Disusun Oleh:
NURUL HIDAYAH
22221082
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konsep Persalinan
1. Definisi Persalinan
2. Etiologi
2
a. Teori Penurunan Hormon
3
3. Anatomi Fisiologi
a. Engagement
b. Descent (turunnyakepala)
c. Fleksi
d. Putaran paksidalam
4
e. Ekstensi
a) Mendesakkebawah
f. Putaran paksilahir
g. Ekspulsi
5. Patofisiologi
a. Kala satu (kala pembukaan)
5
b) Kontraksi tidak teratur dan kemajuan dari teratur menjadi ringan ke
sedang, durasi 5 sampai 30 menit terpisah, 30 sampai 45 detik.
c) Pembukaan dan penipisan servik sebagian.
d) Pecahnya membrane/ketuban secara spontan (SROM) atau
pecahnya aesar/ketuban buatan (AROM).
e) Ibu banyak berbicara dan bersemangat.
2) Fase aktif : Tahap 1 berakhir 8 sampai 20 jam (primigravida) atau 2
sampai 14 jam (multigravida/multipara) setelah mencapai fase ini.
a) Pembukaan servik 4 cm (awal) sampai 7 cm (akhir)
b) Kontraksi tidak teratur, sedang menjadi kuat, durasi 3 sampai 5
menit terpisah, 40 sampai 70 detik.
c) Servik membuka 7 cm dengan penipisan servik yang cepat.
d) Dimulainya penurunan janin.
e) Ibu menjadi sangat cemas dan gelisah seiring dengan kontraksi
yang intensif; perasaan ketidaberdayaan mungkin dilaporkan.
3) Fase transisi : Berakhir saat pembukaan lengkap pada 10 cm
a) Pembukaan serviks 8 sampai 10 cm.
b) Kontraksi teratur, kuat menjadi sangat kuat, durasi 2 sampai 3 menit
terpisah, 45 sampai 90 detik.
c) Ibu lelah, marah, gelisah dan merasa tidak berdaya dan tidak
mampu menangani persalinan (ini adalah fase tersulit dalam
persalinan).
d) Mual dan muntah dan sensasi kebutuhan untuk memiliki gerakan
usus mungkin terjadi.
e) Desakan untuk mengejan terjadi.
f) Blood show/pengeluaran lendir darah meningkat seiring dengan
pengeluaran air ketuban.
b. Kala dua (pengeluaran bayi)
Kala tiga persalinan disebut juga dengan kala uri atau kala pengeluaran
plasenta.Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.Setelah kala dua persalinan,
kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit.Dengan lahirnya bayi,
sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan Nitabuch, karena sifat retraksi
otot rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan
memperhatikan tanda-tanda:
1) Perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri.
7
a) Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi,
uterus berbentuk bulat penuh dan umum tinggi fundus uteri di
bawah pusat.
b) Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus
berubah bentuk menjadi seperti buah pear/alpukat dan tinggi fundus
uteri menjadi di atas pusat.
2) Tali pusat bertambah panjang.
3) Terjadi semburan darah secara tiba-tiba perdarahan (bila pelepasan
plasenta secara Duncan/dari pinggir).
Kala empat dimulai dari setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu. Pada kala paling sering terjadi perdarahan postpartum, yaitu pada
2 jam pertama postpartum.Masalah/komplikasi yang dapat muncul pada kala
empat adalah perdarahan yang mungkin disebabkan oleh atonia uteri,
laserasi jalan lahir dan sisa plasenta.Oleh karena itu harus dilakukan
pemantauan, yaitu pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam. Pemantauan pada kala IV dilakukan:
1) Setiap 15 menit pada satu jam pertama pascapersalinan.
2) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.
3) Jika utrus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan penatalaksanaan
atonia uteri yang sesuai.
Kontraksi uterus selama kala empat umumnya tetap kuat dengan aesari
sekitar 60 sampai 80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh
interval pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan membentuk
aesar.Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan aesar terjadi
8
penghentian pengeluaran darah postpartum.Kekuatan his dapat diperkuat
dengan aesar obat uterotonika.Kontraksi ikutan saat menyusui bayi sering
dirasakan oleh ibu postpartum, karena pengeluaran oksitosin oleh kelenjar
hipofisis posterior. Pengeluaran oksitosin sangat penting yang berfungsi:
a) Merangsang otot polos yang terdapat disekitar alveolus kelenjar mamae,
sehingg ASI dapat dikeluarkan.
b) Oksitosin merangsang kontraksi uterus dan mempercepat involusi uteri.
c) Kontraksi otot uterus yang disebabkan oksitosin mengurangi perdarahan
postpartum.
9
4. Pathway
KALA 1 PERSALINAN
Nyeri Akut
Ansietas
10
Sumber : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
11
6. Manifestasi Klinis
12
e. Pengeluaran CairanKeluar banyak cairan dari jalan lahir. Ini
terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek.
Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan
lengkap tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan
kecil. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam 24 jam
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan darah
8. Penatalaksanaan
Ibu:
c. Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2mlU/ml)
13
d. Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin
e. RL
Bayi:
a. Salep mataChloramphenicol
b. Vit K 1mg
14
BAB II
PEMBAHASAN
1. KASUS
Pada tanggal 04 desember 2021 pukul 19.30 wib ny.G bersama suami dan
ibu nya datang ke RSUD palembang bari, diruang VK, ny.G berumur 21 tahun
dengan HPHT 14-03-2021, TP 21-12-2021.ny.G mengeluh nyeri dibagian perut
seperti mau melahirkan ,klien mengatakan kehamilannya cukup bulan, gerakan
janin masih dirasakan oleh ibu. Pasien mengatakan keluar air ketuban sejak 2
jam yang lalu dari pukul 18.18-20.20 WIB.
Ny.G tampak takut dan cemas menghadapi proses persalinan raut wajah
pasien tampak cemas, pasien tampak meringis dan berteriak kesakitan dengan
memegangi perut nya.pada saat pemeriksaan vital sign di dapat
TD:110/70mmHg, RR:20x/menit, N:78x/menit,T:38,2 derajat C, TFU:
30cm,DJJ:156x/menit. Pemeriksaan dalam pembukaan servik sudah 4cm,
gerakan janin (4).diagnosa dokter dengan KPSW(ketuban pecah sebelum
waktunya) pada pemeriksaan laboratorium didapat Hb 106g/dl, eritrosit
3,64juta/ul, leukosit 14,3, trombosit 278 ribu/mm3, hematokrit 33%.
1. PERTANYAAN KLINIS
C:-
15
3. SEARCHING LITERATURE (JOURNAL)
Dengan alasan :
4. VIA
A. Validity
1) Desain: Penelitian ini merupakan quasi eksperiment. Desain
pendekatan yang digunakan adalah pre-test dan post-test. Penelitian
ini dilakukan bulan Juli- Agustus di PMB Y Karawang tahun 2020 .
2) Sampel: Populasi penelitian ini adalah ibu bersalin di PMB Y
Karawang Sebanyak 28 ibu. Sampel dalam penelitian di ambil
menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak
28 orang ibu.
3) Kriteria inklusi dan ekslusi:
-
B. Importance dalam Hasil
hasil instrument penelitian sebelum intervensi tingkat nyeri pada 28
responden ibu bersalin menggunakan skala Numeri Rating Scale (NRS)
16
adalah 64.3 % ibu bersalin Nyeri Sedang. 35.7 % ibu bersalin Nyeri
Berat. dan berdsarkan hasil instrument penelitian sesudah intervensi
tingkat nyeri dilakukan perlakuan pada 28 responden ibu bersalin
menggunakan skala Numeri Rating Scale (NRS) adalah 67.9 % ibu
bersalin Nyeri Ringan, 32.1 % ibu bersalin Nyeri sedang. maka dari hasil
penelitian ini terdapat pengaruh terhadap tingkat nyeri pada persalinan
menggunkan instrumen NRS.
C. Applicability
1) Dalam diskusi :
Penelitian ini merupakan quasi eksperiment. Desain pendekatan
yang digunakan adalah pre-test dan post-test. Berdasarkan Hasil
instrument penelitian sebelum intervensi tingkat nyeri pada 28
responden menggunakan skala wong baker pain rating scale (WB).
adalah 39.3 % Lebih Nyeri. 60.7 % Sangat Nyeri. Standar deviasi
0,995. Hasil penelitian tingkat nyeri sesudah dilakukan perlakuan
pada responden menggunakan skala wong baker pain rating scale
(WB). adalah 57.1 % ibu bersalin Sedikit nyeri, 42.9 % 12 ibu
bersalin sedikit lebih nyeri. maka dari hasil penelitian ini terdapat
pengaruh terhadap tingkat nyeri pada persalinan menggunkan
instrumen WB.
17
deviasi 1.427. Terdapat nilai rata – rata perbedaan antara sebelum
dan setelah adalah 3,11dengan standar deviasi 0,037. Hasil uji
statistik pValue=0,000 dengan taraf signifikan nilai pValue <0,05.
Maka dapat di simpulkan berdasarkan instrument skala Nyeri
Numeric Rating Scale (NRS) terdapat pengaruh relaksasi nafas
dalam penurunan intensitas nyeri persalinan kala I Fase aktif
(Astried dan Mulyani , 2017).
18
penelitian ini di berikan terapi teknik relaksasi nafas dalam selama
proses persalinan.
Saat dilakukan perlakuan peneliti menilai kondisi pisikologis ibu.
kecemasan, gelisah dan ketakutan di saat peroses menjelang
pembukaan lengkap pada ibu Primigravida dan ibu multigravida dan
tingkat nyeri ibu sebelum dilakukan intervensi banyak ibu yang
mengeluh kesakitan. bagian pinggang terasa panas, Nyeri bagian
bawah. kontraksi semakin kuat sehingga membuat abdomen ibu
terjadi tekanan yang mengakibatkan nyeri. Peneliti menilai angka
nyeri persalinan mulai dari pasien datang pembukaan 4 cm -6 cm.
meminta pasien untuk mengisi kuesionaer tingkat nyeri dari angka 0
- 10. dan selajutnya melakukan intervensi pemberian teknik relaksasi
nafas dalam terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif
PMB Y Karawang 2020.
Ketika sudah dilakukan intervensi maka peneliti melanjukan terapi
teknik relaksasi nafas dalam kepada ibu bersalin namun sebelum
dimulai peneliti meminta izin terlebih dahulu dan merileksasikan dan
membuat tubuh merasa nyaman agar dapat menerima terapi teknik
relaksasi yang akan diberikan pada ibu bersalin dimulai dari
pembukaan aktif 6-10 cm dan pastikan identitas dan privasi klien.
alat yang digunakan 1 buah bantal dan lembar observasi skala
numeric rating scale dan skala wong baker pain rating scale. atur
posisi ibu senyaman mungkin dan tempatkan ibu ditempat tidur atau
kursi. dengan satu bantal. merileksasikan otot abdomen. tepatkan
satu atau dua tangan pada abdomen tepat di bawah tulang iga ibu.
meminta ibu untuk menarik nafas dalam melalui hidung, jaga mulut
tetap tertutup hingga hitungan 1.2.3 selama inspirasi. konsentrasi dan
membuat ibu nyaman dan beritahu ibu setiap kontraksi rasakan
seperi ada gelombang - gelombang cinta dan kasih sayang terhadap
ibu dan calon bayi. tetap kondisi rileks pastikan posisi punggung ibu
tidak miring kiri/kanan dan bila terdapat kesulitan menaikan
abdomen, Tarik nafas dalam dengan cepat, lalu nafas kuat lewat
hidung. melakukan observasi pada responden selama 30 menit
19
pertama, responden melakukan penaarik nafas dari hidung dalam
waktu 3-5 detik, lalu menghembuskan nafas 3-5 detik pada kontraksi
uterus. kemudian pasien bernafas normal 1-2 menit, lalu menarik
nafas dalam dengan mengempiskan rongga abdomen lalu
mengeluarkan dari mulut dalam waktu 3-5 detik dengan kombinasi
berdiri 10 menit, duduk 10 menit, dan berbaring di tempat tidur 10
menit. yang dilakukan sesuai SOP yang ada.
Penelitian ini sesuai dengan pernyatan penelitian Juwita S
(2019) bahwa relaksasi pernafasan suatu metode non-farmakologi
yang dapat di gunakan untuk mengurangi rasa nyeri persalinan.
Metode pengukuran penelitian Juwita S hanya menggunakan alat
ukur Numeric Rating Scale tidak menggunakan Wong Baker Pain
Scale maka dari pengkuran penelitian ini terdapat perbedaan antara
penelitian ini dan Penelitian Juwita. relaksasi pernafasan ini juga
mengurangi respon melawan atau menghindar seperti gemeteran.
pada ibu inpartu menemukan bahwa tindakan ini akan melancarkan
sirkulasi darah ibu dan dapat memberikan kenyamanan pada ibu.
Relaksasi pernafasan dapat digunakan dalam asuhan kebidanan pada
inpartu untuk membantu ibu mengurangi rasa nyeri persalinan tanpa
efek samping pada ibu dan bayi. Perlu di perhatikan kenyamanan
dan posisi ibu dalam penggunaan relaksasi pernafasan. Agar hasil
yang di harapkan terdapat pengurangan nyeri tercapai dengan baik
(Juwita S, 2019).
Sedangkan di lapangan Ketika dilakukan intervensi terapi teknik
relaksasi nafas dalam kepada ibu bersalin namun sebelum dimulai
tindakan perawat meminta izin terlebih dahulu dan merileksasikan
dan membuat tubuh pasien merasa nyaman.kemudian perawat
memastikan identitas pasien dan menjaga privasi klien. alat yang
digunakan pada saat tindakan di rumah sakit ada lembar observasi
skala numeric rating scale dan skala wong baker pain rating scale.
mengatur posisi ibu senyaman mungkin dan tempatkan ibu ditempat
tidur dengan satu bantal. meminta ibu untuk menarik nafas dalam
20
melalui hidung, tahan hingga hitungan 1.2.3 kemudian hembuskan
nafas melalui hidung 3-5 detik.
BAB III
PENUTUP
A KESIMPULAN
Berdasarkan analisis jurnal yang berjudul “Pengaruh Teknik Relaksasi
Nafas Dalam terhadap Intensitas Nyeri pada Persalinan Kala I Fase
Aktif.”Dapat disimpulkan pengaruh pemberian teknik Relaksasi nafas dalam
dapat membantu ibu inpartu mengurangi rasa nyeri persalinan tanpa efek
samping pada ibu dan bayi. Perlu di perhatikan kenyamanan dan posisi ibu
dalam penggunaan relaksasi pernafasan.terdapat persamaan antara hasil
penelitian di jurnal dan di lapangan tentang pengaruh teknik relaksasi nafas
dalam pada ibu inpartu kala I seteleh diberikan teknik nafas dalam nyeri yang
dialami ibu sedikit berkurang dan pasien merasa lebih rileks Dengan Metode
pengukuran menggunakan alat ukur Numeric Rating Scale dan Wong Baker
Pain Scale
Berdasarkan kesimpulan di atas maka diharapkan petugas pelayanan
kesehatan terutama perawat yang bertemu secara langsung dengan pasien
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat memberikan
asuhan keperawatan yang optimal kepada pasien agar dapat meningkatkan
derajat kesehatan pasien.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23