OLEH :
I Putu Agus Marta Opana
NIM. 1102105034
c. Fleksi
Dengan majunya kepala maka kepala mendapat tahanan dari cervix,
dinding panggul atau dasar panggul sehingga terjadi fleksi. Keuntungan :
ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir : diameter suboccipito
bregmatica (9.5) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm).
lahir (bidang tengah & PBP) meletakkan pada ukuran muka belakang PBP
Terjadi bersamaan dengan majunya kepala
Rotasi muka-belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar
panggul.
Sebab-sebab putaran paksi dalam
Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari
kepala
Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit
terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m.
e. Extensi
Defleksi kepala
g. Ekspulsi
Bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah
dengan paksi jalan lahir
4. KLASIFIKASI
a. Persalinan spontan : bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan : bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar yaitu alat
forceps, vacum, dan sectio caesarea
c. Persalinan anjuran : bila kekuatan untuk persalinan diambilkan dari luar
dengan jalan rangsangan yaitu : dengan induksi, amniotomi, dan lain-lain.
(Manuaba, 2010)
5. MANIFESTASI KLINIS
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap.Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung
tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan.(Manuaba, 2010).
Kala I persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif (Depkes RI,
2008).
Fase laten dalam kala I persalinan :
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan terus meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
b. KALA II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi (Kurniawati dkk, 2009).
Tanda dan gejala kala II persalinan, yaitu sebagai berikut:
2) Menjelang akhir kala I ketuban pecah dan ditandai dengan pengeluaran cairan
secara mendadak.
3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan
mengejan karena tertekannya pleksus Frankenhauser.
4) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
terjadi kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai hipomoglion
berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, dan kepala
seluruhnya.
5) Kepala lahir seluruhnya diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala
terhadap punggung.
6) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan
jalan: kepala dipegang pada os oksiput dan di bawah dagu, ditarik curam ke
bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan
bahu belakang, setelah kedua bahu lahir ketika dikait untuk melahirkan sisa
badan, bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban (Manuaba, 2010).
c. KALA III
Kala III adalah Periode waktu yang dimulai ketika bayi lahir dan berakhir pada
saat
plasenta
seluruhnya
sudah
dilahirkan.Pada
kala
III,
otot
uterus
dan pernapasan)
7) Resume keadaan umum ibu
7. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Panjang badan 48 52 cm
Lingkar dada 30 38 cm
Lingkar kepala 33 35 cm
Genitalia;
Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka
akan menggenggam.
Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama mekonium
berwarna kecoklatan(Jitowiyono dan Kristiyanasari, 2010)
8. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pada Ibu
1) Kala I :
Nilai keadaan umum, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva, kebersihan,
status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
Kaji tanda tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi
lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
Minta pasien mengosongkan kandung kemih
Lakukan pemeriksaan dalam mengenai pendataran servik
Lakukan pemeriksaan dalam mengenaipembukaan servik
pemeriksaan
dalam
mengenaipembukaan
servik,
servik
lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan. Setiap penilaian diberi angka 0,
1, dan 2. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi normal
(vigorous baby = nilai Apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai Apgar 4-6)
atau bayi menderita asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai Apgar dalam 2
menit tidak mencapai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih
lanjut oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit,
kemungkinan terjadinya gejala-gejala neurologik lanjutan dikemudian hari
lebih besar. Berhubungan dengan itu, penilaian menurut Apgar dilakukan
selain pada umur 1 menit juga pada umur 5 menit (Wiknjosastro dkk,
2007:248-249).
0
Nilai
Apgar
(NA)
Appearance
(warna kulit)
Pulse rate
(frekuensi nadi)
Grimace (reaksi
rangsangan)
Activity (tonus
otot)
Respiration
(pernafasan)
Pucat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Badan merah,
Seluruh tubuh
ekstrimitas biru
kemerah-merahan
Sedikit gerakan
mimic (grimace)
Ekstrimitas dalam
sedikit fleksi
Lemah/tidak
teratur
Menangis kuat
Gerakan aktif
Baik, menangis
Jumla
h
Catatan :
NA 1 menit 7-10 : normal tidak perlu resusitasi
NA 1 menit 4-6 : asfiksia sedang bag dan mask ventilation
NA 1 menit 0-3 :asfiksia beratlakukan intubasi
2) Pengkajian Fisik
a) Kepala dan Wajah
- Kepala :
Inspeksi : bentuk kepala, keadaan fontanel, apakah ada molase, caput
succadenum dan chepal hematoma, perdarahan atau kelainan lainnya.
Palpasi : Sutura kepala, benjolan pada kepala, pemeriksaan Lingkar
-
kepala bayi
Mata
:
Inspeksi : reaksi pupil, sclera, konjungtiva, gerakan mata bayi, tidak ada
-
kotoran/sekret
Mulut
:
Inspeksi : bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian yang
Refleks
Refleks Pelindung
Moro
Deskripsi
bulan
(Graps)
bulan
Mata berkedip
(Blinking/Kornea)
kehidupan
Menangis
Babinsky
kehidupan
Saat lahir, hingga
umur 1 tahun
Refleks Makan
Menghisap
(Suckling)
bulan
Menelan
rah sentuhan
Otot-otot tenggorokan menutup
(Swallowing)
kehidupan
Ekstrusi
keluar
bulan
Refleks Bernapas
Menguap
Batuk
kehidupan
Terlihat setelah 24
jam, sepanjang
kehidupan
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya
gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
b. Pemeriksaan urin gula
Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
c. Pemeriksaan darah
2) Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran
dari janin, plasenta dan uterus.
3) Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ,
daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
4) Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi
jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus
kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat
gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
KALA I
1. PENGKAJIAN
a. Data biologis/fisiologis
- Keluhan Utama
- Riwayat Keluhan Utama
b. Riwayat Kehamilan sekarang
-
Pemeriksaan kehamilan
Frekuensi tidur dan istirahat, kualitas tidur, dan ada tidaknya kesulitan tidur.
Sirkulasi
Tekanan darah , suhu tubuh, nadi, CRT normal < 2 detik.
Integritas Ego
Tingkat kecemasan yang dialami selama kehamilan dan persalinan.
Eliminasi
Frekuensi, konsistensi, warna BAK/BAB.Ada tidaknya bau, lembek/ keras,
perdarahan.
Makan dan cairan
Porsi makan dan minum, komposisi makanan dan minuman, jenis makanan dan
minuman.
Kebersihan Diri / Hygiene
Frekuensi merawat kebersihan diri dan hygiene.
Neurosensori
Fungsi kelima panca indera.
Nyeri /kenyamanan
Frekuensi nyeri kontraksi dan lamanya kontraksi.
Pernafasan
Ada tidaknya gangguan pada sistem pernapasan dan RR.
Seksualitas
Ada tidaknya gangguan seksual, hubungan dengan suami saat kehamilan.
Komunikasi dan Sosialisasi
Hubungan dengan keluarga, cara berkomunikasi dan sosialisasi dengan keluarga.
h. Pemeriksaaan khusus obstetrik / Status Obstetricus
-
Palpasi: tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan
palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan lebih
besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara
fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis). Memantau denyut juantung janin,
menentukan presentasi, memantau kontraksi uterus.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (kontraksi otot-otot uterus)
ditandai dengan mengeluh, wajah klien tampak meringis ,skala nyeri 5 (skala
0 -10), klien tampak memegang area yang nyeri, pasien tampak gelisah TD =
150/80 mmHg, RR=24x/menit, N=110/menit, Suhu = 380C .
b. Kesiapan meningkatkan proses persalinan ditandai dengan melaporkan gaya
hidup (mis.,diet, eliminasi, tidur, latihan gerak, hygiene personal), berspon
secara tepat terhadap awitan persalinan.
c. Ansietas berhubungan dengan muncul perasaan cemas yang diungkapkan
secara verbal ditandai dengan ekspresi ibu yang tidak tenang, keringat dingin.
No
1.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan Setelah
Intervensi
asuhan NIC Label>>Managemen Nyeri
Lakukan
pengkajian
nyeri
secara
agen cedera fisik (kontraksi otot- keperawatan 6 jam ibu mampu
komprehensif yang meliputi lokasi,
otot uterus) ditandai dengan beradaptasi dengan nyerinya dengan
karakteristik, awitan, durasi, frekuensi,
mengeluh, wajah klien tampak kriteria hasil :
Label NOC >> Vital sign
kualitas, intensitas atau berat dan faktor
meringis ,skala nyeri 7 (skala 0
Suhu tubuh klien dalam batas
presipitasi
-10), klien tampak memegang
Kurangi rasa takut dengan meluruskan
normal 36,5 0C- 37,5 0C (skala 5)
area yang nyeri, pasien tampak
Respiratory rate dalam batas
setiap misinformasi
gelisah TD = 150/80 mmHg,
NIC Label>>Manajemen Lingkungan
normal 16-20 x/menit (skala 5)
Implementasikan
tindakan
untuk
RR=24x/menit,
N=110/menit, Tekanan sistolik klien deviasi
kenyamanan fisik seperti menciptakan
Suhu = 380C .
ringan (skala 4)
Tekanan diastolik klien deviasi
suasana yang nyaman, meminimalkan
Tujuan
diberikan
ringan (skala 4)
Denyut nadi radial dbn 60-100
x/menit (skala 5)
kipas
non
dan
farmakologis
massage,
tampak
kesakitan
biasa
Kipas
angina/AC,
stimulasi lingkungan
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan
tidak
mengejan
4. EVALUASI
No
1
Diagnose Keperawatan
Evaluasi
Nyeri akut berhubungan dengan Klien mampu beradaptasi dengan nyerinya dengan kriteria hasil :
agen cedera fisik (kontraksi Label NOC >> Vital sign
otot-otot
uterus)
ditandai
Suhu tubuh klien dalam batas normal 36,5 0C- 37,5 0C (skala 5)
Respiratory rate dalam batas normal 16-20 x/menit (skala 5)
Tekanan sistolik klien deviasi ringan (skala 4)
Tekanan diastolik klien deviasi ringan (skala 4)
Denyut nadi radial dbn 60-100 x/menit (skala 5)
Klien melaporkan adanya rasa nyeri yang ringan , berkurang dari skala 7 menjadi 5
(0-10)
Klien tidak mengerang atau menangis terhadap rasa sakitnya
Kesiapan meningkatkan proses Klien siap dalam meningkatkan proses persalinan dengan kriteria hasil :
persalinan
ditandai
hidup
(mis.,diet, eliminasi, tidur,
latihan
gerak,
hygiene
gaya
KALA II
1. PENGKAJIAN
Pada Ibu
a. Aktivitas/istirahat
Melaporkan kelelahan
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat (5-10 mmHg)
c. Integritas ego
Dapat merasa kehilangan control/sebaliknya
d. Eliminasi
Keinginan untuk defikasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih.
e. Nyeri/ketidak nyamanan.
f. Pernafasaan
Peningkatan frekwensi pernafaasan
g. Seksualitas
Kepala :
Inspeksi : bentuk kepala, keadaan fontanel, apakah ada molase, caput
succadenum dan chepal hematoma, perdarahan atau kelainan lainnya.
Palpasi : Sutura kepala, benjolan pada kepala, pemeriksaan lingkar
kepala bayi
Mata :
Inspeksi : reaksi pupil, sclera, konjungtiva, gerakan mata bayi, tidak
ada kotoran/sekret
Mulut :
Inspeksi : bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian yang
terbelah, lidahnya rata dan simetris
Palpasi : adanya refleks isap, menelan, dan rooting
2) Tubuh :
Inspeksi kulit: adanya veniks kaseosa, milia (bintik keputihan yang khas
terlihat pada hidung , dahi, dan pipi), lanugo (rambut halus yang melapisi
janin), deskuamasi (pelepasan kulit yang secara normal terjadi selama 2-4
minggu pertama kehidupan), eritema toksikum (alergi kemerahan yang
terlihat sebagai bercak-bercak kemerahan pada kulit bayi normal), warna
keseluruhan tubuh bayi (merah muda, kebiruan, atau ikterik)
3) Dada :
Inspeksi : gerakan dinding dada, frekuensi pernapasan
Palpasi
Inspeksi : Periksa jenis kelamin, raba alat kelamin luar (pada perempuan
kadang terlihat cairan vagina berwarna putih atau kemerahan dan pada
laki-laki terdapat lubang pada ujung penis), adanya lubang anus pada
bayi, periksa adanya mekonium.
Palpasi : teraba testis di skrotum
6) Ekstremitas :
Inspeksi : Periksa adanya refleks moro, graps, bentuk kaki simetris, dan
jumlah jari pada kaki.
Palpasi : Pengukuran lingkar lengan atas
No
1
Diagnosa Keperawatan
Kesiapan meningkatkan proses Setelah
Tujuan
diberikan
Intervensi
asuhan NIC Label : Intrapartal Care
kehamilan-melahirkan
meningkatkan
klien
siap
proses
dalam
sesuai
dengan
persalinan
Label
Fetal
Status
Intrapartum :
37,5 C)
presentasi janin
Lakukan amniotomy jika ketuban belum
pecah.
Pantau
amniotomy
Libatkan keluarga/suami selama proses
melahirkan
Siapkan pasien untuk proses persalinan
DJJ
sebelum
dan
sesudah
parietal lahir.
Sokong
perineum
melahirkan
Lakukan suction
selama
jika
air
proses
ketuban
sokong bayi
Klem dan potong tali pusat
4. EVALUASI
No
1
Diagnose Keperawatan
Evaluasi
Kesiapan meningkatkan proses Klien siap melaksanakan proses persalinan dengan kriteria hasil :
kehamilan-melahirkan ditandai NOC Label : Maternal Status : Intrapartum
dengan proaktif dalam proses
kehamilan-melahirkan,
sesuai
dengan
persalinan
awitan
Risiko
Tekanan darah klien normal (sistolik 100-130 mmHg, diastolik : 70-80 mmHg)
asfiksia berhubungan NOC Label : Fetal status : intrapartum
tentang keselamatan
KALA III
1. PENGKAJIAN
Aktivitas/istirahat
Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
Sirkulasi
-
Makanan/cairan
Kehilangan darah normal 200-300ml.
Nyeri/ketidaknyamanan
Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menetukan adanya robekan atau
laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada.
Seksualitas
Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari
endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi. Tali pusat
memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid menjadi bentuk
globular.
2. Diagnosa
3. Tujuan
4. Intervensi
Keperawat
an
6. Risiko
7. Setelah
di
9. Label NIC
>> High
infeksi
berikan asuhan
(bayi)
keperawatan
berhubung
selama x
an dengan
diharapakan
imunitas
tidak
HIV, herpes)
Tanyakan pada ibu tentang ada tidaknya
belum
infeksi
adekuat
bayi
terjadi
pada
dengan
kriteria hasil :
8. Label NOC >>
Infection
mungkin
Severity:
dilakukanuntukantisipasi
Newborn
Suhu tubuh dbn (36,5o-
37,5oC)
HR dbn (120-160 x/mnt)
Tidak terjadi kejang pada bayi
Tidak terdapat ruam kulit
Konjungtiva bayi normal
infeksi.
Berikan informasi yang factual mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis yang
akan di berikan kepada bayi jika ditemukan
tanda infeksi
Informasikan untuk check up rutin ke
rumah sakit jika bayi dengan resiko infeksi
11.
Ris
iko
13.
Setelah
diberikan
perdaraha
asuhan
keperawatan
berhubung
selama
an dengan
x.jam
trauma
diharapkan
reduction:postpartum
uterus
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26. EVALUASI
27.
No
30.
1
28.
Diagnose Keperawatan
29.
31. Risiko
Evaluasi
33. Risiko infeksi pada bayi/ hilang berkurang dengan criteria hasil:
infeksi
bayi
berhubun
gan
dengan
imunitas
belum
adekuat
dan
peningkat
an
paparan
lingkung
an
35.
2
32.
36. Risiko
perdaraha
berhubun
gan
dengan
trauma
dinding
uterus
akibat
pelepasan
plasenta.
37.
42. Risiko
kekurang
an
volume
cairan
berhubun
gan
dengan
pengeluar
an cairan
melalui
rute
normal:
keluarnya
darah
dari
vagina
akibat
robekan
bekas
tempat
placenta
46.
47.
48.
49.
KALA IV
1.
PENGKAJIAN
50. Pengkajian yang dilakukan pada tahap kala IV, antara lain :
a. Aktivitas / Istirahat
51.
Pasien tampak berenergi atau keletihan / kelelahan, mengantuk
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat (50 - 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia /
anastesia, atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin atau
kecewa
Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku
intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat mengekspresikan rasa takut
mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada neonatal.
d. Eliminasi
Hemoroid sering ada dan menonjol
Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau kateter urinarius
mungkin dipasang
Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat aliran
i. Seksualitas
Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi
umbilikus
Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan hanya
No
1
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
diberikan
selama
Melaporkan
skala
nyeri
tanda ketidaknyamanan
Ajarkan
berkurang
Jarang
menunjukkan
ekspresi
Mengenali
onset
nyeri
teknik
distraksi,
dll
(consistenly)
kepuasan
klien
terhadap
nyeri
terkontrol
(consistenly)
Menggunakan
Monitor
management nyeri
Mendemonstrasikan
Melaporkan
teknik
nyeri
(consistenly)
relaksasi,
menggunakan
Indikator
berkurang
secara
terhadap nyeri
nyeri
pengkajian
Lakukan
analgesic
jika
4. EVALUASI
No
1
Diagnose Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera fisik (trauma pada
Evaluasi
Klien terkontrol dengan kriteria hasil :
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Norma (APN), Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi.
Dochterman, Joanne McCloskey & Bulecheck, Gloria N. 2004. Nursing Intervention
Classification.USA : Mosby.
Mansjoer, A. 2007.Kapita Selekta Kedokteran. Jilid Satu. Edisi Ketiga, Jakarta: Media
Aesculapius FKUI.
Manuaba, I.B. Gde. 2004. PenuntunKepaniteraanKlinikObstetri&GinekologiEdisi 2.
Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue, dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification. USA : Mosby
NANDA. 2010. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta :
EGC
Price, S.A. dan