Anda di halaman 1dari 23

Tugas individu

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


DOSEN PENGAMPUH :

Dra. Hj. Rosmawati Ibrahim, SST, MS, M.Kes

Oleh :

SUSILA WATI

(P20.2156)

D3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji daan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor faktor yang
mempengaruhi persalinan”. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Aamiin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN

BAB II: PEMBAHASAN

1. Pengertian persalinan
2. Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
3. Kebutuhan ibu selama persalinan
4. 5 benang merah

BAB III: PENUTUP

1. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan wanita. Proses
persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita. Dengan belum adanya pengalaman akan
memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih selama proses persalinan. Keadaan ini sering
terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan (Wijaya dkk,2014). Persalinan merupakan suatu
proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan atau yang dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny,2013).

Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam persalinan antara lain, faktor passage, faktor passanger,
faktor power, faktor penolong dan faktor psikis ibu.

2. Rumusan masalah
1. Pengertian persalinan?
2. Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan?
3. Kebutuhan ibu selama persalinan?
4. 5 benang merah?
5. 20 istilah dalam obstetri?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian persalinan
2. Untuk mengetahui Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
3. Untuk mengetahui Kebutuhan ibu selama persalinan
4. Untuk mengetahui 5 benang merah
5. Untuk mengetahui 20 istilah dalam obstetri
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta dan membran dari dalam
lahir melalui jalan lahir. Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bilan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Bobak, 2006).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir (saifuddin,2008)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup kedunia luar dari rahim maupun diluar kandungan melalui jalan
lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) ( Manuaba,
2006 & Mochtar 2006).

Menurut Varney, (2008) persalinan adalah serangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati
yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran
plasenta.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian dari persalinan adalah


adalah proses pengeluaran janin melalui jalan lahir dan diakhiri kelahiran plasenta dengan
bantuan atau tanpa bantuan.

2. Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan


a. Faktor Power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut
meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan
kerjasama yang sempurna.

(a) His (kontraksi uterus)

Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi
dan relaksasi.
a) Pembagian his dan sifat-sifatnya:

(1) His pendahuluan: his tidak kuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan
keluarnya lender darah atau bloody show.

(2) His pembukaan (kala I): menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat,
teratur dan sakit.
(3) His pengeluaran (kala II): untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur,
simetris, terkoordinasi.
(4) His pelepasan uri (kal III): terkoordinasi sedang untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta.
(5) His pengiring (kala IV): kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi
pengecilan rahim setelah beberapa jam atau hari.

Hal yang harus diperhatikan pada his saat melakukan observasi:


a. Frekuensi his: jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya per menit per 10 menit.
b. Intensitas his : kekuatan his (adekuat atau lemah)
c.Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dalam detik, misalnya
50 detik
d. Interval his : jarak antara his yang satu dengan his
berikutnya, his datang tiap 2 sampai 3 menit.
(b) Tenaga mengejan

(1) Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang mendorong anak
keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut, yang
mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal.

(2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar, tapi jauh
lebih kuat lagi.
(3) Saat kepala sampai kedasar panggul, timbul reflex yang mengakibatkan ibu
menutup glottisnya, mengkontraksikan otot-otot perut dan menekan diafragmanya
ke bawah.
(4) Tenaga mengejan ini hanya dpat berhasil bila pembukaan sudah lengkap, dan paing
efektif sewaktu ada his.

(5) Tanpa tenaga mengejan, anak tidak dapat lahir. Misalnya pada penderita yang
lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps.

(6) Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah terlepas dari dinding rahim.

b. Faktor passanger
1. Janin
(a) sikap (habitus)
sikap Janin yang menunjukan hubungan bagian bagian janin dengan sumbu janin,
biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya bersifat fleksi dimana kepala,
tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada.
(b) Letak (situs)
Letak janin ialah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu misalnya;
 Letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu
 Letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa
letak kepala atau sungsang

(c) presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian terendah janin, yang
dijumpai ketika palpasi pada kehamilan atau pemeriksaan dalam persalinan. Misalnya :
 Presentasi pada palpasi kehamilan : kepala, sungsang
 Presentasi pada pemeriksaan dala : belakang kepala
(d) Posisi
Posisi adalah letak sala satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan
lahir. Misalnya: pada pemeriksaan dalam presentasi pada palpasi kehamilan: punggung
kiri
(e) Bagian terbawah janin
Bagian terbawah janin sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya.

2. Uri (plasenta)
Uri berbentuk bundar atau oval dengan ukuran diameter 15 sampai 20 cm, tebal 2 sampai
3 cm, berat 500 sampai 600 gram. Biasanya plasenta akan berbentuk lengkap pada
kehamilan kira kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.

Pembagian uri :
1. Bagian janin (fetal portion): terdiri dari korion frondosum dan vili.
2. Bagian maternal (maternal portion): terdiri dari desidua kompak tayang terbentuk
dari beberapa lobus dan kotiledon (15 sampai 20 buah)
3. Tali pusat: tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan janin.
Panjangnya rata rata 50 sampai 55 cm.
Faal uri :
1. Nutrisasi: alat pemberi makan pada janin
2. Respirasi: alat penyalur zat asam dan pembuang CO2
3. Ekskresi: alat pengeluaran sampah metabolism
4. Produksi: alat yang menghasilkan hormone hormone
5. Imunisasi: alat penyalur bermacam macam antibody ke janin
6. Pertahanan (sawar): alat yang menyaring obat obatan dan kuman kuman yang bisa
melewati uri.
3.Air ketuban
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira kira 1000 sampai 1500 cc. air
ketuban berwarna putih keruh, berbau amis dan berasa amis. Reaksinya agak alkalis atau
netral, dengan berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 90 % air, sisanya albumin, urea,
asam urik, kreatinin, sel sel epitel, rambut lanugo, verniks caseosa dan garanm an organic.
Kadar protein kira kira 2,6 % g/l, terutama albumin.

Faal air ketuban :


1. Untuk proteksi janin
2. Mencegah perlekatan janin dengan amnion
3. Agar janin dapat bergerak dengan bebas
4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu
5. Menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum, yang kemudian
dikeluarkan melalui kencing janin
c. Faktor passage
Passage atau faktor jalan lahir dibagi menjadi:
1) Bagian keras: tulang-tulang panggul (rangka panggul)
Tulang panggul terdiri dari empat buah tulang terdiri dari :
1. Dua os coxae (tulang pangkal paha)
 Os ilium (tulang usus) terdiri dari : crista iliaca, spina iliaca anterior superior (SIAS)
dan spina iliaca posterior superior (SIPS), spina iliaca posterior inferior (SIPI), spina
iliaca anterior inferior (SIAI), incisura aschiadi mayor, linea inominata, corpus os ilii.
 Os ischium (tulang duduk) terdiri dari : spina ischiadica, pinggir bawah tulang duduk
yang sangat tebal tuber ischiadicum serta incisura ischiadica minor
 Os pubis (tulang kemaluan) terdiri dari : foramen obtutarium, ramus superior ossis
pubis, ramus inferior ossis pubis, lineailliopectinea, corpus pubis, tuber culum
pubicum, arcus pubis, simpisis pubis.
2. Os sacrum (tulang kelangkang) terdiri dari: promontorium, foramen scralia anterior,
crista sacralis, ala sacralis, vertebra lumbalis
3. Os cocccygeus (tulang tungging) terdiri dari : vertebra coccygeus.
2) Bagian lunak: otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligament.
Jalan lahir lunak yang berperan dalam persalinan adalah SBR, serviks uteri dan
vagina. Disamping itu otot otot, jaringan ikat dan ligament yang menyokong alat alat
urogenital juga sangat berperan dalam persalinan.
Dasar panggul (pelvic floor) terdiri dari:
 Diafragma pelvis : adalah bagian dalam terdiri dari m. levator ani dan m.
ileococcygeus dan m. ischiococcygeus
 Diafragma urogenital terdiri dari parienalciae otot otot superficial
d. Faktor psikologis
Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang didampingi
oleh suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung mengalami proses persalinan
yang lebih lancer dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi oleh suami
atau orang-orang yang dicintainya. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak
positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.

e. Faktor Penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar proses


persalinan dan mencegah kematian maternal neonatal. Dengan pengetahuan dan
kompetensi yang baik diharapkan kesalahan maupun malpraktek dalam memberikan
asuhan tidak terjadi (Asrinah et al.,2010: 9).

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi


yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan
kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
3.kebutuhan ibu selama persalinan

1. Dukungan fisik dan psikologis

 Setiap ibu yang memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut,
khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara
 Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot otot menjadi tegang dan ibu menjadi
cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.
 Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang
dapat diandalakan serta mampu memberikan dukungan, dukungan, bimbingan dan
pertolongan persalinan.
 Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar
pelayanan kebidanan.
 Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang
sedang berlangsung.
 Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan bahwa ada seseorang
pendukung yang hadir dan memantau wanita yang sedang dalam persalinan.
 Dukungan dapat diberikan oleh orang orang terdekat pasien (suami, keluarga,
teman, perawat, bidan maupun dokter).
 Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah terlibat sejak dalam kelas
kelas antenatal
 Mereka dapat membuat laporan tentang kemajuan ibu dan secara terus menerus
memonitor kemajuan persalinan.

Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadiran :

 Selama bersama pasien, bidan harus kosentrasi penuh untuk mendengarkan dan
melakukan observasi.
 Membuat kontak fisik : mencuci muka pasien, menggosok punggung dan
memegang tangan pasien dll.
 Menempatkan pasien dalam keadaan yakin (bidan bersikap tenang dan bisa
menenangkan pasien).

2.kebutuhan makanan dan cairan


 Berikan ibu asupan makanan ringan dan minum air sesering mungkin agar tidak
terjadi dehidrasi.
 Dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi menjadi kurang efektif.

3.kebutuhan eliminasi

 Buang air kecil (BAK)


 Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam
sekali atau lebih sering atau jika kandung kemih penuh.
 Anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, jangan dilakukan katerisasi kecuali
ibu tidak dapat berkemih secara normal.
 Tindakan katerisasi dapat menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan resiko infeksi
serta perlukaan pada kandung kemih.

Kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan:

 Memperlambat turunnya bagian terendah janin


 Menimbulkan rasa tidak nyaman
 Meningkatkan resiko pendarahan pasca persalinan akibat atonio uteri
 Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
 Meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan

4.penempatan dan aktifitas

posisi Alasan / rasionalisasi


Duduk atau setengah duduk Lebih mudah bagi bidan untuk
membimbing kelahiran kepala bayi
dan mengamati / mensupport
periuneum.
Posisi merangkat Baik untuk persalinan dengan
punggung yang sakit.
 Membantu bayi melakukan
rotasi
 Peregangan minimal pada
perineum
Berjongkok atau berdiri Membantu penurunan kepala bayi
 Memperbesar ukuran
panggul: menambah 28%
ruang outletnya
 Memperbesar dorongan
untuk meneran (bisa memberi
kontribusi pada laserasi
perineum)
Berbaring miring ke kiri Memberi rasa santai bagi ibu yang
letih
 Memberi oksigenasi yang
baik bagi bayi
 Membantu mencegah
terjadinya laserasi

5.pengurangan rasa nyeri


Penny simpkin menjelaskan cara cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah :
 Mengurasi sakit di sumbernya
 Memberikan ransangan alternatif yang kuat
 Mengurangi reaksi mental yang negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap
rasa sakit.
Pendekatan pendekatan untuk mengurangi rasa sakit, menurut Varney :
Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan .
 Pengaturan posisi
 Relaksasi dan latihan pernapasan
 Istirahat dan privasi
 Penjelasan mengenai proses/ kemajuan/ prosedur yang akan dilakukan
 Asuhan diri
 Sentuhan mesase
Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament sacroiliaka
 Pijatan ganda pada pinggul
 Kompres hangat dan kompres dingin
 Berendam
 Pengeluaran suara
 Visualisasi dan pemusatan perhatian
 Musik
4. Lima Benang Merah dalam Persalinan

 
Ada lima aspek dasar atau Lima Benang Merah, yang penting dan saling terkait dalam asuhan
persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal
maupun patologis. Lima Benang Merah tersebut adalah :

(1)   Membuat Keputusan Klinik


Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan masalah dan
menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman,
baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan.  

Tujuan langkah dalam membuat keputusan klinik :


a)      Pengumpulan data utama dan relevan untuyk membuat keputusan
b)      Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah
c)      Membuat diagnosa atau menentukan masalah yang terjadi dihadapi
d)     Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan

(2)   Asuhan sayang ibu
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan
a)      Panggil ibu sesuai dengan namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya
b)      Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan
c)      Jelaskan proses persalinan

d)     Anjurkan ibu untuk bertanya

e)      Dengarkan dan tanggapi pertanyaan ibu


f)       Berikan dukungan pada ibu
g)      Anjurkan ibu untuk ditemani suami/keluarga
h)      Ajarkan keluarga cara memperhatikan dan mendukung ibu
i)        Lakukan praktek pencegahan infeksi yang baik

j)        Hargai privasi ibu

k)      Anjurkan ibu memilih posisi persalinan
l)        Anjurkan ibu untuk makan dan minum
m)    Hargai praktek tradisional yang tidak merugikan kesehatan ibu
n)      Hindari tindakan berlebihan yang membahaykan ibu
o)      Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin
p)      Membantu memulai IMD
q)      Siapkan rencana rujukan (bilaperlu)
r)       Mempersiapkan persalinan dengan baik
(3)   Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi
                           a)         Cuci tangan
                           b)         Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
                           c)         Menggunakan teknik asepsis atau aseptic
                          d)         Memproses alat bekaspakai
                     e)         Menangani peralatan tajam dengan aman
                            f)         Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan

(4)   Pencatatan ( Rekam Medik ) Asuhan Persalinan


Pencatatan (pendokumentasian) adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik
karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang
diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Partograf adalah bagian terpenting dari proses
pencatatan selama persalinan.Pencatatan rutin adalah penting karena :
a)      Sebagai alat bantu untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi kesesuaian dan
keefektifan asuhan atau perawatan, mengidentifikasi kesenjangan pada asuhan yang diberikan dan
untuk membuat perubahan dan peningkatan pada rencana asuhan atau perawatan.
b)      Sebagai tolak ukur keberhasilan dalam proses membuat keputusan klinik.
c)      Sebagai catatan permanen tentang asuhan, perawatan dan obat yang diberikan.
d)     Dapat dibagikan di antara para penolong persalinan sehingga lebih dari satu penolong
persalinan akan memberikan perhatian dan asuhan pada ibu atau bayi baru lahir.
e)      Dapat mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya,
dari satu penolong persalinan ke penolong persalinan lainnya, atau dari seorang penolong
persalinan ke fasilitas kesehatan lainnya.
f)       Dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus.
g)      Diperlukan untuk memberi masukan data statistik nasional dan daerah, termasuk catatan
kematian dan kesakitan ibu atau bayi baru lahir.

      Aspek – aspek penting dalam pencatatan adalah :

a)      Tanggal dan waktu asuhan diberikan

b)      Identifikasi penolong persalinan.

c)      Paraf atau tanda tangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan.

d)     Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan jelas dan dapat dibaca.

e)      Suatu sistem untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu siap tersedia.

f)       Kerahasiaan dokumen – dokumen medis.

Ibu harus diberikan salinan catatan (catatan klinik antenatal, dokumen – dokumen rujukan, dan lain –
lain) beserta panduan yang jelas mengenai :

(a)    Maksud dari dokumen – dokumen tersebut

(b)   Kapan harus dibawa

(c)    Kepada siapa harus diberikan


(d)   Bagaimana menyimpan dan mengamankannya, baik di rumah atau selama perjalanan ke
tempat rujukan.

Beberapa hal yang perlu diingat :


(a)    Catat semua data, hasil pemeriksaan, diagnosis, obat – obat, asuhan atau perawatan, dan lain
– lain

(b)   Jika tidak dicatat, maka dapat dianggap bahwa asuhan tersebut tidak dilakukan

(c)    Pastikan setiap partograf bagi setiap pasien diisi dengan lengkap dan benar (JNKP-KR,


2017)

(5)   Rujukan
Jika ditemukan suatu masalah dalam persalinan, sering kali sulit untuk melakukan upaya rujukan
dengan cepat, hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhi. Penundaan dalam membuat
keputusan dan pengiriman ibu ke tempat rujukan akan menyebabkan tertundanya ibu mendapat
penatalaksanaan yang memadai, sehingga dapat menyebabkan tingginya angka kematian ibu. Rujukan
tepat waktu merupakan bagian dari asuhan sayang ibu dan menunjang terwujudnya program Safe
Motherhood . Di bawah ini merupakan akronim yang dapat di gunakan petugas kesehatan dalam
mengingat hal-hal penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi :
a)      B (Bidan)
Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalianan yang kompeten
untuk melaksanakan gawat darurat obstetri dan BBL untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
b)      A (Alat)
Bawa perlengkapan dan alat-alat untuk asuhan persalinan, masa nifas, dan BBL(tambung suntik,
selang iv, alat resusitasi, dan lain-lain) bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan
tersebut meungkin diperlukan jika ibu melahirkan dalam perjalanan ke fasilitas rujukan.
c)      K (Keluarga)
Beritahu Ibu dan Keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi dan mengapa ibu dan bayi
perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan tujuan merujuk ibu ke fasilitas rujukan tersebut.
d)     S (Surat)
Berikan surat keterangan rujukan ke tempat rujukan. Surat ini memberikan identifikasi mengenai
ibu dan BBL cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil penyakit, asuhan atau obat-obatan yang
diterima ibu dan BBL.
e)      O (obat)
Bawa obat-obat esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas rujukan.
f)       K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan uyang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup nyaman.
g)      U (Uang)
Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan
yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lainnya selama ibu dan bayi di fasilitas rujukan.
h)      Da (Darah dan Doa)
Persiapan darah baik dari anggota keluarga maupun kerabat sebagai persiapan jika terjadi
penyulit .

5. 20 istilah dalam obstetri

1. Abruptio Plasenta

Ini adalah komplikasi kehamilan di mana plasenta sudah mulai terpisah dari dinding rahim sebelum
bayi lahir.

2. Cairan Amniotik
Cairan pelindung yang sebagian besar berisi air seni janin dan air. Cairan ini mengisi kantong yang
mengelilingi janin.

3. APGAR

Penilaian yang diberikan oleh dokter atau bidan pada setiap bayi yang baru lahir. Penilaian APGAR
didasarkan pada penampilan (warna tubuh bayi), detak jantung, refleks bayi seperti meringis, aktivitas
(nada otot) dan pernapasan. Skor berkisar dari 1 sampai 10, dan diambil pada 1 dan 5 menit setelah
kelahiran

4. Presentasi Sungsang

Kondisi ketika janin belum berada di posisi yang tepat menjelang hari persalinan, misalnya posisi
kepala bayi yang harusnya sudah berada di bagian bawah rahim, malah masih berada di atas, atau
posisi bokong bayi berada di jalan lahir (frank breech), atau salah satu atau kedua kaki berada di jalan
lahir. 

5. Cephalopelvic Disproportion (CPD)

Ukuran bayi terlalu besar untuk melewati panggul ibu dengan aman.

6. Cervidil

Obat yang digunakan untuk mematangkan serviks sebelum induksi.

7. Caesar

Salah satu metode persalinan di mana dokter akan melakukan sayatan di dinding perut dan uterus
untuk mengeluarkan bayi. Caesar juga sering disebut persalinan perut atau C-section.

8. Kolostrum

Ini adalah cairan putih encer yang keluar dari payudara pada tahap awal produksi air susu ibu
(ASI). Kolostrum biasanya keluar selama beberapa minggu terakhir kehamilan.

9. Sungsang Lengkap (Complete Breech)

Kondisi sungsang dengan posisi bokong dan kedua kaki bayi menghadap ke jalan lahir dan dengan
lutut tertekuk. Kondisi ini membuat persalinan normal menjadi lebih sulit dilakukan atau tidak
mungkin dilakukan sama sekali.

10. Kontraksi

Kondisi di mana uterus mengencang atau mengetat secara teratur yang biasanya menyebabkan serviks
melebar dan memungkinkan keluarnya bayi.

11. Mahkota (crowning)

Kondisi ketika kepala bayi sudah melewati jalan lahir dan bagian atasnya (mahkotanya) terlihat dari
lubang vagina yang terus melebar.

12. Dilatasi

Sejauh mana serviks sudah terbuka dalam persiapan untuk melahirkan. Pelebaran leher rahim atau
serviks tersebut diukur dalam sentimeter dengan ukuran paling maksimal (dilatasi penuh) adalah 10
sentimeter.

13. Effacement
Ini mengacu pada penipisan serviks dalam persiapan untuk kelahiran dan dinyatakan dalam
presentasi. Leher rahim harus terbuka 100 persen atau benar-benar menipis sebelum persalinan
normal.

14. Engaged

Kondisi ketika bagian presentasi bayi (biasanya kepala) sudah masuk ke dalam rongga panggul yang
biasanya terjadi selama bulan terakhir kehamilan.

15. Epidural

Ini adalah metode anestesi yang umum digunakan selama persalinan. Anestesi ini akan dimasukkan
melalui kateter yang akan dialirkan melalui jarum ke ruang epidural dekat sumsum tulang belakang.

16. Episiotomi

Sayatan yang dibuat pada perineum untuk memperlebar lubang vagina untuk persalinan.

17. Fetal Distress

Kondisi ketika bayi tidak menerima cukup oksigen atau mengalami beberapa komplikasi lain.

18. Fontanelle

Dikenal juga dengan sebutan ubun-ubun, fontanel adalah bagian lunak di antara bagian atas dan
belakang kepala bayi yang tidak digunakan. Fontanelle memungkinkan kepala bayi sedikit
terkompresi selama persalinan melewati jalan lahir.

19. Forceps

Instrumen berbentuk seperti sepasang sendok besar yang dapat digunakan untuk membantu
mengeluarkan kepala bayi dari jalan lahir selama persalinan.

20. Persalinan Terinduksi

Persalinan yang dimulai atau dipercepat dengan intervensi, seperti mengoleskan gel prostaglandin
pada serviks, menyuntikkan infus hormon oksitosin (Pitocin) IV, atau dengan merobek selaput.

BAB III
PENUTUP
1.kesimpulan

1. Definisi persalinan
disimpulkan pengertian dari persalinan adalah adalah proses pengeluaran janin melalui
jalan lahir dan diakhiri kelahiran plasenta dengan bantuan atau tanpa bantuan.

2. Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan

1. Faktor Power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut
meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan
kerjasama yang sempurna.

1) His (kontraksi uterus)

Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi
dan relaksasi.

a) Pembagian his dan sifat-sifatnya:

(1) His pendahuluan: his tidak kuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan
keluarnya lender darah atau bloody show.

(2) His pembukaan (kala I): menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat,
teratur dan sakit.
(3) His pengeluaran (kala II): untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur,
simetris, terkoordinasi.
(4) His pelepasan uri (kal III): terkoordinasi sedang untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta.
(5) His pengiring (kala IV): kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi
pengecilan rahim setelah beberapa jam atau hari.

(c) Tenaga mengejan

(1) Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang mendorng anak keluar
selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut, yang
mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal.

(2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar, tapi jauh
lebih kuat lagi.
(3) Saat kepala sampai kedasar panggul, timbul reflex yang mengakibatkan ibu
menutup glottisnya, mengkontraksikan otot-otot perut dan menekan diafragmanya
ke bawah.
(4) Tenaga mengejan ini hanya dpat berhasil bila pembukaan sudah lengkap, dan paing
efektif sewaktu ada his.

(5) Tanpa tenaga mengejan, anak tidak dapat lahir. Misalnya pada penderita yang
lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps.

(6) Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah terlepas dari dinding rahim.
2. Faktor Passager

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang
meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin.

3. Faktor Passage (Jalan Lahir)

Passage atau faktor jalan lahir dibagi menjadi:

1. Bagian keras: tulang-tulang panggul (rangka panggul)


2. Bagian lunak: otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligament.
4. Faktor Psikologi Ibu

Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin


yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung
mengalami proses persalinan yang lebih lancer dibandingkan dengan ibu
bersalin yang tanpa didampingi oleh suami atau orang-orang yang dicintainya.
Ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan
psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.

5. Faktor Penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk


memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal neonatal.
Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan kesalahan maupun
malpraktek dalam memberikan asuhan tidak terjadi (Asrinah et al.,2010: 9).

3. Kebutuhan ibu selama bersalin adalah sebagai berikut:


1. Dukungan fisik dan psikologis
2. Kebutuhan cairan dan nutrisi
3. Kebutuhan eliminasi
4. Posisi dan ambulasi
5. Pengurangan rasa nyeri
4. 5 benang merah
1. Membuat Keputusan Klinik
2. Asuhan sayang ibu
3. Pencegahan infeksi
4. Pencatatan ( Rekam Medik ) Asuhan Persalinan
5. Rujukan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai