FITRI ANDRIYANI
5020031038
A. DEFINISI
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin. Persalinan adalah suatu proses dimana fetus dan
plasenta keluar dari uterus, ditandai dengan peningkatan aktifitas myometrium
(frekuensi dan intensitas kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah dari vagina.
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan
belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
B. ETIOLOGI
1. Penurunan hormon progesterone.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah,
tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga
menimbulkan his.
2. Oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot – otot rahim.
3. Plasenta menjadi tua.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal
ini akan menimbulkan his.
4. Prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
5. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
6. Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot
– otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
7. Iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser
dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.
C. JENIS PERSALINAN
Berdasarkan usia kehamilan, terdapat beberapa jenis persalinan yaitu :
a. Persalinan aterm: yaitu persalinan antara umur hamil 37-42 minggu,
berat janin di atas 2.500 gr.
b. Persalinan prematurus: persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu,
berat janin kurang dari 2.499 gr.
c. Persalinan serotinus: persalinan yang melampaui umur hamil 42
minggu, pada janin terdapat tanda postmaturitas
d. Peralinan presipitatus: persalinan yang berlangsung cepat kurang dari
3 jam.
Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut :
a. Persalinan spontan: bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan: bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar
misalnya ekstraksi dengan forceps/vakum, atau dilakukan operasi
section caecarea.
c. Persalinan anjuran: pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah
cukup besar untuk hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya
sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan. Persalinan kadang-
kadang tidak mulai dengan segera dengan sendirinya tetapi baru bisa
berlangsung dengan dilakukannya amniotomi/pemecahan ketuban atau
dengan induksi persalinan yaitu pemberian pitocin atau prostaglandin.
E. FASE PERSALINAN
1. KALA I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap. Dimulai pada waktu serviks
membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin
kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir
yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa
dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban
biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
1. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8
jam.
2. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm
sampai 9 cm.
Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai
lengkap (+ 10 cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical
effacement) pada primigravida dan multipara:
Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu
sebelum terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks
telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung
terjadi proses penipisan dan pembukaan.
Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu
daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada multipara,
ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo
ostium tampak berbentuk seperti garis lebar).
Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam)
dibandingkan multipara (8 jam) karena pematangan dan pelunakan
serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu
lebih lama.
Sifat His pada Kala 1:
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30
detik. Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus
meningkat.
Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60
mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks
terbuka sampai lengkap (+10cm).
Peristiwa penting Kala 1:
Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat
mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di
kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan
akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam
uterus.
Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks
menipis dan mendatar.
Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan
menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan
ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Kemajuan persalinan dalam kala I:
a. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan
durasi.
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam
selama persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung
atau ada disebelah kiri garis waspada).
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
b. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase
laten.
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm
perjam selama persalinan fase aktif (dilatasi serviks berada
disebelah kanan garis waspada).
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
c. Kemajuan pada kondisi ibu.
Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam
keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang
cukup melalui oral atau IV dan berikan analgesik
secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan
nutrisi yang kurang. Segera berikan dextrose IV.
d. Kemajuan pada kondisi janin.
Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari
180 x / menit) curigai adanya gawat janin.
Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek
fleksi sempurna digolongkan dalam malposisi atau
malpresentasi.
2. KALA II
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada
saat bayi telah lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat, lebih
sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru
pecah spontan pada awal Kala II ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan
proses Kala II pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan
terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada
persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum.
Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding
abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Peristiwa penting pada Kala II:
a. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai
dasar panggul.
b. Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
c. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
d. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan.
e. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada Kala II (persalinan letak belakang
kepala) :
a. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak
lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring /
membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior /
posterior).
b. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung
dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari
cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma
(mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
c. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala
berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi
diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
d. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala,
putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis),
membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter
biparietalis.
e. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah
oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir
berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
f. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai
dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan
posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan
bahu depan dan bahu belakang.
g. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan
dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan,
pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
3. KALA III
Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding
uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze)
ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal
(Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin
juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding
uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah
lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus
setinggi sekitar / di atas pusat.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus
menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun
dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif
(manual aid).
4. KALA IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam
setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
Kandung kencing harus kosong
Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
Resume keadaan umum ibu dan bayi.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan darah lengkap
- Hb normal = 11,4 – 15,1 gr/dl
- Golongan darah = A, B, AB, & O
- Faktor RH = +/-
- Waktu pembekuan
- Protein urine
- Urine reduksi
2. Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengidentifikasi kehamilan ganda, animaly janin,
atau melokalisai kantong amnion pada amniosintesis.
3. Amniosintesis
untuk mengidentifikasi secara dini adanya kelainan kongenital yang
dialami oleh janin sehingga dapat ditentukan tindakan untuk terminasi
kehamilan atau melanjutkan kehamilan.
4. Amnioskopi
Untuk membantu menseleksi kasus secara cermat untuk dilakukan induksi
persalinan bila pada kehamilan ditemukan risiko janin
G. PATHWAY
Progesterone
Oksitosin meningkat Otot-otot rahim prostaglandin
menurun, estrogen Pengaruh janin
pada akhir kehamilan meregang
meningkat
Kontraksi otot
Kerentanan otot
rahim
rahim meningkat
KALA I
Fase transisi
Fase Laten Fase Aktif
Meningkatnya
metabolisme
Estrogen dan Rahim besar Kontraksi
progesteron dan meregang Nafas mulut meningkat
Kadar aliran
darah menurun
Oksitosin Iskemia alat Dilatasi uterus 4-
rahim Sirkulas O2 8 cm
meningkat maternal
Aliran balik
vena
Perineum
Kadar Sirkulasi tertekan
prostaglandin uretroplasenta
meningkat terganggu Resiko
Penurunan
Curang
Jantung
Kontraksi Hipoksia
uterus jaringan
Gangguan
Pertukaran
Gas
Nyeri
Melahirkan
KALA II
Kontraksi uterus
Risiko Gangguan
Integritas kulit dan
Nyeri jaringan
Melahirkan
KALA III
Bayi lahir
Kesulitan dengan
Kontraksi pelepasan plasenta
uterus
Risiko
Hipovolemia KALA IV
Kelahiran
Bayi
episiotomi
Resiko Infeksi
H. PENGKAJIAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian KALA I
1. Integritas Ego
a. Dapat senang atau cemas
b. Nyeri/Ketidak nyamanan
c. Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi dan keparahan.
2. Keamanan
Irama jantung janin paling baik terdengar pada umbilicus (tergantung
posisi janin)
3. Seksualitas
Adanya dilatasi serviks, rabas vagina, mungkin lender merah muda,
kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir
4. Prioritas keperawatan
a. Meningkatkan emosi dan fisik klien/pasangan terhadap
persalinan.
b. Meningkatkan kemajuan persalinan
c. Mendukung kemampuan koping klien/pasangan
d. Mencegah komplikasi maternal/bayi.
5. Secara Khusus
a. Memeriksa tanda-tanda vital
b. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan
karakteristik yang mengambarkan kontraksi uterus: Frekwensi,
Interval, Intensitas, Durasi dan Tonus istirahat
c. Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada
kehamilan pertama dan seorang diikuti pembukaan dalam
kehamilan berikutnya
d. Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang
menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan
kemajuan persalinan:
Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi
jumlah fetus,letrak janin,penurunan janin
Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, foetus, station.
Tes diagnostik dan laboratorium
Spesimen urin dan tes darah
Ruptur membran
Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah
Pengkajian KALA II
1. Aktivitas Istirahat
a) Kelelahan
b) Ketidaknyamanan melakukan dorongan sendiri/tehnik relaksasi
c) Latargi
d) Lingkaran hitam di bawah mata
2. Sirkulasi : Td dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi
3. Integritas ego : dapat merasa kehilangan kontrol
4. Eliminasi
a) Keinginan untuk defekasi atau mendorong involunter pada
kontraksi disertai dengan tekanan intra abdomen dan tekanan uterus
b) Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan
c) Distensi kandung kemih mungkin ada, urine harus dikeluarkan
selama upaya mendorong
5. Nyeri/ketidaknyamanan
a) Merintih/meringis selama kontraksi
b) Amnesia dan diantara kontraksi mungkin terlihat
c) Rasa terbakar/meregang di perineum
d) Kaki gemetar selama upaya mendrong
6. Pernapasan : frekuensi napas meningkat
7. Keamanan
a) Diaporesis
b) Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
8. Seksualitas
a) Serviks dilatasi penuh dan penonjolan 100%
b) Peningkatan perdarahan pervaginam
c) Penonjolan rektum dengan turunya janin
d) Membran dapat ruptur jika masih utuh
e) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
Pengkajian KALA III
1. Aktivitas Istirahat : perilaku senang sampai keletihan
2. Sirkulasi
a. TD meningkat saat curah jantung meningkat kemudia kembali
normal dengan cepat
b. Hipotensi dapat terjadi sebagai respon analgetik
c. Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan
3. Makanan/cairan: kehilangan darah
4. Nyeri/ketidaknyamanan: tremor kaki/menggigil
5. Keamanan
a. Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan danya
robekan atau laserasi
b. Perluasan epiostomi/laserasi jalan lahir
6. Seksualitas
a. Darah berwarna kehitaman dari vagina terjadi saat plasenta lepas
dari endometrium, biasanya 1-5 menit setelah bayi lahir
b. Tali pusat memanjang
Pengkajian KALA IV
1. Aktivitas Istirahat: tampak kelelahan, keletihan, mengantuk aatu
berenergi.
2. Sirkulasi
a. Nadi biasanya lambat (50-70) karen ahipersensitivitas vaginal
b. TD mungkin rendah terhadap respon anastesi atau meningkat
terhadap pemberian oksitosin atau hipertensi karena kehamilan.
c. Mungkin edema paa ekstremitas dan wajah
d. Kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml.
3. Integritas ego
a. Reaksi emosional bervariasi, seperti eksitasi tidak berminat (lelah),
kecewa
b. Takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada
neonatal.
4. Eliminasi
a. Hemoroid sering ada dan menonjol
b. Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau
terpasang kateter
c. Diuresis terjadi jika tekanan bagian presentas menghambat aliran
urine.
5. Makanan/cairan: haus/lapar, mual
6. Neurosensasi
a. Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada anestesi spinal
b. hiperfleksi
7. Nyeri/ketidaknyamanan: mengeluh nyeri pada trauma epiostomi
8. Keamanan
a. Suhu tubuh sedikit meningkat (dehidrasi, pengerahan tenaga)
b. Perbaikan epiostomi utuh
9. Seksualitas
a. Fundus keras terkontraksi
b. Drainase vagina/loklea jumlahnya sedang, merah gelap dengan
bekuan kecil
c. Perineum bebsa dari kemerahan, edema dan ekimosis
d. Striae mungkin ada pada abdomen, paha dan payudara
e. Payudara lunak, puting tegang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. KALA I
1. Nyeri Melahirkan b.d dilatasi serviks dan pengeluaran janin
2. Gangguan Pertukaran Gas b.d kebutuhan oksigen yang tidak adekuat
3. Resiko Penurunan Curah Jantung b.d pemompaan jantung yang tidak
adekuat
b. KALA II
1. Nyeri Melahirkan b.d kontraksi uterus
2. Risiko Gangguan Integritas Kulit b.d kerusakan kulit
c. KALA III
1. Risiko Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif
2. Risiko Cedera pada Ibu b.d teknik pelepasan dan pengeluaran plasenta
yang tidak tepat
d. KALA IV
1. Risiko Infeksi b.d peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
2. Kesiapan Peningkatan menjadi orang tua b.d kelahiran bayi
ANALISA DATA
KALA I
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. MAYOR Fase laten Nyeri Melahirkan b.d
DS : dilatasi serviks dan
- Mengeluh nyeri pengeluaran janin
- Perineum terasa tertekan Oksitosin meningkat
DO :
- Ekspresi wajah
meringis Kadar prostaglandin
- Berposisi meringankan
meningkat
nyeri
- Kontraksi uterus
MINOR
Kontraksi uterus
DS :
- Mual
- Nafsu makan menurun
Kontraksi meningkat
atau meningkat
DO :
- Tekanan darah
Dilatasi uterus 4-8 cm
meningkat
- Frekuensi nadi
meningkat
Perineum meningkat
- Tegangan otot
meningkat
- Pola tidur berubah
Nyeri Melahirkan b.d
- Fungsi berkemih
berubah dilatasi serviks dan
- Diaforesis
pengeluaran janin
- Gangguan perilaku
- Perilaku ekspresif
- Pupil dilatasi
- Muntah
- Fokus pada diri
2. Faktor Risiko Dorong kuat pada janin kearah Risiko Gangguan Integritas
1. Perubahan sirkulasi Kulit b.d kerusakan kulit
serviks dan perineum
2. Faktor mekanis
(penekanan atau
gesekan)
KALA III
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
KALA IV
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. Faktor Risiko Episiotomi Risiko Infeksi b.d
1. Penyakit kronis peningkatan paparan
2. Efek proseder organisme patogen
invasive Robekan pada jalan lahir lingkungan
3. Malnutrisi
4. peningkatan paparan
organisme patogen Risiko Infeksi b.d
lingkungan
peningkatan paparan
5. Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh organisme patogen
primer
lingkungan
- Gangguan peristaltik
- Kerusakan integritas
kulit
- Perubahan sekresi Ph
- Penurunan kerja
siliaris
- Ketuban pecah lama
- Ketubah pecah dini
- Merokok
- Statis cairan tubuh
6. Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
sekunder:
- Penurunan
hemoglobin
- Imununosupresi
- Leukopenia
- Supresi respon
inflamasi
- Vaksinasi tidak
adekuat
2. MAYOR Kelahiran bayi Kesiapan Peningkatan
DS : menjadi orangtua b.d
- Mengekspresikan kelahiran bayi
keinginan untuk Kesiapan Peningkatan
meningkatkan menjadi orang tua b.d
keinginan peran kelahiran bayi
menjadi orang tua
DO :
- Tampak adanya
dukungan emosi dan
pengertian pada anak
atau anggota keluarga
MINOR
DS :
- Anak atau anggota
keluarga lainnya
mengekspresikan
kepuasan dengan
lingkungan rumah
- Anak atau anggota
keluarga
mengungkapkan
harapan yang realistis
DO :
- Kebututan fisik dan
emosi anak atau
anggota keluarga
terpenuhi
RENCANA KEPERAWATAN
KALA I
No Diagnosa Keperawatan Outcome (SLKI) Intervensi (SIKI)
1. Nyeri Melahirkan b.d dilatasi Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
serviks dan pengeluaran janin keperawatan 3x24 jam maka Observasi
Tingkat Nyeri dapat teratasi, - Identifikasi lokasi,
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
- Kemampuan frekuensi, kualitas,
menuntaskan aktivitas intensitas nyeri
meningkat - Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri - Identifikasi respon
menurun nyeri non verbal
- Meringis menurun - Identifikasi faktor
- Sikap protektif yang memperberat dan
menurun memperingan nyeri
- Gelisah menurun - Identifikasi
- Kesulitan tidur pengetahuan dan
menurun keyakinan tentang
- Menarik diri menurun nyeri
- Berfokus pada diri - Identifikasi pengaruh
sendiri menurun budaya terhadap
- Diaphoresis menurun respon nyeri
- Perasaan depresi - Identifikasi pengaruh
(tertekan) menurun nyeri pada kualitas
- Perasaan takut hidup
mengalami cedera - Monitor keberhasilan
berulang menurun terapo komplementer
- Anoreksia menurun yang sudah diberikan
- Perineum terasa - Monitor efek samping
tertekan menurun penggunaan analgetik
- Uterus terasa
membulat menurun
- Pupil dilatasi menurun Terapeutik
- Mual menurun - Berikan teknik
- Muntah menurun nonfarmakologis untuk
- Frekuensi nadi mengurangi rasa nyeri
membaik - Kontrol lingkungan
- Pola nafas membaik yang memperberat rasa
- Tekanan darah nyeri (mis. Suhu,
membaik ruangan, pencahayaan,
- Fokus membaik kebisingan)
- Fungsi berkemih - Fasilitasi istirahat dan
membaik tidur
- Perilaku membaik - Pertimbangkan jenis
- Nafsu makan membaik dan sumber nyeri
- Pola tidur membaik dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
- Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurasi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Gangguan Pertukaran Gas b.d Setelah dilakukan asuhan Terapi Oksigen
kebutuhan oksigen yang tidak keperawatan 3x24 jam maka Observasi
adekuat Pertukaran gas membaik - monitor kecepatan
dengan kriteria hasil : aliran oksigen
- Tingkat kesadaran - monitor posisi alat
meningkat terapi oksigen
- Dipsnea menurun - monitor aliran oksigen
- Bunyi nafas tambahan secara periodik dan
menurun pastikan fraksi yang
- Pusing menurun diberikan cukup
- Penglihatan kabur - monitor efektifitas
menurun terapi oksigen
- Diaphoresis menurun - monitor kemampuan
- Gelisah menurun melepaskan oksigen
- Nafas cuping hidung saat makan
menurun - monitor tanda-tanda
- PCO2 membaik hipoventilasi
- PO2 membaik - monitor tanda dan
- Takikardia membaik gejala toksikasi
- pH membaik oksigen dan atelektasi
- sianosis membaik - monitor tingkat
- pola nafas membaik kecemasan akibat
- warna kulit membaik terapi oksigen
- monitor integritas
mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
- bersihkan secret pada
mulut, hidung, dan
trakea, jika perlu
- pertahankan kepatenan
jalan nafas
- siapkan dan atur
peralatan pemberian
oksigen
- berikan oksigen
tambahan, jika perlu
- tetap berikan oksigen
saat pasien
ditransportasi
- gunakan perangkat
oksigen yang sesuai
dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi
- ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
- kolaborasi penentuan
dosis oksigen
- kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas
dan atau tidur
KALA II
1. Nyeri Melahirkan b.d Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
kontraksi uterus keperawatan 3x24 jam maka Observasi
Tingkat Nyeri dapat teratasi, - Identifikasi lokasi,
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
- Kemampuan frekuensi, kualitas,
menuntaskan aktivitas intensitas nyeri
meningkat - Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri - Identifikasi respon
menurun nyeri non verbal
- Meringis menurun - Identifikasi faktor
- Sikap protektif yang memperberat dan
menurun memperingan nyeri
- Gelisah menurun - Identifikasi
- Kesulitan tidur pengetahuan dan
menurun keyakinan tentang
- Menarik diri menurun nyeri
- Berfokus pada diri - Identifikasi pengaruh
sendiri menurun budaya terhadap
- Diaphoresis menurun respon nyeri
- Perasaan depresi - Identifikasi pengaruh
(tertekan) menurun nyeri pada kualitas
- Perasaan takut hidup
mengalami cedera - Monitor keberhasilan
berulang menurun terapo komplementer
- Anoreksia menurun yang sudah diberikan
- Perineum terasa - Monitor efek samping
tertekan menurun penggunaan analgetik
- Uterus terasa Terapeutik
membulat menurun - Berikan teknik
- Pupil dilatasi menurun nonfarmakologis untuk
- Mual menurun mengurangi rasa nyeri
- Muntah menurun - Kontrol lingkungan
- Frekuensi nadi yang memperberat rasa
membaik nyeri (mis. Suhu,
- Pola nafas membaik ruangan, pencahayaan,
- Tekanan darah kebisingan)
membaik - Fasilitasi istirahat dan
- Fokus membaik tidur
- Fungsi berkemih - Pertimbangkan jenis
membaik dan sumber nyeri
- Perilaku membaik dalam pemilihan
- Nafsu makan membaik strategi meredakan
- Pola tidur membaik nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
- Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurasi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
KALA III
1. Risiko Hipovolemia b.d Setelah diberikan asuhan Manajemen Hipovolemia
kehilangan cairan aktif keperawatan dalam 3x24 jam Observasi
maka Status Cairan dapat - Periksa tanda dan
teratasi dengan kriteria hasil : gejala hipovolemia
- Kekuatan nadi (frekuensi nadi
meningkat meningkat, nadi terasa
- Turgor kulit meningkat lemah, tekanan darah
- Output urine menurun, tekanan nadi
meningkat menyempit, turgor
- Ortopnea menurun kulit menurun,
- Dipsnea menurun membrane mukosa
- Distensi vena jugularis kering, volume urine
menurun menurun, haus, lemah)
- Suara nafas tambahan - Monitor intake dan
menurun ‘ output cairan
- Perasaan lemah Terapeutik
menurun - Hitung kebutuhan
- Keluhan haus menurun cairan
- Frekuensi nadi - Berikan asupan cairan
membaik oral
- Tekanan darah Edukasi
membaik - anjurkan
- Tekanan nadi memberbanyak asupan
membaik cairan oral
- Membrane mukosa - anjurkan menghindari
membaik perubahan posisi
- Intake cairan membaik mendadak
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
cairan IV
- kolaborasi pemberian
produk darah
2. Risiko Cedera pada Ibu b.d Setelah diberikan asuhan Perawatan Persalinan
teknik pelepasan dan keperawatan 1x24 jam maka Observasi
pengeluaran plasenta yang tingkat cedera dapat teratasi - Identifikasi kondisi
tidak tepat dengan kriteria hasil : persalinan
- Kejadian cedera - Monitor kondisi fisik
menurun dan psikologis pasien
- Luka/lecet menurun - Monitor kesejahteraan
- Ketegangan otot ibu (tanda vital,
menurun kontraksi:lama,
- Perdarahan menurun frekuensi dan
- Ekspresi wajah kekuatan)
kesakitan menurun - Monitor kesejahteran
- Tekanan darah janin (gerak janin 10
membaik kali dalam 12 jam)
- Frekuensi nadi secara berkelanjutan
membaik (DJJ dan volume air
- Frekuensi nafas ketuban)
membaik - Monitor kemajuan
persalinan
- Monitor tanda-tanda
persalinan (dorongan
meneran, tekanan pada
anus, perineum
menonjol, vulva
membuka)
- Monitor tingkat nyeri
selama persalinan
Terapeutik
- Berikan metode
alternatif penghilang
rasa sakit (mis. Pijat,
aromaterapi)
Edukasi
- Jelaskan prosedur
pertolongan persalinan
- Informasikan
kemajuan persalinan
- Ajarkan teknik
relaksasi
- Anjurkan ibu
mengosongkan
kandung kemih
- Anjurkan ibu cukup
nutrisi
- Ajarkan ibu cara
mengenali tanda-tanda
persalinan
- Ajarkan ibu mengenali
tanda bahaya
persalinan
KALA IV
1. Risiko Infeksi b.d Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Infeksi
peningkatan paparan keperawatan selama 3x24 Observasi
organisme patogen jam, maka Tingkat Infeksi - Monitor tanda dan
lingkungan dapat teratasi, dengan kriteria gejala infeksi local dan
hasil : sistemik
- Nafsu makan Terapeutik
meningkat - Batasi jumlah
- Kemerahan menurun pengunjung
- Nyeri menurun - Berikan perawatan
- Vesikel menurun kulit pada area edema
- Kadar sel darah putih - Cuci tangan sebelum
(leukosit) membaik dan sesudah kontak
- Kultur darah membaik dengan pasien dan
- Kultur area luka lingkungan pasien
membaik - Pertahankan teknik
- Kultur feses membaik aseptic pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
- Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
- Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan