Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN PERSALINAN


FISIOLOGI

Disusun oleh :
1. Dahliana Isnaini (21.9.1.022)
2. I.Komang Agus Novi.B (21.9.1.000)
3. Jamila Purnamasari (21.9.1.000)

D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILU KESEHATAN


UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmatNya kami dapat
menyelesaikan laporan kami yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN IBU
DENGAN PERSALINAN FISIOLOGI”
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Maternitas. 
Dalam proses penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan para dosen dan pembimbing lahan praktik, sehingga
kendala – kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Dalam menyusun makalah ini juga kami menyadari masih banyaknya kekurangan,
sehingga kami juga sangat membutuhkan kritik dan saran yang  bersifat membangun
guna dapat lebih menyempurnakan lagi penyusunan laporan dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi yang membacanya dan khususnya
bagi kami, terimakasih atas perhatiannya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................I

DAFTAR ISI...................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Rumusan masalah..................................................................................2

C. Tujuan makalah......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dasar persalinan.......................................................................4

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.......................................5

C. Mekanisme persalinan kala I-IV...........................................................6

D. Proses persalinan normal.......................................................................7

E. Proses persalinan normal......................................................................8

F. Asuhan keperawatan persalinan fisiologi.............................................9

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan
keluarga. Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga
adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan.
Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan
bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan
berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk.
2008).
Pemeriksaan kehamilan sangat penting bagi semua ibu hamil karena untuk
mengetahui pertumbuhan janin dan keadaan ibu. Kunjungan antenatal yang tidak
dilakukan secara berkesinambungan dan menyeluruh, akan berdampak pada ibu dan
bayi yang dikandung. Mengingat kehamilan yang normal sewaktu-waktu bisa
menjadi patologis (Saifuddin, 2009). Dalam menerima manfaat yang maksimum dari
kunjungan-kunjungan antenatal ini, maka sebaiknya ibu tersebut memperoleh
sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan, yang terdistribusi dalam 3 trimester,
atau dengan istilah 1 1 2, yaitu sebagai berikut: 1 kali pada trimester I, 1 kali pada
trimester II, 2 kali pada trimester III (Hani, 2011).
Pengawasan sebelum lahir (antenatal) terbukti mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik serta dalam membina
suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan
persalinanya. Dengan pengawasan tersebut dapat diketahui berbagai komplikasi yang
dapat mempengaruhi kehamilan sehingga dapat segera diatasi.
B. Rumusan Masalah.

1. Apa konsep dasar persalinan ?

2. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan ?

3. Bagiama Mekanisme persalinan kala I-IV ?

4. Bagaimana Proses persalinan normal ?

5. Bagaimana proses pelepasan plasenta ?

6. Bagimana Asuhan keperawatan persalinan fisiologi ?

C. Tujuan makalah

1. Untuk mengetahui konsep dasar persalinan.

2. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.

3. Untuk mengetahui Mekanisme persalinan kala I-IV.

4. Untuk mengetahui Proses persalinan normal.

5. Untuk mengetahui proses pelepasan plasenta

6. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan persalinan fisiologi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Persalinan.


Persalinan dapat didefinisikan secara medis sebagai kontraksi uterus yang teratur dan
semakin kuat, menciptakan penipisan dan dilatasi serviks di sepanjang waktu, yang
menimbulkan dorongan kuat untuk melahirkan janin melalui jalan lahir melawan
resistansi jaringan lunak, otot, dan struktur tulang panggul (Betsy B.Kennedy, 2013).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan (37-42 minggu) atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran
plasenta selaput janin dari tubuh ibu atau proses pengeluaran produk konsepsi yang
viable melalui jalan lahir (Dewi Setiawati, 2013).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir yang terjadi pada usia kehamilan cukup bulan yaitu 37-42 minggu
(Icemi Sukarni K, 2013)

Persalinan merupakan proses pengeluaran janin dan plasenta dari dalam uterus
melalui vagina menuju dunia luar oleh kontraksi otot-otot rahim. Pada umumnya bayi
akan lahir pada usia kehamilan sekitar 40 minggu. Kejadian persalinan bersifat
alamiah, pristiwanya normal namun apabila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi
abnormal. Terjadinya persalinan/kelahiran disebabkan karena adanya kehamilan,
kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos meometrium yang
relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangna janin intrauterin
sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan otot polos uterus mulai
menunjukan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu periode
relaksasi dan mencapai puncaknya menjelang persalinan, serta secara berangsur
menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulsi yang mengatur aktivitas
kontraksi miometrium selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran.

B. Faktor yang mempengaruhi persalinan.

Proses persalinan dapat berjalan normal jika dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor ibu (power, passage, psikologis), faktor janin, plasenta, dan air ketuban
(passenger), serta faktor penolong persalinan.

a. Tenaga (Power) Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,
kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament.
1) His atau Kontraksi uterus His/Kontraksi uterus adalah kontraksi otot–otot
uterus dalam persalinan. His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos
dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba fallopi
memasuki dinding uterus. Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup
sehingga menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantong amnion ke arah
segmen bawah rahim dan serviks. Perubahan yang terjadi akibat his adalah pada
uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan
tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar
(affecement) dan terbuka (dilatasi).

2) Kekuatan mengedan ibu Yang paling menentukan dalam tahapan ini adalah
proses mengejan ibu yang dilakukan dengan benar, baik dari segi kekuatan
maupun keteraturan. Ibu harus mengejan sekuat mungkin seirama dengan
instruksi yang diberikan. Biasanya ibu diminta menarik napas panjang dalam
beberapa kali saat kontraksi terjadi lalu buang secara perlahan. Ketika kontraksi
mencapai puncaknya, doronglah janin dengan mengejan sekuat mungkin. Tenaga
mengejan ini hanya dapat berhasil ketika kala I pembukaan sudah lengkap dan
paling efektif sewaktu kontraksi rahim/uterus.

b. Passenger (Janin, plasenta, dan air ketuban)

1) Janin Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi


beberapa faktor, yakni kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin.
Selama janin dan plasenta berada dalam rahim belum tentu pertumbuhannya
normal, adanya kelainan genetik dan kebiasaan ibu yang buruk dapat menjadikan
pertumbuhannya tidak normal (Elisabet Siwi Walyani, 2015).

2) Plasenta Plasenta berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20 cm tebal
2-3 cm, berat 500-600 gram. Plasenta pun demikian harus melewati jalan lahir
sehingga bisa dianggap bagian dari passenger yang menyertai janin. Plasenta
biasanya terlepas dalam 4-5 menit setelah bayi lahir, mungkin pelepasan setelah
bayi lahir. Dan juga selaput janin menebal dan berlipat-lipat karena pengecilan
dinding rahim karena adanya kontraksi dan retraksi rahim terlepas dan sebagian
karena tarikan waktu plasenta lahir. Jadi secara singkat faktor yang sangat
penting dalam pelepasan plasenta adalah retraksi dan kontraksi otot-otot rahim
setelah bayi lahir.

3) Air ketuban

Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat dan ulet
tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan
regangan membran janin yang mencegah ruptur atau robekan. Seiring dengan
pertambahan usia kehamilan, aktifitas organ tubuh juga mempengaruhi cairan
ketuban. Saat usia kehamilan >25 minggu, rata-rata air ketuban dalam rahim 20
239 ml, yang kemudian meningkat menjadi 984 ml pada usia kehamilan 33
minggu (Elisabet Siwi Walyani, 2015).

c. Jalan Lahir (passage)

Passage merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina.

d. Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan. (Ai Nursiah dkk, 2014

C. Mekanisme persalinan kala I-IV

Mekanisme persalinan merupakan pergerakan janin yang berturut-turut untuk


menyesuaikan diri dengan jalan lahir. Sebab terjadinya mekanisme persalinan:
1) Jalan kelahiran merupakan tabung yang melengkung ke depan.

2) PAP dan PBP berlainan dalam ukuran melintang.


1. Turunnya kepala (Engagement).

Sebetulnya janin mengalami penurunan terus-menerus dalam jalan lahir sejak


kehamilan trimester III, antara lain masuknya bagian terbesar kepala janin ke dalam
Pintu Atas Panggul (PAP) yang pada primigravida terjadi pada usia kehamilan 36
minggu dan pada multigravida 38 minggu.

