 cc. Anemia merupakan salah satu penyebab dari perdarahan pasca persalinan.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi pada ibu hamil dengan kadar hemoglobin dibawah 11
gr% (Saiffudin, 2012).

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan case control.
Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling dengan jumlah sampel kasus 72
dan sampel control 72. Analisa data menggunakan Analisa bivariant chi square. Instrumen
penelitian ini menggunakan ceklist dari rekam medis di RSUD Cilacap. Berdasarkan hasil uji
statistik chi square

Hasil Penelitian : Anemia dalam kehamilan adalah kondisi kadar Hb kurang dari 11 gr%
(Varney, 2015). Cunningham mengatakan bahwa berkurangnya sel darah merah dan
bertambahnya plasma darah sehingga terjadi pengenceran darah. Bertambahnya plasma darah ini
terjadi sejak usia kehamilan 10 minggu dan puncaknya pada umur kehamilan 32-36 minggu
(Cuningham, 2013). Anemia pada ibu hamil meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan.
Anemia selama kehamilan dapat berpengaruh terhadap otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan
baik sehingga terjadi perdarahan pasca persalinan. Varney juga mengatakan bahwa wanita yang
mengalami anemia dalam persalinan dengan kadar hemoglobin < 11 gr/dl akan dengan cepat
terganggu kondisinya bila terjadi kehilangan darah meskipun hanya sedikit. Anemia merupakan
factor pendukung dalam perdarahan postpartum begitu juga sebaliknya bahwa perdarahan
postpartum bisa menyebabkan anemia akibat kehilangan banyak darah (Dina, Seweng and
Nyotong, 2013).
Kesimpulan : Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan anemia dengan kejadia perdarahan pasca persalinan dengan resiko 6 kali lebih besar
pada ibu dengan anemia untuk mengalami perdarahan pasca persalinan. Saran terhadap tenaga
kesehatan adalah untuk melakukan penanganan dan pengelolaan anemia dengan baik pada saat
hamil maupun persalinan agar tidak menimbulkan keadaan yang membahayakan ibu. Selain itu
sebaiknya ibu hamil rutin meminum tablet tambah darah (Fe) minimal 90 tablet selama
kehamilan.

10
Judul Penelitian : Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Dengan Rangsang Puting Susu Di BPM
Lilik Kustono Diwek Jombang

Peneliti : Rini Hayu Lestari , Eka Aprilia

Tujuan Peneliti : pelaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan rangsangan puting
susu di BPM Lilik Kustono, Amd.Keb Desa Ceweng.

Latar Belakang : Proses persalinan normal ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu power (his
dan tenaga mengejan), passanger (janin, plasenta dan selaput ketuban) dan passage (jalan lahir).
Ketiga faktor utama ini sangat menetukan jalannya persalinan. Salah satu upaya untuk
menigkatkan kontraksi non farmakologis yaitu dengan stimulasi puting susu. WHO
memperkirakan 70% mengalami peningkatan kontraksi uterus setelah dilakukan stimulasi dan
30% tidak mengalami peningkatan karena kurangnya penanganan gerakan putarputar puting
susu. Dinas Kesehatan Jawa Timur melaporkan adanya peningkatan karena rangsangan puting
susu sebesar 29 orang atau 380/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Studi Kasus.


Pengumpulan data menggunakan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney, yaitu
pengkajian, interpretasi data dasar, identifikasi diagnosa potensial, identifikasi kebutuhan segera,
intervensi, implementasi, evaluasi. Selain itu untuk menjamin kebenaran data yang diperoleh saat
penelitian dilakukan dengan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu pasien,
keluarga (suami, ayah, ibu), dan Bidan.

Hasil Penelitian : Kasus 1 G4P1021 UK 38 minggu, ibu mengatakan kencengkenceng sejak


subuh pukul 04.00 WIB kemudian mengeluarkan lendir dan darah pada pukul 17.30 WIB ibu
diantar oleh suami ke bidan lilik. Sedangkan pada kasus 2 G3P1011 UK 39 minggu, ibu
mengatakan kenceng-kenceng sejak subuh dan mengeluarkan lendir pada pukul 04.00 WIB dan
diantar oleh suami ke bidan Lilik puku 13.30 WIB. Yang dapat diberikan pada kedua kasus
tesebut adalah melakukan observasi KU, TTV, His, DJJ, kemajuan persalinan serta dan
melakukan rangsangan puting susu, setelah diberikan stimulasi rangsangan puting pada kedua
pasien didapatkan hasil kontraksi lebih adekuat (3 kali dalam 10 menit 50 detik). Saat dilakukan
stimulasi rangsangan puting susu selama 2 menit didapat rahim langsung berkontraksi dari
kontraksi yang sebelumnya 2 kali dalam 10 menit 20 detik menjadi 2 kali dalam 10 menit 50
detik. Pada kasus 1 ibu dapat bersalin secara spontan tanpa komplikasi, bayi menangis kuat dan
berat badan bayi 3100 gr serta panjang 49 cm, sedangkan pada kasus 2 ibu dapat bersalin secara
spontan tanpa komplikasi, bayi menangis kuat dan berat badan 3000 gr dan panjang 49 cm. Pada
kedua responden telah diberikan konseling tentang menganjurkan ibu untuk makan makanan
bergizi dan tidak boleh tarak, mengajari ibu melakukan perawatan payudara, mengajarkan cara
menyusui yang baik dan benar, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan, mengajarkan ibu cara perawatan luka perineum, mengajarkan ibu cara merawat tali pusat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua responden dalam penelitian berhasil. Hal ini dapat
dilihat dari hasil anamnesa ibu mengatakan setelah dilakukan rangsangan puting susu ibu
merasakan kenceng§kenceng lebih sering. Setelah diberikan stimulasi rangsangan puting pada
kedua pasien didapatkan hasil kontraksi lebih adekuat (3 kali dalam 10 menit 50 detik). Saat
dilakukan stimulasi rangsangan puting susu selama 2 menit didapat rahim langsung berkontraksi
dari kontraksi yang sebelumnya 2 kali dalam 10 menit 20 detik menjadi 2 kali dalam 10 menit 50
detik. Sehingga dapat disimpulkan rangsangan puting susu meningktakan kontraksi pada kala II
persalinan.

Kesimpulan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. T dan Ny. S ibu bersalin fisiologi
dengan stimulasi puting susu berdasarkan landasan teori dan penerapan manajemen asuhan
kebidanan sudah tercapai tujuan yang ditentukan karena sesuai kriteria hasil, dengan hasil Ibu
mengatakan perutnya kenceng-kenceng lebih sering, dan his mengalami peningkatan, maka
Dengan dilakukannya rangsangan pada puting susu dapat meningktakan kontraksi pada kala II
persalinan.

11
Judul Penelitian : Gambaran persalinan letak sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado

Peneliti : Bonatua A. Putra 2 Eddy Suparman 2 Hermie M. M. Tendean

Tujuan Penelitian : Untuk mendapatkan gambaran persalinan letak sungsang.

Latar Belakang : Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam
rahim, kepala berada di fundus dan bokong di bawah. Penyebab terjadinya letak sungsang tidak
diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor risiko antara lain: kelainan uterus, gemeli, janin mudah
bergerak (pada multipara, hidramnion, prematur), dan fiksasi kepala pada pintu atas panggul
tidak baik atau tidak ada (pada panggul sempit, hidrosefalus, anensefali).

Metode Persalinan : Jenis penelitian ini ialah deskriptif retrospektif. Penelitian ini dilakukan di
bagian Obstetri Ginekologi RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado pada bulan November-
Desember 2014 dengan menggunakan catatan rekam medis pasien. Sampel penelitian ini ialah
seluruh pasien yang melahirkan di bagian Obstetri Ginekologi di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado periode Januari-Desember 2014. Kriteria inklusi ialah ibu hamil dengan janin letak
sungsang dan mempunyai data rekam medis lengkap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Kriteria eksklusi ialah data rekam medis yang tidak lengkap. Data rekam medis meliputi paritas,
usia ibu, usia kehamilan, jenis presentasi, jenis persalinan, skor apgar, serta berat badan lahir.
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi.

Hasil Penelitian : Kehamilan sungsang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain: kelahiran
kembar, cairan amniotik berlebihan, hidrosefalus, anensefali, tali pusat pendek dan kelainan
rahim. Indonesia sampai saat ini merupakan negara dengan angka kematian ibu (AKI) paling
tinggi di Asia. Pada penduduk Indonesia tahun 2011 tercatat AKI masih sebesar 228/100.000
kelahiran hidup sedangkan angka kematian bayi (AKB) usia 0-11 bulan ialah 34 per 1.000
kelahiran hidup. Target nasional pada tahun 2015 AKI akan turun menjadi 23/100.000 kelahiran
hidup. Hasil penelitian mendapatkan 152 kasus persalinan letak sungsang yaitu sebesar 2,2% dari
total 3347 persalinan. Persentase tertinggi ditemukan pada ibu multipara (64,5%); usia ibu >35
tahun (28,9%); usia kehamilan 37-40 minggu (78,3%); complete breech (66,4%); persalinan
perabdominal (78,3%). Berat badan lahir bayi letak sungsang terbanyak pada rentang 2500-3500
g (65,1%) dengan nilai apgar terbanyak pada nilai 4-6 (61,2%).

Kesimpulan : Jumlah persalinan letak sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yaitu
sebanyak 152 kasus (2,2%).

12
Judul Penelitian : Persalinan Distosia Pada Remaja Di Bagian Obstetri Ginekologi Blu RSUP
PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Peneliti : Judita Paat , Eddy Suparman, Hermie Tendean

Tujuan Penelitian : untuk mendapatkan gambaran persalinan distosia pada remaja di BLU
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ditinjau dari umur ibu, paritas, etiologi, tindakan dan
komplikasi.

Latar Belakang : : Proses persalinan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: kekuatan mendorong
janin keluar (power) yang meliputi his (kekuatan uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi
diafragma dan ligamentum action. Faktor lainnya ialah faktor janin (passanger) dan faktor jalan
lahir (passage). Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh perubahan fisik, emosi,
dan psikis. Pada ibu berumur kurang dari 20 tahun rahim dan panggul belum tumbuh mencapai
ukuran dewasa yang berakibat kemungkinan terjadinya distosia.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini deskriptif retrospektif. Populasi penelitian ialah semua
pasien remaja yang dirawat di Bagian Obstetri Ginekologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2013. Kriteria pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah semua pasien remaja yang didiagnosis dengan atau tanpa penyakit penyerta.

Hasil Penelitian : Distosia adalah persalinan abnormal yang ditandai oleh kemacetan atau tidak
adanya kemajuan dalam persalinan atau persalinan yang menyimpang dari persalinan eustasia
yang menunjukkan kegagalan. Remaja (adolescence) berasal dari bahasa latin adolescere yang
berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud bukan hanya kematangan fisik
saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Menurut BKKBN masa remaja ialah 10-19
tahun. Distosia bahu merupakan kegagalan persalinan bahu setelah kepala lahir dengan mencoba
salah satu metode persalinan bahu. Distosia bahu merupakan kegawatdaruratan obstetrik karena
terbatasnya waktu persalinan, terjadi trauma janin, dan komplikasi pada ibu. Hasil Penelitian
adalah Persalinan distosia pada remaja umumnya terjadi pada usia >16 tahun, dengan penyebab
yang paling sering Ialah faktor letak dan bentuk janin, serta faktor jalan lahir. Dampak pada ibu
dapat terjadi infeksi intrapartum, ruptur uterus, cedera dasar panggul, fistula post partum.
Dampak pada janin dapat terjadi kaput suksedaneum, molase kepala janin, pneumonia,
cedera/fraktur dan kematian.

