Anda di halaman 1dari 12

PERSALINAN NORMAL

1. Pengertian

Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang
dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.

2. Etiologi

Dalam persalinan ada dua hormon yang mempengaruhi dan dominan yaitu:

1). Hormon estrogen : Meningkatkan sensitifitas otot rahim dan memudahkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti oxcytoksin, prostaglandin, dan rangsangan mekanisme.

2). Hormon progesteron : Menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan dari
luar menyebabkan relaksasi otot dan otot polos.

Teori yang menimbulkan adanya persalinan

1). Teori keregangan : Keregangan otot rahim mempunyai batas tertentu oleh karena itu
setelah melewati batas tertentu akan terjadi kontraksi.

2). Teori penurunan progesteron : Proses penuaan plasenta, dimana terjadi penimbunan
jaringan ikat, penyempitan pembuluh darah, sehingga terjadi kebuntuan menyebabkan
produksi progesteron mengalami penurunan.

3). Teori oxcytoksin internal : Keseimbangan progesteron dan estrogen, meningkatkan


pengeluaran oxcytoksin dan mengakibatkan peningkatan aktivitas kontraksi rahim.

4). Teori prostaglandin : Peningkatan prostaglandin sejak hamil 15 minggu dikeluarkan


decidua dan prostaglandin sebagai pemicu terjadinya persalinan.

5). Tekanan kepala bayi pada ganglion cervikalis dan fleksus franken house dapat
menimbulkan kontraksi rahim dan reflek mengejan.

3. Fisiologi

Tahap-tahap persalinan

Selama proses persalinan terbagi menjadi 4 tahap (kala), yaitu:

Kala I
Ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, karena servik mulai membuka dan
mendatar. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase :

1). Fase laten : dari pembukaan 0 – 3 cm ( 7- 8 jam)

2). Fase aktif : dibagi menjadi tiga :

1. Fase Akselerasi : 3 – 4 cm ( 2 jam )

2. Fase Delatasi Maksimal : 4 – 8 cm ( 1- 2 jam)

3. Fase Deselerasi : 9 - 10 cm (1½ - 2 jam )

Kala II

Kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali.
Kepala janin telah turun masuk ruangan panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Ibu merasa seperti ingin buang air besar, karena tekanan pada rektum dengan tanda
anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perinium
meregang.

Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala diikuti seluruh badan bayi.

Kala III

Setelah bayi lahir kontraksi rahim beristirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat, berisi plasenta yang menjadi tebal dua kali sebelumnya. Beberapa saat
kemudian datang pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dengan waktu 10-15 menit seluruh
plasenta terlepas didorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan
diatas symphisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-10 menit setelah
bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100–200 cc.

Kala IV

Masa dua jam setelah persalinan, masa ini untuk melakukan observasi karena sering terjadi
perdarahan 2 jam pertama setelah persalinan. Hal-hal yang perlu diobservasi adalah:

 Keadaan umum ibu


 Tanda-tanda vital
 Kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
 Jumlah perdarahan
 Selama persalinan perdarahan yang normal tidak lebih dari 400 cc.
Mekanisme persalinan

Pada minggu terakhir kehamilan segmen bawah rahim meluas untuk menerima kepala janin
terutama pada primi dan juga pada multipara saat partus mulai.

Urutan turunnya kepala janin:

1). Pada permulaan persalinan kepala anak tepat diatas PAP dengan posisi ubun-ubun depan
dan belakang sama (SYNCLITISMUS)

2). Ubun – ubun dengan tertahan symphisis sehingga ubun –ubun belakang lebih rendah
karena bagian belakang ada lengkungan sakrum (ASYNTICLISMUS POSTERIOR)

3). Dengan adanya his kepala makin turun sehingga tekanan symphisis terlepas dan kepala
berputar lagi sampai ubun-ubun depan dan ubun-ubun belakang sama tinggi
(ASYNTICLISMUS)

4). Akhirnya sampai pintu bawah panggul dengan posisi kepala ubun-ubun depan lebih
rendah (ASYINTICLISMUS ANTERIOR) sehingga posisi kepala dalam keadaan flexi

5). Karena ruangan pintu bawah panggul lebih longgar dan lunak kepala mengadakan PUTAR
PAKSI dalam sehingga ubun-ubun kecil berada dibawah symphisis, saat ini akan terjadi
moulase kepala janin

6). Dengan kekuatan his dan mengejan kepala makin maju dan mengadakan ekstensi dan
defleksi (membuka pintu) dengan ubun-ubun kecil sebagai hypomuclion (pusat putaran) dan
lahirlah ubun-ubun besar, dahi, muka, dan kepala seluruhnya

7). Kemudian kepala mengadakan putar paksi (RESTITUSI) sesuai dengan letak punggung

8). Selanjutnya melahirkan badan anak.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

1. Power

His (kontraksi uterus)

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi ini yang bersifat otonomtidak
dipengaruhi kemauan, walaupun begitu dapat dipengaruhi dari luar misalnya rangsangan oleh
jari-jari tangan dapat menimbulkan kontraksi.Pembagian His dalam persalinan dan sifat-
sifatnya :
a) His pendahuluan

His tidak kuat, tidak teratur menyebabkan “show“.

b) His pembukaan (kala I)

· His pembukaan serviks sampai terjadi pembukan lengkap 10 cm.

· Mulai kuat, teratur dan sakit.

c) His pengeluaran (His mengedan) kala II

Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama.His untuk pengeluaran janin.Koordinasi
bersama antara : his kontraksi otot perut, diafragma dan ligamen

d) His pelepas uri (kala III)

Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.

e) His pengiring (kala IV)

Kontraksi lemah, masih sedikit pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.

2. Passege (Jalan Lahir)

Agar anak dapat melalui jalan lahir tanpa rintangan maka jalan tersebut harus normal.

a) Tulang panggul

Ukuran panggul dalam

· PAP (pintu atas panggul): Promontorium / conjugata diagonalis (normal - 12,5 cm Linia
inominata normal teraba - ½ lingkaran).

· RTP (Ruang tengah panggul):Spina ischiadica (normal tidak menonjol) lengkung sacrum
(normal cukup).

· PBP (Pintu Bawah Panggul):Arcus pubis (normal 90o) mobilitas os cocygeus (normal
cukup).

b) Dasar Panggul

Terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan untuk dapat dilalui anak dengan mudah.Jika
terjadi kekakuan pada jaringan dan otot. Hal ini akan menjadi robek atau ruptur.

c) Uterus dan vagina


· Uterus yang normal harus dapat menyesuaikan dengan isinya tanpa adanya rintangan di
dalam uterus, misalnya tumor.

· Vagina yang normal dapat merupakan saluran yang bebas dilalui anak.

3. Passanger (Janin)

Isi uterus yang akan dilahirkan adalah janin, air ketuban dan plasenta. Agar persalinan dapat
berjalan lancar maka faktor passanger harus normal.

4. Psikologis

Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi paling tidak
sama seperti kebutuhan jasmaninya.

5. Patofisiologi

Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan nyeri.
Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan
oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi
maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan
servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent,
fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin
menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat
menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir
kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan
mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan
plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan
lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat
menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen
dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi
laktasi dimulai.
6. Klasifikasi

1) Persalinan spontan : bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu sendiri.

2) Persalinan buatan : bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar yaitu alat forceps,
vacum, dan sectio caesarea

3) Persalinan anjuran : bila kekuatan untuk persalinan diambilkan dari luar dengan jalan
rangsangan yaitu : dengan induksi, amniotomi, dan lain-lain.

7. Manifestasi Klinis

Tanda-tanda Persalinan akan terjadi, maka menunjukkan tanda khusus bahwa persalinan sudah
dekat yaitu :
1) Terjadi lightening

Menjelang kehamilan 36 minggu pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena
kepala bayi mulai masuk PAP yang disebabkan oleh :

(1) Adanya kontraksi uterus Braxton Hick

(2) Ketegangan dinding perut

(3) Ketegangan ligamen rotundum

(4) Gaya berat janin dimana kepala ada di bawah

Semua ini dirasakan oleh ibu dengan rasa sesak berkurang, bagian bawah rasa berat, terjadi
kesulitan berjalan dan sering kencing.

2) Terjadi his pendahuluan

Makin tuanya kehamilan pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang sehingga
menimbulkan kontraksi lebih sering yang disebut his palsu, sifatnya :

(1) Pasien nyeri ringan di perut bagian bawah

(2) Datangnya tidak teratur dan durasinya lebih pendek

(3) Tidak bertambah bila beraktivitas

Gejala-gejala Persalinan

1). Adanya his (kontraksi rahim)

Sering dan teratur dengan frekuensi yang makin pendek dan sifatnya hilang timbul, his
dirasakan dari perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan berpengaruh terhadap pembukaan
servik.

2). Pengeluaran lendir dan darah

Adanya his terjadi perubahan servik berupa pendataran, penipisan dan pembukaan sehingga
timbul perdarahan akibat kapiler yang pecah, tanda ini disebut Bloody Show.

3). Adanya ketuban pecah

Pecahnya ketuban diharapkan persalinan terjadi dalam 24 jam.

4). Adanya perubahan servik : servik makin lunak, penipisan dan pembukaan.
8. Pemeriksaan Penunjang

1). Pemeriksaan Laboratorium

(1.) Pemeriksaan urine protein (Albumin)

Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya gangguan pada
ginjal dilakukan pada trimester II dan III.

(2.) Pemeriksaan urin gula

Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.

(3.) Pemeriksaan darah

2). Ultrasonografi (USG)

Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari janin,
plasenta dan uterus.

3). Stetoskop Monokuler

Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah tersebut
disebut fungtum maksimum.

4). Memakai alat Kardiotokografi (KTG)

Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan
tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas
yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat
yang sama

9. Penatalaksanaan

Memimpin persalinan dengan mengajarkan ibu untuk mengejan setiap ada his dengan cara tarik
nafas sedalam mungkin dipertahankan dengan demikian diafragma membantu otot dinding
rahim mendorong ke arah jalan rahim.

1) Bila kontraksi hilang ibu dianjurkan nafas dalam secara teratur

2) Demikian seterusnya sampai kepala anak akan lahir lalu ibu diminta untuk bernafas hal
ini agar perinium meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala tidak terlalu cepat

3) Menolong melahirkan kepala


(1) Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat

(2) Menahan perinium dengan satu tangan lainnya yang dialasi duk steril agar tidak terjadi
robekan.

(3) Setelah muka bayi lahir diusap dengan kasa steril untuk membersihkan dari kotoran

4) Melahirkan bayi

Periksa tali pusat

Bila ada lilitan tali pusat dilonggarkan dulu dan bila lilitan terlalu erat maka diklem pada dua
tempat dan dipotong sambil melindungi leher anak.

Melahirkan anak dan anggota seluruhnya

1) Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi (biparietal)

2) Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan tarikan ke atas untuk
melahirkan bahu belakang

3) Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala
dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh seluruhnya.

Diagnosa keperawatan :

Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan,penggunaan energi berlebihan

Nyeri berhubungan dengan kontraksi rahim & regangan pada jaringan

Penurunan cardiak out put berhubungan dengan peningkatan kerja jantung sekunder
penggunaan energi berlebih.

Resiko terjadi gangguan kesimbangan cairan berhubungan dengan perdarahan banyak

Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomi.

Interrvensi keperawatan :

Dx. 1. Pola napas tidak efektif b.d penggunaan energi berlebihan

Tujuan : Pola napas tidak terganggu/kembali efektif.


Observasi TTV selama jalannya persalinan

Rasional Deteksi dini keadaan klien sehingga dapat dilakukan tindakan secara tepat & cepat.

Dampingi klien & berikan dorongan mental selama perslinan

Rasional : Mengurangi kecemasan sehingga klien dapat mengatur pernapasan scr benar

Ajarkan tehnik pernapasan yg benar saat kontraksi

Rasional : Meningkatkan cadangan oksigen & tenaga

Ajarkan cara mengedan yg benar

Rasional : Agar klien dpt menghemat energi & melahirkan bayinya dng cepat.

Dx. 2. Nyeri b.d kontraksi rahim & regangan jaringan

Tujuan : Nyeri berkurang/hilang.

Observasi skala nyeri dng skala 1 – 10, intensitas & lokasi

Rasional : Mengetahui tingkat nyeri & ketergantungan klien serta kualitas nyeri

Ajarkan tehnik relaksasi & menarik napas panjang

Rasional : Meningkatkan relaksasi & rasa nyaman

Berikan penjelasan ttg penyebab nyeri & kapan hilangnya

Rasional : Meningkatkan pengetahuan sehingga mengurangi kecemasan,klien menjadi


kooperatif

Ajarkan cara mengedan yg benar jika pembeukaan sudah lengkap

Rasional : Mengurangi kelelahan & mempercepat proses persalinan.

Anjurkan klien u/ istirahat miring kiri jika tdk sedang kontraksi

Rasional : Mengurangi penekanan vena cava, meminimalkan hipoksia jaringan.

Dx. 3. Penurunan Cardiak output b.d peningkatan kerja jantung

Tujuan : Cardiak out put dalam batas normal, TD= 120/80 mmHg,Nadi=80 x/mnt

Observasi TTV
Rasional : Mengetahui perkembangan/perubahan yg terjadi pada klien

Observasi perubahan sensori

Rasional : Mengetahui ketidak adekuatan perfusi cerebral.

Observasi penggunaan energi & irama jantung

Rasional : Mengetahui tingkat ketergantungan klien.

Dx. 4. Resiko terjadi infeksi b.d adanya luka episiotomi

Tujuan : Tidak terjadi infeksi

Observasi TTV & tanda-tanda infeksi

Rasional : Deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi sehingga segera diatasi.

Lakukan vulva hygiene 2 x sehari (pagi – sore)

Rasional : Luka kotor mempengaruhi proses penyembuhan

Anjurkan klien u/ menganti pembalut setiap habis kencing atau kotor

Rasional : Kebersihan mempercepat proses penyembuhan & mencegah masuknya organisme.

Anjurkan klien untuk segera mobilisasi (duduk,berdiri & jalan serta menyusui bayinya )

Rasional : Mencegah sisa perdarahan/kotoran membendung dng mobilisasi sisa kotoran dpt
keluar sehingga mempercepat proses penyembuhan disamping itu mem-perlancar sirkulasi
darah keluka.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,Lynda Juall. 2001 Buku Saku Diagnosa Keperawatan. ed.8.EGC. Jakarta

Arief, Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit Media
Aesculapius. Jakarta

Doengoes E. Marylin. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran,


EGC. Jakarta

Doengoes E. Marylin. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi, EGC. Jakarta

Jones. (2001). Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekologi, Edisi 6. Alih Bahasa Hadyanto. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai