Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA NY.R DI RUANG WIDIYA DENGAN HIPERTENSI PADA


KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT CIREMAI
(Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Parktek Klinis Mahasiswa 2)

Disusun Oleh :

Intan Nurlia
Nim: CKR0210185

S1 KEPERAWATAN TINGKAT 1B
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN (KAMPUS 2)
Jln. Pangeran Drajat No.40A Cirebon
Telp (0231)2489447
A. konsep
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal,
namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi
abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008)
.Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani,
2009)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
padakehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006)
Persalinan spontan (eustosia) adalah suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang sudah cukup bulan, melalui
jalan lahir (pervaginam), dengan kekuatan ibu sendiri atau tanpa
bantuan (Manuaba, 1998).

I. Etiologic
Penyebab persalinan belum diketahui dengan pasti, namun beberapa
teori menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim,
sirkulasi rahim pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi. Berikut
merupakan teori-teori yang dikaitkan sebagai penyebab kelahiran:
a) Teori Penurunan Hormon
Satu sampai dua minggu sebelum partus mulai, terjadi
penurunan hormon progesteron dan estrogen. Fungsi
progesteron sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul
his bila progesterone turun.
b) Teori Plasenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormon estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang
menimbulkan konstraksi rahim.
c) Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan
iskemia otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero
plasenter
d) Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya
oleh kepala janin akan timbulkontraksi uterus.
e) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukandalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus franken hauser,amniotomi pemecahan ketuban),
oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin

PATOFISIOLOGI4.TANDA-TANDA MULAINYA
PERSALINAN
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau
settling ataudropping yang merupakan kepala turun memasuki
pintu atas panggul terutama pada
II. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling
ataudropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar,
fundus uteri turun. Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil
karena kandung kemih tertekan oleh bagianterbawah janin. Perasaan
sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
diuterus (fase labor pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar
dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show)
(Haffieva, 2011)
.
Tanda-Tanda In Partu :
a) Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan
teratur.
b) Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan
kecil pada bagian servik.
c) Kadang-kadang ketuban pecahd.Pada pemeriksaan daam, servik
mendatar.

FAKTOR PERSALINAN

a) Passage (Jalan Lahir)


Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri darirongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebutharus
normal. Passage terdiri dari Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka
panggul), Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen (PAP)
b) Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri darihis atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga
primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan
retraksiotot-otot rahim. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power)
terdiri dari:
1. His (kontraksi otot uterus)Adalah kontraksi uterus karena otot – otot
polos rahim bekerjadengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi
otot – otot rahimmenguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek.
Kavum uterimenjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung
amneon ke arahsegmen bawah rahim dan serviks.
2. Kontraksi otot-otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum.
c) Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanggeutama
dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling
besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat
mempengaruhi jalan persalinan. Kelainan – kelainan yang sering
menghambat dari pihak passangger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala
anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak
muka atau pun letak dahi, kelainankedudukan anak seperti kedudukan lintang
atau letak sungsang.
d) Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar- benar
terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga
biasmelahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah
mendapatkankepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu
“keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.
e) Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalahmengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalammenghadapi
proses persalinan

KALA PERSALINAN

Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:

a. Kala I (kala pembukaan)


In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.Kala pembukaan dibagi menjadi
2 fase:
1. Fase latenPembukaan servik berlangsung lambat, sampai
pembukaan berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
2. Fase aktik Berlangsung selama 6 jam. Akhir kala I servik mengalami
dilatasi penuh, uterus servik dan vaginamenjadi saluran yang
continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat tiap
b. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan
padaotot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan
karenatekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda
anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin
akan lahir dandiikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam,
pada multi 0.5 jam
c. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus terabakeras
dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2xsebelumnya.
Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit,seluruh
plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secaraspontan
atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertaidengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
d. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamatikeadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Dengan menjagakondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-
menerus. Tugas uterusini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.
III. Pathway
B. HIPERTENSI

Hingga saat ini hipertensi dalam kehamilan masih merupakan salah


satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janinnva. Hipertensi
dalam kehamilan berarti tekanan darah meninggi saat hamil. Keadaan ini
biasanya mulai pada trimester ketiga, atau tiga bulan terakhir kehamilan.
Kadang-kadang timbul lebih awal, tetapi hal ini jarang terjadi. Dikatakan
tekanan darah tinggi dalam kehamilan jika tekanan darah sebelum hamil
(saat periksa hamil) lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di saat hamil.
diagnosis hipertensi gestasional adalah ditegakkan bila hipertensi
tanpa proteinuria pertama kali terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu
atau dalam waktu 48 – 72 jam pasca persalinan .
Hipertensi merupakan problema yang paling sering terjadi pada
kehamilan. Bahkan,kelainan hipertensi pada kehamilan beresiko terhadap
kematian janin dan ibu. Karena itu,deteksi dini terhadap hipertensi pada ibu
hamil diperlukan agar tidak menimbulkan kelainan serius dan menganggu
kehidupan serta kesehatan janin di dalam rahim.
Sehubungan dengan timbulnya hipertensi yang unik dan sulit
diterangkan sebab-sebabnya dalam kehamilan,maka toxemia gravidarum
disebut prequency induced hypertension (pih). Namun demikian istilah pih
masih mengandung aspek kenaikan tekanan darah, sehingga terminologi
diubah menjadi hipertensi gestasional (gestasional hipertension).
Definisi hipertensi dalam kehamilan menurut who :
1. Tekanan sistol 140 mmhg atau tekanan diastol 90 mmhg.
2. Kenaikan tekanan sistolik 15 mmhg dibandingkan tekanan darah
sebelum hamil atau pada trimester pertama kehamilan.
C. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi gestional meskipun sebab utama dari hipertensi dalam
kehamilan belum jelas, tampaknya terjadi reaksi penolakan imunologik ibu
terhadap kehamilan di mana janin dianggap sebagai hostile tissue graff
reaction dimana “reaksi penolakan imunologik dapat menimbulkan
gangguan yang lebih banyak pada tubuh wanita hamil dibanding akibat
tingginya tekanan darah, yaitu perubahan kimia total pada reaksi yang
tidakdapat diadaptasi yang dapat menyebabkan kejang dan kematian pada
wanita hamil,”
akibat hipertensi gestasional
menurut prof dr h mohamammad anwar mmed sc spog, hipertensi yang
tidak diobati dapat memberikan efek buruk pada ibu maupun janin :
1. Efek kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah wanita hamil akan
merusak sistem vascularasi darah,sehingga mengganggu pertukaran
oksigen dan nutrisi melalui placenta dari ibu ke janin. Hal ini bisa
menyebabkan prematuritas placental dengan akibat pertumbuhan
janin yang lambat dalam rahim.
2. Hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengganggu
pertukaran nutrisi pada janin dan dapat membahayakan ginjal janin.
3. Hipertensi bisa menurunkan produksi jumlah air seni janin sebelum
lahir. Padahal,air seni janin merupakan cairan penting untuk
pembentukan amnion,sehingga dapat terjadi oligohydromnion
(sedikitnya jumlah air ketuban).

D. Klasifikasi
Klasifikasi yang dipakai di indonesia berdasarkan report of the national high
blood pressure edukation program working group on high blood pressure in
pregnancy tahun 2001 ialah :
1. Hipertensi kronik
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pascapersalinan
2. Preeklampsia
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.
3. Eklampsia
Eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita
preeklampsia, yang juga dapat disertai koma
4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia adalah hipertensi
kronik disertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai
proteinuria.
5. Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional adalah hipetensi yang timbul pada kehamilan
tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan
pascapersalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi
tanpa proteinuria.
Klasifikasi hipertensi menurut jnc vii (2003)
Klasifikasi sistolik diastolik
Normal < 120 < 80 pre hipertensi 120 – 139 80 – 89 hipertensi stadium i
140 – 159 90 – 99 hipertensi stadium ii >= 160 >= 100

E. Patofisiologi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan
jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap mutlak
benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah :
Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada
sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks
sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras
sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan
vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relative mengalami vasokontriksi,
dan terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”, sehingga aliran darah
uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi gestasional perlu dilakukan dengan tujuan untuk


mencegah jangan sampai berlanjut menjadi eklamsia yang akan
menimbulkan kelainan serius pada ibu dan mengganggu kehidupan serta
kesehatan.
Bila didapatkan hipertensi dalam kehamilan sebaiknya segera dipondokkan
saja dirumah sakit dan diberikan istirahat total. Istirahat total akan
menyebabkan peningkatan aliran darah renal dan utero placental.
Peningkatan aliran darah renal akan meningkatkan diuresis (keluarnya air
seni), menurunkan berat badan dan mengurangnya oedema. Pada prinsipnya
penatalaksanaan hipertensi ditujukan untuk mencegah terjadinya eklamsia,
monitoring unit feto-placental, mengobati hipertensi dan melahirkan janin
dengan baik
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1. Deteksi prenatal dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia
kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan
36 minggu, setelah itu setiap minggu.
2. Penatalaksanaan di rumah sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup :
 Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk
mencari temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang
pesat.
 Berat badan saat masuk
 Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak
setiap 2 hari
 Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam
kecuali antara tengah malam dan pagi hari
 Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit,
dan enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh
keparahan hipertensi
 Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik
secara klinis maupun usg
 Terminasi kehamilan
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah
rawat inap biasanya dianjurkan pelahiran janin demi
kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi
dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi
persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal,
diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah.
3. Terapi obat antihipertens
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan
atau memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit
hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi
perhatian.
4. Penundaan pelahiran pada hipertensi berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani
pelahiran. Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh
dunia menganjurkan pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan
wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm. Pendekatan ini
menganjurkan penatalaksanaan konservatif atau “menunggu” terhadap
kelompok tertentu wanita dengan tujuan memperbaiki prognosis janin
tanpa mengurangi keselamatan ibu.
G. Pemeriksaan Diagnostik
a) Manuaba, dkk (2013) menyebutkan pemeriksaan diagnostik yang
b) dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranya :
c) Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
d) Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan
protein.
e) Fungsi hati: meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
f) aminotransferase atau meningkatnya aspartate).
g) Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan
h) elektrolit abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
i) Tes non tekanan dengan profil biofisik.
j) seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
k) Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan
ibu.
DAFTAR PUSTAKA

Wikjnosastro, Saiffudin A.B, Rachimidhiani, T. (2009). Ilmu Kebidanan ed.4,


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Leveno KJ, et al. Hypertensive disorders in pregnancy. In:.Williams Manual of


Obstetrics. USA: McGraw-Hill Companies, 2010 : p. 761-808

Lim KH. 2010. Human Cytothropoblast Differentiation Is Abnormal In


Preeclampsia. Am J Pathol. 2010 Dec:151 (6): 1809- 18

George EM. 2011. Endothelin: key mediator of hypertension in preeclampsia.

Anda mungkin juga menyukai