Oleh :
SUSILA WATI
(P20.2156)
D3 KEBIDANAN
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji daan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor faktor yang
mempengaruhi persalinan”. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Aamiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
1. Pengertian persalinan
2. Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
3. Kebutuhan ibu selama persalinan
4. 5 benang merah
1. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan wanita. Proses
persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita. Dengan belum adanya pengalaman akan
memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih selama proses persalinan. Keadaan ini sering
terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan (Wijaya dkk,2014). Persalinan merupakan suatu
proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan atau yang dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny,2013).
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam persalinan antara lain, faktor passage, faktor passanger,
faktor power, faktor penolong dan faktor psikis ibu.
2. Rumusan masalah
1. Pengertian persalinan?
2. Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan?
3. Kebutuhan ibu selama persalinan?
4. 5 benang merah?
5. 20 istilah dalam obstetri?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian persalinan
2. Untuk mengetahui Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
3. Untuk mengetahui Kebutuhan ibu selama persalinan
4. Untuk mengetahui 5 benang merah
5. Untuk mengetahui 20 istilah dalam obstetri
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta dan membran dari dalam
lahir melalui jalan lahir. Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bilan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Bobak, 2006).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir (saifuddin,2008)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup kedunia luar dari rahim maupun diluar kandungan melalui jalan
lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) ( Manuaba,
2006 & Mochtar 2006).
Menurut Varney, (2008) persalinan adalah serangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati
yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran
plasenta.
Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut
meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan
kerjasama yang sempurna.
Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi
dan relaksasi.
a) Pembagian his dan sifat-sifatnya:
(1) His pendahuluan: his tidak kuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan
keluarnya lender darah atau bloody show.
(2) His pembukaan (kala I): menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat,
teratur dan sakit.
(3) His pengeluaran (kala II): untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur,
simetris, terkoordinasi.
(4) His pelepasan uri (kal III): terkoordinasi sedang untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta.
(5) His pengiring (kala IV): kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi
pengecilan rahim setelah beberapa jam atau hari.
(1) Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang mendorong anak
keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut, yang
mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal.
(2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar, tapi jauh
lebih kuat lagi.
(3) Saat kepala sampai kedasar panggul, timbul reflex yang mengakibatkan ibu
menutup glottisnya, mengkontraksikan otot-otot perut dan menekan diafragmanya
ke bawah.
(4) Tenaga mengejan ini hanya dpat berhasil bila pembukaan sudah lengkap, dan paing
efektif sewaktu ada his.
(5) Tanpa tenaga mengejan, anak tidak dapat lahir. Misalnya pada penderita yang
lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps.
(6) Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah terlepas dari dinding rahim.
b. Faktor passanger
1. Janin
(a) sikap (habitus)
sikap Janin yang menunjukan hubungan bagian bagian janin dengan sumbu janin,
biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya bersifat fleksi dimana kepala,
tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada.
(b) Letak (situs)
Letak janin ialah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu misalnya;
Letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu
Letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa
letak kepala atau sungsang
(c) presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian terendah janin, yang
dijumpai ketika palpasi pada kehamilan atau pemeriksaan dalam persalinan. Misalnya :
Presentasi pada palpasi kehamilan : kepala, sungsang
Presentasi pada pemeriksaan dala : belakang kepala
(d) Posisi
Posisi adalah letak sala satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan
lahir. Misalnya: pada pemeriksaan dalam presentasi pada palpasi kehamilan: punggung
kiri
(e) Bagian terbawah janin
Bagian terbawah janin sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya.
2. Uri (plasenta)
Uri berbentuk bundar atau oval dengan ukuran diameter 15 sampai 20 cm, tebal 2 sampai
3 cm, berat 500 sampai 600 gram. Biasanya plasenta akan berbentuk lengkap pada
kehamilan kira kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
Pembagian uri :
1. Bagian janin (fetal portion): terdiri dari korion frondosum dan vili.
2. Bagian maternal (maternal portion): terdiri dari desidua kompak tayang terbentuk
dari beberapa lobus dan kotiledon (15 sampai 20 buah)
3. Tali pusat: tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan janin.
Panjangnya rata rata 50 sampai 55 cm.
Faal uri :
1. Nutrisasi: alat pemberi makan pada janin
2. Respirasi: alat penyalur zat asam dan pembuang CO2
3. Ekskresi: alat pengeluaran sampah metabolism
4. Produksi: alat yang menghasilkan hormone hormone
5. Imunisasi: alat penyalur bermacam macam antibody ke janin
6. Pertahanan (sawar): alat yang menyaring obat obatan dan kuman kuman yang bisa
melewati uri.
3.Air ketuban
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira kira 1000 sampai 1500 cc. air
ketuban berwarna putih keruh, berbau amis dan berasa amis. Reaksinya agak alkalis atau
netral, dengan berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 90 % air, sisanya albumin, urea,
asam urik, kreatinin, sel sel epitel, rambut lanugo, verniks caseosa dan garanm an organic.
Kadar protein kira kira 2,6 % g/l, terutama albumin.
e. Faktor Penolong
Setiap ibu yang memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut,
khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara
Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot otot menjadi tegang dan ibu menjadi
cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.
Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang
dapat diandalakan serta mampu memberikan dukungan, dukungan, bimbingan dan
pertolongan persalinan.
Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar
pelayanan kebidanan.
Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang
sedang berlangsung.
Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan bahwa ada seseorang
pendukung yang hadir dan memantau wanita yang sedang dalam persalinan.
Dukungan dapat diberikan oleh orang orang terdekat pasien (suami, keluarga,
teman, perawat, bidan maupun dokter).
Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah terlibat sejak dalam kelas
kelas antenatal
Mereka dapat membuat laporan tentang kemajuan ibu dan secara terus menerus
memonitor kemajuan persalinan.
Selama bersama pasien, bidan harus kosentrasi penuh untuk mendengarkan dan
melakukan observasi.
Membuat kontak fisik : mencuci muka pasien, menggosok punggung dan
memegang tangan pasien dll.
Menempatkan pasien dalam keadaan yakin (bidan bersikap tenang dan bisa
menenangkan pasien).
3.kebutuhan eliminasi
Ada lima aspek dasar atau Lima Benang Merah, yang penting dan saling terkait dalam asuhan
persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal
maupun patologis. Lima Benang Merah tersebut adalah :
(2) Asuhan sayang ibu
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan
a) Panggil ibu sesuai dengan namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya
b) Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan
c) Jelaskan proses persalinan
d) Anjurkan ibu untuk bertanya
j) Hargai privasi ibu
k) Anjurkan ibu memilih posisi persalinan
l) Anjurkan ibu untuk makan dan minum
m) Hargai praktek tradisional yang tidak merugikan kesehatan ibu
n) Hindari tindakan berlebihan yang membahaykan ibu
o) Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin
p) Membantu memulai IMD
q) Siapkan rencana rujukan (bilaperlu)
r) Mempersiapkan persalinan dengan baik
(3) Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi
a) Cuci tangan
b) Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
c) Menggunakan teknik asepsis atau aseptic
d) Memproses alat bekaspakai
e) Menangani peralatan tajam dengan aman
f) Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan
a) Tanggal dan waktu asuhan diberikan
b) Identifikasi penolong persalinan.
Ibu harus diberikan salinan catatan (catatan klinik antenatal, dokumen – dokumen rujukan, dan lain –
lain) beserta panduan yang jelas mengenai :
(5) Rujukan
Jika ditemukan suatu masalah dalam persalinan, sering kali sulit untuk melakukan upaya rujukan
dengan cepat, hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhi. Penundaan dalam membuat
keputusan dan pengiriman ibu ke tempat rujukan akan menyebabkan tertundanya ibu mendapat
penatalaksanaan yang memadai, sehingga dapat menyebabkan tingginya angka kematian ibu. Rujukan
tepat waktu merupakan bagian dari asuhan sayang ibu dan menunjang terwujudnya program Safe
Motherhood . Di bawah ini merupakan akronim yang dapat di gunakan petugas kesehatan dalam
mengingat hal-hal penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi :
a) B (Bidan)
Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalianan yang kompeten
untuk melaksanakan gawat darurat obstetri dan BBL untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
b) A (Alat)
Bawa perlengkapan dan alat-alat untuk asuhan persalinan, masa nifas, dan BBL(tambung suntik,
selang iv, alat resusitasi, dan lain-lain) bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan
tersebut meungkin diperlukan jika ibu melahirkan dalam perjalanan ke fasilitas rujukan.
c) K (Keluarga)
Beritahu Ibu dan Keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi dan mengapa ibu dan bayi
perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan tujuan merujuk ibu ke fasilitas rujukan tersebut.
d) S (Surat)
Berikan surat keterangan rujukan ke tempat rujukan. Surat ini memberikan identifikasi mengenai
ibu dan BBL cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil penyakit, asuhan atau obat-obatan yang
diterima ibu dan BBL.
e) O (obat)
Bawa obat-obat esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas rujukan.
f) K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan uyang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup nyaman.
g) U (Uang)
Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan
yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lainnya selama ibu dan bayi di fasilitas rujukan.
h) Da (Darah dan Doa)
Persiapan darah baik dari anggota keluarga maupun kerabat sebagai persiapan jika terjadi
penyulit .
1. Abruptio Plasenta
Ini adalah komplikasi kehamilan di mana plasenta sudah mulai terpisah dari dinding rahim sebelum
bayi lahir.
2. Cairan Amniotik
Cairan pelindung yang sebagian besar berisi air seni janin dan air. Cairan ini mengisi kantong yang
mengelilingi janin.
3. APGAR
Penilaian yang diberikan oleh dokter atau bidan pada setiap bayi yang baru lahir. Penilaian APGAR
didasarkan pada penampilan (warna tubuh bayi), detak jantung, refleks bayi seperti meringis, aktivitas
(nada otot) dan pernapasan. Skor berkisar dari 1 sampai 10, dan diambil pada 1 dan 5 menit setelah
kelahiran
4. Presentasi Sungsang
Kondisi ketika janin belum berada di posisi yang tepat menjelang hari persalinan, misalnya posisi
kepala bayi yang harusnya sudah berada di bagian bawah rahim, malah masih berada di atas, atau
posisi bokong bayi berada di jalan lahir (frank breech), atau salah satu atau kedua kaki berada di jalan
lahir.
5. Cephalopelvic Disproportion (CPD)
Ukuran bayi terlalu besar untuk melewati panggul ibu dengan aman.
6. Cervidil
7. Caesar
Salah satu metode persalinan di mana dokter akan melakukan sayatan di dinding perut dan uterus
untuk mengeluarkan bayi. Caesar juga sering disebut persalinan perut atau C-section.
8. Kolostrum
Ini adalah cairan putih encer yang keluar dari payudara pada tahap awal produksi air susu ibu
(ASI). Kolostrum biasanya keluar selama beberapa minggu terakhir kehamilan.
Kondisi sungsang dengan posisi bokong dan kedua kaki bayi menghadap ke jalan lahir dan dengan
lutut tertekuk. Kondisi ini membuat persalinan normal menjadi lebih sulit dilakukan atau tidak
mungkin dilakukan sama sekali.
10. Kontraksi
Kondisi di mana uterus mengencang atau mengetat secara teratur yang biasanya menyebabkan serviks
melebar dan memungkinkan keluarnya bayi.
Kondisi ketika kepala bayi sudah melewati jalan lahir dan bagian atasnya (mahkotanya) terlihat dari
lubang vagina yang terus melebar.
12. Dilatasi
Sejauh mana serviks sudah terbuka dalam persiapan untuk melahirkan. Pelebaran leher rahim atau
serviks tersebut diukur dalam sentimeter dengan ukuran paling maksimal (dilatasi penuh) adalah 10
sentimeter.
13. Effacement
Ini mengacu pada penipisan serviks dalam persiapan untuk kelahiran dan dinyatakan dalam
presentasi. Leher rahim harus terbuka 100 persen atau benar-benar menipis sebelum persalinan
normal.
14. Engaged
Kondisi ketika bagian presentasi bayi (biasanya kepala) sudah masuk ke dalam rongga panggul yang
biasanya terjadi selama bulan terakhir kehamilan.
15. Epidural
Ini adalah metode anestesi yang umum digunakan selama persalinan. Anestesi ini akan dimasukkan
melalui kateter yang akan dialirkan melalui jarum ke ruang epidural dekat sumsum tulang belakang.
16. Episiotomi
Sayatan yang dibuat pada perineum untuk memperlebar lubang vagina untuk persalinan.
Kondisi ketika bayi tidak menerima cukup oksigen atau mengalami beberapa komplikasi lain.
18. Fontanelle
Dikenal juga dengan sebutan ubun-ubun, fontanel adalah bagian lunak di antara bagian atas dan
belakang kepala bayi yang tidak digunakan. Fontanelle memungkinkan kepala bayi sedikit
terkompresi selama persalinan melewati jalan lahir.
19. Forceps
Instrumen berbentuk seperti sepasang sendok besar yang dapat digunakan untuk membantu
mengeluarkan kepala bayi dari jalan lahir selama persalinan.
Persalinan yang dimulai atau dipercepat dengan intervensi, seperti mengoleskan gel prostaglandin
pada serviks, menyuntikkan infus hormon oksitosin (Pitocin) IV, atau dengan merobek selaput.
BAB III
PENUTUP
1.kesimpulan
1. Definisi persalinan
disimpulkan pengertian dari persalinan adalah adalah proses pengeluaran janin melalui
jalan lahir dan diakhiri kelahiran plasenta dengan bantuan atau tanpa bantuan.
1. Faktor Power
Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut
meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan
kerjasama yang sempurna.
Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi
dan relaksasi.
(1) His pendahuluan: his tidak kuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan
keluarnya lender darah atau bloody show.
(2) His pembukaan (kala I): menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat,
teratur dan sakit.
(3) His pengeluaran (kala II): untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur,
simetris, terkoordinasi.
(4) His pelepasan uri (kal III): terkoordinasi sedang untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta.
(5) His pengiring (kala IV): kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi
pengecilan rahim setelah beberapa jam atau hari.
(1) Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang mendorng anak keluar
selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut, yang
mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal.
(2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar, tapi jauh
lebih kuat lagi.
(3) Saat kepala sampai kedasar panggul, timbul reflex yang mengakibatkan ibu
menutup glottisnya, mengkontraksikan otot-otot perut dan menekan diafragmanya
ke bawah.
(4) Tenaga mengejan ini hanya dpat berhasil bila pembukaan sudah lengkap, dan paing
efektif sewaktu ada his.
(5) Tanpa tenaga mengejan, anak tidak dapat lahir. Misalnya pada penderita yang
lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps.
(6) Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah terlepas dari dinding rahim.
2. Faktor Passager
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang
meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin.
5. Faktor Penolong