Anda di halaman 1dari 27

poliomyelitis

Rindu Febriyeni Utami, S. Ft, MKM


Definisi

Penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan


karena infeksi virus (polio virus jenis enterovirus).
Virus ini masuk ke tubuh melalui mulut
menginfeksi saluran usus dan dapat memasuki
aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kelumpuhan
(paralisis).
ETIOLOGI

Poliomielitis disebabkan oleh infeksi yang dikenal dengan poliovirus. Terdapat tiga serotipe dari
poliovirus , yaitu:
 tipe 1 (Brunhilde/PV1)
Yang paling sering menimbulkan epidemi yang luas dan ganas
 tipe 2 (Lansing/PV2)
Kadang-kadang menyebabkan wajah yang sporadic
 tipe 3 (Leon/PV3)
Tipe III menyebabkan epidemic ringan.

Di Negara tropis dan sub tropis kebanyakkan disebabkan oleh tipe II dan III dan virus ini tidak
menimbulkan imunitas silang.
Proses Transmisi

1.    Secara langsung dari orang ke orang


2.   Melalui tinja penderita
3.   Melalui percikan ludah penderita
Transmisi penyakit ini sangat mudah lewat oral-oral
(orofaringeal) dan fekal-oral (intestinal). Polio sangat infeksius
antara 7-10 hari sebelum dan sesudah timbulnya gejala, tetapi
transmisinya mungkin terjadi selama virus berada didalam
saliva atau feses
Faktor Resiko

 Belum mendapatkan imunisasi


 Berpergian kedaerah yang masih sering ditemukan
polio
 Usia sangat muda dan usia lanjut
 Stres atau kelehahan fisik yang luar biasa (karena
stress emosi dan fisik dapat melemahkan system
kekebalan tubuh).
Patofisiologi

Virus polio masuk melalui mulut dan


hidung,berkembang biak di dalam tenggorokkan dan
saluran pencernaan,diserap dan di sebarkan melalui
sistem pembuluh darah dan getah bening.virus ini
dapat memasuki aliran darah dan dan mengalir ke
sistem saraf menyebabkan melemahnya otot dan
kadang kelumpuhan (paralisis)
Manifestasi Klinis

 Poliomyelitis asimtomatis
Gejala klinis : setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala
karena daya tahan tubuh cukup baik,maka tidak terdapat gejala
klinik sama sekali.
 Poliomyelitis abortif
Gejala klinisnya berupa panas dan jarang melibihi 39,5 derajat
C,sakit tenggorokkan, sakit kepala, mual, muntah, malaise, dan
faring terlihat hiperemi.Dan gejala ini berlangsung beberapa hari.
Lanjutan

 Poliomyelitis non paralitik


Gejala klinis:hamper sama dengan poliomyelitis abortif,gejala ini timbul beberapa
hari kadang-kadang diikuti masa penyembuhan sementara untuk kemudian masuk
dalam fase kedua dengan demam,nyeri otot.khas dari bentuk ini adalah adanya nyeri
dan kaku otot belakang leher,tulang tubuh dan anggota gerak.Dan gejala ini
berlangsung dari 2-10 hari.
 Poliomyelitis paralitik
Gejala klinisnya sama seperti poliomyelitis non paralitik.Awalnya berupa gejala
abortif diikuti dengan membaiknya keadaan selama 1-7 hari.kemudian disusun
dengan timbulnya gejala lebih berat disertai dengan tanda-tanda gangguan saraf
yang terjadi pada ekstremitas inferior yang terdapat pada femoris,tibialis
anterior,peronius.sedangkan pada ekstermitas atas biasanya pada biseps dan triseps.
Keluhan pada poliomyelitis...
 Demam
Suhu tubuh meningkat atau demam tinggi kurang lebih 2 minggu.
 Sakit Kepala
Mengalami sakit kepala yang hebat, sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Muntah
Muntah disertai rasa mual, setiap diberikan makan akan di muntahkan.
Peradangan Tenggorokan
Mengalami sakit tenggorokan, tidak bisa makan dan minum dengan baik, makanan yang diberikan tidak dihabiskan.
Sulit buang air besar
Mengalami kesulitan dalam buang air besar, fesesnya cair.
Nyeri
Nyeri di perut dan di bagian belakang serta nyeri di bagian tangan atau kaki.
Kelumpuhan
Anak mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti tengkurap, telentang, berguling, duduk,
berdiri, atau berjalan.
Riwayat Imunisasi Polio
Belum mendapat imunisasi polio, tidak lengkap mendapatkan imunisasi polio
Pemeriksaan pada poliomyelitis

Pada Bayi..

a.       Perhatikan posisi tidur, bayi yang normal menunjukkan posisi tungkai menekuk
pada lutut dan pinggul. Bayi yang lumpuh akan menunjukkan tungkai lemas dan
lutut menyentuh tempat tidur.

b.      Lakukan rangsangan dengan menggelitik atau menekan dengan ujung pensil pada
telapak kaki bayi, bila kaki ditarik berarti tidak terjadi kelumpuhan.

c.       Pegang bayi pada ketiak dan ayunkan, bayi yang normal akan menunjukkan
gerakan kaki menekuk pada bayi yang lumpuh tungkai tergantung lemas.
Pada Anak yang Bisa Berjalan...

a.       Mintalah anak berjalan dan perhatikan apakah pincang atau tidak.

b.      Mintalah anak berjalan pada ujung jari atau tumit, anak yang mengalami
kelumpuhan tidak bisa melakukannya.

c.       Mintalah anak meloncat pada satu kaki, anak yang lumpuh tidak bisa
melakukannya.

d.      Mintalah anak untuk berjongkok atau duduk di lantai kemudian bangun kembali,
anak yang mengalami kelumpuhan akan mencoba berdiri dengan berpegangan
merambat pada tungkainya. 

e.       Tungkai yang mengalami kelumpuhan terlihat lebih kecil.


Pemeriksaan Klinis,,,

 Laju endap darah meningkatkan sedikit, lekopenia/lekositosis ringan terjadi pada stadium
dini.
 Pada stadium awal sel PMN lebih dominan.
 Kadar protein normal pada minggu ke-1, meningkat pada minggu ke-2 dan ke-3.
 Pemeriksaan imunoglobulin: bila terjadi kenaikan titer antibodi 4x dari
imunoglobulin G (IgG) atau imunoglobulin M (IgM) yang positif.
Pemeriksaan Penunjang,,,

Viral Isolation

Polio virus dapat di deteksi secara biakan jaringan, dari bahan yang di peroleh pada
tenggorokan satu minggu sebelum dan sesudah paralisis dan tinja pada minggu ke 2-6
bahkan 12 minggu setelah gejala klinis.

Uji Serologi

Uji serologi dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita, jika pada darah
ditemukan zat antibodi polio maka diagnosis orang tersebut terkena polio benar.
Pemeriksaan pada fase akut dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan antibodi
immunoglobulin M (IgM) apabila terkena polio akan didapatkan hasil yang positif.

Cerebrospinal Fluid (CSF)

Cerebrospinal Fluid pada infeksi poliovirus terdapat peningkatan


jumlah sel darah putih yaitu 10-200 sel/mm3 terutama sel limfosit,
dan terjadi kenaikan kadar protein sebanyak 40-50 mg/100 ml
Pemeriksaan Radiologis

 Pemeriksaan ini hanya menunjang diagnosis


poliomielitis lanjut. Pada anak yang sedang
tumbuh, di dapati tulang yang pendek,
osteoporosis dengan korteks yang tipis dan rongga
medulla yang relative lebar, selain itu terdapat
penipisan epifise, subluksasio dan dislokasi dari
sendi.
Pemeriksaan Reflek Fisiologis...

Dasar pemeriksaan reflek :


a.    Pemeriksaan menggunakan alat reflek hammer
b.    Penderita harus berada dalam posisi rileks dan santai, sehingga gerakan otot akan dapat
mucul secara optimal.
c.    Rangsangan harus diberikan secara cepat dan langsung, keras pukulan harus dalam batas
nilai ambang tidak perlu terlalu keras.
d.    Karena sifat reaksi tergantung pada tonus otot, maka otot yang diperiksa harus dalam
keadaan sedikit kontraksi.
Pemeriksaan Reflek Fisiologis...
Pemeriksaan reflek biceps

a.    Pasien duduk dengan santai, lengan


dalam keadaan lemas, siku dalam posisi
sedikit fleksi dan pronasi.
b.    Letakkan ibu jari pemeriksa di atas
tendon biseps, lalu pukul ibu jari tadi
dengan menggunakan reflek hammer.
c.    Reaksinya adalah fleksi lengan bawah
Pemeriksaan reflek triceps

a.    Posisi pasien sama dengan pemeriksaan


reflek bisep
b.    Apabila lengan pasien sudah benar-
benar relaksasi (dengan meraba trisep
tidak teraba tegang) pukullah tendon
yang lewat di fossa olekranon.
c.    Maka trisep akan berkontraksi dengan
sedikit menyentak
Pemeriksaan reflek patella

a.    Pasien dalam posisi duduk dengan tungkai


menjuntai
b.    Daerah kanan-kiri tendon patella terlebih dahulu
diraba, untuk menetapkan daerah yang tepat.
c.    Tangan pemeriksa yang satu memegang paha
bagian distal, dan tangan yang lain memukul
tendon patella tadi dengan reflek hammer secara
tepat.
d.    Tangan yang memegang paha tadi akan
merasakan kontraksi otot kuadriseps, dan
pemeriksa dapat melihat tungkai bawah yang
bergerak secara menyentak untuk kemudian
berayun sejenak, apabila pasien tidak mampu
duduk, maka pemeriksaan reflek patella dapat
dilakukan dalam posisi berbaring.
Pemeriksaan reflek achiles

a.    Pasien dapat duduk dengan posisi


menjuntai, atau berbaring atau dapat pula
penderita berlutut dimana sebagian
tungkai bawah dan kakinya menjulur di
luar kursi pemeriksaan.
b.    Pada dasarnya pemeriksa sedikit
meregangkan tendon achilles dengan cara
menahan ujung kaki ke arah dorso fleksi.
c.     Achilles dipukul dengan ringan tapi
cepat.
d. Akan muncul gerakan fleksi kaki
menyentak
Penatalaksanaan poliomyelitis,,,

1.     Poliomielitis abortif
Pengobatannya:
a)    Cukup di berikan analgetika dan sedatifa
b)   Diet adekuat
c)    Istrahat sampai suhu tubuh normal

2.     Poliomielitis non paralitik


Pengobatannya:
a)    Sama seperti pada tipe abortif
b)    Selain di beri analgetik dan sedatif dapat di kombinasi dengan kompres
hangat selama 15-30 menit, setiap 2-4 jam
Next...

3.      Poliomielitis parilitik
Pengobatannya:
a)    Membutuhkan perawatan di rumah sakit
b)    Istrahat total minimal 7 hari atau sedikitnya sampai fase akut di lampaui
c)    Selama fase akut kebersihan mulut di jaga
d)    Fisioterapi di lakukan sedini mungkin sesudah fase akut mulai dengan latihan pasif dengan maksud untuk mencegah
terjadinya deformitas

4.      Poliomielitis bulbar
Pengobatannya:
a)    Memerlukan inkubasi endotrakea
b)   Menjaga saluran nafas
c)    Menghindari aspirasi sekret yang tidak dapat di telan.
Peran Fisioterapis

 Disesuaikan dengan keadaan atau problematik pasien yang didapatkan


dari pemeriksaan dan sesuai stadiumnya
 Secara umum peran fisioterapis adalah
 Masa akut: pasien bed rest total, belum boleh mobilisasi  peran FT
latihan pernapasan, perubahan posisi, latihan gerak pasif (mencegah
kecacatan), splinting.
 Masa rehabilitasi: latihan gerak pasif, aktif; bila nilai otot sudah lebih
dari 2: latihan-latihan penguatan dan daya tahan, latihan aktivitas
fungsional, transfer dan ambulasi (teknik kompensasi)
Prognosis

Satu sampai dua persen dari kasus, poliomyelitis


mempengaruhi saraf, mengakibatkan kelumpuhan lengan,
kaki maupun diafragma (otot mengendalikan pernapasan).
Setengah dari populasi yang bertahan hidup akan mengalami
kelumpuhan permanen. Pada keadaan yang ringan sekali
dapat terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4 minggu
sesudah timbul gejala.
Pencegahan

 Jangan masuk ke daerah wabah


 Di daerah wabah sebaiknya dihindari faktor – faktor predisposisi seperti tonsilektomi,
suntik, dan lain – lain.
 Mengurangi aktifitas jasmani yang berlebihan
 Imunisasi aktif
Daftar Pustaka

 Atkinson W, Hamborsky J, McIntyre L, Wolfe S. Poliomyelitis. Epidemiology and


Prevention of Vaccine-Preventable Diseases (11th ed). Washington DC: Public Health
Foundation, 2009;p. 231-44.
 Modul Poliomielitis. Manado: Instalasi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK Unsrat
Manado, 2008; p.12-8
 Pasaribu S. Aspek diagnostik poliomielitis. Medan: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU,
2005.
 Pasteur S. Poliomyelitis virus (picornavirus, enterovirus), after-effects of the polio,
paralysis, deformations. In: Polio Eradication. Sanofi Pasteur. France,2007.
 Todar K. Polio. Ken Todar's Microbial World. Madison: University of Wisconsin, 2006.

Anda mungkin juga menyukai