STUDI KASUS SEORANG LAKI-LAKI BERUSIA 87 TAHUN, TINGGAL DI PANTI WERDA, MENGELUH SERING BUANG AIR KECIL DAN SUSAH UNTUK MENAHAN BAK HINGGA KE TOILET 1. Apa yang terjadi pada lansia tersebut?
Pada umumnya orang yang sudah berusia lanjut
sering di jumpai sulit menahan BAK, hal ini terjadi karena otot-otot yang menahan atau mengontrol saat ingin BAK kemampuannya sudah menurun, sehingga pada lansia akan sering mengompol Sistem perkemihan merupakan salah satu perubahan fisik yang perlu diperhatikan pada lansia, dimana akibat dari perubhana fungsi berkemih tersebut, lansia mengalami gangguan dalam mengkontrol pengeluaran urin yang biasa disebut inkontinensia urin (Meiner, 2015) 2. Jelaskan proses perubahan apa yang terjadi. Tahap lanjut dari suatu proses kehidupan ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan yang disebut lansia. Menua merupakan kemunduran dari semua sistem tubuh. Penurunan yang terjadi dapat dilihat dari sistem tubuh salah satunya perkemihan Penurunan dan perubhana secara fisik , psikologis, sosial dan spiritual yang dialami lansia sangat mempengruhi status kesehatan lansia. Sistem perkemihan merupakan salah satu perubahan fisik yang perlu diperhatikan oleh lansia. Dimana, akibat dari perubhaan fungsi berkemih tersebut, lansia mengalami gangguan dalam dalam pengontrolan pengeluaran urin yang biasa disebut inkontinensia urin ( Meiner, 2015). inkontinensia urin merupakan masalah kesehatan yang sering di jumpai pada lanjut usia, inkontinensia sering kali tidak dilaporkan oleh pasien atau keluarganya, karena menganggap bahwa masalah tersebut adalah suatu hal yang memalukan atau tabu untuk di ceritakan dan juga karena ketidaktahuan mengenai masalah inkontinensia urin dan menganggap bahwa kondisi tersebut merupakan kondisi yang wajar terjadi (Hartinah dkk, 2016) Intervensi perilaku
1. Bantuan Toileting (avoiding/toileting asisstance)
a. jadwal berkemih, direkomendasikan dan disusun penuh satu hari. Klien diharapkan lebih patuh terhadap waktu berkemih yang telah disepakati. Intervensi berkemih pada umumnya setiap 2 jam. b. latihan merubahn kebiasaan, merupakan latihan penyesuaian antara kebiasaan klien berkemih dengan jadwal yang sudah disusun. Hal-hal yang disesuaikan antara lain frekuensi, volume, pola kontinance. dengan jadwal dan latihan penyesuaian diharapkan klien dapat mempunyai pola baru c. prompted voiding (mengatakan dengan bisikan pada diri sendiri untuk menahan bak . Bisikan untuk bak dilakukan setiap interval 2jam. Tindakan ini direkomendasikan untuk klien mengalami penurunan sensori untuk merasakan regangan pada bladder dan penurunan rangsangan berkemih. Pada pasien yang mengalami kelemahan bisikan dilakukan oleh caewgiver, keluarga. Bila klien berhasil melakukan bak diberi reward berupa umpan balik positif (Hay-Smith et al,2020) Kesimpulan
Peran perawat dalam mengelola pasien dengan
inkontinensia sangat penting. Manajemen perawatan klien inkontinensia secara kompherensif meliputi aspek fisik, psikologi, dan sosial perlu di perhatikan karena akan memberikan hasil yang signifikan terhadap kualitas hidup klien. Dukungan keluarga atau caregiver menjadi penting untuk mencegah depresi dan masalah sosial.