Disusun oleh :
1. Dahliana Isnaini (21.9.1.022)
2. I.Komang Agus Novi.B (21.9.1.000)
3. Jamila Purnamasari (21.9.1.000)
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmatNya kami dapat
menyelesaikan laporan kami yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN IBU
DENGAN PERSALINAN FISIOLOGI”
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Maternitas.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan para dosen dan pembimbing lahan praktik, sehingga
kendala – kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Dalam menyusun makalah ini juga kami menyadari masih banyaknya kekurangan,
sehingga kami juga sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna dapat lebih menyempurnakan lagi penyusunan laporan dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi yang membacanya dan khususnya
bagi kami, terimakasih atas perhatiannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................I
DAFTAR ISI...................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................2
C. Tujuan makalah......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan
keluarga. Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga
adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan.
Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan
bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan
berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk.
2008).
Pemeriksaan kehamilan sangat penting bagi semua ibu hamil karena untuk
mengetahui pertumbuhan janin dan keadaan ibu. Kunjungan antenatal yang tidak
dilakukan secara berkesinambungan dan menyeluruh, akan berdampak pada ibu dan
bayi yang dikandung. Mengingat kehamilan yang normal sewaktu-waktu bisa
menjadi patologis (Saifuddin, 2009). Dalam menerima manfaat yang maksimum dari
kunjungan-kunjungan antenatal ini, maka sebaiknya ibu tersebut memperoleh
sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan, yang terdistribusi dalam 3 trimester,
atau dengan istilah 1 1 2, yaitu sebagai berikut: 1 kali pada trimester I, 1 kali pada
trimester II, 2 kali pada trimester III (Hani, 2011).
Pengawasan sebelum lahir (antenatal) terbukti mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik serta dalam membina
suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan
persalinanya. Dengan pengawasan tersebut dapat diketahui berbagai komplikasi yang
dapat mempengaruhi kehamilan sehingga dapat segera diatasi.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan makalah
PEMBAHASAN
Persalinan merupakan proses pengeluaran janin dan plasenta dari dalam uterus
melalui vagina menuju dunia luar oleh kontraksi otot-otot rahim. Pada umumnya bayi
akan lahir pada usia kehamilan sekitar 40 minggu. Kejadian persalinan bersifat
alamiah, pristiwanya normal namun apabila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi
abnormal. Terjadinya persalinan/kelahiran disebabkan karena adanya kehamilan,
kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos meometrium yang
relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangna janin intrauterin
sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan otot polos uterus mulai
menunjukan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu periode
relaksasi dan mencapai puncaknya menjelang persalinan, serta secara berangsur
menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulsi yang mengatur aktivitas
kontraksi miometrium selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran.
Proses persalinan dapat berjalan normal jika dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor ibu (power, passage, psikologis), faktor janin, plasenta, dan air ketuban
(passenger), serta faktor penolong persalinan.
a. Tenaga (Power) Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,
kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament.
1) His atau Kontraksi uterus His/Kontraksi uterus adalah kontraksi otot–otot
uterus dalam persalinan. His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos
dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba fallopi
memasuki dinding uterus. Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup
sehingga menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantong amnion ke arah
segmen bawah rahim dan serviks. Perubahan yang terjadi akibat his adalah pada
uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan
tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar
(affecement) dan terbuka (dilatasi).
2) Kekuatan mengedan ibu Yang paling menentukan dalam tahapan ini adalah
proses mengejan ibu yang dilakukan dengan benar, baik dari segi kekuatan
maupun keteraturan. Ibu harus mengejan sekuat mungkin seirama dengan
instruksi yang diberikan. Biasanya ibu diminta menarik napas panjang dalam
beberapa kali saat kontraksi terjadi lalu buang secara perlahan. Ketika kontraksi
mencapai puncaknya, doronglah janin dengan mengejan sekuat mungkin. Tenaga
mengejan ini hanya dapat berhasil ketika kala I pembukaan sudah lengkap dan
paling efektif sewaktu kontraksi rahim/uterus.
2) Plasenta Plasenta berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20 cm tebal
2-3 cm, berat 500-600 gram. Plasenta pun demikian harus melewati jalan lahir
sehingga bisa dianggap bagian dari passenger yang menyertai janin. Plasenta
biasanya terlepas dalam 4-5 menit setelah bayi lahir, mungkin pelepasan setelah
bayi lahir. Dan juga selaput janin menebal dan berlipat-lipat karena pengecilan
dinding rahim karena adanya kontraksi dan retraksi rahim terlepas dan sebagian
karena tarikan waktu plasenta lahir. Jadi secara singkat faktor yang sangat
penting dalam pelepasan plasenta adalah retraksi dan kontraksi otot-otot rahim
setelah bayi lahir.
3) Air ketuban
Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat dan ulet
tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan
regangan membran janin yang mencegah ruptur atau robekan. Seiring dengan
pertambahan usia kehamilan, aktifitas organ tubuh juga mempengaruhi cairan
ketuban. Saat usia kehamilan >25 minggu, rata-rata air ketuban dalam rahim 20
239 ml, yang kemudian meningkat menjadi 984 ml pada usia kehamilan 33
minggu (Elisabet Siwi Walyani, 2015).
Passage merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina.
d. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan. (Ai Nursiah dkk, 2014
2. fleksi
Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada dalam sikap fleksi. Dengan
adanya his atau tahanan dari dasar panggul yang makin besar, maka kepala janin
akan makin turun dan semakin fleksi sehingga dagu janin menekan dada dan
belakang kepala (oksiput) menjadi bagian terbawah, keadaan ini dinamakan fleksi
maksimal.
Makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepala janin akan berputar
sedemikian rupa sehingga diameter terpanjang rongga panggul atau diameter antero
posterior kepala janin akan bersesuaian dengan diameter terkecil tranversal (oblik)
Pintu Atas Panggul, dan selanjutnya dengan diameter terkecil antero posterior Pintu
Bawah Panggul.
Hal ini dimungkinkan karena pada kepala jainin terjadi gerakan spiral atau seperti
skrup sewaktu turun dalam jalan lahir. Bahu tidak berputar bersama- sama dengan
kepala, sehingga sumbu panjang bahu dengan sumbu panjang kepala akan
membentuk sudut 450. Keadaan demikian disebut putaran paksi dalam dan ubun-
ubun kecil berada di bawah symfisis.
4. Ekstensi.
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadilah
ekstensi atau defleksi kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada Pintu
Bawah Panggul mengarah ke depan dan ke atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melaluinya.
Setelah ekstensi kemudian diikuti dengan putaran paksi luar yang pada hakikatnya
kepala janin menyesuaikan kembali dengan sumbu panjang bahu, sehingga sumbu
panjang bahu dengan sumbu panjang kepala janin berada dalam satu garis lurus.
6. Ekspulsi.
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah symfisis dan menjadi
hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu belakang menyusul dan
selanjutnya seluruh tubuh bayi lahir searah dengan paksi jalan lahir.
Tanda-tanda masuknya persalinan adalah timbulnya rasa sakit yang sering dan
keluar lendir berampur darah yang lebih banyak karena robekan- robekan kecil pada
serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya dan pada pemeriksaan
dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Terdapat 4 kala persalinan, yaitu:
partus (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik
mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler,
kanalis servikalis. Kala I pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
1) Fase laten
(1) Fase laten : Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap
(3) Pada umumnya fase laten berlangsung hamper atau hingga 8 jam.
2) Fase aktif : Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap akurat atau memadai jika terjadi 3 kali atau lebih
dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) Dari
pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida)
atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara). (Ai Nursiah dkk, 2014)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah
turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otototot dasar
panggul yang secara reflek menimbulkan rasa mengejan karena tekanan pada rectum
sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala
janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengejan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi 1,5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan :
1) Engagement :
(4) Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP-Flexi
ringan
3) Flexion Majunya kepala mendapat tekanan dari servik, dinding panggul atau
dasar panggul, flexi (dagu lebih mendekati dada)
4) Rotation Internal
(2) Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir (Bidang
tengah dan PBP)
5) Extension Deflexi kepala karena sumbu PBP mengarah kedepan dan atas
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta. Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras,
plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam
waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan
lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas symphisis / fundus uteri,
seluruh proses berlangsung 5- 30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Tanda-tanda lepasnya
plasenta : perubahan ukuran dan bentuk uterus, tali pusat memanjang, semburan
darah tiba-tiba.
(1) Schultze : Lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering
terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental
hematoma yang menolak uri mula-mula pada bagian tengah kemudian
seluruhnya. Menurut cara ini, perdarahan tidak ada sebelum uri lahir.
(2) Duncan : Lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan.
Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari
tengah dan pinggir plasenta.
(2) Klien : Sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya
belum lepas. Diam atau turun atinya lepas.
(3) Strassman : Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat
bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas. (Ina Kuswanti
dkk, 2014)
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2 jam.
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang 24 dilakukan antara lain :
3) Kontraksi uterus
Menurut Rohani (2013) ada dua metode untuk pelepasan plasenta, yaitu sebagai
berikut:
1. Metode schultze
Metode yang lebih umum terjadi, plasenta terlepas dari satu titik dan merosot ke
vagina melalui lubang dalam kantong amnion, permukaan fetal plasenta muncul
pada vulva dengan selaput ketuban yang mengikuti di belakang seperti payung
terbalik saat terkelupas dari dinding uterus. Permukaan maternal plasenta tidak
terlihat dan bekuan darah berada dalam kantong yang terbalik, kontraksi dan
retraksi otot uterus yang menimbulkan pemisahan plasenta juga menekan
pembuluh darah dengan kuat dan mengontrol perdarahan. Hal tersebut terjadi
karena terdapat serat otot oblik dibagian atas segmen uterus.
Plasenta turun melalui bagian samping dan masuk ke vulva dengan pembatas
lateral terlebih dahulu seperti kancing yang memasuki lubang baju, bagian plasenta
tidak berada dalam kantong. Pada metode ini kemungkinan terjadinya bagian
selaput ketuban yang tertinggal lebih besar karena selaput ketuban tidak terkelupas
semua. Metode ini adalah metode yang berkaitan dengan plasenta letak rendah
didalam uterus. Proses pelepasan berlangsung lebih lama dan darah yang hilang
sangat banyak (karena hanya ada sedikit serat oblik dibagian bawah segmen
Menurut Rohani (2013), untuk memastikan plasenta sudah lepas dapat dilakukan
pemeriksaan dengan 3 teknik, yaitu:
(1) Kustner Dengan meletakkan tangan disertai tekanan diatas simfisis, tali pusat
ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti plasenta belum terlepas, apabila
diam atau maju berarti plasenta sudah terlepas.
(2) Klein Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit, bila tali pusat kembali berarti
plasenta belum terlepas, tetapi bila plasenta diam atau turun berarti plasenta sudah
lepas.
(3) Strassman Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar
berarti plasenta belum terlepas, tetapi apabila plasenta tidak bergetar berarti sudah
terlepas.
d) Tanda pelepasan plasenta Menurut Aprilia (2011) tanda pelepasan plasenta adalah
sebagai berikut:
(4) Fundus uteri naik ke atas, lebih tinggi sedikit diatas pusat.
a. Pengkajian
1.Anamnesa
1) Identitas Ibu Nama, nama panggilan, alamat, bahasa yang digunakan. Usia ibu
(15-49 tahun) termasuk dalam kategori usia reproduksi atau usia subur. Jika
ditemukan usia yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (di atas 35
tahun), itu adalah kelompok berisiko tinggi. Pendidikan dan pekerjaan pelanggan.
(Taufan, 2014).
3) Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan masa lalu untuk memahami apakah ibu
memiliki riwayat diabetes dan penyakit lainnya. Riwayat keluarga dipelajari untuk
menentukan apakah ada riwayat penyakit genetik atau infeksi, dan apakah ada
riwayat anak kembar.
4) Riwayat penyakit
(1) Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan terkini pada pengkajian ini
ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan 38-42 minggu memiliki tanda-tanda
fisik 37 sebelum persalinan yaitu nyeri di daerah pinggang menyebar ke perut,
frekuensinya lebih tinggi, lebih teratur, lebih kuat, dan menunjukkan tanda-tanda.
(perdarahan) bercampur lendir), kadang selaput ketuban akan pecah dengan
sendirinya.
(2) Riwayat penyakit sistemik Untuk mengetahui apakah adanya penyakit jantung,
hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang
pernah dialami, dapat memperberatkan persalinan
(3) Riwayat penyakit keluarga Untuk mengetahui apakah dalam anggota keluarga
ada yang mengidap penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, seperti penyakit
jantung dan diabetes atau DM.
(4) Riwayat Obstetri Riwayat haid. Ditemukan amenorrhea (aterm 38-42 minggu),
prematur kurang dari 37 minggu. Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa
pusing, mual muntah, dan lain-lain. Pada primigravida persalinan berlangsung
13-14 jam dengan pembukaan 1 cm/ jam, sehingga pada multigravida
berlangsung 8 jam dengan 2 cm/ jam.
(5) Riwayat keturunan kembar Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar
dalam keluarga.
(6) Riwayat operasi Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani.
(7) Riwayat perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya
perkawinan.
• Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada perdarahan
atau tidak, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan.
(Wiknjosastro, 2009)
• Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir hidup, apakah
dalam kesehatan yang baik) apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada
masa nifas, dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya.
(9) Riwayat kehamilan sekarang Riwayat kehamilan sekarang perlu dikaji untuk
mengetahui apakah ibu resti atau tidak, meliputi :
• Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) Digunakan untuk mengetahui umur pada
kehamilan
• Ante Natal Care (ANC) Mengetahui riwayat ANC, teratur / tidak, tempat
ANC, dan saat kehamilan berapa (Wiknjosastro, 2010)
• Istirahat atau tidur : Klien biasanya mengalami kesulitan dalam istirahat dan
tidurnya karena adanya kontraksi uterus (HIS)
5) Pemeriksaan fisik
(1) Keadaan Umum Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, jelek
(Prawirohardjo, 2010). Pada kasus persalinan normal keadaan umum pasien baik
(Nugroho, 2010)
• Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin,
2010). Batas normalnya 69-100x/ menit (Taufan, 2014)
• Kepala Bentuk kepala oval dan bulat, kulit kepala bersih, rambut berwarna
hitam dan tidak rontok. Tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan Mata : Mata
simetris kanan dan kiri, sklera mata berwarna putih, konjungtiva berwarna
merah muda Telinga : Simetris kanan kiri, bersih tidak ada serumen,
pendengaran berfungsi dengan baik. Hidung : Bentuk normal, keadaan bersih,
tidak ada polip, pertumbuhan rambut hidung merata, penciuman normal.
Mulut : Bentuk normal, kedaan bersih, tidak ada kesulitan menelan.
• Dada :
2. Paru paru Jalan nafas spontan, vokal fremitus getarannya sama, tidak teraba
massa, perkusi sonor, suara nafas vesikuler, tidak adanya suara nafas
tambahan yaitu wheezing atau ronchi.
3. Jantung Jantung terdengar lup dup S1,S2 tunggal, irama jantung normal,
umumnya tidak ada kelainan bunyi jantung, tidak ada nyeri tekan.
• Ekstermitas Atas : Pada pasien persalinan normal Lingkar Lengan Atas 23 cm,
tidak ada edema . Ekstremitas bawah: Ada edema, tidak ada varises
(Sulistyawati, 2013)
Untuk mengetahui keadaan vagina, portio keras atau lunak, pembukaan servik
berapa, penurunan kepala, UKK dan untuk mendeteksi panggul normal atau
tidak (Prawirohardjo, 2010)
2.Diagnosa Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Safitri Marista Adelia, 2017. Apa Bedanya Persalinan Norma dan Spontan di
https://health.uzone.id (akses 28 Desember 2017).