Dosen Pengampu :
Ibu Ns, Mustiati., M.Kep.
Disusun Oleh :
2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II
NIM : 21.9.1.007
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Mengetahui
( …………………………………….. ) ( …………………………………….. )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Asuhan keperawatan
pada pasien Tn. N dengan masalah sistem muskuloskeletal dan dengan diagnosa medis
osteomilitis di Ruang Irna III C RSUD Kota Mataram. Kami juga berterima kasih kepada Ibu
Ns, Musniati, M.Kep, selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Osteomilitis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami selaku penulis maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI KONSEP PENYAKIT OSTEOMIELITIS............................................................................5
A. DEFINISI.......................................................................................................................................
B. KLASIFIKASI................................................................................................................................
C. ETIOLOGI.....................................................................................................................................
D. TANDA DAN GEJALA.................................................................................................................
E. PATOFISOLOGI............................................................................................................................
F. KOMPLIKASI..............................................................................................................................
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG..................................................................................................
H. PENATALAKSAAN....................................................................................................................
I. PENCEGAHAN...........................................................................................................................
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT OSTEOMIELITIS.............................................................14
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN...............................................................................................
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................................................
C. INTERVENSI KEPERAWATAN................................................................................................
D. EVALUASI KEPERAWATAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23
TINJAUAN TEORI
KONSEP PENYAKIT OSTEOMIELITIS
A. DEFINISI
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan dari
pada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap
inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan
tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah
kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan
ekstremitas. (Brunner, suddarth. (2001). Beberapa ahli memberikan defenisi terhadap
osteomyelitis sebagai berkut :
B. KLASIFIKASI
Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam osteomielitis, yaitu:
C. ETIOLOGI
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Mikroorganisme lain (Smeltzer, Suzanne C, 2002).
Tulang, yang biasanya terlindung dengan baik dari infeksi, bisa mengalami
infeksi melalui 3 cara:
1) Aliran darah
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain
ke tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan
(pada anak-anak) dan di tulang belakang (pada dewasa).
Orang yang menjalani dialisa ginjal dan penyalahguna obat suntik
ilegal, rentan terhadap infeksi tulang belakang (osteomielitis vertebral).
Infeksi juga bisa terjadi jika sepotong logam telah ditempelkan pada
tulang, seperti yang terjadi pada perbaikan panggul atau patah tulang
lainnya.
2) Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang
terbuka, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang
menembus tulang. Infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama
pembedahan dan bisa menyebar ke tulang di dekatnya.
3) Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.
Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang
setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di
daerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau
kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah
atau diabetes (kencing manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi,
bisa menyebar ke tulang tengkorak.
1. Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering terjadi
dengan manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi
cepat dan malaise umum). Gejala sismetik pada awalnya dapat menutupi gejala
lokal secara lengkap. Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks
tulang, akan mengenai periosteum dan jaringan lunak, dengan bagian yang
terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan. Pasien menggambarkan
nyeri konstan berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan
berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul.
2. Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau
kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi
membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.
3. Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu mengalir
keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi,
pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat menjadi pada
jaringan parut akibat kurangnya asupan darah.
E. PATOFISOLOGI
Implamasi
Infeksi
Kavitasis
Medula
Periosteum
Menyebar Ke Jaringan
Lunak Atau Sendi
Perubahan
Fungsi
Sendi
Kontraktur Perubahan
Pada Sendi Defomirtas Sendi Hipertrof Komponen
i Sendi
Perubahan
Kondisi MK : distensi cairan
Kesehatan Pada — Kolagen
Hambatan
Psikologis — Progteogtikasi
Mobilitas Fisik
— Jaringan Sub
MK :
Kondrial
Perubahan Nyeri Akut
Turgor
Mk :
Ansietas MK :
MK : Resiko
Gangguan Infeksi
Sumber : (Brunner, suddarth. (2001)
Integritas Kulit
F. KOMPLIKASI
1. Dini :
1) Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)
2) Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang
mendasarinya sembuh
3) Atritis septik
2. Lanjut :
1) Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat rekalsitran, dan penurunan
fungsi tubuh yang terkena
2) Fraktur patologis
3) Kontraktur sendi
4) Gangguan pertumbuhan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju
endap darah
2. Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti
dengan uji sensitivitas
3. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi
oleh bakteri salmonella
4. Pemeriksaan biopsy tulang
Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan
untuk serangkaian tes.
5. Pemeriksaan ultra sound
Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi
6. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan
radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat
difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.
Pemeriksaan tambahan :
H. PENATALAKSAAN
1. Berhenti merokok
Merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah Anda,
yang keduanya buruk bagi sirkulasi Anda. Hal ini juga dapat melemahkan sistem
kekebalan tubuh. Jika Anda merokok, sangat disarankan Anda berhenti sesegera
mungkin.
2. Diet sehat
Makanan berlemak tinggi dapat menyebabkan penumpukan simpanan
lemak di arteri Anda, dan kelebihan berat badan dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi. Untuk meningkatkan sirkulasi Anda, diet tinggi serat rendah lemak
dianjurkan, termasuk banyak buah segar dan sayuran (setidaknya lima porsi
sehari) dan biji-bijian. Makan makanan yang sehat juga dapat membantu
meningkatkan sistem kekebalan Anda.
3. Mengelola berat badan Anda
Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk menurunkan
berat badan dan kemudian mempertahankan berat badan yang sehat dengan
menggunakan kombinasi dari diet kalori terkontrol dan olahraga teratur. Setelah
Anda telah mencapai berat badan yang sehat akan membantu menjaga tekanan
darah Anda pada tingkat normal, yang akan membantu meningkatkan sirkulasi
Anda. Anda dapat menggunakan Body Mass Index (BMI) kalkulator untuk
memeriksa.
4. Mengurangi alkohol
Jika Anda minum alkohol, jangan melebihi batas harian yang
direkomendasikan,tiga sampai empat unit per hari untuk pria 2-3 unit sehari untuk
wanita .Sebuah unit alkohol kira-kira setengah pint bir yang normal-kekuatan,
segelas kecil anggur atau ukuran tunggal (25ml) roh. Secara teratur melebihi
batas alkohol yang direkomendasikan akan meningkatkan baik tekanan darah dan
kadar kolesterol, yang akan membuat sirkulasi Anda buruk. Hubungi dokter Anda
jika Anda menemukan kesulitan untuk moderat minum Anda. Layanan dan obat-
obatan Konseling dapat membantu Anda mengurangi asupan alkohol Anda.
5. Olahraga teratur
Olahraga teratur akan menurunkan tekanan darah Anda, membuat jantung
dan sistem peredaran darah lebih efisien dan dapat membantu meningkatkan
sistem kekebalan tubuh lemah. Bagi kebanyakan orang, 150 menit dari moderat
untuk olahraga berat seminggu dianjurkan. Namun, jika kesehatan Anda secara
keseluruhan miskin, mungkin perlu bagi Anda untuk berolahraga menggunakan
program khusus disesuaikan dengan kebutuhan Anda saat ini dan tingkat
kebugaran. GP Anda akan dapat menyarankan Anda tentang tingkat yang paling
cocok bagi anda berolah raga. Jika Anda merasa sulit untuk mencapai 150 menit
latihan seminggu, mulai dari tingkat yang Anda merasa nyaman dengan. Sebagai
contoh, Anda bisa melakukan lima sampai 10 menit latihan ringan sehari sebelum
secara bertahap meningkatkan durasi dan intensitas aktivitas Anda sebagai
kebugaran Anda mulai membaik.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT OSTEOMIELITIS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Meliputi: Nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asusransi, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumahsakit, dan diagnosa medis. Pada umumnya, keluhan
utama pada kasus osteomelitis adalah nyeri hebat.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat
dapat menggunakan metode PQRST :
a. Provoking incident: hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah proses
supurasi pada bagian tulang. Trauma, hematoma akibat trauma pada
daerah metafisis, merupakan salah satu faktor predis posisi terjadinya
osteomielitis hematogen akut.
b. Quality of pain: rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifak
menusuk
c. Region, radiation, relief: nyeri dapat reda dengan imobilisasi atau istirahat,
nyeri tidak menjalar atau menyebar
d. Severity (scale) of pain: nyeri yang dirasakan klien secara subjektif anatara
2-3 pada rentang skala pengukuran 0-4
e. Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk
pada malam hari atau siang hari
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala
akut (misalnya : nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan
keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam sedang.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien biasanya perrnah mengalami penyakit yang hampir sama dengan
sekarang, atau penyakit lain yang berhubungan tulang, seperti trauma tulang,
infeksi tulang, fraktur terbuka, atau pembedahan tulang, dll.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah keluarga klien memiliki penyakit keturunan, namun
biasanya tidak ada penyakit Osteomielitis yang diturunkan.
3. Psikososisl
Pasien seringkali merasa ketakutan, khawatir infeksinya tidak dapat sembuh,
takut diamputasi. Biasanya pasien dirawat lama di rumah sakit sehingga perawat
perlu mengfkaji perubahan-perubahan kehidupan khususnya hubungannya dengan
keluarga, pekerjaan atau sekolah.
4. Pemeriksaan fisik
Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila
dipalpasi. Bisa juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. Efek sistemik
menunjukkan adanya demam biasanya diatas 380, takhikardi, irritable, lemah
bengkak, nyeri, maupun eritema.
5. Pengkajian dengan Pendekatan 11 fungsional Gordon
a) Persepsi dan Manajemen Kesehatan: Klien biasanya tidak mengerti bahwa
penyakit yang ia diderita adalah penyakit yang berbahaya. Perawat perlu
mengkaji bagaimana klien memandang penyakit yang dideritanya, apakah
klien tau apa penyebab penyakitnya sekarang.
b) Nutrisi – Metabolik: Biasanya pada pasien mengalami penurunan nafsu makan
karena demam yang ia diderita.
c) Eliminasi: Biasanya pasien mengalami gangguan dalam eliminasi karena
pasien mengalami penurunan nafsu makan akibat demam.
d) Aktivitas – Latihan: Biasaya pada pasien Osteomietis mengalami penurunan
aktivitas karena rasa nyeri yang ia rasakan
e) Istirahat – Tidur: Pasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur karena
rasa nyeri yang ia rasakan pada tulangnya.
f) Kognitif – Persepsi: Biasanya klien tidak mengalami gangguan dengan
kognitif dan persepsinya.
g) Persepsi Diri – Konsep Diri: Biasanya pasien memiliki perilaku menarik diri,
mengingkari, depresi, ekspresi takut, perilaku marah, postur tubuh mengelak,
menangis, kontak mata kurang, gagal menepati janji atau banyak janji.
h) Peran – Hubungan: Biasanya pasien mengalami depresi dikarenakan penyakit
yang dialaminya. Serta adanya tekanan yang datang dari lingkungannya. Dan
klien juga tidak dapat melakukan perannya dengan baik.
i) Seksual – Reproduksi: Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam
masalah seksual.
j) Koping – Toleransi Stress: Biasanya pasien mengalami stress ysng berat
karena kondisinya saat itu.
k) Nilai Kepercayaan: Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap klien
agar kebutuhan spiritual klien data dipenuhi selama proses perawatan klien di
RS. Kaji apakah ada pantangan agama dalam proses pengobatan klien. Klien
biasanya mengalami gangguan dalam beribadah karena nyeri yang ia rasakan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
menjadi
— Berikan sokongan — Peningkatan vena
normal,
(support) pada return, menurunkan
ekspresi
ektremitas yang luka. edem, dan mengurangi
wajah rileks
nyeri.
dan
suhu tubuh
— Amati perubahan — Untuk mengetahui
normal
suhu setiap 4 jam penyimpangan –
penyimpangan yang
terjadi
Koaborasi
— Pemberian obat-
— Mengurangi rasa nyeri
obatan analgesic
2. Gangguan Setelah di berikan — Pertahankan tirah — Agar gangguan
mobilisasi tindakan asuhan baring dalam posisi mobilitas fisik dapat
fisik b.d nyeri, keperawatan yang di programkan berkurang
alat selama 1x24 jam di
imobilisasi harapkan masalah — Tinggikan — Dapat meringankan
dan Ganguan mobilitas ekstremitas yang masalah gangguan
keterbatasan fisik dapat teratasi sakit, instruksikan mobilitas fisik yang
menahan dengan klien / bantu dalam dialami klien
beban berat Kriteria hasil : latihan rentang gerak
badan. Meningkatkan pada ekstremitas
mobilitas pada yang sakit dan tak
tingkat paling sakit
— Dapat meringankan
tinggi yang
— Beri penyanggah masalah gangguan
mungkin
pada ekstremitas mobilitas yang dialami
Mempertahan
yang sakit pada saat klien
kan posisi
fungsional bergerak
— Agar klien tidak
Meningkatkan
banyak melakukan
/ fungsi yang
— Jelaskan pandangan gerakan yang dapat
sakit
dan keterbatasan membahayakan
Menunjukkna
dalam aktivitas
teknik mampu — Mengurangi terjadinya
melakukan penyimpangan –
aktivitas penyimpangan yang
— Berikan dorongan
pada klien untuk dapat terjadi
melakukan AKS
dalam lingkup
keterbatasan dan beri
bantuan sesuai
— Mengurangi gangguan
kebutuhan
mobilitas fisik
Sumber :
Dr. dr. Sugoto; M.Kes. (2016).
Dr. R. Heru Arlyadi, MPH. (2018).
Harif Fadhillah, S.Kp., SH (2019).
D. EVALUASI KEPERAWATAN