Tabel penurunan kepala dan perlimaan dalam persalinan

2. fleksi

Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada dalam sikap fleksi. Dengan
adanya his atau tahanan dari dasar panggul yang makin besar, maka kepala janin
akan makin turun dan semakin fleksi sehingga dagu janin menekan dada dan
belakang kepala (oksiput) menjadi bagian terbawah, keadaan ini dinamakan fleksi
maksimal.

3. Putaran paksi dalam.

Makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepala janin akan berputar
sedemikian rupa sehingga diameter terpanjang rongga panggul atau diameter antero
posterior kepala janin akan bersesuaian dengan diameter terkecil tranversal (oblik)
Pintu Atas Panggul, dan selanjutnya dengan diameter terkecil antero posterior Pintu
Bawah Panggul.

Hal ini dimungkinkan karena pada kepala jainin terjadi gerakan spiral atau seperti
skrup sewaktu turun dalam jalan lahir. Bahu tidak berputar bersama- sama dengan
kepala, sehingga sumbu panjang bahu dengan sumbu panjang kepala akan
membentuk sudut 450. Keadaan demikian disebut putaran paksi dalam dan ubun-
ubun kecil berada di bawah symfisis.
4. Ekstensi.

Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadilah
ekstensi atau defleksi kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada Pintu
Bawah Panggul mengarah ke depan dan ke atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melaluinya.

5. Putaran paksi luar.

Setelah ekstensi kemudian diikuti dengan putaran paksi luar yang pada hakikatnya
kepala janin menyesuaikan kembali dengan sumbu panjang bahu, sehingga sumbu
panjang bahu dengan sumbu panjang kepala janin berada dalam satu garis lurus.

6. Ekspulsi.

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah symfisis dan menjadi
hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu belakang menyusul dan
selanjutnya seluruh tubuh bayi lahir searah dengan paksi jalan lahir.

D. Proses persalinan normal.

Tanda-tanda masuknya persalinan adalah timbulnya rasa sakit yang sering dan
keluar lendir berampur darah yang lebih banyak karena robekan- robekan kecil pada
serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya dan pada pemeriksaan
dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Terdapat 4 kala persalinan, yaitu:

1. Kala I (Kala Pembukaan)

partus (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik
mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler,
kanalis servikalis. Kala I pembukaan dibagi menjadi 2 fase :

1) Fase laten

(1) Fase laten : Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap

(2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm

(3) Pada umumnya fase laten berlangsung hamper atau hingga 8 jam.

2) Fase aktif : Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap akurat atau memadai jika terjadi 3 kali atau lebih
dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) Dari
pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida)
atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara). (Ai Nursiah dkk, 2014)

2. Kala II (pengeluaran janin)

His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah
turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otototot dasar
panggul yang secara reflek menimbulkan rasa mengejan karena tekanan pada rectum
sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala
janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengejan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi 1,5-2 jam, pada multi 0.5 jam.

Mekanisme persalinan :

1) Engagement :

(1) Diameter biparietal melewati PAP

(2) Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan

(3) Multipara terjadi permulaan persalinan

(4) Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP-Flexi
ringan

2) Descent (Turunnya Kepala) Turunnya presentasi pada inlet disebabkan oleh 4


hal :

(1) Tekanan cairan ketuban

(2) Tekanan langsung oleh fundus uteri

(3) Kontraksi diafragma dan otot perut (Kalla II)

(4) Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus

3) Flexion Majunya kepala mendapat tekanan dari servik, dinding panggul atau
dasar panggul, flexi (dagu lebih mendekati dada)

4) Rotation Internal

(1) Bagian terendah memutar kedepan kebawah symphisis

(2) Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir (Bidang
tengah dan PBP)

(3) Terjadi bersama dengan majunya kepala


(4) Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul

5) Extension Deflexi kepala karena sumbu PBP mengarah kedepan dan atas

6) Rotation External Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali kearah


panggul anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam.
Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP.

7) Expulsi Bahu depan dibawah symphisis sebagai hypomoklin, lahir bahu


belakang, bahu depan, badan seluruhnya. (Widia, 2015)

3. Kala III (pengeluaran plasenta)

Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta. Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras,
plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam
waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan
lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas symphisis / fundus uteri,
seluruh proses berlangsung 5- 30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Tanda-tanda lepasnya
plasenta : perubahan ukuran dan bentuk uterus, tali pusat memanjang, semburan
darah tiba-tiba.

Kala III terdiri dari 2 fase :

1) Fase pelepasan uri Cara lepasnya uri ada beberapa cara :

(1) Schultze : Lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering
terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental
hematoma yang menolak uri mula-mula pada bagian tengah kemudian
seluruhnya. Menurut cara ini, perdarahan tidak ada sebelum uri lahir.

(2) Duncan : Lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan.
Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari
tengah dan pinggir plasenta.

2) Fase pengeluaran uri

(1) Kutsner : Dengan meletakkan tangan serta disertai tekanan pada/diatas


symphysis. Tali pusat ditegangkan maka bila tali pusat masuk artinya belum
lepas.

(2) Klien : Sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya
belum lepas. Diam atau turun atinya lepas.

(3) Strassman : Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat
bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas. (Ina Kuswanti
dkk, 2014)

4. Kala IV (kala pengawasan)

Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2 jam.
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang 24 dilakukan antara lain :

1) Tingkat kesadaran ibu

2) Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan

3) Kontraksi uterus

4) Terjadinya perdarahan Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya


tidak melebihi 400- 500 cc. pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan
plasenta lahir, mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan
post partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat
dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obatan
oksitosin. (Dewi Asri dkk, 2012)

E.Proses pelepasan plasenta

a. Mekanisme pelepasan plasenta

Pemisahan plasenta ditimbulkan dari kontraksi dan retraksi miometrium sehingga


mempertebal dinding uterus dan mengurangi ukuran area plasenta. Area plasenta
menjadi lebih kecil sehingga plasenta mulai memisahkan diri dari dinding uterus
karena plasenta tidak elastis seperti uterus dan tidak dapat berkontraksi atau
beretraksi. Pada area pemisahan, bekuan darah retroplasenta terbentuk. Berat bekuan
darah ini menambah tekanan pada plasenta dan membantu pemisahan. Kontraksi
uterus selanjutnya juga membantu melepaskan plasenta dari uterus dan
mendorongnya keluar vagina disertai dengan pengeluaran selaput ketuban dan
bekuan darah retroplasenta (Rohani, 2013).

b. Metode pelepasan plasenta

Menurut Rohani (2013) ada dua metode untuk pelepasan plasenta, yaitu sebagai
berikut:
1. Metode schultze

Metode yang lebih umum terjadi, plasenta terlepas dari satu titik dan merosot ke
vagina melalui lubang dalam kantong amnion, permukaan fetal plasenta muncul
pada vulva dengan selaput ketuban yang mengikuti di belakang seperti payung
terbalik saat terkelupas dari dinding uterus. Permukaan maternal plasenta tidak
terlihat dan bekuan darah berada dalam kantong yang terbalik, kontraksi dan
retraksi otot uterus yang menimbulkan pemisahan plasenta juga menekan
pembuluh darah dengan kuat dan mengontrol perdarahan. Hal tersebut terjadi
karena terdapat serat otot oblik dibagian atas segmen uterus.

2. Metode matthew duncan

Plasenta turun melalui bagian samping dan masuk ke vulva dengan pembatas
lateral terlebih dahulu seperti kancing yang memasuki lubang baju, bagian plasenta
tidak berada dalam kantong. Pada metode ini kemungkinan terjadinya bagian
selaput ketuban yang tertinggal lebih besar karena selaput ketuban tidak terkelupas
semua. Metode ini adalah metode yang berkaitan dengan plasenta letak rendah
didalam uterus. Proses pelepasan berlangsung lebih lama dan darah yang hilang
sangat banyak (karena hanya ada sedikit serat oblik dibagian bawah segmen

c. Teknik memastikan pelepasan plasenta

Menurut Rohani (2013), untuk memastikan plasenta sudah lepas dapat dilakukan
pemeriksaan dengan 3 teknik, yaitu:

(1) Kustner Dengan meletakkan tangan disertai tekanan diatas simfisis, tali pusat
ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti plasenta belum terlepas, apabila
diam atau maju berarti plasenta sudah terlepas.

(2) Klein Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit, bila tali pusat kembali berarti
plasenta belum terlepas, tetapi bila plasenta diam atau turun berarti plasenta sudah
lepas.

(3) Strassman Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar
berarti plasenta belum terlepas, tetapi apabila plasenta tidak bergetar berarti sudah
terlepas.

d) Tanda pelepasan plasenta Menurut Aprilia (2011) tanda pelepasan plasenta adalah
sebagai berikut:

(1) Tali pusat bertambah panjang.


(2) Perubahan ukuran dan bentuk uterus dari bentuk diskoid menjadi globuler dan
keras.

(3) Semburan darah secara tiba-tiba.

(4) Fundus uteri naik ke atas, lebih tinggi sedikit diatas pusat.

F.Asuhan keperawatan persalinan fisiologi

a. Pengkajian

1.Anamnesa

1) Identitas Ibu Nama, nama panggilan, alamat, bahasa yang digunakan. Usia ibu
(15-49 tahun) termasuk dalam kategori usia reproduksi atau usia subur. Jika
ditemukan usia yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (di atas 35
tahun), itu adalah kelompok berisiko tinggi. Pendidikan dan pekerjaan pelanggan.
(Taufan, 2014).

2) Keluhan Utama Keluhan ibu sekarang dimasukkan dalam penilaian. Biasanya


pada umumnya klien mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke perut, adanya his
atau lendir yang sering dan teratur keluarnya lendir dan darah, dan jika hanya
buang air kecil sedikit, tetapi perasaan selalu ingin buang air kecil. (Rohani, 2011).

3) Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan masa lalu untuk memahami apakah ibu
memiliki riwayat diabetes dan penyakit lainnya. Riwayat keluarga dipelajari untuk
menentukan apakah ada riwayat penyakit genetik atau infeksi, dan apakah ada
riwayat anak kembar.

4) Riwayat penyakit

(1) Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan terkini pada pengkajian ini
ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan 38-42 minggu memiliki tanda-tanda
fisik 37 sebelum persalinan yaitu nyeri di daerah pinggang menyebar ke perut,
frekuensinya lebih tinggi, lebih teratur, lebih kuat, dan menunjukkan tanda-tanda.
(perdarahan) bercampur lendir), kadang selaput ketuban akan pecah dengan
sendirinya.

(2) Riwayat penyakit sistemik Untuk mengetahui apakah adanya penyakit jantung,
hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang
pernah dialami, dapat memperberatkan persalinan

(3) Riwayat penyakit keluarga Untuk mengetahui apakah dalam anggota keluarga
ada yang mengidap penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, seperti penyakit
jantung dan diabetes atau DM.

(4) Riwayat Obstetri Riwayat haid. Ditemukan amenorrhea (aterm 38-42 minggu),
prematur kurang dari 37 minggu. Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa
pusing, mual muntah, dan lain-lain. Pada primigravida persalinan berlangsung
13-14 jam dengan pembukaan 1 cm/ jam, sehingga pada multigravida
berlangsung 8 jam dengan 2 cm/ jam.

(5) Riwayat keturunan kembar Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar
dalam keluarga.

(6) Riwayat operasi Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani.

(7) Riwayat perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya
perkawinan.

(8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

• Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu dan hasil


pemeriksaan kehamilan (Wiknjosastro, 2009)

• Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada perdarahan
atau tidak, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan.
(Wiknjosastro, 2009)

• Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir hidup, apakah
dalam kesehatan yang baik) apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada
masa nifas, dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya.

(9) Riwayat kehamilan sekarang Riwayat kehamilan sekarang perlu dikaji untuk
mengetahui apakah ibu resti atau tidak, meliputi :

• Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) Digunakan untuk mengetahui umur pada
kehamilan

• Hari Perkiraan Lahir (HPL) Untuk mengetahui perkiraan lahir

• Keluhan-keluhan Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada


trimester I,II dan III,

• Ante Natal Care (ANC) Mengetahui riwayat ANC, teratur / tidak, tempat
ANC, dan saat kehamilan berapa (Wiknjosastro, 2010)

(10) Riwayat keluarga berencana Untuk mengetahui apakah sebelumnya pada


kehamilan ini pernah menggunakan kontrasepsi atau tidak dan berapa lama
penggunaannya (Nursalam, 2013)

(11) Pola kebiasaan sehari-hari menurut virgina handerson

• Respirasi : Pernafasan meningkat

• Nutrisi : Biasanya klien mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan


nutrisi seperti mual atau muntah, masukan protein kalori kurang

• Eliminasi : Biasanya klien mengalami gangguan BAK (oliguria) (kurang dari


400 ml/ 24 jam).

• Gerak dan keseimbangan tubuh : Aktivitas berkurang, perubahan gaya


berjalan

• Istirahat atau tidur : Klien biasanya mengalami kesulitan dalam istirahat dan
tidurnya karena adanya kontraksi uterus (HIS)

• Mempertahankan daya tahan tubuh dan sirkulasi : Biasanya temperature tubuh


meningkat dan sirkulasi meningkat

• Kebutuhan pada personal hygiene : Kebersihan diri merupakan pemeliharaan


kesehatan untuk diri sendiri dan dilakukan 2x sehari. Biasanya kebutuhan
personal hygiene tidak ada gangguan 40

• Aktivitas : Pada klien abortus biasanya aktivitasnya terganggu karena


kebiasaan sehari-hari tidak dapat dilakukan atau tidak dapat terpenuhi dengan
baik

• Kebutuhan dalam berpakaian : Dengan abortus tidak mengalami gangguan


dalam memenuhi kebutuhan berpakain tersebut

• Mempertahankan dalam temperature tubuh dan sirkulasi : Klien dengan


abortus biasanya mengalami gangguan dalam hal temperature tubuh berupa
peningkatan suhu tubuh dan sirkulasi berupa penurunan tekanan darah

• Kebutuhan dalam keamanan : Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan


apakah klien tetap merasa aman dan terlindungi oleh keluarganya . Klien
mampu menghindari bahaya dari lingkungan

• Sosialisasi : Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam


mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran, dan opini ((13) Kebutuhan
spritual : Klien lebih rajin beribadah dan berdoa untuk menghadapi persalinan
• Kebutuhan bermain dari rekreasi : Klien dengan persalinan normal biasanya
tidak dapat memenuhi kebutuhan bermain dan rekreasi karena dalam kondisi
yang lemah

• Kebutuhan belajar : Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau


memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah 41 pada perkembangan yang
normal, kesehatan dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia (Yuli R,
2017)

5) Pemeriksaan fisik

(1) Keadaan Umum Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, jelek
(Prawirohardjo, 2010). Pada kasus persalinan normal keadaan umum pasien baik
(Nugroho, 2010)

(2) Kesadaran Untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien composmentis, apatis,


somnolen, delirium, semi koma dan koma. Pada kasus ibu bersalin dengan
persalinan normal kesadarannya composmentis (Rohani, 2011)

(3) Tanda vital

• Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi.


Batas normalnya 120/80 mmHg (Saifuddin, 2010)

• Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin,
2010). Batas normalnya 69-100x/ menit (Taufan, 2014)

• Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung


dalam 1 menit (Saifuddin, 2010). Batas normalnya 12- 22x/ menit (Taufan,
2014)

• Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan febris/ infeksi


dengan menggunakan skala derajat celcius. Suhu wanita saat bersalin tidak
lebih dari 38°C (Wiknjosastro, 2009). Suhu tubuh pada ibu bersalin dengan
persalinan normal 38°C (Taufan, 2014).

(4) Pemeriksaan fisik Head to toe

• Kepala Bentuk kepala oval dan bulat, kulit kepala bersih, rambut berwarna
hitam dan tidak rontok. Tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan Mata : Mata
simetris kanan dan kiri, sklera mata berwarna putih, konjungtiva berwarna
merah muda Telinga : Simetris kanan kiri, bersih tidak ada serumen,
pendengaran berfungsi dengan baik. Hidung : Bentuk normal, keadaan bersih,
tidak ada polip, pertumbuhan rambut hidung merata, penciuman normal.
Mulut : Bentuk normal, kedaan bersih, tidak ada kesulitan menelan.

• Leher : Normal, tidak terdapat pembengkakan kelenjar dan vena jugularis

• Dada :

1. Payudara Payudara simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, areola


mamae berwarna hitam merata, payudara terasa padat, papilla mammae
menonjol, colostrum ada, tidak ada kelainan pada payudara.

2. Paru paru Jalan nafas spontan, vokal fremitus getarannya sama, tidak teraba
massa, perkusi sonor, suara nafas vesikuler, tidak adanya suara nafas
tambahan yaitu wheezing atau ronchi.

3. Jantung Jantung terdengar lup dup S1,S2 tunggal, irama jantung normal,
umumnya tidak ada kelainan bunyi jantung, tidak ada nyeri tekan.

4. Abdomen Abdomen untuk mengetahui bentuk abdomen membujur atau


melintang, ada atau tidaknya bekas operasi, dipalpasi adanya distensi
abdomen, TFU 3 jari dibawah prosesus xifoideus, terdapat nyeri perut
karena kontraksi uterus.

5. Pada pemeriksaan leopod :

1. Leopod I : TFU : Teraba 3 jari dibawah prosesus xifoideus dan di bagian


fundus uteri teraba bulat lunak tidak melengking (bagian bokong janin)

2. Leopod II : Umumnya saat dipalpasi bagian kanan teraba keras


memanjang (punggung janin), dan bagian kecil janin (ekstremitas) di
sepanjang sisi kiri

3. Leopod III : Dipalpasi bagian terendah janin teraba keras bulat


(prensentasi kepala)

4. Leopod IV : Dipalpasi teraba sudah masuk PAP

• Perineum dan genital : Lakukan pemeriksaan genetalia eksternal dan anus


untuk mengetahui kondisi anatomis genetalia eksternal dan mengetahui adanya
tanda infeksi dan penyakit menular seksual. Karena adanya peningkatan
hormone sekresi cairan vagina semakin meningkat sehingga membuat rasa tak
nyaman pada ibu, periksa apakah cairan pervaginaan (secret) berwarna dan
berbau. Lakukan pemeriksaan anus bersamaan pemeriksaan genetalia, lihat
adakah kelainan, misalnya hemorrhoid (pelebaran vena) di anus dan perineum,
lihat kebersihannya

• Ekstermitas Atas : Pada pasien persalinan normal Lingkar Lengan Atas 23 cm,
tidak ada edema . Ekstremitas bawah: Ada edema, tidak ada varises
(Sulistyawati, 2013)

(5) VT (pemeriksaan dalam)

Untuk mengetahui keadaan vagina, portio keras atau lunak, pembukaan servik
berapa, penurunan kepala, UKK dan untuk mendeteksi panggul normal atau
tidak (Prawirohardjo, 2010)

(6) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, jenis penentuan, waktu


pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang-kadang pemeriksaan serologi
untuk sifilis.

(7) Analisa Data

Langkah pertama dalam perumusan perawatan adalah mengklarifikasi fakta


dengan menggabungkan data satu sama lain untuk pengolahan data dan analisis
data (Sulistyawati, 2012).

2.Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan Intensitas Kontraksi.

2. Ansietas berhubungan dengan Ketidaktahuan Tentang Proses Persalinan,


Ditandai Dengan Klien Tampak Gelisah,Cemas Dan Takut.

3. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya Informasi


3.Intervensi keperawatan

No Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1 Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan pada pasien 1. Untuk dapat
keperawatan selama 1 x 60 dan keluarga pasien menambah
menit, diharapkan nyeri tentang nyeri dan pengetahuan
pasien dapat berkurang / penyebab dari nyeri pada pasien
teratasi. tentang nyeri
Dengan Kriteria Hasil :
1. Pasien dapat 2. Anjurkan pasien untuk 2. Untuk
menjelaskan kembali nafas dalam saat nyeri membantu
tentang nyeri dan penyebab berlangsung mengurangi
nyeri nyeri pada
pasien
2. Pasien mau
melakukan nafas dalam
saat nyeri 3. Ajarkan teknik 3. Untuk
relaksasi dan mengalihkan
3. Pasien dapat distraksi
mempraktekkan kembali rasa nyeri
teknik relaksasi dan pada pasien
distraksi
4. Observasi tingkat 4. Untuk dapat
4. Tingkat kesadaran baik kesadaran pasien mengetahui
keadaan pasien
5. Tanda-tanda vital
dalam batas normal
5. Observasi tanda-tanda 5. Untuk dapat
TD : 110-120 / 80 mmHg mengetahui
vital pasien
N : 60-100x / menit keadaan pasien
S : 36,4°-37,5°C
RR : 12-24x / menit 6. Observasi kala 6. Untuk dapat
6. Kala pembukaan lengkap pembukaan pasien mengetahui
kesiapan
persalinan
pasien

7. Kolaborasi dengan 7. Untuk dapat


dokter dan tim medis mempercepat
lain untuk pemberian penyembuhan
obat antipiretik pada pasien
pasien
No Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan pasien 1. Untuk dapat
keperawatan selama 1 x 60 untuk melakukan mengalihkan
menit, diharapkan cemas kegiatan yang kecemasan
dapat berkurang. membuat hati yang sedang
Dengan Kriteria Hasil : pasien tenang dirasakan
1. Pasien dapat contohnya seperti pasien
menjelaskan kembali : Lakukan teknik
tentang penyebab cemas relaksasi,
Bicarakan dengan
pasangan, dan
2. Pasien terlihat
Mengalihkan
melakukan kegiatan untuk
pikiran pasien
mengurangi cemas
2. Ajarkan pasien 2. Untuk
3. Pasien mampu cara mengontrol meningkatkan
mengidentifikasi dan kecemasan kenyamanan
menunjukkan teknik pasien
mengontrol cemas sehingga bisa
mengurangi
4. Postur tubuh, ekspresi kecemasan
wajah dan tingkat
kecemasan menunjukkan 3. Identifikasi tingkat 3. Untuk dapat
berkurangnya kecemasan kecemasan pada memantau
pasien derajat
5. Keluarga pasien terlihat kecemasan
selalu memberikan dukungan pasien
pada pasien
4. Kolaborasi dengan 4. Untuk agar
keluarga pasien meningkatkan
untuk memberikan kenyamanan
motivasi kepada dan
pasien mengurangi
kecemasan
pada pasien
3 Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan pada 1. Untuk
keperawatan selama 1 x 60 pasien dan menambah
menit, diharapkan pasien keluarga pasien pengetahuan
dapat mengetahui tentang tentang penyebab pasien dan
penyebab dan akibat dari dan akibat dari keluarga
persalinan.
persalinan pasien
Dengan Kriteria Hasil :
tentang
1. Pasien dan keluarga
persalinan
pasien dapat menjelaskan
kembali tentang penyebab
dan akibat dari persalinan 2. Ajarkan pasien 2. Untuk
tentang cara membantu
2. Pasien dan keluarga pasien mengejan yang pengetahuan
dapat menyebutkan kembali benar pasien dan
akibat - akibat dari persalinan keluarga

3. Keluarga pasien terlihat


selalu memberikan dukungan 3. Bantu pasien 3. Untuk
pada pasien yang sudah mengetahui
dekat mengenali akibat- adakah
akibat dari

4. Tidak ada tanda persalinan penjelasan


kebingungan pada pasien
dan keluarga 5. TTV dalam 4. Untuk
batas normal 4. Bantu pasien dan mengetahui
TD : 110-120 / 80 mmHg keadaan
keluarga pasien
N : 60-100x / menit pasien
S : 36,4°-37,5°C untuk mengenali
tanda-tanda
persalinan yang
RR : 12-24x / menit sudah dekat
5. Untuk
5. Observasi TTV
mengetahui
keadaan
pasien
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan.
Dengan kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil
pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan, batasan kala II di mulai
ketika pembukaan serviks sudah lengkap ( 10 cm ) dan berakhir dengan kelahiran bayi,
kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi (Depkes RI 2001).
Terjadi beberapa perubahan-perubahan fisiologis dan termasuk juga perubahan
karena kontraksi dan perubahan otot-otot dinding rahim serta perubahan pergeseran
organ dasar panggul selama terjadi kala II persalinan.
Contohnya pada Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya pergerakan
tubuh janin yang semula membungkuk menjadi tegap, sehingga uterus bertambah
panjang 5-10 cm.

DAFTAR PUSTAKA

Widhiyani rosmha, . kenali 4 fase persalinan di https://lifestyle.kompas.com (akses 14


maret 2014).

Hanafi Puspita Sofi, 2017. Latar belakang persalinan di


http://eprints.umpo.ac.id/3316/2/2.%20BAB%20I.pdf

Safitri Marista Adelia, 2017. Apa Bedanya Persalinan Norma dan Spontan di
https://health.uzone.id (akses 28 Desember 2017).

Juliyanti Lubis, 2013. Makalah perubahan fisiologi pada persalinan di


http://njuliyanti.blogspot.com (akses 22 november 2013).

Warung bidan, 2016. Mekanisme persalinan di http://warungbidan.blogspot.com (akses


2016).

Anda mungkin juga menyukai