OLEH :
NAMA : PATRIA IZAWATI
NPM : 019.01.3648
SEMESTER : V
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola
dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani,
2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).
B. ETIOLOGI
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas. Terdapat
beberapa teori antara lain:
1. Teori oxytocin :Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
2. Keregangan otot-otot :Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila
dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya.Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan
makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
3. Pengaruh janin:Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
4. Teori Plasenta Menjadi Tua: Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan konstraksi rahim.
5. Teori Iritasi Mekanik: Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus.
C. MANIFESTASI KLINIS
A. TANDA-TANDA PERSALINAN
Apabila ibu hamil mengalami tanda-tanda seperti dibawah ini, mengindikasikan bahwa
proses persalinan akan segera berlangsung. Ada dua macam tanda persalinan:
Tanda persalinan asli (true labor)
Tanda persalinan palsu (false labor)
1) Tanda persalianan asli(true labor)
a) Kontraksi
Tejadi secara teratur, makin lama makin kuat/kencang, semakin lama, dan dalam
waktu yang semakin berdekatan
Intensitas kontraksi meningkat bila sambil berjalan
Dirasakan dipunggung bagian bawah dan menyebar kebagian bawah abdomen.
b) Serviks
Memperlihatkan perubahan yang cepat (lunak, dilatasi yang ditandai dengan
adanya perdarahan)
Perubahan keposisi anterior, sulit ditentukan tanpa pemeriksaan vagina.
c) Janin
Bagian presentasi biasanya sudah berada dirongga pelvis (sering disebut
“lightening/dropping”). Keadaan ini meningkatkan kemudahan bernafas, dan pada
saat yang bersamaan kandung kemih akan tertekan akibat dorongan bagian
presentasi janin kearah rongga pelvis).
2) Tanda persalinan palsu (false labor)
a) Kontraksi
Terjadi secara tidak teratur atau teratur tetapi hanya sebentar
Kontraksi berhenti jika berjalan atau jika berubah posisi
Dirasakan di daerah punggung atau abdomen diatas navel.
b) Serviks
Mungkin lunak tetapi tidak ada dilatasi atau tanda-tanda adanya perdarahan
Seringkali di posisi posterior, tidak dapat dipastikan tanpa pemeriksan vagina
c) Janin
Bagian presentasi biasanya belum masuk rongga pelvis.
D. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan
nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan
oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka
terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi,
fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin
menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat
menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir
kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan
mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta
terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea,
lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat
menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen
dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi
laktasi
E. PROSES PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu:
1. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik mulai
membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis
servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase laten :
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
secar bertahap.
Berlangsung hingga seviks membuka kurang dari 4 cm
Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b. Fase aktif :
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bartahap (kontraksi
dianggap akurat/ memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih)
Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi
dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1
cm hingga 2 cm (multipara).
a) Engagement
Diameter biparietal melewati PAP
Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
Multipara terjadi permulaan persalinan
Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP-Flexi Ringan
b) Descent (Turunnya Kepala)
Turunnya presentasi pada inlet disebabkan oleh 4 hal :
Tekanan cairan ketuban
Tekanan langsung oleh fundus uteri
Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II)
Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.
c) Flexion
Majunya kepala mendapat tekanan dari servix, dinding panggul atau dasar panggul, flexi
(dagu lebih mendekati dada).
d) Rotation Internal
Bagian terendah memutar ke depan ke bawah symphisis
Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir(Bidang tengah dan
PBP)
Terjadinya bersama dengan majunya kepala
Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul.
e) Extension
Defleksi kepala, karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas.
f) Rotation External
Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali ke arah panggul anak untuk menghilangkan
torsi leher akibat putaran paksi dalam.Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang
dari PBP.
g) Expulsi
Bahu depan di bawah symphisis sebagai hypomoklion, lahir bahu belakang, bahu depan,
badan seluruhnya.
4. Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2 jam. Kala
IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi
pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
a) Biodata klien meliputi :
Nama, umur : dalam kategori usia subur (15 – 49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan kelompok resiko
tinggi. Pendidikan, pekerjaan dan alamat klien.
b) Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, adanya
his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang
air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit.
c) Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 38 –42 minggu
disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke
perut, his makin sering, tertaur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur lendir),
kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis, penyakit
kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat persalinan.
e) Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, keturunan hamil kembar pada
klien, TBC, hepatitis, penyakit kelamin, memungkinkan penyakit tersebut ditularkan
pada klien, sehingga memperberat persalinannya.
f) Riwayat Obstetri
Riwayat haid. Ditemukan amenorhea (aterm 38-42 minggu), prematur kurang dari
37 minggu
Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa pusing,mual muntah, daan lain-lain.
Pada primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam dengan pembukaan 1cm /jam,
sehingga pada multigravida berlangsung 8 jam dengan 2 cm / jam.
g) Riwayat psikososial spiritual dan budaya
Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan dan fantasi.Pada
trimester II adanya ketidaknyamanan kehamilan (mual, muntah), Narchisitik, pasif dan
introvert. Pada trimester III klien merasa tidak feminin lagi karena perubahan
tubuhnya,ketakutan akan kelahiran bayinya,distress keluarga karena adaanya perasaan
sekarat selama persalinan berlangsung.
h) Pola Kebutuhan sehari-hari
Nutrisi
Adanya his berpengaruh terhadap keinginan atau selera makan yang menurun.
Istirahat tidur
Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada letak punggung
anak,klien sulit tidur terutama kala I – IV.
Aktivitas
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas ringan,
tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat lelah, capai,
lesu.Pada kala I apabila kepala janin telah masuk sbagian ke dalam PAP serta
ketuban pecah, klien dianjurkan duduk / berjalan-jalan disekitar ruangan / kamar
bersalin. Pada kala II kepala janin sudah masuk rongga PAP klien dalam posisi
miring ke kanan / kiri .
Eliminasi
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses persalinan.
Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
Personal Hygiene
Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang longgar
dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi
Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual / fungsi dari
sek yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
1. Kepala dan leher
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya pembengkakan pada kelopak
mata, konjungtiva kadang pucat, sklera kuning, hiperemis ataupun normal, hidung ada
polip atau tidak, caries pada gigi, stomatitis, pembesaran kelenjar.
2. Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi areola dan papila
mamae serta ditemukan adanya kolustrum.
3. Perut
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba/ nigra, terdapat
striae gravidarum. Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus, usia
kehamilan prematur pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, punggung kiri/ punggung
kanan, letak kepala, sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang makin lama makin
sering dan kuat.Auskultasi : ada/ tidaknya DJJ,frekwensi antara 140 – 160 x / menit.
4. Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban. Bila terdapat pengeluaran
mekonium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan, menandakan adannya
kelainan letak anak.Pemeriksaan dalam untuk mengetahui jauhnya dan kemajuan
persalinan, keadaan serviks, panggul serta keadaan jalan lahir.
5. Ekstremitas
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus, karena
pre eklamsia atau karena karena penyakit jantung/ ginjal.Ada varices pada ekstremitas
bagian bawah karena adanya penekanan dan pembesaran uterus yang menekan vena
abdomen.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, Jenis penentuan, waktu pembekuan,
hitung darah lengkap, dan kadang-kadang pemeriksaan serologi untuk sifilis.
Analisa Data :
No Data (Symptom) Penyebab Masalah
(Etiologi) (Problem)
1. DS : Kontraksi Nyeri akut
- Laporan secara verbal rasa uterus, dilatasi
nyeri. serviks
DO :
- Posisi untuk menahan nyeri
- Tingkah laku berhati-hati
- Gangguan tidur (mata sayu,
tampak capek, sulit atau
gerakan kacau, menyeringai)
- Terfokus pada diri sendiri
- Fokus menyempit (penurunan
persepsi waktu, kerusakan
proses berpikir, penurunan
interaksi dengan orang dan
lingkungan)
- Tingkah laku distraksi,
contoh : jalan-jalan, menemui
orang lain dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang)
- Respon autonom (seperti
diaphoresis, perubahan tekanan
darah, perubahan nafas, nadi
dan dilatasi pupil)
- Perubahan autonomik dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif (contoh
: gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan
dan minum.
2. DS : Peningkatan Kelelahan
- Tidak tertarik pada lingkungan kebutuhan
- Meningkatnya komplainfisik energi selama
- Secara verbal menyatakan kurang persalinan
energi, kelelahan.
DO :
- Gangguan konsentrasi
- Penurunan kemampuan
- Ketidakmampuan
mempertahankan rutinitas
- Ketidakmampuan mendapatkan
energi sesudah tidur
- Kurang energy
- Ketidak mampuan untuk
mempertahankan aktivitas fisik
3. DS : Kekhawatiran Kecemasan
- Mengungkapkan perasaan cemas, terhadap
takut. keselamatan ibu
DO : dan janin,
- Tampak cemas kurang
- Peningkatan nadi, respirasi pengetahuan
- Keinginan berkemih proses
- Peningkatan reflex persalinan
- Wajah tegang
- Anoreksia
- Kelelahan
- Kontak mata buruk, gelisah.
Diagnosa keperawatan
a) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks.
b) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi selama persalinan.
c) Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran terhadap keselamatan ibu dan janin, kurang
pengetahuan proses persalinan.
Rencana Keperawatan
a) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks.
Tujuan: diharapkan ibu mampu mengendalikan nyerinya dengan kriteria hasil ibu
menyatakan menerima rasa nyerinya sebagai proses fisiologis persalinan.
Intervensi:
Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, durasi, intensitas, dan
gambaran ketidaknyamanan).
Rasional : Untuk mengetahui kemajuan persalinan dan ketidaknyamanan yang
dirasakan ibu.
Kaji tentang metode pereda nyeri yang diketahui.
Rasional : Nyeri persalinan bersifat unik dan berbeda–beda tiap individu. Respon
terhadap nyeri sangat tergantung budaya, pengalaman terdahulu dan serta dukungan
emosional termasuk orang yang diinginkan.
Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi terhadap nyeri.
Rasional : Mengidentifikasi jalan keluar yang harus dilakukan.
Kurangi dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri.
Rasional : Tidak menambah nyeri klien.
Jelaskan metode pereda nyeri yang ada seperti relaksasi, massase, pola pernafasan,
pemberian posisi, obat – obatan.
Rasional : Memungkinkan lebih banyak alternative yang dimiliki oleh ibu, oleh
karena dukungan kepada ibu untuk mengendalikan rasa nyerinya.
Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi ingin di tempat tidur
anjurkan untuk miring ke kiri.
Rasional : Nyeri persalinan bersifat sangat individual sehingga posisi nyaman tiap
individu akan berbeda, miring kiri dianjurkan karena memaksimalkan curah jantung
ibu.
Beberapa teknik pengendalian nyeri Relaksasi Massase.
Rasional : Bertujuan untuk meminimalkan aktivitas simpatis pada system otonom
sehingga ibu dapat memecah siklus ketegangan-ansietas-nyeri.
c) Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran terhadap keselamatan ibu dan janin, kurang
Ackley BJ, Ladwig GB. 2011. Nursing Diagnosis Handbook an Evidence-Based Guide to
Planning Care. United Stated of America : Elsevier.
Carpenito LJ. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta: EGC.
Manuaba IBG. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta: EGC.
Retno, dkk.2011. Buku Panduan Praktek Laboraturium: Keperawatan Maternitas. Program Studi
Keperawatan Sekolah Tinggi Jenderal Achmad Yani. Yogyakarta.
Waspodo, dkk. 2007. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal.Jakarta : JNPK-KR, Maternal &
Neonatal Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.