Poliomielitis disebabkan oleh infeksi yang dikenal dengan poliovirus. Terdapat tiga serotipe dari
poliovirus , yaitu:
tipe 1 (Brunhilde/PV1)
Yang paling sering menimbulkan epidemi yang luas dan ganas
tipe 2 (Lansing/PV2)
Kadang-kadang menyebabkan wajah yang sporadic
tipe 3 (Leon/PV3)
Tipe III menyebabkan epidemic ringan.
Di Negara tropis dan sub tropis kebanyakkan disebabkan oleh tipe II dan III dan virus ini tidak
menimbulkan imunitas silang.
Proses Transmisi
Poliomyelitis asimtomatis
Gejala klinis : setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala
karena daya tahan tubuh cukup baik,maka tidak terdapat gejala
klinik sama sekali.
Poliomyelitis abortif
Gejala klinisnya berupa panas dan jarang melibihi 39,5 derajat
C,sakit tenggorokkan, sakit kepala, mual, muntah, malaise, dan
faring terlihat hiperemi.Dan gejala ini berlangsung beberapa hari.
Lanjutan
Pada Bayi..
a. Perhatikan posisi tidur, bayi yang normal menunjukkan posisi tungkai menekuk
pada lutut dan pinggul. Bayi yang lumpuh akan menunjukkan tungkai lemas dan
lutut menyentuh tempat tidur.
b. Lakukan rangsangan dengan menggelitik atau menekan dengan ujung pensil pada
telapak kaki bayi, bila kaki ditarik berarti tidak terjadi kelumpuhan.
c. Pegang bayi pada ketiak dan ayunkan, bayi yang normal akan menunjukkan
gerakan kaki menekuk pada bayi yang lumpuh tungkai tergantung lemas.
Pada Anak yang Bisa Berjalan...
b. Mintalah anak berjalan pada ujung jari atau tumit, anak yang mengalami
kelumpuhan tidak bisa melakukannya.
c. Mintalah anak meloncat pada satu kaki, anak yang lumpuh tidak bisa
melakukannya.
d. Mintalah anak untuk berjongkok atau duduk di lantai kemudian bangun kembali,
anak yang mengalami kelumpuhan akan mencoba berdiri dengan berpegangan
merambat pada tungkainya.
Laju endap darah meningkatkan sedikit, lekopenia/lekositosis ringan terjadi pada stadium
dini.
Pada stadium awal sel PMN lebih dominan.
Kadar protein normal pada minggu ke-1, meningkat pada minggu ke-2 dan ke-3.
Pemeriksaan imunoglobulin: bila terjadi kenaikan titer antibodi 4x dari
imunoglobulin G (IgG) atau imunoglobulin M (IgM) yang positif.
Pemeriksaan Penunjang,,,
Viral Isolation
Polio virus dapat di deteksi secara biakan jaringan, dari bahan yang di peroleh pada
tenggorokan satu minggu sebelum dan sesudah paralisis dan tinja pada minggu ke 2-6
bahkan 12 minggu setelah gejala klinis.
Uji Serologi
Uji serologi dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita, jika pada darah
ditemukan zat antibodi polio maka diagnosis orang tersebut terkena polio benar.
Pemeriksaan pada fase akut dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan antibodi
immunoglobulin M (IgM) apabila terkena polio akan didapatkan hasil yang positif.
1. Poliomielitis abortif
Pengobatannya:
a) Cukup di berikan analgetika dan sedatifa
b) Diet adekuat
c) Istrahat sampai suhu tubuh normal
3. Poliomielitis parilitik
Pengobatannya:
a) Membutuhkan perawatan di rumah sakit
b) Istrahat total minimal 7 hari atau sedikitnya sampai fase akut di lampaui
c) Selama fase akut kebersihan mulut di jaga
d) Fisioterapi di lakukan sedini mungkin sesudah fase akut mulai dengan latihan pasif dengan maksud untuk mencegah
terjadinya deformitas
4. Poliomielitis bulbar
Pengobatannya:
a) Memerlukan inkubasi endotrakea
b) Menjaga saluran nafas
c) Menghindari aspirasi sekret yang tidak dapat di telan.
Peran Fisioterapis