Kep
LAPORAN PENDAHULUAN
INC (INTRANATAL CARE)
Disusun Oleh :
Nama : Deska Arianti
Nim : P202101120
Kelas : Z3 Keperawatan
Kelompok 3
B. Etiologi
Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori – teori yang
kompleks, faktor – faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi di sebut sebagai faktor-faktor yang
mengakibatkan persalinan mulai. Menurut Manuaba (2009) mulai dan
berlangsungnya persalinan, antara lain:
1. Teori penurunan hormon
Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang terjadi kira–kira
1–2 minggu sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja sebagai penenang
bagi otot–otot uterus dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan–perubahan, sehingga kadar estrogen
dan progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal
ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di keluarkan.
4. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor
yang dapat menggangu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta menjadi
degenerasi.
5. Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak
di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus akan timbul.
6. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat di timbulkan dengan jalan:
a. Gagang laminaria: beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
b. Amniotomi: pemecahan ketuban.
c. Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan infus..
C. Manifestasi Klinis
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening : Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi
penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
yang disebabkan :
1) Kontraksi Braxton hicks
2) Ketegangan dinding perut dan ketegangan ligamentum rotandum
3) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
a. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya
berlangsung dibawah 8 jam.
b. Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Serviks membuka dari 3
ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
1) Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan
waktu 2 jam
2) Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2
jam
3) Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam
waktu 2 jam
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun
terjadi demikian, akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi
lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada
primigravida dan multigravida. Pada premi osteum uteri internum akan
membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis baru
kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri
internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta
penipisan dan pendataran terjadi dalam saat yang sama.
2. Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala
pengeluaran. Ada beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
a. Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
c. Perineum terlihat menonjol
d. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e. Peningkatan pengeluaran lender dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan
dalam yang menunjukkan :
a. Pembukaan serviks telah lengkap
b. Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina\
3. Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
a. Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus
secara tiba – tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena
tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari
dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus
atau bagian atas vagina.
b. Tanda – tanda lepasnya plasenta
1) Perubahan ukuran dan bentuk uterus
2) Tali pusat memanjang
3) Semburan darah tiba – tiba
4. Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2
jam. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan,
antara lain :
a. Tingkat kesadaran ibu
b. Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan : Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400 – 500 cc
F. Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk
menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi dasar
yang terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik. Gerakan
tersebut, sebagai berikut:
1. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas
panggul.
2. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu
keduanya diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
3. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui
penurunan ini diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil
digantikan dengan diameter kepala janin tidak dalam keadaan fleksi
sempurna, atau tidak berada dalam sikap militer atau tidak dalam keadaan
beberapa derajat ekstensi.
4. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar
dengan diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah
oksipot berotasi ke bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
5. Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk
mengeluarkan oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan dengan
ekstensi seperti, oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior, alis, orbit,
hidung, mulut, dan dagu secara berurutan muncul dari perineum.
6. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah
dari tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
7. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter
bisakromial sejajar dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah
panggul. Hal ini menyebabkan kepala melakukan rotasi eksteral lain
sebesar 450 ke posisi LOT atau ROT, bergantung arah restuisi.
8. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus.
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis. Bahu
anterior kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang menyentuh di
bawah simfisis pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan
perineum dan lahir dengan posisi ateral. Setelah bahu lahir, bagian badan
yang tersisa mengikuti sumbu Carus dan segera lahir (Varney, 2007).
DAFTAR PUSTAKA