Anda di halaman 1dari 9

Rindiani Levia

Po.62.20.1.18.030

STUDI KASUS
SEORANG LAKI-LAKI BERUSIA 87 TAHUN,
TINGGAL DI PANTI WERDA, MENGELUH
SERING BUANG AIR KECIL DAN SUSAH
UNTUK MENAHAN BAK HINGGA KE TOILET
1. Apa yang terjadi pada lansia tersebut?

Pada umumnya orang yang sudah berusia lanjut


sering di jumpai sulit menahan BAK, hal ini terjadi
karena otot-otot yang menahan atau mengontrol saat
ingin BAK kemampuannya sudah menurun, sehingga
pada lansia akan sering mengompol
Sistem perkemihan merupakan salah satu perubahan
fisik yang perlu diperhatikan pada lansia, dimana
akibat dari perubhana fungsi berkemih tersebut, lansia
mengalami gangguan dalam mengkontrol pengeluaran
urin yang biasa disebut inkontinensia urin
(Meiner, 2015)
2. Jelaskan proses perubahan apa yang terjadi.
Tahap lanjut dari suatu proses kehidupan ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stres lingkungan yang disebut
lansia. Menua merupakan kemunduran dari semua
sistem tubuh. Penurunan yang terjadi dapat dilihat
dari sistem tubuh salah satunya perkemihan
Penurunan dan perubhana secara fisik , psikologis,
sosial dan spiritual yang dialami lansia sangat
mempengruhi status kesehatan lansia.
Sistem perkemihan merupakan salah satu perubahan
fisik yang perlu diperhatikan oleh lansia. Dimana,
akibat dari perubhaan fungsi berkemih tersebut, lansia
mengalami gangguan dalam dalam pengontrolan
pengeluaran urin yang biasa disebut inkontinensia
urin ( Meiner, 2015).
inkontinensia urin merupakan masalah kesehatan
yang sering di jumpai pada lanjut usia, inkontinensia
sering kali tidak dilaporkan oleh pasien atau
keluarganya, karena menganggap bahwa masalah
tersebut adalah suatu hal yang memalukan atau tabu
untuk di ceritakan dan juga karena ketidaktahuan
mengenai masalah inkontinensia urin dan
menganggap bahwa kondisi tersebut merupakan
kondisi yang wajar terjadi (Hartinah dkk, 2016)
Intervensi perilaku

1. Bantuan Toileting (avoiding/toileting asisstance)


a. jadwal berkemih, direkomendasikan dan
disusun penuh satu hari. Klien diharapkan lebih patuh
terhadap waktu berkemih yang telah disepakati.
Intervensi berkemih pada umumnya setiap 2 jam.
b. latihan merubahn kebiasaan, merupakan latihan
penyesuaian antara kebiasaan klien berkemih dengan
jadwal yang sudah disusun. Hal-hal yang disesuaikan
antara lain frekuensi, volume, pola kontinance.
dengan jadwal dan latihan penyesuaian diharapkan
klien dapat mempunyai pola baru
c. prompted voiding (mengatakan dengan bisikan
pada diri sendiri untuk menahan bak . Bisikan untuk bak
dilakukan setiap interval 2jam. Tindakan ini
direkomendasikan untuk klien mengalami penurunan
sensori untuk merasakan regangan pada bladder dan
penurunan rangsangan berkemih. Pada pasien yang
mengalami kelemahan bisikan dilakukan oleh caewgiver,
keluarga. Bila klien berhasil melakukan bak diberi reward
berupa umpan balik positif (Hay-Smith et al,2020)
Kesimpulan

Peran perawat dalam mengelola pasien dengan


inkontinensia sangat penting. Manajemen perawatan
klien inkontinensia secara kompherensif meliputi
aspek fisik, psikologi, dan sosial perlu di perhatikan
karena akan memberikan hasil yang signifikan
terhadap kualitas hidup klien. Dukungan keluarga
atau caregiver menjadi penting untuk mencegah
depresi dan masalah sosial.

Anda mungkin juga menyukai