Anda di halaman 1dari 17

A.

      Pengertian

a.       Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir (Saifudin, abdul bari.2002)

b.      Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melelui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2006)

c.       Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan ibu
sendiri, tanpa bantuan alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam (mochtar, rustam.1998)

B.      Etiologi Persalinan

Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teo

ri – teori yang kompleks. Faktor – faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi di sebut sebagai faktor – faktor yang
mengakibatkan persalinan mulai.

Menurut Wiknjosastro (2006) mulai dan berlangsungnya persalinan, antara lain :

a.     Teori penurunan hormon

Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang terjadi kira – kira 1 – 2 minggu
sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja sebagai penenang bagi otot – otot uterus dan
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone
turun.

b.    Teori plasenta menjadi tua

Villi korialis mengalami perubahan – perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesterone
menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.

c.     Teori berkurangnya nutrisi pada janin

Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di keluarkan.

d.    Teori distensi rahim

Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia
otot – otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat menggangu sirkulasi
uteroplasenter sehingga plasenta menjadi degenerasi.

e.     Teori iritasi mekanik


Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak di belakang serviks.
Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus akan timbul.

f.     Induksi partus (induction of labour)

Parus dapat di timbulkan dengan jalan :

1)      Gagang laminaria : beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis servikalis dengan
tujuan merangsang pleksus frankenhauser.

2)      Amniotomi : pemecahan ketuban.

3)      Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan infuse.

C.       Patofisiologi Persalinan

a.    Tanda – tanda permulaan persalinan

Menurut Manuaba (1998), tanda – tanda permulaan peralinan :

1)      Lightening atau settling atau dropping

Yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara
tidak begitu kentara.

2)      Perut kelihatan lebih melebar, fundus uterus turun.

3)      Perasaan sering – sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.

4)      Perasaan sakit di perut dan di pegang oleh adanya kontraksi. Kontraksi lemah di uterus,
kadang – kadag di sebut “ traise labor pains”.
5)      Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah juga bercampur
darah (bloody show)

6)      Tanda – tanda inpartu.

Menurut Mochtar (1998), tanda – tanda inpartu :

a.      Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.

b.      Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan – robekan
kecil pada serviks’

c.      Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d.      Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

D.      Pembagian Tahap Persalinan

a.    Persalinan kala I

Menurut azwar (2004), persalinan kala I adalah pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap.

Dengan ditandai dengan :

1)      Penipisan dan pembukaan serviks.

2)      Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit).

3)      Keluarnya lendir bercampur darah.

Menurut wiknjosasto, kala pembukaan di bagi atas 2 fase yaitu :

1)      Fase laten

Pembukaan serviks berlangsung lambat, di mulai dari pembukaan 0 sampai pembukaan 3 cm,
berlangsung kira – kira 8 jam.

2)      Fase aktif

Dari pembukaan 3 cm sampai pembukaan 10 cm, belangsung kira – kira 7 cm.

Di bagi atas :

a).  Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4.

b) . Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari
pembukaan 4 cm menjadi 9 cm
c).  Fase deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm.

Kontraksi  menjadi lebih kuat dan sering pada fase aktif. Keadaan tersebut dapat dijumpai
pada primigravida maupun multigravida, tetapi pada multigravida fase laten, fase aktif das
fase deselerasi terjadi lebih pendek.

(1)   Primigravida

Osteum uteri internum akan membuka terlebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan
menipis. Keadaan osteum uteri eksternal membuka, berlangsung kira – kira 13 – 14 jam.

(2)   Multigravida

Osteu uteri internum sudah membuka sedikit sehingga osteum uteri internum dan eksternum
serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang bersama.

b.   Kala II (pengluaran)

Menurut winkjosastro (2002), di mulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Pada primigravida berlangsung 2 jam dan pada multigravida berlangsung 1 jam.

Pada kala pengluaran, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira – kira 2 -3 menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot –
otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada
rectum, ibu merasa seperti mau buang air bersih, dengan tanda anus terbuka.

Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang.
Dengan his mengedan maksimal kepala janin di lahirkan dengan suboksiput di bawah
simpisis dan dahi, muka, dagu melewati perineum. Setelah his istriadat sebentar, maka his
akan mulai lagi untuk meneluarkan anggota badan bayi.

c.    Kala III (pelepasan uri)

Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengluaran uri (mochtar, 1998). Di mulai segera
setelah bayi baru lahir samapi lahirnya plasenta ysng berlangsung tidak lebih dari 30 menit
(saifudin, 2001)

1)      Tanda dan gejala kala III

Menurut depkes RI (2004) tanda dan gejala kala III adalah : perubahan bentuk dan   tinggi
fundus uteri, tali pusat memanjang, semburan darah tiba – tiba.

2)      Fase – fase dalam pengluaran uri (kala III)

Menurut Mochtar (1998) fase – fase dalam pengluaran uri meliputa :

a)       Fase pelepasan uri

Cara lepasnya luri ada beberapa macam, yaitu :


(1)   Schultze : lepasnya seperti kita menutup payung , cara ini paling sering terjadi (80%).
Yang lepas duluan adalah bagian tengah, kemudian seluruhnya.

(2)   Duncan : lepasnya uri mulai dari pinggir, uri  lahir akan mengalir keluar antara selaput
ketuban pinggir plasenta.

b)       Fase pengeluaran uri

Persat – perasat untuk mengetahui lepasnya uri, antara lain :

(1)   Kustner, dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada atas simfisis, tali pusat di
tegangkan maka bila tali pusat masuk (belum lepas), jika diam atau maju ( sudah lepas).

(2)   Klein, saat ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat kembali ( belum lepas),
diam atau turun ( sudah lepas).

(3)   Strassman, tegangkan tali pusat dan ketok fundus bila tali pusat bergetar (belum lepas),
tidak bergetar (sudah lepas), rahim menonjol di atas simfisis, tali pusat bertambah panjang,
rahim bundar dank eras, keluar darah secara tiba – tiba.

d.    Kala IV ( obsevasi )

Menurut saifudin (2002), kala IV dimulai dari saat lahirnya plasena sampai 2 jam pertama
post partum.

Observasi yang di lakukan pada kala IV adalah :

1)      Tingkatk kesadaran

2)      Pemeriksaan tanda – tanda vital, tekanan darah, nadi dan pernafasan

3)      Kontraksi uterus

4)      Perdarahan : dikatakan normal jika tidak melebihi 500 cc.

E.        Mekanisme Persalinan Normal

Menurut Manuaba (1999) gerakan – gerakan janin dalam persalinan adalah  sebagi berikut :

a.       Engagement ( masuknya kepala ) : kepala janin berfiksir pada pintu atas panggul.

b.      Descent ( penurunan )

Penurunan di laksanakan oleh satu / lebih.

1)      Tekanan cairan amnion

2)      Tekanan langsung fundus pada bokong kontraksi otot abdomen.

3)      Ekstensi dan penelusuran badan janin.


4)      Kekuatan mengejan.

c.       Fleksion (fleksi)

Fleksi di sebabkan karena anak di dorong maju dan ada tekanan pada PAP, serviks, dinding
panggul atau dasar panggul. Pada fleksi ukuran kepala yang melalui jalan lahir kecil, karena
diameter fronto occopito di gantikan diameter sub occipito.

d.      Internal rotation ( rotasi dalam)

Pada waktu terjadi pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah
dari janin memutar ke depan ke bawah simfisis ( UUK berputar ke depan sehingga dari dasar
panggul UUK di bawah simfisis)

e.       Extensition ( ekstensi )

Ubun – ubun kecil (UUK) di bawah simfisis  maka sub occiput sebagai hipomoklion, kepala
mengadakan gerakan defleksi ( ekstensi ).

f.       External rotation (rotasi luar)

Gerakan sesudah defleksi untuk menyesuaikan kedudukan kapala denga punggung anak.

g.      Expulsion ( ekspusi ) : terjadi kelahiran bayi seluruhnya.

F.        Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut mochtar ( 1998 ) faktor – fakor yang berperan dalam persalinan antara lain :

a.    Jalan lahir (passage)

1)         Jalan  lahir di bagi atas :

a)   Bagian keras tulang – tulang panggul ( rangka panggul ).

b)   Bagian lunak panggul.

2)         Anatomi jalan lahir

a)   Jalan lahir keras : pelvis/panggul

Terdiri dari 4 buah tulang, yaitu :

(1)   Os.coxae, terdiri dari : os. Illium, os. Ischium, os.pubis

(2)   Os.sacrum : promontorium

(3)   Os.coccygis.

Tulang panggul di pisahkan oleh pintu atas panggul menjadi 2 bagian :


(1)   Pelvis major : bagian di atas pintu atas panggul dan tidak berkaitan dengan persalinan.

(2)   Pelvis minor : menyerupai suatu saluran yang menyerupai sumbu melengkung ke depan.

b)   Jalan lahir lunak : segmen bawah rahim, serviks, vagina, introitus vagina, dan vagina,
muskulus dan ligamentum yang menyelubungi dinding dalam dan bawah panggul.

3)        Bidang-bidang Hodge

Adalah bidang semu sebagai pedoman untuk menentukan kemajuan persalinan, yaitu
seberapa jauh penurunan kepala melalui pemeriksaan dalam.

Bidang hodge :

Ø  Hodge I  : promontorium pinggir atas simfisis

Ø  Hodge II      : hodge I sejajar pinggir bawah simfisis

Ø  Hodge III     : hodge I sejajar ischiadika

Ø  Hodge IV     : hodge I sejajar ujung coccygeus

Ukuran – ukuran panggul :

Ø Distansia spinarium (24 – 26 cm)

Ø Distansia cristarium (28 – 30 cm)

Ø Conjugate externa (18 – 20 cm)

Ø Lingkar panggul (80-90 cm)

Ø Conjugate diagonalis (12,5 cm)

b.   Passenger ( janin dan plasenta )

1)      Janin

Persalinan normal terjadi bila kondisi janin adalah letak bujur, presentasi belakang kepala,
sikap fleksi dan tafsiran berat janin <4000 gram.

2)      Plasenta

Plasenta berada di segmen atas rahim (tidak menhalangi jalan rahim). Dengan tuanya
plasenta pada kehamilan yang bertambah tua maka menyebabkan turunya kadar estrogen dan
progesterone sehinga menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan
kontraksi.

c.    Power (kekuatan)


Yaitu faktor kekuatan ibu yang mendorong janin keluar dalam persalinan terdiri dari :

1)      His (kontraksi otot rahim)

His yang normal mempunyai sifat :

Ø  Kontraksi dimulai dari salah satu tanduk rahim.

Ø  Fundal dominan, menjalar ke seluruh otot rahim.

Ø  Kekuatannya seperti memeras isi rahim dan otot rahim yang berkontraksi tidak kembali ke
panjang semula sehinnga terjadi refleksi dan pembentukan segmen bawah rahim.

2)      Kontraksi otot dinding perut.

3)      Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

4)      Ketegangan dan kontraksi ligamentum.

G.       Perubahan – Perubahan Fisiologis Dalam Persalinan

Menurut pusdiknakes 2003, perubahan fisiologis dalam persalinan meliputi :

a. Tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata – rata 10 –
20 mmHg dan kenaikan diastolic rata – rata 5-10 mmHg. Diantara kontraksi uterus, tekanan
darah kembali normal pada level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan
meningkatkan tekanan darah.

b.Metabolism

Selama persalinan metabolism karbohidrat aerobic maupun metabolism anaerobic akan naik
secara berangsur disebabkan karena kecemasan serta aktifitas otot skeletal. Peningkatan inni
ditandai dengan kenaikan suhu badan, denyut nadi, pernafasan, kardiak output, dan
kehilangan cairan.

c. Suhu badan

Suhu badan akan sedikit meningkat selam persalinan, terutama selam persalinan dan segera
setelah kelahiran. Kenaikan suhu di anggap normal jika tidak melebihi 0.5 – 1 ˚C.

d.    Denyut jantung

Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis naik selama
kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung  sedikit meningkat di bandingkan sebelum
persalinan.

e. Pernafasan
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka terjadi peningkatan laju pernafasan yang di
anggap normal. Hiperventilasi yang lama di anggap tidak normal dan bias menyebabkan
alkalosis.

f. Perubahan pada ginjal

Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin di sebabkan oleh peningkatan filtrasi
glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit di anggap biasa
dalam persalinan.

g.Perubahan gastrointestinal

Motilitas lambung dan absorpsi makan padat secara substansial berkurang banyak sekali
selama persalinan. Selai itu, pengeluaran getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas
pencernaan hamper berhenti, dan pengosongan lambung menjadi sangat lamban. Cairan tidak
berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. Mual atau muntah biasa
terjadi samapai mencapai akhir kala I.

h. Perubahan hematologi

Hematologi meningkat sampai 1,2 garam/100 ml selama persalinan dan akan kembali pada
tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali ada perdarahan post
partum.

H.       Perubahan Psikologi Pada Ibu Bersalinan Menurut Varney (2006) :

a.       Pengalaman sebelumnya

Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri dan fokus pada dirinya sendiri ini timbul
ambivalensi mengenai kehamilan seiring usahanya menghadapi pengalaman yang buruk yang
pernah ia alami sebelumnya, efek kehamilan terhadap kehidupannya kelak, tanggung
jawab ,yang baru atau tambahan yang akan di tanggungnya, kecemasan yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk nenjadi seorang ibu.

b.      Kesiapan emosi

Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang bias terkendali yang di akibatkan oleh
perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya sendiri serta pengaruh dari orang – orang
terdekatnya, ibu bersalin biasanya lebih sensitive terhadap semua hal. Untuk dapat lebih
tenang dan terkendali biasanya lebih sering bersosialisasi dengan sesame ibu – ibu hamil
lainnya untuk saling tukar pengalaman dan pendapat.

c.       Persiapan menghadapi persalinan ( fisik, mental,materi dsb)

Biasanya ibu bersalin cenderung mengalami kekhawatiran menghadapi persalinan, antara lain
dari segi materi apakah sudah siap untuk menghadapi kebutuhan dan penambahan tanggung
jawab yang baru dengan adnya calon bayi yang akan lahir. Dari segi fisik dan mental yang
berhubungan dengan risiko keselamtan ibu itu sendiri maupun bayi yang di kandungnya.

d.      Support system


Peran serta orang – orang terdekat dan di cintai sangat besar pengaruhnya terhadap psikologi
ibu bersalin biasanya sangat akan membutuhkan dorongan dan kasih saying yang le bih dari
seseorang yang di cintai untuk membantu kelancaran dan jiwa ibu itu sendiri.
PERSALNINAN A. Definisi Pengertian Persalinan

PERSALNINAN
A.     Definisi
Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang
telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998: 157).

Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut: (Manuaba,
1998 : 157)
a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri.
b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.

Perencanaan Persalinan
Perencanaan persalinan sebaiknya dilakukan untuk mengantisipasi kesulitan yang
mungkin terjadi. Perencanaan persalinan terdiri dari: (Huliana, 2001 : 115)
a. Tempat melahirkan.
b. Penolong persalinan.
c. Transportasi.
d. Penghilang rasa nyeri.
e. Pendamping persalinan.
f. Plasenta (dimana plasenta akan diurus)

Gambaran Perjalanan Persalinan (Manuaba, 2001 : 164)


a. Tanda persalinan sudah dekat
1) Terjadi lightening.
2) Terjadi his permulaan (palsu).

b. Tanda persalinan
1) Terjadinya his persalinan.
2) Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda).
3) Pengeluaran cairan (ketuban pecah).
c. Pembagian Waktu persalinan
1) Kala I : sampai pembukaan lengkap.
2) Kala II : pengusiran janin (lahirnya bayi).
3) Kala III : pengeluaran uri (lahirnya plasenta).
4) Kala IV : observasi 2 jam (perdarahan postpartum).

            Pembagian Persalinan


Menurut cara persalinan dibagi menjadi :
1.       Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup
bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak memanjang, presentasi belakang kepala yang
disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu
kurang dari 24 jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.

2.  Persalinan abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat maupun
melalui dinding perut dengan operasi caesarea.

B.     Penyebab
Sebab – Sebab Mulainya Persalinan

Sebab –sebab mulainya persalinan belum diketahui secara pasti. Banyak faktor yang
memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan.
Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab persalinan ialah :
1. Penurunan kadar progesteron
Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerenggangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone
menurun sehingga timbul his.
2. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot
rahim.
3. Ketegangan otot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya terenggang oleh
karena isinya.
4. Pengaruh janin / fetal cortisol
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan, oleh karena itu
pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.

5. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah satu penyebab permulaan
persalinan.

C.     Gejala dan Tanda


1.      Gejala
Banyak wanita mulai merasakan tanda-tanda dan gejala-gejala persalinan sehari bahkan
seminggu sebelum sang bayi benar-benar lahir. Tanda-tanda ini memberitahukan anda bahwa
persalinan sudah dekat, dan membantu tubuh anda untuk menyiapkan diri. Jika anda adalah
seorang calon ibu untuk yang pertama kalinya, tanda-tanda awal persalinan dapat terjadi
beberapa minggu sebelum persalinan yang sesungguhnya. Sedangkan untuk kehamilan
berikutnya, tanda-tanda ini mungkin akan dirasakan ketika sudah mendekati persalinan.
Berikut ini adalah beberapa tanda bahwa persalinan sudah dekat:

a.      Engagement  atau Turunnya Bayi ke Panggul


Ketika persalinan sudah mendekati, kepala bayi anda sudah mulai turun ke area tulang
panggul (pelvic inlet). Kejadian ini merupakan akibat dari melunaknya uterus anda.
Engagement atau turunnya kepala bayi membuat anda bisa bernafas lebih lega. Heartburn
yang pernah anda alami juga mulai berhenti. Turunnya bayi anda dapat terjadi kapan saja
sejak dua hingga empat minggu sebelum bayi anda benar-benar lahir. Jika anda telah
merasakan tanda-tanda awal persalinan ini, maka anda dapat meyakinkan diri bahwa proses
memiliki seorang bayi sedang dimulai. Kehamilan anda akan segera memasuki tahap akhir,
dan tanda awal persalinan yang tengah anda rasakan adalah benar.

b.      Tekanan Panggul (Pelvic)


Setelah bayi anda turun dengan kepala berada di dalam panggul, anda mungkin akan merasa
kurang nyaman. Sakit yang anda rasakan ini merupakan akibat dari adanya tekanan panggul,
dan anda akan lebih sering berkemih serta lebih sering buang air besar karena meningkatnya
aktivitas usus. Ini merupakan salah satu tanda persalinan yang jelas. Adanya relaksasi tulang
sendi beserta ikatan-ikatannya, dapat menyebabkan nyeri di punggung belakang. Hal ini juga
dapat menyebabkan nyeri tiba-tiba karena bayi anda menekan dasar panggul anda. S elain itu,
kaki anda mungkin membengkak sebagai akibat meningkatnya tekanan terhadap pembuluh
darah yang melewati panggul. Berbaring ke kiri, dapat membantu anda meringankan tanda-
tanda awal persalinan ini.

c.       Vaginal Discharge / Keputihan


Jangan kaget jika vagina anda lebih banyak mengeluarkan cairan, yang biasa disebut
keputihan. Hal ini merupakan akibat dari melunaknya rahim anda. Cairan dapat berwarna
putih, dan kadang berwarna merah muda. Ini adalah salah satu dari tanda awal persalinan
yang tidak nyaman bagi anda. Keputihan yang berwarna kuning atau berbusa, bisa
merupakan tanda terjadinya infeksi. Jika cairan mengalami perubahan warna, beritahukanlah
dokter anda.

d.      Mengigil
Tanda awal persalinan lainnya adalah menggigil tanpa sebab yang jelas. Hal ini dapat terjadi
tanpa adanya perasaan dingin atau karena anda lemah, dan dapat terjadi akibat hormon stres
atau adanya perubahan kadar hormon progesteron dalam tubuh anda. Menggigil merupakan
salah satu tanda awal kelahiran bayi anda.

e.      Diare
Suatu gejala dan tanda awal persalinan yang tidak menyenangkan adalah diare. Pelepasan
suatu unsur kimia dalam tubuh yang disebut dengan prostaglandins dapat terjadi dalam proses
awal suatu persalinan. Pemicu ini dapat mengakibatkan meningkatnya aktivitas usus (loose
bowel movement). Dibawah ini adalah tanda dan gejala persalinan akan segera terjadi, dan
anda harus segera bersiap-siap ke rumah sakit.

2.      TANDA AWAL PERSALINAN AKAN SEGERA TERJADI

Penyebab pasti lahirnya seorang bayi sampai sekarang masih belum diketahui. Teori yang
berkembang pada saat ini menyatakan bahwa bayi dalam kandungan membantu
memproduksi unsur-unsur tertentu yang kemudian berubah menjadi hormon-hormon
kehamilan. Berikut ini adalah tiga tanda dan gejala utama yang khas terjadi dan dapat
menunjukkan bahwa sebentar lagi anda akan melahirkan dan memiliki seorang bayi.

a.      Penyumbatan Mucus atau Perdarahan


mulai membesar, sejumlah mucus (lendir) menyumbat, menutupi leher rahim dan kehamilan
anda akan segera berakhir. Cairan berwarna kemerahan atau kecoklatan mungkin saja akan
muncul, dan hal ini disebut dengan perdarahan. Meskipun hal ini dapat disimpulkan bahwa
sebuah kelahiran akan segera terjadi, akan tetapi perdarahan bisa terjadi pada beberapa
minggu sebelum kelahiran yang sesungguhnya. Oleh karena itu, tanda-tanda ini tidak dapat
dijadikan satu-satunya tanda dan gejala persalinan.

b.      Pecah Membran


Juga dikenal sebagai “pecah ketuban”, terjadi ketika kantung amniotic pecah. Ini merupakan
tanda awal persalinan yang paling umum terjadi. Jika ketuban telah pecah, maka anda dapat
menduga bahwa persalinan akan terjadi dalam waktu 24 jam. Ketika ketuban pecah, biasanya
kontraksi akan terjadi lebih intensif, dan bayi anda akan semakin dekat ke arah pelebaran
rahim. Jika anda mengalami pecah ketuban di rumah, ingatlah kapan kejadian ini
berlangsung, konsistensi dan jumlah cairan ketuban yang telah keluar. Cairan ketuban pada
umumnya berwarna bening dan tidak berbau, dan akan terus keluar sampai pada s aat anda
melahirkan. Dokter akan meminta anda untuk menj aga vagina bebas dari benda-benda asing
untuk menj aga resiko terjadinya infeksi. Pecah ketuban adalah salah satu tanda persalinan
yang paling umum terjadi.

c.       Kontraksi Regular


Salah satu tanda umum yang paling sering terjadi dan salah satu cara untuk mengetahui
bahwa persalinan akan segera terjadi adalah konsistensi kontraksi. Leher rahim yang telah
melunak akan semakin melebar dan akan terus berlanjut hingga proses persalinan selesai. Hal
ini merupakan sebuah tanda persalinan yang nyata, dan berarti bayi anda akan segera lahir.
Kontraksi akan terjadi lebih teratur, intensitas dan lamanya kontraksi juga akan berlangsung
lebih lama. Kontraksi mengawali sebuah proses yang mendorong bayi anda keluar secara
perlahan-lahan melalui uterus bawah, sehingga kelahiran menjadi semakin dekat. Kontraksi
ini, bersama tanda-tanda lainnya, merupakan tanda-tanda persalinan yang jelas, dan sebentar
lagi anda akan memiliki seorang bayi!

D.    Pemeriksaan data Penunjang

Data penunjang ini diperlukan untuk menentukan tindakan apakah persalinan dengan KPD
dapat berjalan normal atau tidak, misalnya hasil akhir laboratorium, kertas lakmus dan USG,
serta dilakukan pemeriksaan panggul luar karena jika panggul ibu sempit, maka hal tersebut
juga menjadi salah satu penyebab terjadinya KPD, maka persalinan ini per abdominal atau
SC.

E.     Penatalaksanaan
Mengingat bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang dihindarkan. Untuk itu
bila pada waktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang, terutama pada primigravida,
hendaknya diusahakan melakukan versi luar menjadi presentasi kepala. Versi luar sebaiknya
dilakukan pada kehamilan antara 34 dan 38 minggu. Pada umumnya versi luar sebelum
minggu ke-34 belum perlu dilakukan, karena kemungkinan besar janin masih dapat memutar
sendiri, sedangkan setelah minggu ke-38 versi luar sulit untuk berhasil karena janin sudah
besar dan jumlah air ketuban relatif berkurang. 6
Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus pasti, sedangkan denyut jantung
janin harus baik. Apabila bokong sudah turun, bokong harus dikeluarkan lebih dahulu dari
rongga panggul, tindakan ini dilakukan dengan meletakkan jari-jari kedua tangan penolong
pada perut ibu bagian bawah untuk mengangkat bokong janin. Kalau bokong tidak dapat
dikeluarkan dari panggul, usaha untuk melakukan versi luar tidak ada gunanya. Setelah
bokong keluar dari panggul, bokong ditahan dengan satu tangan, sedang tangan yang lain
mendorong kepala ke bawah sedemikian rupa, sehingga fleksi tubuh bertambah.
Penatalaksanaan persalinan
-Siapkan resusitator berpengalaman
-Kosongkan kandung kemih
-Penolong didampingi asisten yang berpengalaman
-Siapkan forceps bila diperlukan
F.      Pencegahan
1.      Pendidikan
2.      Pemeriksaan dan pelayanan antenatal care
3.      Memperbaiki makan
4.      Menghindarkan kerja berat selama hamil

G.    Diagnose Keperawatan


a.                 Kala I 

v  Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi
terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.

v  Penanganan
o   Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
o   Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan
posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
o   Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
o   Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
o   Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air
besar/.kecil.
o   Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara : gunakan kipas
angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
o   Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup minum
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin 

v  Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan
dansetelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
·         Warna cairan amnion
·         Dilatasi serviks
·         Penurunan kepala ( yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar )
 Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin diagnosis in partu
belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb
setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis
dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka
diagnosanya adalah persalinan palsu. Pada kala II lakukan pemriksaan dalam setiap jam

H.    Rencana Tindakan


Langkah- Langkah tindakan pada persalinan
1)       Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm
peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan
episiotomi median,mediolateral atau lateral

2)       Episotomi dilakukan pada saat his dan ,mengejan untuk mengurangi sakit,tujuan episiotomi
adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi

3)       Persiapan kelahiran kepala,tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan
baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi

4)       Stelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan
dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os
aksiput kearah punggung

5)       Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk
melahirtkan bahu depan,ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu
lahir ketiak dikaitr untuk melahirkan sisa badan bayi

6)       Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lender sehingga bayi
dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan

7)      Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :


Ø  Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang dengan
sempurna
Ø  Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm sehingga
peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
Ø  Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk
ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern
ikterus 

8). Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya

9). Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan


Ø  Kateterisasi kandung kemih
Ø  Menjahit luka spontan atau luka episiotomi

I.       Intervensi
Rencana asuhan atau intervensi bagi ibu bersalin dikembangkan melalui kajian data yang
telah diperoleh, identifikasi kebutuhan atau kesiapan asuhan dan intervensi, dan mengukur
sumberdaya atau kemampuan yang dimiliki. Hal ini dilakukan untuk membuat ibu bersalin
dapat ditangani secara baik dan melindunginya dari berbagai masalah atau penyulit potensial
dapat mengganggu kualitas pelayanan, kenyamanan ibu ataupun mengancam keselamatan ibu
dan bayi.

Rencana asuhan harus dijelaskan dengan baik kepada ibu dan keluarganya agar mereka
mengerti manfaat yang diharapkan dan bagaimana upaya penolong untuk menghindarkan ibu
dan bayinya dari berbagai gangguan yang mungkin dapat mengancam keselamatan jiwa atau
kualitas hidup mereka.
Contoh:
Rencana asuhan kala satu:

 denyut jantung janin: setiap ½ jam


 frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap ½ jam
 nadi: setiap ½ jam
 pembukaan serviks: setiap 4 jam
 penurunan bagian terbawah janin: setiap 4 jam
 tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam
 produksi urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam

Rencana asuhan pada kasus tali pusat menumbung:

 pemberian oksigen nasal 6 L/menit


 mengatur posisi ibu untuk mencegah kompresi tali pusat oleh bagian tubuh bayi
 menghubungi rumah sakit rujukan untuk tindakan lanjutan
 stabilisasi kondisi ibu dan bayi yang dikandungnya
 pemantauan DJJ.

J.      Daftar Pustaka

http://www.scribd.com/doc/53660001/28/Penatalaksanaan-persalinan
http://www.scribd.com/doc/4535284/PENATALAKSANAAN-PERSALINAN-KALA-
TIGA-DAN-KALA-EMPAT
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/02/cara-penatalaksanaan-persalinan.html
http://iyan-fridslan.blogspot.com/2010/03/penatalaksanaan-pada-persalinan.html

Anda mungkin juga menyukai