2.2 Persalinan
1. Pengertian
berikut :
a. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan,
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
d. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
2. Fisiologis Persalinan
a. His
1) Teori keregangan
tertentu.
4) Teori prostaglandin
b. Tahap persalinan
Persalinan dibagi menjadi tiga kala yang berbeda. Kala I persalinan mulai
durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang
progesif. Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap
dan berakhir ketika janin sudah lahir. Kala tiga persalinan dimulai segera
setelah janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
1) Kala I
yaitu:
a) Fase laten
2) Kala II
Kala dua adalah saat keluarnya janin. Dimulai saat serviks sudah
his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk kedalam
keadaan sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus
dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam
apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip kedepan dengan pintu
janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih mendekati
rongga panggul.
disebabkan oleh his yang berulang ulang, kepala mengadakan rotasi yang
dilahirkan. Pada tiap his vulva membuka dan kepala janin makin tampak.
Perinium menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rectum.
turut tampak bregma, dahi, muka dan akirnya dagu. Segera setelah kepala
lahir kepala mengadakan rotasi yang disebut putaran paksi kearah luar.
Putaran paksi luar ini adalah gerakan kembali ke posisi sebelum putaran
punggung anak.
3) Kala III
sejak bayi lahir sampai lahirnya plasenta atau uri. Rata-rata lamanya
implantasi plasenta sering pada dinding depan dan belakang korpus uteri.
Fase-fase dalam persalinan kala III terdiri dari dua fase yaitu:
Segera setelah bayi lahir dan air ketuban sudah tidak berada dalam
(1)Mekanisme Schultze
(2)Mekanisme Duncan
tangan.
4) Kala IV
dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc
(Manuaba, 2010:174).
1. Pengertian
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro,
2005:133).
b. Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut; seksio sesarea juga dapat
82
2. Jenis
3. Indikasi
b. Panggul sempit
g. Distosia serviks
gemeli dll.
83
yang memerlukan tindakan seksio sesarea adalah gawat janin dan kelainan
letak.
indikasi absolut atau relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat
berat dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Pada indikasi relatif,
rupa sehingga kelahiran lewat sectio caesarea akan lebih aman bagi ibu,
4. Kontraindikasi
dilakukan pada:
a. Janin mati
5. Komplikasi
a. Infeksi puerperal
hari.
6. Prognosis
Angka kematian ibu pada rumah sakit yang mempunyai fasilitas operasi
yang baik dan tenaga-tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per 1000.
7. Nasehat pascaoperasi
(2012:87) adalah:
yang baik
berikutnya.
1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
1) Biodata
a) Umur
b) Paritas
dengan kontraksi lebih kuat dan dasar panggul yang relaks sehingga
c) Pekerjaan
(Cunningham, 2005:261).
d) Umur kawin
(Manuaba, 2010:27).
(Varney, 2007:691).
ibu. Apabila lama pernikahan ibu sesuai usia reproduksi, berarti alat
87
reproduksi ibu dapat berfungsi dengan baik. Apabila itu menikah lebih
(Manuaba,2010:85).
2) Keluhan utama
pengeluaran cairan.
vagina.
88
3) Riwayat kesehatan
(1) Epilepsi
2004:7).
(3) Hipertensi
2004:8).
(4) Hepatitis B
(5) HIV/AIDS
Pada ibu yang positif terkena HIV dan memilih melahirkan per
resiko infeksi, oleh sebab itu prosedur ini harus dihindari. Tidak
(Chamberlain, 2010:63).
(6) Jantung
2010:63).
(7) Asma
2009:322).
(8) Anemia
2012:13)
4) Riwayat kebidanan
a) Haid
Bila seorang wanita datang dengan haid terlambat dan diduga ada
keadekuatan panggul wanita untuk ukuran bayi saat ini. Juga untuk
yang sama cenderung memiliki bayi yang kecil juga kali ini (Varney,
2007:692).
uterus bawah (insisi tranversal bawah atau vertikal bawah) dan tidak
93
(Varney, 2007:780).
Pada hari pertama dan kedua lokia rubra atau lokia kruenta, terdiri atas
minggu, lokia cair tidak berdarah lagi, warnanya agak kuning, disebut
disebut sebagai lokia alba. Biasanya lokia berbau agak sedikit amis,
(Winkjosastro, 2005:241).
kehamilan, yaitu satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada
2006:90).
2006:91).
94
2006:91).
f) Keluarga berencana
dirasakan (Marmi,2011:158).
a) Nutrisi
Ibu bersalin perlu asupan makanan ringan dan minum air sesering
2011:52).
95
Ibu bersalin boleh makan makanan yang mudah dicerna dan rendah
2012:160).
b) Eliminasi
Ibu dianjurkan untuk BAK sendiri minimal 2 jam sekali, hal ini selain
untuk tidak menambah rasa nyeri pada perut bagian bawah juga akan
Anjurkan BAB ibu bila perlu, jika ibu ingin merasakan BAB saat fase
2005:343).
96
Posisi berbaring miring ke kiri dapat memberi rasa santai bagi ibu
2008:55).
d) Personal hygiene
yang tipis dan menyerap keringat dan menganjurkan ibu untuk mandi
ada cairan, lendir maupun darah segera di usap agar ibu merasa lebih
e) Aktivitas
berkurangnya aliran darah dari ibu ke janin dan ibu mengalami rasa
nyeri yang lebih hebat. Ibu yang lebih banyak bergerak dan
uterus dan turun ke kedua sisi perut akan membuat ibu lebih nyaman
(Indrayani, 2013:163).
6) Riwayat ketergantungan
fatimah biasanya yang akan menyebabkan his yang terlalu kuat dan
c) Mendorong abdomen
bersifat empati dan simpati, informasi bila akan dilakulkan tindakan, dan
memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan
9) Kehidupan seksual
Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena
(Wheeler, 2004:46-47).
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
b) Tanda-tanda vital
Tekanan darah diukur setiap 2-4 jam, kecuali jika tidak normal,
(2) Nadi
ibu. Jika frekuensi nadi meningkat lebih dari 100 denyut per
(Varney, 2007:687).
(4) Pernapasan
2) Pemeriksaan antropometri
a) Berat badan
2012:118)
rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu banyak sering
retensio plasenta.
b) Tinggi badan
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm pada tergolong
c) LILA
Lila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator untuk status gizi ibu
(Romauli, 2011:173).
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Setelah melahirkan jumlah rambut yang rontok saat menyisir atau saat
2009:201).
b) Muka
tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta
c) Mata
d) Leher
persalinan fungsi dan besarnya kelenjar gondok pulih lagi. Akan tetapi
(Wiknjosastro, 2005:526).
e) Payudara
f) Abdomen
g) Genetalia
h) Anus
2010:184).
104
4) Pemeriksaan khusus
telah diuraikan cara dan hasilnya pada teori kehamilan halaman 36-41.
atau ibu jari tangan tidak dapat menekan uterus. Selanjutnya, dicatat
2005:341).
Tabel 2.5
Penurunan kepala janin
persalinan mulai, dan penurunan janin lebih jauh tidak akan terjadi
b) Auskultasi
Pada kala I DJJ dinilai setiap 30 menit, kisaran normal DJJ antara 120
sampai dengan 160 kali permenit, bila ditemukan DJJ dibawah 120
c) Pemeriksaan dalam
persen.
Gambar 2.2
Pembukaan dan pendataran serviks
Sumber: Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, YBP-SP, halaman N-7
107
(4) Station
ischiadika, keadaan ini disebut sebagai station nol (0). Pada tahun
di station 0.
pemberiannya.
sebagai berikut:
kesempitan panggul
panggul
110
(4) Sudut arcus pubis > 90°, bila kurang berarti ada kesempitan
panggul
5) Pemeriksaan penunjang
a) Urine
analisis protein hanya pada ibu hamil dengan hipertensi. Pasien yang
b) Darah
2. Diagnosa Kebidanan
(2008):
a. Retensio plasenta
(2008):
a. Atonia uteri
3. Perencanaan
kepala/bokong, kesan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin
1) Tujuan
2) Kriteria
S : 36 – 37oC
N : 80–100x/menit
R : 16 – 24x/menit
sedikitnya 40 detik
jam
114
1 jam
3) Intervensi
a) Kala 1
2007:718).
(2) Anjurkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi saat ada his
(Varney, 2007:716).
(5) Beri asupan nutrisi pada ibu dengan memberi ibu makan dan
minum.
(7) Jaga privasi ibu dengan menutup pintu, jendela, serta kelambu
tempat persalinan.
116
2007:719).
b) Kala 2
117
(1) Dengar dan lihat tanda gejala kala II. Tanda gejala kala II yaitu
yang menonjol.
(5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan
(bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat,
6 cm
(16) Letakkan kain yang bersih dan kering yang dilipat 1/3 nya di
(17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
2008:89).
(20) Periksa kemungkin adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses
kelahiran.
(23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.
(Varney, 2007:1148).
(26) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
(27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
(Wiknjosastro, 2008:101).
2008:101).
(30) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan
arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal
(32) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
(33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi.
luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian
c) Kala 3
(34) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
(35) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
bentuk dan tinggi, fundus berada di atas pusat, dan tali pusat
prosedur di atas.
tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,
kranial).
127
(Wiknjosastro, 2008:102).
2008:106).
(40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
d) Kala IV
perdarahan pervaginam.
jam.
2008:131-132).
(Varney, 2007:915).
pervaginam.
uteri.
menilai kontraksi.
(49) Periksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
uterus.
setelah di dekontaminasi.
(Wiknjosastro, 2008:17).
yang sesuai.
131
2007:719).
yang diinginkannya.
2008:17).
132
2008:24)
(58) Lengkapi partograf, periksa tanda vital dan asuhan kala IV.
b. Potensial masalah
(1)Tujuan
(2)Kriteria
(3)Intervensi
melahirkan.
R/ Meningkatkan kenyamanan.
area tersebut.
(1)Tujuan
(emesis).
(2)Kriteria
(3)Intervensi
awal persalinan.
selama persalinan.
135
berulang.
(1) Tujuan
(2) Kriteria
kepala janin
136
(3) Intervensi
berikut:
perjalanan
(1) Tujuan
(2) Kriteria
(3) Intervensi
penatalaksanaan lanjut
(1) Tujuan
(2) Kriteria
(3) Intervensi
(1) Tujuan
(2) Kriteria
(3) Intervensi
berikut:
(c) Jika DJJ normal, minta ibu kembali meneran dan pantau
baru lahir.
(1) Tujuan
(2) Kriteria
Bayi bernafas spontan dan teratur, tangis kuat, gerak aktif, tidak
syanosis
(3) Intervensi
berikut:
139
bayi, atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi serta
lakukan resusitasi.
(1) Tujuan
(2) Kriteria
(a) KU baik
(3) Intervensi
(1) Tujuan
(2) Kriteria
(3) Intervensi
berikut:
periksa plasenta.
obstetri.
(1) Tujuan
terjadi komplikasi
(2) Kriteria
(3) Intervensi
berikut:
plasenta.
(1) Tujuan
Atonia teratasi
142
(2) Kriteria
(3) Intervensi
(1) Tujuan
(2) Kriteria
<500cc
(3) Intervensi
penjahitan.
(c) Jika laserasi derajat tiga, empat atau robekan serviks maka
BAB 2
TINJAUAN KASUS
1.1. Pengkajian
Tanggal : 14 Agustus 2018
Waktu : 17.35 WIB
Tempat : PMB Ny. Susi Ahmawati
1.1.1. Data Subjektif
1. Biodata Istri Suami
Nama :: Ny.”I
Nn. Tn ”R”
”
Umur : 28 tahun 32 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 S2
Suku bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Guru TNI-AU
Penghasilan : Rp.3.000.000 Rp.6.000.000
Usia menikah : 4 tahun 8 tahun
Lama/berapa : 5 tahun/1 kali 5 tahun/1 kali
kali
Alamat : Ds. Jajar RT 15/05
2. Keluhan utama
Ibu belum mengeluarkan lendir bercampur darah, hanya merasakan kenceng-
kenceng saja pada tanggal 14 Agustus 2018 pukul 16.30 WIB lalu ibu
langsung datang ke PMB Ny. Susi Ahmawati sampai PMB pukul 17.35 WIB
3. Riwayat Kesehatan Dulu Sekarang
Ibu baik dahulu dan sekarang tidak pernah menderita penyakit dengan gejala
jantung berdebar-debar, mudah lelah, bekeringan dingin malam hari terutama
telapak tangan (jantung), batuk yang lama lebih dari 2 minggu, bedahak dan
keluar darah (TBC), nafsu makan berkurang, kencing berwarna kuning
kecoklatan, bagian putih mata kuning (hepatitis), bila terluka darah sulit
membeku (hemophilia), keputihan yang berbau, bewana hijau kekuningan
dan menimbulkan gatal (PMS), saat kencing sakit (ISK), diare lebih dari 3
144
bulan, berat badan turun drastis dalam waktu 1 bulan, mudah teserang
penyakit (HIV/AIDS), tidak pernah mempunyai riwayat kejang-kejang dan
mengeluarkan busa dari mulut (epilepsi), jika ada luka sukar sembuh dan
mudah haus serta lapar, kencing lebih dari 7 kali di malam hari (DM), sesak
nafas (asma), tekanan darah lebih dari 140/90 dan pegel-pegel pada tengkuk
(hipertensi).
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit dengan
gejala jantung berdebar-debar, mudah lelah, berkeringat di malam hari
terutama telapak tangan (jantung), batuk yang lama lebih dari 2 minggu,
bedahak dan keluar darah (TBC), nafsu makan berkurang, kencing berwarna
kuning kecoklatan, bagian putih mata kuning (hepatitis), bila terluka darah
sulit membeku (hemophilia), keputihan yang berbau, bewana hijau
kekuningan dan menimbulkan gatal (PMS), saat kencing sakit (ISK), diare
lebih dari 3 bulan, berat badan turun drastic dalam waktu 1 bulan, mudah
teserang penyakit (HIV/AID), tidak pernah mempunyai riwayat kejang-
kejang dan mengeluarkan busa dari mulut (epilepsy), jika ada luka sukar
sembuh dan mudah haus serta lapar, kencing lebih dari 7 kali di malam hari
(DM), sesak nafas (asma), tekanan darah lebih dari 140/90 dan pegel-pegel
pada tengkuk (hipertensi), tidak ada riwayat gameli (kembar).
5. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat menstruasi
Ibu mulai menstruasi usia 13 tahun, siklus 28-10 hari, lamanya 6-7 hari
(teratur konsistensi darah encer, tidak ada keluhan abnormal selama
menstruasi, ibu mengalami keputihan saat haid tidak berbau, tidak gatal,
dan berwarna putih jernih, ibu ganti pembalut 3-4 kali sehari atau saat ibu
merasa tidak nyaman, HPHT 16-11-2017 HPL 23-08-2018
b. Riwayat kehamilan yang lalu
Ibu rajin periksa ke bidan mendapat tablet tambah darah dan multivitamin,
diminum habis, tidak ada keluhan abnormal kehamilan anak petama,
merasakan gerakan janin pertama kali pada usia kehamilan 5 bulan, ibu
145
Inpartu : ibu mandi, gosok gigi, dan sikat gigi terkahir tanggal 14
Agustus 2018 pukul 16.30 WIB..
7. Riwayat Ketergantungan
Baik ibu, suami maupun keluarga tidak memilikiketergantungan pada obat-
obatan, rokok, minum minuman berakohol.
8. Latar Belakang Sosial budaya
Ibu mengatakan tidak ada kepercayaan yang berkaitan hamil maupun bersalin
sepeti meminum air rendaman rumput fatimah.
9. Psikologi dan Spiritual
Ibu tidak bisa mengontrol emosi dan rasa sakit yang dialaminya ketika
kenceng-kenceng bertambah sering, keluarga berdoa agar pesalinan berjalan
lancar, ibu dan bayi selamat dan sehat.
10. Kehidupan seksual
Ibu mengatakan selama hamil ibu dan suami jarang melakukan hubungan
seksual suami istri karena merasa takut, ibu melakukan hubungan seksual
terkahir 3 minggu yang lalu.
1.1.2. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
KU ibu baik, kesadaran compomentes, postur tinggi, cara berjalan
tidak pincang dan tubuh lordosis.
2. TTV
TD : 110/80mm/hg
N : 20/menit
S : 36,6oC
RR : 20 x/menit
148
3. Antorpometri
TB : 146,5 cm
BB sebelum hamil : 55 kg
BB terakhir : 63 kg
LILA : 29 cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak ada
ketombe, penyebaran merata.
b. Muka : tidak sembab, tidak pucat.
c. Mata : simetris, konjungtiva palpebra merah muda, sclera putih.
d. Hidung : bersih, tidak ada polip dan sekret, lubang hidung simetris.
e. Mulut : bibir tidak pucat, tidak pecah-pecah, lembab, tidak ada
stomatitis, gigi bersih tidak ada caries gigi.
f. Telinga : bersih simetris, tidak ada serumen yang berlebih,
pendengaran baik.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
h. Dada : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, simetris, tidak ada
ronchi maupun wheezing, detak jantung normal, tidak
ada tarikan dinding dada bawah yang dalam.
i. Payudara : simetris, puting menonjol, bersih, tidak ada pembesaran
yang abnormal, kolostrum belum keluar.
j. Abdomen : arah pebesaran perut membusur, tidak ada bekas luka
operasi, tampak gerakan janin, pembesaran perut sesuai
umur kehamilan, kandung kemih kosong.
k. Elatamitas atas dan bawah : tidak ada oedem dan varises, tidak
varises, serta tidak cacat bawaan.
l. Genetalia :tidak ada oedem dan varises, bersih, tidak ada flour
albus, tidak ada condiloma metalata maupun
akuminata, bloodslym (-), air ketuban (+), perinum
kaku, dan terdapat jaringan parut.
149
1.1.7. Evaluasi
Tanggal 14 Agustus 201 pukul 17.40 WIB.
S: ibu merasakan kenceng-kenceng semakin sering dan kuat serta sakit,
ada dorongan untuk meneran, ada tekanan pada anus, serta ingin BB,
keluar lendir bercampur darah, serta ketuban pecah.
A: kala II keadaan umum ibu dan janin baik, Pragnosa.
P: 1. Observasi kemajuan persalinan dengan partograf
2. Melakukan VT lagi pukul 21.40 WIB atau bila ada indikasi DJJ
setiap 30 menit.
Tanggal 14 Agustus 2018 pukul 19.45 WIB
S: Ibu merasakan kenceng-kenceng semakin sering dan kuat, serta sakit,
ada dorongan untuk meneran, ada tekanan pada anus, serta ingin BAB,
keluar lendir bercampur darah, serta ingin BAB.
O: 1. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
2. TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 20 x/menit
S : 36,6oC
RR : 20 x/menit
3. Penurunan kepala 0/5 bagian
4. DJJ : 143x/menit
5. His : 4 x 10’ 48”
6. Perinium menonjol, anus dan vulva membuka
7. Ketuban pecah secara spontan pada pukul 19.45, warna jernih, bau
khas ketuban.
8. Pemeriksaan dalam
VT: v/v taa, Ø10 cm, eff 100 %, preskep HIV, UUK bawah simpisis,
teraba sutura sagitalis, tidak ada bagian kecil disamping kepala
janin, perineum kaku
155
A: Kala II, keadaan umum ibu dan janin baik, prognosa baik
P: 1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap.
2. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin.
3. Menyiapkan alat, ibu, diri, dan keluarga.
4. Memimpin ibu untuk menewan saat ada his.
a. Memberikan support dan pesan.
b. Memberikan minum manis di sela-sela his.
5. Mengobservasi DJJ saat tidak ada his.
6. Melakukan episiotomi pada fase acme saat perineum menipis dan
pucat serta kepala janin terlihat dengan diameter 3-4 cm pada saat
kontraksi.
7. Menilai bayi secara cepat dengan menjawab 3 pertanyaan yaitu,
bayi lahir cukup umur, menangis kuat, gerak aktif, bayi menangis
kuat dan gerak aktif, lahir pada pukul 20.15 WIB.
Tanggal 19 Agustus 2018 pukul 20.15 WIB.
S: ibu merasa lega dan bersyukur anaknya telah lahir selamat.
O: bayi lahir spontan, belakang kepala, jenis kelamin laki-laki, menangis
kuat, gerak aktif, kulit merah, cukup bulan.
A: BBL spontan, keadaan umum baik, pragnosa baik (BBL normal).
P: 1. Mengeringkan badan bayi kecuali selaput tangan dan segera
membungkus dengan kain kering.
2. Menjepit, memotong, dan mengikat tali pusar.
3. Melakukan IMD dengan meletakkan bayi di atas perut ibu.
4. Memberikan salep mata dan vit K pada paha kiri, lalu HB O pada
paha kanan, 1 jam berikutnya.
5. Memantau bayi setiap 15 menit dan pemeriksaan BBL.
6. Memandikan bayi 6 jam setelah lahir atau saat suhu sudah stabil
36,5-37,5oC.
Tanggal 19 Agustus 2018 pukul 20.16 WIB.
S: Ibu mengatakan perut terasa mules.
B: 1. KU baik, kesadaran composmentis.
156