OLEH
NPM: 21203027
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
E. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang
dapat menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot
rahim, penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan
prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka
terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR
menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri dari
beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal,
rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin
menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi
ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir
akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan
berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan
mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang
menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi
plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir
sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan
terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi
estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon
prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.
F. Tahap-tahap Persalinan
1. Kala 1 (Fase Pembukaan)
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10cm).
Proses ini berlangsung antara 18-24 jam, terbagi dalam 2 fase
a) Fase laten : berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
b) Fase aktif : Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga
kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40
detik atau lebih. Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya
dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi penurunan
bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
1) Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang
membutuhkan waktu 2 jam
2) Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam
waktu 2 jam
3) Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm
dalam waktu 2 jam
e) Ekstensi
Yaitu terjadi setelah kepala menyembul dari introitus dengan
oksiput di bawah simpisis. Sehingga berturut –turut lahir ubun –
ubun besar, dahi, muka dan dagu, selanjutnya diikuti oleh
persalinan belakang kepala sehingga seluruh kepala janin dapat
lahir.
Tanda-tanda Inpartu
Proses Persalinan
Nyeri Akut Tekanan mekanin Risiko Perdarahan Keletihan Nyeri Akut Kesiapan
meningkatkan
pada presentasi pemberian ASI
Risiko Infeksi
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan persalinan normal
1). Pengkajian.
a. Pengumpulan data.
a) Biodata meliputi:
Nama agar dapat lebih mudah memanggil, mengenali pasien antara
yang satu dengan yang lain agar tidak keliru. Umur mengetahui
usia ibu apakah termasuk resiko tinggi / tidak. Pendidikan
pemberian informasi yang tepat bagi pasien. Penghasilan
mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi pasien.
Pada pesalinan fisiologis biodta didapatkan; Umur dalam kategori
usia subur (15 – 49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda (kurang
dari 20 tahun) atauterlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan
keompok resiko tinggi.
b) Keluhan Utama
Pada umumnya pasien mengeluh nyeri pada daerah pinggang
menjalar ke perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya
lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air kemih, bila buang
air kemih hanya sedikit-sedikit.
c) Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan
anatara 38 –42 minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan
yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin
sering, tertaur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur
lendir).kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Riwayat penyakit dahulu.
Adanya penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus mielitus, TBC,
Hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami,
dapat memperberat persalinan.
e) Riwayat penyakit keluarga.
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan
hamil kembar pada pasien, TBC, Hepatitis, Penyakit kelamin,
memungkinkan penyakit tersebut ditularkan pada pasien, sehingga
memperberat persalinannya.
f) Pola Kebutuhan sehari-hari.
1) Nutrisi.
Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan
yang menurun.
2) Istirahat tidur.
Pasien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung
pada letak punggung anak,pasien sulit tidur terutama kala I –
IV.
3) Aktivitas.
Pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas
pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak
mebuat pasien cepat lelah, capai, lesu. Pada kala I apabila
kepala janin telah masuk sbagian ke dalam PAP serta ketuban
pecah, pasien dianjurkan duduk / berjalan-jalan disekitar
ruangan / kamar bersalin. Pada kala II kepala janin sudah
masuk rongga PAP pasien dalam posisi miring ke kanan / kiri.
4) Eliminasi.
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan
proses persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi
konstipasi.
5) Personal Hygiene.
Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki
dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi.
6) Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan
seksual / fungsi dari sek yang tidak adekuat karena adanya
proses persalinan dan nifas.
2). Pemeriksaan umum meliputi:
a) Tinggi badan dan berat badan.
Ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar
memiliki panggul yang sempit. Berat badan ibu perlu dikontrol secara
teratur dengan peningkatan berat badan selama hamil antara 10–12 kg.
b) Tekanan Darah.
Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan
biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg
c) Suhu badan nadi dan pernafasan.
Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan anatara 36 0-370 C, bila
suhu lebih dari 375C dianggap ada kelainan. Kecuali bagi pasien setelah
melahirkan suhu badan 375C- 378C masih dianggap normal karena
kelelahan. Keadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu, Biola suhuu
naik keadaan nadi akan bertambah pula dapat disebabkan karena
adanya perdarahan.
Pada pasien yang akan bersalin / bersalin pernafasanannya agak pendek
karena kelelahan, kesakitan dan karena membesarnya perut, pernafasan
normal antara 80 – 100 X / menit, kadang meningkat menjadi normal
kembali setelah persalinan, dan diperiksa tiap 4 jam.
3). Pemeriksaan fisik.
a. Kepala dan leher.
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya pembengkakan
pada kelopak mata, konjungtiva kadang pucat, sklera kuning, hiperemis
ataupun normal, hidung ada polip atau tidak, caries pada gigi,
stomatitis, pembesaran kelenjar.
b. Dada.
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi
areola dan papila mamae serta ditemukan adanya kolustrum.
c. Abdomen
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba /
nigra, terdapat striae gravidarum. Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari
bawah prosesus xypoideus, usia kehamilan prematur pertengahan pusat
dan prosesus xypoideus, punggung kiri / punggung kanan , letak kepala,
sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang makin lama makin
sering dan kuat. Auskultasi : ada / tidaknya DJJ,frekwensi antara 140 –
160 x / menit.
d. Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban. Bila
terdapat pengeluaran mekonium yaitu feses yang dibnetuk anak dalam
kandungan, menandakan adannya kelainan letak anak. Pemeriksaan
dalam untuk mengetahui jauhnya dan kemajuan persalinan, keadaan
servic, panggul serta keadaan jalan lahir.
e. Ekstremitas.
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karena pre eklamsia atau karena karena penyakit
jantung / ginjal. Ada varices pada ekstremitas bagian bawah karena
adanya penekanan dan pembesaran uterus yang menekan vena abdomen
APN, 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta:
JNPK-KR.