Anda di halaman 1dari 15

A.

PENGERTIAN

Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usiakehamilan


cukup bulan letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi belakang
kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggulibu, serta tenaga ibu.
(Saifuddin, 2006).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi padakehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik padaibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2006).
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapathidup dari
dalam uterus melalui vagina ke duania luar (Hanifa Wiknjosastro,2009).
B. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teorimenghubungkan
dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf
dan nutrisi (Hafifah, 2011) :
1. Teori penurunan hormone1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan
hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darahsehingga
timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tuaTurunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkankekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahimRahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanikDi belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus
franterrhauss).Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin
akantimbul kontraksi uterus.
5. Induksi partusDapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukandalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksusfrankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
6. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak,
nutrisi janin dari plasenta berkurang.
(pada diagram, dari Lancet, kok estrogen meningkat.
7. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi
(pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
8. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin
merangsang terjadinya kontraksi.
9. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen
mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi
pencetus rangsangan untuk proses persalinan (DIAGRAM).
C. FISIOLOGI
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yangdapat
menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan ototrahim, penurunan
progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala
bayi. Dengan adanya kontraksi makaterjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR.
Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri
dari beberapa tahapantara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi
internal,ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala
bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi.
Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan
terasa nyeri.Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian
akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim
bertambahkecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara
bertahap.Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea,
locheadan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yangdapat
menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasentamaka produksi
estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan,sehingga hormon prolaktin aktif
dan produksi laktasi dimulai.
D. TANDA GEJALA/MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda Persalinan akan terjadi, maka menunjukkan tanda khusus
bahwa persalinan sudah dekat yaitu:
1. Terjadi lightening
Menjelang kehamilan 36 minggu pada primigravida terjadi
penurunanfundus uteri karena kepala bayi mulai masuk PAP yang
disebabkanoleh:
a. Adanya kontraksi uterus Braxton Hick
b. Ketegangan dinding perut
c. Ketegangan ligamen rotundum
d. Gaya berat janin dimana kepala ada di bawah

Semua ini dirasakan oleh ibu dengan rasa sesak berkurang, bagian bawah
rasa berat, terjadi kesulitan berjalan dan sering kencing.

2. Terjadi his pendahuluan


Makin tuanya kehamilan pengeluaran estrogen dan progesteron
makin berkurang sehingga menimbulkan kontraksi lebih sering yang diseb
uthis palsu, sifatnya :
a. Pasien nyeri ringan di perut bagian bawah
b. Datangnya tidak teratur dan durasinya lebih pendek
c. Tidak bertambah bila beraktivitas
Gejala-gejala Persalinan
1) Adanya his (kontraksi rahim)
Sering dan teratur dengan frekuensi yang makin pendek dan
sifatnyahilang timbul, his dirasakan dari perut bagian bawah
menjalar ke pinggang dan berpengaruh terhadap pembukaan servik.

2) Pengeluaran lendir dan darah


Adanya his terjadi perubahan servik berupa pendataran, penipisan
dan pembukaan sehingga timbul perdarahan akibat kapiler yang pe
cah,tanda ini disebut Bloody Show.
3) Adanya ketuban pecah
Pecahnya ketuban diharapkan persalinan terjadi dalam 24 jam.
4) Adanya perubahan servik : servik makin lunak, penipisan
dan pembukaan.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)Untuk mengetahui adanya risiko pada
keadaan preeklamsi maupunadanya gangguan pada ginjal dilakukan pada
trimester II dan III.
b. Pemeriksaan urin gula menggunakan reagen benedict dan menggunakan
diastic.
c. Pemeriksaan darah
2. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkangambaran dari
janin, plasenta dan uterus.
3. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengarDJJ, daerah
tersebut disebut fungtum maksimum.
4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksifrekuensi jantung
janin dan tokodynomometer untuk mendeteksikontraksi uterus kemudian
keduanya direkam pada kertas yang samasehingga terlihat gambaran keadaan
jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama.
F. PENATALAKSANAAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
1. Kala I (kala pembukaan)In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah,servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.Kala pembukaan dibagi
menjadi 2 fase :
a. Fase laten :
1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secar bertahap
2) Berlangsung hingga seviks membuka kurang dari 4 cm
3) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam (dr.
Gulardi wiknjosastro. 2008)
b. Fase aktif :
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat
secara bartahap ( kontraksi dianggap akurat/ memadai jika terjadi 3 kali
atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40detik atau
lebih)
2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau10 cm,
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau
primigravida ) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara )Terjadi
penurunan bagian terbawa janin. ( dr. Gulardiwiknjosastro. 2008).
2. Kala II (pengeluaran janin)His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali,
kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pad
a otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedankarena
tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tandaanus membuka.
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh
seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
a. Mekanisme persalinan:
1) Engagement
 Diameter biparietal melewati PAP
 Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
 Multipara terjadi permulaan persalinan
 Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang
pada PAP-Flexi Ringan
2) Descent (Turunnya Kepala) Turunnya presentasi pada inlet disebabkan
oleh 4 hal :
 Tekanan cairan ketuban
 Tekanan langsung oleh fundus uteri
 Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II)
 Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.
3) Flexion
Majunya kepala mendapat tekanan dari servix, dinding panggul atau
dasar panggul, Flexi (dagu lebih mendekati dada).
4) Rotation Internal
 Bagian terrendah memutar ke depan ke bawah symphisis
 Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan
lahir (Bidang tengah dan PBP)
 Terjadinya bersama dengan majunya kepala
 Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di
dasar panggul.
5) Extension
Defleksi kepala, karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas.
6) Rotation External
Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali ke arah panggul anak
untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam. Ukuran
bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP.
7) Expulsi Bahu
Depan di bawah symphisis sebagai Hypomoklion, lahir bahu
belakang, bahu depan, badan seluruhnya.
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan
fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat
kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas,
terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-
kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamatikeadaan ibu
terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga kondisi
kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus.Tugas uterus ini dapat
dibantu dengan obat-obat oksitosin.
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan
plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RLBerikan betametason untuk
pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih premature

Pemeriksaan Leopold

Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibuhamil


dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perutibu hamil
menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, ataumemindahkan bagian-
bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakantingkat tekanan tertentu.

Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah usia kehamilan 24 minggu,ketika


semua bagian janin sudah dapat diraba. Teknik pemeriksaan iniutamanya bertujun
untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus,dapat juga berguna untuk
memastikan usia kehamilan ibu dan memperkirakan berat janin.

Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yanggemuk
(dinding perut tebal) dan yang mengalami polihidramnion.Pemeriksaan ini juga
kadang-kadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibuhamil jika tidak dipastikan dalam
keadaan santai dan diposisikan secara memadai. Untuk membantu dalam
memudahkan pemeriksaan, maka persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan
pemeriksaan adalah :

1. Instruksikan ibu hamil untuk mengosongkan kandung kemihnya

2. Menempatkan ibu hamil dalam posisi berbaring telentang, tempatkan bantal kecil
di bawah kepala untuk kenyamanan
3. Menjaga privasi
4. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
5. Menghangatkan tangan dengan menggosok bersama-sama (tangan dingindapat
merangsang kontraksi rahim)
6. Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan jari

a. Pemeriksaan Leopold I
Tujuan: untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian
janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Teknik:
1) Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 45O atau lutut bagiandalam
diganjal bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu

2) Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arahsamping


umbilical
3) Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU
4) Meraba bagian Fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan,tentukan bagian
janin.
Hasil:

1) Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalahkeras,
bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan)

2) Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalahlunak,
kurang bundar, dan kurang melenting
3) Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada fundus terabakosong.

b. Pemeriksaan Leopold II
Tujuan: untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada
letak lintang tentukan di mana kepala janin.
Teknik:
1) Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksamenghadap ibu

2) Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dantelapak tangan
kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian
yang sama
3) Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan)telapak
tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah danrasakan adanya
bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil
(ekstremitas).
Hasil:

1) Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapatdigerakkan

2) Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisitidak jelas
dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secaraaktif maupun pasif.

c. Pemeriksaan Leopold III


Tujuan: untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yangterdapat di
bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudahmemasuki pintu
atas panggul (PAP).
Teknik:
1) Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksamenghadap
ibu
2) Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,telapak
tangan kanan bawah perut ibu
3) Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian
terbawah bayi
4) Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnyakemudian
goyang bagian terbawah janin.
Hasil:
1) Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkantonjolan yang
lunak dan kurang simetris adalah bokong
2) Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian bawah
digoyang, sudah tidak bias (seperti ada tahanan).
d. Pemeriksaan Leopold IV
Tujuan: untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian
bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah
memasuki pintu atas panggul.
Teknik:
1) Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus
2) Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dankanan
uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada padatepi atas
simfisis
3) Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari- jari
tangan yang meraba dinding bawah uterus.
4) Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu (konvergen) atautidak
bertemu (divergen)
5) Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagianterbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian
kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untukmemegang
pinggang bayi)
6) Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudianmeletakkan
jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untukmenilai seberapa
jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
Hasil:
1) Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen)
berarti bagian terendah janin belum memasuki pintu atas panggul, sedang
kanapabila kedua tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak
bertemu(divergen) mka bagian terendah janin sudah memasuki Pintu
AtasPanggul (PAP)
2) Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih
merabakepala, kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari
lima
jari, bagian kepala yang sudah masuk 4 bagian), dan seterusnya sampai 0/
5(seluruh kepala sudah masuk PAP)
Menentukan usia kehamilan
 Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di
atassimpisis
 Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara
simpisisdan pusat
 Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di
bawah pusat
 Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di
pusat
 Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas
pusat
 Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di
pertengahanantara Prosesus Xipoideus dan pusat
 Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di
bawahProsesus Xipoideus
 Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di
pertengahanantara Prosesus Xipoideus dan pusat. (Lakukan
konfirmasi denganwawancara dengan pasien untuk membedakan
dengan usia kehamilan 32minggu).

G. KOMPLIKASI
1. Pemberian obat penghilang rasa sakit yang tidak tepat
2. Hambartan persalinan
3. CPD (Chipalopelvic disproportion
4. Gawat janin
5. Subgsang
6. Pendarahan usai melahirkan
H. PENGKAJIAN FOKUS
1. KALA I
a. Fase laten
Pengakajian
 Integritas ego Klien tampak tenang atau cemas
 Nyeri atau ketidaknyamanan Kontraksi regular, terjadi peningkatan
frekuensi durasi atau keparahan
 Seksualitas Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda
kecoklatan atau terdiri dari flek lendir.
b. Fase aktif
Pengkajian
 Aktivitas istirahat Klien tampak kelelahan.
 Integritas ego Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam
persalinan ketakutan tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
 Nyeri atau ketidaknyamanan Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan
berakhir 30-40 detik.
 Keamanan Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada
posisi vertexs.
 Seksualitas Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan
1,2/ jam pada primipara)
2. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
 Melaporkan kelelahan
 Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik
relaksasi
 Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
5) Nyeri / ketidaknyamanan
 Dapat merintih / menangis selama kontraksi
 Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
 Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
 Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6) Pernafasan
7) Peningkatan frekwensi pernafasan
8) Seksualitas
 Servik dilatasi penuh (10 cm)
 Peningkatan perdarahan pervagina
 Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
 Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
.
3. KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
 Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal dengan cepat
 Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
 Nadi melambat
3) Makan dan cairan
 Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4) Nyeri / ketidaknyamanan
 Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
 Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas.
 Tali pusat memanjang pada muara vagina.
4. KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan.
2) Sirkulasi
 Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit)
 TD bervariasi,mungkin lebih rendah pada respon terhadap
analgesia/anastesia,atau meningkat pada respon pemberian
oksitisin atau HKK,edema,kehilangan darah selama persalinan
400-500 ml untuk kelahiran pervagina.
3) Integritas EgoKecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) EliminasiHaemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis.
5) Makanan/cairanMengeluh haus, lapar atau mual.
6) NeurosensoriSensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada
adanyaanastesi spinal.
7) Nyeri/ketidaknyamananMelaporkan nyeri, missal oleh karena trauma
jaringan atau perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan
dingin atauotot tremor.
8) KeamananPeningkatan suhu tubuh.
9) SeksualitasFundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak
setinggiumbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis,
striaemungkin pada abdomen, paha dan payudara.
I. FOKUS INTERVENSI
1. DX I Nyeri dan ansietas berhubungan dengan proses persalinan
a. Berikan gosok punggung tiap 2 jam dan pesan antara waktu kontraksi

b. Berikan kompres dingin pada dahi


c. Ganti popok dibawah bokong jika basah tiap 30 menit sampai 60 menit.
d. Ganti baju dan sprei jika diperlukan
e. Matikan lampu diatas pasien jika tidak diperlukan lagi
f. Atasi rasa tidak nyaman dengan pemberian obat sesuai perasaan
g. Hindari berbicara dengan pasien selama kontraksi
h. Ganti posisi tiap 30 menit

2. DX II Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi


a. Gangguan membran mukosa mulut berikan oral hygiene setiap jam dan kalau
perlu antara waktu kontraksi
b. Berikan mulut/kumur dengan dengan air atau pembersih mulut

3. DX III Potensi terhadap cedera yang berhubungan dengan fisiologi persalinan


a. Catat frekuensi lamanya dan kekuatan kontraksi tiap tiap 30 menit ,60 menit
,dan kalau perlu pada awal persalinan. Tingkatkan menjadi tiap 15-30 menit
pada persalinan aktif.
b. Auskultasi bunyi jantung janin segera setelah uterus lebih baik selama 1 menit
penuh ,jika tidak menggunakan pentaling elektrolit pada kala 2 persalinan
(tiap 15-30 menit kalau perlu)
c. Periksa T/D dan nadi, kalau perlu periksa suhu dan pernapasan tiap 2-4 jam.
d. Auskultasi bunyi jantung segera setelah pecahnya ketuban atau setelah
dilakukan amniotomy.
e. Miringkan ibu pada posisi literal kiri, tingkatkan jumlah tetesan infus, berikan
oksigen dengan maksud dan berhubungan jika terjadi vestress janin pada
auskultasi janin atau monitoring elektronik jantung

4. DX IV Gangguan membuka mukosa mulut yang berhubungan dengan pernafasan


mulut
a. Kurangi ansietas dengan melakukan hal berikut bila memungkinkan
b. Anjurkan pasangan atau orang terdekat untuk tetap dengan pasien untuk
memberikan dorongan selama persalinan
c. Biarkan perawatan pendukung berdasarkan pengetahuan pasien tentang proses
persalinan
d. Informasikan anggota keluarga atau teman yang mengetahui tentang kemajuan
pasien dan biarkan pasien mengetahui bahwa mereka tertarik padanya
e. Berikan kesempatan pada pasien untuk ke kamar mandi jika bagian persentasi
ditetapkan baik pada serviks sesuai pesanan
f. Pertahankan obat-obatan dosis pra persalinan atau obat-obatan sesuai dengan
pesanan
J. PATHWAYS

K. DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: EGC.
Depkes. 2008.Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal .Jakarta
USAIDGary dkk. 2006.Obstetri Williams,Edisi 21. EGC; Jakarta.
Halminton 2005.Asuhan Kebidanan Persalinan&Kelahiran.Jakarta: EGC.
NANDA, 2015,Nursing Diagnosis: Definitions and classification,Philadelphia,USA.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2012.Nursing Out Comes (NOC).United
States Of America
Mosby Elseveir Acadamic PressManuaba, Ida Bagus Gde. 2001.Kapita
Selekta Penatalaksanaan Rutin ObstetriGinekologi Dan KB.Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi, obstetri patologi.Ed 2.
EGC. Jakarta
Retno, dkk.2011.Buku Panduan Praktek Laboraturium: Keperawatan Maternitas.
Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Jenderal AchmadYani.Yogyakarta
Wiknjosastro, Dr Gulardi. 2008.Pelatihan Klinik Asuhan Keperawatan Persalinan
Normal .Jakarta : ISBN.
Wiknjosastro, Hanifah. 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiharjo. Jakarta: PTBina
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai