Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN TEORI
1.1.3. Klasifikasi
1.1.3.1 Macam-macam persalinan menurut Manuaba (2009; h. 144) adalah:
1. Persalinan spontan: Bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri.
2. Persalinan buatan: Bila persalinan dengan rangsangan sehingga terdapat
kekuatan untuk persalinan.
3. Persalinan anjuran: Yang paling ideal sudah tentu persalinan spontan karena
tidak memerlukan bantuan apapun yang mempunyai trauma persalinan yang
paling ringan sehingga kualitas sumber daya manusia dapat terjamin.
c. Passenger (Penumpang)
Menurut Manuaba (2010;374) kepala janin merupakan bagian penting dalam
prose persalinan dan memiliki cirri sebagai berikut :
1) Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir, maka bagian
lainnya akan mudah lahir.
2) Persendian kepala berbentuk kogel, sehingga dapat digerakkan kesegala
arah dan memberikan kemungkinan untuk melakukan putar paksi dalam.
3) Letak persendian kepala sedikit kebelakang, sehingga kepala melakukan
fleksi untuk putar paksi dalam.
c. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan
berisi plasenta yang mnjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa
saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10
menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri.
Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah antara 100-200 cc
(Mochtar,2011;73).
d. Kala IV
Menurut Manuaba (2010;191) pimpinan kala IV terutama observasi ketat,
Karena bahaya perdarahan primer post partum terjadi pada dua jam pertama.
Observasi yang dilakukan adalah :
1) Kesadaran penderita, mencerminkan kebahagiaan karena tugasnya untuk
melahirkan bayi telah selesai
2) Pemeriksaan yang dilakukan adalah tekanan darah, nadi, pernafasan, dan
suhu, kontraksi rahim yang keras, perdarahan yang mungkin terjadi dari
plasenta rest, luka episiotomy, perlukaan pada serviks, kandung kemih
dikosongkan karena dapat mengganggu kontraksi rahim.
3) Bayi yang telah dibersihkan diletakkan disamping ibunya agar dapat
memulai pemberian asi.
4) Observasi dilakukan selama 2 jam dengan interval pemeriksaan setiap 15
menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua.
6. Mekanisme Persalinan Normal
Menurut Debbi Holmes, Philip N Baker (2011;224) mekanisme persalinan
mengacu pada serangkaian perubahan posisi dan sikap yang diambil janin
selama perjalanannya melalui jalan lahir. Mekanisme persalinan yang
dijelaskan disini adalah untuk persentasi vertex dan panggul ginekoid.
Hubungan kepala dan tubuh janin dengan panggul ibu berubah saat janin
turun melalui panggul. Hal ini sangat penting sehingga diameter optimal
tengkorak janin ada pada setiap kala penurunan.
a. Engagement
Kepala biasanya masuk ke panggul pada posisi transversal atau pada
beberapa posisi yang sedikit berbeda dari posisi ini sehingga memanfaatkan
diameter terluas panggul. Engagement dikatakan terjadi ketika bagian terluas
dari bagian persentasi janin berhasil masuk ke pintu atas panggul. Bilangan
perlimaan kepala janin yang dapat dipalpasi melalui abdomen sering
digunakan untuk menggambarkan apakah engagement telah terjadi. Jika
lebih dari dua perlima kepala janin dapat dipalpasi melalui abdomen, kepala
belum mengalami engagement.
b. Penurunan
Selama kala satu persalinan, kontraksi dan retraksi otot uterus memberikan
tekanan pada janin untuk turun. Proses ini dipercepat dengan pecah ketuban
dan upaya ibu untuk mengejan.
c. Fleksi
Ketika kepala janin turun menuju rongga tengah panggul yang lebih sempit,
fleksi meningkat. Fleksi ini merupakan gerakan pasif, sebagian karena
struktur disekitarnya, dan penting dalam meminimalkan diameter presentasi
kepala janin untuk memfasilitasi perjalanannya melalui jalan lahir. Tekanan
pada aksis janin akan lebih cepat disalurkan ke oksiput sehingga
meningkatkan fleksi.
d. Rotasi internal
Jika kepala fleksi dengan baik, oksiput akan menjadi titik utama dan saat
mencapai alur yang miring pada otot levator ani, kepala akan didorong untuk
berotasi secara anterior sehingga sutura sagital terletak di diameter enterior-
posterior pintu bawah panggul (yaitu diameter terluas).
e. Ekstensi
Setelah rotasi internal selesai, oksiput berada dibawah simfisis pubis dan
fontanela anterior berada dekat batas bawah sacrum. Jaringan lunak
perineum masih memberikan resistansi dan dapat mengalami trauma dalam
proses ini. Kepala yang fleksi sempurna mengalami ekstensi, dengan oksiput
keluar dari bawah simfisis pubis dan mulai mendistensi vulva. Hal ini
dikenal dengan crowning kepala.
f. Restitusi
Restitusi adalah lepasnya putaran kepala janin, yang terjadi akibat rotasi
internal. Restitusi adalah sedikit rotasi oksiput melalui seperdelapan
lingkaran (450). Saat kepala dilahirkan, oksiput secara langsung berada di
bagian depan.segera setelah kepala keluar dari vulva, kepala mensejajarkan
dirinya sendiri dengan bahu, yang memasuki panggul dengan posisi oblik
(miring) (Debbi.Holmes,Philip.N.Baker;2011;225).
g. Rotasi eksternal
Bahu bayi harus berotasi ke bidang anterior-posterior agar dapat dilahirkan.
Saat ini terjadi, oksiput berotasi melalui seperdelapan lingkaran lebih lanjut
ke posisi transversal. Ini disebut rotasi eksternal.
h. Pelahiran bahu dan tubuh janin
Ketika restitusi dan rotasi eksternal terjadi bahu akan berada dalam bidang
anterior-posterior. Bahu anterior berada dibawah simfisis pubis dan lahir
pertama kali dan bahu posterior lahir berikutnya.
1.1.4 Patofisiologi
Proses persalinan terjadi karena adanya tekanan kepala bayi, keregangan otot
rahim, penurunan progesteron, peningkatan oksitosin, peningkatan
prostaglandin sehingga menyebabkan kontraksi uterus dimana kontraksi
uterus dapat menyebabkan kelelahan pada ibu dan mengakibatkan deficit
volume cairan. Saat kontraksi uteru, kepala janin sudah masuk pintu panggul
secara reflektoris. Saat kepala janin masuk pintu panggul terjadi penurunan
kepala janin dan menyebabkan pembukaan servik yang mengakibatkan ibu
merasakan nyeri pada area vagina. Nyeri tersebut menimbulkan rasa ingin
mengejan. Apabila ibu mengejan dengan salah dan tidak terpimpin, maka
akan menyebabkan resiko tinggi cidera janin. Pada saat mengejan, terjadi
peregangan perineum. Apabila proses mengejan dilakukan secara terpimpin
maka keluarlah kepala janin dan seluruh tubuh. Pada peregangan perineum
terjadi robekan jalan lahir yang harus dilakukan heatcing sehingga
menimbulkan nyeri dan menghambat aktivitas ibu. Dan robekan jalan lahir
sangat berpotensi untuk terjadinya resiko tinggi infeksi
Pathway :
Pembukaan servik
Nyeri
Gangguan ADL
Intoleransi
Aktivitas
1.1.9 Komplikasi
Komplikasi persalinan terdiri dari persalinan macet, ruptura uteri, infeksi
atau sepsis, perdarahan, ketuban pecah dini (KPD), malpresentasi dan malposisi
janin.
1. Persalinan macet
Pada sebagian besar penyebab kasus persalinan macet adalah karena tulang
panggul ibu terlalu sempit atau gangguan penyakit sehingga tidak mudah
dilintasi kepala bayi pada waktu bersalin. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kontraktilitas uterus sehingga berpengaruh terhadap lamanya persalinan kala
satu adalah:
a. Umur
b. Paritas
c. Konsistensi serviks uteri
d. Berat badan janin
e. Faktor psikis
f. Gizi dan anemia
2. Ruptura Uteri
Ruptura uteri atau sobekan uterus merupakan peristiwa yang sangat berbahaya,
yang umumnya terjadi pada persalinan kadang-kadang terjadi pada kehamilan
terutama pada kehamilan trimester dua dan tiga. Robekan pada uterus dapat
ditemukan oleh sebagian besar pada bawah uterus. Pada robekan ini kadang-
kadang vagina bagian atas ikut serta pula.
3. Infeksi atau sepsis
Wanita cenderung mengalami infeksi saluran genital setelah persalinan dan
abortus. Kuman penyebab infeksi dapat masuk ke dalam saluran genital dengan
berbagai cara, misalnya melalui penolong persalinan yang tangannya tidak
bersih atau menggunakan instrumen yang kotor. Infeksi juga berasal dari debu
atau oleh ibu itu sendiri yang dapat memindahkan organisme penyebab infeksi
dari berbagai tempat, khususnya anus. Pemasukan benda asing ke dalam vagina
selama persalinan seperti jamur, daun-daunan, kotoran sapi, lumpur atau
berbagai minyak, oleh dukun beranak juga merupakan penyebab infeksi.
Akibatnya infeksi menjadi salah satu penyebab kematian ibu di negara
berkembang dan infeksi ini ternyata tinggi pada abortus ilegal.
4. Malpresentasi dan malposisi
Adalah keadaan dimana janin tidak berada dalam presentasi dan posisi yang
normal yang memungkinkan terjadi partus lama atau partus macet. Diduga
malpresentasi dan malposisi kehamilan akan mempunyai akibat yang buruk jika
tidak memperhatikan cara dalam melahirkan. Pada kelahiran kasus ini harus
ditangani di Rumah Sakit atau Pelayanan kesehatan lain yang mempunyai.
fasilitas yang lebih lengkap dan sebaiknya anestesia telah disediakan dan
kemampuan untuk melakukan sectio caesaria harus sudah ada di tangan.
5. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput secara spontan disertai keluarnya
cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu, 1 jam atau
lebih sebelum proses persalinan berlangsung. Penyebab pecahnya selaput
ketuban secara pasti belum diketahui, tetapi beberapa bukti menunjukkan
bahwa bakteri atau sekresi maternal yang menyebabkan iritasi dapat
menghancurkan selaput ketuban, dan KPD pada trimester kedua mungkin
disebabkan oleh serviks yang tidak lagi mengalami kontraksi.
210228 Intoleransi 1 2 3 4 5 NA
makanan
210210 Frekuensi nafas 1 2 3 4 5 NA
NOC
Ambulasi : kursi roda 0201
Definisi : Tindakan personal untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan kursi roda
Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak
tergang tergang tergang tergang tergangg
gu gu gu gu u
SKALA OUTCOME 1 2 3 4 5
KESELURUHAN
Indikator
020101 Berpindah ke
dan dari kursi 1 2 3 4 5
roda
020102 Menjalankan
kursi roda 1 2 3 4 5
dengan aman
020103 Menjalankan 1 2 3 4 5
kursi roda
dalam jarak
dekat
020104 Menjalankan
kursi roda
1 2 3 4 5
dalam jarak
sedang
020105 Menjalankan
kursi roda
1 2 3 4 5
dalam jarak
jauh
020106 Menjalankan
kursi roda
melewati 1 2 3 4 5
pembatas
lantai
020107 Menjalankan
kursi roda
1 2 3 4 5
melewati pintu
keluar masuk
020108 Menjalankan
kursi roda
1 2 3 4 5
melewati jalan
yang landai
NOC
Pergerakan 0208
Definisi : kemampuan untuk bisa bergerak bebas ditempat dengan atau tanpa
alat bantu
Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak
tergang tergang tergang tergang tergangg
gu gu gu gu u
SKALA OUTCOME 1 2 3 4 5
KESELURUHAN
Indikator
020801 Keseimbanga
1 2 3 4 5
n
020809 Koordinasi 1 2 3 4 5
020810 Cara berjalan 1 2 3 4 5
020803 Gerakan otot 1 2 3 4 5
020804 Gerakan sendi 1 2 3 4 5
020802 Kinerja
pengaturan 1 2 3 4 5
tubuh
020805 Kinerja
1 2 3 4 5
transfer
020811 Berlari 1 2 3 4 5
020812 Melompat 1 2 3 4 5
020813 Merangkak 1 2 3 4 5
020806 Berjalan 1 2 3 4 5
020814 Bergerak
1 2 3 4 5
dengan mudah
NIC
Terapi latihan : Ambulasi 0221
Definisi : peningkatan dan bantuan berjalan untuk menjaga atau
mengembalikan fungsi tubuh otonom dan volunteer selama pengobatan dan
pemulihan dari penyakit atau cedera
Aktivitas-aktivitas : Terapkan/sediakan alat bantu
Beri pasien pakaianyang untuk ambulasi, jika pasien
tidak mengekang tidak stabil
Bantu pasien untuk Bantu pasien dengan ambulasi
menggunakan alas kaki awal dan jika diperluakan
yang memfasilitasi pasien Instruksikan pasien mengenai
untuk berjalan dan pemindahan dan teknik
mencegah cedera ambulasi yang aman
Sediakan tempat tidur Monitor pengguanan kruk
berketinggian rendah, yang pasien/alat bantu berjalan
sesuai lainnya
Tempatkan saklar posisi Bantu pasien untuk berdiri dan
tempat tidur ditempat yang ambulasi dengan jarak tertentu
mudah dijangkau dan dengan sejumlah staf
Dorong untuk duduk tertentu
ditempat tidur atau dikursi, Bantu pasien untuk
sebagaimana yang dapat membangun pencapaian yang
ditoleransi realistis untuk ambulasi jarak
Bantu pasien untuk duduk Dorong pasien untuk bangkit
disisi tempat tidur untuk sebanyak dan sesering yang
memfasilitasi penyesuaian diinginkan
sikap tubuh
Konsultasikan pada ahli
terapi fisik mengenai
rencana ambulasi, sesuai
kebutuhan
Instruksikan ketersediaan
perangkat pendukung, jika
sesuai
Instruksikan pasien untuk
memposisikan diri
sepanjang proses
pemindahan
Gunakan sabuk untuk
berjalan untuk membantu
perpindahan dan ambulasi,
sesuai kebutuhan
Bantu pasien untuk
berpindah, sesuai kebutuhan
Berikan kartu penanda
dikepala tempat tidur untuk
memfasilitasi belajar
berpindah
1.2.3 Evaluasi
a. Bayi lahir secara spontan, tidak ada penyulit persalinan
b. Tidak terjadi cidera janin
c. Nyeri berkurang
d. Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi
e. Tidak terjadi infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2015). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: HR Rasuna Said
Manuaba, Ide Bagus Gde. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:EGC
Prawirohardjo, Sarwono. (2012).Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
Reeder, Sharon J. (2013). Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi, &
Keluarga. Jakarta: EGC
Sumarah,dkk.2009.Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin).Jakarta: Fitramaya
Bulechek, Gloria. M, dkk. 2013. Nursing Interventions Classification. Singapore :
Elsevier
Moorhead, Sue, dkk. 2013.Nursing Outcomes Classification. Singapore : Elsevier