A. Definisi Osteomilitis
C. Etiologi
Adapun penyebab – penyebab osteomilitis ini adalah :
1. Bakteri
Menurut Joyce & Hawks (2009), penyebab osteomiliti adalah
Staphylococcus aureus (70%-80%), selainitu juga bisa disebabkan oleh
Escherichia coli, Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, dan Proteus.
2. Virus
3. Jamur
4. Mikroorganisme lain (Smeltzer,Suzanne C, 2010)
Tulang yang biasanya terlindungi dengan baik dari infeksi, bisa
mengalami infeksi melalui 3 cara :
1. Aliran darah
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang
lain ke tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai
danlengan (pada anak-anak) dan di tulang belakang (pada dewasa).
Orang yang menjalani hemodialisa ginjal dan menyalah guna obat
suntik ilegal, rentan terhadap infeksi tulang belakang (0steomilitis
vertebral). Infeksi ini juga bisa terjadi jika sepotong logam telah
ditempelkan pada tulang, sepertiyang terjadi pada perbaikan panggul
atau patahtulang lainnya.
2. Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung memalui patah
tulang terbuka, selama pembedahan tulang atau benda yang
tercemar yang menembus tulang. Infeksi ada sendi buatan, biasanya
didapat selama pembedahan dan bisa menyebar ke tulang di
dekatnya.
3. Infeksi dan jaringan lunak di dekatnya
Infeksi pada jaringan lunak disekitar tulang bisa menyebar ke
tulang setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa
timbul di daerah yang mengalami kerusakan karen cedera, terapi
penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh
jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing manis). Suatu infeksi
pada sinus, rahang atau gigi, bisa menyebar ke tulang tenggorokan.
D. Patofisiologi
(Brunner, Suddarth.(2019) Staphylococcus aureus merupakan
penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya
yang sering dijumpai pada osteomilitis meliputi: Proteus, Pseudomonas ,
dan Escerchia Coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin,
nosokomial, gram negative dan anaerobik. Awitan Osteomilitis setelah
pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama (akut fulminan
– stadium1). Dan sering berhubungan penumpukan hematoma atau infeksi
superficial. Infeksi awitan lambat (stdium 2) terjadi antara 4 sampai 24
bulan setelah pembedahan. Osteomilitis awitan lama (stadium 3) biasanya
akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah
pembedahan. Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari
inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari,
trombosis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut,
mengakibatkaniskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan
peningkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian berkembang
ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke
jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat di
kontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang. Pada perjalanan
alamiahnya, abses dapat keluar spontan namunyang lebih sering harus
dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam
dindingnya terbentung daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah
mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan
menyembuh, yang sering terjadi pada jaringan lunak lainnya. Terjadi
pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan mengelililngi sequestrum
infeksius kronik yang ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan
sepanjang hidup penderita. Dinamakan osteomilitis tipe kronik.
Pathway