MAKALAH KMB I
KERATITIS
OLEH KELOMPOK 5 :
1. RIA ASTUTI
3. RAHMATUL HUSNI
4. WELLI APRIANTI
5. RIKI SAPUTRA
6. SRI AGUSVINA
7. ITDAFRI YENI
8. MUSNI ERLINDA
2012/ 2013
KATA PENGANTAR
waktunya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1. Tujuan umun
1. Tujuan khusus
BAB II
1. 1. PENGERTIAN
2005).
berita19.wordpress.com/2010/02/03/infeksi-pada-mata-
keratitis/ ).
www.berbagimanfaat.blogspot.com )
1. 2. ETIOLOGI
peradangan.
herpes zoster.
ETIOLOGI
gambaran spesifik berupa infiltrat pada kornea dengan bentuk seperti ranting pohon yang bercabang
cabang dengan memberikan uji fluoresin positif nyata pada tempat percabangan.
5. Keratitis herpes zoster : Merupakan manifestasi klinis dari infeksi virus herpes zooster pada cabang
saraf trigeminus,
6. Keratitis pungtata epithelial : Keratitits dengan infiltrat halus pada kornea, selain disebabkan oleh virus
keratitits pungtata juga disebabakan oleh obat seperti neomicin dan gentamisin.
7. Keratitis disiformis : merupakan keratitits dengan bentuk seperti cakram didalam stroma permukaan
kornea, keratitis ini disebabkan oleh infeksi atau sesudah infeksi virus herpes simpleks.
8. Keratitis pemajanan : Infeksi ini terjadi bila kornea tidak dilembabkan secara memadai dan dilindungi
oleh kelopak mata. Kekeringan kornea dapat terjadi dan kemudian dapat diikuti ulserasi dan infeksi
sekunder. Pemajanan kornea dapat diebabakan oleh karena keadaan eksoptalmus, paresis saraf kranial
VII tetapi juga dapat terjadi pada pasien koma atau yang dianastesi.
9. Keratitis lagoftalmos : Terjadi akibat mata tidak menutup sempurna yang dapat terjadi pada ektropion
palpebra, protrusio bola mata atau pada penderita koma dimana mata tidak terdapat reflek mengedip.
10. Keratitis neuroparalitik : Terjadi akibat gangguan pada saraf trigeminus yang mengakibatkan
gangguan sensibilitas dan metabolisme kornea
11. Keratokonjungtivitis sika : Terjadi akibat kekeringan pada bagian permukaan kornea.
12. 4. PATOFISIOLOGI
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung yang uniform dan jendela yang dilalui bekas cahaya retina,
sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform, afaskuler dan deturgessens. Deturgennes
atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh fungsi sawar epitel. Epitel adalah
sawar yang efisien terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam kornea dan merupakan satu lapis sel
sel pelapis permukaan posterior kornea yang tak dapat diganti baru. Sel-sel ini berfungsi sebagai pompa
cairan dan menjaga agar kornea tetap tipis, dengan demikian mempertahankan kejernihan optiknya, jika
sel-sel ini cedera atau hilang, timbul edema dan penebalan kornea yang pada akhirnya mengganggu
penglihatan.
Hiperemi konjungtiva
Merasa kelilipan
Ulserasi epitel
Mata berair
1. 6. KLASIFIKASI
(Ilyas, 2006):
menyerang kornea.
konjungtiva.
congenital
2. Keratitis sklerotikans.
1. 7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan tajam penglihatan: Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan untuk mengetahui fungsi
penglihatan setiap mata secara terpisah. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan kartu
snellen maupun secara manual yaitu menggunakan jari tangan. Pemulasan fluorescein Kerokan kornea
yang kemudian dipulas dengan
kerokan kornea
Pemeriksaan schirmer.
patogen penyebab
permukaan kornea
peripapilar.
air mata.
1. 8. PENATALAKSNAAN
membaik.
1. 9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemulasan fluorescein
dianggap abnormal
BAB III
ASKEP TEORITIS
1. 1. PENGKAJIAN
2. Identitas klien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Suku bangsa
Pekerjaan
Pendidikan
Status menikah
Alamat
Tanggal MRS
Diagnosa medis
1. Keluhan utama : Tanyakan kepada klien adanay keluhan seperti nyeri, mata berair, mata merah, silau
dan sekret pada mata
2. Riwayat penyakit sekarang : Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi mengenai penurunan
tajam penglihatan, trauma pada mata, riwayat gejala penyakit mata seperti nyeri meliputi lokasi,awitan,
durasi, upaya mengurangi dan beratnya, pusing, silau.
3. Riwayat penyakit dahulu : Tanyakan pada klien riwayat penyakit yang dialami klien seperti diabetes
Ketajaman penglihatan : Uji formal ketajaman penglihatan harus merupakan bagian dari setiap data
dasar pasien. Tajam penglihatan diuji dengan kartu mata ( snellen ) yang diletakkan 6 meter.
Inspeksi adanya Papil, timbunan sel radang sub konjungtiva yang berwarna merah dengan pembuluh
darah ditengahnya Membran,sel radang di depan mukosa konjungtiva yang bila iangkat akan berdarah,
membrane merupakan jaringan nekrotik yang terkoagulasi dan bercampur dengan fibrin, menembus
jaringan yang lebih dalam dan berwarna abu abu.
Pseudomembran, membran yang bila diangkat tidak akan berdarah Litiasis, pembentukan batu senyawa
kalsium berupa perkapuran yang terjadipada konjungtiviti kronis Sikatrik, terjadi pada trakoma.
Konjungtiva bulbi
Sekresi
Injeksi konjungtival
Injeksi siliar
Pannus, terdapat sel radang dengan adanya pembuluh darah yang membentuk tabir kornea
Pupil
Adanya kekeruhan pada media penglihatan yang keruh seperti pada kornea, lensa dan badan kaca.
mata.
Intervensi :
Anjurkan pasien untuk tidak menggosok gosok mata yang sakit terutama dengan tangan
Hasil yang diharapkan: tampak rileks dan melaporkan ansetas menurun sampai tingkat dapat diatasi.
Tindakan / Intervensi
Kaji tingkat ansetas, derajat pengalaman nyeri / timbulnya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat
ini.
Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan penglihatan
tambahan.
Dx : Gangguan Sensori Perseptual : Penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori / status organ indera.
Lingkungan secara terapetik dibatasi. Kemungkinan dibuktikan oleh: menurunnya ketajaman, gangguan
penglihatan, perubahan respon biasanya terhadap rangsang.
Tindakan / Intervensi:
Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat.
Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan seperti kurangi
kekacauan, ingatkan memutr kepala ke subjek yang terlihat dan perbaiki sinar suram
Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata dimana dapat terjadi bila
menggunakan tetes mata.
Dx : Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan kontak sekret dengan mata sehat atau mata
orang lain
Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen, eritema, dan demam.
Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/ menurunkan resiko infeksi
Tindakan/intervensi:
Mandiri
Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam keluar dengan bola kapas
untuk tiap usapan, ganti balutan.
Tekankan pentingnya tidak menyentuh/menggaruk mata yang sakit kemudian yang sehat
Kriteria hasil : Pasien merasa lebih tenang dan Pasien tidak takut lagi
Intervensi :
Dorong untuk menjalankan kebiasaan hidup sehari- hari dalam perawatan pasien.
Dorong partisipasi keluarga atau orang yang berarti dalam perawatan pasien.
Intervensi :
Dx : Nyeri yang berhubungan dnegan trauma, peningkatan TIO, inflamasi intervensi bedah atau
pemberian tetes mata dilator.
Kriteria hasil :
Intervensi
Kriteria hasil :
Intervensi
Beri instruksi pada pasien atau orang terdekat mengenai tanda dan gejala, komplikasi yang harus segera
dilaporkan pada dokter.
Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berarti mengenai teknik yang benar
dalam memberikan obat.
Kriteria hasil :
Intervensi
Beritahu pasien untuk mengoptimalkan alat indera lainnya yang tidak mengalami gangguan.
Kriteria hasil :
Intervensi
Ajarkan prosedur penetesan obat tetes mata dan penggantian balutan pada pasien dan keluarga.
1. 3. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. 4. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan dilakukan berdasarkan pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
dan implementasi keperawatan.
BAB IV
PENUTUP
1. A. KESIMPULAN
Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan
mengakibatkan kornea menjadi keruh. Keratitis ini diakibatkan oleh berbagai organisme bakteri,virus,
jamur, atau parasit, abrasi sedikitpun bisa menjadi pintu masuk bakteri. Kebanyakan infeksi kornea terjdi
akibat trauma atau gangguan mekanisme pertahanan sistemis ataupun lokal. Keratitis adalah
peradangan pada kornea, membrane transparan yang menyelimuti bagian berwarna dari mata (iris) dan
pupil. Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa. Bakteri pada umumnya tidak dapat
menyerang kornea yang sehat, namun beberapa kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi.
Contohnya, luka atau trauma pada mata dapat menyebabkan kornea terinfeksi. Mata yang sangat kering
juga dapat menurunkan mekanisme pertahanan kornea. (Kaiser, 2005).
1. B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini para pembaca baik para perawat maupun tenaga kesehatan lainya dapat
memberikan penatalaksanaan pada pasien keratitis dengan baik dan benar sehingga makalah kami
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenitto, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. EGC : Jakarta.
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah : volume 2. Jakarta : EGC.
(http://berita19.wordpress.com/2010/02/03/infeksi -pada-mata-keratitis/)
(http://www.berbagimanfaat.blogspot.com)