Kesimpulan : Persalinan distosia pada remaja umumnya terjadi pada usia >16 tahun, dengan
penyebab yang paling sering Ialah faktor letak dan bentuk janin, serta faktor jalan lahir.
Tindakan utama yang paling banyak dilakukan pada distosia yaitu operasi seksio setelah
persalinan percobaan kemudian gagal.

13
Judul Penelitian : Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Ibu Hamil Di Poli Klinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota
Manado

Peneliti : Nelawati Radjamuda , Agnes Montolalu

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor Risiko
dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil di Poli Klinik Obs-Gin RSJ Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang Kota Manado.

Latar Belakang : Hipertensi Dalam Kehamilan (preeklampsia dan eklampsia) adalah salah satu
dari tiga penyebab utama kematian ibu disamping perdarahan dan infeksi. Ada sekitar 85%
preeklampsia terjadi pada kehamilan pertama. Preeklamsia terjadi pada 14% sampai 20%
kehamilan dengan janin lebih dari satu dan 30% pasien mengalami anomali rahim yang berat.

Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan pendekatan retrospektif. Sampel


sebanyak 207 ibu hamil dengan hipertensi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
format pengumpulan data dan di analisa dengan program komputer SPSS 17.0.
Hasil Penelitian : Penyakit hipertensi dalam kehamilan (Preeklampsia dan Eklampsia) adalah
salah satu dari tiga penyebab utama kematian ibu disamping perdarahan dan infeksi. Ada sekitar
85% preeklampsia terjadi pada kehamilan pertama. Preeklamsia terjadi pada 14% sampai 20%
kehamilan dengan janin lebih dari satu dan 30% pasien mengalami anomali rahim yang berat.
Pada ibu yang mengalami hipertensi kronis, penyakit ginjal, insiden mencapai 25%. Kejadian
hipertensi pada ibu hamil di usia muda ini mungkin disebabkan masih kurangnya pemahaman
orang tentang usia reproduksi sehat, sehingga banyak yang kawin dan hamil diusia belasan
tahun. Pada kehamilan <20 tahun, keadaan alat reproduksi belum siap untuk menerima
kehamilan akan meningkatnya kejadian hipertensi dalam kehamilan dan bisa mengarah ke
keracunan kehamilan. Umur reproduksi sehat adalah umur yang aman untuk kehamilan dan
persalinan yaitu umur 20-30 tahun. Kejadian hipertensi Pada primipara yaitu sering mengalami
stress dalam menghadapi persalinan. Stress emosi yang terjadi pada primipara menyebabkan
peningkatan pelepasan corticotropic-releasing hormone (CRH) oleh hipothalamus, yang
kemudian menyebabkan peningkatan kortisol. Hubungan antara riwayat hipertensi (preeklamsi-
eklamsi) dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil. Hal ini sama seperti teori yang dikemukakan
oleh Karkata (2006) bahwa wanita yang mengalami hipertensi (preeklampsi-eklamsi) pada
kehamilan pertama akan meningkat mendapatkan preeklampsia pada kehamilan berikutnya.
Penelitian ini juga dengan penelitian Rozikhan (2007) bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara ibu yang mempunyai riwayat preeklamsi dengan terjadinya preeklamsi berat
(p=0,001). Ini menunjukkan bahwa seorang ibu hamil yang mempunnyai riwayat hipertensi
(preeklamsi ,eklamsi) cenderung mengalami kejadian preeklamsi berat.

Kesimpulan : Sebagian besar ibu hamil yang mengalami hipertensi yaitu pada umur <20 tahun
56,5%, primipara 52,7%, dan ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi)
55,6%. Terdapat hubungan umur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil. Terdapat hubungan
antara paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil. Terdapat hubungan antara riwayat
hipertensi (preeklamsi-eklamsi) dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil

14
Judul Penelitian : Karakteristik Ibu Bersalin Kaitanya Dengan Intensitas Nyeri Persalinan
KALA 1 Di Kota Bogor

Peneliti : Ni Gusti Made Ayu, Elin Supliyani

Tujuan Peneliti : Untuk mengetahui karakteristik ibu bersalin yang meliputi paritas dan usia ibu
bersalin dengan intensitas nyeri persalinan kala I di wilayah Kota bogor.

Latar Belakang : Kontraksi pada saat melahirkan akan menimbulkan perasaan nyeri yang
timbul akibat kontraksi servik serta dilatasi serviks dan segmen bawah rahim. Intensitas nyeri
sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi, nyeri bertambah ketika mulut
rahim dalam keadaan dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap stuktur panggul diikuti
regangan dan perobekan jalan lahir. Ibu hamil mengharapkan dapat bersalin tanpa rasa nyeri.
Tingginya operasi sesar salah satunya penyebabnya karena para ibu lebih memilih persalinan
yang relatif tidak nyeri. Kondisi nyeri yang tidak terkelola dengan baik akan menimbulkan
berbagai efek bagi ibu maupun janin. Banyak faktor yang dapat memengaruhi nyeri yang
dirasakan ibu bersalin dan dapat meningkatkan atau menurunkan toleransi terhadap nyeri dan
memengaruhi reaksi terhadap nyeri.

Metode Penelitian : Metode penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional.


Pemilihan sampel dilakukan secara proporsional random samping dengan jumlah sampel
sebanyak 56 responden. Intensitas nyeri diukur dengan menggunakan numeric rating scale.
Analisis data menggunakan uji statistic Chi-Square.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi terbesar usia ibu bersalin yang
menjadi responden pada penelitian ini adalah usia 20-35 tahun. Hal ini menunjukan bahwa
sebagian besar responden dalam usia reproduksi sehat, dan secara fisiologis pada usia tersebut
memungkinkan ibu masih kuat menahan nyeri persalinan. Namun demikian respon nyeri
seseorang sangat individual dan dipengaruhi berbagai faktor seperti lingkungan, ras, tindakan
tertentu, dan juga pola koping seseorang dalam menghadapi nyeri. Hasil penelitian yang
menyebutkan usia ibu yang lebih muda dilaporkan mengalami intensitas nyeri yang lebih tinggi
dibandingkan dengan usia tua. Nyeri persalinan sering digambarkan sebagai rasa nyeri yang
teramat hebat yang pernah dialami. Sebuah penelitian di Kanada mendapatkan bahwa skor nyeri
persalinan baik pada primipara maupun multipara sangat tinggi bila dibandingkan dengan nyeri
pada keadaan patah tulang ataupun sakit gigi. Nyeri pada persalinan dialami terutama selama
kontraksi. Persepsi terhadap intensitas nyeri persalinan bervariasi bagi setiap wanita, biasanya
digambarkan sebagai nyeri paling ekstrim yang pernah dialami. Nyeri dipengaruhi oleh beberapa
faktor fisiologis dan psikologis.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar berusia 20-35 tahun, tingkat
pendidikan tinggi dan sebagian besar merupakan multipara. Karakteristik ibu bersalin yang
meliputi paritas, usia, dan pendidikan ibu bersalin tidak memiliki hubungan dengan intensitas
nyeri kala I persalinan.

15
Judul Penelitian : Efektivitas Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap Lama KALA II
Persalinan Pada Ibu Intranatal DI BPM Ny. “N”

Peneliti : Nur Saidah,SST.,M.Kes

Tujuan Peneliti : Untuk mengetahui Efektivitas Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap Lama
KALA II Persalinan Pada Ibu Intranatal DI BPM Ny. “N”
Latar Belakang : .Pemenuhan nutrisi dan hidrasi (cairan) merupakan faktor penting selama
proses persalinan untuk menjamin kecukupan energi dan mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit normal pada Ibu dan buah hati (Elias, 2009).

Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah static group comparison/posttest only control group
design dan desain penelitian adalah pre experimental. Populasi yaitu seluruh ibu besalin
sebanyak 21 orang dengan sampel sebanyak 20 responden. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah probability sampling tipe simple random sampling. Lokasi penelitian
ini di BPM Ny. “N” di Pasuruan.

Hasil Penelitian : Pemberian makan dan minum selama persalinan merupakan hal yang tepat,
karena memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat menghambat
kontraksi/tidak teratur dan kurang efektif). Oleh karena itu, anjurkan ibu makan dan minum
selama persalinan dan kelahiran bayi, anjurkan keluarga selalu menawarkan makanan ringan dan
sering minum pada ibu selama persalinan. Dalam hal ini air kelapa sangat baik untuk kebutuhan
cairan dan nutrisi selama persalinan. Pemberian air kelapa muda pada ibu intranatal dinilai lebih
efisien dibandingkan dengan air mineral biasa, karena air kelapa muda yang mengandung
elektrolit, isotonik, mineral dan vitamin lainnya akan menambah kekuatan meneran pada ibu
sehingga tidak terjadi persalinan macet atau persalinan lama karena faktor power atau kekuatan
ibu (Yessy, 2012)

Kesimpulan : Pemberian air kelapa muda 250 ml pada ibu intranatal dapat menambah asupan
nutrisi dan energi pada ibu bersalin. Disarankan tenaga kesehatan dapat lebih aktif dalam
memberikan asuhan sayang ibu untuk memberi asupan nutrisi dan hidrasi/cairan berupa air
kelapa muda pada ibu intranatal.

16
Judul Penelitian : Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin DI RSUD Dr. H. BOB
BAZAR, SKM KALIANDA

Peneliti : Riyanto

Tujuan Peneliti : Untuk mengetahui hubungan factor usia, paritas dan anemia dengan kejadian retensio
plasenta pada ibu bersalin di RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM Kalianda.

Latar belakang : Penyebab perdarahan postpartum diantaranya retensio plasenta.Terjadi tren


peningkatan kejadian retensio plasenta dalam 3 tahun terakhir di RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM.,
Kalianda, tahun 2011 tercatat sebanyak 42 (15,9%) kasus retensio plasenta dari 264 persalinan, pada
tahun 2012 meningkat menjadi 52 (19,3%) kasus dari 269 persalinan dan tahun 2013 menjadi 66 (21,3%)
kasus dari 310 persalinan.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan sampel berjumlah
176 ibu bersalin. Pengumpulan data bersumber dari dokumen register persalinan. Analisis data
menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square.

Hasil Penelitian : Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin

1. Usia

Hasil penelitian memperlihatkan terdapat hubungan bermakna antara usia dengan kejadianretensio
plasenta pada ibubersalin (p=0,040). Terdapat ibu bersalin dengan anemia berjumlah 30,0% mengalami
retesio plasenta. Faktor risiko terjadinya retensio plasenta diantaranya adalah usia ibu bersalin berisiko
tinggi, yaitu usia < 20 tahun dan usia > 35 tahun.

2. Paritas

Hasil penelitian memperlihatkan tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian retensio
plasenta (p=0,060>= 0,05) dan terdapat 33,3% ibu hamil dengan paritas tinggi mengalami tidak
retensio plasenta. sedangkan ibu dengan paritas rendah berjumlah 24 (16,4%) mengalami retensio
plasenta. Hasil analisis penelitian ini terdapat 66,7% ibu hamil dengan paritas tinggi, namun tidak
mengalami retensio plasenta kemungkinan karena ibu hamil tercukupi kebutuhan nutrisinya termasuk
asupan Fe.

3. Anemia

Hasil penelitian menyimpulkan terdapat hubungan antara anemia dengan kejadian retensio plasenta
(p=0.016 ) Terdapat ibu bersalin dengan anemia berjumlah 29,0% mengalami retesio plasenta.Ibu
bersalin dengan anemia mempunyai risiko 3,467 kali untuk mengalami retensio plasenta dibandingkan
dengan ibu bersalin yang tidak anemia

Kesimpulan : Hasil penelitian menyimpulkan kejadian retensio plasenta terdapat 19,3% dari 176 ibu
bersalin. Dan faktor yang meningkatkan kejadian retensio plasenta adalah usia ibu dan anemia.

17
Judul Penelitian : Pengaruh Metode Deep Back Massage Terhadap Intensitas Nyeri Pada Persalinan
KALA I Fase Aktif DI Klinik Pratama Mutiara Bunda Kawalu Kota Tasikmalaya TAHUN 2018

Peneliti : Tetin Nafiah , Meti Megawati , Uly Artha S

Tujuan Penelitian : Untuk menganalisis pengaruh metode deep back massage terhadap intensitas
nyeri pada persalinan kala I fase aktif di Klinik Pratama Mutiara Bunda Kawalu Kota Tasikmalaya.

Latar Belakang : Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari
adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut
rahim (serviks). Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang
berlebihan seperti katekolamin dan steroid, dapat mengakibatkan penurunan kontraksi uterus,
penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya
iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen “one group pre-post test
design.” Variabel terikat adalah nyeri persalinan. Variabel bebas adalah deep back massage.
Pengumpulan data menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Sampel adalah ibu bersalin kala I fase
aktif yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nyeri persalinan sebelum dilakukan
deep back massage sebesar 7,97 berada pada kategori nyeri berat terkontrol, rerata nyeri persalinan
setelah dilakukan deep back massage sebesar 5,6 berada pada kategori nyeri sedang dan ada pengaruh
pemberian deep back massage terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif dengan
p value sebesar 0,001 < 0,05.

Kesimpulan : Nyeri pada persalinan kala I fase aktif sebelum dilakukan metode deep back massage di
Klinik Pratama Mutiara Bunda Kawalu Kota Tasikmalaya berada pada nyeri berat terkontrol dengan nilai
ratarata 7,97, setelah dilakukan metode deep back massage berada pada nyeri sedang dengan nilai rata-
rata 5. Terdapat pengaruh metode deep back massage terhadap nyeri pasa persalinan kala I fase aktif di
Klinik Pratama Mutiara Bunda Kawalu Kota Tasikmalaya dengan nilai (ρ = 0,001).

18
Judul Penelitian : Robekan Perineum Pada Persalinan Vaginal Di Bidan Praktek Swasta (BPS) Daerah
Istimewah Yogyakarta Indonesia TAHUN 2014-2016

Peneliti : Nuring Pangastut

Tujuan Penelitian : Mengetahui dan melakukan analisis terhadap faktor ibu (usia ibu, paritas, usia
kehamilan), faktor janin (berat bayi lahir), dan faktor persalinan (lama kala II), dengan terjadinya
robekan perineum pada persalinan vaginal di 5 Bidan Praktek Swasta (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta
Indonesia.

Latar Belakang : Persalinan vaginal merupakan cara persalinan yang paling banyak dipilih oleh semua
perempuan, dan tenaga kesehatan selaku penolong persalinan. Berbagai keluhan disfungsi dasar
panggul maupun keluhan terkait perineum sebagai akibat robekan perineum saat persalinan vaginal
dapat mempengaruhi kualitas kehidupan perempuan.

Metode Penelitian : Penelusuran data rekam medik retrospektif,

Hasil Penelitian : Didapatkan 1595 sampel data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah
robekan perineum mencapai 1201 (75,3%), dan 1,9% diantaranya adalah derajat 3. Robekan perineum
terjadi pada 80,55% usia muda, 69,14% usia lebih dari 35 tahun, serta 85,05% primipara. Terdapat
kemaknaan pada hubungan paritas dengan robekan perineum (nilai p=0,000), dengan korelasi negatif
(0,186). Koefisien korelasi negatif menunjukkan bila paritas makin kecil, maka kejadian robekan
perineum akan meningkat. Terdapat kemaknaan pada hubungan antara berat badan bayi lahir kurang
dari 2500 gram dengan robekan perineum (p=0,002), namun p=0,304 untuk bayi besar (berat bayi lahir
lebih atau sama dengan 4000 gram). Korelasi positif (0,027) menunjukkan pada persalinan dengan berat
bayi lahir makin besar, risiko robekan perineum meningkat. Hubungan lama kala II dengan robekan
perineum juga menunjukkan kemaknaan dengan nilai p=0,018 untuk lama kala II 30-60 menit, dan
p=0,002 untuk lama kala II lebih dari 60 menit. Didapatkan korelasi positif (0,061 dan 0,092) pada kedua
kemaknaan tersebut. Bila lama kala II memanjang, maka kejadian robekan perineum akan meningkat.

Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara paritas (faktor ibu), berat bayi lahir (faktor janin),
dan lama kala II (faktor persalinan), dengan terjadinya robekan perineum pada persalinan vaginal, yang
berkorelasi positif.

19
Judul Penelitian : Pengaruh Pijatan Perineum Dan Senam Kegel Terhadap Pengurangan Ruptur
Perineum Pada Ibu Bersalin

Peneliti : Meldafia Idaman , Niken

Tujuan Penelitian : Untuk mempelajari pengaruh pijatan perineum dan senam kegel terhadap
pengurangan ruptur perineum pada ibu bersalin.

Latar Belakang : Sekitar 70% ibu melahirkan pervaginam mengalami trauma perineum. Berbagai cara
untuk mengurangi ruptur pada perineum antara lain dengan senam kegel (kegel exercise) dan pijatan
perineum pada ibu hamil trimester tiga. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh pijatan
perineum dan senam kegel terhadap pengurangan ruptur perineum pada ibu bersalin.

Metode Penelitian : pre-experimental menggunakan pendekatan Post Test Only Control Group
Design.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian didapatkan peringkat rata-rata pengurangan kejadian ruptur
perineum lebih banyak pada perlakuan yang melakukan latihan kombinasi pijat perineum dan senam
kegel yaitu 6,29 dari pada responden yang melakukan latihan pijat perineum yaitu 12,93. Peringkat rata-
rata pengurangan kejadian ruptur perineum lebih banyak pada perlakuan latihan pijat perineum
dibandingkan perlakuan yang melakukan latihan senam kegel yaitu 13.73. Berdasarkan uji statistik p
value 0,03 (p< 0,05) didapatkan ada pengaruh pijatan perineum dan senam kegel terhadap pengurangan
ruptur perineum pada ibu bersalin.

Kesimpulan : Ada pengaruh pijatan perineum dan senam kegel terhadap pengurangan ruptur
perineum pada ibu bersalin.
20
Judul Penelitian : Pencegahan Rupture Perineum Pada Ibu Bersalin Dengan Pijat Perineum

Peneliti : Hera Mutmainah , Dewi Yuliasari , Ana Mariza

Tujuan Penelitian : Diketahui pengaruh pijat perineum terhadap pencegahan rupture perineum pada
ibu bersalin di BPS Dwi Lestari Natar Lampung Selatan Tahun 2018.

Latar Belakang : Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran bayi baik
menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Hasil presurvey yang dilakukan pada bulan Maret
2018 di BPS Dwi Lestari Natar Lampung Selatan terhadap 10 ibu bersalin, diperoleh sebanyak 8 ibu (80%)
mengalami rupture perineum. Hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa belum pernah dilakukan
upaya untuk pencegahan rupture perineum seperti dengan melakukan pijat perineum.

Metode Penelitian : Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian pra-eksperimen dengan
design static group comprison. Populasi penelitian seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan 34-36
minggu pada bulan April – Mei 2018 di BPS Dwi Lestari Natar Lampung Selatan, Dengan sampel
sebanyak 30 orang teknik sampling purposive sampling. Analisa data univariat dan bivariat uji t (t-test).

Hasil Penelitian : Rata-rata ruptur perineum ibu yang diberi pijat perineum adalah 0,67 dengan standar
deviasi 0,617. Rata-rata ruptur perineum ibu yang tidak diberi pijat perineum adalah 1,20 dengan
standar deviasi 0,676.

Kesimpulan : Pengaruh pijat perineum terhadap pencegahan rupture perineum pada ibu bersalin di BPS
Dwi Lestari Natar Lampung Selatan Tahun 2018 (p value 0,032).

21
Judul Penelitian : HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG

Peneliti : Lidia Widia

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara Paritas dengan Persalinan Letak Sungsang di
RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Kabupaten Tanah Bumbu

Latar Belakang : Penyebab utama kematian ibu di Indonesia dan negara-negara lainnya di dunia hampir
sama, diantaranya akibat perdarahan (25%), infeksi (14%) hipertensi dalam kehamilan (13%), letak
sungsang (13%) serta akibat persalinan yang lama (7%) (Nugroho T.,2010). Kejadian letak sungsang pada
janin aterm kira-kira 3%, jauh lebih tinggi pada permulaan masa kehamilan kira-kira 40% daripada
kehamilan sebelum 28 miggu antara 17 sampai 31 minggu. Janin letak bokong berada pada resiko
morbilitas dan mortalitas prenatal yang lebih tinggi tidak hanya akibat partus tetapi juga karena
presentasi (Marmi, 2012).
Metode Penelitian : Survey analytic dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu yang teregister di Ruang Bersalin RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Kabupaten Tanah
Bumbu dengan jumlah sampel 510 responden. Tekhnik sampling yang digunakan adalah total sampling
dan pengujiandata menggunakan uji chi-square.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan responden yang mengalami persalinan letak sungsang
sebanyak 210 responden (41,2%) dan persalinan normal sebanyak 300 responden (58,8%). Dari uji Chi-
square didapatkan Ada hubungan bermakna antara paritas dengan persalinan letak sungsang dengan ρ
value = 0,000.

Kesimpulan : Ada hubungan antara paritas dengan persalinan letak sungsang di Ruang Bersalin RSUD dr.
H. Andi Abdurrahman Noor Kabupaten Tanah Bumbu

22
Judul Penelitian : HUBUNGAN UMUR IBU DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD RADEN
MATTAHER JAMBI

Peneliti : HARDIANA

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian retensio plasenta di
RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

Latar Belakang : Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu
(AKI) di dunia yaitu 303.000 jiwa. Di Indonesia pada tahun 2015, AKI yaitu 305 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Provinsi Jambi tahun 2014 adalah 75 per 100.000 kelahiran
hidup. Lima penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi dalam
kehamilan (27,1%), infeksi (7,3%), partus lama (1,8%) dan abortus (1,6%). Di ruang bersalin RSUD Raden
mattaher Jambi pada tahun 2014 ada 44 kasus retensio plasenta, terjadi peningkatan pada tahun 2015
sebanyak 69 kasus. Pada tahun 2016 ada 51 kasus retensio plasenta.

Metode Penelitian : metode survey analitik dengan menggunakan data sekunder, dengan populasi
berjumlah 398 orang dan total sampel sebanyak 80 responden di Kamar Bersalin RSUD Raden mattaher
Jambi

Hasil Penelitian : Hasil Penelitian menunjukkan Mayoritas responden dengan umur tidak beresiko 61
orang (76,2%). Mayoritas responden tidak mengalami retensio plasenta 64 orang (80%). Ada hubungan
antara umur ibu dengan kejadian retensio plasenta (P value = 0,001).

Kesimpulan : Mayoritas responden dengan umur tidak beresiko, Mayoritas responden tidak
mengalami retensio plasenta, Ada hubungan umur dengan kejadian retensio plasenta.

23
Judul Penelitian : Karakteristik persalinan letak sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Peneliti : Matricia D. G. Silinaung , Juneke J. Kaeng , Erna Suparman

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui karakteristik dari persalinan letak sungsang. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif retrospektif melalui rekam medik di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou
Manado

Latar Belakang : Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa
faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural uterus, polihidramnion, plasenta previa,
multiparitas, mioma uteri, kehamilan multiple, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat
presentasi bokong sebelumnya.Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong
berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur
kehamilan 34 minggu.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif melalui rekam medik
di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado

Hasil Penelitian : Dari penelitian ini diperoleh 214 kasus persalinan letak sungsang dari total
persalinan 3.347 persalinan. Persalinan letak sungsang paling banyak ditemukan pada multigravida,
kelompok usia kehamilan 37 – 41 minggu, jenis presentasi bokong kaki (incomplete breech) dengan
penanganan paling banyak ialah persalinan pervaginam (spontaneus Bracht). Berat badan lahir bayi
letak sungsang paling sering berkisar 2500 – 3999 gram, umumnya bayi tidak mengalami asfiksia.
Walaupun jarang ditemukan komplikasi, mortalitas bayi letak sungsang terdapat sebanyak 15 kasus.

Kesimpulan : Insiden persalinan letak sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sebesar 6,39%.
Persalinan letak sungsang lebih sering terjadi pada multigravida dan paling banyak ditemukan pada
kelompok usia 31 – 35 tahun. Persalinan letak sungsang banyak ditemukan pada usia kehamilan 37-41
minggu, dan didapatkan terbanyak pada jenis presentasi letak bokong kaki. Kebanyakan ibu memilih
jenis pertolongan persalinan pervaginam. Sebagian besar bayi baru lahir dengan berat badan normal
(2500 – 3999 gram) dan tidak mengalami asfiksia. Pada penelitian ini persalinan letak sungsang
umumnya tidak mengalami komplikasi.

24
Judul Penelitian : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Plasenta Previa di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2018

Peneliti : Endryani Syafitri , Suyanti Suwardi

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan plasenta previa di
RSUP H. Adam Malik Medan Periode Tahun 2016-2017.
Latar Belakang : Perdarahan Antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Perdarahan khususnya akibat plasenta previa 15-20% menyebabkan kematian ibu. World
Health Organization (WHO) 2014 menyebutkan bahwa angka kematian ibu diperkirakan seluruh dunia
lebih dari 585 ribu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Berdasarkan persentase penelitian di
RSUP H. Adam Malik Medan periode tahun 2016-2017 didapatkan sekitar 42,1% yang mengalami
plasenta previa.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini bersifat survei analitik dengan desain cross sectional. Populasi
penelitian ini sebanyak 54 ibu hamil yang mengalami plasenta previa. Pengambilan sampel
menggunakan total population. Variabel independen adalah riwayat persalinan, riwayat abortus dan
usia ibu, variabel dependen adalah plasenta previa dengan alat ukur yang digunakan adalah rekam
medik status, riwayat persalinan, riwayat abortus, plasenta previa dan di analisis Chi-square

Hasil Penelitian : Hasil uji chi-square, untuk variabel riwayat persalinan didapatkan nilai p -
value=0,041 (p<0,05). dan variabel riwayat abortus di dapatkan nilai p- value=0,032 (p<0,05). dan
variabel usia ibu didapatkan nilai p-value = 0,004 (p<0,05).

Kesimpulan Penelitian : Ada hubungan faktor riwayat persalinan dengan plasenta previa, ada
hubungan faktor riwayat abortus dengan plasenta previa, ada hubungan faktor riwayat usia ibu dengan
plasenta previa.

25
Judul Penelitian : HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN LETAK SUNGSANG DI BPS
SUHARTATIK WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALANG

Peneliti : Layla Imroatu Zulaikha , Sari Pratiwi A

Tujuan Penelitian : Untuk menganalisis hubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian letak sunsang di
BPS Suhartatik Wilayah Kerja Puskesmas Talang.

Latar Belakang : Proses kehamilan yang fisiologis dapat berubah sewaktu-waktu menjadi patologis yang
dapat disebabkan oleh faktor ibu maupun janin diantaranya adalah letak sungsang. Salah satu faktor
penyebab letak sungsang adalah multiparitas

Metode Penelitian : Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian korelasi secara
crossectional. Populasi dalam penelitian ini ibu hamil TM III di BPS Suhartatik wilayah kerja Puskesmas
Talang. Teknik pengambilan sampel dengan probability sampling dengan simple random sampling,
dengan jumlah sampel 37 ibu hamil trimester III.

Hasil Penelitian : Berdasarkan tabulasi silang ibu dengan primigravida hampir seluruhnya tidak terjadi
letak sungsang, setelah dianalisa menggunakan uji statistik Coefisien Contigensi maka didapatkan hasil
X2 hitung(12,20) >X2 tabel(5,991) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas ibu
hamil dengan kejadian letak sungsang.
Kesimpulan : Untuk mencegah kehamilan dengan letak sungsang bisa diberikan selama antenatal care
sebelum usia kehamilan 28 minggu, bidan / pelayan kesehatan harus memberikan penyuluhan kepada
ibu hamil bahwa ibu dapat membantu mengubah posisi janin dengan cara melakukan senam hamil
dengan rutin. Senam hamil efektif jika dilakukan sampai usia kehamilan 34 minggu (pada kehamilan
pertama) sampai 36 minggu (kehamilan kedua dan seterusnya), selain itu menganjurkan ibu untuk
berperan aktif dalam program KB sehingga terbentuk keluarga yang berkualitas dengan 2 anak cukup
yang artinya dapat mengurangi jumlah paritas dan mengurangi kejadian letak sungsang.

26
Judul Penelitian : Manfaat Kalender Asuhan Persalinan Normal Terhadap Penerapan Standar

Peneliti : N Budiani, NK Somoyani, NLM Diah Putri, GA Marhaeni

Tujuan Penelitian : Untuk membuktikan bahwa kalender Asuhan Persalinan Normal dapat
meningkatkan penerapan standar asuhan persalinan oleh bidan pada praktik mandiri.

Latar Belakang : Masa kritis seorang perempuan selama masa reproduksinya dialami ketika
persalinan. Pada masa tersebut, ibu dan janin atau bayi berisiko mengalami komplikasi, sehingga
membutuhkan pelayanan kebidanan yang adekuat.Setiap ibu bersalin berhak memeroleh asuhan
persalinan terstandar agar proses persalinannya berjalan aman, ibu dan bayi sehat.

Metode Penelitian : Praeksperimental, menggunakan pendekatan one group pretest-posttest design.


Subyek penelitian ini adalah bidan praktik mandiri, usia maksimal 65 tahun, masa kerja minimal 2 tahun,
minimal lulusan D3 Kebidanan. Besar sampel 20 orang, dengan cara proportionate simple random
sampling. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil Penelitian : Skor penerapan standar asuhan persalinan oleh bidan pada PMB sebelum diberikan
perlakuan ditemukan terendah 23, tertinggi 36, dan median 30. Sesudah diberikan perlakuan ditemukan
skor terendah 36, tertinggi 38, dan median 38. Lebih dari sebagian responden (55%) sudah mencapai
skor ideal (38). Terdapat perbedaan bermakna penerapan standar asuhan persalinan sebelum dengan
sesudah diberikan kalender APN (z -3,883; p 0,000).

Kesimpulan : Kalender asuhan persalinan normal bermanfaat meningkatkan penerapan standar


asuhan persalinan oleh bidan pada PMB

27
Judul Penelitian : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA (Di RSI
Muhammadiyah Sumberejo Kabupaten Bojonegoro)

Peneliti : Istiasih, Inayatul Aini, Ratna Sari Dewi


Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian retensio plasenta di RSI
Muhammadiyah Sumberejo Kabupaten Bojonegoro tahun 2020.

Latar Belakang : Paritas adalah jumlah kehamilan yang mencapai 20 minggu dan bukan dari jumlah
bayi yang dilahirkan. Retensio plasenta merupakan Perdarahan yang disebabkan karena plasenta belum
lahir hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir

Metode Penelitian : : Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan
pendekatan retrospectif. Populasi semua ibu bersalin sebanyak 60 responden. Sampel penelitian ini
berjumlah 30 responden. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan cara tehnik
simple random sampling, variabel independennya paritas dan variabel dependentnya kejadian retensio
plasenta, untuk mengetahui hubungan antara variabel digunakan uji korelasi Chi Square dengan
instrumen menggunakan rekam medik

Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian lebih dari setengah responden dengan primigravida sebanyak
16 responden (53,3%), multigravida sebanyak 9 responden (30%), grandemultigravida sebanyak 5
responden (16,7%). Dan lebih dari setengah responden tidak mengalami retensio plasenta sebanyak 19
responden (63,3%) dan mengalami retensio plasenta sebanyak 11 responden (36,7%). Dari analisa
statistik dengan menggunakan uji statistik Chi-Square sebesar 0.002, dengan peluang ralat kesalahan
sebesar 0.002 dimana ρ < α (0.05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
paritas dengan kejadian retensio plasenta.

Kesimpulan : Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yaitu meningkatkan program keluarga
berencana 2 anak cukup serta dapat mewujudkan visi dari paradigma baru program keluarga berencana
rasional yaitu mewujudkan keluarga berkualitas.

28
Judul Penelitian : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO
PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Peneliti : Henny Lathifatuzzahro, Ira Titisari, Ribut Eko Wijanti

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan antara usia, paritas, jarak kelahiran, dan riwayat
operasi caesar dengan kejadian plasenta yang tertahan di Rumah Sakit Aura Syifa Kabupaten Kediri.

Latar Belakang : Retensio plasenta adalah plasenta yang tidak lahir lebih dari 30 menit setelah
kelahiran bayi. Faktor predisposisi dari retensi plasenta adalah plasenta previa, bekas seksio sesarea,
kuretase berulang dan gemelli. Insiden retensi plasenta di Rumah Sakit Aura Syifa Kabupaten Kediri pada
tahun 2015 adalah 71 (4,78%) kasus dari 1483 kelahiran dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 101
(5,22%) kasus dari 1935 kelahiran

Metode Penelitian : Metode penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan case-
control dengan 84 (case) dan 294 (control) sampel. Instrumen yang digunakan adalah rekam medis ibu
pada tahun 2012. Analisis penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji odds
ratio.

Hasil Penelitian : Faktor predisposisi dari retensi plasenta adalah plasenta previa, bekas seksio
sesarea, kuretase berulang dan gemelli. Insiden retensi plasenta di Rumah Sakit Aura Syifa Kabupaten
Kediri pada tahun 2015 adalah 71 (4,78%) kasus dari 1483 kelahiran dan pada tahun 2016 meningkat
menjadi 101 (5,22%) kasus dari 1935 kelahiran

Kesimpulan : faktor yang meningkatkan kejadian plasenta yang tertahan adalah usia, paritas, jarak
kelahiran dan riwayat persalinan sesar. Di masa depan, pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor lain yang menyebabkan retensi plasenta seperti kehamilan ganda, riwayat
kuretase, riwayat retensi plasenta, plasenta previa, dan usia kehamilan.

29
Judul Penelitian : PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DALAM PENANGANAN KEHAMILAN DENGAN
LETAK SUNGSANG DI RUMAH SAKIT SETIO HUSODO KISARAN

Peneliti : Usti Fina Hasanah Hasibuan

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan dalam penanganan kehamilan
dengan letak sungsang.

Latar Belakang : Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala janin di fundus uteri.
Penyebab terjadinya letak sungsang meliputi panggul sempit, terdapat lilitan tali pusat, kelainan uterus,
terdapat tumor di pelvis minor yang mengganggu masuknya kepala janin ke PAP, placenta previa, dan
kehamilan ganda. Sedangkan penanganan presentasi sungsang pada masa kehamilan bertujuan untuk
mencegah malpresentasi pada waktu persalinan. Pada tahun 2009 di Sumatera Utara sebanyak 4,4%
kehamilan dengan letak sungsang. Dan angka kematian perinatalnya mencapai 29,4%.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh bidan di Rumah Sakit Setio Husodo Kisaran sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan
sampel menggunakan sampling jenuh. Data diperoleh melalui kuesioner, diolah dengan editing, coding,
tabulating, scoring dan analisis. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian di peroleh pengetahuan bidan dalam penanganan kehamilan
dengan letak sungsang mayoritas buruk sebanyak 11 orang (55%). Sikap bidan dalam penanganan
kehamilan dengan letak sungsang mayoritas baik sebanyak 16 orang (80%).

Kesimpulan : Hasil penelitian yang diperoleh peneliti dapat disimpulkan bahwa responden memiliki
pengetahuan yang buruk dan memiliki sikap yang baik. Dengan demikian di harapkan kepada pimpinan
Rumah Sakit Setio Husodo Kisaran agar dapat hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan terutama
pada penanganan kehamilan dengan letak sungsang. Dan menggerakkan bidan untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama penanganan
kehamilan dengan letak sungsang melalui pelatihan atau seminar.

30
Judul Penelitian : IMPLEMENTASI PENGURANGAN RESIKO KECEMASAN IBU BERSALIN KALA I
MELALUI METODE HYPNOBIRTHING DI KLINIK BERSALIN GEGERKALONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016

Peneliti : Erni Hernawati , Belva Metta Ardelia

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan metode hypnobirthing terhadap kecemasan ibu
bersalin kala I di klinik bersalin Gegerkalong Kota Bandung tahun 2016

Latar Belakang : Persalinan dan kelahiran merupakan hal fisiologi yang akan di alami oleh hampir
seluruh wanita. Meskipun hal yang fisiologis tetapi akan membuat ibu merasa cemas. Kecemasan dalam
persalinan merupakan respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, sering kali kecemasan dapat
ditandai dengan perasaan mudah marah, cemas, gugup, kewaspadaan yang berlebihan, dan perasaan
tegang saat menghadapi proses persalinan. Kecemasan pada saat proses persalinan dapat
memperpanjang waktu persalinan atau akan menyebabkan partus lama. Kecemasan tersebut dapat
ditangani dengan cara nonfarmakologi, yaitu dengan metode hypnobirthing. Upaya hypnobirthing ini di
fokuskan untuk menghilangkan sindrom ketakutan, ketegangan atau kecemasan karena hypnosis yang
digunakan lebih difokuskan pada pembentukan sugesti positif pada saat otak berada dalam kondisi
tenang atau rileks

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik dengan desain case control.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling dengan jumlah sampel 8
responden untuk kelompok case dan 8 responden untuk kelompok control. Instrumen yang digunakan
lembar observasi kecemasan HAR-S (Hamilton Anxiety Rating Score). Metode pungumpulan data primer
yang diperoleh dengan cara observasi kepada responden. Analisis data menggunakan analitik bivariat
komparatif kategori tidak berpasangan 2 kelompok sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji chi-
square .

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu bersalin mengalami kecemasan
sebanyak 68,75%. Pada kelompok kasus terdapat 62,5% tidak mengalami kecemasan dan 37,5%
mengalami kecemasan ringan, Sedangkan pada kelompok kontrol seluruhnya (100%) mengalami
kecemasan. Dengan hasil ρ-Value 0,001 dan OR 0,000.

Kesimpulan : Terdapat hubungan antara metode hypnobirthing terhadap kecemasan ibu bersalin kala
I dan metode hypnobirthing dapat mengurangi resiko kecemasan ibu bersalin.
Tabel
1
JUDUL KAJIAN METODE PERSALINAN NORMAL DENGAN BANTUAN
CERMIN PADA PERSALINAN KALA II IBU PRIMIGRAVIDA

Peneliti Rokhamah

Tahun Terbit Februari 2019

Tujuan Untuk mengetahui metode persalinan normal dengan bantuan cermin pada
persalinan kala II.

Metode Variabel dependen penelitian ini adalah lama ibu bersalin kala II dengan
indikator waktu. Pengambilan sampel menggunakan teknik Total sampling.
Data di kumpulkan dengan menggunakan angket atau kuesioner, observasi
dan tes. Dan dianalisa dengan teknik statistik inferensial dengan taraf
signifikan 5% dan taraf kepercayaan (confidence levelsebesar 95%). Tehnik
pengambilan data secara observasi Data dianalisa menggunakan Uji T test
tidak berpasangan.

Hasil Persalinan dengan diberi cermin sangat efektif dalam membatu proses
persalinan karena cara mengejan dan frekuensi semakin meningkat ketika
persalinan dibantu dengan cermin dan gerakan tubuh seorang ibu semakin
tenang, selalu mengikuti anjuran instruktur sehingga mempermudah
jalannya proses persalinan. Selain itu waktu yang diperlukan dalam
persalinan juga semakin cepat jika dibandingkan dengan persalinan tanpa
menggunakan cermin.

Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu ibu bersalin primigrafida yang
menggunakan cermin pada persalinan kala II lebih cepat .
2
JUDUL KEBUTUHAN IBU MELAHIRKAN UNTUK MENGATASI NYERI
SELAMA PROSES PERSALINAN

Pengarang Heni Setyowati ER

Tahun Terbit 2 November 2013

Tujuan Untuk mengeksplorasi bagaimana kebutuhan ibu untuk mengatasi nyeri


selama proses persalinan.

Metode Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan berjumlah


6 orang yang dipilih dengan metode purposive sampling. Analisa data
dilakukan dengan mengunakan analisa kualitatif, berdasarkan tahap analisis
data menurut Colaizzi.

Hasil 1.Pengalaman nyeri ibu selama proses persalinan

2. Upaya yang dilakukan oleh ibu untuk mengatasi nyeri

3. Upaya yang dilakukan oleh petugas untuk mengatasi nyeri

4. Harapan ibu terhadap masalah nyeri yang muncul

Kesimpulan Diharapkannya pelayanan perawatan professional untuk mengatasi masalah


nyeri yang muncul seperti mengusap-usap perut, mendampingi ibu, care,
atau memperhatikan dan lebih mengerti kondisi ibu serta peralatan yang
lengkap. Pengembangan intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri
selama persalinan dengan intervensi kognitif, intervensi perilaku dan
intervensi sensori.

3
JUDUL Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Lama di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru

Pengarang Yulrina Ardhiyanti, Susi Susanti

Tahun Terbit 2016


Tujuan Untuk mengetahui faktor ibu yang berhubungan dengan kejadian persalinan
lama. Penelitian dilakukan di RSUD Arifin Achmad

Metode Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian case control menggunakan


teknik Systematic Random Sampling. Pengambilan data menggunakan
lembar ceklis dengan variabel dependen .

Hasil Usia seseorang dapat mempengaruhi terjadinya persalinan lama karena


umur ibu yang beresiko dalam kehamilan dan persalinan dapat
mengakibatkan kurangnya kesiapan fisik dan psikologis bahkan komplikasi
antenatal yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin
serta kesulitan dalam proses persalinan ibu.

Paritas berisiko dapat menyebabkan terjadinya persalinan lama dikarenakan


otot–otot rahim pada ibu yang sering melahirkan sudah melemah sehingga
bisa mengakibatkan lamanya proses persalinan.

Kuat dan lemahnya his pada saat proses persalinan sangat berpengaruh pada
cepat atau lamanya suatu persalinan. Apabila pada saat proses persalinan his
lemah, maka dapat memperlambat proses persalinan.

Kesimpulan Ditemukan hubungan yang signifikan antara usia ibu, paritas dan his dengan
kejadian persalinan lama. Ibu yang berusia <20 tahun atau >35 tahun lebih
berisiko mengalami persalinan lama dibandingkan ibu yang berusia 20–35
tahun, ibu dengan paritas >3 lebih berisiko mengalami persalinan lama
dibandingkan ibu dengan paritas ibu dengan paritas >3 lebih berisiko
mengalami persalinan lama dibandingkan ibu dengan paritas <3 dan ibu
dengan his lemah pada saat persalinan lebih berisiko mengalami persalinan
lama dibandingkan ibu dengan his kuat pada saat persalinan.

4
JUDUL Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu
Bersalin

Pengarang Stella Pasiowan , Anita Lontaan , Maria Rantung

Tahun Terbit Juni 2015

Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan robekan jalan


lahir pada ibu bersalin di ruangan kebidanan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.
L Ratumbuysang Manado

Metode Jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross


sectional. Cara pengambilan sampel dengan teknik Porpusive Sampling
Jumlah sampel 68 ibu. Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner
selanjutnya dianalisa menggunakan uji Chi-Square

Hasil Hubungan Faktor Umur Ibu Dengan Robekan Jalan Lahir, hubungan antara
umur ibu dengan robekan jalan lahir, faktor risiko terjadinya perdarahan
pasca persalinan oleh karena rupture perineum.

Hubungan Berat Badan Bayi Dengan Robekan Jalan Lahir, Berat badan
bayi dapat mengakibatkan terjadinya robekan jalan lahir yaitu pada berat
badan bayi diatas 3500 gram, karena risiko trauma partus melalui vagina
seperti distosia bahu dan kerusakan jaringan lunak pada ibu.

Hubungan paritas dengan robekan jalan lahir, Paritas adalah jumlah anak
yang dilahirkan oleh seseorang ibu baik hidup maupun mati.

Uji Chi-Square untuk umur ibu dengan p value = 0.098 (p < 0.05), berat
badan bayi nilai p = 0.000 (p ˂ 0.05), paritas nilai p = 0.006 (p < 0.05).

Kesimpulan Tidak ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian robekan jalan lahir,
Ada hubungan antara berat badan bayi dengan kejadian robekan jalan lahir,
Ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian robekan jalan lahir.

5
JUDUL Analisis Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ruptur
Perineum Pada Persalinan Normal Di Rsud Dr. Sam Ratulangi Tondano
Kabupaten Minahasa

Pengarang Jusima Tarelluan, Syuul K Adam , Sandra Tombokan

Tahun Terbit Desember 2015

Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ruptur


perineum pada persalinan normal.

Metode Penelitian ini bersifat analitik deskriptif dengan menggunakan desain


Retrospektif atau pengumpulan data sekunder. Analisis menggunakan uji
statistik chi square
Hasil 1. Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian ruptur perineum pada
persalinan normal terbanyak pada golongan umur 20 – 35 tahun

2. BBL sebagian besar 2500–4000 gram pada paritas dengan primipara

3. Persalinan normal yang mengalami ruptur spontan lebih banyak dari


episiotomy

Kesimpulan Ada hubungan yang signifikan antara faktor umur paritas, dan BBL dengan
kejadian ruptur perineum pada persalinan normal

6
JUDUL TERAPI KOMPLEMENTER DALAM MENGATASI NYERI
PERSALINAN

Pengarang Dede Waslia

Tahun Terbit Oktober 2018

Tujuan Untuk mengetahui terapi komplementer dalam mengatasi nyeri persalinan

Metode Pencarian artikel jurnal dilakukan secara elektronik dengan menggunakan


beberapa database, yaitu google scholar, Proquise, Cochrane dengan
memasukkan kata kunci “terapi komplementer” “counterpessure”
“Aromatherapi”, dan “nyeri persalinan”,

Hasil Ada berbagai metode yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri salah
satunya terapi komplementer (non farmakologis), yaitu dengan strategi
stimulasi kulit (counterpressure) dan strategi stimulasi sensorik
(aromatherapi). Studi ini merupakan tinjauan literatur (literature review)
yang bertujuan untuk menelaah berbagai studi tentang keterkaitan
pemberian terapi komplementer dalam mengurangi nyeri persalinan.

Kesimpulan Nyeri persalinan merupakan kombinasi nyeri fisik dengan kondisi


psikologis ibu selama persalinan. Rasa nyeri selama proses persalinan
mengakibatkan pengeluaran adrenalin oleh karena itu pengurangan nyeri
pada saat persalinan sangatlah penting. Terapi komplementer selalu lebih
sederhana dan aman dilakukan dalam pengurangan rasa nyeri persalinan
diantaranya pemberian countepressure dan aromaterapi pada ibu bersalin
efektif dapat mengurangi nyeri persalinan.
7
JUDUL HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PARTISIPASI
MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA
TRIMESTER TIGA DI PUSKESMAS NGLIPAR II

Pengarang Nur Fita Romalasari , Kumsih Astuti

Tahun Terbit Juni 2020

Tujuan Untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dan partisipasi


mengikuti kelas ibu hamil dengan kecemasan menghadapi persalinan
primigravida pada ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Nglipar II

Metode Sampel penelitian berjumlah 50 ibu hamil. Pengumpulan data menggunakan


skala. Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product
moment dan analisis regresi linier berganda.

Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan
analisis korelasi product moment dan analisis regresi linier berganda, maka
dapat disimpulkan bahwa hubungan antara dukungan suami dan partisipasi
mengikuti kelas ibu hamil Semakin tinggi dukungan suami dan semakin
tinggi partisipasi mengikuti kelas ibu hamil, maka cenderung kecemasan
menghadapi persalinan rendah demikian sebaliknya.

Kesimpulan Peran suami dan dukungan suami sangat dibutuhkan oleh ibu hamil dan ibu
hamil berhak untuk mengikuti kelas ibu hamil supaya kecemasan yang
dirasakan ibu berkurang dan dapat melahirkan rileks nantinya.

8
JUDUL PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN IBU BERSALIN DAN LAMA PERSALINAN DI BIDAN
PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KABUPATEN MALANG

Pengarang Yuseva Sariati, Era Nurisa Windari, Nur Aini Retno Hastuti

Tahun Terbit 2016

Tujuan Untuk mengetahui pengaruh pengaruh Hypnobirthing terhadap tingkat


kecemasan ibu bersalin dan lama persalinan di Bidan Praktek Mandiri
wilayah Kabupaten Malang

Metode Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain postest only control
group design. Jumlah sampel seluruhnya dalam penelitian ini sebanyak 30
ibu primipara yang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu 15 ibu bersalin dengan
hypnobirthing dan 15 ibu bersalin tanpa menggunakan hypnobirthing.
Analisis data dilakukan dengan uji Mann Whitney dengan p value 0,05.

Hasil Ibu bersalin dengan hypnobirthing sebanyak 11 orang (73,3%) tidak


mengalami gejala kecemasan dan 8 orang (53,3%) dalam katagori lama
persalinan normal (4-8 jam). Sedangkan ibu bersalin tanpa hypnobirthing
sebanyak 6 orang (40%) termasuk dalam katagori gejala kecemasan sedang
dan 6 orang (40%) dengan proses persalinan normal. Hasil analisis dengan
mann whitney terhadap lama persalinan signifikasi sebesar 0,229. Dan nilai
signifikasi terhadap tingkat kecemasan sebesar 0,001. Karena nilai
signifikasi < 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pada tingkat kecemasan antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol.

Kesimpulan Tingkat kecemasan pada ibu bersalin dengan hypnobirthing lebih rendah
dari pada tanpa hypnobirthing, namun tidak ada perbedaan terhadap lama
persalinan.

9
JUDUL HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN PASCA
PERSALINAN

Pengarang Frisca Dewi Yunadi, Rochany Septiyaningsih, Rully Andhika

Tahun Terbit September 2019

Tujuan Untuk mengetahui hubungan antara anemia dengan kejadian perdarahan


pasca persalinan.

Metode Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan case control.
Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling dengan
jumlah sampel kasus 72 dan sampel control 72. Analisa data menggunakan
Analisa bivariant chi square. Instrumen penelitian ini menggunakan ceklist
dari rekam medis di RSUD Cilacap. Berdasarkan hasil uji statistik chi
square

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Dina dkk (2013) juga didapatkan hasil ada
hubungan antara anemia dengan kejadian perdarahan postpartum di RSUD
Majene Tahun 2013 dan disimpulkan jika ibu yang mempunyai anemia
memiliki resiko 2,9 kali lebih banyak untuk terjadi perdarahan postpartum
jika dibandingkan ibu yang HB nya normal atau tidak anemia.

Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan anemia dengan kejadia perdarahan pasca persalinan dengan
resiko 6 kali lebih besar pada ibu dengan anemia untuk mengalami
perdarahan pasca persalinan. Saran terhadap tenaga kesehatan adalah untuk
melakukan penanganan dan pengelolaan anemia dengan baik pada saat
hamil maupun persalinan agar tidak menimbulkan keadaan yang
membahayakan ibu. Selain itu sebaiknya ibu hamil rutin meminum tablet
tambah darah (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan.

10
JUDUL ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN
RANGSANGAN PUTING SUSU DI BPM LILIK KUSTONO DIWEK
JOMBANG

Pengarang Rini Hayu Lestari , Eka Aprilia

Tahun Terbit 2 Desember 2017

Tujuan Pelaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan rangsangan


puting susu di BPM

Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Studi Kasus.


Pengumpulan data menggunakan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah
varney

Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua responden dalam penelitian


berhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil anamnesa ibu mengatakan setelah
dilakukan rangsangan puting susu ibu merasakan kenceng˗kenceng lebih
sering. Setelah diberikan stimulasi rangsangan puting pada kedua pasien
didapatkan hasil kontraksi lebih adekuat (3 kali dalam 10 menit 50 detik).
Saat dilakukan stimulasi rangsangan puting susu selama 2 menit didapat
rahim langsung berkontraksi dari kontraksi yang sebelumnya 2 kali dalam
10 menit 20 detik menjadi 2 kali dalam 10 menit 50 detik. Sehingga dapat
disimpulkan rangsangan puting susu meningktakan kontraksi pada kala II
persalinan.

Kesimpulan Dengan dilakukannya rangsangan pada puting susu dapat meningktakan


kontraksi pada kala II persalinan.

11
JUDUL Gambaran persalinan letak sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado

Peneliti Bonatua A. Putra 2 Eddy Suparman 2 Hermie M. M. Tendean

Tahun Tertib Desember 2016

Tujuan Untuk mendapatkan gambaran persalinan letak sungsang.

Metode Jenis penelitian ialah retrospektif deskriptif melalui rekam medik di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari – Desember 2014.

Hasil Hasil penelitian mendapatkan 152 kasus persalinan letak sungsang yaitu
sebesar 2,2% dari total 3347 persalinan. Persentase tertinggi ditemukan
pada ibu multipara (64,5%); usia ibu >35 tahun (28,9%); usia kehamilan
37-40 minggu (78,3%); complete breech (66,4%); persalinan perabdominal
(78,3%). Berat badan lahir bayi letak sungsang terbanyak pada rentang
2500-3500 g (65,1%) dengan nilai apgar terbanyak pada nilai 4-6 (61,2%).

Kesimpulan Jumlah persalinan letak sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
yaitu sebanyak 152 kasus (2,2%).

12
Judul Persalinan Distosia Pada Remaja Di Bagian Obstetri Ginekologi Blu RSUP
PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Peneliti Judita Paat, Eddy Suparman, Hermie Tendean

Tahun Tertib Agustus 2015

Tujuan untuk mendapatkan gambaran persalinan distosia pada remaja di BLU


RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ditinjau dari umur ibu, paritas,
etiologi, tindakan dan komplikasi.

Metode Jenis penelitian ini deskriptif retrospektif.

Hasil Hasil penelitian memperlihatkan bahwa persalinan distosia pada remaja


umumnya terjadi pada usia >16 tahun dengan penyebab yang tersering ialah
faktor letak, bentuk janin, dan faktor jalan lahir. Tindakan utama yang
paling banyak dilakukan yaitu operasi seksio. Distosia jarang menimbulkan
komplikasi yang berarti.

Dampak pada ibu dapat terjadi infeksi intrapartum, ruptur uterus, cedera
dasar panggul, fistula post partum. Dampak pada janin dapat terjadi kaput
suksedaneum, molase kepala janin, pneumonia, cedera/fraktur dan
kematian.

Kesimpulan Persalinan distosia pada remaja umumnya terjadi pada usia >16 tahun,
dengan penyebab yang paling sering Ialah faktor letak dan bentuk janin,
serta faktor jalan lahir. Tindakan utama yang paling banyak dilakukan pada
distosia yaitu operasi seksio setelah persalinan percobaan kemudian gagal.

13
JUDUL Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Ibu Hamil Di Poli Klinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang Kota Manado

Peneliti Nelawati Radjamuda , Agnes Montolalu

Tahun Terbit Juni 2015

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor Risiko


dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil di Poli Klinik Obs-Gin RSJ
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado.

Metode Desain penelitian ini menggunakan pendekatan retrospektif.

Hasil penelitian ini didapatkan kejadian hipertensi ibu hamil pada umur <20 tahun
117 orang (56,5%), pada primipara 109 (52,7%), dan pada riwayat
hipertensi (preeklamsi-eklamsi) 115 orang (55,6 %). Hasil bivariat yaitu
terdapat hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
(p=0,002), terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian hipertensi
pada ibu hamil dengan nilai p=0,000 dan terdapat hubungan antara riwayat
hipertensi dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan nilai p=0,002

Kesimpulan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada ibu
hamil yaitu umur, paritas dan riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi).

14
JUDUL KARAKTERISTIK IBU BERSALIN KAITANNYA DENGAN
INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA 1 DI KOTA BOGOR

Pengarang Ni Gusti Made Ayu, Elin Supliyani

Tahun Terbit Oktober 2017

Tujuan Untuk mengetahui karakteristik ibu bersalin yang meliputi paritas dan usia
ibu bersalin dengan intensitas nyeri persalinan kala I di wilayah Kota bogor

Metode Metode penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional.


Pemilihan sampel dilakukan secara proporsional random samping dengan
jumlah sampel sebanyak 56 responden. Intensitas nyeri diukur dengan
menggunakan numeric rating scale. Analisis data menggunakan uji statistic
Chi-Square.

Hasil Hasil analisa nilai p>0.05 maka tidak ada keterkaitan antara karakteristik
ibu bersalin yang meliputi parita, usia, dan pendidikan dengan intensitas
nyeri kala I persalinan. Oleh sebab itu diharapkan setiap penolong
persalinan dapat memberikan kenyamanan selama persalinan kepada semua
ibu bersalin tidak membeda-bedakan asuhan berdasarkan paritas,usia,
maupun pendidikan ibu. Semua ibu bersalin berhak mendapatkan pelayanan
dan asuhan yang sesuai terutama dalam menghadapi nyeri persalinan dan
diperlukan upaya pengendalian nyeri saat persalinan yang sifatnya alami.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar berusia 20-35 tahun, tingkat
pendidikan tinggi dan sebagian besar merupakan multipara. Karakteristik
ibu bersalin yang meliputi paritas, usia, dan pendidikan ibu bersalin tidak
memiliki hubungan dengan intensitas nyeri kala I persalinan.

15
Judul Efektivitas Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap Lama KALA II
Persalinan Pada Ibu Intranatal DI BPM Ny. “N”

Peneliti Nur Saidah,SST.,M.Kes

Tahun Terbit April 2016

Tujuan Untuk mengetahui Efektivitas Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap Lama
KALA II Persalinan Pada Ibu Intranatal DI BPM Ny. “N”

Metode Jenis penelitian adalah static group comparison/posttest only control group
design dan desain penelitian adalah pre experimental.

Hasil Hasil penelitian menunjukkan responden pada kelompok kontrol


setengahnya mengalami persalinan patologis (tidak normal) yaitu sebanyak
5 responden (50%), responden pada kelompok perlakuan hampir seluruh
mengalami persalinan fisiologis (normal) yaitu sebanyak 9 responden
(90%). Analisa data menggunakan uji wilcoxon signed rank test diperoleh
hasil perhitungan dengan nilai signifikan = 0,046 sedangkan α = 0,05. Oleh
karena nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka H0 ditolak H1
diterima yang artinya pemberian air kelapa muda efektif dalam mengatasi
lama kala II pada ibu intranatal.

Kesimpulan Pemberian air kelapa muda 250 ml pada ibu intranatal dapat menambah
asupan nutrisi dan energi pada ibu bersalin. Disarankan tenaga kesehatan
dapat lebih aktif dalam memberikan asuhan sayang ibu untuk memberi
asupan nutrisi dan hidrasi/cairan berupa air kelapa muda pada ibu intranatal.

16
Judul Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin DI RSUD Dr. H. BOB
BAZAR, SKM KALIANDA

Peneliti Riyanto

Tahun Tertib 2015

Tujuan Untuk mengetahui hubungan factor usia, paritas dan anemia dengan kejadian
retensio plasenta pada ibu bersalin di RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM Kalianda.

Metode Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan sampel berjumlah
176 ibu bersalin. Pengumpulan data bersumber dari dokumen register persalinan.
Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square.
Hasil Hasil penelitian diperoleh kejadian retensio plasenta berjumlah 19,3%. Faktor
yang berhubungan bermakna antara kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin
adalah usia (p = 0,040; POR = 2,414 95% CI: 1,110-5,250) dan anemia (p = 0,027;
POR = 2,506, 95% CI: 1,170-5,366), sedangkan factor paritas tidak terdapat
hubungan secara statistic dengan kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin (p
= 0,060), namun nilai POR = 3,023 (95% CI: 1,187-8,023).

Kesimpulan Kesimpulan penelitian menunjukkan faktor yang meningkatkan kejadian retensio


plasenta adalah usia ibu dan anemia.

17
Judul Pengaruh Metode Deep Back Massage Terhadap Intensitas Nyeri Pada Persalinan
KALA I Fase Aktif DI Klinik Pratama Mutiara Bunda Kawalu Kota Tasikmalaya
TAHUN 2018

Peneliti Tetin Nafiah , Meti Megawati , Uly Artha S

Tahun Terbit 2018

Tujuan Untuk menganalisis pengaruh metode deep back massage terhadap intensitas
nyeri pada persalinan kala I fase aktif di Klinik Pratama Mutiara Bunda Kawalu
Kota Tasikmalaya.

Metode metode quasi eksperimen “one group pre-post test design.”

Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nyeri persalinan sebelum dilakukan
deep back massage sebesar 7,97 berada pada kategori nyeri berat terkontrol,
rerata nyeri persalinan setelah dilakukan deep back massage sebesar 5,6 berada
pada kategori nyeri sedang dan ada pengaruh pemberian deep back massage
terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif dengan p value
sebesar 0,001 < 0,05.

Kesimpulan ada pengaruh pemberian deep back massage terhadap penurunan intensitas
nyeri persalinan kala 1 fase aktif sehingga penerapan deep back massage
merupakan salah satu terapi nonfarmakologis sebagai bagian integral dalam
memberikan perawatan dasar pertolongan persalinan.

18
Judul Robekan Perineum Pada Persalinan Vaginal Di Bidan Praktek Swasta (BPS) Daerah
Istimewah Yogyakarta Indonesia TAHUN 2014-2016

Tahun Terbit 2016

Peneliti Nuring Pangastut

Tujuan Mengetahui dan melakukan analisis terhadap faktor ibu (usia ibu, paritas, usia
kehamilan), faktor janin (berat bayi lahir), dan faktor persalinan (lama kala II),
dengan terjadinya robekan perineum pada persalinan vaginal di 5 Bidan Praktek
Swasta (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta Indonesia.

Metode Penelusuran data rekam medik retrospektif

Hasil Didapatkan 1595 sampel data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah
robekan perineum mencapai 1201 (75,3%), dan 1,9% diantaranya adalah derajat
3. Robekan perineum terjadi pada 80,55% usia muda, 69,14% usia lebih dari 35
tahun, serta 85,05% primipara. Terdapat kemaknaan pada hubungan paritas
dengan robekan perineum (nilai p=0,000), dengan korelasi negatif (0,186).
Koefisien korelasi negatif menunjukkan bila paritas makin kecil, maka kejadian
robekan perineum akan meningkat. Terdapat kemaknaan pada hubungan antara
berat badan bayi lahir kurang dari 2500 gram dengan robekan perineum
(p=0,002), namun p=0,304 untuk bayi besar (berat bayi lahir lebih atau sama
dengan 4000 gram). Korelasi positif (0,027) menunjukkan pada persalinan dengan
berat bayi lahir makin besar, risiko robekan perineum meningkat. Hubungan lama
kala II dengan robekan perineum juga menunjukkan kemaknaan dengan nilai
p=0,018 untuk lama kala II 30-60 menit, dan p=0,002 untuk lama kala II lebih dari
60 menit. Didapatkan korelasi positif (0,061 dan 0,092) pada kedua kemaknaan
tersebut. Bila lama kala II memanjang, maka kejadian robekan perineum akan
meningkat.

Kesimpulan Terdapat hubungan bermakna antara paritas (faktor ibu), berat bayi lahir (faktor
janin), dan lama kala II (faktor persalinan), dengan terjadinya robekan perineum
pada persalinan vaginal, yang berkorelasi positif.

19
Judul Pengaruh Pijatan Perineum Dan Senam Kegel Terhadap Pengurangan Ruptur
Perineum Pada Ibu Bersalin

Tahun Tertib 2016


Peneliti Meldafia Idaman , Niken

Tujuan Untuk mempelajari pengaruh pijatan perineum dan senam kegel terhadap
pengurangan ruptur perineum pada ibu bersalin.

Metode Jenis penelitian ini eksperimental dengan rancangan pre-experimental


menggunakan pendekatan Post Test Only Control Group Design.

Hasil Hasil penelitian didapatkan peringkat rata-rata pengurangan kejadian ruptur


perineum lebih banyak pada perlakuan yang melakukan latihan kombinasi pijat
perineum dan senam kegel yaitu 6,29 dari pada responden yang melakukan
latihan pijat perineum yaitu 12,93. Peringkat rata-rata pengurangan kejadian
ruptur perineum lebih banyak pada perlakuan latihan pijat perineum
dibandingkan perlakuan yang melakukan latihan senam kegel yaitu 13.73.
Berdasarkan uji statistik p value 0,03 (p< 0,05) didapatkan ada pengaruh pijatan
perineum dan senam kegel terhadap pengurangan ruptur perineum pada ibu
bersalin.

Kesimpulan ada pengaruh pijatan perineum dan senam kegel terhadap pengurangan ruptur
perineum pada ibu bersalin.

20
Judul Pencegahan Rupture Perineum Pada Ibu Bersalin Dengan Pijat Perineum

Peneliti Hera Mutmainah , Dewi Yuliasari , Ana Mariza

Tahun Terbit 2019

Tujuan Diketahui pengaruh pijat perineum terhadap pencegahan rupture perineum pada
ibu bersalin di BPS Dwi Lestari Natar Lampung Selatan Tahun 2018.

Metode Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian pra-eksperimen dengan


design static group comprison. Populasi penelitian seluruh ibu hamil dengan usia
kehamilan 34-36 minggu pada bulan April – Mei 2018 di BPS Dwi Lestari Natar
Lampung Selatan, Dengan sampel sebanyak 30 orang teknik sampling purposive
sampling. Analisa data univariat dan bivariat uji t (t-test).

Hasil Rata-rata ruptur perineum ibu yang diberi pijat perineum adalah 0,67 dengan
standar deviasi 0,617. Rata-rata ruptur perineum ibu yang tidak diberi pijat
perineum adalah 1,20 dengan standar deviasi 0,676.

Kesimpulan Pengaruh pijat perineum terhadap pencegahan rupture perineum pada ibu
bersalin di BPS Dwi Lestari Natar Lampung Selatan Tahun 2018 (p value 0,032).

21
Judul HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG

Peneliti Lidia Widia

Tahun Terbit 2017

Tujuan Untuk mengetahui hubungan antara Paritas dengan Persalinan Letak Sungsang di
RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Kabupaten Tanah Bumbu

Metode Survey analytic dengan desain cross sectional.

Hasil Hasil penelitian menunjukan responden yang mengalami persalinan letak


sungsang sebanyak 210 responden (41,2%) dan persalinan normal sebanyak 300
responden (58,8%). Dari uji Chi-square didapatkan Ada hubungan bermakna
antara paritas dengan persalinan letak sungsang dengan ρ value = 0,000.

Kesimpulan Ada hubungan antara paritas dengan persalinan letak sungsang di Ruang Bersalin
RSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Kabupaten Tanah Bumbu

22
Judul HUBUNGAN UMUR IBU DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD RADEN
MATTAHER JAMBI

Peneliti HARDIANA

Tahun Terbit 2019

Tujuan Untuk mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian retensio plasenta di
RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

Metode metode survey analitik dengan menggunakan data sekunder, dengan populasi
berjumlah 398 orang dan total sampel sebanyak 80 responden di Kamar Bersalin
RSUD Raden mattaher Jambi
Hasil Hasil Penelitian menunjukkan Mayoritas responden dengan umur tidak beresiko
61 orang (76,2%). Mayoritas responden tidak mengalami retensio plasenta 64
orang (80%). Ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian retensio plasenta (P
value = 0,001).

Kesimpulan Mayoritas responden dengan umur tidak beresiko, Mayoritas responden tidak
mengalami retensio plasenta, Ada hubungan umur dengan kejadian retensio
plasenta.

23
Judul Karakteristik persalinan letak sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Peneliti Matricia D. G. Silinaung , Juneke J. Kaeng , Erna Suparman

Tahun Terbit 2016

Tujuan Untuk mengetahui karakteristik dari persalinan letak sungsang. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif retrospektif melalui rekam medik di RSUP Prof.
dr. R. D. Kandou Manado

Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif melalui rekam medik
di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado

Hasil Dari penelitian ini diperoleh 214 kasus persalinan letak sungsang dari total
persalinan 3.347 persalinan. Persalinan letak sungsang paling banyak ditemukan
pada multigravida, kelompok usia kehamilan 37 – 41 minggu, jenis presentasi
bokong kaki (incomplete breech) dengan penanganan paling banyak ialah
persalinan pervaginam (spontaneus Bracht). Berat badan lahir bayi letak sungsang
paling sering berkisar 2500 – 3999 gram, umumnya bayi tidak mengalami asfiksia.
Walaupun jarang ditemukan komplikasi, mortalitas bayi letak sungsang terdapat
sebanyak 15 kasus.

Kesimpulan Insiden persalinan letak sungsang di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sebesar
6,39%. Persalinan letak sungsang lebih sering terjadi pada multigravida dan paling
banyak ditemukan pada kelompok usia 31 – 35 tahun.

24
Judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Plasenta Previa di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2018

Peneliti Endryani Syafitri , Suyanti Suwardi

Tahun Terbit 2018

Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan plasenta previa di


RSUP H. Adam Malik Medan Periode Tahun 2016-2017.

Metode Survei analitik dengan desain cross sectional

Hasil Hasil uji chi-square, untuk variabel riwayat persalinan didapatkan nilai p -
value=0,041 (p<0,05). dan variabel riwayat abortus di dapatkan nilai p-
value=0,032 (p<0,05). dan variabel usia ibu didapatkan nilai p-value = 0,004
(p<0,05).

Kesimpulan Ada hubungan faktor riwayat persalinan dengan plasenta previa, ada hubungan
faktor riwayat abortus dengan plasenta previa, ada hubungan faktor riwayat usia
ibu dengan plasenta previa.

25
Judul HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN LETAK SUNGSANG DI BPS
SUHARTATIK WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALANG

Penelitian Layla Imroatu Zulaikha , Sari Pratiwi A

Tahun Terbit 2017

Tujuan Untuk menganalisis hubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian letak sunsang
di BPS Suhartatik Wilayah Kerja Puskesmas Talang.

Metode Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian korelasi secara
crossectional.

Hasil Berdasarkan tabulasi silang ibu dengan primigravida hampir seluruhnya tidak
terjadi letak sungsang, setelah dianalisa menggunakan uji statistik Coefisien
Contigensi maka didapatkan hasil X2 hitung(12,20) >X2 tabel(5,991) sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas ibu hamil dengan kejadian
letak sungsang.

Kesimpulan Untuk mencegah kehamilan dengan letak sungsang bisa diberikan selama
antenatal care sebelum usia kehamilan 28 minggu, bidan / pelayan kesehatan
harus memberikan penyuluhan kepada ibu hamil bahwa ibu dapat membantu
mengubah posisi janin dengan cara melakukan senam hamil dengan rutin.

26
Judul Manfaat Kalender Asuhan Persalinan Normal Terhadap Penerapan Standar

Peneliti N Budiani, NK Somoyani, NLM Diah Putri, GA Marhaeni

Tahun Terbit 2019

Tujuan Untuk membuktikan bahwa kalender Asuhan Persalinan Normal dapat


meningkatkan penerapan standar asuhan persalinan oleh bidan pada praktik
mandiri.

Metode Praeksperimental, menggunakan pendekatan one group pretest-posttest design.

Hasil Skor penerapan standar asuhan persalinan oleh bidan pada PMB sebelum
diberikan perlakuan ditemukan terendah 23, tertinggi 36, dan median 30.
Sesudah diberikan perlakuan ditemukan skor terendah 36, tertinggi 38, dan
median 38. Lebih dari sebagian responden (55%) sudah mencapai skor ideal (38).
Terdapat perbedaan bermakna penerapan standar asuhan persalinan sebelum
dengan sesudah diberikan kalender APN (z -3,883; p 0,000).

Kesimpulan Kalender asuhan persalinan normal bermanfaat meningkatkan penerapan standar


asuhan persalinan oleh bidan pada PMB

27
Judul HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA (Di RSI
Muhammadiyah Sumberejo Kabupaten Bojonegoro)

Peneliti Istiasih, Inayatul Aini, Ratna Sari Dewi

Tahun Terbit 2020

Tujuan untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian retensio plasenta di RSI
Muhammadiyah Sumberejo Kabupaten Bojonegoro tahun 2020.

Metode Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan pendekatan
retrospectif.

Hasil Dari hasil penelitian lebih dari setengah responden dengan primigravida sebanyak
16 responden (53,3%), multigravida sebanyak 9 responden (30%),
grandemultigravida sebanyak 5 responden (16,7%). Dan lebih dari setengah
responden tidak mengalami retensio plasenta sebanyak 19 responden (63,3%)
dan mengalami retensio plasenta sebanyak 11 responden (36,7%). Dari analisa
statistik dengan menggunakan uji statistik Chi-Square sebesar 0.002, dengan
peluang ralat kesalahan sebesar 0.002 dimana ρ < α (0.05). Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan paritas dengan kejadian retensio
plasenta.

Kesimpulan Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yaitu meningkatkan program
keluarga berencana 2 anak cukup serta dapat mewujudkan visi dari paradigma
baru program keluarga berencana rasional yaitu mewujudkan keluarga
berkualitas.

28
Judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO
PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Peneliti Henny Lathifatuzzahro, Ira Titisari, Ribut Eko Wijanti

Tahun Terbit 2020

Tujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, paritas, jarak kelahiran, dan riwayat
operasi caesar dengan kejadian plasenta yang tertahan di Rumah Sakit Aura Syifa
Kabupaten Kediri.

Metode Metode penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan case-
control dengan 84 (case) dan 294 (control) sampel

Hasil Faktor predisposisi dari retensi plasenta adalah plasenta previa, bekas seksio
sesarea, kuretase berulang dan gemelli. Insiden retensi plasenta di Rumah Sakit
Aura Syifa Kabupaten Kediri pada tahun 2015 adalah 71 (4,78%) kasus dari 1483
kelahiran dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 101 (5,22%) kasus dari 1935
kelahiran

Kesimpulan faktor yang meningkatkan kejadian plasenta yang tertahan adalah usia, paritas,
jarak kelahiran dan riwayat persalinan sesar. Di masa depan, pemeriksaan lebih
lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang menyebabkan
retensi plasenta seperti kehamilan ganda, riwayat kuretase, riwayat retensi
plasenta, plasenta previa, dan usia kehamilan.

29
Judul PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DALAM PENANGANAN KEHAMILAN DENGAN
LETAK SUNGSANG DI RUMAH SAKIT SETIO HUSODO KISARAN

Peneliti Usti Fina Hasanah Hasibuan

Tahun Terbit 2020

Tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan dalam penanganan kehamilan
dengan letak sungsang.

Metode Penelitian ini menggunakan desain deskriptif

Hasil Hasil penelitian di peroleh pengetahuan bidan dalam penanganan kehamilan


dengan letak sungsang mayoritas buruk sebanyak 11 orang (55%). Sikap bidan
dalam penanganan kehamilan dengan letak sungsang mayoritas baik sebanyak 16
orang (80%).

Kesimpulan Hasil penelitian yang diperoleh peneliti dapat disimpulkan bahwa responden
memiliki pengetahuan yang buruk dan memiliki sikap yang baik. Dengan demikian
di harapkan kepada pimpinan Rumah Sakit Setio Husodo Kisaran agar dapat
hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan terutama pada penanganan
kehamilan dengan letak sungsang. Dan menggerakkan bidan untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam memberikan pelayanan kesehatan
terutama penanganan kehamilan dengan letak sungsang melalui pelatihan atau
seminar.

30
Judul IMPLEMENTASI PENGURANGAN RESIKO KECEMASAN IBU BERSALIN KALA I
MELALUI METODE HYPNOBIRTHING DI KLINIK BERSALIN GEGERKALONG KOTA
BANDUNG TAHUN 2016

Peneliti Erni Hernawati , Belva Metta Ardelia


Tahun Terbit 2016

Tujuan untuk mengetahui hubungan metode hypnobirthing terhadap kecemasan ibu


bersalin kala I di klinik bersalin Gegerkalong Kota Bandung tahun 2016

Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik dengan desain case control.

Hasil Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu bersalin mengalami kecemasan
sebanyak 68,75%. Pada kelompok kasus terdapat 62,5% tidak mengalami
kecemasan dan 37,5% mengalami kecemasan ringan, Sedangkan pada kelompok
kontrol seluruhnya (100%) mengalami kecemasan. Dengan hasil ρ-Value 0,001
dan OR 0,000.

Kesimpulan Terdapat hubungan antara metode hypnobirthing terhadap kecemasan ibu


bersalin kala I dan metode hypnobirthing dapat mengurangi resiko kecemasan ibu
bersalin.

PERTANYAAN :

1. Apa penyebab terjadinya retensio plasenta ? ( CINDY THERESIA SINAGA)


2. Siapa saja yang berisiko mengalami retensio plasenta dan apa saja gejalanya ? (YENNI
SIAHAAN)
3. Apakah ada masalah mengenai plasenta yang sering dialami oleh ibu hamil ?
(DESVAULY PAKPAHAN)
4. Apa saja ciri-ciri seorang ibu akan melahirkan? ( NISA ISSAURA PASARIBU)
5. Apa tanda-tanda bayi yang dilahirkan sehat ? ( MEISY RAJAGUKGUK)

Anda mungkin juga menyukai