Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

OMPHALOCELE
DI RUANG 15
RS DR. SAIFUL ANWAR MALANG

UNTUK MEMENUHI TUGAS PROFESI NERS

DEPARTEMEN ANAK

DISUSUN OLEH :

FITRIA MARINA SANDY

170070301111002

PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2017
LAPORAN PENDAHULUAN
OMPHALOCELE
1. Definisi
Omfalokel adalah adanya protusi (keadaan menonjol kedepan) pada waktu lahir dibagian
usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus dan usus yang
menonjol hanya di tutupi oleh membrane tipis transparan yang terdiri dari amnion dan
peritoneum. (W. A. Newman Dorland, 2002).
Omfalokel adalah kelainan yang disebaban oleh kegagalan alat dalam kembali kerongga
abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu hingga menyebabkan timbulnya
omfalokel. (Ngastiyah, 2005).
Omphalocele terjadi saat bayi masih dalam kandungan. Karena gangguan fisiologis pada
sang ibu, dinding dan otot-otot perut janin tak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya,
organ pencernaan seperti usus, hati, tali pusar, serta lainnya tumbuh di luar tubuh. (dr
Redmal Sitorus, 2008).

Gambar 1. Bayi dengan Omfalokel

2. Epidemiologi
Di Amerika Serikat, omphalokel yang kecil terjadi dengan rasio 1 kasus dalam 5.000
kelahiran. Omphalokel yang besar terjadi dengan rasio 1 kasus dalam 10.000 kelahiran.
Perbandingan laki-laki dengan perempuan adalah 1:1. Menurut catatan Dinas Kesehatan
Bangka Belitung, dalam kurun waktu tiga bulan belakangan ini, setidaknya ada enam kasus
kelahiran dengan usus terburai. Padahal, selama ini catatan medis memperlihatkan, angka
kejadian kelainan dinding perut adalah sekali dalam tiap 200.000 kelahiran. Perempuan umur
40 tahun atau lebih cenderung melahirkan bayi dengan omphalokel. Angka kematian
kelainan ini tinggi bila omfalokel besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi.

3. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya omphalokel belum jelas sampai sekarang. Beberapa faktor
resiko atau faktor-faktor yang berperan menimbulkan terjadinya omphalokel diantaranya
adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu hamil, defisiensi asam folat, hipoksia,
penggunaan salisilat, kelainan genetik serta polihidramnion.
Menurut Glasser (2003) ada beberapa penyebab omfalokel, yaitu:
a. Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan terinfeksi,
penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik. Faktor-faktor tersebut
berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir pada umur kehamilan kurang
atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan omfalokel paling
sering dijumpai.
b. Defisiensi asam folat, hipoksia menimbulkan defek dinding abdomen pada percobaan
dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis masih sebatas perkiraan. Secara jelas
peningkatan MSAFP (Maternal Serum Alfa Feto Protein) pada pelacakan dengan
ultrasonografi memberikan suatu kepastian telah terjadi kelainan struktural pada
fetus. Bila suatu kelainan didapati bersamaan dengan adanya omfalokel, layak untuk
dilakukan amniosintesis guna melacak kelainan genetik.
c. Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan kemungkinan
tersebut harus dilacak dengan USG.

4. Patofisiologi
(Terlampir)

5. Manifestasi klinis
Menurut A.H. Markum, manifestasi dari omphalokel adalah :
a. Organ visera / internal abdomen keluar
b. Penonjolan pada isi usus
c. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound
Sedang tanda yang lain :
a. Apabila berukuran kecil di dalam korda umbilicus terdapat sembuhan yang berisi
usus
b. Apabila ukuran besaar di dalam korda berisi hati dan usus
c. Tali pusat tampak terletak di daerah apeckantong dengan pembuluh darah umbilicus
meluncur sepanjang kantong masuk kedalam rongga perut
d. Sering ditemukan pada bayi premature
e. Umbilicus menonjol keluar.

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan maternal serum alfa fetoprotein (MSAFP).Diagnosis prenatal defek pada
dinding abdome dapat di deteksi dengan peningkatan serum MSAFP
USG
Radiologi
o Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan
memperlihatkan marker struktural.
o Echocardiography fetus untuk membantu melihat kelainan jantung.

7. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Terapeutik menurut Suriadi & Yuliani R (2001) adalah :
a. Perawatan pra-bedah
Terpeliharanya suhu tubuh
Kehilangan panas dapat berlebihan karena usus yang mengalami prolaps sangat
meningkatkan area permukaan.
Pemasangan NGT dan pengisapan yang kontinu untuk mencegah distensi usus-
usus yang mempersulit pembedahan.
Omphalocele dianjurkan tidak melakukan traksi yang berlebihan pada
mesenterium.
Terapi intravena untuk hidrasi
Antiseptik dengan spectrum luas secara intravena: Besarnya kantong, luasnya
cacat dinding perut dan ada tidaknya hepar di dalam kantong, akan menentukan
cara pengelolaan. Bila kantong omphalocele kecil, dapat dilakukan operasi satu
tahap. Dinding kantong dibuang, isi kantong dimasukkan ke dalam rongga perut,
kemudian lubang ditutup dengan peritoneum, fasia dan kulit. Tetapi biasanya
omphalocele terlalu besar dan rongga perut terlalu kecil sehingga isi kantong tidak
dapat dimasukkan ke dalam perut.
Jika dipaksakan, maka karena regangan pada dinding perut, diafragma akan
terdorong ke atas sehingga terjadi gangguan pernapasan. Obstruksi vena cava
inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut.
Tindakan yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong omphalocele
dengan cairan antiseptik, misalnya betadin dan menutupnya dengan kain dakron
agar tidak tercemar. Dengan demikian, ada kesempatan untuk terjadinya
epitelisasi dari tepi, sehingga seluruh kantong tertutup epitel dan terbentuk
hernia ventralis yang besar. Epitelisasi ini membutuhkan waktu 3-4 bulan.
Kemudian operasi koreksi hernia ventralis tersebut dapat dikerjakan setelah anak
berumur 5-10 bulan.
Terapi oksigen diberikan untuk membantu pernafasan
b. Pembedahan
Pembedahan dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya lubang pada
dinding abdomen. Tujuan pebedahan adalah untuk mengembalikan visera kedalam
kavum abdomen dan menutup diding abdomen.
Pada omphalokel, jika lubangnya kecil maka akan disambungkan saja, namun jika
lubangnya besar maka akan dicangkok dengan mengambil kulit dari bokong atau paha
bayi. Operasi koreksi ini untuk menempatkan usus ke dalam rongga perut dan
menutup lubang. Harus dikerjakan secepat mungkin sebab tidak ada perlindungan
infeksi. Tambahan lagi makin ditunda operasi makin sukar karena usus akan udem.
c. Paska Bedah
Perawatan paska bedah neonatus rutin
Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan
Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastrik
Pemberian antibiotika
Terapi intravena diberikan untuk perbaikan cairan
Pada sekitar 7-12 hari setelah pembedahan, anak akan kembali lagi mengalami
pembedahan untuk menjalani perbaikan cacat. Namun ini tergantung dari kondisi si
bayi (lemah atau tidak).
1) Bayi post bedah omphalokel yang masih dalam perawatan
2) Bayi post operasi omphalokel dengan dinding abdomen yang sudah rapi seperti
orang normal lainnya.

8. Komplikasi
Komplikasi dini merupakan infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan
yang telanjang. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain
yang memperburuk prognosi.
komplikasi dari omphalokel adalah :
Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaanyang
telanjang.
Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans cairan dan nutrisi yang adekuat
misalnya dengan nutrisi parenteral.
Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan ventilator yang lama.
Nekrosis

9. Pencegahan
Terpenuhinya nutrisi selama kehamilan seperti asam folat, vitamin B komplek dan protein.

10. Asuhan Keperawatan


A. PENGKAJIAN
Pengkajan adalah data dasar utama proses keperawatan yang tujuannya adalah untuk
memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan kesehatan klien yang
memungkinkan perawat memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
a.Identitas Pasien
yaitu: mencakup nama, umur, agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan, perkerjaan, suku,
tanggal masuk, no. MR, identitas keluarga, dll.
b. Data Fokus
a) Mengkaji kondisi abdomen
b) Kaji area sekitar dinding abdomen yang terbuka
c) Kaji letak defek, umun nya berada disebelah kanan umbilicus
d) Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi/iritasi
e) Nyeri abdomen, mungkin terlokalisasi atau menyebar, akut/kronis sering disebabkan oleh
inflamasi dan obstruksi.
f) Distensi abdomen, kontur menonjol dari abdomen yang mungkin disebabkan oleh
perlambatan pengosongan lambung, akumulasi gas / feses, inflamasi/obstruksi.
g) Mengukur temperature tubuh, Demam, manifestasi umum dari penyakit pada anak-anak
dengan gangguan GI, biasanya berhubungan dengan dehidrasi, infeksi atau inflamasi,
Lakukan pengukuran suhu secara kontinyu tiap 2 jam dan Perhatikan apabila terjadi
peningkatan suhu secara mendadak
h) Kaji sirkulasi, Kaji adanya sianosis perifer
i) Kaji distress pernapasan
Lakukan pengkajian fisik pada dada dan paru
Frekuensi : Cepat (Takipneu), Normal atau lambat
Kedalaman : Normal. Dangkal (Hipopnea), terlali dalam (Hipernea)
Kemudahan : Sulit (Dispneu), Otophnea
Irama : Fariasi dalam frekuensi dan kedalaman pernapasan
Opservasi adanya tanda-tanda infeksi, batuk, sputum,dan nyeri dada
Kaji adanya suara nafas tambahan (Mengi/wheezing)
Perhatikan bila pasien tampak pucat/ sianosis

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


1. Pre Op :
Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
Defisiensi pengetahuan orang tua tentang penyakit berhubungan dengan keterbatasan
kognitif
2. Post Op :
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Kecemasan orang tua berhubungan dengan status kesehatan
Defisiensi pengetahuan orang tua tentang cara perawatan anak post op berhubungan
dengan keterbatasan kognitif

C. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan yaitu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasiltasi
koping. ( Nursalam, 2001).

D. EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan sudah berhasil (
Nursalam, 2001).
DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W.A. Newman.2002.Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam.1998. Sinopsis Obstetri. EGC : Jakarta

Ngastiyah.2005. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta

Pincus Eatzel & Len Roberts. 1995. Kapita Selekta Pediatri. EGC : Jakarta.

Suriadi & Yuliani R. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 1. Penerbit FKUI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai