DI SUSUN OLEH :
Sisma H L
NIM. 19690133
Mahasiswaatas nama :
NAMA : Sisma HL
NIM : 19690133
Telah disahkan pada tanggal :
Pembimbing Intitusi
3) Auskultasi
Menurut pemeriksaan auskultasi dilakukan menggunakan stetoskop
dan alat doppler. Janin yang dalam keadaan sehat bunyi jantungnya
teratur dan frekuensinya antara 120‒140 per menit. Bila bunyi jantung
kurang dari 120 per menit atau lebih dari 160 per menit atau tidak
teratur, maka janin dalam keadaan asfiksia (kekurangan oksigen)
(Marmi, 2011: 188‒189).
4) His
His persalinan mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri yang
menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval semakin pendek, dan
kekuatannya semakin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan
serviks, semakin beraktivitas (jalan) kekuatan semakin bertambah
(Manuaba et al, 2014: 173).
5) Pemeriksaan dalam
Menurut Cunningham (2006: 338‒339) pemeriksaan vagina secara
aseptik paling sering dilakukan, kecuali jika sudah ada ada perdarahan
(bloody show) yang berlebihan. Perhatian cermat terhadap hal-hal
berikut penting untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi dan
untuk mengurangi kontaminasi bakteri akibat pemeriksaan berulang.
6) Pendataran serviks
Jika panjang serviks berkurang separuh, dikatakan 50 persen
mendatar, bila serviks menjadi setipis segmen uterus bawah di
dekatnya, serviks dikatakan telah mendatar penuh atau 100 persen.
7) Dilatasi serviks
Dilatasi serviks ditentukan dengan memperkirakan diameter rata-rata
bukaan serviks. Jari pemeriksa disapukan dari tepi serviks di satu sisi
ke sisi yang berlawanan, dan diameter yang dilintasi yaitu 1‒10cm.
Serviks dikatakan membuka penuh bila diameternya 10cm, karena
bagian terbawah ukuran bayi aterm biasanya dapat melewati serviks
yang membuka lebar.
8) Posisi serviks
9) Hubungan antara ostium serviks dengan kepala janin dikategorikan
sebagai posterior, posisi tengah, atau anterior. Posisi posterior
mengesankan persalinan preterm.
10) Station
Ketinggian bagian terbawah janin di jalan lahir digambarkan dalam
hubungannya dengan spina iskhiadika yang terletak di tengah-tengah
antara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul. Jadi, saat bagian
terbawah turun dari pintu atas panggul menuju spina iskhiadika,
disebut sebagai station -5, -4, -3, -2, -1 lalu 0. Di bawah spina
iskhiadika, bagian terbawah janin melewati station +1, +2, +3, +4 dan
+5 untuk lahir. Station +5cm setara dengan kepala janin yang terlihat
di introitus.
11) Deteksi pecahnya selaput ketuban
Suatu diagnosis pasti pecahnya selaput ketuban dibuat apabila
cairan amnion terlihat berada di forniks posterioratau cairan jernih
mengalir dari kanalis servisis. Jika diagnosis tetap tidak pasti, metode
lain yang dapat digunakan adalah pengujian ph cairan vagina, ph
sekret vagina normalnya bekisar antara 4,5 dan 5,5, sementara cairan
amnion biasanya 7,0 - 7,5.
Menurut Varney & Jan (2008: 711) frekuensi pemeriksaan dalam
pada wanita intrapartum yang normal dianjurkan melakukan
pemeriksaan dalam sebanyak 5 kali, yakni:
a) Pada saat datang, untuk menetapkan informasi dasar.
b) Sebelum memutuskan jenis obat, jumlahnya, dan rute
pemberiannya.
c) Untuk memastikan pembukaan sudah lengkap sehingga dapat
diputuskan apakah ibu harus mengejan, atau sebaliknya.
d) Setelah ketuban pecah, jika dicurigai atau kemungkinan terjadi
prolaps tali pusat.
e) Untuk mengecek prolaps tali pusat ketika perlambatan frekuensi
denyut jantung janin tidak kunjung membaik dengan prasat biasa.
2.2 Interpretasi Diagnosa / masalah actual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data -
data yang di kumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di
interpretasikan sehingga di temukan masalah atau diagnose yang spesifik.
Langkah awal dari perumusan masalah/diagnose kebidanan adalah
pengelolahan/analisa data yang menggabungkan dan menghubungkan satu
dengan lainnya sehingga tergambar fakta (Mufdillah, dkk 2012: 113).
Pada kala I persalinan, lama pembukaan yang berlangsung pada
primigravida yaitu berlangsung selama 12 jam sedangkan pada multigravida
berlangsung selama 8 jam yang dimulai dari pembukaan 0 cm sampai
pembukaan 10 cm. Pada fase laten persalinan yang dimulai sejak awal
kontraksi menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap
yang berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm yang umumnya
berlangsung selama 8 jam.
Kemudian pada fase aktif persalinan frekuensi dan kontraksi uterus
meningkat secara bertahap (kontraksi dianggab adekuat/memadai jika terjadi
tiga kali atau lebih dalam 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau
lebih), dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan 10 cm dengan
kecepatan rata-rata 1 cm per jam pada multigravida dan primigravida, atau
lebih dari 1 sampai 2 cm multigravida. Pada kala I persalinan juga perlu
adanya pemeriksaan tanda-tanda vital sekitar 2 atau 3 jam dan
memperhatikan agar kandung kemih selalu kosong, serta pemantauan denyut
jantung janin ½ jam sampai 1 jam.
Pada kala II persalinan, dimulai dari pembukaan serviks sudah lengkap
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, pada kala II his menjadi lebih
kuat, lebih sering dan semakin lama. Proses ini berlangsung selama ± 1,5 jam
pada primigarvida dan ± 0,5 jam pada multigravida. Ibu akan merasakan
adanya dorongan kuat untuk meneran bersama dengan adanya kontraksi,
adanya tekanan pada anus dan tampakperineum menonjol, vulva dan sfingter
ani membuka, serta meningktnya produksi pengeluaran lender bercampur
darah. tanda pasti kala II di tentukan melalui pemeriksaan dalam yang
hasilnya pembukaan serviks telah lengkap dan terlihatnya bagian kepala bayi
melalui introitus vagina.
Pada kala III persalinan, dimulai sejak lahirnya bayi hingga lahirnya
plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit setelah penyuntikan
oksitosin. Pada manajemen aktif kala III ini bertujuan untuk menghasilkan
kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga mencegah terjadinya perdarahan
dan mengurangi kehilangan darah.Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu
terjadinya perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, dan
terjadinya semburan darah secara mendadak dan singkat.
Pada kala IV persalinan, dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam
pertama post partum, dimana pemantauan dilakukan dengan mengobservasi
tanda-tanda vital pasien, kontrasi uterus, perdarahan dan kandung kemih
pada15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua post partum.
2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keevektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar – benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di
dalam masalah dan diagnose. Rencana tersebut dapat dianggab efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya.Ada kemungkinan bahwa sebagian
rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum efektif (Mufdillah, dkk
2012: 118-119)
TINJAUAN KASUS
Asuhan kebidanan pada “Ny H G2P1001 Usia Kehamilan 39 minggu inpartu kala 1 fase
aktif janin tunggal hidup intra uteri di Puskesmas Timika Kabupaten Mimika
Tahun 2020”
I. PENGKAJIAN
A. Data subjektif
1. Biodata
Identitas Ibu Suami
Nama : Ny.”H” Nama : Tn.”K”
Umur : 26 Tahun Umur : 30 Tahun
Suka : Jawa Suka : Jawa
Agama : KP Agama : KP
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln. Sam Ratulangi
2. Keluhan utama
Merasakan kencang-kencang sejak jam 04.30 wit, disertai keluar lendir darah.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun maupun menular seperti,
hipertensi, DM, TBC, hepatitis, asma, jantung.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Saat ini tidak sedang menderita penyakit seperti , hipertensi, DM, TBC,
HIV, asma, jantung.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun dan menular
seperti hipertensi, DM, TBC, hepatitis, asma, jantung.
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
- Amenorhoe : Ya, 9 bulan ini
- Menarche : Usia 12 tahun
- Lama : 8 hari
- Banyak : Hari 1-3 ganti pembalut 4 kali, hari 3-4 ganti
pembalut 3 kali
- Siklus : 28 hari
- Teratur/Tidak : Teratur
- Dismenorhea : Tidak pernah
- Fluor Albus : Tidak pernah
- HPHT : 12 Maret 2020
- TP/HPL : 19 Desember 2020
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
B. Data objektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : stabil
TD : 110/70
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,6ºc
RR : 18x/menit
2. Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi
Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak bercabang, warna hitam
Wajah : Tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat
Mata : Conjunctiva merah muda, tidak pucat, sclera putih, tidak ikterus,
palpebra tidak oedem, penglihatan baik
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada pengeluaran
Telinga : Bersih, tidak ada serumen, simetris, bentuk normal
Mulut : Gigi bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, mukosa
bibir lembab, gusi tidak mudah berdarah
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, tidak ada
bendungan vena jugularis, bentuk normal
Dada : Bentuk payudara membesar simetris, hiperpigmentasi areola
mamae, puting susu menonjol, pengeluaran colostrum +/+
Abdomen : Membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada luka bekas operasi,
terdapat linea nigra terdapat striae lividae
Genitalia : Tidak oedem, tidak varises, tampak ada pengeluaran pervaginam
lendir bercampur darah, tidak ada bekas luka perineum.
Anus : Tidak ada hemorrhoid, normal
Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedem, bentuk simetris,tidak ada cacat, tidak ada
oedem, keadaan bersih, jari-jari tangan lengkap tidak syndaktili
tidak polidaktili
Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, bentuk simetris,tidak ada
cacat, tidak ada oedem, keadaan bersih, jari-jari tangan lengkap
tidak syndaktili tidak polidaktili
b) palpasi
Perut
Leopold I : TFU 3 jari bawah px, bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong).
Leopold II : Di sebelah kiri teraba bagian kecil janin, di sebelah kanan
teraba panjang keras seperti papan (punggung janin kanan-
Leopold III : puka).
Leopold IV : Presentasi Bagian terbawah teraba bulat, melenting (kepala)
Variasi : Kepala sudah masuk PAP
Mc Donnald : -
TBJ : TFU32 cm
His : 3255 gram
Penurunan : 3x/10’/30’’
kepala 3/5
c) auskultasi
Punctum maximum : kanan bawah pusat
DJJ : 140 x/menit, regular
d) perkusi
Reflek patella : + / +
e) Pemeriksaan dalam
Oleh bidan jam 09.30 wit
v/v : Blood slym, tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak
ada condiloma, tidak ada bekas luka perineum
Ø : 7 cm
Eff : 75%
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Hodge : III
Denominator : UUK kadep
Bagian kecil janin : Tidak teraba
Lingkar panggul : 82 cm
Cairan pada sarung tangan : Lendir darah
V. INTERVENSI
Dx : G3P2002 usia kehamilan 39 minggu Inpartu kala I fase aktif, Janin T/H/I
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 20 Desember 2020 Jam 09.45 WIT
Dx : G3P2002 usia kehamilan 39 minggu Inpartu kala I fase aktif, Janin T/H/I
VII.EVALUASI
Tanggal 20 Desember 2020 Jam 10.00 WIT
Dx :G3P2002 usia kehamilan 39 minggu Inpartu kala I fase aktif, Janin T/H/I
S : Ibu mengatakan ingin meneran dan perutnya terasa semakin sering kenceng
O :KU ibu baik, TTV : T : 120 / 80 mmHg, N : 84 x/menit, RR : 18 x/menit, S : 36,6
°C
Inspeksi : Genetalia :Perineum menonjol, vulva dan anus membuka, keluar lendir
darah, tekanan pada anus
Palpasi : Abdomen : His 4 x 10’/50
Vt 10 cm, Eff 100 %, Kep H III (+) Ket negatif Jernih DJJ (+) 140 x/menit
A : G3P2002 UK 39 minggu Inpartu kala II, Janin T/H/I
P:
1. Memastikan kelengkapan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial, memakai alat perlindungan diri, mencuci tangan, memakai sarung
tangan, menyiapkan oksitosin 10 unit yang diletakkan kembali spuit tersebut di
partus set/wadah DTT atau steril tanpa mengontaminasi spuit.
2. MemastikanpembukaanLengkapdankeadaanjaninbaik
Jam 10.30 wit Pemeriksaan dalam : pembukaan 10 cm, eff 100%, ketuban pecah
spontan jernih, preskep, HIII+, UUK kadep. DJJ 142x/menit
3. Menyiapkanibudankeluargauntukmembantu proses bimbinganmeneranyaitu :
memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta
bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran, membantu ibu
dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa nyaman, menganjurkan
ibu untuk cukup minum, melakukan pimpinan meneransaat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran.
Ibu bersedia melakukan
4. Persiapanpertolongankelahiranbayi, jika kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk
mengeringkan bayi, meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu, membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan, memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
5. Menolong kelahiran bayi
a. Melahirkan kepala : melindungi perineum, menahan kepala bayi, memeriksa
lilitan tali pusat, menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi
luar secara spontan.
b. Melahirkan bahu : memegang secarabiparietal, menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraks, dengan lembut menggerakkan kepala kearah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
menggerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
c. Melahirkan badan dan tungkai : menggeser tangan yang berada di bawah ke
arahperineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah
melakukan penelusuran tangan yang berada di atas ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki bayi.
Bayi lahir spontan jam 11.00 wit menangis kuat bergerak aktif, jenis
kelamin laki-laki
6. Menangani bayi baru lahir dengan melakukan penilaian selintas, bayi menangis
kuat dan bergerak aktif
VIII. CATATAN PERKEMBANGAN
Kala III
Tanggal 20 Desember 2020 Jam 11.15 WIT
S : Ibu merasakan lega dengan kelahiran bayinya, masih merasakan mules pada perut
bagian bawah
O: Inspeksi : Genetalia : Terdapat pengeluaran darah, tali pusat tampak terlihat di
vulva
Palpasi : Abdomen : TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik, uterus globuler
A : G3P2002 UK 39 minggu inpartu kala III
P:
1. Melakukan manajemen aktif kala III
1. Memeriksa kembali uterus. Tidak ada lagi janin dalam uterus, bayi
tunggal.
2. Memberikan injeksi oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha dorsal
lateral kanan. Pukul 11.02 WIT
3. Melakukan PTT sewaktu ada his. Tidak ada tahanan. Tali pusat
bertambah panjang, ada semburan darahtiba-tiba.
4. Melahirkan plasenta sesuai sumbu jalan lahir. Plasenta lahir
spontanpukul 11.10 WIT
5. Melakukan masase uterus selama 15 detik, dengan meletakkan telapak
tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar
secara lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras). Hasil :
uterus teraba keras
6. Melakukan penilaian perdarahan, memeriksa kedua sisi plasenta baik
yang menempel ke ibu maupun janin, hasilnya selaput lengkap dan
utuh, perdarahan ±200 cc
7. Melakukan evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif. Hasil :
perineum tidak terjadi robekan
Kala IV
Tanggal 23 september 2020 Jam 11.20 WIT
S :Ibu merasa lega bayi dan plasenta sudah lahir
O:
Inspeksi : Genetalia : Pengeluaran darah normal
Palpasi : Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong
A : P3003 kala IV
P:
1. Mengajarkan ibu dan keluarga melakukan massase uterus dan menilai kontraksi
Hasil : ibu mengerti, memahami dan bersedia
2. Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air
DTT, membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau disekitar
ibu berbaring. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
Ibu merasa bersih dan nyaman
3. Membantu ibu memberikan ASI, menganjurkan keluarga untuk memberi ibu
minuman dan makanan yang diinginkannya, meminta ibu untuk tidak tarak pada
makanan apapun kecuali jika alergi.
Ibu makan nasi, ayam goreng, sayur dan minum air teh hangat manis
4. Menganjurkan ibu untuk belajar miring kanan dan kiri jika ibu tidak pusing
kemudian belajar untuk duduk. Ibu bisa melakukannya
5. Membantu ibu untuk BAK apabila ada rasa ingin BAK
6. Melakukan observasi 2 jam postpartum 15 menit pada jam pertama dan 30 menit
pada jam kedua
7. Melengkapi partograf
2 Jam PP
Tanggal 20Desember 2020 Jam 13.00 WIT
S : Pasien lega bayinya telah lahir
O : K/u : Baik
TD : 110/80 mmHG
N : 88 x/menit
S : 36,7° C
RR : 18 x/menit
TFU : 2 jari bawah pusat, kontraksi baik
A : P3003 2 jam post partum
P : 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam kondisi baik
2. Mengajari ibu cara cebok yang benar dan jaga kebersihan
3. Memberikan KIE tentang ASI Eksklusif
4. Memberi motivasi pada ibu tentang KB