Anda di halaman 1dari 15

POLIO

NAMA KELOMPOK 6
1 . L A L U WA N D A I R M A N S Y A
2 . B A I Q P I O L I N A L E S TA R I
A.DEFINISI

Polio atau poliomyelitis merupakan enterovirus yang khas.Virus polio adalah RNA
virus ultra microscopic dengan ukuran 27u,termasuk enterovirus,dalam family
picornaviridae,terbagi dalam 5 generasi,diantaranya yang patogenik pada manusia
adalah enterovirus,hepatovirus,dan rhinovirus. Virus terdiri dari 3 stratum yaitu strain
1 (Brunhilde),strain 2 (Lansig) dan strain 3 (Leon).
ETIOLOGI
Penyakit polio disebabkan oleh virus polio,anggota genus Enterovirus,famili picornaviridae.
Selain itu, pengeringan dan ultraviolet juga dapat menghilangkan aktivitas virus polio. Virus
Polio ditularkan terutama dari manusia ke manusia, terutama pada fase akut, bersamaan
dengan tingginya titer virus polio di faring dan feses.
Sumber penularan lain yang mungkin berperan adalah tanah dan air yang terkontaminasi
material feses, persawahan yang diberi pupuk feses manusia, dan irigasi yang dengan air
yang telah terkontaminasi virus polio. Penularan penyakit polio terutama melalui jalur fekal-
oral dan membutuhkan kontak yang erat. 
A.Jenis jenis virus polio
1. Polio Non-Paralisis
2. Polio Paralisis Spinal
3. Polio Bulbar
C.MANIFESTASI KLINIS

• 1. Infeksi subklinis (tanpa gejala atau gejala berlangsung selama kurang dari
• 72 jam)/ minor illnesses
• - demam ringan
• - sakit kepala
• - tidak enak badan
• - nyeri tenggorokan
• 2.polio non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu)
• Demam sedang
• Sakit kepala
• Kaku duduk
• Muntah
• Diar
LANJUTAN

• 3. Poliomielitis paralitik/ major ilnesses


• - demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya
• - sakit kepala
• - kaku kuduk dan punggung
• - kelemahan otot asimetrik- onsetnya cepat
• - segera berkembang menjadi kelumpuhan
• - lokasinya tergantung kepada bagian korda spinalis yang terkena
• - perasaan ganjil/aneh di daerah yang terkena (seperti tertusuk jarum)
• - peka terhadap sentuhan (sentuhan ringan bisa menimbulkan nyeri)
• - sulit untuk memulai proses berkemih
• - sembelit
• - perut kembung
• - gangguan menelan
D.PATOFISIOLOGI
• Poliomielitis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi/peradangan oleh
poliovirus, penyakit ini ditularkan dari orang yang terinfeksi ke orang lain dengan cara kontak
baik melalui sekret yang dikeluarkan dari hidung, mulut ataupun melalui feses. Di faring, virus
ini hanya dapat ditemukan tiga hari sebelum sampai lima hari sesudah penyakit ini timbul.
Tetapi di dalam tinja, virus ini dapat ditemukan sampai 17 minggu sejak penderita itumenjadi
sakit. Penularannya adalah secara water-borne (seperti penularan penyakit tifus). Porte d` entre
dari virus ini adalah usus di mana virus itu dapat berkembang biak dan menimbulkan viremia,
sampai akhirnya virus ini sampailahke SSP. Virus masuk melalui mulut dan hidung kemudian
berkembangbiak di dalam kerongkongan dan di dalam traktus gastrointestinal (usus) akan
menyebar melalui pembuluh darah dan kelenjar getah bening. Masa inkubasi yang diperlukan
berkisar 535 hari dengan rata-rata 714 hari.
PATWHAY
E. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• 1.Pemeriksaan virologik dengan cara membiakkan virus polio, baik yang liar
• maupun virus vaksin.
• 2. Pengamatan gejala dan perjalanan klinik
• 3. Pemeriksaan khusus.
• 4. Pemeriksaan adanya gejala sisa neurologik (residual paralysis)
• Penyakit polio dapat didiagnosis oleh beberapa cara:
• 1.Viral isolation
• 2.Uji serology
• 3. Cerebrospinal Fluid ( CSF)
• 4. Pemeriksaan Darah Perifer
F.PENATALAKSANAAN

• 1. Dalam fase akut.


• Penderita hendaknya diberikan istirahat total.
• - Pada anggota tubuh yang terasa nyeri, diberikan botol hangat.
• - Berikan analgetik, fenobarbital dan sebagainya.
• - Sesudah 2 minggu dan setelah keadaan likuor kembali normal dapat dilakukan
• fisioterapi.
• 2. Fase rekonvalesensi pertama (16 bulan).
• Fisioterapi
• 3. Fase rekonvalensi kedua (6 bulan 3 tahun).
• Dalam fase ini mungkin ortoped akan dapat mengusahakan agar dilakukan
• tindakan operatif seperti misalnya tenotomi atau transplantasi tendon.
ASUHAN KEPERAWATAN

• 1.pengkajian
• A. Anamesa
• Identitas
• Keluhan utama
• Riwayat kesehatan dahulu
• Riwayat kesehatan keluarga
• Riwayat antenatal
• Riwayat Natal
• Riwayat neonatal
• Riwayat gizi
• Riwayat tumbuh kembang
• Dll
2.DIAGNOSA

• A.Hipertermi b.d proses infeksi


• B.Defisit nutrisi b.d anoreksia mual dan muntah 
• C. Gangguan mobilitas fisik paralisis (kelumpuhan)
3.INTERVENSI

• Intervensi dx 1
• Intervensi utama
• Manajemen hipertermi
• 1. Identifikasi penyebab hipertermi
• 2.monitor suhu badan
• 3.monitor kadar elektrolit
• 4.Monitor komplikasi akibat hipertermia
• 5.Sediakan lingkungan yang dingin
• 6.Longgarkan atau lepaskan pakaian
• 7.Berikan cairan oral
• 8.Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
• 9.Berikan oksigen,bila perlu
LANJUTAN
Intervensi dx 2
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Monitor asupan makanan
5. Monitor berat badan
6. Lakukan oral Hygiene sebelum makan
7. Fasilitasi menentukan pedoman diet
8. sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
9. berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
10. berikan suplemen makanan
11. anjurkan posisi duduk
12. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
LANJUTAN
• Intervensi dx 3
1. identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2. Identifikasi toleransi fisik saat melakukan gerakan
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
4. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
5. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
6. Fasilitasi melakukan pergerakan,jika ada
7. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
8. jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
9. anjurkan melakukan mobilisasi dini
10. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
4.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

• Implementasi
• Implementasi adalah tahap pelaksanaan dari rencana intervensi yang dilakukan untuk
tercapainya intervensi yang jelas. 

• Evaluasi
• Evaluasi keperawatan merupakan tindakan intelektual yang bertujuan untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan
keperawatan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. 

Anda mungkin juga menyukai