Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
Qoiril Asfari
D3A2021050
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dengan judul “Laporan
Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah II: Osteomelitis”. Laporan Pendahuluan ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan mata ajar BLOKPK 018 di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala.
Laporan Pendahuluan ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan banyak pihak.
Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Ratna Indriati, A., M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti
Kosala.
2. Ibu Sri Aminingsih, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan.
3. Bapak Natanael S.Kep., Ns., selaku pembimbing dalam pembuatan Laporan
Pendahuluan ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala
5. Keluarga yang telah memberi motivasi bagi penulis.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dan
bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan diwaktu yang
akan datang. Penulis berharap semoga Laporan Pendahuluan ini dapat berguna bagi
semua pihak.
Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
OSTEOMELITIS
A. PENGERTIAN
Osteomielitis adalah suatu penyakit infeksi yang terjadi pada tulang. Infeksi yang
mengenai tulang lebih sulit disembuhkan dari pada infeksi yang mengenai jaringan
lunak karena terbatasnya asupan darah, respon jaringan terhadap inflamasi, tingginya
tekanan jaringan dan pembentukan tulang baru disekeliling jaringan juga mati (Brunner
dan Suddarth, 2000).
Osteomielitis merupakan penyakit yang sulit diobati karena dapat terbentuk abses
local. Abses tulang biasanya memiliki suplai darah yang buruk, dengan demikian
pelepasan swl imun dan antibiotik terbatas (Corwin, 2015)
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau
kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen
(infeksi yang berasal dari dalam tubuh). (Reeves, 2001:257). Osteomyelitis adalah
infeksi substansi tulang oleh bakteri piogenik (Overdoff, 2002:571).
Sedangkan menurut Bruce, osteomyelitis adalah infeksi pada tulang yang disebabkan
oleh mikroorganisme. Osteomyelitis biasanya merupakan infeksi bakteri, tetapi
mikrobakterium dan jamur juga dapat menyebabkan osteomyelitis jika mereka
menginvasi tulang (Ros, 1997:90).
B. KLASIFIKASI
Di bedakan menjadi 2 :
1. Osteomielitis akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau
sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi
pada anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai
komplikasi dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis
hematogen).Osteomielitis akut terbagi menjadi 2, yaitu:
A. Osteomielitis hematogen
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau
sejak penyakit pendahulu timbul.
3. Osteomielitis kronis
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi pertama
atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan kronis
biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka
atau trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang terjadi
pada tulang yang fraktur.
C. ETIOLOGI
1. Melalui aliran darah: Bakteri dari bagian tubuh lain dapat menyebar ke tulang
melalui aliran darah.
2. Melalui jaringan atau sendi yang terinfeksi: Kondisi ini memungkinkan bakteri
bisa menyebar ke tulang di dekat jaringan atau sendi yang terinfeksi.
3. Melalui luka terbuka: Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh jika terdapat luka
terbuka seperti patah tulang terbuka atau kontaminasi langsung saat bedah
ortopedi.
4. Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70-80% osteomielitis.
Organisme patogenik lainnya yang sering di jumpai yaitu proteus, pseudomonas, dan
escherichia coli. Infeksi dapat terjadi melalui: (Suratun dkk, 2008)
1. Penyebaran ematogen dari fokus infeksi di yempat lain: tonsil yang terinfeksi,
infeksi gigi, infeksi saluran napas bagian atas.
2. Penyebaran infeksi jaringan lunak: ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus
vaskular.
3. Kontaminasi langsung dengan tulang: fraktur terbuka, cedera traumatik (luka
tembak, pembedahan tulang).
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering terjadi
dengan manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi
cepat dan malaise umum). Gejala sismetik pada awalnya dapat menutupi gejala
lokal secara lengkap. Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks
tulang, akan mengenai periosteum dan jaringan lunak, dengan bagian yang
terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan. Pasien menggambarkan
nyeri konstan berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan
berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul.
E. PATOFISIOLOGI
Beberapa komplikasi yang mungkin timbul dengan osteomielitis yang tidak diobati atau
tidak diobati dengan benar adalah:
- Abses
Jika komplikasi sudah sangat parah akan dilakukan tindakan Amputasi/ tindakan AKA
(Above Knee Amputation). Amputasi di atas lutut (AKA), atau amputasi transfemoral
adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat anggota tubuh
bagian bawah di atas sendi lutut saat anggota tubuh tersebut rusak parah atau sakit.
Sebagian besar AKA dilakukan karena penyakit pembuluh darah perifer, atau penyakit
sirkulasi yang parah di ekstremitas bawah. Sirkulasi yang buruk membatasi
penyembuhan dan respons imun terhadap cedera. Ulkus kaki atau tungkai dapat
berkembang dan tidak sembuh. Mereka mungkin terinfeksi, dan infeksi dapat
menyebar ke tulang dan menjadi cukup parah hingga mengancam jiwa. Amputasi
dilakukan untuk mengangkat jaringan yang sakit dan mencegah penyebaran infeksi
lebih lanjut. Amputasi di atas lutut dilakukan ketika aliran darah tidak memadai di kaki
bagian bawah atau infeksi sangat parah sehingga tidak memungkinkan dilakukannya
operasi tingkat rendah.
H. PENATALAKSANAAN
4. Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi hambatan aliran
pembuluh balik.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju
endap darah
2. Pemeriksaan titer antibody ‚ anti staphylococcus
Pemeriksaan tambahan :
- MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada
T2, maka kemungkinan besar adalah osteomielitis.
BAB II
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Meliputi : nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor
register, dan diagnosa medis
2. Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status hubungan
dengan pasien.
3. Keluhan Utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien untuk datang ke Rumah Sakit
biasanya pasien akan mengalami nyeri lokal.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat
menggunakan metode PQRST :
a. Proνoking incident: hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah proses
supurasi pada bagian tulang. Trauma, hematoma akibat trauma pada daerah
metafisis, merupakan salah satu faktor predis posisi terjadinya osteomielitis
hematogen akut.
b. Quality of pain: rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifak
menusuk
c. Region, radiation, relief: nyeri dapat reda dengan imobilisasi atau istirahat, nyeri
tidak menjalar atau menyebar
d. Seνerity (scale) of pain: nyeri yang dirasakan klien secara subjektif anatara 2-3
pada rentang skala pengukuran 0-4
4. Riwayat Kesehatan
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala akut
(misalnya : nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan
keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam
sedang.
B. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji apakah keluarga klien memiliki penyakit keturunan, namun biasanya tidak
ada penyakit Osteomielitis yang diturunkan.
5. Psikososisl
6. Pemeriksaan Fisik
1) Tekanan Darah
2) Nadi
3) Pernapasan
4) Suhu
5) Saturasi Oksigen
c. Head To Toe
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, dari ujung
rambut sampai ujung kaki.
d. Sistem Integumen
1) Kulit normal, tidak edema, tidak muncul keringat dingin, dan lembab
g. Ekstermitas
Periksa apakah simetris, normal dan apakah ada pembengkakan atau edema
c. Nyeri : nyeri tekan & nyeri sumbu, terutama pada fraktur, OA sendi
d. Krepitasi tidak dianjurkan
Klien biasanya tidak mengerti bahwa penyakit yang ia diderita adalah penyakit
yang berbahaya. Perawat perlu mengkaji bagaimana klien memandang
penyakit yang dideritanya, apakah klien tau apa penyebab penyakitnya
sekarang.
2) Nutrisi dan Metabolik:
9) Seksual ‚ Reproduksi:
Biasanya pasien mengalami stress ysng berat karena kondisinya saat itu.
11) Nilai Kepercayaan:
Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap klien agar kebutuhan spiritual
klien data dipenuhi selama proses perawatan klien di RS. Kaji apakah ada
pantangan agama dalam proses pengobatan klien. Klien biasanya mengalami
gangguan dalam beribadah karena nyeri yang ia rasakan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan pre dan post operasi yaitu :
1. Pre Operasi
2. Post Operasi
a. Gangguan integritas kulit b.d perubahan sirkulasi dan penurunan sensasi akibat
insisi pembedahan (D.0139)
b. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan struktur integritas tulang, dan
program pembatasan gerak (D.0054)
c. Risiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasive (D.0142)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
agen pencedera intervensi keperawatan
fisik D.0077 maka tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi,
6. Kolaborasi pemberian
analgetil, jika perlu
2. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan Reduksi Asietas
situasional D.0080 intervensi keperawatan
maka tingkat ansietas 1. Identifikasi saat tingkat
3. Kemampuan
1. Sediakan materi dan
menjelaskan
media Pendidikan
pengetahuan tentang
Kesehatan
suatu topik
meningkat(5) 2. Jadwalkan Pendidikan
Kesehatan sesuai
4. Kemampuan
kesepakatan
menggambarkan
pengalaman 3. Berikan kesempatan untuk
sebelumnya bertanya
yang sesuai
Edukasi
dengan topik
meningkat(5)
1. Jelaskan faktor risiko yang
5. Perilaku sesuai dapat mempengaruhi
dengan pengetahuan Kesehatan
meningkat(5) 2. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
6. Pertanyaan tentang
masalah yang 3. Ajarkan strategi yang
Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan Perawatan Luka
intervensi keperawatan
Integritas Kulit 1. Monitor karakteristik luka
maka integritas
B.D Perubahan (mis. drainase, warna,
kulit meningkat
Sirkulasi Dan ukuran bau)
dengan kriteria
Penurunan 2. Monitor tanda-tanda infeksi
hasil :
Sensasi Akibat
1. Kerusakan lapisan 3. Melakukan perawatan luka
Insisi
kulit menurun (5) 4. Anjurkan mengkosumsi
Pembedahan 2. Nyeri menurun makanan tinggi kalori dan
D. Implementasi
1. S (subjektif)
Data subjektif adalah data yang diperoleh dari hasil keluhan klien, kecuali pada klien
yang menderita afasia.
2. O (objektif)
Data objektif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh
perawat.
3. A (analisis)
Analisis adalah masalah dan diagnosis keperawatan klien yang dianalisis atau dikaji
dari data subjektif dan data objektif.
4. P (perencanaan)
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Defisit dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI