Anda di halaman 1dari 13

Dosen: Waode Aisa Zoahira,S.Kep.,Ns.,M.

Kep

LAPORAN PENDAHULUAN
INC (INTRANATAL CARE)

Disusun Oleh :
Nama : Deska Arianti
Nim : P202101120
Kelas : Z3 Keperawatan

Kelompok 3

Program Studi S1 Keperawatan


Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Mandala Waluya Kendari
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Menurut Mitayani (2013) Intranatal merupakan suatu proses terjadinya
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Menurut WHO (2015)
persalinan atau kelahiran dapat dikatakan normal apabila usia kehamilan cukup
bulan (37 - 40 minggu), persalinan terjadi secara spontan, presentasi belakang
kepala, berlangsung tidak lebih dari 18 jam, tidak ada komplikasi pada ibu maupun
janin.
Persalinan atau partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal apabila prosesnya
tejadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan serviks (Damayanti, dkk, 2015).
Berdasarkan definisi menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
persalinan normal merupakan suatu proses pengeluaran bayi, plasenta dan selaput
ketuban dari uterus ibu tanpa adanya komplikasi atau penyulit bagi ibu dan bayi
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 40 minggu).

B. Etiologi
Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori – teori yang
kompleks, faktor – faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi di sebut sebagai faktor-faktor yang
mengakibatkan persalinan mulai. Menurut Manuaba (2009) mulai dan
berlangsungnya persalinan, antara lain:
1. Teori penurunan hormon
Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang terjadi kira–kira
1–2 minggu sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja sebagai penenang
bagi otot–otot uterus dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan–perubahan, sehingga kadar estrogen
dan progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal
ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di keluarkan.
4. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor
yang dapat menggangu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta menjadi
degenerasi.
5. Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak
di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus akan timbul.
6. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat di timbulkan dengan jalan:
a. Gagang laminaria: beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
b. Amniotomi: pemecahan ketuban.
c. Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan infus..

C. Manifestasi Klinis
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening : Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi
penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
yang disebabkan :
1) Kontraksi Braxton hicks
2) Ketegangan dinding perut dan ketegangan ligamentum rotandum
3) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah

b. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :


1) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
2) Dibagian bawah terasa sesak
3) Terjadi kesulitan saat berjalan
4) Sering miksi (sering BAK)
c. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukan sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu  terjadi
karena perubahan keseimbangan estrogen,progesterone, dan memberikan
kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua hamil, pengeluaran
estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.

d. Sifat his permulaan (palsu)


1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
2) Datangnya tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
4) Durasinya pendek
5) Tidak bertambah bila beraktifitas
6)
2. Tanda Persalinan
a. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
2) Sifatnya teratur,interval makin  pendek, dan kekuatannya makin besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah 
b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his persalinan
terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas
3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan
lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam
waktu 24 jam.
D. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Menurut Mochtar (2003) faktor yang mempengaruhi persalinan diantaranya:
1. Power atau tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang dihasilkan
oleh kontraksi dan retraksi otot-otot Rahim. Geralan memendek dan meneval
otot-otot Rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini
terjadi diluar sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-
otot perut diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai
untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan eksplusi yang
dihasilkan oleh otot-otot volunteer ibu.
2. Passage atau jalan lahir
Janin lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui
jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.
3. Passanger
a. Janin: bagian yang paling besar dank eras adalah kepala janin. Posisi dan
besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan
b. Sikap (habitus): meunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu
janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap
fleksi, dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam keadaan fleksi serta
lengan bersilang didada.
c. Letak janin: bagian sumbu panjang janin berada berhadapan sumbu ibu,
misalnya letak lintang dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu panjang
ibu
d. Presentasi: menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah Rahim yang
dapar dijumpai pada [al[asi atau pemeriksaan dalam. Contoh: presentasi
kepala, bokong atau bahu
e. Posisi: indicator untuk menentukan arah bagian terbawah janin apakah
sebelah kanan, kiri, depan atauoun belakang.
f. Plasenta: harus melalui jalur lahir, yang menyertai janin namun plasenta
jarang menghambat pada persalinan normal
4. Psikologis
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar terjadi realistis kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bisa
melahirkan anak. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa
kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu keadaan yang belum pasti
sekarang menjadi hal yang nyata.
5. Penolong
Mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong
dalam menghadapi proses persalinan.
E. Fase Persalinan
Menurut Bandiyah (2009) proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu:
1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2
fase yaitu :

a. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya
berlangsung dibawah 8 jam.
b. Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Serviks membuka dari 3
ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
1) Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan
waktu 2 jam
2) Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2
jam
3) Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam
waktu 2 jam
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun
terjadi demikian, akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi
lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada
primigravida dan multigravida. Pada premi osteum uteri internum akan
membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis baru
kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri
internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta
penipisan dan pendataran terjadi dalam saat yang sama.

2. Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala
pengeluaran. Ada beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
a. Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
c. Perineum terlihat menonjol
d. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e. Peningkatan pengeluaran lender dan darah

Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan
dalam yang menunjukkan :
a. Pembukaan serviks telah lengkap
b. Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina\

3. Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
a. Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus
secara tiba – tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena
tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari
dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus
atau bagian atas vagina.
b. Tanda – tanda lepasnya plasenta
1) Perubahan ukuran dan bentuk uterus
2) Tali pusat memanjang
3) Semburan darah tiba – tiba

Kala III terdiri dari 2 fase :


a. Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara :
1) Schultze: lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering
terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi
retroplasental hematoma yang menolak uri mula-mula pada bagian
tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan ini biasanya
tidak ada sebelum uri lahir.
2) Duncan: lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan.
Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari
tengah dan pinggir plasenta.
b. Fase pengeluaran uri
1) Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas
simfisis. Tali pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk artinya
belum lepas, bila diam atau maju artinya sudah lepas.
2) Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali
artinya belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.
3) Strassman: tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat
bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas.
c. Jika plasenta tidak keluar selama 30 menit setelah kelahiran bayi maka
dilakukan eksplorasi.

4. Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama  2
jam. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan,
antara lain :
a. Tingkat kesadaran ibu
b. Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan : Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400 – 500 cc

F. Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk
menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi dasar
yang terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik. Gerakan
tersebut, sebagai berikut:
1. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas
panggul.
2. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu
keduanya diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
3. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui
penurunan ini diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil
digantikan dengan diameter kepala janin tidak dalam keadaan fleksi
sempurna, atau tidak berada dalam sikap militer atau tidak dalam keadaan
beberapa derajat ekstensi.
4. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar
dengan diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah
oksipot berotasi ke bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
5. Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk
mengeluarkan oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan dengan
ekstensi seperti, oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior, alis, orbit,
hidung, mulut, dan dagu secara berurutan muncul dari perineum.
6. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah
dari tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
7. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter
bisakromial sejajar dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah
panggul. Hal ini menyebabkan kepala melakukan rotasi eksteral lain
sebesar 450 ke posisi LOT atau ROT, bergantung arah restuisi.
8. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus.
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis. Bahu
anterior kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang menyentuh di
bawah simfisis pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan
perineum dan lahir dengan posisi ateral. Setelah bahu lahir, bagian badan
yang tersisa mengikuti sumbu Carus dan segera lahir (Varney, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Bundiyah. (2009). Kehamilan Persalinan Gangguan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha


Medika

Damayanti, dkk. (2015). Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan II.


Yogyakarta: Deepublish.

Doenges, M. E. (2001). Rencana asuhan keperawatan maternal/bayi. (Edisi) 2.


Jakarta :EGC.
G. DAFTAR PUSTAKA
Bandiyah, 2009, kehamilan,
persalinan dan gangguan
kehamilan
Damayanti, dkk, 2015 Buku
Ajar Asuhan Kebidanan
komprehensif
Pada Ibu Bersalin Dan Bayi
Baru Lahir
Pelayanan maternal
kesehatan neonatal, penerbit
yayasan
bina.pustaka sarwono
prawirahardjo, jakarta.
Rahmawaty, Rola. 2014.
Laporan Pendahuluan
Persalinan Normal.
Pekanbaru.
Sulistyawati, dkk. (2010)
Asuhan Kebidanan Pada M

Anda mungkin juga menyukai