DISUSUSUN OLEH :
NIM : 21071014006
2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL
A. Defenisi
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin dengan tanda - tanda rasa sakit oleh adanya
his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluarlendir bercampur
darah (show) yang lebih banyak karena robekan - robekan kecil pada
serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengansendirinya, pada
pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada (Saifuddin,
2006).
Menurut Gary (2014), persalinan normal adalah persalinan yang di
mulai secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir),
beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada
usia kehamilan antara 37 - 42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi
berada dalam kondisi yang baik.
D. Proses Persalinan
Berdasarkan Winkjosastro (2005) dan Roestam (2002), bahwa
proses persalinan terbagi menjadi 4 kala yaitu:
1. Kala I (Pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis. Kala pembukaan
di bagi menjadi 2 fase:
a. Fase laten :
1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
2) Berlangsung hingga seviks membuka kurang dari 4 cm.
3) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8
jam.
b. Fase aktif :
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bartahap (kontraksi dianggap akurat/ memadai jika terjadi 3
kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama
40 detik atau lebih).
2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap
atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per
jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2
cm (multipara). Terjadi penurunan bagian terbawa janin.
2. Kala II (Pengeluaran Janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2 - 3 menit sekali,
kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan
rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB
dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan
janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan:
a. Engagement
1) Diameter biparietal melewati PAP
2) Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
3) Multipara terjadi permulaan persalinan
4) Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang
pada PAP-Flexi Ringan
c. Flexion
Majunya kepala mendapat tekanan dari servix, dinding
panggul atau dasar panggul, Flexi (dagu lebih mendekati dada).
d. Rotation Internal
1) Bagian terendah memutar ke depan ke bawah symphysis
2) Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk
jalan
3) lahir (Bidang tengah dan PBP).
4) Terjadinya bersama dengan majunya kepala
5) Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi stelah kepala
di dasar punggul.
e. Extension
Defleksi kepala, karena sumbu PBP mengarah ke depan
dan atas.
f. Rotation External
Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali ke arah
panggul anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran
paksi dalam. Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka
belakang dari PBP.
g. Expulsi
Bahu depan di bawah symphisis sebagai Hypomoklion,
lahir bahu belakang, bahu depan, badan seluruhnya.
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba
keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10
menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan
lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis
atau fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi
lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira
100-200 cc.
4. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang
kuat dan terus- menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-
obat oksitosin.
Agar anak dapat melalui jalan lahir tanpa rintangan maka jalan
tersebut harus normal.
a. Tulang panggul
Ukuran panggul dalam PAP (pintu atas panggul):
Promontorium conjugata diagonalis (normal - 12,5 cm Linia
inominata normal teraba - ½ lingkaran) RTP (Ruang tengah
panggul): Spina ischiadica (normal tidak menonjol) lengkung
sacrum (normal cukup).
PBP (Pintu Bawah Panggul): Arcus pubis (normal 90°)
mobilitas oscocygeus (normal cukup).
b. Dasar Panggul
Terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan untuk
dapat dilalui anak dengan mudah. Jika terjadi kekakuan pada
jaringan dan otot. Hal ini akan menjadi robek atau ruptur.
c. Uterus dan vagina.
1) Uterus yang normal harus dapat menyesuaikan dengan isinya
tanpa adanya rintangan di dalam uterus, misalnya tumor.
2) Vagina yang normal dapat merupakan saluran yang bebas di
lalui anak.
3. Passanger (Janin)
Isi uterus yang akan dilahirkan adalah janin, air ketuban dan
plasenta. Agar persalinan dapat berjalan lancar maka faktor passanger
harus normal.
F. Patofisologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang
dapat menyebabkan nyeri. Hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan
otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan oksitosin, peningkatan
prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka
terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR
menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri dari
beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal,
rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin
menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi
ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir
akibatnya akan terasa nyeri.
Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit,
kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area
plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan
plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara
lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat
invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko
tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan
progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif
dan produksi laktasi dimulai (Hanifah, 2014).
Proses persalinan
Episiotomi/leserasi
Defisit volume Defisit
jalan lahir
perawatan diri
cairan
Kerusakan integritas
jaringan
Risiko infeksi
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Persalinan Wiknjosastro (2014) :
1. Persiapan ibu antara lain: gurita 3 buah, baju tidur 3 buah, underware
secukupnya, handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi,
pembalut khusus 1 bungkus, under pad 3 lembar.
2. Persiapan bayi antara lain: popok dan gurita bayi 1-2 buah, baju bayi,
1-2 buah, diaper (popok sekali pakai) khusus new baby bom, 1-2 buah,
selimut, topi dan kaos kaki bayi, perlengkapan resusitasi bayi baru
lahir.
4. Persiapan alat antara lain : partus set diantaranya 2 klem kelly atau 2
klem kocher, gunting tali pusat, benang tali pusat, kateter nelaton,
gunting episiotomy, alat pemecah selaput ketuban, 2 pasang sarung
tangan, kasa atau kain kecil, gulungan kapas basah, tabung suntik 3 ml
dengan jarum i.m sekali pakai, kateter penghisap de lee (penghisap
lender), 4 kain bersih, 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi.
8. Persiapan obat untuk bayi antara lain: salep mata tetrasiklin dan Vit K
1 mg.