Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN NORMAL DI RUANGAN PARTUS VK RSUD BEN MBOI


RUTENG

OLEH

CLARA CABRAL O. XIMENES

NPM: 21203027

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Persalinan Normal


Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentase
kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan
tenaga ibu sendiri (Abdul Bari, 2008). Persalinan adalah suatu proses
terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu
(Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).
Persalinan normal adalah proses di mana bayi, plasenta dan selaput
ketubankeluar dari uterus ibu pada usia kehamilan cukup bulan ( setelah
37 minggu ) tanpadisertai adanya penyulit (APN,2008).

B. Etiologi Persalinan normal


Beberapa teori mengenai timbulnya persalinan yaitu :
1. Teori penurunan hormon
Terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron pada 1-2
minggu sebelum partus dimulai. Progesteron bekerja sebagai penenang
otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Hal tersebut akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini
akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-
otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus
Frankerhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh
kepala janin, akan timbul konterkasi uterus.
5. Induksi partus (Induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan:
1) Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis
srvikalis dengan tujuan merangsang fleksus Frankerhauser.
2) Amniotomi : pemecahan ketuban.
3) Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.

C. Tanda-tanda Permulaan Persalinan


Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya
wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang
disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini memberikan
tenda-tanda sebagai berikut :
a) Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki
pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak
begitu kentara.
b) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c) Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
d) Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor
pains”.
e) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah
bisa bercamput darah (bloody show).
Tanda-tanda Inpartu:
a) Penipisan dan pembukaan serviks
b) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit)
c) Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina (APN, 2008)

D. Faktor-faktor penting dalam persalinan:


1. Jalan lahir (Passage)
a) Bagian keras: tulang-tulang panggul
b) Bagian lunak: otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen
2. Janin (Passenger)
a) Letak janin (situs)
b) Besar janin
c) Presentasi janin (presentation)
d) Posisi janin (position)
e) Sikap janin (habitus)
3. Tenaga (Power)
a) His (kontraksi uterus)
b) Kontraksi otot-otot perut
c) Kontraksi diafragma
d) Aksi dari ligamentum

E. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang
dapat menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot
rahim, penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan
prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka
terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR
menyebabkan pembukaan servik.  Penurunan kepala bayi yang terdiri dari
beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal,
rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin
menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi
ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir
akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan
berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan
mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang
menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi
plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir
sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan
terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi
estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon
prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.

F. Tahap-tahap Persalinan
1. Kala 1 (Fase Pembukaan)
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10cm).
Proses ini berlangsung antara 18-24 jam, terbagi dalam 2 fase
a) Fase laten : berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
b) Fase aktif : Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga
kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40
detik atau lebih. Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya
dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi penurunan
bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
1) Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang
membutuhkan waktu 2 jam
2) Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam
waktu 2 jam
3) Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm
dalam waktu 2 jam

2. Kala 2 (Kala Pengeluaran Janin)


Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih
lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang
panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot – otot dasar panggul
yang secara reflek menimbulkanrasa mengedan, karena tekanan pada
rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar,dengan tanda anus
membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang
terpimpin, akanlahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
Kala II ( kala pengeluaran janin ) pada primi 1½ - 2 jam sedangkan
pada multi½ - 1 jam. Mekanisme kala II ( kala pengeluaran janin )
pada presentasi kepala:
a) Engagement
Yaitu peristiwa masuknya kepala ke dalam panggul.  Dapat terjadi
dua minggu sebelum persalinan atau mungkin tidak akan terjadi
hingga menjelang inpartu.

b) Flexion (keadaan menekuk)


Yaitu menempelnya dagu di dada janin, dibutuhkan agar kepala
lewat panggul dengan diameter terkecil.
c) Descent
Adalah penurunan kepala janin lebih lanjut. Penurunan terjadi
karena adanya his dan penipisan segmen bawah rahim dan
kontraksi otot perut, faktor lain yang mempengaruhi adalah bentuk
dan ukuran panggul serta besar dan posisi kepala.
d) Internal rotation (putaran paksi dalam)
Adalah usaha penyesuian kepala janin terhadap bidang – bidang
panggul. Sehingga titik putar (hipomoklion) berada di bawah
tulang kemaluan (simfisis pubis). Oksiput akan memutar ke depan
atau ke belakang (sebagian kecil) sehingga sutura sagitalis dalam
posisi anteroposterior. Putar paksi dalam selesai apabila bagian
terendah janin telah mencapai spina iskiadika. Artinya kepala telah
engaged.

e) Ekstensi
Yaitu terjadi setelah kepala menyembul dari introitus dengan
oksiput di bawah simpisis. Sehingga berturut –turut lahir ubun –
ubun besar, dahi, muka dan dagu, selanjutnya diikuti oleh
persalinan belakang kepala sehingga seluruh kepala janin dapat
lahir.

f) Eksternal rotation (putaran paksi luar)


Terjadi setelah kepala bayi lahir yaitu menyesuaikan diri dengan
punggung bayi. Yang mulai dengan bahu depan (dekat tulang
kemaluan ibu).

g) Ekspulsi. Segera setelah rotasi luar, bahu depan kelihatan di bawah


simphisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu
belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh
badan anak lahir searah.

3. Kala 3 (Kala Pengeluaran Uri): waktu pelepasan dan pengeluaran


plasenta
Setelah bayi lahir, kontaksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba
keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang
menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his
pelepasan pengeluaran uri, tanda–tanda pelepasan plasenta
yaitu :uterus menjadi bundar, uterus terdorong ke atas (karena plasenta
dilepas ke segmen bawah rahim), tali pusat bertambah panjang dan
terjadi perdarahan.
Dalam waktu 1 -5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5– 30
menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira – kira 100 – 300 cc. Bentuk pelepasan plasenta
yaitu :
1) Secara Schultze
Pelepasan plasenta mulai dari pertengahan, sehingga plasenta lahir
diikuti pengeluaran darah yang banyak dan tiba- tiba.
2 ) Secara Duncan 
Pelepasan plasenta dari daerah tepi sehingga terjadi perdarahan
yang mengalir dan diikuti oleh pelepasan plasenta.
4. Kala 4
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam
setelahitu. Hal yang harus dilakukan setelah plasenta lahir yaitu :
1) Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang
uterus berkontraksi baik dan kuat
2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara
melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri
setinggi atau beberapa jari dibawah pusat.
3) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan
4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laseras atau
episiotomi) perineum
5) Evaluasi keadaan umum ibu
6) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala
4 di bagian belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan
atau setelah penilaian dilakukan
G. Pathway

Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda-tanda Inpartu

Proses Persalinan

Kala 1 Kala II Kala III Kala IV

Kontraksi Uterus Partus Pelepasan Plasenta Post Partum

Nyeri Akut Tekanan mekanin Risiko Perdarahan Keletihan Nyeri Akut Kesiapan
meningkatkan
pada presentasi pemberian ASI

Trauma Jaringan, Risiko Kekurangan Volume


Laserasi Cairan

Risiko Infeksi
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan persalinan normal

1). Pengkajian.
a. Pengumpulan data.
a) Biodata meliputi:
Nama agar dapat lebih mudah memanggil, mengenali pasien antara
yang satu dengan yang lain agar tidak keliru. Umur mengetahui
usia ibu apakah termasuk resiko tinggi / tidak. Pendidikan
pemberian informasi yang tepat bagi pasien. Penghasilan
mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi pasien.
Pada pesalinan fisiologis biodta didapatkan; Umur dalam kategori
usia subur (15 – 49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda (kurang
dari 20 tahun) atauterlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan
keompok resiko tinggi.
b) Keluhan Utama
Pada umumnya pasien mengeluh nyeri pada daerah pinggang
menjalar ke perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya
lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air kemih, bila buang
air kemih hanya sedikit-sedikit.
c) Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan
anatara 38 –42 minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan
yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin
sering, tertaur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur
lendir).kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Riwayat penyakit dahulu.
Adanya penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus mielitus, TBC,
Hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami,
dapat memperberat persalinan.
e) Riwayat penyakit keluarga.
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan
hamil kembar pada pasien, TBC, Hepatitis, Penyakit kelamin,
memungkinkan penyakit tersebut ditularkan pada pasien, sehingga
memperberat persalinannya.
f) Pola Kebutuhan sehari-hari.
1) Nutrisi.
Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan
yang menurun.
2) Istirahat tidur.
Pasien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung
pada letak punggung anak,pasien sulit tidur terutama kala I –
IV.
3) Aktivitas.
Pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas
pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak
mebuat pasien cepat lelah, capai, lesu. Pada kala I apabila
kepala janin telah masuk sbagian ke dalam PAP serta ketuban
pecah, pasien dianjurkan duduk / berjalan-jalan disekitar
ruangan / kamar bersalin. Pada kala II kepala janin sudah
masuk rongga PAP pasien dalam posisi miring ke kanan / kiri.
4) Eliminasi.
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan
proses persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi
konstipasi.
5) Personal Hygiene.
Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki
dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi.
6) Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan
seksual / fungsi dari sek yang tidak adekuat karena adanya
proses persalinan dan nifas.
2). Pemeriksaan umum meliputi:
a) Tinggi badan dan berat badan.
Ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar
memiliki panggul yang sempit. Berat badan ibu perlu dikontrol secara
teratur dengan peningkatan berat badan selama hamil antara 10–12 kg.
b) Tekanan Darah.
Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan
biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg
c) Suhu badan nadi dan pernafasan.
Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan anatara 36 0-370 C, bila
suhu lebih dari 375C dianggap ada kelainan. Kecuali bagi pasien setelah
melahirkan suhu badan 375C- 378C masih dianggap normal karena
kelelahan. Keadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu, Biola suhuu
naik keadaan nadi akan bertambah pula dapat disebabkan karena
adanya perdarahan.
Pada pasien yang akan bersalin / bersalin pernafasanannya agak pendek
karena kelelahan, kesakitan dan karena membesarnya perut, pernafasan
normal antara 80 – 100 X / menit, kadang meningkat menjadi normal
kembali setelah persalinan, dan diperiksa tiap 4 jam.
3). Pemeriksaan fisik.
a. Kepala dan leher.
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya pembengkakan
pada kelopak mata, konjungtiva kadang pucat, sklera kuning, hiperemis
ataupun normal, hidung ada polip atau tidak, caries pada gigi,
stomatitis, pembesaran kelenjar.
b. Dada.
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi
areola dan papila mamae serta ditemukan adanya kolustrum.
c. Abdomen
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba /
nigra, terdapat striae gravidarum. Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari
bawah prosesus xypoideus, usia kehamilan prematur pertengahan pusat
dan prosesus xypoideus, punggung kiri / punggung kanan , letak kepala,
sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang makin lama makin
sering dan kuat. Auskultasi : ada / tidaknya DJJ,frekwensi antara 140 –
160 x / menit.
d. Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban. Bila
terdapat pengeluaran mekonium yaitu feses yang dibnetuk anak dalam
kandungan, menandakan adannya kelainan letak anak. Pemeriksaan
dalam untuk mengetahui jauhnya dan kemajuan persalinan, keadaan
servic, panggul serta keadaan jalan lahir.
e. Ekstremitas.
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karena pre eklamsia atau karena karena penyakit
jantung / ginjal. Ada varices pada ekstremitas bagian bawah karena
adanya penekanan dan pembesaran uterus yang menekan vena abdomen

4). Diagnosa Keperawatan


a) Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi rahim & regangan pada
jaringan
b) Risiko perdarahan berhubungan dengan proses pengeluaran plasenta.
c) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
d) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomi
e) Keletihan berhubungan dengan proses inpartu
5). Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil NIC
1. Nyeri akut NOC : Manajemen nyeri
1. Kaji tanda-tanda vital
berhubungan a. Pain level
pasien.
b. Pain control
dengan 2. Kaji secara komprehensif
kriteria hasil :
tentang nyeri pasien.
kontraksi rahim
1. Mamp 3. Observasi tanda-tanda
& regangan nonverbal yang
u mengontrol nyeri
mengganggu pasien,
pada jaringan
2. Mamp terutama dalam
berkomunikasi efektif.
u mengenali nyeri (skala,
4. Kontrol faktor lingkungan
intensitas, frekuensi) yang menyebabkan
ketidaknyamanan pada
3. Menya
pasien, misalnya
takan rasa nyaman setelah pencahayaan ruang,
temperatur ruang.
nyeri berkurang
5. Ajarkan teknik non-
farmakologis untuk
mengatasi nyeri pasien.
6. Kolaborasikan dalam
pemberian analgetik
sesuai anjuran
2. Risiko NOC : Bleeding Precaution
Perdarahan a. Blood lose severity 1. Monitor tanda-tanda vital
b. Blood koagulation
berhubungan ibu.
Kriteria Hasil :
dengan proses 2. Monitor tanda tanda
1. Tidak ada hematuria
perdarahan
pengeluaran dan hematemesis
3. Monitor nilai
2. Kehilangan darah yang
plasenta laboratorium
terlihat
4. Pantau keadaan ibu.
3. Tekanan darah dalam
5. Kolaborasi pemberian
batas normal sistol dan
diastole anti hemoragik dan
4. Tidak ada perdarahan
transfusi jika perlu.
pervagina
5. Tidak ada distensi 6. Anjurkan ibu untuk
abdominal
melapor jika merasa
6. Hemoglobin dan
hematrokrit dalam keluar darah banyak.
batas normal
7. Ajarkan tanda-tanda
7. Plasma, PT, PTT dalam
batas normal perdarahan pada ibu dan
c.
keluarganya
8. Berikan tambahan
minuman peroral pada
ibu
3. Resiko NOC Fluid Management
kekurangan a. Fluid balance 1. Pertahankan intake dan
b. Hydration output
volume cairan
c. Nutritional Status: 2. Monitor status
berhubungan Food and Fluid Intake dehidrasi
Kriteria Hasil : 3. Monitor status nutrisi
dengan
4. Dorong keluarga untuk
a. Mempertahankan urine
perdarahan membantu pasien
output sesuai dengan
makan
usia dan BB, BJ urine
normal, HT normal
b. Tekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam batas
normal
c. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebih
4. Resiko infeksi NOC 1. Pertahankan teknik
aseptif
berhubungan a. Immune Status
2. Cuci tangan setiap
b. Risk Control
dengan adanya sebelum dan sesudah
c. Infection control
tindakan keperawatan
luka episiotomi Kriteria Hasil:
3. Berikan terapi
1. Pasien bebas dari tanda dan antibiotik
gejala infeksi 4. Monitor tanda dan
2. Jumlah leukosit dalam gejala infeksi sistemik
batas normal dan lokal
3. Status imun, 5. Inspeksi kulit dan
gastrointestinal, membran mukosa
genitourinaria dalam batas terhadap kemerahan,
normal panas, drainase

5. Keletihan 1. Kelelahan efek: yang Konservasi energi


menganggu
berhubungan 1. Monitor tingkat
2. Tingkat kelelahan
dengan proses kelemahan ibu.
Setelah dilakukan asuhan
inpartu 2. Monitor tanda-tanda
keperawatan selama 1x 24 jam
diharapkan keletihan dapat vital ibu.
teratasi criteria hasil:
3. Berikan periode
- Ibu menyatakan lelah
istirahat yang cukup.
berkurang
4. Fasilitasi ibu untuk
- Ibu mampu mengatur pola
istirahat.
istirahat
5. Berikan
makanan/nutrisi pada
ibu.
6. Berikan suplai oksigen
yang cukup bagi ibu
7. Ciptakan lingkungan
yang tenang.
8. Batasi aktivitas ibu
9. Libatkan keluarga
untuk memberikan
support.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

APN, 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta:
JNPK-KR.

Bulecked, G.M, et al. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC).


Terjemahan Edisi ke 5. Singapore: Elsevier

Herdman, T Heather. 2018. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan


Klasifikasi 2018 - 2020. Jakarta: EGC.

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika Jakarta.

Moorhead, S et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Terjemahan


Edisi ke 5. Singapore: Elsevier

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai