DENGAN INPARTUM
Oleh:
Siti Maysaroh
(18012347)
FAKULTAS KESEHATAN
TA 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui
jalan lahir. (Prawirohardjo, 2017).
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin. (Prawirohardjo, 2018).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Waspodo, 2017).
Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2017).
Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang
kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase :
a. Fase Laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
b. Fase Aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih
kuat dan sering selama Fase aktif.
Kala II : Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Kala III : Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit.
Kala IV : Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.
B. ETIOLOGI
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti /
jelas. Terdapat beberapa teori antara lain : (Rustam Muchtar, 1998).
1. Penurunan Kadar Progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya Estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
Progesteron dan Estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
Progesteron menurun sehingga timbul his.
2. Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi
otot – otot rahim.
3. Keregangan Otot – Otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang oleh
karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian
pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot – otot dan
otot – otot rahim makin rentan.
4. Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin juga memegang peranan oleh karena pada
anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu penyebab
permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa Prostaglandin F2
dan E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi
myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan adanya
kadar Prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada
ibu – ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
C. FAKTOR – FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN
7. Ekspulsi
Bahu depan sampai di bawah symphisis dan menjadi hypomoclion untuk
kelahiran bahu belakang.
Bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan
paksi jalan lahir.
E. KALA PERSALINAN
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap (10 cm). persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase yaitu :
a. Fase Laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya
berlangsung dibawah 8 jam.
b. Fase Aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih. Serviks membuka dari 4 cm hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm), biasanya dengan kecepatan 1 cm perjam
pada primigravida atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm perjam pada multigravida dan
terjadi penurunan bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan waktu
2 jam.
Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam.
Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam waktu
2 jam.
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi
demikian, akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi lebih pendek.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida.
Pada premi osteum uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan
mendatar dan menipis baru kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada
multigravida osteum uteri internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internum dan
eksternum serta penipisan dan pendataran terjadi dalam saat yang sama.
2. Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran.
Ada beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
a. Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
c. Perineum terlihat menonjol
d. Vulva – vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam
yang menunjukkan :
a. Pembukaan serviks telah lengkap
b. Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
3. Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.
a. Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara
tiba – tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena tempat
implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka
plasenta akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus.
Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.
b. Tanda – tanda lepasnya plasenta
Perubahan ukuran dan bentuk uterus
Tali pusat memanjang
Semburan darah tiba – tiba
4. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :
Tingkat kesadaran ibu
Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
Kontraksi uterus
Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400 – 500 cc
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kala I :
Minta mengosongkan kandung kemih.
Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva,
kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh.
Nilai tanda – tanda vital (TD, nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi lakukan
pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
2. Kala II :
Tekanan darah meningkat.
Kemungkinan terjadi distensi kandung kemih.
Servik dilatasi penuh (10 cm).
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selam kontraksi
3. Kala III :
Kondisi umum ibu
Tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh), status mental klien.
Inspeksi
Perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sesudah melahirkan plasenta.
Palpasi
Tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun sesudah
pengeluaran plasenta.
4. Kala IV :
Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi umbilikus.
Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan hanya
beberapa bekuan kecil.
Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas.
Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara.
Payudara lunak dengan puting tegang.
c. Kala II
1) Aktivitas / istirahat
- Laporan kelelahan, melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan
sendiri / teknik relaksasi
- Letargi dan lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10 mmHg di antara kontraksi
3) Integritas ego
- Respons emosional dapat direntang dari perasaan fear/irritation/relief/joy
- Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien
terlibat mengejan secara aktif
4) Eliminasi
- Keinginan untuk defekasi / mendorong involunter pada kontraksi, disertai
tekanan intraabdomen dan tekanan uterus
- Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan
- Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine dikeluarkan selama
upaya mendorong
5) Nyeri / ketidaknyamanan
- Dapat merintih/meringis selama kontraksi
- Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat
- Melaporkan rasa terbakar/meregang dari perineum
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
- Kontraksi uterus kuat, terjadi 1,5-2 menit masing-masing dan berakhir 60-
90 detik
- Dapat melawan kontraksi, khususnya bila ia tidak berpartisipasi dalam
kelas kelahiran anak
6) Pernapasan: peningkatan frekuensi pernapasan.
7) Keamanan
- Diaphoresis sering terjadi
- Bradikardia janin (tampak saat deselerasi awal pada pemantau elektrik)
dapat terjadi selama kontraksi (kompresi kepala)
8) Seksualitas
- Serviks dilatasi penuh (10 cm) dan penonjolan 100%
- Peningkatan penampakan perdarahan vagina
- Penonjolan rektal / perineal dengan turunnya janin
- Membrane mungkin ruptur pada saat ini bila masih utuh
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
- Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi
vertex
d. Kala III
1) Aktivitas /istirahat : perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat, kemudian
kembali ke tingkat normal dengan cepat.
- Hipotensi dapat terjadi sebagai respons terhadap analgesic dan anestesi.
- Frekuensi nadi melambat pada respons terhadap perubahan curah jantung.
3) Makanan / cairan: kehilangan darah normal kira-kira 250-300 ml.
4) Nyeri / ketidaknyamanan: dapat menyebabkan tremor kaki/menggigil.
5) Keamanan
- Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya robekan
atau laserasi
- Perluasan episiotomy atau laserasi jalan lahir mungkin ada.
6) Seksualitas
- Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari
endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi.
- Tali pusat memanjang pada muara vagina
- Uterus berubah dari discoid menjadi bentuk globular dan meninggikan
abdomen.
e. Kala IV
1) Aktivitas: dapat tampak berenergi/ kelelahan.
2) Sirkulasi: nadi lambat (50-70x/menit), TD bervariasi, kehilangan darah selama
persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervaginam 600-800 ml untuk
kelahiran SC
3) Integritas ego: rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia.
4) Eliminasi: hemoroid, kandung kemih teraba di atas simpisis.
5) Makanan/cairan: mengeluh lapar/haus.
6) Seksualitas: fundus keras terkontraksi, pada garis tengah terletak setinggi
umbilikus, perineum bebas dari kemerahan, edema.
II. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b/d perdarahan inta uteri
2. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakit
3. Resiko ketidakseimbangan cairan b/d perdarahan berlebih
4. Resiko perdarahan b/d menstruasi (perdarahan yang banyak dan lama)
5. Intolerasi aktivitas b/d rasa nyeri yang berlebih
III. Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut
Tingkat nyeri (L.08066)
Kriteria hasil :
- Skala nyeri dapat berkurang
- Kesulitan tidur teratasi
- Gelisah teratasi
Manajemen nyeri (I.08238)
Kriteria hasil :
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Gunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
- Jelaskan penyebab nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Ansietas
Tingkat ansietas (L.09093)
Kriteria hasil :
- Perilaku gelisah dapat berkurang
- Perilaku tegang dapat teratasi
Reduksi ansietas (I.09314)
Kriteria hasil :
- Identifikasi saat tingkat ansietasberubah (kondisi, waktu, stresor)
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Latih teknik relaksasi
- Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
3. Resiko ketidakseimbangan cairan
Keseimbangan cairan (l.05020)
Kriteria hasil :
- Asupan cairan tercukupi
- Kelembapan membran mukosa tercukupi
Manajemen cairan (I.03098)
Kriteria hasil :
- Monitor status hidrasi
- Catat intake-outpute dan hitung balance cairan selama 24 jam
- Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
4. Resiko perdarahan
Tingkat perdarah (L.02017)
Kriteria hasil :
- Kelembapan kulit baik
- Perdarahan vagina berkurang
Pencegahan perdarahan (I.02067)
Kriteria hasil :
- Monitor tanda dan gejala perdarahan
- Pertahankan bed rest selama perdarahan
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi
- Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
5. Intoleransi aktivitas
Toleransi aktivitas (L.05047)
Kriteria hasil :
- Kkemudahan dalam melakukan aktivitas dapat membaik
- Kecepatan berjalan meningkat
Manajemen energi (I.05178)
Kriteria hasil :
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif
- Anjurkan tirah baring
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta: EGC.
Carpenitto, L. J. 2001. Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.